Anda di halaman 1dari 129

PETUNJUK PELAKSANAN

KELAIKAN FUNGSI JALAN

Bimbingan Teknik untuk Jalan Daerah

2015

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM


DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
DIREKTORAT BINA TEKNIK 1
1 Pengantar
Keselamatan Jalan

2
Kecelakaan lalu lintas adalah
penyebab kematian terbesar ke-8
di dunia saat ini. Jika tidak
dilakukan penanganan, maka pada
tahun 2030 akan diprediksi menjadi
penyebab ke-5.
World Health Organization 2013.

Pada tahun 2013, jumlah orang yang meninggal


di Indonesia akibat kecelakaan lalu lintas adalah
25.157 orang atau sama dengan
2-3 orang / jam setiap hari
Sumber :www.tribunnews.com 3
Gambar: Journal of the Australiasian College of Road Safety, 2013

>25 juta
Orang cacat permanen di seluruh dunia
setiap tahunnya akibat kecelakaan lalu
lintas

4
Sumber Data: Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan,2012
Kecelakaan lalu lintas diprediksi menjadi
Penyebab kematian ke-5 terbesar
di dunia di Tahun 2030

5
Data Kecelakaan Indonesia
Jumlah Meninggal
Tahun kejadian Dunia Luka Berat Luka Ringan
2000 12,649 9,536 7,100 9,518
2001 12,791 9,522 6,656 9,181
2002 12,267 8,762 6,012 8,929
2003 13,399 9,856 6,142 8,694
2004 17,732 11,204 8,983 12,084
2005 91,623 16,115 35,891 51,317
2006 87,020 15,762 33,282 52,310
2007 49,553 16,955 20,181 46,827
2008 59,164 20,188 23,440 55,731
2009 62,960 19,979 23,469 62,936
2010 66,488 31,234 26,196 63,809
2011 109,776 32,657 36,657 109,776
2012 117,949 29,544 39,704 128,312
2013 100,106 26,417 28,438 110,448
2014 92,633 22,991 25,509 103,551
Sumber: BPS dan Korlantas Polri
6
Data yang diperoleh dari Kepolisian (tahun 2014) bersifat sementara
Jumlah Korban Meninggal Dunia
akibat Kecelakaan Lalu Lintas di Indonesia

35000 32657
31234
29544
28000 26416
22991
2018819979
Jumlah MD

21000

161151576216955
14000
11204
9536 9522 8762 9856

7000 Pada tahun 2014 =


2-3 orang / jam
0
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Tahun

7
*Sumber: BPS dan Korlantas Polri, 2014
Sama dengan 155 peswat Boing 737-300
Yang jatuh dalam setahun dan semua
korbannya meninggal

8
Tren Jumlah Kendaraan di Indonesia

94 =
Juta unit di 2012 11% 2% 6% 81%

80
60
Juta unit

40
20
- )
9 8 7 98 8 98 9 99 0 99 1 9 9 2 9 9 3 99 4 9 9 5 9 9 6 99 7 9 9 8 9 * 00 0 0 0 1 0 0 2 0 0 3 0 0 4 00 5 00 6 0 0 7 00 8 0 0 9 0 1 0 01 1 0 1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 99 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
1
9
Source: BPS Indonesia, 2014 Passanger Car Bus Truck Motorcycle
50%
yang terlibat kecelakaan lalu lintas di
sepeda motor

Indonesia di Tahun 2012

Sepeda Motor Mobil


51% Penumpan
g
4%

Kendaraan BUS
tdk 13% Mobil
Bermotor Barang
*Sumber: Korlantas POLRI, 2013
Image: 15% Kendaraan Khusus 13%
http://msnbcmedia.msn.com/j/MSNBC/Components/Photo/_new/pb- 5% 10
111019-seven-billion-crowds-nj-08.photoblog900.jpg
52%
korban kecelakaan lalu lintas berada pada
usia produktif (22-40 Tahun)
*Sumber: Korlantas POLRI, 2013
Image: www.anneahira.com
11
Penanganan
Keselamatan Jalan melalui Pogram Pilar 1
Dekade Aksi Keselamatan Jalan Manajeman
(INPRES No. 4 Tahun 2013) Keselamatan

Tujuan Pilar 4
Mengurangi resiko dan Pengemudi
fatalitas kecelakaan yg Taat &
Sistem
Keselamatan Mengerti
Lalu Lintas Keselamatan
Pilar 2
Jalan yg Lebih Pilar 5
Berkeselamatan Penanganan
Pra & Pasca
Pilar 3
Kendaraan Kecelakaan
yang
Berkeselamatan
Penanggung Jawab:
Penyelenggara Jalan
- Audit/Inspeksi Keselamatan Jalan
- Investigasi Lokasi Rawan Kecelakaan
- UJI LAIK FUNGSI JALAN
Melalui - dll 12
2
Peraturan/Kebijakan
terkait
Uji Laik Fungsi Jalan

14
Peraturan/Kebijakan terkait Uji Laik Fungsi Jalan
(1) UU 38 / 2004 Tentang Jalan

Pasal
(2) PP30
34 (a) Pengoperasian
/ 2006 Tentang Jalan jalan umum dilakukan setelah
Pasal 102
dinyatakan memenuhi persyaratan laik fungsi
(1) Jalan 22 secara
(3) UU umum/ 2009 teknisLalu
Tentang
dioperasikandan administratif
Lintas
setelah dan Angkutanmemenuhi
ditetapkan Jalan
persyaratan laik fungsi jalan umum secara teknis dan
Pasal administrtaif
22 sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh
(4) Uji kelaikan fungsi
Menteri dan menteri jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
terkait;
(2) ayat (3)
(5) dilakukan
Permen
Uji kelaikan PUoleh
fungsi timumum
11/2010
jalan uji laiksebagaimana
tentang fungsi Jalandan
Tata Cara yang dibentuk
padaoleh
Persyaratan
dimaksud
Laik Fungsi
penyelenggara Jalan Jalan
ayat (1) dilakukan sebelum pengoperasian jalan yang belum
(5) Tim uji laik fungsi jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
beroperasi;
(3) terdiri atas unsur
Uji kelaikan fungsi penyelenggara jalan, instansidimaksud
jalan umum sebagaimana yang bertanggung
pada
jawab
Kategori di
Laik bidang
Fungsi sarana
Jalan: dan prasarana Lalu Lintas
ayat (1) pada jalan yang sudah beroperasi dilakukan secara dan Angkutan
Jalan,
berkala serta Kepolisian
paling lama 10Negara
(sepuluh)Republik Indonesiasesuai dengan
tahun dan/atau
1. Laik
(6) Fungsi
Hasil (L),
uji kelaikan fungsi Jalan wajib dipublikasikan dan
kebutuhan;
- ditindaklanjuti
L aik fungsi yangoleh persyaratan
penyelenggaratekniik Jalan,
diturunkan (Lt), yang
instansi
bertanggung
2. Laik jawab (Ls),
Fungsi Bersyarat di bidang sarana dan prasarana Lalu
Lintas
3. Tidak Laik dan Angkutan
Fungsi (T). Jalan, dan/atau Kepolisian Negara
Republik Indonesia

PETUNJUK PELAKSANAAN KELAIKAN FUNGSI JALAN


15
Buku Petunjuk Pelaksanaan Kelaikan Fungsi Jalan ini :

1. Dapat menjadi pegangan bagi Penyelenggara Jalan


Nasional, Provinsi, Kota, dan Kabupaten.

2. Menjelaskan cara pengujian, proses sertifikasi, penetapan


kelaikan fungsi jalan, pemetaan kinerja kelaikan fungsi
jalan, pelaporan, publikasi, pemenuhan rekomendasi,
serta pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kelaikan
fungsi jalan.

3. Menjelaskan cara menilai komponen-komponen jalan dan


menilai dokumen penyelenggaraan jalan sebagaimana
dipersyaratkan pada kelaikan fungsi jalan.

4. Menjadi pegangan bagi Tim Uji Laik Fungsi Jalan (dari


unsur Penyelenggara Jalan, unsur Perhubungan, dan
Kepolisian RI)

5. Telah mengakomodir keselamatan untuk penyandang


cacat, pengguna kursi roda, dan pengguna jalan
berkebutuhan khusus. Selain itu, fokus pemeriksaan juga
telah mempertimbangkan keselamatan pengguna jalan
dan satwa apabila ditemukan satwa yang melintas badan
jalan. 16
Jaringan Jalan di Indonesia
Total Panjang Jalan : 502,953 km
• Jalan Nasional Non Tol : 38,570 km (Wewenang Kementerian PU)
• Jalan Tol : 804 km (Wewenang Kementerian PU)
• Jalan Provinsi : 53,642 km (Wewenang Pemerintah
Provinsi)
• Jalan Kabupaten/Kota : 409,757 km (Wewenang Pemerintah
Kab/Kota)

Adalah panjang jalan yang harus


mendapatkan pengujian LFJ
17
Sumber: BPS 2013 dan BPJT 2014
DEFINISI LAIK FUNGSI JALAN
Kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi:
1. Persyaratan teknis lfj untuk memberikan
keselamatan bagi pengguna jalan, dan
2. Persyaratan administrasi lfj yang memberikan
kepastian hukum bagi penyelenggara dan
pengguna jalan sehingga jalan dapat
dioperasikan untuk umum.

18
Penjelasan Peraturan
Perundang-undangan
Terkait Laik Fungsi Jalan
Laik Fungsi Jalan dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Pasal 8 Huruf (f) mengamanatkan:


• “Penyelenggaraan di bidang Jalan meliputi kegiatan pengaturan, pembinaan,
pembangunan, dan pengawasan prasarana Jalan yang meliputi Uji Kelaikan
Fungsi Jalan sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan berlalu lintas”

Pasal 22 Ayat 1 sampai dengan 7 mengamatkan:


1. Jalan yang dioperasikan harus memenuhi persyaratan laik fungsi jalan secara
teknis dan administratif.
2. Penyelenggara Jalan wajib melaksanakan uji kelaikan fungsi jalan sebelum
pengoperasian Jalan.
3. Penyelenggara Jalan wajib melakukan uji kelaikan fungsi Jalan pada Jalan yang
sudah beroperasi secara berkala dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh)
tahun dan/atau sesuai dengan kebutuhan.
4. Uji kelaikan fungsi Jalan dilakukan oleh Tim Uji Laik Fungsi Jalan yang dibentuk
oleh penyelenggara Jalan.
Laik Fungsi Jalan dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

5. Tim Uji Laik Fungsi Jalan terdiri atas unsur Penyelenggara Jalan, instansi yang
bertanggung jawab di bidang Sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan, serta Kepolisian Negara Republik Indonesia.
6. Hasil uji kelaikan fungsi Jalan wajib dipublikasikan dan ditindaklanjuti oleh
Penyelenggara Jalan, instansi yang bertanggung jawab di bidang Sarana dan
Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dan/atau Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
7. Uji kelaikan fungsi Jalan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
 
Melalui penilaian laik fungsi jalan untuk suatu ruas jalan akan diperoleh
data kinerja jalan sampai dengan setidaknya 10 tahun. Kecuali ditemukan
kondisi khusus, maka dilakukan penilaian kembali.

