15.000 TON/TAHUN
Oleh:
SURAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Kemajuan ini tampak dengan semakin banyak berdirinya pabrik yang mengolah bahan
mentah menjadi bahan jadi, serta meningkatnya industri barang untuk modal termasuk
Istilah gliserol digunakan untuk zat kimia yang murni, sedang gliserin
digunakan untuk istilah hasil pemurnian secara komersial (Kirk Othmer, 1966). Pada
penganekaragaman industri kimia khususnya, gliserol adalah salah satu bahan yang
penting di dalam industri. Gliserol adalah bahan yang dibutuhkan pada berbagai
industri, misalnya: obat-obatan, bahan makanan, kosmetik, pasta gigi, industri kimia,
larutan anti beku, dan tinta printer. Jika dilihat dari banyaknya kebutuhan gliserol di
umumnya sama dengan sektor-sektor industri kimia yang lain, yaitu mendirikan suatu
ini cukup menarik karena belum adanya Pabrik Gliserol di Indonesia, dan juga karena
Gliserol adalah salah satu bahan yang penting di dalam industri dan dibutuhkan
untuk berbagai industri kimia, misalnya: obat-obatan, bahan makanan, kosmetik, pasta
gigi, industri kimia, larutan anti beku, dan tinta printer. Berdasarkan data UN
merupakan bahan baku utama dalam pembuatan gliserol. Produksi CPO Indonesia pada
baku.
Dalam mendirikan pabrik gliserol ini didasarkan pada beberapa pertimbangan, yaitu:
Data impor gliserol Indonesia dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.
Tabel 1.1 Data Impor dan Ekspor Gliserol Indonesia Tahun 2009 – 2018 (UN Data)
No. Tahun Impor Gliserol (Ton) Ekspor Gliserol (Ton)
1 2009 3883.484 77957.000
2 2010 3670.698 140312.556
3 2011 1962.52 195305.340
4 2012 2326.726 245098.775
5 2013 2207.808 237352.182
6 2014 3533.619 245525.268
7 2015 1796.596 233455.291
8 2016 3026.256 261020.078
9 2017 4531.7 295647.900
10 2018 5505.564 398516.868
Dari data di atas maka dapat dibuat suatu persamaan linier agar
2023 sebesar 6188.195 dan 528038.157 ton/tahun. Berdasarkan referensi data impor
gliserol lebih kecil dibandingkan data ekspor. Sehingga kami mencari negara lain yaitu
250,000
199270.0804 222459.3239
215,336 214729.5761
200,000 183810.5847 206999.8282
164,199 191540.3326
171,951
150,000 141,201 171951.034
130,329 145,104
y = 7733.8x + 106049
121,543
100,000 114,235 98,562 R² = 0.3616
50,000
0
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
Kapasitas Forecast(Kapasitas) Linear (Kapasitas)
Sehingga, dapat diperkirakan impor gliserol China pada tahun 2023 adalah
222459.3239 ton.
Bahan baku untuk memproduksi Gliserol adalah CPO (Crude Palm Oil) dan
air. Bahan baku CPO diperoleh dari PTPN V dengan kapasitas produksi 600.000
ton/tahun.
Ketiga data di atas dapat digunakan sebagai acuan dalam menentukan kapasitas
rumus :
tahun 2023. Oleh karena itu di dapatkan hasil perhitungan sebesar 13.849,962
ton/tahun. Dengan data tersebut maka ditetapkan kapasitas rancangan Pabrik Gliserol
pendirian pabrik antara lain adalah ketersediaan sumber bahan baku, fasilitas
Bahan baku pembuatan gliserol yaitu CPO, diperoleh dari PTPN V yang berada di
Pekanbaru Riau. Sedangkan bahan baku air diperoleh dari PT Kawasan Industri Dumai.
