Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya,
karena atas izin rahmat dan kesehatan yang diberikan penulis dapat menyelesaikan laporan
Praktikum Petrologi ini.Tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk melengkapi salah satu
syarat pada matakuliah praktikum Petrologi. Dalam praktikum ini di harapkan agar
mahasiswa mampu mendeskripsikan atau mengklasipikasikan batuan beku, sedimen dan
Metamorf. Pada saat penyusunan laporan ini penyusun mendapat berbagai macam kesulitan
dan permasalahan,namun berkat bantuan dari berbagai pihak penyusun bisa mengatasi
kesulitan dan masalah tersebut.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih terdapat kesalahan dan
kekurangannya. Dalam kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengharapkan bantuan
dan saran maupun kritikan yang bersifat membangun dari semua pihak demi kebaikan
dankesempurnaan laporan ini.Akhir kata penyusun berharap semoga laporan ini berguna dan
dapat memberikan nilai tambah bagi pembaca khususnya bagi penyusun sendiri.
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 PembatasanMasalah
A.Apakah yang dimaksud dengan batuan beku dan bagaimana prosesterbentuknya?
B.Apakah yang dimaksud dengan batuan sedimen dan bagaimana prosesterbentuknya?
C.Apakah yang dimaksud dengan batuan metamorf dan bagaimana prosesterbentuknya?
1.3 Maksud da tujuan
Maksud dari praktikum petrologi ini adalah memerikan dan mengelompokkan batuan
secara optis sehingga dapat diketahui pertologinya, hal ini akan sangat terbatastanpa
bantuan dari cabang ilmu geologi lain, seperti mineralogi, mineral optik, petrologi, dan
petrografi. Kepentingan Petrogafi dalam hal ini merupakan bagian sangat berarti dalam
petrologi ( ilmu tentang pembentukan batuan ).Pada pemerian petrografi, pertama-tama
akan diamati mineral penyusun batuan,selanjutnya tekstur batuan. Tekstur batuan sangat
membantu dalam pengelompokan batuan selain memberikan gambaran proses yang
terjadi selama pembentukan batuandan beberapa pengklasifikasian berdasarkan jenis
batuan yang akan diamati. Adapuntujuan dari praktikum ini adalah :
A.Praktikan dapat mengetahui batuan beku intrusive dan ekstrusif.
B.Praktikan dapat mengetaui batuan sedimen klastik dan non klastik.
C.Praktikan dapat mengetahui batuan metamorf foliasi dan nonfoliasi
BAB II
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku karena proses
pendinginan. Secara umum, batuan beku mempunyai ciri-ciri homogen dan kompak, tidak
ada lapisan, dan umumnya tidak mengandung fosil, seperti dikutip dari buku Geografi:
Membuka Cakrawala Dunia oleh Bambang Utoyo.Mineral utama yang menyusun batuan
beku adalah mineral silikat, seperti kuarsa (silikon dioksida). Kebanyakan mineral silikat juga
mengandung elemen lain, seperti aluminium, kalsium, natrium, kalium, dan magnesium,
demikian dikutip dari buku IPA Kelas X oleh Tia Mutiara. Batuan beku memiliki banyak
jenis. Untuk memudahkan dalam menelaah sifat-sifat fisik dan kimiawinya, para ahli
ilmuwan kebumian mencoba mengelompokkan atau mengklasifikasikan batuan beku
berdasarkan dasar-dasar tertentu.
Batuan beku dalam adalah batuan yang terbentuk jauh di bawah permukaan bumi, yaitu pada
kedalaman 15-50 km.Karena tempat pembekuannya dekat dengan astenosfer, pendinginan
magmanya sangat lambat sehingga menghasilkan batuan yang berukuran besar dengan
tekstur holokristalin, yaitu semua komposisi batuan disusun oleh kristal yang sempurna.
Contoh batuan beku dalam adalah batu granit, diorite, gabbro, dan peridodit.
3. Batuan Beku Luar (Efusif) Batuan beku luar atau disebut juga batu lelehan adalah batuan
beku yang terbentuk di permukaan Bumi. Magma yang keluar Bumi mengalami proses
pendinginan dan pembekuan sangat cepat sehingga tidak menghasilkan krital-kristal betuan.
Contoh batuan beku luar adalah riolit dan basalt.
Untuk menentukan komposisi mineral pada batuan beku, cukup dengan mempergunakan
indeks warna dari batuan kristal. Atas dasar warna, mineral sebagai penyusun batuan beku
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
Mineral felsik, yaitu mineral yang berwarna terang, terutama terdiri dari mineral kuarsa,
feldspar, feldspatoid dan muskovit.Mineral mafik, yaitu mineral yang berwarna gelap,
terutama biotit, piroksen, amfibol dan olivin.
