Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK KAYU


TERHADAP KUAT TEKAN BETON

Disusun oleh:

NAMA : RAHMAD ADI SETYAWAN

NIM : C.111.15.0004

KELAS : TEKNIK SIPIL A

YAYASAN ALUMNI UNIVERSITAS DIPONEGORO

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS SEMARANG

2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatu Puji dan Syukur Saya Panjatkan


Atas ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmad dan
Karunia-Nya sehingga dapat membuat laporan proposal ini untuk melengkapi
syarat ujian akhir semester. Proposal ini akan membahas tentang “ANALISIS
PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK KAYU TERHADAP KUAT
TEKAN BETON”

Dalam menyusun laporan proposal ini, penulis menyadari bahwa proposal ini jauh
dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan serta kesalahan, akan tetapi
dengan bantuan berbagai pihak tantangan proposal ini dapat teratasi. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan trimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang membantu dan meyususn proposal ini. Saran serta kritik dari pembaca
diharapkan agar penulis dapat menyusun proposal lebih sempurna untuk
selanjutnya.

Akhir kata semoga proposal ini bermanfaat bagi kita semua.

Semarang, Januari 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan Peneletian.........................................................................................2
1.3 Manfaat Penelitian.........................................................................................2
1.4 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.5 Pembatasan Masalah......................................................................................3
1.6 Sistematika Masalah......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
2.1 Beton..............................................................................................................5
2.2 Material Pembentuk Beton.............................................................................5
2.3 Sifat-Sifat Beton.............................................................................................6
2.4 Bahan Tambah Beton.....................................................................................7
2.5 Kuat Tekan Beton..........................................................................................8
2.6 Serbuk Kayu Ulin.........................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan di Indonesia saat ini semakin maju misalnya


pembangunan perumahan, perkantoran, ataupun fasilitas pendidikan. Oleh
karena itu diperlukan suatu kreasi bahan kontruksi dengan melakukan
rekayasa-rekayasa yang berguna untuk pembangunan tersebut. Pada setiap
pabrik pengolahan kayu sering kita jumpai serbuk sisa penggergajian yang
merupakan limbah dari hasil pemotongan. Sampai saat ini pengolahan sisa
serbuk penggergajian belum optimal. Limbah penggergajian yang belum
dimanfaatkan biasanya dibuang atau dibakar. Ada juga sebagian kecil orang
memanfaatkan serbuk gergaji untuk dijadikan sebagai pupuk kompos.

Menurut Danusaoutri (1978), jika limbah dibuang terus menerus


tanpa adanya pengolahan yang maksimum dapat menimbulkan ganguan
keseimbangan, dengan demikian menyebabkan lingkungan menjadi
tercemar.

Pemotongan kayu dilokasi kerja ataupun diproyek, terutama untuk


mendapatkan ukuran yang tepat pada masing-masing sambungan adalah hal
yang tidak dapat dihindari. Pemotongan kayu untuk bekisting biasanya
mengakibatkan bagian bekisting atau bahkan bagian sambungan beton
(terutama bagian atas kolom) menjadi kotor akibat serbuk gergaji. Serbuk
gergajian hasil pemotongan kayu tersebut tentunya akan mempengaruhi
kualitas beton pengecoran. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, banyak penelitian yang telah dilakukan untuk memperbaiki
sifat-sifat beton terutama dari segi kekuatanya menahan beban, daya tahan,
keawetan, dan kemudahan pengerjaanya.

