Anda di halaman 1dari 7

1.

4 LANDASAN TEORI

Batuan beku berasal dari cairan magma yang membeku akibat mengalami
pendinginan. Menurut ilmu petrologi semua bahan beku terbentuk dari magma karena
membekunya lelehan silikat yang cair dan pijar. Magma yang cair dan pijar itu berada di
dalam bumi dan oleh kekuatan gas yang larut di dalamnya naik ke atas mencari tempattempat yang lemah dalam kerak bumi seperti daerah patahan/rekahan. Magma akan keluar
mencapai permukaan bumi melalui pipa gunungapi dan disebut lava, akan tetapi ada pula
magama yang membeku jauh di dalam bumi dan dikenal dengan nama batuan beku
dalam.Batuan Beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan
intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini
dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel
ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses
berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700
tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan
kerak bumi. (Budi Setiyarso,1981)

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk secara langsung dari hasil pembekuan
magma, baik itu dibawah permukaan bumi (intrusif) ataupun dipermukaan bumi
(ekstrusif).Secara umum batuan beku memiliki cirri-ciri sebagai berikut ;Massive Maksudnya
batuan tersebut memiliki struktur yang kompak dank eras. Terdiri dari paduan mineralmineral pembentuk batuan, yaitu mineral primert (mineral utama dan mineral aksesoris).
Tidak ada perlapisan Maksudnya batuan tersebut tidak menunjukkan adanya bidang
perpisahan pada strukturnya. Berikut ini bentuk-bentuk badan batuan beku (Rock body)
Batuan beku luar, berupa produk ekstrusif (bukit, gunung dan planteau).Batuan beku adalah
merupakan kumpulan mineral-mineral silikat dari hasil penghabluran magma yang
mendingin. Penggolongan batuan beku dapat didasarkan kepada tiga patokan utama yaitu
berdasarkan genetik batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkandung dan berdasarkan
susunan mineralnya. Pembagian yang berdasarkan genetik atau tempat terjadinya dari batuan
beku dapat dibagi atas batuan ekstrusi dan batuan intrusi. Batuan ekstrusi terdiri dari semua
material yang dikeluarkan kepermukaan bumi baik di daratan maupun di bawah permukaan
laut material ini mendingin dengan cepat, ada yang berbentuk padat atau suatu larutan yang
kental dan panas yang disebut lava. Magma yang mencapai permukaan bumi melalui rekahan
atau lubang kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku
menjadi batuan beku luar. (W.T. Huang, 1962).

Batuan beku berasal dari hasil pendinginan dan pembekuan magma, dimana magma
ini merupakan suatu lelehan pijar yang terdiri dari zat-zat yang mobil yang panas bersuhu
antara 9000-12000 terbentuk secara alamiah yang merupakan senyawa silikat dan magma

juga mengandung gas. Sistem yang paling berguna dan signifikan dalam pengklasifikasian
batuan beku, didasarkan oleh dua kriteria yaitu: komposisi dan tekstur. Pentingnya kriteria
tersebut tidak hanya terletak pada kegunaan untuk mendeskripsikan batuan sehingga bisa
dibedakan dengan batuan tipe lain, tetapi juga penting dalam pengertian umum. Pada
komposisi mineral terdapat petunjuk-petunjuk penting mengenai sifat dasar magma, dan
tekstur menunjukkan sejarah pendinginan.Kira-kira 99% dari dari sebagian besar batuan beku
tersusun hanya dari 8 elemen, yaitu oksigen, kalsium, alumunium, silikon, sodium,
magnesium, dan potassium. Sebagian besar dari elemen terebut masuk ke dalam struktur
kristal pembentuk batu silikat dan membentuk feldspar, amphibole, kuarsa, mika, piroksen,
olivine, dan amphibole. Keenam mineral ini terdapat pada 95% volume dari semua batuanbatuan beku dan yang terpenting adalah untuk mempelajari klasifikasi dan asal batuan beku.
( Turner dan Verhoogen 1960),

