Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI FISIK
PERCOBAAN II
BATUAN BEKU

OLEH :
NAMA

: SAMSUL ANWAR

NIM

: J1D112010

KELOMPOK

: 1 (SATU)

ASISTEN

: DIEVY PRASTIKA PUTRI

KEMENTRIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI FISIKA
BANJARBARU

2014Lembar Pengesahan Praktikum


Geologi Fisik

Nama

: Samsul Anwar

NIM

: J1D112010

Kelompok

: 1 (satu)

Judul Percobaan

: Batuan Beku

Tanggal Percobaan

: 8 Desember 2014

Fakultas

: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Program Studi

: Fisika

Asisten

: Dievy Prastika Putri

Nilai

Banjarbaru ,

2014

Asisten

(Dievy Prastika Putri)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api")
adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin
dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah
permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas
permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat
berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada,
baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan
terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan
temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih
dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian
besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi. ( simon, 1988 )
Batuan beku merupakan kumpulan (aggregate) dari bahan yang
lebur yang berasal dari selubung bumi (mantel). Sumber panas
yang diperlukan untuk meleburkan bahan ini berasal dari dalam
bumi,

dimana

temperatur

bertambah

dengan

300

setiap

kilometer kedalaman (geothermal gradient) . Bahan yang lebur ini,


atau magma, adalah larutan yang kompleks, terdiri dari silikat dan
air, dan berbagai jenis gas. Magma dapat mencapai permuakaan,
dikeluarkan (ekstrusi) sebagai lava, dan didalam bumi disebut
batuan beku intrusif dan yang membeku dipermukaan disebut
sebagai batuan beku ekstrusif. Komposisi dari magma tergantung
pada komposisi batuan yang dileburkan pada saat pembentukan
magma. Jenis batuan beku yang terbentuk tergantung dari berbagai
faktor

diantaranya,

komposisi

asal

dari

peleburan

magma,

kecepatan pendinginan dan reaksi yang terjadi didalam magma


ditempat proses pendinginan berlangsung.( simon, 1988 )
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan
magma,

baik

dibawah

permukaan

(intrusif)

maupun

diatas

permukaan

(ekstrusif).

Ciri

khas

batuan

beku

adalah

kenampakannya yang kritalin, yaitu memiliki unit-unit kristal yang


kecil yang saling mengikat satu sama lain. Identifikasi batuan
merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang suatu
batuan tertentu.
Batuan beku diperikan dan dikenal berdasarkan komposisi
mineral

dan

sifat

tekstur

nya.

Komposisi

mineral

batuan

mencerminkan informasi tentang magma asal batuan tersebut dan


posisi tektonik (berhubungan struktur kerak bumi dan mantel)
tempat kejadian magma tersebut. Tekstur akan memberikan
gambaran tentang sejarah atau proses pendinginan dari magma.(
simon, 1988 )
1.2 Tujuan Percobaan
1

Mengetahui mineral apa saja yang terkandung dalam Batuan Beku serta proses
terjadinya.

Mengetahui bagaimana proses terbentuknya batuan Beku.

BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Batuan beku adalah produk akhir dari konsolidasi magma,
magma cair dengan komposisi dasar silikat, kaya unsur volatile dan
terbentuk di bawah permukaan Bumi/dalam Bumi oleh massa yang
solid. Pencairan sebagian lapisan Bumi berlangsung di bawah kerak
(mantel), tempat kita hidup yang menghasilkan magma primer,
biasanya dengan komposisi berupa basaltik yang datang ke
permukaan Bumi dengan cara letusan (batuan vulkanik/ekstrusif)
atau dengan injeksi ke lapisan atau celah di kerak pada kedalaman
tertentu. Magma lainnya, berasal dari lelehan basaltik melalui
proses diferensiasi. Sebaliknya , massa batuan asal saat berada di
permukaan perlahan-lahan tenggelam ke kedalaman tertentu
karena posisinya yang berada di luar equillibrium isostatic dan
dapat mencapai suhu dan tekanan dimana beberapa mineral
dengan titik leleh rendah yang menyatu atau meleleh, dan inilah
yang dinamakan massa magmatik yang kemudian menghasilkan
batuan beku baru. ( simon,1988 )
Batuan beku merupakan kumpulan (aggregate) dari bahan
yang lebur yang
berasal

dari

selubung

bumi

(mantel).

Sumber

panas

yang

diperlukan untuk meleburkan bahan ini berasal dari dalam bumi,


dimana temperatur bertambah dengan 300 C setiap kilometer
kedalaman (geothermal gradient) . Bahan yang lebur ini, atau
magma, adalah larutan yang kompleks, terdiri dari silikat dan air,
dan berbagai jenis gas. Magma dapat mencapai permuakaan,
dikeluarkan (ekstrusi) sebagai lava, dan didalam bumi disebut
batuan beku intrusif dan yang membeku dipermukaan disebut
sebagai batuan beku ekstrusif. Komposisi dari magma tergantung
pada komposisi batuan yang dileburkan pada saat pembentukan
magma. Jenis batuan beku yang terbentuk tergantung dari berbagai
faktor

diantaranya,

komposisi

asal

dari

peleburan

magma,

kecepatan pendinginan dan reaksi yang terjadi didalam magma


ditempat proses pendinginan berlangsung. Pada saat magma
mengalami pendinginan akan terjadi kristalisasi dari berbagai
mineral utama yang mengikuti suatu urutan atau orde, umumnya
dikenal sebagai Seri Reaksi Bowen. ( ITB,2012 )

Gambar 1. Seri Reaksi Bowen


Pada gambar ditunjukkan bahwa mineral pertama yang terbentuk
cenderung

mengandung

silika

rendah.