Pada sebuk kayu terdapat kadar selulosa dan hemislulosa yang


apabila ditambahkan pada campuran semen dan pasir berbentuk beton,
senyawa ini akan terserap pada permukaan mineral/partikel dan memberikan
tambahan kekuatan tambahan kekuatan ikat antar partukel akibat sifat adhesi

1
dan depresinya, seta menghambat difusi air dalam mineral akibat sifat
hidrofobnya. Dengan demikian dapat dihasilan beton yang lebih kuat dan
relatif tidak tembus air, yang dapat dipakai sebagai bahan kontruksi untuk
tujuan-tujuan khusus Gargulak (2001)

Berdasarkan keterangan diatas, maka perlu diteliti lagi mengenai


beton dengan penambahan serbuk kayu gergaji sebagai bahan campuran
dalam adukan beton, yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
dari serbuk kayu gergaji ini pada kuat tekab beton. Oleh karena itu judul
dalam penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh benambahan serbuk kayu
terhadap kuat tekan beton”

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan dari pembuatan proposal penelitian ini antara lain :
1. Mengetahui pengaruh penambahan serbuk kayu pada kuat tekan beton
2. Mengetahui besar kuat tekan pada beton dengan serbuk kayu

1.3 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang diperoleh dari proposal ini antara lain :
1. Memanfaatkan bahan limbah serbuk kayu yang mampu meningkatkan
kuat tekan beton
2. Memberikan informasi terkait besarnya peningkatan kuat tekan beton
dengan penambahan serbuk kayu.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas maka dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh penambahan serbuk kayu terhadap kuata tekan
beton?
2. Berapa besar kuat tekan beton penambahan serbuk kayu 2,5% dan 5%?

2
3. Apakah aspal campuran platis jenis poly ethylene ini benar-benar efektif
jika digunakan di jalan

1.5 Pembatasan Masalah


Pembatasan masalah dalam penelititan ini dibatasi oleh :
1. Semen yang digunakan adalah semen tipe 1
2. Memakai benda uji silinder 15 cm x 30 cm.
3. Hanya melakukan pengujian kuat tekan atau commpressive test.
4. Tidak membahas perubahan secara kimiawi
5. Serbuk gergaji sudah dikeringkat dengan lama pengeringan 24 jam
6. Penulis hanya membahas tentang penelitian dan bahan campuran serbuk
kayu terhadap kuat tekan beton
7. Serbuk kayu yang digunakan adalag serbuk kayu ulin

1.6 Sitematika Penulisan


Sistematika penulisan proposal penelitan ini yaitu:

BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang, perumusan masalah,
batasan penelitian, maksut dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta
sistematika penelitian.

BAB II PENDAHULUAN
Bab ini berusaha menguraikan dan membahas tentang bacaan yang relevan
dengan pokok bahsan study, sebagai dasar untuk mengkaji permasalahan
yang ada dan menyiapkan landasan teori.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


Bab ini menguraikan tentang tahapan penelitian, pelaksanaan penelitian,
teknik pengumpulan data, peralatan penelitian, jenis data yang diperlukan,
pengambilan data, dan analisis data.

3
BAB IV ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
Bab ini berusaha menguraikan analisis perhitungan dan pemecahan
permasalahan yang ada dalamm penelitian ini.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


Dalam bab ini menguraikan kesimpulan yang diperoleh dari analisis yang
telah dilakukan berikut saran-saran penulis.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Beton
Beton dibentuk dari pencampuran bahan batuan yang diikat dengan
bahan perekat semen. Bahan batuan yang digunakan untuk menyusun beton
umumnya dibedakan menjadi agregat kasar (kerikil/batu pecah) dan agregat
halus (pasir). Agregat halus dan agregat kasar disebut sebagai bahan susun
kasar campuran dan merupkan komponen utama beton. Umumnya
penggunaan bahan agregat dalam adukan beton. Umunya pengunaan bahan
agregat dalam adukan beton mencapai jumlah + 70%-75% dari seluruh beton.
Nilai kekuatan dan daya tahan (durability) beton merupakan fungsi dari
banyak faktor, antaranya adalah nilai banding campuran dan mutu bahan
susun, metode pelaksanaan pembuatan adukan beton, temperture dan kondisi
perawatan pengerasanya. Nilai kuat tekan beton relatif tinggi dibandingkan
kuat tariknya, dan merupakan bahan getas, nilai kuat tarinya berkisar antar
9%-15% dari kuat tekanya, pada pengunaan sebagai komponen struktural
bangunan, umumnya beton diperkuat dengan batang tulangan baja sebagai
bahan yang dapat bekerjasama dan mampu membantu kelemahanya terutama
pada bagian yang berkerja menahan taruk (dipohusodo, 1994)

