Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI DASAR

BATUAN BEKU

DISUSUN OLEH :

NAMA : Yoga Febrian

NIM : 2009086040

PRODI : Teknik Geologi

KELOMPOK : 08 ( Delapan )

NAMA ASISTEN : Utari Alifia ( 1709085028 )

LABORATORIUM GEOLOGI DAN SURVEI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2020
- margin 3.5 dan 2.5
- font times new roman
BAB I - perhatikan bahasa
PENDAHULUAN asing, tanda baca,
huruf kapital
1.1 Latar Belakang - spasi 1.5

Batuan beku atau batuan igneus adalah jenis batuan yang terbentuk
dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses
kristalisasi, baik dibawah permukaan sebagai batuan intrusif maupun
diatas permukaan sebagai batuan ekstrusif. Magma ini dapat berasal
dari batuan setengah cair maupun batuan yang sudah ada, baik di
mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh
salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan
tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku
berhasil di deskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan
kerak bumi.

Batuan beku terbentuk dari bermacam-macam kristal dan terjadi dari


fase cair dan hampir selalu tidak berlapis Kemudian batuan beku
terbagi menjadi kelompok menurut tempat terbentuknya yaitu batuan
beku dalam (intrusif) dan batuan beku luar (ekstrusif). Batuan beku
juga memiliki warna,tekstur dan komposisi mineral yang berbeda-
beda, dengan praktikum ini kita akan mengetahui bagaimana caranya
bisa memmbedakanya dan mengelompokannya.

Dalam dunia pertambangan, salah satu tujuan industri pertambangan


utama yaitu pencarian bahan galian yang memiliki nilai ekonomis serta
berguna dalam kehidupan manusia. Bahan galian yang mimiliki nilai
ekonomis dan berguna bagi manusia salah satunya terdapat di dalam
tubuh batuan beku. Maka bagi sarjana pertambangan wajib memahami
semua yang berkaitan dengan batuan beku.

Batuan Beku terbentuk dari bermacam-macam kristal dan terjadi dari


fase cair dan hampir selalu tidak berlapis. Kemudian batuan beku
terbagi menjadi kelompok menurut tempat terbentuknya yaitu batuan
beku dalam (intrusif) dan batuan beku luar (ekstrusif). Batuan beku
juga memiliki warna tekstur dan komposisi mineral yang berbeda-
beda, dengan praktikum ini kita akan mengetahui bagaimana caranya
bisa membedakannya dan mengelompokkannya
1.2 Tujuan Praktikum

- Untuk menentukan nama batuan yang diamati dengan menerapkan


sistem identifikasi batuan
- Untuk menentukan sifat-sifat batuan dari segi warna, tekstur dan
komposisi mineralnya.
- Untuk mengetahui proses pembentukan batuan beku.
- margin
BAB II - rata kanan kiri
TINJAUAN PUSAKA - bahasa asing
- spasi 1.5

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk secara langsung dari hasil pembekuan
magma, baik itu dibawah permukaan bumi (intrusif) ataupun dipermukaan bumi
(ekstrusif). Secara umum batuan beku memiliki ciri-ciri sebagai berikut; Massive
Maksudnya batuan tersebut memiliki struktur yang kompak dan keras. Terdiri dari
paduan mineral-mineral pembentuk batuan, yaitu mineral primer (mineral utama dan
mineral aksesoris). Tidak ada perlapisan Maksudnya batuan tersebut tidak menunjukkan
adanya bidang perpisahan pada strukturnya. Berikut ini bentuk-bentuk badan batuan
beku (Rock body) Batuan beku luar, berupa produk ekstrusif (bukit, gunung dan
planteau). Batuan beku adalah merupakan kumpulan mineral-mineral silikat dari hasil
pengabluran magma yang mendingin. Penggolongan batuan beku dapat didasarkan
kepada tiga patokan utama yaitu berdasarkan genetik batuan, berdasarkan senyawa
kimia yang terkandung dan berdasarkan susunan mineralnya. Pembagian yang
berdasarkan genetik atau tempat terjadinya dari batuan beku dapat dibagi atas batuan
ekstrusi dan batuan intrusi. Batuan ekstrusi terdiri dari semua material yang dikeluarkan
kepermukaan bumi baik di daratan maupun di bawah permukaan laut material ini
mendingin dengan cepat, ada yang berbentuk padat atau suatu larutan yang kental dan
panas yang disebut lava. Magma yang mencapai permukaan bumi melalui rekahan atau
lubang kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku
menjadi batuan beku luar (W.T. Huang, 1962).