Data yang diperoleh dari Uji Laik Fungsi Jalan (ULFJ) bersifat menyeluruh
dan bersama-sama dengan hasil penilaian rutin (sesuai dengan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 13 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Pemeliharaan Dan Penilikan Jalan) merupakan data dasar dalam
penyusunan program pemeliharaan, rekonstruksi, serta peningkatan
kapasitas jalan, yang meliputi pelebaran dan peningkatan struktur. Selain
itu, melalui hasil penilaian laik fungsi jalan, pengawasan dan pengendalian
ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, maupun ruang pengawasan jalan
dapat ditingkatkan.
Laik Fungsi Jalan dalam
Peraturan Pemerintah No. 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol
Pasal 37, mengamanatkan:
Pengoperasian jalan Tol dilakukan setelah memenuhi:
a. Laik Fungsi terhadap ketentuan teknis dan administratif sebagai jalan umum
sebagaimana ditetapkan dengan peraturan Menteri dan menteri terkait.
Catatan: Menteri yang dimaksud adalah Menteri Pekerjaan Umum dimana ketentuan
yang digunakan adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.11/PRT/M/2010
tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan.
Menteri terkait, antara lain adalah Menteri Perhubungan.
b. Laik Fungsi terhadap ketentuan sistem tol yang meliputi sistem pengumpulan
tol dan perlengkapan sarana operasi sebagaimana ditetapkan dengan
peraturan Menteri.
Catatan: Peraturan Menteri yang dimaksud adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
dimana sampai saat ini peraturan menteri yang mengatur sistem pengumpulan tol dan
perlengkapan sarana operasi masih dalam proses penyusunan sehingga ketentuan
mengenai hal tersebut masih mengacu kepada Keputusan Menteri Kimpraswil No.
354/KTPS/M/2001 tentang Kegiatan Operasi Jalan Tol. Ketentuan teknis atau standar
teknis yang berkaitan dengan sistem tol dimuat pada buku pedoman Geometri Jalan
Bebas Hambatan untuk Jalan Tol No. 007/BM/2009.
Laik Fungsi Jalan dalam
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan
Pasal 102 Ayat 1 - 8 mengamanatkan:
1. Jalan umum dioperasikan setelah ditetapkan memenuhi persyaratan laik fungsi
jalan umum secara teknis dan administratif sesuai dengan pedoman yang
ditetapkan oleh Menteri dan menteri terkait.
2. Uji kelaikan fungsi jalan umum dilakukan sebelum pengoperasian jalan yang
belum beroperasi.
3. Uji kelaikan fungsi jalan umum pada jalan yang sudah beroperasi dilakukan
secara berkala paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau sesuai dengan
kebutuhan.
4. Suatu ruas jalan umum dinyatakan laik fungsi secara teknis apabila memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
• teknis struktur perkerasan jalan;
• teknis struktur bangunan pelengkap jalan;
• teknis geometri jalan;
• teknis pemanfaatan bagian-bagian jalan;
• teknis penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas; dan
• teknis perlengkapan jalan.
Laik Fungsi Jalan dalam
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan
Pasal 102 Ayat 1 - 8 mengamanatkan:
5. Suatu ruas jalan umum dinyatakan laik fungsi secara administratif apabila
memenuhi persyaratan administrasi perlengkapan jalan, status jalan, kelas
jalan, kepemilikan tanah ruang milik jalan, leger jalan, dan dokumen
lingkungan (AMDAL).
Catatan: Dokumen lingkungan hidup adalah tidak terbatas hanya pada dokumen
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) tetapi termasuk dokumen Upaya
Pengelolaan Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dan Dokumen
Evaluasi Lingkungan Hidup/Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DELH/DPLH),
serta Izin Lingkungan. Penyediaan dokumen lingkungan hidup dan Izin Lingkungan
untuk suatu ruas jalan mengacu kepada ketentuan dan peraturan yang ditetapkan
oleh Menteri yang membidangi lingkungan hidup maupun Kepala Daerah dengan
peraturan daerah atau peraturan lainnya.
Laik Fungsi Jalan dalam
Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan

Pasal 102 Ayat 1 - 8 mengamanatkan:


6. Prosedur pelaksanaan uji kelaikan fungsi jalan umum dilaksanakan oleh Tim
Uji Laik Fungsi Jalan yang dibentuk oleh Penyelenggara Jalan yang
bersangkutan yang terdiri dari unsur penyelenggara jalan, instansi yang
menyelenggarakan urusan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan dan unsur
kepolisian.
7. Penetapan laik fungsi jalan suatu ruas dilakukan oleh penyelenggara jalan
yang bersangkutan berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh Tim Uji
Laik Fungsi Jalan.
8. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan laik fungsi jalan
dan penetapan laik fungsi diatur dengan Peraturan Menteri.
Catatan: Yang dimaksud dengan Peraturan Menteri adalah peraturan yang
ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum yaitu Peraturan Menteri PU No.
11/PRT/M/2010 tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan.
3 Pelaksanaan
Kelaikan Fungsi Jalan

27
ji Laik Fungsi Jalan Untuk Jalan Provinsi
1. Uji Laik Fungsi Jalan pada jalan Provinsi diselenggarakan dan diawasi oleh
Penyelenggara Jalan Provinsi yaitu Gubernur. Gubernur dapat
mendelegasikan tugas ini kepada Pejabat dari instansi yang bertanggung
jawab pada bidang jalan.
2. Gubernur mengangkat Tim Uji Laik Fungsi Jalan Provinsi dengan
memperhatikan persyaratan Tim Uji Laik Fungsi Jalan. Gubernur dapat
mendelegasikan tugas ini kepada Pejabat dari instansi yang bertanggung
jawab pada bidang jalan.
3. Pembiayaan pelaksanaan kelaikan fungsi jalan dibebankan kepada APBD
Provinsi. Pembiayaan melingkupi antara lain pembiayaan pelaksanaan Uji
Laik Fungsi Jalan, proses sertifikasi, pelaksanaan pemantauan dan
evaluasi, pengawasan, perkuatan sumber daya (manusia, alat, metode,
dana, dan lain-lain) dan tata laksana/kelola, serta pemenuhan
rekomendasi menuju dan mempertahankan kelaikan fungsi jalan.
Pembiayaan untuk pemenuhan rekomendasi dibebankan pada unit kerja yang
berkenaan dengan rekomendasi yang terdapat pada Berita Acara Uji dan Evaluasi
Laik Fungsi Jalan dan sesuai dengan tugas dan fungsi unit kerja tersebut.
ji Laik Fungsi Jalan Untuk Jalan Provinsi
4. Ruas jalan Provinsi yang akan dievaluasi, dipersiapkan, dan diusulkan
oleh Unit Pelaksana Teknis/Unit Kerja yang mengelola langsung jalan
Provinsi tersebut kepada Gubernur pada awal setiap tahun anggaran atau
sebelum jalan dioperasikan untuk umum. Penetapan ruas jalan untuk
dilaksanakan kelaikan fungsi jalan dapat dilaksanakan oleh Pejabat yang
membidangi jalan (Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Kepala Dinas
Bina Marga Provinsi).
5. Pemenuhan persyaratan kelaikan fungsi jalan menjadi tanggung jawab
semua unsur yang terkait.
6. Kelaikan fungsi suatu ruas jalan ditetapkan oleh Gubernur dengan
menerbitkan Sertifikat Laik Fungsi Jalan berdasarkan Berita Acara Uji dan
Evaluasi Laik Fungsi Jalan. Gubernur dapat mendelegasikan tugas ini
kepada pejabat lain yang ditetapkan dengan suatu surat keputusan.
Mekanisme pengusulan, penerimaan, proses penetapan, penerbitan
sertfikat, dan pendistribusian sertifikat diatur melalui suatu keputusan
dengan berpedoman pada standar, pedoman, manual/kriteria yang
diterbitkan oleh pembina jalan
ji Laik Fungsi Jalan Untuk Jalan Kabupaten/Kota
1. Uji Laik Fungsi Jalan pada jalan Kabupaten/Kota diselenggarakan dan
diawasi oleh Penyelenggara Jalan Kabupaten/Kota yaitu Bupati/Walikota.
Kepala Daerah dapat mendelegasikan tugas ini kepada Pejabat dari
instansi yang bertanggung jawab pada bidang jalan.
2. Gubernur atas usulan Bupati/Walikota mengangkat Tim Uji Laik Fungsi
Jalan Kabupaten/Kota dengan memperhatikan persyaratan Tim Uji Laik
Fungsi Jalan. Gubernur dapat mendelegasikan tugas ini kepada pejabat
lain yang ditunjuk.
3. Gubernur atas usulan Bupati/Walikota memerintahkan ruas jalan yang
akan diuji dengan memperhatikan usulan dari Bupati/Walikota. Gubernur
dapat mendelegasikan tugas ini kepada Bupati/Walikota.
4. Pembiayaan pelaksanaan kelaikan fungsi jalan dibebankan pada APBD
Kabupaten/Kota. Pembiayaan melingkupi seluruh tahapan pelaksanaan
Kelaikan Fungsi Jalan.
Pembiayaan pelaksanaan ULFJ dibebankan pada APBD instansi yang bertanggung
jawab pada penyediaan prasarana jalan Kabupaten/Kota. Sedangkan, biaya
pemenuhan rekomendasi dari hasil ULFJ dibebankan pada masing-masing
anggaran instansi yang dicantumkan pada Berita Acara Uji dan Evaluasi Laik
Fungsi Jalan sesuai dengan tugas dan fungsi instansi-instansi tersebut.
ji Laik Fungsi Jalan Untuk Jalan Kabupaten/Kota
5. Ruas-ruas jalan Kabupaten/Kota yang akan dievaluasi kelaikan fungsinya
dipersiapkan dan diusulkan oleh Unit Pelaksana Teknis/Unit Kerja yang
mengelola langsung ruas jalan tersebut kepada Bupati/Walikota pada
awal setiap tahun anggaran atau sebelum ruas jalan dioperasikan untuk
umum. Penetapan ruas jalan untuk dilaksanakan kelaikan fungsi jalan
dapat dilaksanakan oleh Pejabat yang membidangi jalan, sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
6. Kelaikan Fungsi suatu ruas jalan Kabupaten/Kota ditetapkan oleh
Gubernur dengan menerbitkan sertifikat laik fungsi jalan, atas usulan
Bupati/Walikota, berdasarkan berita acara Evaluasi Laik Fungsi Jalan.
Gubernur dapat mendelegasikan tugas ini kepada pejabat lain yang
ditetapkan dengan suatu surat keputusan. Mekanismenya berpedoman
pada standar, pedoman, manual/kriteria yang diterbitkan oleh pembina
jalan.
7. Berdasarkan Spesifikasi Penyediaan Prasarana Jalan, jalan Desa adalah
jalan Kecil dan berdasarkan fungsi jalan adalah jalan lingkungan serta
merupakan bagian dari sistem jaringan jalan Kabupaten/Kota (Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 19/PRT/M/2011 tentang Persyaratan
Teknis Jalan dan Kriteria Perencanaan Jalan).
Prosedur Pelaksanaan
Kelaikan Fungsi Jalan Secara Umum
Tahap Persiapan
1. Pembentukan Tim Uji Laik Fungsi Jalan
Tim yang melaksanakan ULFJ bersifat independen dan semua personil di
dalam tim tidak ada yang memiliki kepentingan terhadap ruas yang akan
dinilai, yaitu tidak terlibat langsung dalam pekerjaan ruas jalan tersebut.