2.2 Material Pembentuk Beton


Material pembentuk beton adalah :
A. Semen
Semen adalah suatu jenis bahan yang memiliki sifat mengikat yang
memungkinkan melekatnya fragmen-fragmen miniral menjadi suatu massa
yang padat. Semen yang dimaksudkan untuk bahan kontruksi beton.

B. Air
Air mempunyai peranan sangat penting dalam pembuatan beton dan
harus memiliki standar air PDAM, karena berpengaruh terhadao sifat-sifat
beton, sifat-sifat beton (workability) dan penyusutan. Selain itu tujuan utama

5
penggunaan air adalah untuk hidrasi, yaitu reaksi antara semen dan air yang
menghasilkan campuran keras setelah beberapa waktu.

C. Agregat
Agregat sendiri terdiri dari agregat halus (pasir) dan agregat kasar
(kerikil) yang merupakan bahan alam sebagai hasil disintregrasu alani dari
batu-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilakan oleh pemecah batu,
berdiameter dari 0.00075-4,80 mm atau 5 mm

2.3 Sifat-Sifat Beton


Pada saat beton segar atau setelah dicetak, beton mempunyai sifat plastis
dan mudah dibentuk. Sedangkan pada saat beton keras, beton memiliki
kekuatan yang cukup untuk menerima beban. Sifat beton segar yang baik
sangat mempengaruhi kemudahan pengerjaan sehinhha mengkasilkan beton
dengan kualitas baik. Sifat-sfiat beton segar adalah :
A. Kemudahan pengerjaan (wordkability)
Workability adalah suatu tingkat kemudahan untuk pengerjaan beton
dalam mencampurkan, mengaduk atau menuang dalam cetakan dan
pemadatan tanpa mengalami sifat homogenitas beton berkurang dan beton
tidak mengalami (pemisahan) yang berlebihan.
Menurut (Tjokrodimujo, 1996) workability dengan sifat-sifat berikut :
1. Mobility adalah kemudahan untuk mengaduk beton untuk mengalir dalam
cetakan
2. Stability adalah suatu kemampuan mengaduk beton untuk selalu tetap
homogen dan selalu mengikat (koheren), dan tidak mengalami akan
pemisahan butiran.
3. Compactibility adalah kemudahan mengaduk beton untuk dapat
dipadatkan sehingga rongga-rongga udara akan berkurang.
4. Finishibility adalah kemudahan adukan untuk mencapai tahap akhir yaitu
mengeras dengan kondisi baik
5. Jumlah air yang digunakan dalam campuran adukan beton

6
6. Penambahan semen ke dalam campuran juga akan memudahkan cara
pengerjaan adukan betonya
7. Gradasi campuran pada pasir dan krikil. Bila bahan keduanya
dicampurkan pasir dan kerikil mengikuti gradasi yang telah disarankan
oleh peraturan SNI
8. Pemakian butir-butir batuab yang bulat mempermudah cara pengerjaan
beton.
9. Pemakain butir maksimum kerikil yang dipakai juga berpengaruh
terhadap tingkat kemudahan dikerjakan
10. Cara pemadatan adukan beton mentukan sifat pengerjaan yang berbeda.
FAS sebagai water to cementious ratio dapat didefiniskan rasio berat air
terhadap berat total semen (Mulyono, 2004). Telah diketahui secara umum
bahwa semakin besar nilai FAS, semakin rendah mutu kekuatan beton.
Dengan demikian, untuk menghasilkam sebuah beton mutu tinggi FAS
minimum untuk beton normal sekitar 0,4 dan nilai maksimumnya 0,65.
Tujuan penambahan nilai FAS ini adalah untuk menghasilkan beton mutu
normal.