Batuan beku berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dapat dibagi tiga, yaitu : Batuan
intrusi atau plutonik adalah batuan yang terbentuknya berada jauh di dalam bumi (15 –
50 km). Karena tempat pembentukannya dekat dengan astenosfer, maka pendinginan
berjalan sangat lambat. Karena itu bentuk batuannya besar – besar dan mempunyai
kristal yang sempurna dengan bentuk tekstur holokristalin (semua komposisi disusun
oleh kristal sempurna), karena pembentukan kristalnya sangat sempurna mengingat
waktu penghablurannya sangat lama. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro,
diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah) dan lain-laijn. Batuan Ekstrusi
adalah Magma yang bergerak dari dalam ke permukaan bumi, sebagian besar membeku
di dalam sebagai batuan plutonis, hanya kurang dari 1/10 nya yang membeku di
permukaan bumi dan dikenal sebagai Batuan Vulkanis atau vulkanik. Suatu aktivitas
vulkanisme akan mengeluarkan materi – materi berupa gas, cair dan padat. Kelompok
batuan ekstrusi terdiri dari semua material yang dikeluarkan ke permukaaan bumi baik
di daratan ataupun di bawah permukaan laut. Material ini mendingin dengan cepat, ada
yang berbentuk padat, debu atau suatu larutan kental dan panas, cairan ini disebut lava.
Ada dua tipe magma intrusi, yang pertama memiliki kandungan silika yang rendah dan
vikositasnya rendah. Tipe kedua dari lava ini adalah bersifat asam, yang memiliki
kandungan silika yang tinggi dan vikositas relatif tinggi.Contoh batuan beku vulkanik
adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite. Batuan Gang
antara batuan dalam dan batuan leleran terdapat gejala antara batuan yang terbentuk
dalam celah – celah serta rekahan – rekahan dalam kerak bumi. Batuan yang terbentuk
adalah batuan gang atau batuan korok disebut juga batuan hypo-abisik. Gang disini
adalah suatu badan yang bentuknya seperti sebuah kitab besar. Magma yang membeku
dalam gang adalah magma yang sedang menuju ke permukaan bumi atau membeku
dalam celah – celah di kerak bumi. Misalnya magma yang mempunyai susunan granit
itu membeku dalam sebuah gang, maka batuan yang terbentuk disebut porfiri granit
yang berarti batuan granit bertekstur porfiri (Munir, 1995).

Batuan beku terbentuk dari hasil kristalisasi atau pembentukan magma dan yang keluar
sampai di permukaan bumi melalui letusan gunung api disebut batuan vulkanik atau
ekstrusi. Magma yang mencapai berarti basaltic menyangga (menopang) kedua lempeng
kerak tersebut. Daerah andesit merupakan campuran keduanya (Suharno,2010).

Batuan adalah kumpulan dari mineral-mineral, atau agregasi dari mineral-mineral ,


biasanya dia tidak dalam keadaan homogen dan tidak pula mempunyai susunan kimia
dan sifat-sifat fisika yang tetap dan terbentuk di alam. Untuk mengetahui proses-proses
yang terjadi suatu batuan terlebih dahulu kita melakukan pendiskripsian batuan, yaitu:
jenis batuan, warna batuan, tekstur batuan, struktur, serta komposisi-komposisi mineral
yang menyusun batuan. Secara Umum jenis batuan dibagi atas 3 yaitu Batuan beku,
sedimen dan metamorf.Batuan beku adalah batuan yang terbentuk melalui hasil
pembekuan magma atau kristalisasi magma yang dipengaruhi oleh suhu. Penggolongan
batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan utama yaitu berdasarkan genetic
batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkadung, dan berdasarkan susunan
mineraloginya.Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-kadang
mengandung gelas, berdasarkan tempat kejadiannya (genesa) batuan beku terbagi
menjadi 3 kelompok yaitu: Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah
permukaan bumi. Proses pendinginan sangat lambat sehingga batuan seluruhnya terdiri
atas kristal-kristal (struktur holohialin). contoh :Granit, Granodiorit, dan Gabro. Batuan
beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung api. Proses
pendinginannya berlangsung relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal
yang tidak sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk struktur
porfiritik. Contoh batuan ini dalah Granit porfir dan Diorit porfir. Batuan beku luar
(ekstrusif) terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses pendinginan sangat cepat
sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf.
Contohnya Obsidian, Riolit dan Batuapung (Alfonsus Simalango,1986).
Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu batuan
tertentu. Setelah identiikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama
batuan tersebut. Sifat fisika dan kimia yang umum dikenal dalam mengidentifikasi
batuan biasanya dibagi dalam 4 kategori sifat yang paling umum dijadikan poin
deskripsi, yaitu :

