Anda di halaman 1dari 49

Tugas 1 Aspek

Geoteknik Kon-
struksi Jalan

RAZES SYAH RAMADHAN


F112 21 010
Pokok Bahasan
01. Formasi & Minerologi Tanah

02. Klasifikasi Tanah AASHTO &


USCS
03. Pemadatan Tanah Dasar
01
Formasi & Minerologi
Tanah
A. Uraikan Karakteristik Bahan Induk Tanah
Berdasarkan Formasi Batuan Pembentuknya

B. Uraikan Minerologi Tanah Yang Umum Dite-


mui Dalam Aspek Konstruksi Jalan
Formasi & Minorologi Tanah
A. Menurut Jenny (1941), bahan Induk adalah keadaan tanah pada waktu nol (time zero)
dari proses pembentukan tanah, Menurut Soepardi (1983), bahan induk tanah adalah bahan
bercerai-cerai dan merupakan bahan mineral yang mengalami hancuran kimia, yang diatas-
nya terbentuk tanah. Dalam proses pembentukan tanah terdapat bahan induk yang
menyusun pembentukan tanah. Jenis-jenis bahan induk tersebut adalah sebagai berikut
Formasi & Minorologi Tanah
1. Batuan Beku
Batuan beku merupakan jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mengalami pem-
bekuan. Batuan beku ini juga disebut dengan batuan ignesius (dari Bahasa latin Ignis yang
berarti “api”). Magma yang membeku ini merupakan magma yang mendingin dan
mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, yang terjadi baik di bawah permukaan
sebagai jenis batuan intrusif atau plutonik, maupun di atas permukaan sebagai batuan
ekstrusif atau vulkanik
Formasi & Minorologi Tanah
Ditinjau dari lokasi terbentuknya, Batuan Beku dapat di bedakan menjadi 2 Jenis yaitu :
1. Batuan Beku Dalam
Batuan beku dalam atau batuan plutonik terbentuk karena pembekuan yang terjadi di dalam da-
pur magma secara perlahan- lahan sekali sehingga tubuh batuan terdiri dari kristal- kristal besar
2. Batuan Beku Luar
Batuan Beku Luar terbentuk di luar permukaan bumi atau setelah magma keluar melalui sembu-
ran gubung berapai, maka batuan tersebut disebut batuan beku luar atau batuan vulkanik atau
batuan ekstrusif
Contoh Batuan Beku Dalam

a. Batuan Diorite b. Batuan Gabro c. Batuan Granite

d. Batuan Pegmatite e. Batuan Periodite


Sumber :
https://materiipa.com/contoh-batuan-beku-dalam
Contoh Batuan Beku Luar

a. Batuan Obsidian b. Batuan Basalt c. Batuan Andesit

d. Batuan Apung e. Batuan Riolite


Sumber :
https://materiipa.com/contoh-batuan-beku-luar
Contoh Batuan Beku Luar

f. Batuan Scoria g. Batuan Tuff

Sumber :
https://materiipa.com/contoh-batuan-beku-luar
Formasi & Minorologi Tanah
2. Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk karena adanya penyatuan dan pembatuan dari
serpihan batuan (litifikasi). Kebanyakan batuan endapan hasil proses pelapukan dan erosi dari
batuan sebelumnya. Sebagian lagi merupakan tumpukkan dari abu vulkanis, bahan-bahan orga-
nis, meteroit, dan mineral-mineral yang terbawa air.
Proses pelapukan batuan terjadi melalui pelapukan fisik maupun kimia. Proses pelapukan dan
transportasi dilakukan oleh media air dan angin. Proses deposisi terjadi jika energi transpor sudah
tidak mampu lagi mengangkut partikel tersebut. Material batuan endapan terdiri dari berbagai
jenis ukuran partikel, ada yang halus, kasar, berat, dan ringan
Formasi & Minorologi Tanah
Klasifikasi Batuan Sedimen :
1. Batuan Sedimen Klastik
Batuan ini memiliki susunan kimia yang sama dengan susunan kimia materi sedimen pemben-
tuknya. Proses pembentukan batuan mengalami penghancuran secara mekanik tanpa proses pe-
rubahan kimiawinya. Batu yang besar mengalami kehancuran dan menjadi partikel lebih kecil.
Pecahan batu ini terangkut oleh air hujan, angin,longsor atau berguling-guling masuk ke dalam
sungai.
Contoh Batuan Sedimen Klastik

