Anda di halaman 1dari 10

A.

JUDUL
IDENTIFIKASI BATUAN SEDIMEN KLASTIK DAN NON KLASTIK

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi batuan sedimen klastik dan non klastik.
2. Mahasiswa dapat mengetahui tekstur dan struktur batuan sedimen klastik dan non
klastik.
3. Mahasiswa dapat mengetahui proses genesa batuan sedimen klastik.
4. Mahasiswa dapat mengetahui proses genesa batuan sedimen non klastik.
5. Mahasiswa dapat membedakan jenis batuan sedimen klastik dan non klastik.

C. ALAT DAN BAHAN


ALAT
1. Batu Rijang
2. Batu gamping putih
3. Batu konglomerat
4. Batu lanau (silt)
5. Batu bara
6. Batu gamping mulites
7. Skala garis
8. Komparator batuan
9. Bolpoin biru
10. Laptop
11. Handphone
BAHAN
1. Kertas cover
2. Lembar instrument
3. Kertas HVS F4
4. Kertas print foto
5. HCL
D. DASAR TEORI
1. Pengertian batuan sedimen
Batuan Sedimen adalah batuan yang terjadi akibat pengendapan material yang
berasal dari pecahan yang hancur karena proses alam dan terdampar pada suatu
tempat, batuan Sedimen sebagian besar ditemukan di permukaan bumi.
Menurut Pettijohn (1957) batuan sedimen merupakan batuan yang telah
terlitifikasi oleh rombakan batuan hasil denudasi atau oleh reaksi kimia ataupun
mengenai hasil kegiatan organisme.
Menurut Donald R.Prothero dalam Sedimentary Geology, batuan sedimen adalah
batuan yang terbentuk dari sedimen oleh akumulasi dan penggumpalan partikel-
partikel yang dihasilkan oleh proses pelapukan, transportasi, dan pengendapan.

2. Proses pembentukan batuan sedimen


Proses pembentukan batuan sedimen melibatkan empat proses utama, yaitu
pelapukan, transportasi, pegendapan (deposition), dan pemadatan.
1. Pelapukan, merupakan pecahan batu, tanah, mineral, serta bahan kayu dan buatan
melalui kontak dengan atmosfer bumi, perairan, dan organisme biologis.
2. Transportasi, yaitu proses pengangkutan material dari tempat asal ke tempat
pengendapan.
3. Pengendapan, adalah proses geologi ketika sedimen yang dihasilkan dari proses
pelapukan atau tanah dan batuan ditambahkan ke suatu lahan dataran lebih rendah
yang ditransportasikan oleh angina, gletser, air, dan gravitasi.
4. Pemadatan (compaction) dan penyemenan (cementation), pemadatan terjadi ketika
sedimen terkubur dalam-dalam, menempatkan mereka dibawah tekanan karena
berat lapisan yang ada diatasnya. Sementara itu, penyemenan adalah mineral baru
yang menempel pada butiran sedimen layaknya semen mengikat butiran pasir
pada bahan bangunan.

3. Pengertian batuan sedimen klastik


Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari penghancuran
batuan lain, kemudian mengalami proses transportasi dan pengendapan.

4. Struktur batuan sedimen klastik


1. Struktur sedimen primer, terbentuk karena proses sedimentasi dengan demikian
dapat merefleksikan mekanisasi pengendapannya.
2. Struktur sedimen sekunder, terbentuk sesudah sedimentasi, sebelum atau pada
waktu diagenesa. Juga merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan misalnya
keadaan dasar, lereng dan lingkungan oganisnya.
3. Struktur organic, terbentuk oleh kegiatan organisme seperti molusca, cacing atau
binatang lainnya.

5. Tekstur batuan sedimen klastik


a. Ukuran butir (grain size), merupakan ukuran butir dari setiap material penyusun
batuan.

b. Sortasi (pemilahan), adalah keseragaman ukuran besar butir penyusun batuan


sedimen.

c. Derajat kebundaran (roundness), merupakan nilai bulatnya atau runcingnya bagian


tepi butiran pada batuan sedimen klastik sedang sampai kasar.

d. Kemas (fabric), merupakan hubungan antar massa dasar dan fragmen batuan
sedimen.

6. Komposisi batuan sedimen klastik


a. Fragmen, adalah bagian butir yang ukurannya paling besar dan dapat berupa
pecah-pecahan batuan mineral dan cangkang-cangkang fosil atau zat organik
lainnya.
b. Matrik atau masa dasar, adalah bagian batuan yang berukuran lebih kecil
dibandingkan fragmen dan terletak diantaranya sebagai massa dasar. Matrik dapat
berupa pecahan batuan, mineral, atau fosil.
c. Semen, adalah material pengisi rongga serta pengikat antar butir sedimen, dapat
berbentuk amorf atau kristalin.