Tim – ULFJ
(minimum 5 orang dan jika lebih maka harus ganjil)
Ketua merangkap anggota, dari unsur ke Bina-Margaan
Sekretaris merangkap anggota dan 3 Anggota (minimum):
- Unsur keBina-Margaan
- Unsur kePerhubungan
- Unsur kePolisian Lalu-lintas

Ketua tim ULFJ adalah pejabat struktural dari Penyelenggara Jalan yang
memiliki kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan dan telah mengikuti
workshop /training Uji Laik Fungsi Jalan.

Sedangkan anggota Tim ULFJ dapat ditetapkan berdasarkan nama dan atau
jabatan yang memiliki kualifikasi dan kompetensi yang dipersyaratkan serta
telah mengikuti workshop/training Uji Laik Fungsi Jalan.
Tahap Persiapan
2. Kompetensi Tim Uji Laik Fungsi Jalan
Kompetensi yang harus dimiliki oleh Tim Uji Laik Fungsi Jalan meliputi
kompetensi teknis jalan dan kompetensi administrasi jalan.
Setiap anggota tim diharapkan memiliki satu atau lebih bidang
kompetensi sebagai dasar untuk melakukan Uji Laik Fungsi Jalan.
Persyaratan kompetensi teknis untuk anggota Tim Uji Laik Fungsi
Jalan meliputi:
a. Paham di bidang perkerasan jalan,
b. Paham di bidang geoteknik jalan,
c. Paham di bidang geometrik,
d. Paham di bidang teknik lalu lintas,
e. Paham di bidang bangunan pelengkap jalan,
f. Paham di bidang perlengkapan jalan,
g. Paham manajemen dan rekayasa lalu lintas,
h. Paham lokasi-lokasi rawan kecelakaan atau kejadian
kecelakaan,
i. Paham penegakan hukum lalu lintas.
Tahap Persiapan
2. Kompetensi Tim Uji Laik Fungsi Jalan
Persyaratan kompetensi administrasi jalan untuk anggota Tim Uji
Laik Fungsi Jalan meliputi:
a. Paham terhadap dokumen status jalan dan aspek legalitasnya,
b. Paham terhadap dokumen kelas jalan dan aspek legalitasnya,
c. Paham terhadap dokumen penetapan petunjuk, perintah, dan
larangan dalam pengaturan lalu lintas dan aspek legalitasnya,
d. Paham terhadap dokumen kepemilikan tanah Rumija dan
aspek legalitasnya,
e. Paham terhadap dokumen leger jalan dan aspek legalitasnya,
f. Paham terhadap dokumen lingkungan dan aspek legalitasnya.
 
Tahap Persiapan
3. Pembentukan Tim Uji Laik Fungsi Jalan
Ketentuan dalam pembentukan Tim ULFJ sebagai berikut:
1. Penyelenggara Jalan menyurati Penyelenggara Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan serta Kepolisian RI untuk memohon personil
sebagai anggota Tim ULFJ.
2. Ketua Tim berasal dari unsur Penyelenggara Jalan.
3. Sekretaris dan anggota tim berasal dari unsur Penyelenggara
Jalan, unsur Penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan atau instansi
Penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Daerah tergantung
pada status ruas jalan), serta unsur Kepolisian RI.
4. Seluruh anggota Tim Uji Laik Fungsi Jalan, termasuk ketua dan
sekretaris, tidak dapat diangkat dari unsur yang terlibat langsung
dengan ruas jalan yang akan dinilai kelaikan fungsi jalannya, baik
secara teknis maupun administrasi.
Tahap Persiapan
3. Pembentukan Tim Uji Laik Fungsi Jalan
5. Kualifikasi Tim Uji Laik Fungsi Jalan terdiri atas para ahli jalan yang
meliputi disiplin keilmuan antara lain:
1) teknik jalan, geoteknik jalan, teknik jembatan, teknik lalu
lintas/transportasi dan lingkungan jalan,
2) administrasi teknik jalan,
3) administrasi dokumen jalan,
4) memahami dokumen lingkungan dan aspek legalitasnya,
5) memahami dokumen petunjuk, perintah, dan larangan dalam
pengaturan lalu lintas bagi semua perlengkapan jalan serta
aspek legalitasnya,
6) memahami dokumen penetapan status jalan dan aspek
legalitasnya,
7) memahami dokumen penetapan kelas jalan dan aspek
legalitasnya,
8) memahami dokumen penetapan kepemilikan tanah dan aspek
legalitasnya, serta
9) memahami dokumen penetapan leger jalan dan aspek
legalitasnya.
Tahap Persiapan
3. Pembentukan Tim Uji Laik Fungsi Jalan
6. Jika persyaratan kompetensi anggota tim sulit untuk dipenuhi,
Penyelenggara Jalan dapat mengangkat tenaga ahli dari unsur-
unsur lembaga penelitian jalan, perguruan tinggi, asosiasi ahli
jalan, dan/atau unsur lain yang memenuhi kriteria keahlian sebagai
narasumber.
7. Tim ULFJ melakukan penilaian terhadap ruas jalan sesuai dengan
Surat Perintah yang dikeluarkan oleh Penyelenggara Jalan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
Tahap Persiapan
4. Tugas Tim Uji Laik Fungsi Jalan
Tugas Tim Uji Laik Fungsi Jalan secara umum meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Melaksanakan Uji Laik Fungsi Jalan berdasarkan surat penetapan
Tim Uji Laik Fungsi Jalan, surat perintah pengujian yang
menetapkan ruas-ruas jalan yang harus diuji sesuai waktu
pelaksanaan yang ditetapkan, dan biaya pelaksanaan Uji Laik
Fungsi Jalan yang disediakan oleh Penyelenggara Jalan.
2. Menyusun berita acara hasil pengujian yang berisi rekomendasi
kelaikan dan upaya perbaikan yang harus dilakukan serta usulan
tahun pemenuhan rekomendasinya.
3. Melaporkan berita acara Uji dan Evaluasi Laik Fungsi Jalan
kepada Unit Pelaksana Teknis/Unit Kerja dalam hal ini unsur
Perencanaan.
Tahap Persiapan
4. Tugas Tim Uji Laik Fungsi Jalan
Pembagian tugas Tim ULFJ pada tahap pengujian adalah sebagai
berikut:
1. Unsur Penyelenggara Jalan melakukan pengujian/penilaian
terhadap persyaratan teknis dan persyaratan administrasi untuk
penilaian yang difokuskan kepada :
• A.1. Teknis Geometrik Jalan,
• A.2. Teknis Struktur Perkerasan Jalan,
• A.3. Teknis Struktur Bangunan Pelengkap Jalan,
• A.4. Teknis Pemanfaatan Bagian-bagian Jalan,
• A.6a. Teknis Perlengkapan Jalan yang Terkait Langsung dengan
Pengguna Jalan,
• A.6b. Teknis Perlengkapan Jalan yang Tidak Terkait Langsung dengan
Pengguna Jalan,
• B.2. Dokumen penetapan status jalan,
• B.3. Dokumen penetapan kelas jalan,
• B.4. Dokumen penetapan kepemilikan tanah,
• B.5 Dokumen penetapan leger jalan, dan
• B.6. Dokumen AMDAL (Dokumen Lingkungan).
Tahap Persiapan
4. Tugas Tim Uji Laik Fungsi Jalan
2. Unsur Penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan atau
Penyelenggara Sarana dan Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan (Kementerian Perhubungan, Dinas Perhubungan atau
instansi Penyelenggara Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Daerah)
melakukan pengujian/penilaian terhadap persyaratan teknis dan
persyaratan administrasi untuk penilaian yang difokuskan kepada:
• A.5. Teknis Penyelenggaraan Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas,
• A.6.a. Teknis Perlengkapan Jalan yang Terkait Langsung dengan
Pengguna Jalan, dan
• B.1. Dokumen penetapan petunjuk, perintah, dan larangan dalam
pengaturan lalu lintas bagi semua perlengkapan jalan.

3. Unsur Kepolisian RI membantu menilai formulir A.6.b untuk


komponen fasilitas perlengkapan keamanan bagi pengguna jalan
serta memberikan informasi seperti lokasi rawan kecelakaan dan
rawan kemacetan.
Tahap Persiapan
5. Data Hasil Uji Laik Fungsi Jalan

Semua data yang dihasilkan selama pelaksanaan ULFJ dan kelaikan


fungsi jalan menjadi milik Penyelenggara Jalan. Data ini bersifat
rahasia kecuali informasi kategori atau status suatu ruas jalan yang
tercantum pada sertifikat kelaikan fungsi jalan. Artinya, data tersebut
tidak boleh disebarluaskan, hanya digunakan untuk keperluan internal
sebagai dasar dalam pelaksanaan pemenuhan rekomendasi,
pengawasan pelaksanaan kelaikan fungsi jalan, serta pelaksanaan
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kelaikan fungsi jalan.

