b. Data Temperatur
Tahun Ta (oC) Tm (oC)
2009 25 22
2010 23 25
2011 19 20
2012 21 23
2013 19 18
2014 20 23
2015 21 24
2016 25 23
2017 20 19
2018 18 25
Rata-rata 21,1 22,2
c. Data Perencanaan
a. ketinggian lokasi dari muka laut (TM) = 1500 dpl
b. kemiringan landasan (slope) = 4 %
c. panjang ranway eksisting 2100 m
d. CBR subbase = 8 %
e. CBR subgrade = 10 %
f. Pesawat rencana type = B-737-800
Ditanya :
1. Hitung proyeksi pergerakan pesawat ditahun 2018
27
2. Rencanakan kapasitas apron berdasarkan pesawat terbesar tahun rencana 2027
a. Gate position
b. Dimensi apron
Panjang apron
Lebar apron
c. Kebutuhan apron
3. Rencanakan tebal Taxiway berdasarkan pesawat rencana
4. Rencanakan exit taxiway berdasarkan pesawat rencana
5. Rencanakan panjang runway berdasarkan pesawat eksisting dan pesawat rencana
menggunakan metode ARFL
6. Rencanakan dimensi perkerasan runway menggunakan metode FAA
7. Untuk data yang belum diketahui di asumsikan sendiri
28
1. Data Perencanaan
Years
NO Alternateft Types
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
1. Airbus
Airbus A321-200 511 401 611 183 652 310 419 364 310 411
Airbus A330-200 201 111 652 117 201 108 186 100 164 821
2. Boing
B727-200 251 521 371 251 117 500 370 189 214 432
B737-300 505 612 281 511 105 428 210 123 411 201
B747-100 105 222 801 310 310 819 315 364 318 111
3. Mc Donnel Dougles
DC8-63 117 212 711 521 310 713 691 681 161 201
DC10-30 220 101 521 401 711 365 598 563 211 505
4. Fokker F-28 310 305 183 111 652 519 511 113 411 105
Jumlah 2220 2485 4131 2405 3058 3762 3300 2497 2200 2787
Pertumbuhan
Tahun Berangkat Datang Total
pesawat
2009 2220 2220 4440 -
2010 2485 2485 4970 11,9
2011 4131 4131 8262 66,2
2012 2405 2405 4810 -41,7
2013 3058 3058 6116 27,1
2014 3762 3762 7524 23
2015 3300 3300 6600 -12,2
2016 2497 2497 4994 -24,3
2017 2200 2200 4400 -11,8
2018 2787 2787 5574 26,6
Jumlah 64,8
Rata – rata 6,48
Sumber : Hasil Analisis, 2019
2010−2009 4970−4440
𝑖 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 11,9
2009 4440
2011−2010 8262−4970
𝑖 = 2010
𝑥 100% = 4970
𝑥 100% = 66,2
29
2012−2011 4810−8262
𝑖 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = -41,7
2011 8262
2013−2012 6116−4810
𝑖 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 27,1
2012 4810
2014−2013 7524−6116
𝑖 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 23
2013 6116
2015−2014 6600−7524
𝑖 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = -12,2
2014 7524
2016−2015 4994−6600
𝑖 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = -24,3
2015 6600
2017−2016 4400−4994
𝑖 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = -11,8
2016 4994
2018−2017 5574−4400
𝑖 = 𝑥 100% = 𝑥 100% = 26,6
2017 4400
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 64,8
Perhitungan i rata – rata = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑡𝑎 = = 6,48