Seri

reaksi

menerus

(continuous) pada plagioklas dimaksudkan bahwa, kristal pertama,


plagioklas-Ca (anorthite), menerus bereaksi dengan sisa larutan
selama pendinginan berlangsung. Disini terjadi substitusi sodium
(Na) terhadap kalsium (Ca). Seri tak-menerus (discontinuous) terdiri
dari mineral-mineral feromagnesian (Fe-Mg). Mineral pertama yang
terbentuk adalah olivine. Hasil reaksi selanjutnya antara olivine dan
sisa

larutannya

membentuk

piroksen

(pyroxene).

Proses

ini

berlanjut hingga terbentuk biotite. Apabila magma asal mempunyai


kandungan silika rendah dan kandungan besi (Fe) dan magnesium
(Mg) tinggi, magma dapat membentuk sebelum seluruh seri reaksi
ini terjadi. Batuan yang terbentuk akan kaya Mg dan Fe, yang
dikatakan sebagai batuan mafic , dengan mineral utama olivin,
piroksen dan plagioklas-Ca. Sebaliknya, larutan yang mengandung
Mg dan Fe yang rendah, akan mencapai tahap akhir reaksi, dengan
mineral utama felspar, kwarsa dan muskovit, yang dikatakan

sebagai batuan felsic atau sialic. Seri reaksi ini adalah ideal,
bahwa perubahan komposisi cairan magma dapat terjadi di alam
oleh proses kristalisasi fraksional (fractional crystallization), yaitu
pemisahan kristal dari cairan karena pemampatan (settling) atau
penyaringan (filtering), juga oleh proses asimilasi (assimilation) dari
sebagaian batuan yang terlibat akibat naiknya cairan magma, atau
oleh percampuran (mixing) dua magma dari komposisi yang
berbeda. ( ITB,2012 )
Batuan adalah kumpulan dari mineral-mineral, atau agregasi dari mineralmineral , biasanya dia tidak dalam keadaan homogen dan tidak pula mempunyai
susunan kimia dan sifat-sifat fisika yang tetap dan terbentuk di alam. Untuk
mengetahui proses-proses yang terjadi suatu batuan terlebih dahulu kita melakukan
pendiskripsian batuan, yaitu: jenis batuan, warna batuan, tekstur batuan, struktur,
serta komposisi-komposisi mineral yang menyusun batuan. Secara Umum jenis
batuan dibagi atas 3 yaitu batuan beku, sedimen dan metamorf.Batuan beku adalah
batuan yang terbentuk melalui hasil pembekuan magma atau kristalisasi magma yang
dipengaruhi oleh suhu.Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan
utama yaitu berdasarkan genetic batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkadung,
dan berdasarkan susunan mineraloginya. ( simon,1988 )

Pada umumnya batuan beku non fragmental berupa batuan beku intrusif
ataupun aliran lava yang tersusun atas kristal-kristal mineral. Batuan ini terbentuk di
dalam permukaan bumi baik itu di daerah plutonik maupun hipabisal dan diatas
permukaan bumi yaitu vulkanik. Pada pendiskripsian batuan beku non fragmental
harus dicantumkan beberapa hal antara lain :
Warna Batuan
Warna batuan beku berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya.
Mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma
asalnya, sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali
untuk batuan yang mempunyai tekstur gelasan. Batuan beku yang berwarna cerah
umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik

misalnya kuarsa, potas feldspar, muskovit. Batuan beku yang berwarna gelap sampai
hitamnya umumnya adalah batuan beku intermediet dimana jumlah mineral felsik
dan mafiknya hampir sama banyak. Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan
umumnya adalah batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah
mineral-mineral mafik. .(Nakamura, 2002)
Struktur Batuan
Struktur adalah penampakan hubungan antar bagian-bagian batuan yang
berbeda. Pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada pengamatan
dalam skala besar atau singkapan di lapangan. Pada bekuan beku, struktur yang
sering ditemukan adalah :
Masif : Bila batuan pejal, tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas.
Jointing : Bila batuan tampak mempunyai retakan-retakan. Penampakan ini
akan mudah diamati pada singkapan di lapangan.
Vesikuler : Dicirikan dengan adanya lubang-lubang gas. Struktur ini dibagi lagi
menjadi tiga, yaitu :
a) Skoriaan, bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.
b) Pumisan, bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
c) Aliran, bila ada penampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubang-lubang
gas.
Amigdaloidal : Bila lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral
sekunder. .(Nakamura, 2002)
Tekstur Batuan
Pengertian tekstur dalam batuan beku mengacu pada penampakan butir-butir
mineral di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir,
granularitas dan hubungan antar butir (fabric). Tekstur berhubungan dengan sejarah
pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses
sebelum, selama dan sesudah kristalisasi. Pengamatan tekstur meliputi:
a. Tingkat Kristalisasi
Tingkat kristalisasi pada batuan beku tergantung dari proses pembekuan itu
sendiri. Bila pembekuan berlangsung lambat maka akan terdapat cukup energi
pertumbuhan kristal pada saat melewati perubahan dari fase cair ke fase padat
sehingga akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran besar. Bila penurunan suhu