Batuan adalah kumpulan dari mineral-mineral, atau agregasi dari mineral-mineral , biasanya
dia tidak dalam keadaan homogen dan tidak pula mempunyai susunan kimia dan sifat-sifat
fisika yang tetap dan terbentuk di alam. Untuk mengetahui proses-proses yang terjadi suatu
batuan terlebih dahulu kita melakukan pendiskripsian batuan, yaitu: jenis batuan, warna
batuan, tekstur batuan, struktur, serta komposisi-komposisi mineral yang menyusun batuan.
Secara Umum jenis batuan dibagi atas 3 yaitu Batuan beku, sedimen dan metamorf.Batuan
beku adalah batuan yang terbentuk melalui hasil pembekuan magma atau kristalisasi magma
yang dipengaruhi oleh suhu. Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan
utama yaitu berdasarkan genetic batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkadung, dan
berdasarkan susunan mineraloginya.Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan
kadang-kadang mengandung gelas, berdasarkan tempat kejadiannya (genesa) batuan beku
terbagi menjadi 3 kelompok yaitu: a. Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah
permukaan bumi. Proses pendinginan sangat lambat sehingga batuan seluruhnya terdiri atas
kristal-kristal (struktur holohialin).contoh :Granit, Granodiorit, dan Gabro. b. Batuan beku
korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung api. Proses pendinginannya
berlangsung relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas kristal-kristal yang tidak sempurna
dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk struktur porfiritik. Contoh batuan
ini dalah Granit porfir dan Diorit porfir. c. Batuan beku luar (efusif) terbentuk di dekat
permukaan bumi. Proses pendinginan sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal.
Struktur batuan ini dinamakan amorf. Contohnya Obsidian, Riolit dan Batuapung.(alfonsus
simalango,1986).

Batuan beku berdasarkan genesa atau tempat terjadinya dapat dibagi tiga, yaitu :
Batuan intrusi atau plutonik adalah batuan yang terbentuknya berada jauh di dalam bumi (15
50 Km). Karena tempat pembentukannya dekat dengan astenosfer, maka pendinginan
berjalan sangat lambat. Karena itu bentuk batuannya besar besar dan mempunyai kristal
yang sempurna dengan bentuk tekstur holokristalin (semua komposisi disusun oleh kristal
sempurna), karena pembentukan kristalnya sangat sempurna mengingat waktu

penghablurannya sangat lama. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan
granit (yang sering dijadikan hiasan rumah) dan lain-laijn. Batuan Ekstrusi adalah Magma
yang bergerak dari dalam ke permukaan bumi, sebagian besar membeku di dalam sebagai
batuan plutonis, hanya kurang dari 1/10 nya yang membeku di permukaan bumi dan dikenal
sebagai Batuan Vulkanis atau vulkanik. Suatu aktivitas vulkanisme akan mengeluarkan
materi materi berupa gas, cair dan padat. Kelompok batuan ekstrusi terdiri dari semua
material yang dikeluarkan ke permukaaan bumi baik di daratan ataupun di bawah permukaan
laut. Material ini mendingin dengan cepat, ada yang berbentuk padat, debu atau suatu larutan
kental dan panas, cairan ini disebut lava. Ada dua tipe magma intrusi, yang pertama memiliki
kandungan silika yang rendah dan vikositasnya rendah. Tipe kedua dari lava ini adalah
bersifat asam, yang memiliki kandungan silika yang tinggi dan vikositas relatif tinggi.Contoh
batuan beku vulkanik adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan
dacite. Batuan Gang antara batuan dalam dan batuan leleran terdapat gejala antara batuan
yang terbentuk dalam celah celah serta rekahan rekahan dalam kerak bumi. Batuan yang
terbentuk adalah batuan gang atau batuan korok disebut juga batuan hypo-abisik. Gang disini
adalah suatu badan yang bentuknya seperti sebuah kitab besar. Magma yang membeku dalam
gang adalah magma yang sedang menuju ke permukaan bumi atau membeku dalam celah
celah di kerak bumi. Misalnya magma yang mempunyai susunan granit itu membeku dalam
sebuah gang, maka batuan yang terbentuk disebut porfiri granit yang berarti batuan granit
bertekstur porfiri. (Munir, 1995).

Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu batuan
tertentu. Setelah identiikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas memberi nama batuan
tersebut. Sifat fisika dan kimia yang umum dikenal dalam mengidentifikasi batuan biasanya
dibagi dalam 4 kategori sifat, yaitu :

Warna
Tekstur
Struktur
Komposisi mineral pembentuk batuan
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik di bawah
permukaan (insrusif) maupun di atas permukaan (eksrusif). Ciri khas batua beku adalah
kenampakannya yang kristalin, yaitu memiliki unit-unit kristal yang kecil yang saling
mengikat satu sama lain. (DRS. FIRDAUS, M.SI, 2011:10)

Alfonsus simalango,1986, The Geology and Geothermal Activity of TheEeast African Rift
System, Kenya.

Munir, 1955, Petrologi Dan Kristalografi & Mineralogi T. Geology. ITB

Budi setiyarso,1981, Petrologi Batuan Beku. Yogyakarta

Turner dan Verhoogen , 1960, Dasar-Dasar Geologi, Institut Teknologi Bandung.