a. Batuan Konglomerat b. Batuan Gamping c. Batuan Breksi

d. Batuan Pasir e. Batuan Lempung


Sumber :
materiipa.com, posalu.wordpress.com, geologinesia.com
Formasi & Minorologi Tanah
Klasifikasi Batuan Sedimen :
2. Batuan Sedimen Kimiawi
Berbeda dengan jenis batuan sedimen klastik, batuan ini terbentuk melalui proses kimia. Tahapan
proses kimia adalah pelarutan, penguapan, oksidasi, dehidrasi, dan sebagainya. Sehingga struktur
kimia batuan endapan ini berbeda dengan materi sedimen asalnya.
Contoh Batuan Sedimen Kimiawi

a. Batuan Kapur b. Batuan Garam

Sumber :
posalu.wordpress.com
Formasi & Minorologi Tanah
Klasifikasi Batuan Sedimen :
3. Batuan Sedimen Organik
Batuan sedimen organik berbeda dengan jenis batuan sedimen klastik. Batuan sedimen organik
terbentuk karena sebagian material organik seperti ranting, daun, bangkai binatang atau hasil
uraian dekomposer tertimbun di dasar laut
Contoh Batuan Sedimen Organik

a. Batu Bara

Sumber :
https://tambahpinter.com/batuan-sedimen/
Formasi & Minorologi Tanah
3. Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batu yang berasal dari batuan lain seperti batu beku ataupun batu sed-
imen, namun mengalami proses metamorfosis. Proses metamorfisme ini kemudian akan men-
gubah karakteristik dari batuan induk tersebut, mulai dari teksturnya, warnanya, hingga kandun-
gan mineralnya
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, batuan metamorf hanya terbentuk ketika terjadi proses
metamorfisme khusus di permukaan bumi. Batuan ini tidak terbentuk secara langsung, melainkan
harus melalui proses metamorfisme ini. Proses ini akan mengubah batuan induk yang berupa
batuan beku ataupun batuan sedimen menjadi batu metamorf dengan karakteristik dan bentuk
serta warna yang berbeda dibandingkan dengan batuan aslinya.
Formasi & Minorologi Tanah
Proses Pembentukan Batuan Metamorf :
1. Tersedia batuan induk atau Protolith
2. Protolith terkena proses metamorfisme
3. Batuan Protolith mulai berubah karakteristiknya
4. Terbentuk batuan Metamorf
Contoh Batuan Metamorf

a. Batuan Slate b. Batuan Gneiss

c. Batuan Schist d. Batuan Marmer


Sumber :
insanpelajar.com
Formasi & Minorologi Tanah
B. Setelah mengetahui karekteristik dan kegunaan batuan induk tanah diketahui ada beber-
apa jenis batuan yang sering digunakan pada konstruksi jalan. Diantaranya adalah Batuan
Diorite, Andesit, Basalt, Batuan Pasir dan Batuan Lempung. Batuan Diorite, Andesit dan
Basalt biasanya tersusun atas mineral plagioklas yang kaya sodium, dengan kandungan min-
eral hornblende, augit, dan biotit dalam jumlah yang sedikit. Terkadang juga diorit mengan-
dung sedikit kuarsa. Hal inilah yang membuat batu diorit bertekstur “coarse-grained”
Formasi & Minorologi Tanah
Batu pasir adalah batuan sedimen klastik yang terdiri dari butiran mineral berukuran pasir
atau bahan organik. Di dalam batu pasir terdapat semen yang mengikat butiran-butiran pasir
dan biasanya terdiri dari partikel matriks lanau maupun lempung yang menempati ruang an-
tar butiran pasir. Butiran mineral dalam batupasir biasanya tersusun atas kuarsa kadang-
kadang bisa sangat tinggi jumlahnya (>90% SiO2)
Formasi & Minorologi Tanah
Jenis Mineral utama Batuan Lempung adalah :
– Kaolinit 1:1 Al2 (Si2O5 (H2O))