relatif cepat maka kristal yang dihasilkan kecil-kecil dan tidak sempurna. Apabila
pembekuan magma terjadi sangat cepat maka kristl tidak akan terbentuk karena tidak
ada energi yang cukup untuk pengintian dan pertumbuhan kristal sehingga akan
dihasilkan gelas.Tingkat kristalisasi batuan beku dapat dibagi menjadi :
1. Holokristalin, jika mineral dalam batuan semua berbentuk kristal.
2. Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal sedangkan yang lain berbentuk
mineral gelas.
3. Holohyalin, hampir seluruh mineral terdiri dari gelas. Pengertian gelas disini
adalah mineral yang tidak mengkristal atau amorf. .(Nakamura, 2002)
b. Ukuran Kristal
Ukuran kristal merupakan sifat tekstural yang mudah dikenali. Ukuran kristal
dapat menunjukkan tingkat kristalisasi pada batuan.
Tabel 1.3.isaran harga ukuran kristal dari berbagai sumber
Cox, Price,

W.T.G

Heinric

Harte
Halus

<1 mm

<1 mm

<1 mm

Sedang

1 5 mm

1 5 mm

1 10 mm

Kasar

> 5 mm

5 30 mm

10 30 mm

> 30 mm

> 30 mm

Sangat
Kasar
Granularitas

Dalam Batuan beku, granularitas menyangkut derajat kesamaan ukuran butir


dari kristal penyusun batuan.Pada batuan beku non-fragmental, granularitasdapat
dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
1. Equigranular
Disebut equigranular apabila memiliki ukuran butir yang seragam. Tekstur
equigranular dibagi lagi menjadi:
o Fanerik granular. Bila mineral kristal mineral dapat dibedakan dengan mata
telanjang dan berukuran seragam. Contoh : granit, gabbro.
o Afanitik. Apabila kristal mineral sangat halus sehingga tidak dapat dibedakkan
dengan mata telanjang. Contoh : basalt.
2. Inequigranular

Disebut inequigranular bila ukuran krisral pembentuknya tidak seragam.


Tekstur ini dibagi menjadi:
o Faneroporfiritik. Bila kristal mineral yang besar (fenokris) dikelilingi kristal mineral
yang lebih kecil (massa dasar) dan dapat dikenali dengan mata telanjang. Contoh :
diorit porfir.
o Porfiroafanitik. Bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar yang afanitik. Contoh :
andesit porfir.
3. Gelasan (glassy)
Batuan beku dikatakan memiliki tekstur gelasan apabila semuanya tersusun
atas gelas.Antara fenokris dan massa dasar terdapat perbedaan ukuran butir yang
menyolok.
o Fenokris : Mineral yang ukuran butirnya jauh lebih besar dari mineral
lainnya.Biasanya merupakan mineral sulung, dengan bentuk subhedral hingga
euhedral.
o Massa dasar : Mineral-mineral kecil yang berada di sekitar fenokris.
4. Bentuk Kristal
Untuk kristal yang mempunyai ukuran cukup besar dapat dilihat kesempurnaan
bentuk kristalnya. Hal ini dapat memberi gambaran mengenai proses kristalisasi
mineral pembentuk batuan. Bentuk kristal dibedakan menjadi:
o Euhedral : Apabila bentuk kristal sempurna dan dibatasi oeh bidang yang jelas.
o Subhedral : Apabila bentuk kristal tidak sempurna dan hanya sebagian saja yang
dibatasi bidan kristal.
o Anhedral : Apabila bidang batas tidak jelas.
Batuan intrusif dan batuan ekstrusif dapat berupa bentuk
geometri yang bermacam-macam. Gambar 1 menunjukkan bentukbentuk

batuan

beku

yang

umumnya

dijumpai

dialam,

dan

hubungan antara jenis batuan dan keberadaannya ditunjukkan


pada tabel 1.

Tabel 1. Hubungan Antara Jenis Batuan Dan Keberadaannya

Gambar 2. Proses Terbentuknya Magma


Masa batuan beku (pluton) intrusif adalah batolit (batholith),
umumnya berkristal kasar (phaneritic), dan berkomposisi granitik.
Stok (stock), mempunyai komposisi yang sama, berukuran lebih
kecil (< 100 km). Korok (dike) berbentuk meniang (tabular),
memotong

arah

struktur

tubuh

batuan.