- Warna

- Tekstur

- Struktur

- Komposisi mineral pembentuk batuan

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik di bawah
permukaan (intrusif) maupun di atas permukaan (ekstrusif). Ciri khas batuan beku
adalah kenampakannya yang kristalin, yaitu memiliki unit-unit kristal yang kecil yang
saling mengikat satu sama lain. (Budi Setiyarso,1981).

Ciri khas batuan beku adalah kenampakannya yang kritalin, yaitu memiliki unit-unit
kristal yang kecil yang saling mengikat satu sama lain.. Sifat fisika dan kimia yang
umum dikenal dalam mengidentifikasi batuan adalah :

1. Warna
Warna batuan beku biasanya representasi dari mineral pembentuk batuan beku
itu sendiri. Mineral-mineral tersebut dibedakan menjadi dua kelompok, yakni:
berwarna cerah (bersifat asam/felsic) dan berwarna gelap (bersifat basa/ mafic).

2. Tekstur
Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan
sususnan butir mineral penyusun batuan. Tekstur dapat dijadikan petunjuk
tentang proses (ganesa) yang terjadi pada waktu lampau sehingga menghasilkan
batuan tersebut. Tekstur yang umumnya sering dijumpai pada batuan beku:

- Faneritik : bila butiran-butiran mineral dapat dilihat dengan mata telanjang.


Bila faneritik dengan ukuran yang seragam, maka disebut faneritik granular.

- Afanitik : bila butiran-butiran mineral sangat halus sehingga tidak dapat


dilihat dengan mata telanjang.
- Porfiritik : bila mineral butiran yang besar (fenokris-nya) dikelilingi mineral-
mineral yang berukuran butir lebih kecil (massa dasar-nya).

- Glassy : bila batuan beku tersusun oleh gelas/kaca.

3. Struktur
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian batuan yang berbeda.
Macam - macam struktur yang terdapat pada batuan beku:

- Masif : bila batuan tersebut pejal, tanpa retakan maupun lubang gas.

- Jointing : bila batuan tampak memiliki retakan.

- Vesikular : bila batuan tersebut memiliki lubang-lubang gas.

- Aliran : bila batuan tersebut memiliki kesan orientasi sejajar seperti


aliran/sisipan, baik oleh kristal maupun lubang gas.

- Amigdaloidal : bila batuan tersebut memiliki lubang-lubang gas yang terisi


oleh mineral-mineral sekunder yang terbentuk setelah pembekuan magma

Selain klasifikasi berdasarkan tempat pembentukannya, batuan beku juga dapat


dibedakan berdasarkan komposisi kimianya, utamanya kandungan SiO2 nya. Karena
kandungan SiO2 di batuan beku akan selalu ada. Hal ini berhubungan dengan bahan
asal pembentuk batuan beku, yaitu magma. Jenis-jenis batuan beku berdasarkan
kandungan SiO2 nya terbagi atas 4 jenis, yaitu:

- Batuan Beku Asam

- Batuan Beku Intermediete

- Batuan Beku Basa

- Batuan Beku Ultrabasa

Batuan beku asam mempunyai kandungan SiO2 > 66% contohnya adalah trakit, granit,
riolit, syenit, dan latit. Batuan beku intermediet SiO2 = 52-66% contohnya gronodiorit,
diorit, dasit, dan andesit. Batuan beku basa SiO2nya = 45-52% contohnya gabro, basalt,
teprit, dan teralit. Sedangkan batuan beku ultra basa SiO2 nya < 45% contohnya
peridotit, limburgit, dan serpentinit.
Batuan beku berasal dari hasil pendinginan dan pembekuan magma, dimana magma ini
merupakan suatu lelehan pijar yang terdiri dari zat-zat yang mobil yang panas bersuhu
antara 9000-12000 terbentuk secara alamiah yang merupakan senyawa silikat dan
magma juga mengandung gas. Sistem yang paling berguna dan signifikan dalam
pengklasifikasian batuan beku, didasarkan oleh dua kriteria yaitu: komposisi dan
tekstur. Pentingnya kriteria tersebut tidak hanya terletak pada kegunaan untuk
mendeskripsikan batuan sehingga bisa dibedakan dengan batuan tipe lain, tetapi juga
penting dalam pengertian umum. Pada komposisi mineral terdapat petunjuk-petunjuk
penting mengenai sifat dasar magma, dan tekstur menunjukkan sejarah
pendinginan.Kira-kira 99% dari dari sebagian besar batuan beku tersusun hanya dari 8
elemen, yaitu oksigen, kalsium, alumunium, silikon, sodium, magnesium, dan
potassium. Sebagian besar dari elemen terebut masuk ke dalam struktur kristal
pembentuk batu silikat dan membentuk feldspar, amphibole, kuarsa, mika, piroksen,
dan olivin. Keenam mineral ini terdapat pada 95% volume dari semua batuan-batuan
beku dan yang terpenting adalah untuk mempelajari klasifikasi dan asal batuan beku
(Turner dan Verhoogen 1960).

Pada dasarnya sebagian besar batuan beku hanya terdiri dari unsur unsur utama yaitu;
Oksigen, silikon, aluminium, besi, kalsium, sodium, potasium dan magnesium. Unsur
unsur utama yaitu ; oksigen, silikon, aluminium, besi, kalsium, sodium,potasium dan
magnesium.unsur unsur ini membentuk mineral silikat utama yaitu feldspar, olivin,
piroksen, ampibol, kuarsa, dan mika. Mineral mineral ini menyusun lebih utama 95%
volume batuan beku, dan menjadi dasar untuk klasifikasi dan menjelaskan tentang
magma asal. (Suharno,2010).

Batuan beku berasal dari cairan magma yang membeku akibat mengalami pendinginan.
Menurut ilmu petrologi semua bahan beku terbentuk dari magma karena membekunya
lelehan silikat yang cair dan pijar. Magma yang cair dan pijar itu berada di dalam bumi
dan oleh kekuatan gas yang larut di dalamnya naik ke atas mencari tempat-tempat yang
lemah dalam kerak bumi seperti daerah patahan. Magma akan keluar mencapai
permukaan bumi melalui pipa gunungapi dan disebut lava, akan tetapi ada pula magama
yang membeku jauh di dalam bumi dan dikenal dengan nama batuan beku
dalam.Batuan Beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin
dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai
batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif
(vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang
sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh
salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau
perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan,
sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi (Budi Setiyarso,1981).
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat

- Komparator
- Loop
- Kamera

3.1.2 Bahan

- Alat tulis
- Form deskripsi batuan

3.2 Prosedur Percobaan

- Diambil sampel batuan yang akan dideskripsi


- Dicatat nomor sampel batuannya
- Diamati dan dicatat warna pada sampel batuan
- Diamati dan dicatat tekstur pada sampel batuan
- Diamati dan dicatat komposisi mineral yang terdapat pada sampel batuan
- Dituliskan nama batuan yang telah dideskripsi
- Difoto sampel batuan
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Mineral
ini batuan beku
4.1.1 Deskripsi Mineral Diorite

Acara : Identifikasi Batuan Beku.

Nama : Yoga Febrian

NIM : 2009086040

Kelompok : 08 ( Delapan )

Tanggal : 17 November 2020

No. Urut 01

No. Peraga 01.

- Tekstur : Faneritik
- Warna : Abu – abu
- Komposisi Mineral : Mineral Intermediate
Plagioklas, Orthoklas, Biotit, dan Kuarsa
- Nama : Diorite
- Keterangan : Batu diorit merupakan salah satu dari jenis batuan beku
yang tersusun antara batu granit hingga batu gabro atau
batu basalt.

Samarinda, 19 November 2020

Asisten, Praktikan,

Utari Alifia . Yoga Febrian .


NIM. 1709085028 NIM. 2009086040
4.1.2 Deskripsi Mineral Granite

Acara : Identifikasi Batuan Beku.