10
1,38 1,38
𝐶𝑝 = = = 0,35
√𝑀𝑑 √15
Jadi, Mp = 5 pesawat
𝐶𝑥𝑇
𝑁= +1
60
5 𝑥 30
𝑁= + 1 = 3,5 𝑗𝑎𝑑𝑖 4 𝑝𝑒𝑠𝑎𝑤𝑎𝑡
60
Vn = V0 x (1 + i )1
30
Vn = 5574 x ( 1 + 0,06 )1
Vn = 5908
𝑀𝑦 57.690
𝑀𝑑 = = = 158
365 365
1,38 1,38
𝐶𝑝 = = = 0.10
√𝑀𝑑 √158
𝐶𝑥𝑇
𝑁= +1
60
15 𝑥 30
𝑁= + 1 = 8,5 𝑗𝑎𝑑𝑖 9 𝑝𝑒𝑠𝑎𝑤𝑎𝑡
60
Vn = V0 x (1 + i )20
Vn = 18.948
𝑀𝑦 821
𝑀𝑑 = = = 2,24
365 365
31
1,38 1,38
𝐶𝑝 = = = 0,92
√𝑀𝑑 √2,24
Jadi, Mp = 2 pesawat
𝐶𝑥𝑇
𝑁= +1
60
2 𝑥 30
𝑁= + 1 = 2,0 𝑗𝑎𝑑𝑖 2 𝑝𝑒𝑠𝑎𝑤𝑎𝑡
60
Vn = V0 x (1 + i) n
Vn = 821 x (1 + 0,06)20
Vn = 2.633
Tabel 4.3 Proyeksi Pergerakan Per Tiap Pesawat Pada Tahun Rencana
Pergerakan
Tipe Pesawat Vn
Pesawat
Airbus A321-200 1 1.318
Airbus A330-200 2 2.633
B727-200 1 1.385
B737-300 1 644
B747-100 1 356
DC8-63 1 644
DC10-30 2 1.619
Foker F-28 1 336
Sumber : Hasil Analisis, 2019
32
5.5 Gate Position
6.1 Menghitung Tr
Tr = ½ (Ws +Wt) + FR
= ½ (34,32 +5,23) +3,048
= 23
D = (2 x Tr) + wingtrip
= (2 x 23 ) + 4,5
= 50,5 atau 51
6.2 Menghitung Dimensi Apron
1. Panjang Apron
P = G x W + (G-1) C + (2 x PB)
= 3 x 34,32 + (3 – 1) 4,5 + (2 x 33,63) = 179,22 m
2 Lebar Apron
L = 2 x PB + 3C
= 2 x 33,63 +3 (4,5) = 81 m
33
Jadi, dimensi apron kondisi eksisting berdasarkan pesawat rencana adalah 179,22 x
81 = 14.516 m2
7.2 Manantukan Beban Roda Pesawat (W2) dan Pesawat Rencana (W1)
Dalam menghitung beban roda pesawat, beban yang digunakan adalah beban tiap
roda yang terletak pada Main Gear. Dalam menentukan beban tiap roda, distribusi
beban pada Main Gear dianggap sama sebesar 95% dari MTOW (Maximum Take off
Weight) pesawat untuk semua tipe pesawat.
a. Beban Roda Pesawat Rencana (W1) B737-800
1
W1 = % distribusi Main Gear x MTOW pesawat rencana x N
Keterangan :
W1 = Beban roda pesawat rencana (kg)
N = Jumlah roda pendaratan
= Jumlah roda pendaratan : 6
Tipe roda = Dual Wheel
MTOW = 79,016 kg
1
W1 = 95% x 79,016 x 6
= 1251 kg
Keterangan :
W2 = Beban roda pesawat rencana (kg)
N = Jumlah roda pendaratan
= jumlah roda pendaratan : 6
Tipe roda = Dual Wheel
MTOW = 65,740 kg
1
W2 = 95% x 65,740 x 6
34
= 898 kg
Berikut perhitungan beban roda pesawat (W2) untuk berbagai tipe pesawat ditampilkan
dalam Tabel 4.4 berikut ini :
Tabel 4.4 Perhitungan Beban Roda Pesawat (W2) Untuk Berbagai Tipe Pesawat
No. MTOW Tipe Roda Jumlah W2
Tipe Pesawat
(kg) Roda (kg)
1 Airbus 321-200 89.000 Dwal Wheel 6 1.409
2 Airbus 330-200 230.000 Dwal Tandem Gear 10 2.185
3 B727-200 76.658 Dwal Wheel 6 1.214
4 B737-300 65.740 Dwal Wheel 6 898
5 B747-100 340.195 Dwal Tandem 18 1.795
6 DC8-63 161.028 Dwal Wheel Gear 4 3.824
7 DC10-30 251.748 Dwal Wheel Gear 4 5.979
8 Fokeer F-28-100 66.500 Dwal Wheel Gear 4 1.579
Sumber : Hasil Analisis 2019
35
Jadi :
R2 = Pergerakan Pesawat Tahunan x Faktor Konversi Roda Pendaratan
R2 = 644 x 0,7
= 451 pesawat
Berikut hasil perhitungan selanjutnya untuk masing-masing tipe pesawat pada Tabel 4.5
dibawah ini.