Bentuk-bentuk

ini,

didasarkan pada hubungan kontaknya dengan struktur batuan yang


diterobos disebut sebagai bentuk batuan beku yang diskordan
(discordant igneous plutons). Sill, berbentuk tabular, dan Lakolit
(lacolith),

tabular

dan

membumbung

dibagian

tengahnya,

memotong sejajar arah umum batuan, yang disebut sebagai bentuk


batuan beku yang konkordan (concordant igneous plutons). (Danang,
2005)

Batuan beku berasal dari cairan magma yang membeku


akibat mengalami pendinginan. Menurut ilmu petrologi semua
bahan beku terbentuk dari magma karena membekunya lelehan
silikat yang cair dan pijar. Magma yang cair dan pijar itu berada di
dalam bumi dan oleh kekuatan gas yang larut di dalamnya naik ke
atas mencari tempat-tempat yang lemah dalam kerak bumi seperti
daerah patahan/rekahan. Magma akan keluar mencapai permukaan
bumi melalui pipa gunungapi dan disebut lava, akan tetapi ada pula
magama yang membeku jauh di dalam bumi dan dikenal dengan
nama batuan beku dalam.Batuan Beku adalah jenis batuan yang
terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau
tanpa proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan
intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan
ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah
cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak
bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari
proses-proses berikut: kenaikan temperatur, penurunan tekanan,
atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah
berhasil

dideskripsikan,

sebagian

besar

terbentuk

di

bawah

permukaan kerak bumi. .(Nakamura, 2002)


Batuan beku diperikan dan dikenal berdasarkan komposisi
mineral

dan

sifat

tekstur

nya.

Komposisi

mineral

batuan

mencerminkan informasi tentang magma asal batuan tersebut dan


posisi tektonik (berhubungan struktur kerak bumi dan mantel)
tempat kejadian magma tersebut. Tekstur akan memberikan
gambaran tentang sejarah atau proses pendinginan dari magma.
Komposisi Mineral. (ITB,2012)
Pada dasarnya sebagian besar (99%) batuan beku hanya
terdiri dari unsur-unsur utama yaitu ; Oksigen, Silikon, Aluminium,
Besi, Kalsium, Sodium, Potasium dan Magnesium. Unsur-unsur ini
membentuk mineral silikat utama (>> lihat kembali butir 2.2, hal.
16-17) yaitu ; Felspar, Olivin, Piroksen, Amfibol, kwarsa dan Mika.

Mineral-Mineral ini menempati lebih dari 95% volume batuan beku,


dan menjadi dasar untuk klasifikasi dan menjelaskan tentang
magma asal. Komposisi mineral berhubungan dengan sifat warna
batuan. Batuan yang banyak mengandung mineral silika dan
alumina (felsik) akan cenderung berwarna terang, sedangkan yang
banyak mengandung magnesium, besi dan kalsium umumnya
mempunyai warna yang gelap. Bagan yang ditunjukkan pada
gambar 2.4 merupakan cara pengenalan secara umum yang
didasarkan terutama pada komposisi mineral.

Gambar
3.Bagan Pengenalan dan Klasifikasi Batuan Beku
Sebagai penjelasan, muskovit dan biotit adalah mineral tambahan
dan bukan
mineral utama untuk dasar pengelompokan. Amfibol dan piroksen
menjadi
mineral tambahan pada kelompok batuan granitik.
Tekstur
Tekstur menggambarkan sifat butir (kristal) yang membentuk
batu. Batuan dianggap berbutir kasar jika kita dapat membedakan
kristal

dengan

mata

telanjang.

Batuan

beku

berbutir

halus

setidaknya memiliki bagian dari matriks batuan yang memiliki


kristal yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Tekstur
porfiritik diproduksi oleh dua tahap pendinginan yang berbeda, baik
kristal besar dan kecil di batu yang sama. Pendinginan yang lambat

(umumnya
Pendinginan

di

bawah

cepat

tanah)

(pada

menghasilkan

atau

dekat

kristal

besar.

permukaan

Bumi)

menghasilkan kristal yang lebih kecil. Dalam sebuah porfiritik,


kristal adalah ukuran jelas berbeda. Kristal yang lebih kecil disebut
matriks atau massa dasar. Istilah pegmatit disediakan untuk batuan
beku yang memiliki kristal yang luar biasa besar. Ini adalah istilah
yang digunakan untuk batuan beku namun biasanya terkait dengan
granit. Pegmatites adalah unik karena mereka tidak membentuk
langsung dari batuan beku lelehan namun terbentuk dari cairan
yang berasal dari atau dekat tubuh batuan beku.Cairan (umumnya
berair dan di bawah temperatur dan tekanan yang tinggi)
memungkinkan

untuk

banyak

kebebasan

untuk

migrasi

ion

(dibebankan atom atau molekul) ke situs kristalisasi. Hasilnya


adalah pembentukan kristal besar.(Nakamura, 2002)
Tekstur adalah kenampakkan dari ukuran, bentuk dan hubungan
keteraturan butiran atau kristal dalam batuan. Didalam pemerian
masroskopik, dikenal tekstur-tekstur yang utama yaitu :
Fanerik (phaneric)
Terdiri dari mineral yang dapat diamati secara makroskopik,
berbutir (kristal) kasar, umumnya lebih besar dari 1 mm sampai
lebih besar dari 5 mm. Pada pengamatan lebih seksama dibawah
mikroskop, dapat dibedakan bentuk-bentuk kristal yang sempurna
(euhedral), sebagaian sisi kristal tidak baik (subhedral) bentuk
kristal tak baik (anhedral).
Afanitik (aphanitic)
Terdiri dari mineral berbutir (kristal) halus, berukuran mikroskopik,
lebih

kecil

dari

pengamatan biasa.
Porfiritik (Porphyritic)

mm,

dan

tidak

dapat

diamati

dibawah

Tekstur ini karakteristik pada batuan beku, yang memperlihatkan


adanya butiran (kristal) yang tidak seragam (inequigranular),
dimana butiran yang besar, disebut sebagai fenokris (phenocryst),
berbeda didalam masadasar (groundmass) atau matriks (matrix)
yang lebih halus.
Vesikuler (Vesicular)
Tekstur yang ditujukkan adanya rongga (vesicle) pada batuan,
berbentuk lonjong,
oval atau bulat. Rongga-rongga ini adalah bekas gelembung gas
yang terperangkap pada saat pendinginan. Bila lubang-lubang ini
telah diisi mineral disebut amygdaloidal.
Gelas (glassy)
Tekstur yang menyerupai gelas, tidak mempunyai bentuk kristal
(amorph). Beberapa tekstur karakteristik yang masih dapat diamati
secara makroskopik diantaranya adalah; tekstur ofitik (ophytic)
atau

tekstur

merupakan

diabasik

(diabasic).