Nama : Yoga Febrian

NIM : 2009086040

Kelompok : 08 ( Delapan )

Tanggal : 17 November 2020

No. Urut 02

No. Peraga 02

- Tekstur : Faneritik
- Warna : Terang
- Komposisi Mineral : Mineral Felsik
Kuarsa, Muskovit, Plagioklas, dan Biotit
- Nama : Granite
- Keterangan : Granit merupakan batuan yang berasal dari
proses large intrusi, yaitu pembekuan bantuan dalam
suhu tinggi sehingga mineral-mineral penyusunnya akan
sempurna dan berukuran besar-besar.

Samarinda, 19 November 2020

Asisten, Praktikan,

Utari Alifia . Yoga Febrrian .


NIM. 1709085028 NIM. 2009086040
4.1.3 Deskripsi Mineral Gabro Amigdaloidal

Acara : Identifikasi Batuan Beku.

Nama : Yoga Febrian

NIM :2009086040

Kelompok : 08 ( Delapan )

Tanggal : 17 November 2020

No. Urut 03

No. Peraga 03

- Tekstur : Faneritik
- Warna : Gelap
- Komposisi Mineral : Mineral Mafic
Biotit, Plagioklas, Orthoklas, Olivin, dan Pyroxine
- Nama : Gabro Amigdaloidal
- Keterangan : Gabro terbentuk sebagai tubuh intrusi dan merupakan
batuan yang umum terdapat dimana-mana, berwarna
gelap karena sebagian besar mineral penyusunnya adalah
pyroxine dan olivin.

Samarinda, 19 November 2020

Asisten, Praktikan,

Utari Alifia . Yoga Febrian .


NIM. 1709085028 NIM. 2009086040
4.2 Pembahasan Batuan

4.2.1 Batuan Diorite

Semua batuan di bumi ini terbentuk karena sebuah proses. Kebanyakan batuan
terbentuk karena material- material yang berada di dalam bumi meluncur keluar dan
kemudian mengalami pembekuan (batuan yang terbentuk karena proses ini
dinamakan dengan batuan beku). Ada pula batuan yang terbentuk karena
perpindahan material dari satu tempat yang berkumpul di tempat baru dan seiring
dengan berjalannya waktu kemudian material- material tersebut membeku dan
membentuk sebuah batu. hal ini juga terjadi pada batu diorit dimana
pembentukannya juga terjadi karena sebuah proses. Beberapa proses terbentuknya
batu diorit antara lain sebagai berikut:

“Partial melting” dari lempeng samudera akan menghasilkan magma basaltik yang
naik dan mengintrusi batuan granit yang ada di lempeng benua.
Terjadi proses percampuran magma basaltik dan juga magma granit yang akan naik
di lempeng benua baik secara dike maupun sill.
Lelehan tersebut akan menghasilkan komposisi antara basalt dan granit
Lelehan ini akan mengkristal secara lambat dan kemudian membentuk batu yang
dikenal dengan batu diorit

Batu diorit merupakan salah satu dari jenis batuan beku yang tersusun antara batu
granit hingga batu gabro atau batu basalt. Batu diorit ini merupakan batuan hasil
intrusi yang terjadi di kerak benua baik secara dike maupun sill. Batu diorit ini
seringkali terbentuk di atas lempeng konvergen dimana subduksi lempeng samudera
menyusup ke bawah lempeng benua. Batu diorit ini merupakan batuan beku yang
kasar atau sedang. Batu diorit berwarna campuran antara warna abu- abu dan juga
warna hitam dan seringkali memiliki corak tertentu yang nampak hitam putih.
Batuan diorit adalah nama yang digunakan untuk kelompok batuan beku berukuran
kasar-sedang, dengan komposisi antara granit sampai gabro ataupun basalt. Batuan
ini biasanya terbentuk sebagai intrusi, baik secara dike maupun sill pada kerak benua.
Diorit sering terbentuk di atas batas lempeng konvergen, yang mana subduksi
lempeng samudra menyusup ke bawah lempeng benua.

"Partial melting" dari lempeng samudra akan menghasilkan magma basaltik yang
naik dan mengintrusi batuan granit yang ada di lempeng benua. Disitu akan terjadi
proses pencampuran magma basaltik dengan magma granit (batu granit yang
meleleh) dan akan naik melalui lempeng benua, baik secara sill maupun dike. Lelehan
ini akan menghasilkan komposisi antara basalt hingga granit, dan diorit akan
terbentuk jika hasil lelehan ini mengkristal secara lambat dibawah permukaan.