Untuk pihak lain, dokumen yang disampaikan adalah ringkasan


rekomendasi dari Berita Acara yang sesuai dengan tanggung jawab
dan tugas masing-masing instansi.
Tahap Persiapan
5. Data Hasil Uji Laik Fungsi Jalan
Data utama
Data utama merupakan data yang harus ada untuk penilaian
persyaratan administrasi. Data tersebut adalah:
1. Dokumen penetapan status jalan.
2. Dokumen kelas jalan.
3. Dokumen penetapan petunjuk, perintah, dan larangan dalam
pengaturan lalu lintas.
4. Dokumen kepemilikan tanah Rumija.
5. Dokumen leger jalan.
6. Dokumen lingkungan.

Tiga jenis data utama yaitu status jalan, kelas jalan, dan dokumen leger
jalan termuktahir hendaknya dipunyai oleh Tim ULFJ sebelum
dilaksanakan penilaian karena status jalan yang menunjukkan fungsi
jalan serta kelas jalan yang dipadukan dengan data lalu lintas adalah
faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan kriteria keselamatan
Tahap Persiapan
5. Data Hasil Uji Laik Fungsi Jalan
Data Pendukung
Data pendukung merupakan data yang dapat membantu Tim ULFJ
dalam melaksanakan penilaian persyaratan teknis. Dokumen tersebut
antara lain:
1. Dokumen leger jalan;
2. Desain Teknis Rinci (Detailed Engineering Design, DED);
3. Gambar Teknis Terbangun (As-built Drawing);
4. Dokumen Penerimaan Pekerjaan DED;
Dokumen ini adalah dokumen-dokumen yang dibutuhkan dalam
menyusun DED, yaitu data topografi, trase jalan, data LHRT, dan
lain-lain; dan
5. Dokumen lain yang sesuai, antara lain:
• data hasil survei kondisi jembatan (contoh : menggunakan BMS)
termuktahir .
• data hasil survei kondisi jalan (contoh : menggunakan IRMS)
termuktahir, dan
• data kecelakaan termuktahir.
Tahap Penilaian dan Penyusunan Berita Acara ULFJ
1. Azas Pelaksanaan ULFJ
ULFJ harus menganut azas akuntabilitas, transparansi,
komunikasi, dan konsultasi terhadap semua tahapan pelaksanaan
penilainnya. Tahapannya yaitu:

1. Penilaian terhadap suatu ruas jalan baru maupun eksisting dimulai dengan
Rapat Pembukaan oleh fasilitator penyelenggaraan ULFJ
2. Pengumpulan dokumen dan penilaian dokumen serta survei lapangan dalam
rangka penilaian.
3. Rapat Penutupan. Pada rapat ini, Tim ULFJ menyampaikan hasil sementara
dari penilaian. Pada tahapan ini dilakukan diskusi, konsultasi termasuk
konfirmasi dari Tim ULFJ kepada pihak-pihak Perencana, Pelaksana,
maupun penanggung jawab ruas jalan.
4. Penyusunan laporan hasil pelaksanaan penilaian dan Berita Acara ULFJ
untuk disampaikan kepada fasilitator penyelenggara ULFJ.
5. Fasilitator penyelenggara ULFJ menindaklanjuti dengan melakukan evaluasi
atas usulan dari Tim ULFJ secara berjenjang.
Tahap Penilaian dan Penyusunan Berita Acara ULFJ
2. Pelaksanaan Pengujian Teknis
Analisis data utama dan data pendukung
Sebelum melaksanakan pengujian, Unit Kerja yang memfasilitasi
pelaksanaan Uji Laik Funsgi Jalan harus menyiapkan data utama dan
data pendukung/dokumen pendukung.

Data utama dan pendukung yang diperoleh kemudian dianalisis oleh


Tim ULFJ. Tujuannya adalah agar Tim ULFJ mempunyai informasi
awal dan gambaran kondisi ruas jalan yang akan dilakukan survei
langsung di lapangan. Hal ini akan sangat membantu tim dalam
menentukan jadwal, metode pembagian segmen, metode ULFJ,
kebutuhan alat, titik-titik (lokasi-lokasi) yang perlu diverifikasi langsung
dan disurvei lebih rinci di lapangan. Sangat umum dilakukan bahwa Tim
ULFJ akan melakukan penilaian langsung di lapangan sepanjang ruas
jalan yang diuji.
Metode penilaian  Metode yang digunakan dalam pelaksanaan uji lapangan dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu pelaksanaannya dapat dilakukan oleh 1 (satu) tim (Tim ULFJ saja)
atau dengan 2 (dua) tim (Tim ULFJ sebagai Tim Inti dan dibantu Tim Pendukung

Tim Pendukung ini dibentuk oleh Unit Pelaksana Teknis dan bertugas dengan menggunakan sumber pembiayaan APBN/APBD melalui kegiatan kontraktual atau swakelola. Secara teknis, Tim Pendukung ini bertanggung jawab kepada tim ULFJ, tetapi secara adminstratif
bertanggung jawab kepada Unit Pelaksana Teknis yang mengangkatnya.

47
Metode penilaian  Segmentasi Ruas Jalan

Prinsip: Segmentasi perlu dilakukan jika tipe /medan jalan berbeda!

Jika sama dalam seluruh ruas, maka tidak


Lakukan evaluasi
ada pembagian segmen
LHRT dan Kelas Jalan
pada seluruh
panjang ruas Jika ada yang tidak sama dalam seluruh
ruas, maka ada pembagian segmen. Titik
perubahan menjadi batas segmen

48
Tahap Penilaian dan Penyusunan Berita Acara ULFJ
3. Penyusunan BA Uji dan Evaluasi Laik Fungsi Jalan
Berita Acara berisi usulan yang berkenaan dengan ruas jalan yang
dinilai, baik yang mempunyai satu segmen atau lebih (setiap segmen
harus dinilai status kelaikan fungsi jalannya), rekomendasi yang berisi
upaya yang disarankan dalam rangka memenuhi dan mempertahankan
Laik Fungsi, waktu untuk mencapai pemenuhan Laik Fungsi, serta
sketsa ruas jalan dengan segmentasinya.

Tim ULFJ dalam memberikan usulan rekomendasi dan tahun


pemenuhan sebaiknya menyampaikan dalam bentuk rekomendasi
jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Tahapan-
tahapan seperti ini sangat diperlukan Penyelenggara Jalan untuk
mempermudah dalam melakukan pemrograman dan usulan anggaran
untuk upaya/aksi pemenuhan secara bertahap agar ruas jalan yang
diizinkan beroperasi (ruas jalan eksisting dengan kategori Laik
Bersyarat) tetap menjamin keselamatan bagi pengguna jalannya.
Tahap Sertifikasi

1. Konsep sertifikat disiapkan oleh unit kerja yang memfasilitasi


pelaksanaan evaluasi di tingkat paling tinggi.

2. Sertifikat hasil Uji Laik Fungsi Jalan diterbitkan oleh Penyelenggara


Jalan sesuai dengan kewenangannya

3. Sertifikat ini berisi :


• nomor sertifikat,
• tanggal penetapan sertifikat,
• spesifikasi prasarana jalan,
• kategori status kelaikan jalan,
• tanggal diterbitkannya sertifikat dan tanggal dilakukannya
penilaian (pengujian),
• status Surat Keputusan Tim ULFJ,
• Status Surat Keputusan Tim Evaluasi/Tim Evaluasi Pusat
(apabila ada)
• Berita Acara Uji dan Evaluasi Laik Fungsi Jalan.
Format
Sertifikat Laik Fungsi Jalan

51
Tahap Sertifikasi
Proses penerbitan dan penyimpanan sertifikat :
1. Sertifikat dibuat oleh unit kerja/unit pembina setelah dievaluasi oleh Tim Evaluasi.

2. Naskah sertifikat jalan provinsi, sebelum ditandatangani oleh Gubernur, harus diparaf
oleh pejabat yang ditunjuk oleh gubernur, sedangkan untuk jalan kabupaten/kota
diparaf oleh bupati/walikota. Gubernur dapat mendelegasikan tugas ini kepada pejabat
lain yang ditetapkan dengan suatu surat keputusan.

3. Sertifikat asli yang telah ditandatangani disimpan di bagian yang bertanggung jawab
terhadap arsip pada penyelenggara jalan.

4. Sertifikat yang telah ditandatangani, diperbanyak dan distempel basah, kemudian


diserahkan kepada unit kerja dan unit pelaksana teknis yang mengelola ruas jalan
yang dinilai. Untuk ruas jalan daerah, salinan sertifikat laik fungsi jalan diperbanyak
sesuai dengan unsur yang terlibat dan bertanggung jawab terhadap pemenuhan
rekomendasi.

5. Untuk pihak lain di luar ruang lingkup penyelenggara jalan, dokumen yang
disampaikan adalah summary rekomendasi dari berita acara yang isinya hanya
memuat rekomendasi untuk pemenuhan menuju dan mempertahankan laik fungsi yang
sesuai dengan tanggung jawab dan tugas masing-masing instansi tersebut. Salinan
sertifikat tidak diberikan kepada pihak lain di luar penyelenggara jalan.
TIM EVALUASI/TIM EVALUASI PUSAT
Tugas: mengevaluasi usulan
rekomendasi dan tahun pemenuhan
Persyaratan:
Tim Evaluasi/Tim Evaluasi Pusat
- Paham rencana strategis
adalah terdiri dari unsur internal
- Paham kebijakan secara menyeluruh
penyelenggara jalan
- Paham peraturan dan ketentuan dalam
rangka penyelenggaraan jalan
Ketua adalah penanggung jawab
program – anggaraan atau
penanggung jawab
perencanaan Perlu atau tidaknya Tim Evaluasi dan Tim
- Unsur ke tata usahaan Evaluasi Pusat bergantung kepada besarnya
- Unsur pelaksana Organisasi Penyelenggara Jalan
- dll

53
Tahap Publikasi Sertifikat

Publikasi status kelaikan fungsi ruas-


ruas jalan Nasional, Provinsi, Kota/Kab.

MENTERI PU

GUBERNUR

Pelaporan status WALIKOTA/BUPATI


kelaikanfungsi jalan Pelaporan status
nasional kelaikanfungsi jalan
provinsi Pelaporan status
kelaikanfungsi jalan
kota/kab.