B. Segregation (Pemisahan Kerikil)


Kecendrungan butir-butir kasar untuk lepas dari campuran betin
dinamakan segregasi (Mulyono, 2004). Hal ini akan menyebabkan sarang
kerikil pada beton akhirnya akan menyababkan keropos pada beton.
Segregasi ini disebabkan oleh beberapa hal yaitu : campuran kurang semen,
terlalu banyak air, ukuran maksimum agregat lebih dari 40 mm, permukaan
butir agregat kasar terlalu kasar

C. Bleeding
Bleeding adalah air yang keluar dari adukan beton yang disebabkan oleh
pelepasan air dari pasta semen. Pada saat dicetak, air yang terkadung pada
dalam beton segar cenderung untuk naik ke permukaan, hal-hal tersebut akan
mengakibatkan bagian atas lapis terlalu basah, dan dapat menghasilkan beton
berpori dan lemah, air naik membawa bagian-bagian semen yang akan

7
membentuk lapis buih pada semen pada muka lapis, air dapat berkumpul
dalam kerikil-kerikil dan baja tulangan horizontal, hingga menimbulkan
rongga-rongga besar.

2.4 Bahan Tambah Beton


Bahan tambah (admixture) adalah suatu baham berupa bubuk atau cairan,
yang ditambahkan ke dalam campuran adukan beton selama pengadukan,
dengan tujuan untuk mengubah sifat adukan atau betonya, (Spesifikasi Bahan
Tambahan untuk Beton, SK SNI S-18-1990-03). Berdasarkan peraturan ACI
(American Concrete Institute), bahan tambah adalah material yang terkadung
selain air, agregat dan semen hidrolik yang akan dicampurkan dalam adukan
beton atau mortar yang kemudian ditambahkan sebelum atau selama
pengadukan berlangsung. Penambahan bahan dalam sebuah campuran beton
atau mortar tidak mengubah komposisi yang besar dari bahan lainya, karena
pengunaan bahan tambah ini cenderung meruopakan pengganti atau subtitusi
dari sifat dan keresteriktik tertentu dari beton atau mortar yang akan
dihasilkan, maka kecenderungan perubahan komposisi dakam berat-volume
tidak terasa secara langsung dibandingkan dengan komposisi awal beton
tanpa bahan tambah.
Pengunaan bahan tambah dalam pencampuran beton harus
memperhatikan standar yang berlaku dala peraturan seperti SNI (Standar
Nasional Indonesia) dan ASTM (American Society for Testing and Materials)
atau ACI (American Concrete Institue) dan yang paling utama yaitu
memperhatikan sebuah petunjuk dalam manual produk dagang. Secara umum
bahan tambahan yang akan digunakan dalam beton dapat dibedakan menjadi
dua yaitu bahan tambahan yang mempunyai sifat kimiawi (chemical
admixture) dan bahan tambahan yang mempunyai sifat mineral (additive)

2.5 Kuat Tekan Beton


Beberapa faktor lain yang mempengaruhi kekuatan tekan beton, yaitu :
1. Faktor Air Semen

8
Jumlah air untuk campuran beton pada umumnya dihitung berdasarkan
nilai perbandingan antara berat air dan semen Porland pada campuran adukan,
dan pada peraturan beton Indonesia (PBI-1971) dikenalkan dengan istilah
faktor air semen yang disingkat dengan FAS, sedangkan peraturan pengganti
(SNI 03-2847-2002) disebut rasio air semen yang disingkat dengan FAS atau
Water Cement Ratio (wer).
Pada umumnya makin besar nilai FAS, makin besar pula jumlah air yang
digunakan pada campuran beton, berarti adukan beton makin encer dan mutu
beton akan makin turun /rendah, sebalinya makin kecil nilai FAS, makin
tinggi kuat tekan beton yang dihasilkan

