Disusun oleh:
NIM : C.111.15.0004
UNIVERSITAS SEMARANG
2019
i
KATA PENGANTAR
Dalam menyusun laporan proposal ini, penulis menyadari bahwa proposal ini jauh
dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan serta kesalahan, akan tetapi
dengan bantuan berbagai pihak tantangan proposal ini dapat teratasi. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan trimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang membantu dan meyususn proposal ini. Saran serta kritik dari pembaca
diharapkan agar penulis dapat menyusun proposal lebih sempurna untuk
selanjutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Tujuan Peneletian.........................................................................................2
1.3 Manfaat Penelitian.........................................................................................2
1.4 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.5 Pembatasan Masalah......................................................................................3
1.6 Sistematika Masalah......................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
2.1 Beton..............................................................................................................5
2.2 Material Pembentuk Beton.............................................................................5
2.3 Sifat-Sifat Beton.............................................................................................6
2.4 Bahan Tambah Beton.....................................................................................7
2.5 Kuat Tekan Beton..........................................................................................8
2.6 Serbuk Kayu Ulin.........................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dan depresinya, seta menghambat difusi air dalam mineral akibat sifat
hidrofobnya. Dengan demikian dapat dihasilan beton yang lebih kuat dan
relatif tidak tembus air, yang dapat dipakai sebagai bahan kontruksi untuk
tujuan-tujuan khusus Gargulak (2001)
2
3. Apakah aspal campuran platis jenis poly ethylene ini benar-benar efektif
jika digunakan di jalan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang, perumusan masalah,
batasan penelitian, maksut dan tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta
sistematika penelitian.
BAB II PENDAHULUAN
Bab ini berusaha menguraikan dan membahas tentang bacaan yang relevan
dengan pokok bahsan study, sebagai dasar untuk mengkaji permasalahan
yang ada dan menyiapkan landasan teori.
3
BAB IV ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH
Bab ini berusaha menguraikan analisis perhitungan dan pemecahan
permasalahan yang ada dalamm penelitian ini.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Beton
Beton dibentuk dari pencampuran bahan batuan yang diikat dengan
bahan perekat semen. Bahan batuan yang digunakan untuk menyusun beton
umumnya dibedakan menjadi agregat kasar (kerikil/batu pecah) dan agregat
halus (pasir). Agregat halus dan agregat kasar disebut sebagai bahan susun
kasar campuran dan merupkan komponen utama beton. Umumnya
penggunaan bahan agregat dalam adukan beton. Umunya pengunaan bahan
agregat dalam adukan beton mencapai jumlah + 70%-75% dari seluruh beton.
Nilai kekuatan dan daya tahan (durability) beton merupakan fungsi dari
banyak faktor, antaranya adalah nilai banding campuran dan mutu bahan
susun, metode pelaksanaan pembuatan adukan beton, temperture dan kondisi
perawatan pengerasanya. Nilai kuat tekan beton relatif tinggi dibandingkan
kuat tariknya, dan merupakan bahan getas, nilai kuat tarinya berkisar antar
9%-15% dari kuat tekanya, pada pengunaan sebagai komponen struktural
bangunan, umumnya beton diperkuat dengan batang tulangan baja sebagai
bahan yang dapat bekerjasama dan mampu membantu kelemahanya terutama
pada bagian yang berkerja menahan taruk (dipohusodo, 1994)
B. Air
Air mempunyai peranan sangat penting dalam pembuatan beton dan
harus memiliki standar air PDAM, karena berpengaruh terhadao sifat-sifat
beton, sifat-sifat beton (workability) dan penyusutan. Selain itu tujuan utama
5
penggunaan air adalah untuk hidrasi, yaitu reaksi antara semen dan air yang
menghasilkan campuran keras setelah beberapa waktu.