A. Transportasi Darat
Wilayah Riau bila dilihat dari Atlas Indonesia, tampak bahwa Riau
merupakan wilayah dataran rendah. Sehingga, untuk transportasi darat berupa jalan
raya sudah cukup memadai. Pengangkutan bahan baku dan distribusi produk melalui
B. Transportasi Laut
produk Gliserol.
1.3.1.3. Utilitas
Ketersediaan pendukung (utilitas) seperti air dan listrik terjamin karena lokasi
Pada proses ini minyak dihidrolisa dengan menggunakan proses batch pada
suhu 100-105 °C, tekanan vakum, konversi yang diperoleh 85-98% dengan kemurnian
gliserol 5-15% dan waktu tinggal 12-48 jam. Proses ini menggunakan katalis katalis
alkyl aryl sulfonic acid atau cycloaliphatic sulfonic acid. Dalam proses ini, proses
Gliserol akan dipisahkan dari asam lemak melalui bagian bawah tangki hidrolisis.
Sedangkan asam lemak bersama katalis akan keluar melalui bagian atas. Hasil
bawah reaktor disebut sweet water dengan kandungan gliserol sekitar 15%. Untuk
menetralkan asam lemak yang terbawa dan memekatkan gliserol sampai konsentrasi
Proses ini meliputi hidrolisis asam lemak dengan air pada fase cair dengan
menggunakan katalis Seng Oksida (ZnO) dan Magnesium Oksida (MgO) atau tanpa
katalis. Proses ini akan memberikan konversi sebesar 98%. Reaksi hidrolisis tanpa
katalis berlangsung pada suhu 220-240 °C dan tekanan 29-31 atm dengan waktu tinggal
2-4 jam. Reaksi hidrolisis dengan menggunakan katalis berlangsung pada suhu 150-
175 °C dan tekanan 52-100 atm dengan waktu tinggal selama 5-10 jam.
1.4.1.3. Continuous
Pada proses ini, minyak dihidrolisis pada suhu 260 °C dan tekanan ± 50 atm.
Proses ini memberikan konversi 97-99% dengan waktu tinggal 2-3 jam. Reaksi
Proses ini dijalankan dalam reaktor lawan arah pada suhu dan tekanan tinggi.
Reaksi yang terjadi pada reaktor sama dengan yang terjadi pada proses Twitchell,
bedanya tidak menggunakan katalisator. Jenis reaktornya pun berbeda, yaitu berupa
menara dengan ketinggian tertentu. Hasil atas dan bawah reaktor serupa dengan hasil
pada proses Twitchell. Produk gliserol diambil dari bawah reaktor dan selanjutnya
kandungan asam lemak yang masih tersisa dengan basa, kemudian difiltrasi untuk
karena adanya air dari larutan basa penetral, dari reaksi penetralannya sendiri dan dari
air pencuci di filter. Oleh karena itu, perlu dipekatkan lagi dengan sebuah evaporator
1. Kosmetik
Digunakan sebagai body agent, emollient, humectant, lubricant, solven. Biasanya
dipakai untuk skin cream and lotion, shampoo and hair conditioners, sabun
dan detergen.
2. Dental Cream
Digunakan sebagai humectant.
3. Peledak
Digunakan untuk membuat nitrogliserin sebagai bahan dasar peledak.
4. Industri Makanan dan Minuman
Digunakan sebagai solven, emulsifier, conditioner, freeze, preventer dan coating
serta dalam industri minuman anggur.
5. Industri Logam
Digunakan untuk pickling, quenching, stripping, electroplatting, galvanizing dan
solfering.
6. Industri Kertas
Digunakan sebagai humectant, plasticizer, dan softening agent.
7. Industri Farmasi
Digunakan untuk antibiotik dan kapsul.
8. Fotografi
Digunakan sebagai plasticizing.
9. Resin
Digunakan untuk polyurethanes, epoxies, pthalic acid dan maleic acid resin.
10. Industri Tekstil
Digunakan untuk lubricating, antishrink, waterproofing dan flameproofing.
11. Tobacco
Digunakan sebagai humectant, softening agent dan flavor enhancer.