Batuan beku dapat diklasifikasikan berdasarkan cara terjadinya, kandungan SiO2, dan indeks
warna. Dengan demikian dapat ditentukan nama batuan yang berbeda-beda meskipun dalam
jenis batuan yang sama, menurut dasar klasifikasinya.
Menurut Rosenbusch (1877–1976) batuan beku dibagi menjadi: Effusive rock, untuk batuan
beku yang terbentuk di permukaan.Dike rock, untuk batuan beku yang terbentuk dekat
permukaan.Deep seated rock, untuk batuan beku yang jauh di dalam bumi. Oleh W.T. Huang
(1962), jenis batuan ini disebut plutonik, sedang batuan effusive disebut batuan vulkanik.
Menurut C.L. Hugnes (1962), yaitu:Batuan beku asam, apabila kandungan SiO2 lebih dari
66%. Contohnya adalah riolit, granit dan dasit.Batuan beku intermediate, apabila kandungan
SiO2 antara 52%–66%. Contohnya adalah andesit dan diorit.Batuan beku basa, apabila
kandungan SiO2 antara 45%–52%. Contohnya adalah basalt dan gabro.Batuan beku ultra
basa, apabila kandungan SiO2 kurang dari 45%. Contohnya adalah peridotit,
dunit, dan komatiit.
Batuan sedimen, adalah jenis batuan yang terbentuk oleh endapan dan sementasi yang
bisa terjadi di permukaan bumi dan di bawah tanah atau di dalam air. Pada dasarnya, batuan
sedimen terbentuk akibat proses sedimentasi.Dalam buku Fisika Bumi Volume I yang ditulis
Nur Islami dan diterbitkan oleh Universitas Riau Press, sedimentasi merupakan nama kolektif
untuk proses yang menyebabkan partikel mineral atau organik mengendap pada
tempatnya.Nah, sebelum mengendap, sedimen dibentuk oleh proses pelapukan dan erosi dari
daerah sumber yang kemudian diangkut ke tempat pengendapan.Proses pengangkutan ke
tempat pengendapan ini dapat dilakukan oleh air, angin, es, gerakan massa atau gletser yang
disebut sebagai agen transportasi.
1. Pelapukan
Merupakan pemecahan batu, tanah, mineral, serta bahan kayu dan buatan melalui kontak
dengan atmosfer bumi, perairan, dan organisme biologis. Pelapukan terjadi di tempat asal
dengan sedikit atau tanpa gerakan.Pelapukan melibatkan pergerakan batuan dan mineral oleh
agen, seperti air, es, salju, angin, ombak, dan gravitasi untuk diangkut dan disimpan di lokasi
lain. Terdapat tiga klasifikasi penting dari proses pelapukan, yakni pelapukan fisika, kimia
dan biologi.
a. Pelapukan Fisika, merupakan proses pelapukan yang melibatkan kontak langsung dengan
kondisi atmosfer, seperti panas, air, es, dan tekanan.
b. Pelapukan Kimia, merupakan pelapukan akibat efek langsung dari bahan kimia atmosfer
atau bahan kimia yang diproduksi secara biologis.
c. Pelapukan Biologi, merupakan pelapukan yang disebabkan oleh makhluk hidup dan
disebebkan oleh proses organisme hewan, tumbuhan, dan manusia.
2. Transportasi
Proses pengangkutan material dari tempat asal ke tempat pengendapan. Proses ini
memerlukan agen transportasi berupa gravitasi, angin, gletser, dan air.
3. Pengendapan
Pengendapan adalah proses geologi ketika sedimen yang dihasilkan dari proses pelapukan
atau tanah dan batuan ditambahkan ke suatu lahan dataran lebih rendah yang
ditransportasikan oleh angin, gletser, air, dan gravitasi.
B. Sedimen aeolis atau aeris, yakni sedimen yang diendapkan oleh angin.
Contoh: Tanah loss, sand dunes, tanah tuff, dan gurun pasir.
a. Sedimen klastis, merupakan akumulasi pertikel-partikel dari pecahan batuan dan sisa-sisa
kerangka organisme yang sudah mati.
b. Sedimen organik, adalah batuan sedimen yang dibentuk atau diendapkan oleh organisme.
c. Sedimen kimiawi, yakni batuan sedimen yang terangkut dalam bentuk larutan dan
diendapkan secara kimia di tempat lain.
Batuan Metamorf atau batuan malihan adalah batuan beku atau batuan sedimen yang
mengalami perubahan akibat pengaruh fisis dalam jangka waktu yang lama. Pengaruh
fisis tersebut dapat berupa suhu dan tekanan yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan
struktur partikel-partikel penyusun batu berubah.