– Illit 2:1 KAl2 (AlSi3O10 (OH)2)

– Smektit 2:2                   (AlMg)4 Si8 O20 (OH)10)

– Klorit 2:1:1 (MgFe)6-x (AlFe)x Si4-x Alx (OH)10


Contoh Mineral Pada Batuan

a. Mineral Plagioklas b. Mineral Hornblende c. Mineral Augite

d. Mineral Biotite e. Mineral Kuarsa


Sumber :
delphipages.live, geology.com, geologinesia.com
02
Klasifikasi Tanah AASHTO
& USCS
A. Menentukan klasifikasi tanah berdasarkan tabel
Analisa Saringan, Nilai Batas Cair dan Indeks Plas-
tisitas yang diketahui

B. Menentukan klasifikasi tanah tiap layer


berdasarkan tabel Hasil Boring Log sedalam 6 me-
ter.
Data Analisa Saringan

No No. Saringan Persentase Lolos Liquid Limit (LL) = 23

1 4 100

2 10 90
Plastic Limit (PL) = 19
3 20 64

4 40 38

5 80 18
Plasticity Index (PI) = LL-PL = 4
6 200 13
Klasifikasi Tanah Menurut AASHTO
a. Tanah inorganic masuk kategori tanah berbutir terbukti dengan persentase lolos saringan
#200 kurang dari 35% (13%), kemungkinan klasifikasi tanah A-1, A-2 atau A-3. Batas Cair sam-
pel (LL) Diketahui = 23 (Max = 40), kemungkinan Klasifikasi Tanah A-2-4 atau A-2-6. A-1 dan A-
3 tidak lagi kelompok tanah yang mungkin karena A-1 dan A-3 dianggap tidak memiliki nilai
batas cair. Indeks Plastisitas diketahui 4 memenuhi persyatan Group Classification A-2-4 (Max
PI = 10) dengan jenis material terdiri dari pasir dengan bahan lempung atau lanau. Group in-
dex untuk klasifikasi tanah A-2-4 menurut AASHTO adalah 0 (Tanah Baik). Maka Tanah Sampel
Adalah A-2-4(0)
Tabel Klasifikasi AASHTO (A-1, A-2 & A-3)
Klasifikasi Tanah Menurut USCS
b. Tanah inorganic masuk kategori tanah berbutir terbukti dengan persentase lolos saringan
no. 200 kurang dari 50% (13%), lalu berat tanah tertahan saringan no. 4 kurang dari 50% (0%)
Sampel masuk kategori pasir. Persentase lolos saringan no. 200 lebih besar dari 12% (13%)
Kemungkinan kategori tanah SC (Clayey Sand), SM (Silty Sand) dan SC - SM (Silty, Clayey
Sand). Indeks Plastisitas = 4 sehingga 4= PI = 7 terpenuhi makatanah sampel tersebut
menurut klasifikasi USCS adalah Tanah SC - SM.
Jumlah persentase kerikil pada sampel adalah 100-(persentase Lolos saringan no. 4) = 100-
100 = 0, maka Group Symbol sampel adalah SC-CM dan Group Name sampel Silty Clay Sand
karena persentase gravel kurang dari 15%.
Tabel Klasifikasi USCS
Data Boring Log
Klasifikasi Tanah Menurut AASHTO
a. Layer 2, Persentase Lolos Saringan #200 = 18% dengan indeks plastisitas 5 dan tidak memiliki nilai batas cair
maka tanah sampel masuk dalam kategori A-1-b (Lolos saringan 200 maks. 25% dan PI maks 6). A-1-b memiliki
group index 0 maka tanah adalah A-1-b(0).
b. Layer 3, Lolos Saringan #200 8% dan merupakan tanah non plastis maka tanah sampel masuk dalam kate-
gori A-3. A-3 memiliki group index 0 maka tanah adalah A-3(0).
c. Layer 4, Lolos Saringan #200 67% dengan batas cair 52 dan indeks plastisitas 10 maka tanah sampel masuk
dalam kategori A-5 (Lolos saringan 200 min. 35%, LL min. 41 dan PI maks 10).
Klasifikasi Tanah Menurut AASHTO