W. T. Huang,1962, Modul ekskursi Endapan Mineral, Program Studi Teknik Geologi. Institut
Teknologi Bandung.

2.3 LANDASAN TEORI


Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik dibawah
permukaan (intrusif) maupun diatas permukaan (ekstrusif). Ciri khas batuan beku adalah
kenampakannya yang kritalin, yaitu memiliki unit-unit kristal yang kecil yang saling
mengikat satu sama lain. Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi
tentang suatu batuan tertentu. Sifat fisika dan kimia yang umum dikenal dalam
mengidentifikasi batuan adalah :
1. Warna
Warna batuan beku biasanya representasi dari mineral pembentuk batuan beku itu
sendiri. Mineral-mineral tersebut dibedakan menjadi dua kelompok, yakni: berwarna cerah
(bersifat asam/felsic) dan berwarna gelap (bersifatbasa/ mafic).

2. Tekstur
Tekstur merupakan kenampakan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk, dan sususnan
butir mineral penyusun batuan. Tekstur dapat dijadikan petunjuk tentang proses (ganesa)
yang terjadi pada waktu lampau sehingga menghasilkan batuan tersebut. Tekstur yang
umumnya sering dijumpai pada batuan beku :

Feneritik

Afanitik

Porfiritik

Glassy

Fragmental

3. Struktur
Struktur adalah kenampakan hubungan antara bagian batuan yang berbeda. Macammacam struktur yang terdapat pada batuan beku:

Masif

Jointing

Vesikular

Aliran

Amigdaloidal

4. Komposisi Mineral Pembentuk Batuan


Mineral-mineral yang terdapat pada batuan beku, antara lain : kwarsa, mika, feldspar,
olivine, piroksen. Mineral-mineral penyusun batuan metamorf, antara lain : kwarsa, mika
feldspar, karbonat, mineral lempung. (penuntun praktikum geologi dasar, 2013)
Tekstur menggambarkan sifat butir (kristal) yang membentuk batu. Batuan dianggap
berbutir kasar jika kita dapat membedakan kristal dengan mata telanjang. Batuan beku
berbutir halus setidaknya memiliki bagian dari matriks batuan yang memiliki kristal yang
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Tekstur porfiritik diproduksi oleh dua tahap
pendinginan yang berbeda, baik kristal besar dan kecil di batu yang sama. Pendinginan yang
lambat (umumnya di bawah tanah) menghasilkan kristal besar. Pendinginan cepat (pada atau
dekat permukaan Bumi) menghasilkan kristal yang lebih kecil. Dalam sebuah porfiritik,
kristal adalah ukuran jelas berbeda. Kristal yang lebih kecil disebut matriks atau massa dasar.
Istilah pegmatit disediakan untuk batuan beku yang memiliki kristal yang luar biasa besar. Ini
adalah istilah yang digunakan untuk batuan beku namun biasanya terkait dengan granit.
Pegmatites adalah unik karena mereka tidak membentuk langsung dari batuan beku lelehan
namun terbentuk dari cairan yang berasal dari atau dekat tubuh batuan beku.Cairan
(umumnya berair dan di bawah temperatur dan tekanan yang tinggi) memungkinkan untuk
banyak kebebasan untuk migrasi ion (dibebankan atom atau molekul) ke situs kristalisasi.
Hasilnya adalah pembentukan kristal besar.(Nakamura dkk, 2002)
Batuan beku terbentuk dari pemadatan bahan batu (magma cair), baik mengalami
kristalisasi maupun tanpa kristalisasi. Ada dua tipe dasar batuan beku yaitu:
1) Batuan beku intrusif (plutonik) seperti diorit, granit, gabro, dan pegmatite yaitu
batuan beku yang mengeras di bawah permukaan bumi.
2) Batuan beku ekstrusif (vulkanik) seperti andesit, basalt, obsidian, batu apung,
riolit dan scoria yang mengeras pada atau di atas permukaan bumi. (www.Budi
Setiyarso.blogspot.com)

Batuan adalah kumpulan dari mineral-mineral, atau agregasi dari mineral-mineral ,