C. Agregat
Agregat sendiri terdiri dari agregat halus (pasir) dan agregat kasar
(kerikil) yang merupakan bahan alam sebagai hasil disintregrasu alani dari
batu-batuan atau berupa pasir buatan yang dihasilakan oleh pemecah batu,
berdiameter dari 0.00075-4,80 mm atau 5 mm
6
6. Penambahan semen ke dalam campuran juga akan memudahkan cara
pengerjaan adukan betonya
7. Gradasi campuran pada pasir dan krikil. Bila bahan keduanya
dicampurkan pasir dan kerikil mengikuti gradasi yang telah disarankan
oleh peraturan SNI
8. Pemakian butir-butir batuab yang bulat mempermudah cara pengerjaan
beton.
9. Pemakain butir maksimum kerikil yang dipakai juga berpengaruh
terhadap tingkat kemudahan dikerjakan
10. Cara pemadatan adukan beton mentukan sifat pengerjaan yang berbeda.
FAS sebagai water to cementious ratio dapat didefiniskan rasio berat air
terhadap berat total semen (Mulyono, 2004). Telah diketahui secara umum
bahwa semakin besar nilai FAS, semakin rendah mutu kekuatan beton.
Dengan demikian, untuk menghasilkam sebuah beton mutu tinggi FAS
minimum untuk beton normal sekitar 0,4 dan nilai maksimumnya 0,65.
Tujuan penambahan nilai FAS ini adalah untuk menghasilkan beton mutu
normal.
C. Bleeding
Bleeding adalah air yang keluar dari adukan beton yang disebabkan oleh
pelepasan air dari pasta semen. Pada saat dicetak, air yang terkadung pada
dalam beton segar cenderung untuk naik ke permukaan, hal-hal tersebut akan
mengakibatkan bagian atas lapis terlalu basah, dan dapat menghasilkan beton
berpori dan lemah, air naik membawa bagian-bagian semen yang akan
7
membentuk lapis buih pada semen pada muka lapis, air dapat berkumpul
dalam kerikil-kerikil dan baja tulangan horizontal, hingga menimbulkan
rongga-rongga besar.
8
Jumlah air untuk campuran beton pada umumnya dihitung berdasarkan
nilai perbandingan antara berat air dan semen Porland pada campuran adukan,
dan pada peraturan beton Indonesia (PBI-1971) dikenalkan dengan istilah
faktor air semen yang disingkat dengan FAS, sedangkan peraturan pengganti
(SNI 03-2847-2002) disebut rasio air semen yang disingkat dengan FAS atau
Water Cement Ratio (wer).
Pada umumnya makin besar nilai FAS, makin besar pula jumlah air yang
digunakan pada campuran beton, berarti adukan beton makin encer dan mutu
beton akan makin turun /rendah, sebalinya makin kecil nilai FAS, makin
tinggi kuat tekan beton yang dihasilkan
2. Umur Beton.
Jumlah yang terkandung dalam semen yang akan digunakan pada adukan
akan berpengaruh terhadap kuat tekan beton dengan penjelasan sebagai
berikut :
9
a. Nilai FAS
Jumlah semen terlalu jika sedikit atau terlalu berlebihan, maka akan
diperoleh kuat tekan beton rendah. Pada jumlah semen terlalu sedikit, berarti
jumlah air juga sedikit, sehingga adukan beton sulit dipadatkan dan akibatnya
kuat tekan beton menjadi rendah. Demikian pula pada jumlah semen
berlebihan, berarti jumlah air juga berlebihan, sehingga beton mengandung
banyak pori dan akibatnya kuat tekanya rendah
b. Nilai Slump
Beton dengan mengandung semen lebih banyak akan mempunyai sifat
kuat tekan lebih tinggi. Hal ini dikarenakan pada nilai slump sama, jumlah air
juga hampir sama, sehingga penambahan semen berarti pengurangan nilai
FAS, yang berakibat penambahan kuat tekan beton. Jenis semen juga
berpengaruh terhadap kuat tekan beton. Semen porland yang dipakai untuk
struktur harus mempunyai kualitas tertentu yang telah ditetapakan agar dapat
berfungsi secara efektif. Jenis porland semen yang digunakan ada 5 jenis yaitu
: I,II,III,IV,V
4. Pekerjaan Perawatan (Curing)
Tujuan perawatan beton adalah memelihara beton dalam kondisi tertentu
pasca pembukaan bekisting, agar optimasi kekuatan beton dapat dicapai
mendekati kekuatan yang telah direncanakn. Perawatan ini berupa
pencegahan atau mengurangi kehilangan/penguapan air dari dalam beton
yang teryata masih diperlukan untuk kelanjutan proses hidrasi. Bila terjadi
kekurangan/kehilangan air maka proses hidrasi akan terganggu/terhenti dan
dapat mengakibatkan terjadinya penurunan perkembangan kekuatan beton,
terutama penurunan kuat tekan.