Jenis dan Contoh Batuan Metamorf
Batuan metamorf kontak adalah batuan yang berubah karena pengaruh suhu yang
tinggi. Suhu sangat tinggi disebabkan karena letaknya dekat dengan magma, antara
lain di sekitar batuan intrusi. Contohnya batolit, stock, lakolit, sill, dan dike.Luas zona
metamorfosis di sekitar batolit dapat mencapai puluhan kilometer persegi, di sekitar
stock bisa sampai ribuan meter persegi, namun di sekitar sill dan dike zona
metamorfosis tersebut tidak begitu jelas.Pada zona metamorfosis banyak dijumpai
mineral-mineral bahan galian yang letaknya cenderung teratur menurut jauhnya dari
batuan intrusi. Makin jauh dari intrusi makin berkurang derajat metamorfosisnya
karena temperaturnya makin rendah.Mineral-mineral bahan galian yang terjadi
melalui proses metamorfosis antara lain besi, timah, tembaga, dan zink (seng)
dihasilkan dari batuan limestone dan calcareous shale.
Batuan metamorf dinamo adalah batuan yang berubah karena pengaruh tekanan yang
sangat tinggi, dalam waktu yang sangat lama, dan dihasilkan dari proses pembentukan
kulit bumi oleh tenaga endogen.Adanya tekanan dari arah yang berlawanan
menyebabkan butir-butir mineral menjadi pipih dan ada yang mengkristal kembali.
Contohnya, batu lumpur (mudstone) menjadi batu tulis (slate). Contoh lain batuan
metamorf dinamo, yakni batu sabak yang terbentuk dari sedimen tanah liat yang luas
dan tertimbun batuan di atasnya dalam waktu lama. Akibat tekanan dalam waktu
dalam waktu lama dari timbunan tersebut, sedikit-demi sedikit berubah
menjadi batu sabak.
Batuan metamorf pneumatolitis kontak adalah batuan yang berubah karena pengaruh
gas-gas dari magma. Contohnya, kuarsa dengan gas borium berubah menjadi turmalin
(sejenis permata) dan kuarsa dengan gas fluorium berubah menjadi topaz (permata
berwarna kuning).
Manfaat Batuan Metamorf
Batuan metamorf merupakan salah satu dari beberapa jenis batu yang sering
dimanfaatkan untuk berbagai jenis kebutuhan manusia, mulai dari untuk kebutuhan
bangunan, dekorasi, sampai aksesoris. Berikut beberapa manfaat dari batuan
metamorf, sebagaimana dilansir dari situs Kemendikbud, di antaranya:
1. Pualam
2. Kuarsa
3. Sabak
Sebagai bahan campuran semen, papan tulis, panel instrumen listrik, dan pada zaman
dahulu digunakan sebagai pengganti buku.
4.Batu Marmer
Batu marmer biasanya digunakan untuk membuat meja, papan nama, batu nisan, dan
pelapis dinding bangunan atau lantai.
BAB III
2. Nomor Batuan : 01
3. Struktur : Masif
4. Tekstur :
a. Kristalinity : Holohyalin
b. Granularity : Afanitik
c. Fabrik : Anhendral
d. shape : Equigranular
6. Genesa Batuan : Obsidian merupakan batuan yang terbentuk dari hasil kegiatan
erupsi gunung, Pembekuannya sangat cepat sehingga terbentuk gelas kaca.
2. Nomor Batuan : 02
3. Struktur : Massive
4. Tekstur :
a. Kristalinity : Holokristalin
b. Granularity : Fanerik
c. Fabrik : Subhedral
d. shape : Equigranular
5.Komposisi Mineral : Kuarsa 15%, sanidin 20%, piroksen 55%, plagioksa mika 10%
6. Genesa Batuan : Batuan beku plutonik yang terjadi dari hasil pembekuan
magma berkomposisi asam pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi.
2. Nomor Batuan : 03
3. Struktur : Massive
4. Tekstur :
a. Kristalinity : Holokristalin
b. Granularity : Kenerik
c. Fabrik : Euhedral
d. shape : Equigranular
6. Genesa Batuan : Diorit salah satu jenis beku dalam bertekstur fenerig
mineralnya berbutir kajar.
2. Nomor Batuan : 04
3. Struktur : Sloria
4. Tekstur :
a. Kristalinity : Hipohyalin
b. Granularity : Fanitik
c. Fabrik : Hedral
d. shape : equigranular
6. Genesa Batuan : Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api, yang
mengalami pengendapan piroklostik jauhan di satu tempat yang memiliki tesktur
amorf,
2. Nomor Batuan : 05
3. Struktur : Massive
4. Tekstur :
a. Kristalinity : Hipokristalin
b. Granularity : Manitik
c. Fabrik : Subhedral
d. shape : Inequigranular
5.Komposisi Mineral : Kuarsa 40% ,piroksea 25% ,homblende 15% ,biotit 15%,
mineral lain 5%