7. Skala Wentworth
Seorang peneliti bernama Charles K. Wentworth yang berasal dari Universitas Negeri
Iowa, Chicago melakukan klasifikasi partikel sedimen dengan diameter partikel dari
masing-masing jenis sedimen tersebut. Dalam jurnalnya yang berjudul Skala dari
Tingkat dan Kelas untuk Sedimen Klastik mengklasifikasikan jenis batuan sedimen
dengan ukuran partikelnya.
Tabel skala Wentworth

8. Pengertian batuan sedimen non klastik


Batuan sedimen non klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari hasil reaksi
kimia atau bisa juga dari kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah
kristalisasi langsung atau reaksi organik.

9. Jenis batuan sedimen non klastik


a. Batuan sedimen non klastik kimia
1. Kelompok sedimen evaporit. Batuan ini terbentuk dari hasil penguapan air laut
dimana akan terjadi pelaburan bahan kimia jika hampir semua kandungan air
menjadi uap.

2. Kelompok sedimen batubesi. Batuan ini tebentuk melalui proses oksidasi besi
dalam lingkungan tertentu, seperti air atau tanah yang mengandung oksigen,
contohnya Oolit besi.
3. Kelompok sedimen fosfat. Batuan ini mengandung mineral fosfat, yang
terutama berasal dari fosfat apatit. Batuan fosfat biasanya terbentuk melalui
proses fosfatisasi, yaitu pengendapan fosfat dari larutan atau endapan organic,
contohnya batu Phosphorite.

4. Kelompok sedimen silica. Sedimen silica mengacu pada endapan yang


mengandung silica atau mineral yang terutama terdiri dari silica, contohnya
sedimen kuarsa.

b. Batuan sedimen non klastik organik, terbentuk dari sisa-sisa organisme atau
bahan-bahan organic yang terakumulasi dan mengalami proses-proses diagenesis,
yaitu serangkaian perubahan fisik dan kimia yang terjadi pada endapan sedimen
setelah pengendapan awal, contohnya batu bara.

10. Struktur batuan sedimen non klastik


a. Fossiliferous, struktur yang menunjukkan adanya fosil.
b. Oolitik, struktur dimana fragmen klastik diselubungi oleh mineral non klastik,
bersifat konsentris dengan diameter kurang dari 2 mm.
c. Pisolitik, sama dengan Oolitik tetapi ukuran diameternya kebih dari 2 mm.
d. Konkresi, sama dengan Oolitik namun tidak konsentris.
e. Cone in cone, struktur pada batu gamping kristalin berupa pertumbuhan kerucut
per kerucut.
f. Bioherm, tersusun oleh organisme murni insitu.
g. Biostorm, seperti Bioherm namun bersifat klastik.
h. Septaria, sejenis konkresi tapi memiliki komposisi lempungan.
i. Goode, berupa rongga-rongga yang terisi oleh kristal-kristal yang tumbuh ke arah
pusat rongga tersebut.
j. Styolit, kenampakan bergerigi pada batu gamping sebagai hasil pelarutan.

11. Tekstur batuan sedimen non klastik


a. Kristalin, terdiri dari kristal-kristal yang interlocking.
b. Amorf, terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal atau amorf.
c. Fibrous, terdiri dari mineral yang membentuk semacam serabut.