biasanya dia tidak dalam keadaan homogen dan tidak pula mempunyai susunan kimia dan
sifat-sifat fisika yang tetap dan terbentuk di alam. Untuk mengetahui proses-proses yang
terjadi suatu batuan terlebih dahulu kita melakukan pendiskripsian batuan, yaitu: jenis batuan,
warna batuan, tekstur batuan, struktur, serta komposisi-komposisi mineral yang menyusun
batuan. Secara Umum jenis batuan dibagi atas 3 yaitu batuan beku, sedimen dan
metamorf.Batuan beku adalah batuan yang terbentuk melalui hasil pembekuan magma atau
kristalisasi magma yang dipengaruhi oleh suhu.Penggolongan batuan beku dapat didasarkan
pada tiga patokan utama yaitu berdasarkan genetic batuan, berdasarkan senyawa kimia yang
terkadung, dan berdasarkan susunan mineraloginya.
Berdasarkan Genetik Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-kadang
mengandung gelas, berdasarkan tempat kejadiannya (genesa) batuan beku terbagi menjadi 3
kelompok yaitu :
a. Batuan beku dalam (pluktonik), terbentuk jauh di bawah permukaan bumi. Proses
pendinginan sangat lambat sehingga batuan seluruhnya terdiri atas kristal-kristal (struktur
holohialin).contoh : Granit, Granodiorit, dan Gabro.
b. Batuan beku korok (hypabisal), terbentuk pada celah-celah atau pipa gunung api.
Proses pendinginannya berlangsung relatif cepat sehingga batuannya terdiri atas kristalkristal yang tidak sempurna dan bercampur dengan massa dasar sehingga membentuk
struktur porfiritik. Contoh batuan ini dalah Granit porfir dan Diorit porfir.
c. Batuan beku luar (efusif) terbentuk di dekat permukaan bumi. Proses pendinginan
sangat cepat sehingga tidak sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf.
Contohnya Obsidian, Riolit dan Batua pung.
Berdasarkan Senyawa Kimia Berdasarkan komposisi kimianya batuan beku dapat
dibedakan menjadi:
a. Batuan beku ultra basa memiliki kandungan silika kurang dari 45%. Contohnya
Dunit dan Peridotit.
b. Batuan beku basa memiliki kandungan silika antara 45% - 52 %. Contohnya Gabro,
Basalt.
c. Batuan beku intermediet memiliki kandungan silika antara 52%-65 %. Contohnya
Andesit dan Syenit.
d. Batuan beku asam memiliki kandungan silika lebih dari 65%. Contohnya Granit,
Riolit.
Dari segi warna, batuan yang komposisinya semakin basa akan lebih gelap dibanding
yang komposisinya asam.
Berdasarkan Susunan Mineralogi Klasifikasi yang didasarkan atas mineralogi dan
tekstur akan dapat mencrminkan sejarah pembentukan battuan dari pada atas dasar kimia.

Tekstur batuan beku menggambarkan keadaan yang mempengaruhi pembentukan batuan itu
sendiri. Seperti tekstur granular member arti akankeadaan yang serba sama, sedangkan
tekstur porfiritik memberikan arti bahwa terjadi dua generasi pembentukan mineral. Dan
tekstur afanitik menggambarkan pembekuan yang cepat. Dalam klasifikasi batuan beku yang
dibuat oleh Russel B. Travis, tekstur batuan beku yang didasarkan pada ukuran butir
mineralnya dapat dibagi menjadi:
a. Batuan dalam Bertekstur faneritik yang berarti mineral-mineral yang menyusun
batuan tersebut dapat dilihat tanpa bantuan alat pembesar.
b. Batuan gang Bertekstur porfiritik dengan massadasar faneritik.
c. Batuan gang Bertekstur porfiritik dengan massa dasar afanitik.
d. Batuan lelehan Bertekstur afanitik, dimana individu mineralnya tidak dapat
dibedakan atau tidak dapat dilihat dengan mata biasa. (Nesse, 2000)
Nakhlites (batuan beku mars) adalah batuan beku, yang dipadatkan dari magma
basaltik, walaupun komposisi magmanya yang tidak teratur. Asal beku yang disusun oleh
mineralogi, kimia mineral, tekstur, dan formasi urutan mineral. Mineral kimia dan pola
mineral yang ada di bumi, bulan, dan eucrite (asteroidal) adalah sama-sama memiliki basal.
Keseluruhan tekstur dari nakhlites juga mirip dengan basal terestrial, seperti tekstur
mesostasis. Demikian pula, mineral dalam nakhlites mengandung multifase, inklusi kaca
yang identik dengan yang diidentifikasi sebagai inklusi batuan basaltik magmatik di
bumi.Sehingga, batu hampir identik dengan nakhlites yang telah ditemukan di
Bumi.Interpretasi awal dari nakhlites mengandalkan mineral dan kesamaan tekstur dengan
batuan basaltik terestrial. Mineraloginya didominasi oleh piroksin, olivin, plagioklas, dan
oksida Fe-Ti seperti yang ditemukan pada batu basal. Tekstur keseluruhannya adalah
phenocrystic atau porfiritik basal.Pada NWA817 dan MIL03346 ada pengecualian yaitu
bahwa mereka mesostases sebagian besar kaca.(Sautter, 2002).

Anonim, 2013. Penuntun praktikum geologi dasar. Universitas haluoleo. Kendari


Nakamura, N. dkk, 2002, REE abundances and RbSr age of a new Antarctic nakhlite
Yamato 000593 (abstract), Antarctic Meteorites: Tokyo
Nesse, W.D., 2000. Introduction to Mineralogy. Oxford University Press: New York
Sautter, V. dkk, 2002, A new Martian meteorite from Morocco: the nakhlite North West
Africa 817. Earth Planet: Afrika Barat
http://www.Budi Setiyarso.blogspot.com/Batuan .(diakses tanggal 07 April 2013).

Anda mungkin juga menyukai