36
Dari pesamaan diatas, kemudian ditentukan EAD dengan masing-masing pesawat
rencana sebagai berikut.
a. Menentukan Nilai Equivalen Annual Departures Pesawat Rencana B 737-800
1251,08 1/2
Log R1 = Log 386,4 ( )
1251,08
Tabel 4.6 Nilai Equivalent Annual Departure Pada Tiap Tipe Pesawat
Equivalent
Annual
MTOW W2 W1 Annual
Tipe Pesawat Departure
No. (kg) (kg) (kg) Departure
(R2)
(R1)
1. Airbuss 321-200 89.000 1.409 1.251 791
630
2. Airbus 330-200 230.000 2.185 1.251 1.843
1.584
3. B727-200 76.658 1.214 1.251 831
794
4. B737-300 56.740 898 1.251 386
316
5. B747-100 340.195 1.795 1.251 605
501
6. DC8-63 161.028 3.824 1.251 322
316
7. DC10-30 251.748 5.979 1.251 809
794
8. Fokker F-28 66.500 1.579 1.251 202
199
Hasil Equvalent Annual Departute (R1) pada pesawat rencana adalah 5.134
Equvalent Annual Departute (EAD) pesawat rencana adalah hasil dari jumlah seluruh
37
EAD semua jenis pesawat yang telah dikonversi ke tipe pesawat rencana dengan
perbandingan beban roda pesawat dan tipe koonfigurasi roda pesawat. EAD pesawat
rencana harus kurang dari 25.000 apabila total EAD lebih dari 25.000, maka perlu
adanya koreksi pada lapis keras kaku sesuai dengan metode FAA.
38
= 52, 73 kg/cm2
E = 600.000 psi
= 4,140 MN/m2
= 4,140 Mpa
𝐸 4,140 0,7788
k Subgrade = [ ]0,7788 =[ ] = 51,87 pci
26 26
39
= 5,273 MN/M2
= 52, 73 kg/cm2
E = 600.000 psi
= 4,140 MN/m2
= 4,140 Mpa
𝐸 4,140 0,7788
k Subbase = [ ]0,7788 =[ ] = 51,87 pci
26 26
40
Grafik 1. CBR Subgrade
41
Grafik 1. CBR Subgrade
42
43
8.4 Menentukan Tebal Slab Beton (Concrete Slab)
Menentukan tebal slab beton dengan menggunakan kurva perencanaan tebal
perkerasan kaku AC 150/5320-6D FAA, k Subbase, MTOW, total Equivalent Annual
Departure dan MR (Flexural Strength) seperti berikut :
MTOW = 79,016 kg
k Subbase = 51,87 pci
Equivalent Annual Departure = 5.134 pesawat
MR = 53 psi (Flexural Strenth)
Dengan demikian desain tebal struktur perkerasan kaku pada Apron Bandar Udara
Oesman Sadik dengan perhitungan menggunakan metode FAA menghasilkan lapisan beton
setebal 41 cm dan tebal Subbase 29 cm. Sehingga total tebal perkerasan sebesar 70 cm.