pencerminan

Tekstur

mineralogi

dan

pada
proses

batuan

beku

pembekuan

magma atau lava pada tempat pembentukannya. Tekstur fanerik


adalah hasil pembekuan yang lambat, sehingga dapat terbentuk
kristal yang kasar. Umumnya terdapat pada batuan plitonik. Tekstur
afanitik atau berbutir halus, umumnya terdapat pada batuan
ekstrusif, yang merupakan hasil pembekuan yang bertahap, dari
proses pendinginan yang lambat, dan sebelum keseluruhan magma
membeku, kemudian berubah menjadi cepat. Tekstur vesikuler
merupakan ciri aliran lava, dimana terjadi lolosnya gas pada saat
lava masih mencair, menghasilkan rongga-rongga. Tekstur gelas
terjadi karena pendinginan yang sangat cepat tanpa disertai gas,
sehingga larutan mineral tidak sempat membentuk kristal (amorf).
tekstur ini umumnya terdapat pada lava. (Danang, 2005)

Batuan beku berdasarkan genesa atau tempat terjadinya


dapat dibagi tiga, yaitu : Batuan intrusi atau plutonik adalah batuan
yang terbentuknya berada jauh di dalam bumi (15 50 Km). Karena
tempat

pembentukannya

dekat

dengan

astenosfer,

maka

pendinginan berjalan sangat lambat. Karena itu bentuk batuannya


besar besar dan mempunyai kristal yang sempurna dengan
bentuk tekstur holokristalin (semua komposisi disusun oleh kristal
sempurna), karena pembentukan kristalnya sangat sempurna
mengingat waktu penghablurannya sangat lama. Contoh batuan
beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering
dijadikan hiasan rumah) dan lain-laijn. Batuan Ekstrusi adalah
Magma yang bergerak dari dalam ke permukaan bumi, sebagian
besar membeku di dalam sebagai batuan plutonis, hanya kurang
dari 1/10 nya yang membeku di permukaan bumi dan dikenal
sebagai Batuan Vulkanis atau vulkanik. Suatu aktivitas vulkanisme
akan mengeluarkan materi materi berupa gas, cair dan padat.
Kelompok batuan ekstrusi terdiri dari semua

material yang

dikeluarkan ke permukaaan bumi baik di daratan ataupun di bawah


permukaan laut. Material ini mendingin dengan cepat, ada yang
berbentuk padat, debu atau suatu larutan kental dan panas, cairan
ini disebut lava. Ada dua tipe magma intrusi, yang pertama
memiliki kandungan silika yang rendah dan vikositasnya rendah.
Tipe kedua dari lava ini adalah bersifat asam, yang memiliki
kandungan silika yang tinggi dan vikositas relatif tinggi.Contoh
batuan beku vulkanik adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan
pondasi rumah), dan dacite. Batuan Gang antara batuan dalam dan
batuan leleran terdapat gejala antara batuan yang terbentuk dalam
celah celah serta rekahan rekahan dalam kerak bumi. Batuan
yang terbentuk adalah batuan gang atau batuan korok disebut juga
batuan

hypo-abisik.

Gang

disini

adalah

suatu

badan

yang

bentuknya seperti sebuah kitab besar. Magma yang membeku


dalam gang adalah magma yang sedang menuju ke permukaan

bumi atau membeku dalam celah celah di kerak bumi. Misalnya


magma yang mempunyai susunan granit itu membeku dalam
sebuah gang, maka batuan yang terbentuk disebut porfiri granit
yang berarti batuan granit bertekstur porfiri.
( Sapiie,2006 )
Dasar untuk mengelompokan batuan beku yang terutama
adalah kriteria tentang komposisi mineral dan tekstur. Kriteria ini
tidak saja berguna untuk pemerian batuan, akan tetapi juga untuk
menjelaskan asal kejadian batuan. Banyak sekali klasifikasi yang
dapat

dipakai,

yang

penting

untuk

diketahui

untuk

kriteria

mineralogi adalah ;
- Kehadiran Mineral Kwarsa
Kwarsa adalah mineral utama pada batuan felsik, dan merupakan
mineral tambahan pada batuan menengah atau mafik.
- Komposisi dari Felspar
K-Felspar dan Na-Felspar adalah mineral-mineral utama pada
batuan felsik, tetapi jarang atau tidak terdapat pada batuan
menengah atau mafik. Ca-Plagioklas adalah mineral karakteristik
batuan mafik.
-Proporsi Mineral Feromagnesia (Fe-Mg)
Sebagai batasan umum, batuan mafik kaya akan mineral Fe-Mg,
dan batuan felsik kaya akan kwarsa. Olivin umumnya hanya
terdapat pada batuan mafik. Piroksen dan amfibol hadir pada
batuan mafik sampai menengah. Biotit umumnya terdapat pada
batuan menengah sampai felsik. Gambar 4 adalah bagan klasifikasi
yang umum, yang dapat dipakai untuk pemberian jenis batuan
beku secara makroskopik. ( Sapiie. 2006 )

Contoh Batuan Beku.