Evaluasi kelaikan jalan Evaluasi kelaikan jalan Evaluasi kelaikan jalan


nasional oleh tim Uji LFJ provinsi oleh tim Uji LFJ kota/kab. oleh tim Uji LFJ
Nasional Provinsi Kota/Kab.
Tabel Publikasi Kelaikan Fungsi Jalan

Status
No. Nama Provinsi/ No. Tanggal
Status Fungsi Kelas Panjang Kelaikan
No. Ruas Ruas Kabupaten/ Sertifi- Penerbita
Jalan Jalan Jalan Ruas Jalan Fungsi
Jalan Jalan Kota kat n Serifikat
Jalan
Provinsi :
1
2
Dst

Catatan: pelaksanaan Uji Laik Fungsi Jalan mengacu kepada Permen PU No. 11/PRT/M/2010 tentang Tata
Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan

55
Tahap Tahap Pengawasan
(Evaluasi Dan Pencapaian Kelaikan Fungsi Jalan)
Evaluasi kelaikan fungsi jalan adalah suatu rangkaian kegiatan yang
akan melihat bahwa alur pelaksanaan LFJ dilakukan dengan benar dan
dilakukan oleh setiap unit dengan benar sesuai dengan tugas, fungsi,
dan kewenangannya.

Penyelenggara Jalan berhak melakukan evaluasi atas upaya pemenuhan yang


dilakukan oleh pihak lain (instansi yang bertanggung jawab pada bidang LLAJ
dan Kepolisian RI) dan memberikan rekomendasi atas evaluasi tersebut. Upaya
ini dilakukan untuk mendapatkan sinergitas yang baik antara para pemangku
kepentingan sehingga ruas-ruas jalan yang dioperasikan untuk umum menjamin
keselamatan bagi pengguna jalan dan memberikan kepastian hukum bagi
Penyelenggara Jalan dan pengguna jalan.

Pencapaian Kelaikan Fungsi Jalan adalah suatu rangkaian kegiatan


yang dimulai dari perencanaan pemenuhan rekomendasi yang tertuang
pada Berita Acara Sertifikat Kelaikan Fungsi Jalan dan pelaksanaan
pemenuhan.
Tahap Tahap Pengawasan
(Evaluasi Dan Pencapaian Kelaikan Fungsi Jalan)
Pemenuhan rekomendasi dapat dilaksanakan dalam dua kondisi
berikut:

1. Pemenuhan rekomendasi dapat langsung dilaksanakan sebelum


diterbitkannya sertifikat. Pemenuhan ini dimungkinkan karena
ketersediaan dana yang masih memungkinkan dan pemenuhan
dapat dilaksanakan melalui kegiatan penanganan ruas jalan yang
sedang berjalan.

2. Pemenuhan rekomendasi dilaksanakan setelah diserahkannya


sertifikat kepada Unit Pelaksana Teknis dan pihak-pihak lain
sesuai yang diamanatkan pada Berita Acara Uji dan Evaluasi Laik
Fungsi Jalan. Pemenuhan ini dilaksanakan dengan mekanisme
yang diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pemenuhan rekomendasi pada Penyelenggara Jalan adalah umumnya
melalui tahapan sebagai berikut:
1) Unit Pelaksana Teknis menerima Sertifikat Laik Fungsi Jalan dan Berita Acara
2) Unit Pelaksana Teknis membuat dan merekapitulasikan ke dalam Peta
Kondisi Kelaikan Fungsi Jalan di wilayahnya.
3) Unit Pelaksana Teknis menyusun rencana/usulan kegiatan untuk pemenuhan
rekomendasi dan menyerahkannya kepada unit kerja yang bertanggung
jawab di bidang program dan anggaran untuk selanjutnya diprogramkan dan
dianggarkan.
4) Rekomendasi yang telah diprogramkan dan ditetapkan kemudian dikerjakan
oleh setiap unit kerja yang terkait dan dilaporkan pencapaiannya kepada
Penyelenggara Jalan.
Setiap tahun akan dilaksanakan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan
kelaikan fungsi jalan oleh Unit-unit Kerja lain sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Untuk pemenuhan rekomendasi yang bukan merupakan tanggung jawab


Penyelenggara Jalan dilaksanakan dengan menyampaikan surat kepada
Dinas Perhubungan dan Kepolisian yang memuat rangkuman yang perlu
dipenuhi rekomendasinya oleh instansi tersebut sesuai tugas dan wewenang
setiap instansi tersebut.
58
PERSENTASE PEMENUHAN TERHADAP
PERSYARATAN TEKNIS JALAN

0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100

A1. GEOMETRIK

A2. STRUKTUR PERKERASAN

A3. BANGUNAN PELENGKAP


JALAN
Teknis

A4. PEMANFAATAN BAGIAN -


BAGIAN JALAN
A5. MANAJEMEN DAN
REKAYASA LALU LINTAS

A6. PERLENGKAPAN JALAN

PERSENTASE PEMENUHAN TERHADAP


PERSYARATAN ADMINISTRASI JALAN
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Kelaikan Fungsi Jalan

B1. DOK. PERINTAH & LARANGAN


PERLENGKAPAN JALAN
Contoh: Peta Kondisi Jalan pada suatu wilayah

B2. DOKUMEN STATUS JALAN

B3. DOKUMEN KELAS JALAN

B4. DOKUMEN KEPEMILIKAN


TANAH RUMIJA
Administrasi

B5. DOKUMEN LEGER JALAN

B6. DOKUMEN LINGUNGAN


berdasarkan

59
Contoh Rencana Pemenuhan Kelaikan Fungsi Jalan
Identitas Paket Pekerjaan untuk Pelaksanaan
Rencana Pemenuhan Kelaikan Fungsi Jalan terhadap Persyaratan Teknis
di Provinsi Sulawesi Utara BPJN XI
Tahun 2014
Nomor
Paket Nomor Sertifikat LFJ
Pekerjaan Nama Paket Pekerjaan yang terkait Keterangan
1 2 3 4
Pemeliharaan Rutin Ruas
2409.001 LIKUPANG - WORI HK.05.02-Db/415.93       A2.1    
Pemeliharaan Rutin Ruas JLN.
2409.001 HASANUDIN (MANADO) HK.05.02-Db/415.54       A2.1 A2.2 A2.3
Pemeliharaan Rutin Ruas JLN.
2409.001 W. MARAMIS (TONDANO) HK.05.02-Db/415.53       A2.1 A2.2 A2.3
Pemeliharaan Rutin Ruas JLN.
2409.001 IMAM BONJOL (TONDANO) HK.05.02-Db/415.44       A2.1 A2.2 A2.3
Pemeliharaan Rutin Ruas BTS.
2409.001 KOTA TONDANO - TOMOHON HK.05.02-Db/415.45       A2.1    
Pemeliharaan Rutin Ruas JLN.
2409.001 BULOVARD (TONDANO) HK.05.02-Db/415.52       A2.1 A2.2 A2.3

60
Pemenuhan Kelaikan Fungsi Jalan
Pemenuhan Aspek dan keterlibatan Instansi /stakeholder lain:
N
O KOMPONEN Instansi Terkait untuk Pemenuhan Kelaikan
Aspek Teknis
1 Geometrik Pemilik tanah dan BPN (apabila membutuhkan
tanah)
2 Struktur Perkerasan penyelenggara jalan
3 Bangunan Pelengkap Jalan Pemilik tanah dan BPN(apabila membutuhkan tanah)
4 Pemanfaatan Bagian-Bagian Jalan Pemerintah Daerah
5 Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Instansi yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas
dan angkutan jalan dan POLRI
6 Perlengkapan Jalan
Aspek Administrasi
1 Dok. Perintah & Larangan Instansi yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas
Perlengkapan jalan dan angkutan jalan
2 Dok. Status Jalan penyelenggara jalan
3 Dok. Kelas Jalan penyelenggara jalan
4 Dok. Kepemilikan Rumija Badan Pertanahan Nasional
5 Dok. Leger Jalan penyelenggara jalan 61
PEMBIAYAAN
Pasal 15

1) Dua kebutuhan pembiayaan:


a. Uji & Evaluasi LFJ
b. pencapaian LFJ

2) Jalan Nasional APBN


3) Jalan Provinsi APBD provinsi.
4) Jalan Kabupaten/Kota APBD Kabupaten
APBD Kota.
62
Waktu Pelaksanaan Kelaikan Fungsi Jalan:

Suatu ruas jalan yang telah ditetapkan kelaikan fungsinya akan diuji dan
dievaluasi kembali dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Untuk jalan lama/eksisting yang belum dilakukan pengujian Kelaikan


Fungsi Jalan, maka Penyelenggara Jalan harus segera
melaksanakannya dalam rangka menjalankan amanat peraturan dan
perundang-undangan.

2. Untuk segmen/ruas jalan baru, pengujian Kelaikan Laik Fungsi Jalan


dilakukan sebelum Provisional Hand Over (PHO) dengan catatan
bahwa seluruh pekerjaan jalan telah selesai termasuk pemasangan
perlengkapan jalan.

Yang dapat dilaksanakan sebelum ULFJ adalah Audit Keselamatan Jalan.


Audit Keselamatan Jalan yang dilakukan pada tahap perencanaan awal, tahap
sebelum finalisasi perencanaan akhir, tahap pelaksanaan pekerjaan konstruksi,
dan pada tahap sebelum dilaksanakan ULFJ akan menjamin bahwa
segmen/ruas jalan berkategori Laik Fungsi.
63
Waktu Pelaksanaan Kelaikan Fungsi Jalan:

3. Untuk ruas jalan yang dikategorikan Laik Fungsi, maka akan diuji dan
dievaluasi kembali maksimal 10 (sepuluh) tahun kemudian. Ruas
jalan ini dapat diusulkan untuk diuji dan dievaluasi kembali kurang
dari 10 tahun jika dipandang perlu karena pada ruas jalan tersebut
telah terjadi perubahan signifikan yang dapat mempengaruhi kondisi
lalu lintas dan keselamatan pengguna jalan.

4. Untuk ruas jalan yang dikategorikan Laik Bersyarat dan Tidak Laik,
maka ruas jalan akan diuji dan dievaluasi kembali jika
rekomendasinya telah dipenuhi sesuai dengan butir 3.

5. Untuk ruas jalan eksisting yang berkategori Tidak Laik, dapat dibuka
untuk umum setelah melalui proses penilaian melalui ULFJ dan
mendapatkan status minimal Laik Bersyarat (dibuktikan dengan
sertifikat) dengan tidak ada satu komponenpun yang berkategori
Tidak Laik.