Berikut sketsa detail potongan tebal lapis perkerasan kaku Apron Bandar Udara
Usman Sadik hasil perhitungan dengan metode FAA seperti ditampilkan pada gambar
dibawah ini:
41 cm
29 cm
Gambar 4.1. Sketsa Detail Potongan Perkerasan Kaku Apron Berdasarkan Hasil Perhitungan
dengan Metode FAA.
44
9. Data Umum Bandara
Pengambilan data dilakukan di Bandar Udara Oesman Sadik, yang terletak di
Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara sebagai berikut :
Kelas Bandar Udara : II
Arah Runway : 09-27
Elevasi : 60 ft/18 (MSL)
Temperatur Maksimum : 25°
Slope : 0,4 %
ARFL : 2700
Tabel 4.7 Temperatur Harian Rata-rata dan Harian Maksimum Pada Bulan Terpanas
Tahun Ta (oC) Tm (oC)
2009 25 22
2010 23 25
2011 19 20
2012 21 23
2013 19 18
2014 20 23
2015 21 24
2016 25 23
2017 20 19
2018 18 25
Rata-rata 21,1 22,2
Sumber : BMKG Kota Ternate, 2019
Dimana :
Ta°C = Temperatur rata-rata dari temperatur harian rata-rata dalam bulan
terpanas.
Tm°C = Temperatur rata-rata dari harian maksimum dalam bulan terpanas.
45
10. Panjang Runway
Panjang landas pacu (Runway) minimum setelah diperoleh berdasarkan
karakteristik pesawat, maka landas pacu tersebut akan dikoreksi terhadap elevasi,
temperature dan slope.
a. Koreksi terhadap elevasi (Fe).
ARFL bertambah sebesar 7% untuk setiap kenaikan 300 m dihitung dari
ketinggian muka laut. Maka perhitungan Fe sebagai berikut :
7 ℎ
Fe = ARFL x (1 + 𝑥 )
100 300
7 18
Fe = 2700 x (1 + x )
100 300
Fe = 2711,34 meter
46
Hasil analisis diatas menunjukkan bahwa panjang landas pacu minimum Bandar Udara
Oesman Sadik di Kabupaten Halmahera Selatan untuk kondisi eksisting, yaitu 2982,72 meter.
Maka landas pacu eksisting yang telah ada, yaitu sepanjang 2868 meter harus diperpanjang
sepanjang 114,72 meter.
47
12.3 Menghitung Beban Roda Setiap Pesawat (Wheel Load : 2)
Pendaratan (Landing) maupun lepas landas (Take-off) pesawat sangat bertumpu pada
roda pada pendaratan belakang sehingga roda belakang benar-benar direncanakan harus
mampu mendukung seluruh beban pesawat saat beroperasi. Dengan demikian dapat
dihitung Wheel Load Gear dari setiap jenis pesawat yang direncanakan.