2. Umur Beton.

Kuat tekan pada beton akan selalu bertambah sesuai dengan


bertambahnya umur pada beton tersebut. Karena beton termasuk dalam bahan
yang sangat awet (ditinjau dari pemakainya), maka standar kuat tekan beton
akan ditetapkan waktu berumur 28 hari. Menurut PBI-1971, hubungan antara
umur dan kekuatan tekan beton dapat dilihat tabel 2.1

Tabel 2.1 Hubungan antara Umur dan Kuat Tekan Beton

Umur Kuat tekan


(Hari) beton (%)
3 40
7 65
14 88
21 95
28 120
90 120
365 135
3. Jumlah dan Jenis Semen

Jumlah yang terkandung dalam semen yang akan digunakan pada adukan
akan berpengaruh terhadap kuat tekan beton dengan penjelasan sebagai
berikut :

9
a. Nilai FAS
Jumlah semen terlalu jika sedikit atau terlalu berlebihan, maka akan
diperoleh kuat tekan beton rendah. Pada jumlah semen terlalu sedikit, berarti
jumlah air juga sedikit, sehingga adukan beton sulit dipadatkan dan akibatnya
kuat tekan beton menjadi rendah. Demikian pula pada jumlah semen
berlebihan, berarti jumlah air juga berlebihan, sehingga beton mengandung
banyak pori dan akibatnya kuat tekanya rendah
b. Nilai Slump
Beton dengan mengandung semen lebih banyak akan mempunyai sifat
kuat tekan lebih tinggi. Hal ini dikarenakan pada nilai slump sama, jumlah air
juga hampir sama, sehingga penambahan semen berarti pengurangan nilai
FAS, yang berakibat penambahan kuat tekan beton. Jenis semen juga
berpengaruh terhadap kuat tekan beton. Semen porland yang dipakai untuk
struktur harus mempunyai kualitas tertentu yang telah ditetapakan agar dapat
berfungsi secara efektif. Jenis porland semen yang digunakan ada 5 jenis yaitu
: I,II,III,IV,V
4. Pekerjaan Perawatan (Curing)
Tujuan perawatan beton adalah memelihara beton dalam kondisi tertentu
pasca pembukaan bekisting, agar optimasi kekuatan beton dapat dicapai
mendekati kekuatan yang telah direncanakn. Perawatan ini berupa
pencegahan atau mengurangi kehilangan/penguapan air dari dalam beton
yang teryata masih diperlukan untuk kelanjutan proses hidrasi. Bila terjadi
kekurangan/kehilangan air maka proses hidrasi akan terganggu/terhenti dan
dapat mengakibatkan terjadinya penurunan perkembangan kekuatan beton,
terutama penurunan kuat tekan.
2.6. Serbuk Kayu Ulin

Serbuk kayu adalah sisa-sisa dari pengolahan penggergajian kayu yang


dapat digunakan sebagai bahan tambah untuk kuat tekan beton. Menurut Arif
(2006), penambahan serat dengan volume fraksi (Vf) sebanyak 0,25% dari

10
volume total beton, memiliki pengaruh terhadap perubahan nilai kuat geser,
beban retak pertama workability, kuat desak dan modulus elastisitas.