. Maka Group Index Tanah Layer Sampel 4 adalah A-5(8,32).

d. Layer 5, Lolos Saringan #200 adalah 52% dengan batas cair 36 dan indeks plastisitas 9 maka tanah sampel
masuk dalam kategori A-4 (Lolos saringan 200 min. 35%, LL max. 40 dan PI maks 10).

. Maka Group Index Tanah Layer Sampel 5 adalah A-4(2,69).


Klasifikasi Tanah Menurut USCS
a. Layer 2, Persentase Lolos Saringan #200 adalah 18% menandakan tanah termasuk dalam kategori tanah
berbutir kasar, untuk lapisan pondasi agregat konstruksi jalan, diketahui persen lolos saringan no. 4 menurut
spesifiksi binamarga 2018 adalah 29-44 % (dibawah 50%), Maka tanah termasuk kategori gravels. Karena persen
lolos saringan #200 lebih dari 12% maka yang mungkin adalah GC, GM dan GC-GM. Nilai Indeks plastisitas PI = 5
menunjukkan kategori Group Symbol sampel adalah GC-GM (Clayel Gravel) karena berada di range . Group
Name sampel Silty Clayel Gravel With Sand.
Klasifikasi Tanah Menurut USCS
b. Layer 3, Persentase Lolos Saringan #200 adalah 8%, dari material description (Brown Fine Sand) sampel termasuk kate-
gori Pasir. Karena persen lolos saringan #200 antara 5 dan 12% Tapi nilai Cu dan Cc tidak diketahui maka Group Symbol
tanah yang mungkin adalah SW-SC (Well Graded Sand with clay), SW-SM (Well Graded Sand with silt), SP-SC (Poorly
graded sand with clay) dan SP-SM (Poorly graded sand with silt).
c. Layer 4, Persentase Lolos Saringan #200 adalah 67% dan material description (Dark Brown Organic Sandy Silt) menan-
dakan tanah termasuk dalam kategori tanah berbutir halus dengan batas cair lebih dari 50 (52) dan indeks plastisitas 10
diplot pada grafik plastisitas USCS terletak pada daerah di bawah A-line maka Group Symbol tanah sampel Yang Palling
mungkin adalah OH dengan Group Name Organic Silts berdasarkan material description.
Klasifikasi Tanah Menurut USCS
d. Layer 5, Persentase Lolos Saringan #200 adalah 52% dan material description (Sandy Silt) menandakan tanah termasuk
dalam kategori tanah berbutir halus dengan batas cair kurang dari 50 (36) dan indeks plastisitas 9 diplot pada grafik
plastisitas USCS terletak pada daerah di bawah A-line maka tanah sampel Yang Palling mungkin adalah ML dengan
Group Name Silty sand with slight plasticity berdasarkan material description.
Sistem Klasifikasi Tanah USCS
Sistem Klasifikasi Tanah USCS Untuk Pasir
Grafik Plastisitas Tanah USCS
03
Pemadatan Tanah Dasar

A. Menentukan Berat Volume kering, Berat Volume


Basah, Derajat Kejenuhan, Dll berdasarkan grafik
Uji kepadatan Standard Proctor

B. Menentukan Berat Volume kering dan Kadar air


optimum berdasarkan Data Berat tanah dan kadar
air dari 5 benda uji.
Grafik Kepadatan Pengujian Standar Proctor
Grafik Kepadatan Pengujian Standar Proctor
a. Berat Volume Kering Maksimum (d) dari plot grafik adalah = 19 kN/m3
Pada Kadar Air Optimum 10,44%
b. Berat Volume Basah () ditentukan dengan hubungan antara d dengan
 dimana :

c. Jika Gs = 2,69 Berapa Derajat kejenuhan??