Sifat Fisis:
Titik beku : 5 °C
Sifat kimia:
1. Tersusun dari trigliserida dan non trigliserida
(Ketaren, 1986)
B. Air
Sifat Fisis :
Titik beku : 0 °C
Sifat kimia:
Reaksi hidrolisis antara minyak dan air akan menghasilkan asam lemak dan gliserol,
menurut reaksi:
(Perry, 1997)
1.4.3.2. Produk
Titik beku : 18 °C
Sifat kimia:
1. Higroskopik
(Perry, 1997)
B. Asam Lemak
Sifat Fisis:
Sifat kimia:
1. Reaksi hidrolisis antara minyak dan air menghasilkan asam
(Ketaren, 1986)
BAB II
DESKRIPSI PROSES
Suhu : 30 °C
Komposisi : 99 % trigliserida
(SNI 01-2901-2006)
2. Air
Suhu : 28 °C
(Perry, 1997)
2.1.2. Produk
1. Gliserol
Suhu : 37 °C
2. Asam Lemak
Suhu : 30 °C
3.2 % trigliserida
(Perry, 1997)
(Faith, 1957)
Dalam proses pembuatan gliserol terdapat senyawa ester trigliserida yang merupakan
penyusun utama minyak nabati dan hewani. Reaksi trigliserida dan air menjadi gliserol
CH2RCOO CH2OH
CH2RCOO CH2OH
Trigliserida Air Gliserol Asam lemak
Dapat ditulis menjadi:
(Austin, 1985)
Dimana:
C3H5(COOR)3 + 3(∆H0fH2O)]
= 29.12 kJ/mol
= 38.86 kJ/mol
reaksi endotermis yaitu reaksi yang menyerap panas atau membutuhkan panas,
sehingga untuk menjaga agar reaksi tetap berlangsung pada kondisi proses perlu
ditambahkan panas.
3(∆G0fH2O)]
= [3(-674.04) + (-678.33)] – [(-1813.78) + 3(-228.59)]
= -200.9 kJ/mol
∆G0r = - RT ln K
= 81.04
K = 1.57 x 1035
Pada T = Toperasi
Koperasi = 1.03199
Dari persamaan reaksi hidrolisis minyak di atas, terlihat bahwa reaksi tersebut
merupakan reaksi yang reversibel, sehingga agar reaksi tetap berjalan ke kanan dapat
jumlah reaktan yang bereaksi dalam hal ini air dibuat berlebihan (excess) sehingga
k1
A+B C+D
k2
Reaksi hidrolisis minyak merupakan reaksi reversibel namun karena kecepatan reaksi
ke kanan jauh lebih besar daripada kecepatan reaksi ke kiri maka pada proses hidrolisis
minyak selalu dianggap bahwa reaksinya meruapakan reaksi irreversibel (Kirk Othmer,
1985).
Ditinjau dari segi kinetika, kecepatan reaksi proses hidrolisa pembentukan gliserol
k1
K =
k2
k1
(-ra) =k1 [CaCb - CcCd]
K
1
Untuk harga K yang besar maka CcCd mendekati nol dan dapat diabaikan,
𝐾
sehingga persamaan menjadi:
(-ra) = k1CaCb
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan oleh Khairat, Syamsu Herman diperoleh
harga:
Proses pengolahan sampai produk akhir yang berupa Fliserol, melewati beberapa
C. Pemurnian Gliserol
Pratama, Rokan Hilir, Riau menggunakan pipa. Untuk mengatur kestabilan laju alir
CPO (Crude Palm Oil) yang masuk ke dalam Fat Splitting Column, maka aliran dari
vertikal dengan flat bottom conical roof (T-01) dengan waktu penyimpanan selama 24
jam. Bahan baku CPO (Crude Palm Oil) dipompa sampai tekanan 55 bar dan dinaikkan
suhunya dengan Heat Exchanger Shell and Tube dengan media pemanas saturated
Riau melalui pipa, dengan terlebih dahulu diproses di Unit Utilitas, untuk
baku alir dialirkan melalui pipa. Sebelum masuk ke Fat Splitting Column, air dipompa
sampai tekana 55 bar dan dinaikkan suhunya dengan Heat Exchanger Shell and Tube
dengan media pemanas saturated steam pada suhu 275,54o C sehingga suhunya naik
menjadi 260oC.