Balaguru, P. Shah (1992), serbuk kayu merupakan salah satu serat alami
(cellulose fikbers) yang dapat digunakan sebagai zat tambah dalam campuran
beton. Kayu terdiri dari selulosa (cellulose), hemiselulosa,dan lignin menurut
Felix Yap (1964) pada pembebanan tekan biasanya kayu bersifat elastis
sampai batas proposional. Terhadap tarikan, sifat-sifat elastisitas untuk kayu
tergantung dari keadaan lengas. Kayu yang berkadar lengas rendah
memperlihatkan batas elastisita yng agak rendah, sedangkan kayu yang
berkadar lengas tinggi terdapat perubahan bentuk permanen pada
pembebanan. Berikut ini terdapat kadar lengas kayu yaitu :

a. Kadar lengas kayu berat : 40%


b. Kadar lengas kayu ringan : 200%
c. Fiber Saturation (FSP) : 24%-30%

Sedudah FSP, pada pengeringan selanjutnya akan memperlihatkan


kebaikan sifat-sifat mekanisnya + 7% arah radial 5% dan arah aksial kecil
sekali.

a. Kadar lengas kayu kering udara : 12%-18% rata-rata 15%


b. Kadar lengas kering mutlak (kering dalam oven) adalah 0%

Berdasarkan penelitian kekuatan tari kayu lebih tinggi dari kekuatan


tekan yaitu 2-3 kali lebih besar. Bahan penambahan yang dipakai pada
penelitian ini adalah serbuk penggergajian pabrik kayu. Jenis kayu yang
digunakan adalah jenis kayu ulin. Menurut Daftar kayu Indonesia, kayu ulin
termasuk kelas I-II dan sifat susutnya termasuk kelas sedang sehingga
sesudah di keringkan dengan oven tidak mengalami penyusutan kembali saat
digunakan dalam campuran beton.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian yang dilakukan dengan cara adalah true experiment
(eksperimen sungguhan) dimana dapat mendapatkan data-data hasil
penelitian karena diuji dilaboratorium.

3.2 Variabel Penelitian


- Variabel terikat adalah pengaruh penambahan serbuk kayu terhadap kuat
tekan beton
- Variabel bebas adalah pemeriksaan penestrasi, pemeriksaan ductility,
pemeriksaan titik lembek, pemeriksaan penurunan berat aspal,
pemeriksaam vikositas, pemeriksaan titik nyala titik bakar.
3.3 Desain Penelitian

3.3.1 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian ini direncanakan di tempat laboratorium tanah dan
bahan Fakutas Teknik Universitas Diponegoro.

3.3.2 Metodelogi Penelitian


Metode yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen
pengujian penelitian ini meliputi, pengujian bahan dan pengujian kuat tekan
beton. Untuk pengujian yang dilakukakn mengunakan petunjuk praktikum
Teknik Laboratorium Universitas Dipenegoro

12
3.3.3 Persiapan Benda Uji

3.3.3.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitan adalah


1. Ayakan
a. Ayakan dengan lubang berturut-turut 9.5 mm 4.75 mm, 2.36 mm,
1,18 mm, 0,60 mm, dan 0,015 mm yang dilengkapi dengan
penutup dan alat pengetar, digunakan untuk gradasi pasir
b. Ayakan dengan lubang berturut-turut 76 mm, 38 mm, 25 mm, 19
mm, 12,7 mm, 4,75 mm, 1,18 mm, 0,15 mm digunakan untuk
gradasi batu pecah
2. Timbangan Digital
Timbangan digital mempunyai kapasitas 5 kg. Timbangan ini
digunakan untuk menimbang material yang akan diteliti dan juga
untuk menimbang semen, pasir, dan kerikil sebagai bahan beton
sebelum dicamur.
3. Gelas ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume airm misalnya
pada waktu pemeriksaan kadar lumpur dan waktu pembuatan benda
uji, gelas ukur ini mempunyai kapasitas 1000 cc
4. Piknometer
Alat ini digunakan untuk memeriksa berat jenis dan penyerapan
agregat pasir, piknometer memeliki kapasitas sebesar 500 cc
5. Oven
Oven akan digunakan untuk mengeringkan suatu agregat pada
pengujian kadar air. Berat jenis dan gradasi agregat dengan merk
memmert.
6. Kerucut Abrams
Kerucut abrams beserta tilam pelat baja dan tongkat besi
digunakan untuk mengukur konsistensi atau secara sederhana
workability adukan. Kerucut Abrams memiliki diamter 20 cm,
diameter atas 10 cm tinggi 30 cm