Perhitungan dengan persamaan :
W2 = P x MTOW x 1/n
Dimana :
W2 = Beban roda pendaratan dari masing-masing jenis pesawat (kg)
MTOW = Berat kotor pesawat saat lepas landas
n = Jumlah roda pendaratan pesawat
P = Presentase beban yang diterima roda pendaratan utama (0,95)
12.4 Menghitung Beban Roda Pesawat Rencana (Wheel Load Design, W1)
Perhitungan sama dengan diatas dengan pesawat rencana adalah B 737-800, yaitu:
W1 = 0,95 x 79,016 x 1/6
W1 = 12,5108 kg
48
R2 = Jumlah kedatangan tahunan oleh pesawat berkenaan dengan konfigurasi roda
pendaratan rencana
W1 = Beban roda pesawat rencana (Pound)
W2 = Beban roda pesawat yang harus diubah
Berikut perhitungan Equivalent Annual Departure pesawat rencana (R1) tahun 2019 :
14,0916 1/2
Pesawat Airbus A 321-200 : Log R1 : Log 474,6 [ ]
79,016
Log R1 = 1,1302
R1 = (10)1,1302
R1 = 13,4958
21,8500 1/2
Pesawat Airbus A 330-200 : Log R1 : Log 1.290,1 [ ]
79,016
Log R1 = 1,6357
R1 = (10)1,6357
R1 = 43,2215
12,1375 1/2
Pesawat B 727-200 : Log R1 : Log 498,6 [ ]
79,016
Log R1 = 1,0572
R1 = (10)1,0572
R1 = 11,4077
10,4088 1/2
Pesawat B 737-300 : Log R1 : Log 231,6 [ ]
79,016
Log R1 = 0,8582
R1 = (10)0,8582
R1 = 7,2143
17,9547 1/2
Pesawat B 747-100 : Log R1 : Log 1.028,5 [ ]
79,016
Log R1 = 1,4358
R1 = (10)1,4358
R1 = 27,2772
38,2441 1/2
Pesawat DC 8-63 : Log R1 : Log 161 [ ]
79,016
Log R1 = 1,5352
R1 = (10)1,5352
49
R1 = 34,2925
59,7901 1/2
Pesawat DC 10-30 : Log R1 : Log 404,5 [ ]
79,016
Log R1 = 2,2676
R1 = (10)2,2676
R1 = 158,1825
15,7937 1/2
Pesawat Fokker F-28 : Log R1 : Log 121,2 [ ]
79,016
Log R1 = 0,9314
R1 = (10)0,9314
R1 = 8,5388
Berikut Equivalent Annual Departure (2015-2019) dapat ditampilkan pada Tabel 4.9
dibawah ini.
Airbus 330-200 DTG 230.000 10 79,016 1.843,1 1.290,1 23.77912 30.6791 72.9522
B 727-200 DW 76.658 6 79,016 831 498,6 41.4336,6 20.6588 85.5971
B 737-300 DW 65.740 6 79,016 386,4 231,84 89.582,98 20.7689 18.6054
B 747-100 DT 340.195 18 79,016 605,2 1.028,8 62.2654 64.0611 39.8879
Hasil prediksi menunjukan terjadi 4.1705 pergerakan per tahun selama 20 tahun,
sehingga Annual Departure pesawat rencana B737-800 adalah sebesar 4.1705
pergerakan per tahun.
50
12.6 Menentukan Tebal Perkerasan
Perhitungan tebal perkerasan metode FAA dengan cara manual didapat dengan cara
mengeplot data. Dengan memasukan data CBR Subgrade 10 % (kategori B / medium)
dan Equivalent Annual Departure sebesar 4.1705, serta MTOW pesawat rencana B
737-800 = 79,016 kg = 174,1986 lbs.
51
Grafik 3. Hasil desain tebal total perkerasan lentur (flexible pavement) metode FAA
(federal aviation administration) dengan roda pendaratan utama pesawat
rencana Dual wheel Gear.
Berdasarkan hasil plot grafik Grafik 3. Didapatkan total tebal perkerasan lentur dengan
CBR Subgrade 10% dihasilkan tebal perkerasan total 25 inchi.
Table 4.10 Hasil Desain Tebal Perkerasan Lentur (Flexsible Pavement) Runway dengan
metode FAA (CBR Subgrade 10 %)
Tebal Rencana
Lapisan Bahan yang Digunakan
Inchi Cm
Permukaan
Aspal Beton 5 13
(Survace Course)
Pondasi Atas
Batu Pecah 9 23
(base Course)
Pondasi Bawah
Agregat Alam 28 71
(Subbase Course)
Sumber :Hasil perhitungan, 2019
52
Berikut sketsa detail potongan melintang tebal lapisan perkerasan lentur Runway hasil
perhitungan seperti ditampilkan pada Gambar 2. dibawah ini
5 inchi
9 inchi
28 inchi
53