64
BAGAN ALIR PELAKSANAAN KELAIKAN FUNGSI JALAN PROVINSI/KOTA/KABUPATEN
Tahap Pengujian Lapangan
Tahap Persiapan Tahap Sertifikasi
& Penyusunan Berita Acara

Jalan yang telah berstatus laik akan diuji


kembali paling lambat 10 tahun atau jika
dianggap perlu untuk diuji kembali

Membentuk Tim ya
Unit Pelaksana Mengusulkan Menyediakan Evaluasi
Teknis dan Membuat data dan menyerahkan
Apakah ada Menyiapkan Melaksanakan
Di bidang Konsep SK Tim pendukung BA serta tdk
Komponen Konsep pemenuhan
Kebinamargaan ULFJ dan Ruas (5) rekomendasi untuk
yang dapat Sertifikat langsung
yg akan diuji dievaluasi
dipenuhi ULFJ rekomendasi
(1) (7)
langsung? (10) (9)

Tim Mengevaluasi Berita Acara


Evaluasi dan Rekomendasi Hasil
ULFJ
(8)

Menandatangani
Sertifikat ULFJ
Mengeluarkan (11)
Penyelenggara Menetapkan Tim Surat Perintah
Jalan ULFJ dan Ruas Tugas TIM ULFJ
Jalan yg akan (3)
diuji Melaporkan
(2) Sertifikat ULFJ
(12)

Tim Uji Menyusun Berita


Laik Melaksanakan ULFJ Acara dan
Fungsi (4) Rekomendasi Hasil
ULFJ
(6)

Penyelenggar
a Jalan
Nasional

65
Tahap Tahap Pengawasan
Publikasi (Evaluasi Dan Pencapaian Kelaikan
Fungsi Jalan)

Menyusun
Sertifikat Laik
Peta LFJ dan
dan Melaksanak
Menyusun
Berita Laik an
Program dan Melaksanakan
Acara Bersyarat Monitoring
Anggaran Pemenuhan
diarsipka atau dan
untuk Rekomendasi
n Tidak Laik Evaluasi
pemenuhan (17.a)
(13) (17.b)
rekomendasi
(15)

Memerintahkan untuk
melaksanakan usulan program
anggaran yang disetujui
termasuk rekomendasi LFJ
(16.a)

Memerintahkan Monitoring
dan Evaluasi LFJ
(16.b)

Sertifikat dan Berita Sertifikat


Acara diarsipkan dipublikasikan
(13) (14)

66
4
Ketentuan Teknis
dan Administrasi
pada ULFJ

67
Kategori / Status Kelaikan Fungsi Jalan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2010,
penetapan status kelaikan jalan dibedakan atas 4 (empat) kategori yaitu:

1. Laik Fungsi (L),


Laik Fungsi yang persyaratan teknisnya diturunkan (Lt),
2. Laik Fungsi Bersyarat (Ls) dan
3. Tidak Laik Fungsi (T).
KATEGORISASI LFJ Jalan TIDAK dioperasikan dan
harus diperbaiki

Perbaikan
Semua jalan besar TLF
umum HARUS
memenuhi
Uji &
persyaratan LFJ: Evaluasi
Nasional LS
Provinsi
LFJ
Kabupaten
Kota Perbaikan
kecil
LF atau LT
Jalan dioperasikan, dan
dievaluasi lagi jika ada usulan
Aplikasi atau paling lama 10 tahun
rekayasa
keselamatan
Jalan dioperasikan SEMENTARA
jalan dan diperbaiki sesuai
rekomendasi tim Uji LFJ
69
Laik Fungsi (L)
adalah kondisi suatu ruas jalan, baik jalan baru maupun jalan yang
sudah dioperasikan sebelum ditetapkannya Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2010, yang memenuhi semua
persyaratan teknis dan memiliki semua persyaratan administratif untuk
dioperasikan kepada umum.
Laik Fungsi dengan
Persyaratan Teknis yang Diturunkan (Lt)
adalah ekuivalen dengan kategori Laik Fungsi yang persyaratan teknisnya
diturunkan, dengan catatan karena kondisi seluruh ruas jalan atau sebagian ruas
jalan masih berkeselamatan sesuai dengan LHRT, beban dan dimensi
kendaraan, serta komposisi kendaraan pada saat ULFJ dilakukan.
Langkah-langkah untuk mendapatkan penetapan kategori Laik Diturunkan
adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penilaian, Tim ULFJ menyampaikan usulan komponen
yang persyaratan teknisnya diturunkan kepada Penyelenggara Jalan melalui
Tim Evaluasi.
2. Tim Evaluasi melakukan pemeriksaan dan evaluasi. Jika dinilai layak, maka
usulan ini disampaikan kepada Penyelenggara Jalan untuk mendapatkan
penetapan. Jika dinilai tidak layak, maka komponen tersebut menjadi Laik
Bersyarat.
3. Pertimbangan yang digunakan untuk menurunkan persyaratan teknis suatu
komponen jalan adalah sulitnya pembebasan lahan untuk memperoleh
geometrik yang sesuai dengan persyaratan teknis, dikarenakan daerah
sekitar jalan adalah daerah yang dilestarikan atau merupakan kawasan
konservasi yang dipengaruhi dampak sosial/budaya atau melewati daerah
konservasi hutan lindung.
Laik Fungsi Bersyarat (Ls)
adalah kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi sebagian persyaratan
teknis laik fungsi jalan, tetapi masih mampu memberikan keselamatan
bagi pengguna jalan dan/atau memiliki paling tidak dokumen penetapan
status jalan.

Kemampuan ruas jalan memberikan keselamatan bagi pengguna jalan


diartikan bahwa kondisi ruas jalan tidak berpotensi mencelakakan
pengguna jalan, tidak berpotensi untuk terjadinya tabrakan tunggal atau
tabrakan depan-depan atau tabrakan depan-belakang.
Tidak Laik Fungsi (T)
adalah kondisi suatu ruas jalan yang sebagian komponen jalannya tidak
memenuhi persyaratan teknis sehingga ruas jalan tersebut tidak mampu
memberikan keselamatan bagi pengguna jalan, dan/atau tidak memiliki
dokumen status jalan meskipun dokumen administrasi yang lain ada dan
legal.

Ruas jalan yang berkategori Tidak Laik Fungsi dilarang dioperasikan


untuk umum. Ketidaklaikan fungsi suatu ruas jalan berlaku sampai jalan
tersebut diperbaiki dan dievaluasi kembali kelaikannya.
PERSYARATAN LFJ
Permen PU No. 11/PRT/M/2010
• Syarat Teknis: • Syarat Administrasi:
(ps. 4 ) (ps. 5)

A1. teknis geometrik jalan B1 dokumen petunjuk dan


perintah perlengkapan jalan
A2. teknis struktur
perkerasan jalan B2 dokumen penetapan
A3. teknis struktur bangunan status jalan
pelengkap jalan
A4 teknis pemanfaatan B3 dokumen penetapan kelas
bagian-bagian jalan jalan
A5 teknis penyelenggaraan
B4 dokumen penetapan
manajemen dan rekayasa lalu
kepemilikan tanah Rumija
lintas

A6 teknis perlengkapan jalan B5 dokumen penetapan leger


jalan
Mengacu pada Permen PU
B6 dokumen lingkungan
No.19/2011 ttg PTJ & KPTJ 74
Persyaratan Teknis Uji Laik Fungsi Jalan

No Komponen dievaluasi Ketentuan

1 teknis geometri jalan;


L= Ls = T=
2 struktur perkerasan jalan; Seluruh Ada satu Ada satu atau
komponen atau lebih lebih
memenuhi komponen komponen
3 struktur bangunan pelengkap PTJ, termasuk tidak tidak
jalan; yang PTJ-nya memenuhi memenuhi
diturunkan PTJ, tetapi PTJ dan
4 teknis pemanfaatan bagian- tidak membahaya-
bagian jalan; membahaya- kan
kan pengguna
5 teknis penyelenggaraan pengguna jalan
manajemen dan rekayasa lalu jalan
lintas
6 teknis perlengkapan jalan
Ketentuan Kategori Persyaratan teknis

No Komponen dievaluasi Ketentuan

1 teknis geometri jalan;


1. Fokus penilaian dilakukan terhadap unsur keberfungsian
dan dimensi terhadap aspek keselamatan jalan.
2. Untuk jalan Eksisting dpt menjadi Lt, pertimbangan
yang digunakan adalah masalah pembebasan lahan
dikarenakan daerah sekitar jalan adalah daerah yang
dilestarikan atau merupakan kawasan konservasi yang
dipengaruhi dampak sosial/budaya atau melewati
daerah konservasi hutan lindung.
3. Apabila terdapat kategori Lt, maka pada Sertifikat Laik
Fungsi Jalan ataupun pada Berita Acara perlu
dicantumkan bahwa kategori Laik Fungsi karena
persyaratan teknis yang diizinkan diturunkan, hanya
berlaku selama kondisi LHRT, beban, dimensi kendaraan,
komposisi kendaraan masih tetap sama dengan nilai
sewaktu dilaksanakan ULFJ.
76
Ketentuan Kategori Persyaratan teknis

No Komponen dievaluasi Ketentuan

1. Fokus penilaian dilakukan terhadap


keberfungsian struktur dan kekuatan
2 struktur perkerasan jalan; konstruksi jalan
2. Untuk jalan eksisting ataupun jalan
baru, tidak bisa berkategori Lt.
3. Penilaian Kelaikan Fungsi Jalan dapat
mengacu Nilai IRI, dengan ketentuan:
• untuk Kondisi B (Baik) dan kondisi S
(Sedang) adalah L,
• untuk Kondisi RR (Rusak Ringan)
adalah Ls;
• untuk Kondisi RB (Rusak Berat)
adalah T.

77
Ketentuan Kategori Persyaratan teknis

No Komponen dievaluasi Ketentuan

1. Fokus penilaian dilakukan terhadap


keberfungsian struktur bangunan
pelengkap jalan yang meliputi
keberfungsian konstruksi jembatan,
3 struktur bangunan pelengkap keberfungsian gorong-gorong, tempat
jalan; parkir, saluran tepi jalan, dll.
2. Untuk jalan eksisting ataupun jalan
baru, tidak bisa berkategori Lt.
3. Penilaian kelaikan fungsi jembatan dpt
mengacu Nilai Kondisi Bangunan
Pelengkap Jalan dengan:
• Nilai kondisi 0 – 1: Laik Fungsi;
• nilai kondisi 2 – 4: Laik Bersyarat;
• nilai kondisi 5 : Tidak Laik Fungsi.