13
7. Cetakan Beton
Cetakan beton digunakan untuk mencetak benda uji terbuat dari
bahan baja bentuk silinder dengan diamater 15 cm tinggi 30 cm

8. Mesin Pengaduk Beton (concrete mixer)


Alat pengadukan ini digunakan untuk mencampur bajan adukan
beton. Alat digunakan memiliki kapasitas 0,125 m3 dengan kecepatan
20-30 rpm
9. Compresion Testing Machine (CTM)
Compresion testing machine yang dipakai memiliki kapasitas
pembebanan maksimum 150 ton dengan ketelitian baca 0,01 ton. Alat
ini digunakan untuk melakukan pengujian kuat tekan beton silinder.
10. Alat Bantu
Selama proses pembuatan benda uji digunakan beberapa alat bantu
diantaranya adalah gelas ukur, sendok semen, stopwatch, dan mistar.

3.3.3.2 Bahan

Bahan yang digunakan sebagai berikut


1. Semen
Semen berfungsi sebagai bahan pengisi dan pengikat pada campuran
beton. Pada penelitian ini semen digunakan adalah semen porland tipe
1 merek tonasa dengan kemasan 50 kg
2. Agregat halus : pasir alam
3. Agregat kasar : kerikil batu pecah
4. Air PDAM
5. Serbuk kayu ulin yang telah lolos ayakan 0,15 mm

14
3.3.4. Pengolahan Serbuk Kayu

Proses pengolahan serbuk kayu ulin sebagai bahan penambahan


agregat semen dengan cara manual yang sebelumnya didapat diderah
pabrik kayu, berikut cara pengolahanya :

1. Pencarian bahan tambah serbuk kayu


2. Dilakukan pengeringan dengan oven selama 5 jam
3. Kemudian dilakukan penyaringan dengan lobang ayakan 0,075
mm
4. Lalu direncanakan proporsi campuranya, sebelum membuat
adukan dan benda uji

3.3.5. Pengujian Agregat

Langkang selanjutnya yaitu :

1. Uji agregat halus


2. Uji agregat kasar

3.3.6 Tahap Perencanaan Campuran Beton

Pada tahap perencanaan campuran bahan pembuat beton atau mix


design mengunkan metode SNI 03-2834-2000 untuk mengetahui
proporsi semen. Adapun langkah-langkah perencanaan campuran beton
sebagai berikut :

1. Menentukan kuat tekan beton pada usia 7 dan 28 hari

2. Menghitung presentase agregat gabungan

3. Mencari jumllah agregat yang dipakai

4. Menghitung nilai slump

5. Rencana sempel untuk penelitian kuat tekan beton dengan


penambahan serbuk gergaji kayu ulin

15
3.3.7. Uji Kuat Tekan Beton

Sebelum melakukan pengujian kuat tekan beton langkah pertama


yang dilakukan adalah menimbang sempel beton yang akan diuji dan
dicatat hasilnya. Pengujian kuat tekan beton dilakukan terhadap benda
uji silinder dengan mengunakan mesin uji kuat tekan.

3.4 Analisa Data Hasil Penelitian


a. Data hasil pengujian akan dilakukan analisis data yang berupa berapa
besaran kemampuan agregat dan beban kendaraan pada beton campuran
serbuk kayu.
b. Dibuat grafik perbandingan kuat beban dan kuat getar terhadap beton
campuran serbuk kayu.
3.5 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian dengan pengambilan sempel pada aspal campuran plastik
dan laporan hasil penelitian dapat disusun berdasarkan Flowchart berikut ini