Diorit biasanya tersusun atas mineral plagioklas yang kaya sodium, dengan
kandungan mineral hornblende, augit, dan biotit dalam jumlah yang sedikit.
Terkadang juga diorit mengandung sedikit kuarsa. Hal inilah yang membuat batu
diorit bertekstur "coarse-grained", dengan campuran kontras dari butiran mineral
yang berwarna hitam dan putih.
Kegunaan diorit adalah batuan ini dapat digunakan sebagai batu ornamen dinding,
lantai bangunan gedung, pengeras jalan, pondasi, bahkan dapat digunakan sebagai
gamestone.

Hampir semua jenis batuan di Bumi memiliki manfaatnya masing- masing. Lalu,
apakah manfaat yang dimiliki oleh batu diorit? Batu diorit lebih banyak digunakan
dalam bidang bangunan. Beberapa manfaat yang dimiliki oleh batu diorit antara
lain adalah:

 Sebagai batuan ornamen dinding

 Lantai bangunan gedung

 Pengeras jalan

 Sebagai pondasi bangunan

 Sebagai gemstone atau batu yang digunakan sebagai perhiasan


Itulah beberapa manfaat yang dimiliki oleh batu diorit. Manfaat batu diorit sebagai
gemstone memang tidak terlalu banyak, hal ini tergantung pada jenis dioritnya

Asosiasi mineral dari batu diorit umumnya terdiri dari kurang lebih 65% plagioklas
dan 35% mineral silikat gelap seperti biotit dan augit. Mineral-mineral aksesorisnya
kwarsa, apotik, kalsit, klorit, granit, dan epidot.

Keterdapatan batuan ini banyak terdapat di daerah Banjarnegara dan Pemalang, Jawa
Tengah.

4.2.2 Batuan Granite

Pengertian batuan granit adalah salah satu jenis batuan beku yang memiliki warna
cerah, butirannya kasar, tersusun dari mineral dominan berupa kuarsa dan feldspar,
serta sedikit mineral mika dan amfibol. Menurut ilmu petrologi, granit didefinisikan
sebagai batuan beku yang di dalamnya terkandung mineral kuarsa sebesar 10 – 50
persen dari kendungan total mineral felseik, serta mineral alkali feldspar sebanyak 65
– 90 persen dari jumlah seluruh mineral feldspar. Sedangkan dalam dunia industri,
granit diartikan sebagai batuan yang butiran atau biji- bijiannya dapat dilihat dengan
jelas dan mempunyai kepadatan yang lebih keras dari marmer. Definisi- definisi
tersebut dijabarkan dari kata „granit‟ yang berasal dari kata „granum‟ yang
mempunyai arti butiran padi.

Seperti yang telah disebutkan pada definisi, bahwa karakteristik dari batuan granit
adalah memiliki butiran kasar dan berwarna cerah. Warna batuan granit meliputi
warna merah, abu- abu, putih dan merah muda, dengan butiran warna gelap seperti
hijau tua, coklat tua dan hitam. Warna tersebut diperoleh dari komposisi mineral yang
terkandung dalam batuan granit. Karakteristik lain dari batuan granit yaitu bersifat
asam, serta ukuran butiran kristalnya relatif sama dan besar. Tekstur butiran batuan
granit disebut tekstur phaneritic yang tidak memiliki retakan dan lubang- lubang
bekas pelepasan gas (vasculer). Batuan ini sangat masif (padat) dengan kepadatan
rata- rata 2,75 gram per centimeter kubik dan kekuatan tekanan lebih dari 200 Mpa.
Kepadatan tersebut memungkinkan batuan granit untuk tahan terhadap erosi dan
abrasi, mampu menahan beban yang berat serta tahan terhadap pelapukan batuan.