Dimulai dari batuan beku, batuan beku adalah batuan cair pijar atau magma dari
dalam bumi yang membeku. Berdasarkan tempat proses membekunya batuan-batuan
beku tersebut terdiri atas :
1. Batuan dalam, membeku secara perlahan-lahan di dalam
2. Batuan korok, membeku di daerah korok
3. Batuan leleran, membeku secara tiba-tiba di permukaan bumi
Batuan beku dibedakan berdasarkan sifat kimiawinya yaitu :
Batuan asam, mengandung banyak asam salisilat merupakan senyawa silikon dan
oksida, mengandung kwarsa berwarna keputih-putihan Batuan basa, kadar asam
salisilatnya rendah banyak mengandung magnesium dan besi, warnanya gelap/hitam
Berikut adalah contoh-contoh batuan beku :
1. Granit

Proses terbentuk

: Batuan ini terbentuk dari hasil pembekuan magma

berkomposisi asam yang membeku di dalam dapur magma, sehingga batu ini
merupakan jenis batu beku dalam.
Massa jenis

: sekitar 2,2 2,3 gram/cm3

Warna

: putih, abu-abu, atau campuran keduanya.

Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai
besar ataupun di dasar sungai. Batu Granit dapat digunakan sebgai :
1.
2.
3.
4.
5.
2. Gabro

Batu bahan bangunan


Monumen
Jembatan
Jebagai dekorasi
Bahan tegel

Proses Terbentuk

: terbentuk dari magma yang membeku di dalam gunung.

Termasuk batuan dalam


:2,9 3,21 gram/cm3

Massa Jenis
Warna

: Gelap kehijauan , coklat bercampur putih

Karakteristik lain

: Batuan gabro berwarna gelap kehijauan, menunjukkan

kandungan silika rendah sehingga magma asal bersifat basa. Struktur batuan ini
adalah massive, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan.
Batuan ini masih segar dan tidak pernah terkena gaya endogen yang dapat
meninggalkan retakan pada batuan.Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena
mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang besar
menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif
lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar.Derajat kristalisasi sempurna, bahwa
batuan ini secara keseluruhan tersusun atas kristal sehingga disebut holocrystalline.
Tekstur seperti ini menunjukkan proses pembentukan magma yang lambat. Ion-ion
penyusun mineral pada batuan, dalam lingkungan bertekanan tinggi dan temperatur
yang luar biasa tinggi dapat bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya sedemikian
rupa sehingga membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran besar.
3. Andesit

Proses terbentuk

:Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus,

batu Andesit terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang meleleh turun antara
900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius. Merupakan jenis batuan beku luar.

Massa Jenis

: 2,8 3 gram/cm3

Warna

: agak gelap (abu-abu tua).

Batu andesit sering digunakan sebagai :


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Nisan kuburan
Cobek
Lumping jamu
Cungkup (kap lampu taman)
Arca untuk hiasan
Batu pembuat candi
Sarkofagus
Punden berundak
Meja batu

Pusat kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di daerah Cirebon dan
Majalengka Jawa Barat. Karena di daerah ini banyak terdapat perbukitan yang
merupakan daerah tambang Batu Andesit. Untuk batu Andesit di daerah cirebon
umum nya bewarna abu-abu dan terdiri dari 2 Jenis utama: Andesit Bintik dan
Andesit Polos.
4.Diorit

Proses terbentuk

: Merupakan batuan hasil terobosan batuan beku (instruksi)

yang Terbentuk dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu
subduction zone. biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk
suatu gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti
pada deretan Pegunungan). Terdapat emplaces yang besar berupa batholiths ( banyak
beribu-ribu mil-kwadrat) dan mengantarkan magma sampai pada permukaan untuk
menghasilkan gunung api gabungan dengan lahar andesite. Termasuk jenis batuan
beku dalam
Massa jenis

: 2,8 2,9 gram/cm3

Warna

: Kelabu bercampur putih, atau hitam bercampur putih

Kegunaan

: batu diorit ini dapat dijadikan sebagai batu ornamen dinding

maupun lantai bangunan gedung atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan /
jalan raya.