16
Mulai

Persiapan Alat dan Bahan

Semen Serbuk kayu Air Agregat Agregat


kasar halus

1 Tonasa 1. Diayak 1. Berat Jenis dan penyerapan


1. Warna 2. Kadar air
2. Rasa 3. Kadar lumpur
3. Bau 4. Gradasi
5. Berat isi

Perbaiki Mix Design


campuran
beton Pengadukan campuran

Tidak
k Uji Slump
Iya
Pembuatan Sampel Silinder

Perawatan Sampel

Pengujian Kuat Tekan

Selsai

Gambar 3.5 Bagan alur Proses Penelitian

17
3.6 Jadwal Penelitian

Bulan

No. Jenis Kegiatan April Mei Juni


I II III I II III I II III
1 Persiapan Alat dan Bahan
2 Pengujian bahan agregat
3 Perencanaan campuran
4 Pembuatan benda uji
5 Perawatan benda uji
6 Pengujian benda uji
7 Pembuatan laporan

18
DAFTAR PUSTAKA

Arif, 2006, Pengaruh Penambahan Fiber Serabut Kelapa Terhadap Kuat Geser
Balok, Beton Bertulang, Tugas Akhir, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Danusaputro, 1978, Hukum Lingkungan, Buku I, Bina Cipta, Bandung
SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung, Bandung, 2002
Murdock,L.J, 1979, Bahan dan Praktek Beton, Erlangga, Jakarta
Danu Sukarno, http://scribd.com
Ilmu sipil, http://ilmusipil.com
Peraturan Beton Indonesia N-1-2, 1971, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga
Listrik Direktorat Jendral Cipta Karya, Bandung
Felix Yap, K.H., 1964, Kontruksi Kayu, Penerbit Bina Cipta, Bandung
Gurgulk, J.D, Bushar, L.L & Sengupta, A.K. 2001, Ammoxidixed Lignosulfonate
Cemen Dispersant, US-Patent: US 6,238,4675 BI

19
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hubungan Antara Umur Dan Kuat Tekan Beton.......................................9

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.5 Bagan Alur Proses Penelitian.............................................................1

v
LAMPIRAN 1
BAHAN DAN MATERIAL UNTUK MEMBUAT BENDA UJI

Kerikil Pasir
Sumber : http://dokumenpribadi.com sumber : http://dokumenpridadi.com

Air PDAM Semen Tonasa PCC


Sumber : http://airpdam.com sumber : http://semenpcc.com

Serbuk Kayu Ulin


Sumber : http://dokumenpribadi.com

20
Lampiran 2
Peralatan dan Pengujian Bahan

Saringan / Ayakan Timbangan


Sumber : http://saringanlabtanah.com Sumber : dukumen pribadi

Gelas Ukur Piknometer


Sumber : dokumen pribadi Sumber : dokumen pridbadi

Kerucut Abraham Oven


Sumber : dukumen pribadi Sumber : dokumen pribadi

21
Cetakan Beton Mesin Pengaduk Beton
Sumber : Dokumen Pribadi Sumber : Dokumen Pribadi

Alat Tekan Beton


Sumber : Dokumen Pribadi

22
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................12

3.1 Jenis Penelitian.............................................................................................12

3.2. Variabel Penelitian......................................................................................12

3.3 Desain Penelitian.........................................................................................12

3.3.1. Lokasi Penelitian................................................................................12

3.3.2 Metodelogi Penelitian..........................................................................12

3.3.3 Persiapam Benda Uji............................................................................13

3.3.3.1 Alat.............................................................................................13

3.3.3.2 Bahan.........................................................................................14

3.3.4 Pengolahan Serbuk Kayu.....................................................................15

3.3.5 Pengujian Agregat................................................................................15

3.3.6 Tahap Perencanaan Campuran Beton...................................................15

3.3.7 Uji Kuat Beton......................................................................................16

3.4 Analisa Data Hasil Penelitian.......................................................................16

3.5 Tahapan Penelitian.......................................................................................16

3.6 Jadwal Penelitan...........................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

Lampiran..............................................................................................................20

iv

Anda mungkin juga menyukai