Granit merupakan batuan yang berasal dari proses large intrusi, yaitu pembekuan
bantuan dalam suhu tinggi sehingga mineral-mineral penyusunnya akan sempurna
dan berukuran besar-besar. Granit merupakan batuan beku asam, batuan dalam atau
disebut batuan plutonik. Granit ini berbutir sangat kasar dengan kombinasi warna
antara putih dengan abu – abu. Sebagai contoh granit pluton dari Pulau Karimun
berwarna abu – abu dengan butiran mineral sangat besar.
Batuan ganit termasuk kategori batuan beku intrusif, yaitu batuan beku yang terjadi
akibat proses intrusi magma. Arti dari intrusi magma sendiri adalah proses
menerobosnya magma dari dalam perut bumi melalui celah- celah kerak bumi, tapi
tidak sampai ke permukaan (baca : Perbedaan Intrusi dan Ekstrusi Magma). Proses
terbentuknya batuan granit merupakan bagian dari proses pembentukan batuan beku,
akan tetapi tidak sama dengan proses terbentuknya batuan sedimen maupun batuan
metamorf. Berikut adalah uraian yang lebih jelas tentang proses terbentuknya batuan
granit :

- Proses pembentukan batuan granit diawali dari bergeraknya magma dari dapur
magma.

- Setelah itu magma mendapat tekanan dari bawah. Magma yang bersifat lebih
ringan dari batuan lain terus ditekan sehingga bergerak ke atas mendekati
permukaan bumi.Pergerakan magma terhenti hanya sampai di bawah lapisan
tanah karena tekanan yang diberikan terlalu kecil.

- Magma yang berada di dalam lapisan kulit bumi lama kelamaan mengalami
proses kristalisasi karena suhu di dekat permukaan bumi lebih rendah
daripada suhu di dalam dapur magma.

- Setelah mengalami proses kristalisasi, maka magma akan membeku dan


menjadi batuan granit yang termasuk dalam jenis batuan beku.

Sifat batuan granit yang keras dan kuat membuat batuan tersebut banyak
dimanfaatkan dalam berbagai bidang. Masyarakat sering melakukan penambangan
batu granit. Bahkan batu granit menjadi salah satu dari jenis jenis batuan yang paling
sering dicari sebagai batuan dimensi, yaitu potongan batu alam berbentuk lembaran
tebal atau balok dengan panjang dan lebar tertentu. Saat ini batuan granit dapat
ditemukan dengan mudah oleh para penambang, padahal letaknya jauh di dalam
kerak bumi. Hal tersebut menunjukkan bahwa lapisan bumi terutama lapisan batuan
sedimen sudah mengalami pengikisan yang parah. Batuan granit diketahui
mempunyai kualitas yang lebih baik dari batuan lain seperti pasir dan marmer. Sifat
asam dari batuan granit membuat batuan ini tahan terhadap hujan asam sehingga
banyak dimanfaatkan di bidang konstruksi bangunan. Manfaat lain dari batuan granit
yaitu :

o Sebagai acuan alat ukur


o Sebagai interior bangunan
o Sebagai eksterior bangunan
o Sebagai media panjat tebing
o Sebagai bahan pembuat patung

Asosiasi mineral pada batuan granite umumnya terdiri kurang lebih 60% mineral
kuarsa dan sisanya seperti muskovit, plagioklas ada juga mineral silikat gelap seperti
biotit.

Keterdapatan pada batuan granit dapat ditemukan dengan mudah oleh para
penambang, padahal letaknya jauh di dalam kerak bumi. Hal tersebut menunjukkan
bahwa lapisan bumi terutama lapisan batuan sedimen sudah mengalami pengikisan
yang parah.

4.2.3 Batuan Gabro Amigdaloidal

Gabro merupakan jenis batuan beku intrusif yang memiliki warna gelap dan tersusun
atas kristal- kristal mineral yang berukuran kasar. Batu Gabro ini memiliki warna
gelap karena mineral utama yang menyusunnya adalah jenis mineral plagioklas dan
juga pirauksen. Batu gabro seringkali di dapati di dasar samudera atau kerak
samudera. Dari pengertiannya, dapat kita ambil kesimpulan bahwa ciri- ciri batuan
gabro antara lain:

- Berwarna gelas, biasanya hitam atau hijau tua.


- Kasar, karena terdiri atas kristal-kristal yang berukuran kasar.
- Biasa ditemukan di kerak samudera.

Sekilas, batuan gabro ini mirip sekali dengan batu basalt. Hal ini karena komposisi
mineral pembentukannya yang serupa. Bedanya adalah batuan basalt memiliki
mineral penyusun yang ukurannya lebih kecil dibandingkan dengan batuan gabro. Hal
ini karena batuan basalt lebih cepat mengalami proses pendinginan daripada batuan
gabro, sehingga mineral yang terbentuk pun akan memiliki ukuran yang lebih besar
dibandingkan dengan batuan basalt. Maklum saja, kedua batuan ini terbentuk dari
proses pendinginan lava yang berasal dari dalam perut Bumi.