78
Ketentuan Kategori Persyaratan teknis

No Komponen dievaluasi Ketentuan

1. Fokus penilaian dilakukan terhadap


keberfungsian dan dimensi yang
meliputi lebar, tinggi, serta
pemanfaatannya.
2. Pada fokus pemeriksaan Rumaja,
4 teknis pemanfaatan bagian-bagian
dapat diberikan penilaian Lt khusus
jalan; untuk lebar ruang batas horizontal.
Pertimbangan yang digunakan adalah
masalah pembebasan lahan
dikarenakan daerah sekitar jalan
adalah daerah yang dilestarikan,
kawasan konservasi yang dipengaruhi
dampak sosial/budaya atau melewati
daerah konservasi hutan lindung

79
Ketentuan Kategori Persyaratan teknis

No Komponen dievaluasi Ketentuan

1. Fokus penilaian dilakukan terhadap


keberfungsian perlengkapan yang
meliputi keberfungsian marka, rambu,
separator, pulau jalan, trotoar, APILL,
serta tempat penyeberangan jalan.
2. Untuk jalan eksisting ataupun jalan
5 teknis penyelenggaraan baru, komponen A.5 tidak bisa
manajemen dan rekayasa lalu berkategori Lt.
lintas

80
Ketentuan Kategori Persyaratan teknis

No Komponen dievaluasi Ketentuan

1. Meskipun komponen yang diuji sama


dengan komponen 5, fokus penilaian
dilakukan terhadap dimensi dan
kondisinya.
2. Untuk jalan eksisting ataupun jalan
baru, komponen A.6 tidak bisa
berkategori Lt.

6 teknis perlengkapan jalan

81
Kelaikan Fungsi Jalan Yang Mengakomodir
Penyandang Cacat
1. Formulir A.3.1. Jembatan, Lintas Atas, Lintas Bawah
(Fokus Pengujian :Jalur pejalan kaki)
Untuk jembatan yang juga harus bisa mengakomodir pejalan kaki
(termasuk pengguna kursi roda) jika ada kebutuhan untuk pejalan kaki,
maka lebar trotoar yang perlu disediakan adalah minimal 1,5 m

2. Formulir A.5.5. Trotoar (fokus penilaian adalah keberfungsian)


Trotoar dirancang dengan memperhatikan
• aksesibilitas bagi penyandang cacat,
• adanya kebutuhan untuk pejalan kaki, dan
• unsur estetika yang memadai.

3. Formulir A.5.6. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas


(Fokus Pengujian: Fasilitas bagi penyandang cacat)
Pada tiang lampu dibuat tombol yang dapat dicapai orang yang
menggunakan kursi roda, tinggi tombol 100 cm dari tanah. APILL dilengkapi
dengan isyarat bunyi untuk membantu penyeberangan orang khususnya
penyandang tuna netra. Khusus untuk kota metropolitan, penyediaan
fasilitas bagi penyandang disabilitas sudah harus menjadi suatu kewajiban82
Kelaikan Fungsi Jalan Yang
Mengakomodir Penyandang Cacat
3. Formulir A.6a.5. Trotoar (fokus penilaian adalah dimensi/ukuran)
Fokus Pengujian: Lebar trotoar
Lebar trotoar 1,5 m dianggap sudah dapat mengakomodir semua
pengguna jalan termasuk pengguna kursi roda.

Permen PU No: 03/PRT/M/2014 2011 Tentang Pedoman


Perencanaan, Penyediaan, Dan Pemanfaatan Prasarana
83
Dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan
Kelaikan Fungsi Jalan Yang
Mengakomodir Penyandang Cacat
Fokus Pengujian: Fasilitas bagi penyandang cacat
- Untuk pengguna kursi roda, dibuat pelandaian dengan lebar
bagian tengah 2,5 m, bagian samping kiri/kanan 1,80 m.

Persyaratan Aksesibilitas pada Jalan Umum,


No.022/T/BM/1999, Depertemen Pekerjaan Umum. 84
Kelaikan Fungsi Jalan Yang
Mengakomodir Penyandang Cacat
Fokus Pengujian: Fasilitas bagi penyandang cacat
- Pada daerah yang tidak datar, untuk mengakomodir kebutuhan
pengguna kursi roda dan orang tua, kemiringan memanjang
maksimal sebesar 8% dan disediakan bagian yang mendatar
dengan panjang minimal 1,2 m pada setiap jarak maksimal 9 m.

Permen PU No: 03/PRT/M/2014 2011 Tentang Pedoman


Perencanaan, Penyediaan, Dan Pemanfaatan Prasarana
85
Dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan
Kelaikan Fungsi Jalan Yang
Mengakomodir Penyandang Cacat
Fokus Pengujian: Fasilitas bagi penyandang cacat
Sedangkan kemiringan melintang ditentukan berdasarkan
kebutuhan drainase dengan nilai maksimal 4%, dan minimal 2%
tetapi tetap mempertimbangkan keseimbangan kursi roda saat
melintas.

Permen PU No: 03/PRT/M/2014 2011 Tentang Pedoman


Perencanaan, Penyediaan, Dan Pemanfaatan Prasarana
86
Dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan
Kelaikan Fungsi Jalan Yang
Mengakomodir Penyandang Cacat
Fokus Pengujian: Fasilitas bagi penyandang cacat
Untuk penyandang tuna netra, trotoar perlu dilengkapi dengan ubin
pemandu (ubin berprofil garis-garis) dan untuk situasi di sekitar
jalur yang dapat membahayakan dipasang ubin berprofil dot/bulat.

Persyaratan Aksesibilitas pada Jalan Umum,


No.022/T/BM/1999, Depertemen Pekerjaan Umum. 87
Kelaikan Fungsi Jalan Yang
Mengakomodir Perlintasan Satwa

Tujuan dari pelaksanaan penilaian kelaikan fungsi jalan adalah untuk


memastikan bahwa jalan tersebut sesuai dengan standar kelaikan
sehingga berkeselamatan bagi semua pengguna jalan. Penilaian
kelaikan fungsi jalan pada daerah sensitif seperti hutan konservasi,
kawasan hutan suaka alam, kawasan hutan pelestarian alam harus
memperhatikan perlintasan satwa dan apabila terdapat satwa melintas
badan jalan, tidak akan mengganggu keselamatan pengguna jalan
maupun satwa itu sendiri.

88
Kelaikan Fungsi Jalan Yang
Mengakomodir Perlintasan Satwa
1. Formulir A.5.7. Tempat Penyeberangan
(Fokus Pengujian: Perlindungan pengguna jalan pada ruas jalan yang
melewati daerah sensitif)

Pada ruas jalan yang melewati daerah sensitif seperti hutan


konservasi, dll, terdapat kondisi dimana pengguna jalan berpotensi
menabrak satwa pada daerah tersebut.
Pada daerah tersebut harus dipastikan terdapat
fasilitas seperti :
- Rambu peringatan banyak satwa melintas (jenis
rambu nomor 6g, lampiran Peraturan Menteri
Perhubungan No. PM 13 Tahun 2014 tentang
Rambu Lalu Lintas).
- Rambu penurunan/batas kecepatan.
- Rumble strip (pita penggaduh).
89
Kelaikan Fungsi Jalan Yang
Mengakomodir Perlintasan Satwa

Apabila fasilitas di atas tidak efektif,


maka direkomendasikan untuk
menyediakan jalur khusus (fasilitas
perlintasan) bagi satwa tertentu.

90
Perbedaan persyaratan
Jalan Mantap dan Laik Fungsi Jalan
Mantap: LFJ Teknis:

• LHR (& Lebar jalan) • Ruang Jalan


• Kondisi Perkerasan • Geometrik
jalan (IRI atau RCI) • Perkerasan
• Bangkapja
• Manajemen Lalin
• Perlengkapan jalan

- LFJ Administrasi
91
Penting Untuk Diingat
• Hasil penilaian laik fungsi suatu ruas jalan adalah data base
komprehensif kondisi jalan yang harus diolah sedemikian rupa
untuk memperbaiki kondisi (kinerja) jalan dan jaringan jalan
untuk tujuan menurunkan tingkat fatalitas kecelakaan.
• Pengolahan data dapat dilakukan secara manual dan digital.
• Perkuatan yang perlu dilakukan segera:
– Meningkatkan kompetensi SDM sebagai tim ULFJ,
meningkatkan SDM dalam rangka pemenuhan persyaratan
laik fungsi jalan,
– Menetapkan organisasi pelaksanaan kelaikan fungsi jalan
– Melakukan pemetaan berdasarkan hasil penilaian LFJ
– Membuat dan menetapkan rencana pemenuhan
92
Ketentuan Kategori Persyaratan Administrasi

No dokumen dievaluasi Ketentuan

1 administrasi perlengkapan jalan,

2 status jalan

3 kelas jalan, 1. Seluruh dokumen tersedia  Laik Fungsi


2. Ada satu atau lebih dokumen tidak
tersedia/ belum ada, minimal dokumen
4 kepemilikan tanah ruang milik jalan, status jalan  Laik Bersyarat
3. Tidak ada atau tidak jelas status jalannya
Tidak Laik
5 leger jalan, dan

6 AMDAL (Dokumen Lingkungan)

93
5 Pengisian Formulir
Uji Laik Fungsi Jalan

94
Penjelasan Formulir ULFJ

• Formulir yang digunakan untuk melakukan


penilaian kelaikan fungsi jalan pada setiap
segmen pada suatu ruas jalan didasarkan pada
Lampiran III Permen PU No. 11/PRT/M/2010.
• Untuk memudahkan dalam melakukan
evaluasi, formulir ULFJ tersebut dimodifikasi

95
Petunjuk Pengisian Formulir Uji Laik Fungsi Jalan
Sebelum melaksanakan pengujian, ada beberapa hal penting yang harus
diperhatikan Tim ULFJ, yaitu:

1. Tim ULFJ harus mempunyai data identitas jalan yang akan


dievaluasi, yang memuat informasi antara lain:
• Sistem jaringan jalan (Primer atau Sekunder),
• Kelas fungsi jalan (Arteri/Kolektor/Lokal/Jalan Kecil),
• Kelas prasarana jalan (Jalan Raya/Jalan Sedang/Jalan Kecil),
• Kelas penggunaan jalan (Kelas I/Kelas II/Kelas III/Kelas Khusus).

2. Jika dokumen leger jalan ada dan mutakhir, maka survei lapangan
yang dilakukan oleh Tim ULFJ adalah juga bersifat memvalidasi
karena semua informasi komponen yang akan diuji sudah tercantum
di dalam dokumen leger jalan.