2.6. Serbuk Kayu Ulin
10
volume total beton, memiliki pengaruh terhadap perubahan nilai kuat geser,
beban retak pertama workability, kuat desak dan modulus elastisitas.
Balaguru, P. Shah (1992), serbuk kayu merupakan salah satu serat alami
(cellulose fikbers) yang dapat digunakan sebagai zat tambah dalam campuran
beton. Kayu terdiri dari selulosa (cellulose), hemiselulosa,dan lignin menurut
Felix Yap (1964) pada pembebanan tekan biasanya kayu bersifat elastis
sampai batas proposional. Terhadap tarikan, sifat-sifat elastisitas untuk kayu
tergantung dari keadaan lengas. Kayu yang berkadar lengas rendah
memperlihatkan batas elastisita yng agak rendah, sedangkan kayu yang
berkadar lengas tinggi terdapat perubahan bentuk permanen pada
pembebanan. Berikut ini terdapat kadar lengas kayu yaitu :
11
BAB III
METODE PENELITIAN
12
3.3.3 Persiapan Benda Uji
3.3.3.1 Alat
13
7. Cetakan Beton
Cetakan beton digunakan untuk mencetak benda uji terbuat dari
bahan baja bentuk silinder dengan diamater 15 cm tinggi 30 cm
3.3.3.2 Bahan
14
3.3.4. Pengolahan Serbuk Kayu
15
3.3.7. Uji Kuat Tekan Beton
16
Mulai
Tidak
k Uji Slump
Iya
Pembuatan Sampel Silinder
Perawatan Sampel
Selsai
17
3.6 Jadwal Penelitian
Bulan
18
DAFTAR PUSTAKA
Arif, 2006, Pengaruh Penambahan Fiber Serabut Kelapa Terhadap Kuat Geser
Balok, Beton Bertulang, Tugas Akhir, Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Danusaputro, 1978, Hukum Lingkungan, Buku I, Bina Cipta, Bandung
SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung, Bandung, 2002
Murdock,L.J, 1979, Bahan dan Praktek Beton, Erlangga, Jakarta
Danu Sukarno, http://scribd.com
Ilmu sipil, http://ilmusipil.com
Peraturan Beton Indonesia N-1-2, 1971, Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga
Listrik Direktorat Jendral Cipta Karya, Bandung
Felix Yap, K.H., 1964, Kontruksi Kayu, Penerbit Bina Cipta, Bandung
Gurgulk, J.D, Bushar, L.L & Sengupta, A.K. 2001, Ammoxidixed Lignosulfonate
Cemen Dispersant, US-Patent: US 6,238,4675 BI
19
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
v
LAMPIRAN 1
BAHAN DAN MATERIAL UNTUK MEMBUAT BENDA UJI
Kerikil Pasir
Sumber : http://dokumenpribadi.com sumber : http://dokumenpridadi.com
20
Lampiran 2
Peralatan dan Pengujian Bahan
21
Cetakan Beton Mesin Pengaduk Beton
Sumber : Dokumen Pribadi Sumber : Dokumen Pribadi
22
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................12
3.3.3.1 Alat.............................................................................................13
3.3.3.2 Bahan.........................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19
Lampiran..............................................................................................................20
iv