5. Basalt

Proses Terbentuk

: Berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di

permukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng samudera di


dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran mineral mineral
tidak terlihat.
: 2,7 3 gram/cm3

Massa jenis
Warna

: Gelap

Karakteristik lain

: Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur

afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan
mineral hitam. Kandungan mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat pada jenis
batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang
bernama gabbro. Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi
dua tipe, yaitu basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di antara kedua tipe basalt
itu dapat dilihat dari kandungan Na2O dan K2O. Untuk konsentrasi SiO2 yang sama,
basalt alkali memiliki kandungan Na2O dan K2O lebih tinggi daripada basalt
tholeitik.
Manfaat

: Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam industri poles,

bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan sebagai
agregat.
6. Obsidian

Proses Terbentuk

:Obsidian merupakan batuan yang terbentuk oleh hasil

kegiatan erupsi gunung api bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya sangat

cepat sehingga akan terbentuk gelas atau kaca daripada kristal dominan. Obsidian
adalah batuan yang disusun secara keseluruhan dari kaca amorf dan sedikit kristal
feldspar, mineral hitam dan kuarsa.
: 2,36 2,5 gram/cm3

Massa Jenis
Warna

Warnanya bening seperti kaca dan warnanya kadang-kadang hitam

mulus, merah tua, agak hijau atau abu-abu. Batu ini jarang yang berwarna kuning
atau merah putih atau biru. Batu obsidian sering ditemukan dalam keadaan
mengkilau mulus walaupun belum dipoles. Batu obsidian terbuat dari 70% silicon
dioxide bahkan lebih dan jika tercampur mineral mineral tertentu warnanya akan
berubah.
Karakteristik lain

: Batu obsidian mempunyai nilai keras 5-5.5 berdasarkan

daftar keras Mohs dan termasuk batu mulia tanggung.


Manfaat

1. Dapat dijadikan sebagai perhiasan cincin


2. Dijadikan kerajinan
3. Di Itali, Perancis dan Belanda batu ini dipercayai sebagai jimat pengusir roh
jahat yang harus dimiliki di tiap rumah.
7. Pumice (batu apung)

Proses Terbentuk : Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api yang
membeku ketika didalamnya masih terdapat udara sehingga mempunyai sifat titik
berongga-rongga tersebar secara tidak merata. Batu apung mengandung silika tinggi,
dan termasuk jenis batuan beku luar.
Massa Jenis

: dibawah 1 gram/cm3

Warna

: Putih, dan coklat muda

Karakteristik lain : dapat terapung di air, kedap suara, batuapung juga tahan terhadap
api, kondensi, jamur dan panas.

8. Diorit

Batuan ini bertekstur feneris, mengandung feldspar plagioklas calsiksodik


dalam jumlah yang besar dengan tipe sodik yang banyak. Plagioklasnya melebihi
ortoklas, kwarsa tidak ada, tetapi mengandung augit dalam jumlah sedikit.
Harnbledia biasanya lebih banyak dari biotit. Diorite sangat mirip dengan gabro,
tetapi diorit plagioklasnya lebih asam (sodik) daripada labradorit. Batuan dengan
plagioklas yang lebih basa disebut dengan gabro. Jika banyak penokris disebut
dengan porfir diorit. diorit terdiri dari kurang lebih 65% plagioklas dan 35% mineral
silikat gelap seperti biotit dan augit. Mineral-mineral accesorisnya kwarsa, apotik,
kalsit, klorit, granit, dan epidot. Varietas yang umum adalah diorite hornblende.
Warna diorit cerah abu-abu gelap hijau keabu-abuan.

9. Liparit

Lapirit merupakan batuan bertekstur porfiris dan umumnya berwarna putih, mineral
pembentuknya feldspar, kuarsa, biotit dan mungkin juga mineral berwarna gelap.
9. Dasit

Dasit merupakan batuan yang memiliki ciri-ciri berwarna abu-abu terang,


mineral plagioklas berbutir kasar dalam masa dasar lebih halus. Dasit mengandung
15-20% kwarsa, kurang lebih 60% feldaspar dan 10-20% biotit atau hornblande.
Mineral silikat ada dalam jumlah sedikit. Misalnya biotit, hornblende, dan augit. Jika
panerisnya plagioklas atau kwarsa banyak, disebut dengan porfir dan dasit. Masa
dasar dari batuan ini biasanya berbutir halus, tetapi dapat juga secara gradual menjadi
glass.
10. Skoria

Skoria merupakan batuan yang terbentuk jika air dan gelombang-gelombang gas
lainnya keluar melalui lava yang mampat (stiff lava), yang luabang-lubangnya lebih
besar kalau dibandingkan dengan purnice. Warna skoria coklat kemerahan sampai
abu-abu gelap dan hitam.
11. Tufa Gelas

Tufa Gelas merupakan batuan piroklastik yang disusun oleh material hasil gunung
api yang banyak mengandung debu vulkanik dan mineral gelas, dengan warna putih
kekurangan, abu-abu dan kuning kecoklatan. Kegunaan digunakan sebagai timbunan.
( Sapiie, 2006 )

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 8 Desember 2014
pukul 15.00 WITA sampai selesai. Bertempat pada Laboratorium Fisika Dasar I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Alam Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang dipergunakan pada percobaan kali ini yakni:
1. 2 Buah Batu sample sebagai Sampel batuan yang akan diteliti
2. Palu Geologi sebaga alat untuk membelah Batu sample
3. Mikroskop elektronik Sebagai alat untuk memperbesar penampang Batuan.
3.3 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan kali ini adalah:
1. Siapkan sample batuan masing-masing
2. Pecah batuan dari masing masing sample tersebut menjadi serpihan terkecil
menggunakn palu Geologi.
3. Mengambil bulir sample dan mengukur besar bulir tersebut menggunakan
Jangka sorong sehingga ditemukan jenis bulir dari batuan tersebut.
4. Lakukan identifikasi hal yang sama untuk keadan kemas dan pemilahan dari
masing-masing batuan tersebut.
5. Letakan sample yang sudah dipecah pada Mikroskop Elektronik dan Amati
bentuk permukaan pada masing-masing batuan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Gambar