Reaksi antara CPO (Crude Palm Oil) dengan air berlangsung dalam reaktor
yang disebut sebagai Fat Splitting Column, yaitu berupa reaktor menara lawan arah
yang beroperasi pada suhu 260oC dan tekanan 55 bar. Reaksi yang terjadi terjadi adalah
reaksi endotermis, sehingga diperlukan pemanas berupa steam dalam Fat Splitting
Column.
Produk atas Fat Splitting Column berupa Asam Lemak dengan kadar 88%
Expansion Valve (E-03). Produk Gliserol diambil dari bawah menara, dan selanjutnya
Produk Fat Splitting Column bagian bawah berupa Sweet Water (Gliserol
dengan kadar 12%) masuk ke Evaporator mullti-efek (EV-01, EV-02, EV-03) untuk
diuapkan sebagian air yang terkandung di dalamnya, sehingga kadarnya naik menjadi
75%. Gliserol yang keluar dari Evaporator selanjutnya masuk ke dalam Tangki
Berpengaduk (TB-01) untuk ditambahkan NaOH 0,5%. Penambahan NaOH 0,5% ini
bertujuan untuk menyabunkan Asam Lemak yang terkandung dalam larutan gliserol
tersebut, sehingga output dari Tangki Berpengaduk (TB-01) ini sudah tidak
Distilasi Packing (MD-01) untuk memisahkan gliserol dengan sabun, sekaligus untuk
Gliserol output dari Menara Distilasi (MD-01) berupa Gliserol 99% selanjutnya
masuk ke Bleaching Tank (BT-01) yang berupa tangki berpengaduk untuk dijernihkan
Charcoal yang terikut, gliserol dilewatkan pada Filter (F-01) sebagai langkah terakhir
Sub Total 56031,21 44824,99 17054,82 83,33 57027,77 35534,08 19793,64 83,29 0,04 5555,56
H2O
NaOH
R-01
260oC EV-01 EV-02 EV-03 TB-01 MD-01
54.28 atm 153.33 oC 133.97 oC 100 o C 85.57 oC 85.57 oC
5 atm 53 atm 1 atm 1 atm C3H5(OH)3 0.55 atm
H2O
0.55 atm
CPO
Activated Charcoal
Activated Charcoal
DAFTAR PUSTAKA
Austin, G., 1985, “Sherve’s Chemical Process Indutries”, McGraw-Hill, New York, pp. 535-
537.
Kirk and Othmer, 1985, Encyclopedia of Chemical Technology, John Wiley and Sons, Inc.,
New York
Khairat, Syamsu Herman, 2004, Kinetika Reaksi Hidrolisis Minyak Sawit dengan Katalisator
Asam Klorida, www.unri.ac.id/jurnal/jurnalnatur/vol6/khairat.pdf
Kirk, K. E. and Othmer, D. F., 1979, Encyclopedia of Chemical Technology, 3 edition, Volume
9, The Interscience Encyclopedia, John Willey and Sons, Inc, New York.
Ketaren, S., 1986, “Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan”, UI Press, Jakarta, hal.
250-260.
Perry, R.H. and Chilton, C.H., 1999, Chemical Engineer’s Hand Book, 7rd ed., McGraw-Hill
Book Company, Inc., NY.
Faith, W.L. Keyes, D.B., and Clark, R..L, 1957, Industrial Chemical, 2nd Ed., John Willey and
Aaons Inc., New York.
https://katadata.co.id/berita/2019/01/24/gapki-volume-ekspor-sawit-3202-juta-ton-sepanjang-
20