12. Komposisi batuan sedimen non klastik


a. Monomineralik Carbon (C),tersusun atas senyawa karbon (bukan karbonat).
b. Monomineralik Carbonat (CaCO3), tersusun atas senyawa karbonat, akan berbuih
jika ditetesi HCL.
c. Monomineralik Silikat (SiO2), tersusun atas senyawa silika dioksida atau mineral
silikat dengan ukuran mikro.
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
dalam praktikum Geologi dasar.
2. Mahasiswa mendengarkan penjelasan dari asisten praktikum Geologi dasar.
3. Mahasiswa mencatat hal-hal penting yang disampaikan oleh asisten praktikum
Geologi dasar.
4. Mahasiswa menerima batuan yang akan diidentifikasi dari asisten praktikum geologi
dasar.
5. Mahasiswa mengidentifikasi batuan yang telah diterimanya.
6. Mahasiswa menukar batuan dengan batuan lain setelah selesai mengidentifikasi
batuan tersebut.
7. Mahasiswa mencari referensi untuk mengerjakan laporan praktikum.
8. Mahasiswa mengerjakan laporan praktikum sesuai dengan format yang telah diberikan
oleh asisten praktikum geologi dasar.
9. Mahasiswa mengoreksi laporan praktikum sebelum diserahkan pada asisten praktikum
geologi dasar.
10. Mahasiswa menyerahkan laporan praktikum kepada asisten praktikum geologi dasar
tepat waktu.
F. PEMBAHASAN
1. Hasil pengamatan
(Terlampir pada lembar instrumen)
G. KESIMPULAN
Batuan Sedimen adalah batuan yang terjadi akibat pengendapan material yang
berasal dari pecahan yang hancur karena proses alam dan terdampar pada suatu tempat,
batuan Sedimen sebagian besar ditemukan di permukaan bumi. Proses pembentukan
batuan sedimen melibatkan empat proses utama, yaitu pelapukan, transportasi,
pegendapan (deposition), dan pemadatan. Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen
yang terbentuk dari penghancuran batuan lain, kemudian mengalami proses transportasi
dan pengendapan. Batuan sedimen non klastik adalah batuan sedimen yang terbentuk dari
hasil reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud
adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik.
Batu konglomerat merupakan batuan sedimen klastik dengan struktur massif dan
ukuran butir ¼-64. Dalam pembentukannya memerlukan energy yang cukup besar untuk
menggerakkan fragmen yang cukup besar yang biasanya terjadi pada sistem sungai dan
pantai. Batu rijang merupakan batuan sedimen non klastik dengan struktur massif dan
tekstur amorf yang dapat terbentuk ketika mikrokristal silicon dioksida (SiO2) tumbuh
dalam sedimen lunak yang akan menjadi batu gamping (batu kapur). Batu bara
merupakan batuan sedimen non klastik dengan struktur fossiliferous dan tekstur amorf
yang terbentuk dari hasil pengawetan sisa-sisa tanaman purba dan menjadi padat setelah
tertimbun oleh lapisan diatasnya yang dipengaruhi oleh proses biokimia. Batu silt (lanau)
merupakan batuan sedimen klastik dengan struktur massif dan ukuran butir 1/256-1/16
yang biasanya terbentuk dari pecahnya Kristal kuarsa berukuran pasir. Pemecahan secara
alami mengakibatkan palapukan batuan dan regolith secara kimiawi maupun pelapukan
secara fisik. Batu gamping putih yaitu batuan sedimen klastik dengan struktur massif dan
ukuran butir 1/16-1/4 mm yang mengalami pembentukan yang dimulai dengan
pengendapan partikel yang seiring waktu mengalami kompaksi dan pengendapan
lanjutan, menyebabkan pengerasan batuan. Batu gamping mulites merupakan batuan
sedimen non klastik dengan struktur fossiliferous dan tekstur amorf yang terbentuk dari
endapan-endapan kalsium karbonat yang mengandung lebih dari 50% mineral kalsit.
DAFTAR PUSTAKA

Bramantyo, Edo. 2016. Batuan Sedimen Klastik. Tekstur, Struktur, dan Komposisi.
https://repastrepost.blogspot.com/2016/09/batuan-sedimen-klastik-tekstur-
struktur.html?m=1 (Diakses pada 11 November 2023 pukul 20.31 WIB)
Nizamullah, Akmam & Syafriani. 2018. Struktur Batuan Pascalongsor Menggunakan Metoda
Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Wenner. Jurnal Pillar Of Physics, vol. 11.
Hal : 25-32

Noor, Djauhari. 2012. “Pengantar Geologi”. Sleman: Penerbit Deepublish


S. U. Ir Soetoto. 2017. Geologi Dasar. Yogyakarta. Ombak

Sabat, Olivia. 2021. Batuan Sedimen : Proses Terbentuk, Jenis-Jenis, Contoh, dan Manfaatnya.
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5748138/batuan-sedimen-proses-
terbentuk-jenis-jenis-contoh-dan-manfaatnya (Diakses pada 11 November 2023
pukul 19.26 WIB)
Sasmito, Bandi & Awalddin, Moehammad. 2021. Pemetaan Sedimen Perairan Dangkal
Menggunakan Data Multibeam Echosounder (Studi Kasus : Pantai Kartini,
Jepara). Jurnal Geodensi UNDIP, vol. 10. No. 1
Tan, Piruluk. 2017. Menentukan Tekstur Batuan Sedimen Klastis.
https://ourakuntansi2.blogspot.com/2017/07/menentukan-tekstur-batuan-
sedimen.html (Diakses pada 12 November 2023 pukul 09.53 WIB)
Wahyu, Khaerul. 2019. Pengertian Batuan Sedimen Klastik.
https://www.scribd.com/document/404057753/Pengertian-Batuan-Sedimen-
Klastik (Diakses pada 11 November 2023 pukul 19.07 WIB)

Anda mungkin juga menyukai