Nama Sample Batuan

Sample Batu 1

Sample Batu 2

1.2 Data Hasil Karakterisasi Mikroskop Digital


Perbesaran 40x
Gambar

1.3 Karakterisasi Batuan

Nama Batu

Keterangan

Sample 1

kemas tertutup

Sample 2

Kemas Tertutup

Nama
no

Komposisi
Tekstur

Batu

Sample 1

Sample 2

Proses terjadiWarna

Mineral

Feneris

Feneris

nya

biotit,

Abu-abu

Jika Air dan Gas

hornblende,

sampai Hitam

keluar

dan augit
vulkanik,

Hitam Gelap

yang mampat.
magma

dari

Lava

plagioklas,

berkomposisi basa di

piroksin.

permukaan

Amfibol dan
mineral
hitam
1.4 Pembahasan.
Pada praktikum petrologi acara batuan Beku kali ini, pengamatan yang dilakukan
adalah pengamatan secara mikroskopis dengan tujuan untuk menganalisis kemudian
melakukan pemberian nama batuan. Peraga batuan yang diamati ada dua macam,
antara lain:

1. Sample 1

Menurut hasil pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis, batuan


untuk sample 1 ini adalah Batu Diorit. Diorit adalah salah satu jenis batuan beku

dalam (Batuan Plutonis), bertekstur feneris, mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
warnanya agak gelap. Batuan diorit mengandung feldspar plagioklas calsiksodik
dalam jumlah yang besar dengan tipe sodik yang banyak. Plagioklasnya melebihi
ortoklas, kwarsa tidak ada, tetapi mengandung augit dalam jumlah sedikit.
Harnbledia biasanya lebih banyak dari biotit. Diorite sangat mirip dengan gabro,
tetapi diorit plagioklasnya lebih asam (sodik) daripada labradorit. Batuan dengan
plagioklas yang lebih basa disebut dengan gabro. Jika banyak penokris disebut
dengan porfir diorit. Diorit terdiri dari kurang lebih 65% plagioklas dan 35% mineral
silikat gelap seperti biotit dan augit. Mineral-mineral accesorisnya kwarsa, apotik,
kalsit, klorit, granit, dan epidot. Varietas yang umum adalah diorite hornblende.[2]
Warna diorit cerah abu-abu gelap hijau keabu-abuan. Batuan ini banyak terdapat di
daerah Banjarnegara dan Pemalang, Jawa Tengah. Diorit dapat digunakan untuk batu
ornamen dinding, maupun lantai bangunan gedung, pengeras jalan, pondasi, dan lainlain. Varietas yang umum adalah diorite hornblende. Warna diorit cerah abu-abu
gelap hijau keabu-abuan.
2. Sample 2

Menurut hasil pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis, batuan untuk


sample 1 ini adalah Batu Basalt. Basalt adalah batuan beku vulkanik, yang terjadi
dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan
bumi. Umumnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas mineral
gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Proses
Terbentuk nya Berasal dari hasil pembekuan magma berkomposisi basa di
permukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya membentuk lempeng samudera di
dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat baik sehingga kehadiran mineral mineral
tidak terlihat. Massa jenis 2,7 3 gram/cm3 Warna Gelap Karakteristik lain yaitu,
Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas

mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Kandungan
mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran
butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama gabbro. Berdasarkan
komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu basalt alkali dan
basalt tholeitik. Perbedaan di antara kedua tipe basalt itu dapat dilihat dari kandungan
Na2O dan K2O. Untuk konsentrasi SiO2 yang sama, basalt alkali memiliki
kandungan Na2O dan K2O lebih tinggi daripada basalt tholeitik. Manfaat Basalt
kerap digunakan sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan / pondasi
bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan sebagai agregat.

DAFTAR PUSTAKA
Endarto, Danang.2005.Pengantar Geologi Dasar..Surakarta:Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP)
Institut Teknologi Bandung. 2006. Pedoman Praktikum Geologi Fisik. Bandung :
Labroratorium Geologi Dinamik.
Nakamura, N., dkk. 2002, REE abundances and RbSr age of a new Antarctic
nakhlite Yamato 000593 (abstract), Antarctic Meteorites: Tokyo
Sapiie, benyamin dkk. 2006. geologi fisik.bandung : penerbit ITB
Simon, 1988. Rocks and Minerals, Simon & Schuster Inc.,New York.

BAB V
PENUTUP
5.1

Kesimpulan
1. Sample 1 merupakan batu diorit . Diorit yang mengandung kurang lebih
65% plagioklas dan 35% mineral silikat gelap seperti biotit dan augit.
Mineral-mineral accesorisnya kwarsa, apotik, kalsit, klorit, granit, dan
epidot .
2. Sample 2 merupakan batu basalt yang mengandung mineral vulkanik,
plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam dan proses terjadinya
adalah Proses terbentuk nya berasal dari hasil pembekuan magma
berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi.

2.1

Saran
Sebaiknya saat praktikum berlangsung lebih siap dan strategis bagus .Bagi
praktikan seharusnya lebih bekerja sama baik dalam praktikum ,lebih meningkatkan
pemahaman terhadap apa yang diamati.

Anda mungkin juga menyukai