96
Permasalahan awal yang sering terjadi terhadap proses penilaian
kelaikan fungsi jalan adalah tidak adanya Informasi terkait Kelas
Jalan, Volume LHRT, batas rumija dan sebagainya.

Contohnya adalah penentuan


jumlah lajur. Berdasarkan gambar
desain, jembatan dibuat 4 lajur,
namun jika dibuat 4 lajur maka
akan laik bersyarat karena lebar
lajur luar tidak akan mencukupi
3.5m (terhalang kabel jembatan).
Tidak adanya volume LHRT
menyebabkan penentuan
konfigurasi menjadi sulit,
Untuk itu dilakukan prediksi
berdasarkan LHRT disekitar lokasi
dan diketahui bahwa LHRT masih
kecil (<22.000 smp/hari), maka
jembatan ini diputuskan menjadi
2 lajur.
97
Desain Awal Rekomendasi

98
Petunjuk Pengisian Formulir Uji Laik Fungsi Jalan
3. Survei di lapangan selain dilakukan sesuai keterangan pada butir 2,
juga dibutuhkan terutama untuk melakukan:
• pengukuran sesuai dengan fokus pemeriksaan,
• pengamatan dan pemeriksaan kondisi fisik dari konstruksi sesuai
dengan fokus pemeriksaan,
• pengamatan dan pengukuran refleksi dari warna (pada marka,
rambu, dan lain-lain),
• pengamatan dan pemeriksaan intensitas cahaya lampu pada apill,
• pengamatan atas kondisi termuktahir dari pemanfaatan rumaja,
rumija, ruwasja, trotoar, kondisi saluran, pulau jalan, dan lain-lain,
• pengamatan manajemen lalu lintas,
• pengamatan terhadap ketersediaan jarak pandang,
• pengamatan dan pengukuran terhadap ketersediaan ruang bebas,
• pengamatan detail pada daerah rawan kemacetan dan kecelakaan,
• kondisi termuktahir dari komposisi jenis kendaraan,
• letak pos polisi,
• dan lain-lain.
99
Petunjuk Pengisian Formulir Uji Laik Fungsi Jalan
4. Dokumentasi berupa foto maupun video harus dibuat dan disimpan
dengan baik terutama untuk kondisi yang ekstrim agar menjadi
rekaman dalam rangka melakukan evaluasi kinerja jalan dari aspek
keselamatan selama jalan dioperasikan, dipelihara, ditingkatkan,
sampai dengan jadwal pelaksanaan ULFJ berikutnya.

5. Yang dimaksud dengan jalan eksisting adalah jalan yang dibangun


dan dioperasikan sebelum diberlakukannya Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 11/PRT/M/2010.

100
Untuk Mempermudah dan mengefektifkan pengujian, pengisian formulir
teknis A.1 sampai A.6 dapat dilaksanakan secara bersamaan tanpa harus
berurutan.
Contohnya pada persimpangan, Pada saat kita menilai geometriknya
(formulir A.1) secara bersamaan juga dapat dinilai manajemen rekayasa
lalu lintasnya (formulir A.5 dan A.6)nya. Dan seterusnya

101
Formulir ULFJ Berdasarkan Permen PU No.11/2010 (sebelum dimodifikasi)

Jumlah lajur

102
103
104 L
105 L
106
L
107
108 L
B. UJI LAIK FUNGSI ADMINISTRASI JALAN L
LAIK FUNGSI ADMINISTRASI TERHADAP DOKUMEN-DOKUMEN:
SEGMEN PENETAPAN STATUS KELAS LEGER AMDAL
PETUNJUK,
KEPEMILIK- REKOMENDASI
JALAN JALAN JALAN AN TANAH JALAN (atau Dokumen
PERINTAH, DAN Lingkungan)
(B2) (B3) RUMIJA (B4) (B5) (B6)
LARANGAN (B1)
             

Segmen 1

             

Segmen 2 Peraturan
Direktur
             
Jenderal
Segmen 3 Perhubungan
 
Darat , PERDA            

Segmen ...dst

Pasal 34, KM 60 & 61 tentang Rambu dan Marka Jalan


Pengaturan lalu lintas yg bersifat perintah dan/atau larangan sbg hasil manajemen lalin, ditetapkan dgn :
a. Keputusan Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk untuk pengaturan lalu lintas pada jalan nasional dan jalan tol,
kecuali jalan nasional yang terletak di Ibu Kota Kabupaten Daerah Tingkat II dan Kotamadya Daerah Tingkat II, serta
diumumkan dalam Berita Negara;
b. Peraturan Daerah Tingkat I, untuk pengaturan pada jalan propinsi, kecuali jalan propinsi yang berada dalam Ibu Kota
Kabupaten Daerah Tingkat II dan jalan propinsi yang berada dalam Kotamadya Daerah Tingkat II serta diumumkan
dalam Berita Daerah;
c. Peraturan Daerah Tingkat II, untuk pengaturan lalu lintas pada jalan kabupaten/kotamadya, jalan nasional dan jalan
109
propinsi, serta diumumkan dalam Berita Daerah.
B. UJI LAIK FUNGSI ADMINISTRASI JALAN L
LAIK FUNGSI ADMINISTRASI TERHADAP DOKUMEN-DOKUMEN:
SEGMEN PENETAPAN STATUS KELAS LEGER AMDAL
PETUNJUK,
KEPEMILIK- REKOMENDASI
JALAN JALAN JALAN AN TANAH JALAN (atau Dokumen
PERINTAH, DAN Lingkungan)
(B2) (B3) RUMIJA (B4) (B5) (B6)
LARANGAN (B1)
             

Segmen 1
Penetapan Kelas Jalan  
    Berupa SK
  dari      
Mengikuti Kententuan
Segmen 2 penyelenggara
- UU No. 22 Tahun 2009
jalan (Menteri
        Tentang
  Lalu
  Lintas dan
 
PU/Gubernur/
Segmen 3 Angkutan Jalan.
Walikota/
- PP No.34  Tahun 2006 
    Bupati)
     

Segmen ...dst
Tentang Jalan.

Pasal 8
Penyelenggaraan di bidang Jalan meliputi kegiatan TurBinBangWas prasarana Jalan, yaitu:
1) inventarisasi tingkat pelayanan Jalan dan permasalahannya;
2) penyusunan rencana dan program pelaksanaannya serta penetapan tingkat pelayanan Jalan yg diinginkan;
3) perencanaan, pembangunan, dan optimalisasi pemanfaatan ruas Jalan;
4) perbaikan geometrik ruas Jalan dan/atau persimpangan Jalan;
5) penetapan kelas Jalan pada setiap ruas Jalan dilaksanakan oleh Penyelenggara Jalan;
6) uji kelaikan fungsi Jalan sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan berlalu lintas; dan
7) pengembangan sistem informasi dan komunikasi di bidang prasarana Jalan. 110
B. UJI LAIK FUNGSI ADMINISTRASI JALAN L
LAIK FUNGSI ADMINISTRASI TERHADAP DOKUMEN-DOKUMEN:
SEGMEN PENETAPAN STATUS KELAS LEGER AMDAL
PETUNJUK,
KEPEMILIK- REKOMENDASI
JALAN JALAN JALAN AN TANAH JALAN (atau Dokumen
PERINTAH, DAN Lingkungan)
(B2) (B3) RUMIJA (B4) (B5) (B6)
LARANGAN (B1)
             

Segmen 1

     
Dapat 
berupa:      
-akte jual beli
Segmen 2
-penyerahan
      -sertifikat
       

Segmen 3
-girik
-surat pelepasan
      hak       

Segmen ...dst - ….dst.

Data ruang milik jalan meliputi:


1) luas lahan;
2) data perolehan hak atas tanah;
3) nilai perolehan; dan
4) bukti sertifikat hak atas tanah.

111
B. UJI LAIK FUNGSI ADMINISTRASI JALAN L
LAIK FUNGSI ADMINISTRASI TERHADAP DOKUMEN-DOKUMEN:
SEGMEN PENETAPAN STATUS KELAS LEGER AMDAL
PETUNJUK,
KEPEMILIK- REKOMENDASI
JALAN JALAN JALAN AN TANAH JALAN (atau Dokumen
PERINTAH, DAN Lingkungan)
(B2) (B3) RUMIJA (B4) (B5) (B6)
LARANGAN (B1)
             

Segmen 1

             
Pasal 117 (PP 34/2006 tentang Jalan)
Segmen 2
Leger jalan sekurang-kurangnya
             
memuat data sbb.:
Segmen 3 1) data identitas jalan;
2) data jalan;
         
3) peta lokasi  ruas jalan; dan
 

Segmen ...dst 4) data ruang milik jalan.

Pasal 114 (PP 34/2006 tentang Jalan)


Dokumen jalan meliputi:
1) leger jalan
2) dokumen aset jalan
3) gambar terlaksana, dan
4) dokumen laik fungsi jalan.

112
B. UJI LAIK FUNGSI ADMINISTRASI JALAN L
LAIK FUNGSI ADMINISTRASI TERHADAP DOKUMEN-DOKUMEN:
SEGMEN PENETAPAN STATUS KELAS LEGER AMDAL
PETUNJUK,
KEPEMILIK- REKOMENDASI
JALAN JALAN JALAN AN TANAH JALAN (atau Dokumen
PERINTAH, DAN Lingkungan)
(B2) (B3) RUMIJA (B4) (B5) (B6)
LARANGAN (B1)
             

Segmen 1

             

Segmen 2 Dapat berupa


dokumen:
   
       
- AMDAL
 

Segmen 3 - UKL-UPL
          - DELH/DPLH
   

Segmen ...dst - SKKL dan


Izin
Lingkungan

113
Contoh Sertifikat ULFJ

114
FORMAT Berita Acara
Uji & Evaluasi LFJ:

ISI halaman depan:

1. Identitas Jalan

2. Status Kelaikan Jalan, terinci per


segmen (jika ada)

3. Tanda tangan
Ketua dan sekretaris

115
FORMAT Berita Acara
Uji & Evaluasi LFJ:

ISI halaman belakang:

1. Nama lengkap seluruh


anggota tim uji & evaluasi
LFJ, unsur yang diwakili, dan
tanda tangan

2. Sketsa ruas jalan dan tanda-


batas pembagian segmen
(jika ada)

116
Contoh Berita acara ULFJ

117
Contoh Berita acara ULFJ

118
Contoh Berita acara ULFJ

119
Formulir ULFJ Berdasarkan Permen PU No.11/2010 (dimodifikasi)

Lajur
Lajur

120
121
122
123
124
125
126
127
128
TERIMA KASIH

129

Anda mungkin juga menyukai