Diketahui : w = 1 gr/cm3, Volume Standar = 944 cm3, maka :
Grafik Kepadatan Pengujian Standar Proctor

Derajat Kejenuhan (Sr)

d. Kepadatan Relatif (Rc) jika berat volume kering lapangan = 18,65 kN/m3?

e. Rentang Kadar Air kepadatan di lapangan agar dapat paling tidak menca-
pai berat volume kering 18,5 kN/m3 ?
Dari Plot grafik kepadatan rentang kadar air yang dijinkan adalah
Grafik Kepadatan Pengujian Standar Proctor
f. Jika rasio pori minimum (emin) = 0,31 dan rasio pori maksimum (emax) = 0,82 berapa kepadatan relatif (Dr) di lapangan??
Tabel Hasil Pengujian Standar Proctor
Data Hasil Olah Pengujian

No Benda Berat Tanah d


Kadar Air (%) basah
Uji Basah (gr)

1 1689 12,7 1790,523 1588,751

2 1752 15 1857,309 1615,052

3 1800 17,8 1908,195 1619,86

4 1845 20,6 1955,9 1621,807

5 1844 23,8 1954,839 1579,03

Volume Mold = 943,3 cm3


Grafik Kepadatan
Our user-friendly and functional search engine helps you locate the right templates, effectively saving your time.

Grafik Kepadatan Tanah


1640

1630

1620 f(x) = − 1.32035649336525 x² + 47.4902151834222 x + 1198.34421844868


Dry Unit Weight, d (kg/m3)

1610

1600

1590
Berat Volume Basah
1580
𝑊
1570 𝛾= × 1000
1560
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑀𝑜𝑙𝑑
1550

1540
Berat Volume Kering
10 12 14 16 18 20 22 24 26 𝛾
𝛾 𝑑=
𝑤
Moisture Content, w (%) 1+
100
Kepadatan Tanah Dasar
a. Berat Volume Kering dmaks ??
Diketahui pers. Kurva kepadatan adalah, y = -1,3204x2 + 47,49x + 1198,3, kadar air optimum dapat ditentukan menggu-
nakan rumus dengan nilai dmaks = -1,3204(17,9832) + 47,49(17,983) + 1198,3 = 1625,311 kg/m3
b. Diketahui Kepadatan Relatif Lapangan = 99% berapa berat volume kering minimal yang harus dicapai di lapangan??
lap = dmaks x 99/100 = 1625,311 x 0,99 = 1609,06 kg/m3
c. Dengan menggunakan fungsi goal seek pada Ms. Excel didapatkan untuk persamaan kurva kepadatan tanah y = -
1,3204x2 + 47,49x + 1198,3. untuk mendapatkan nilai kepadatan (y) minimal 1609,06 kg/m 3 maka nilai x (kadar air) yang
memenuhi persamaan tersebut adalah : 14,475% dan 21,491%. Maka range kadar air optimum lapangan untuk menda-
patkan kepadatan relatif sebesar 99% adalah
Daftar Pustaka
https://www.geologinesia.com/2016/02/batu-pasir-dan-proses-pembentukannya.html
https://ptbudie.wordpress.com/2010/05/31/mineral-lempung/
http://viogeo.blogspot.com/2012/05/bahan-induk-tanah.html
https://www.academia.edu/10150715/CONTOH_SOAL_DAN_JAWABAN_TEKNIK_SIPILhttps://www.academia.edu/
10150715/CONTOH_SOAL_DAN_JAWABAN_TEKNIK_SIPIL
Darwis. 2018. Dasar-dasar Mekanika Tanah. Yogyakarta : Pena Indis
Thank you

Anda mungkin juga menyukai