Proses pembentukan batuan berbeda- benda antara jenis batuan satu dengan yang
lainnya. Hal ini juga tidak lepas dari yang namanya material pembentuk batuan
tersebut. Seperti halnya batuan gabro yang terbentuk dari proses pendinginan lava
atau magma yang keluar dari perut Bumi. Kebanyakan orang mengemukakan bahwa
kerak samudera tersusun oleh batuan basal yang melimpah.

Namun tahukah Anda bahwa ternyata batuan basalt yang berada di dasar samudera
tersebut hanya tipis, di bawahnya justru akan kita temukan kandungan batuan gabro
yang melimpah. Lalu mengapa demikian? Hal ini karena di permukaan kerak
samudera, lava akan mengalami pendinginan yang cepat maka dari itulah mineral
yang terbentuk akan berukuran kecil. Sementara di bawahnya, mineral akan lebih
cepat berkembang karena proses pendinginan yang lambat. Hal inilah yang
menyebabkan terbentuknya batuan gabro, yakni karena pendinginan lava atau magma
yang melambat sehingga memberikan kesempatan pada mineral untuk berkembang.

Kita semua setuju bahwasannya semua jenis batuan yang ada di Bumi memiliki
manfaat yang besar untuk manusia. demikian halnya dengan batuan gabro ini. batuan
gabro juga memiliki manfaat yang besar untuk manusia dalam kehidupan sehari- hari.
beberapa manfaat dari batuan gabro antara lain sebagai berikut:

- Sebagai ubin lantai


- Sebagai batu nisan
- Facing stone
- Sebagai base material construction yang berperan sangat penting bagi bidang
konstruksi
- Gabro yang telah dihancurkan digunakan dalam pembangunan jalan, kereta
api dan juga landasan konstruksi bangunan

Asosiasi mineral pada batuan gabro amigdaloidal umumnya terdiri dari mineral biotit,
plagioklas, orthoklas, dan juga pyroxine

Keterdapatan pada batuan gabro seringkali di dapati di dasar samudera atau kerak
samudera.

rapikan dulu bab 4


pembahasannya.
6 lembar full
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan pada praktikum, dapat disimpulkan


bahwa:

- Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang


suatu batuan tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan
jelas memberi nama batuan tersebut. Sifat fisika dan kimia yang umum
dikenal dalam mengidentifikasi batuan biasanya dibagi dalam 4 kategori sifat
yaitu, warna, tekstur, struktur, dan komposisi mineral pembentuk batuan.

- Kami mengamati bahwa ada batu yang bewarna hitam dan bewarna terang
tenyata kami mengetahui bahwa kandungan silica dalam batuan
mengakibatkan perbedaan warna, semakin banyak kandungan silica maka
semakin putih warnanya.

- Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik di
bawah permukan (intrusif) maupun di atas permukaan (ekstrusif). Ciri khas
batuan beku adalah kenampakannya yang kristalin, yaitu memiliki unut-unit
kristal yang kecil yang saling mengikat satu sama lain.

5.2 Saran

Sebaiknya video pembelajaran direkam menggunakan kamera agar gambar yang


dihasilkan lebih bagus sehingga praktikan akan lebih mudah melihat hasil dari
deskripsi yang dilakukan dalam video, dan sebaiknya dibuat skrip narasi lebih dulu
agar asisten yang melakukan deskripsi lebih terarah dalam menarasikan isi videonya
serta menghindari kebingungan saat menjelaskan deskripsi.

- margin
- rata kanan kiri
DAFTAR PUSTAKA

Suharno. 2010. Geologi untuk geofisika. Unila. Bandar Lampung.

Alfonsus, Simalango. 1986. The Geology and Geothermal Activity of The Eeast
African Rift System. Kenya.

Munir. 1955. Petrologi Dan Kristalografi & Mineralogi T. Geology. ITB

Setiyarso, Budi. 1981. Petrologi Batuan Beku. Yogyakarta

Turner. 1960. Dasar-Dasar Geologi. Institut Teknologi Bandung.

W. T. Huang. 1962. Modul ekskursi Endapan Mineral, Program Studi Teknik Geologi.
Institut Teknologi Bandung.

- dapus urutkan sesuai


abjad
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai