GEOLOGI FISIK
PERCOBAAN II
BATUAN BEKU
OLEH :
NAMA
: SAMSUL ANWAR
NIM
: J1D112010
KELOMPOK
: 1 (SATU)
ASISTEN
Nama
: Samsul Anwar
NIM
: J1D112010
Kelompok
: 1 (satu)
Judul Percobaan
: Batuan Beku
Tanggal Percobaan
: 8 Desember 2014
Fakultas
Program Studi
: Fisika
Asisten
Nilai
Banjarbaru ,
2014
Asisten
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api")
adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin
dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi, baik di bawah
permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas
permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat
berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada,
baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan
terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan
temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih
dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian
besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi. ( simon, 1988 )
Batuan beku merupakan kumpulan (aggregate) dari bahan yang
lebur yang berasal dari selubung bumi (mantel). Sumber panas
yang diperlukan untuk meleburkan bahan ini berasal dari dalam
bumi,
dimana
temperatur
bertambah
dengan
300
setiap
diantaranya,
komposisi
asal
dari
peleburan
magma,
baik
dibawah
permukaan
(intrusif)
maupun
diatas
permukaan
(ekstrusif).
Ciri
khas
batuan
beku
adalah
dan
sifat
tekstur
nya.
Komposisi
mineral
batuan
Mengetahui mineral apa saja yang terkandung dalam Batuan Beku serta proses
terjadinya.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Batuan beku adalah produk akhir dari konsolidasi magma,
magma cair dengan komposisi dasar silikat, kaya unsur volatile dan
terbentuk di bawah permukaan Bumi/dalam Bumi oleh massa yang
solid. Pencairan sebagian lapisan Bumi berlangsung di bawah kerak
(mantel), tempat kita hidup yang menghasilkan magma primer,
biasanya dengan komposisi berupa basaltik yang datang ke
permukaan Bumi dengan cara letusan (batuan vulkanik/ekstrusif)
atau dengan injeksi ke lapisan atau celah di kerak pada kedalaman
tertentu. Magma lainnya, berasal dari lelehan basaltik melalui
proses diferensiasi. Sebaliknya , massa batuan asal saat berada di
permukaan perlahan-lahan tenggelam ke kedalaman tertentu
karena posisinya yang berada di luar equillibrium isostatic dan
dapat mencapai suhu dan tekanan dimana beberapa mineral
dengan titik leleh rendah yang menyatu atau meleleh, dan inilah
yang dinamakan massa magmatik yang kemudian menghasilkan
batuan beku baru. ( simon,1988 )
Batuan beku merupakan kumpulan (aggregate) dari bahan
yang lebur yang
berasal
dari
selubung
bumi
(mantel).
Sumber
panas
yang
diantaranya,
komposisi
asal
dari
peleburan
magma,
mengandung
silika
rendah.
Seri
reaksi
menerus
larutannya
membentuk
piroksen
(pyroxene).
Proses
ini
sebagai batuan felsic atau sialic. Seri reaksi ini adalah ideal,
bahwa perubahan komposisi cairan magma dapat terjadi di alam
oleh proses kristalisasi fraksional (fractional crystallization), yaitu
pemisahan kristal dari cairan karena pemampatan (settling) atau
penyaringan (filtering), juga oleh proses asimilasi (assimilation) dari
sebagaian batuan yang terlibat akibat naiknya cairan magma, atau
oleh percampuran (mixing) dua magma dari komposisi yang
berbeda. ( ITB,2012 )
Batuan adalah kumpulan dari mineral-mineral, atau agregasi dari mineralmineral , biasanya dia tidak dalam keadaan homogen dan tidak pula mempunyai
susunan kimia dan sifat-sifat fisika yang tetap dan terbentuk di alam. Untuk
mengetahui proses-proses yang terjadi suatu batuan terlebih dahulu kita melakukan
pendiskripsian batuan, yaitu: jenis batuan, warna batuan, tekstur batuan, struktur,
serta komposisi-komposisi mineral yang menyusun batuan. Secara Umum jenis
batuan dibagi atas 3 yaitu batuan beku, sedimen dan metamorf.Batuan beku adalah
batuan yang terbentuk melalui hasil pembekuan magma atau kristalisasi magma yang
dipengaruhi oleh suhu.Penggolongan batuan beku dapat didasarkan pada tiga patokan
utama yaitu berdasarkan genetic batuan, berdasarkan senyawa kimia yang terkadung,
dan berdasarkan susunan mineraloginya. ( simon,1988 )
Pada umumnya batuan beku non fragmental berupa batuan beku intrusif
ataupun aliran lava yang tersusun atas kristal-kristal mineral. Batuan ini terbentuk di
dalam permukaan bumi baik itu di daerah plutonik maupun hipabisal dan diatas
permukaan bumi yaitu vulkanik. Pada pendiskripsian batuan beku non fragmental
harus dicantumkan beberapa hal antara lain :
Warna Batuan
Warna batuan beku berkaitan erat dengan komposisi mineral penyusunnya.
Mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma
asalnya, sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali
untuk batuan yang mempunyai tekstur gelasan. Batuan beku yang berwarna cerah
umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik
misalnya kuarsa, potas feldspar, muskovit. Batuan beku yang berwarna gelap sampai
hitamnya umumnya adalah batuan beku intermediet dimana jumlah mineral felsik
dan mafiknya hampir sama banyak. Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan
umumnya adalah batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah
mineral-mineral mafik. .(Nakamura, 2002)
Struktur Batuan
Struktur adalah penampakan hubungan antar bagian-bagian batuan yang
berbeda. Pengertian struktur pada batuan beku biasanya mengacu pada pengamatan
dalam skala besar atau singkapan di lapangan. Pada bekuan beku, struktur yang
sering ditemukan adalah :
Masif : Bila batuan pejal, tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas.
Jointing : Bila batuan tampak mempunyai retakan-retakan. Penampakan ini
akan mudah diamati pada singkapan di lapangan.
Vesikuler : Dicirikan dengan adanya lubang-lubang gas. Struktur ini dibagi lagi
menjadi tiga, yaitu :
a) Skoriaan, bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.
b) Pumisan, bila lubang-lubang gas saling berhubungan.
c) Aliran, bila ada penampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubang-lubang
gas.
Amigdaloidal : Bila lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral
sekunder. .(Nakamura, 2002)
Tekstur Batuan
Pengertian tekstur dalam batuan beku mengacu pada penampakan butir-butir
mineral di dalamnya, yang meliputi tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir,
granularitas dan hubungan antar butir (fabric). Tekstur berhubungan dengan sejarah
pembentukan dan keterdapatannya. Tekstur merupakan hasil dari rangkaian proses
sebelum, selama dan sesudah kristalisasi. Pengamatan tekstur meliputi:
a. Tingkat Kristalisasi
Tingkat kristalisasi pada batuan beku tergantung dari proses pembekuan itu
sendiri. Bila pembekuan berlangsung lambat maka akan terdapat cukup energi
pertumbuhan kristal pada saat melewati perubahan dari fase cair ke fase padat
sehingga akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran besar. Bila penurunan suhu
relatif cepat maka kristal yang dihasilkan kecil-kecil dan tidak sempurna. Apabila
pembekuan magma terjadi sangat cepat maka kristl tidak akan terbentuk karena tidak
ada energi yang cukup untuk pengintian dan pertumbuhan kristal sehingga akan
dihasilkan gelas.Tingkat kristalisasi batuan beku dapat dibagi menjadi :
1. Holokristalin, jika mineral dalam batuan semua berbentuk kristal.
2. Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal sedangkan yang lain berbentuk
mineral gelas.
3. Holohyalin, hampir seluruh mineral terdiri dari gelas. Pengertian gelas disini
adalah mineral yang tidak mengkristal atau amorf. .(Nakamura, 2002)
b. Ukuran Kristal
Ukuran kristal merupakan sifat tekstural yang mudah dikenali. Ukuran kristal
dapat menunjukkan tingkat kristalisasi pada batuan.
Tabel 1.3.isaran harga ukuran kristal dari berbagai sumber
Cox, Price,
W.T.G
Heinric
Harte
Halus
<1 mm
<1 mm
<1 mm
Sedang
1 5 mm
1 5 mm
1 10 mm
Kasar
> 5 mm
5 30 mm
10 30 mm
> 30 mm
> 30 mm
Sangat
Kasar
Granularitas
batuan
beku
yang
umumnya
dijumpai
dialam,
dan
arah
struktur
tubuh
batuan.
Bentuk-bentuk
ini,
tabular
dan
membumbung
dibagian
tengahnya,
dideskripsikan,
sebagian
besar
terbentuk
di
bawah
dan
sifat
tekstur
nya.
Komposisi
mineral
batuan
Gambar
3.Bagan Pengenalan dan Klasifikasi Batuan Beku
Sebagai penjelasan, muskovit dan biotit adalah mineral tambahan
dan bukan
mineral utama untuk dasar pengelompokan. Amfibol dan piroksen
menjadi
mineral tambahan pada kelompok batuan granitik.
Tekstur
Tekstur menggambarkan sifat butir (kristal) yang membentuk
batu. Batuan dianggap berbutir kasar jika kita dapat membedakan
kristal
dengan
mata
telanjang.
Batuan
beku
berbutir
halus
(umumnya
Pendinginan
di
bawah
cepat
tanah)
(pada
menghasilkan
atau
dekat
kristal
besar.
permukaan
Bumi)
untuk
banyak
kebebasan
untuk
migrasi
ion
kecil
dari
pengamatan biasa.
Porfiritik (Porphyritic)
mm,
dan
tidak
dapat
diamati
dibawah
tekstur
merupakan
diabasik
(diabasic).
pencerminan
Tekstur
mineralogi
dan
pada
proses
batuan
beku
pembekuan
pembentukannya
dekat
dengan
astenosfer,
maka
material yang
hypo-abisik.
Gang
disini
adalah
suatu
badan
yang
dipakai,
yang
penting
untuk
diketahui
untuk
kriteria
mineralogi adalah ;
- Kehadiran Mineral Kwarsa
Kwarsa adalah mineral utama pada batuan felsik, dan merupakan
mineral tambahan pada batuan menengah atau mafik.
- Komposisi dari Felspar
K-Felspar dan Na-Felspar adalah mineral-mineral utama pada
batuan felsik, tetapi jarang atau tidak terdapat pada batuan
menengah atau mafik. Ca-Plagioklas adalah mineral karakteristik
batuan mafik.
-Proporsi Mineral Feromagnesia (Fe-Mg)
Sebagai batasan umum, batuan mafik kaya akan mineral Fe-Mg,
dan batuan felsik kaya akan kwarsa. Olivin umumnya hanya
terdapat pada batuan mafik. Piroksen dan amfibol hadir pada
batuan mafik sampai menengah. Biotit umumnya terdapat pada
batuan menengah sampai felsik. Gambar 4 adalah bagan klasifikasi
yang umum, yang dapat dipakai untuk pemberian jenis batuan
beku secara makroskopik. ( Sapiie. 2006 )
Proses terbentuk
berkomposisi asam yang membeku di dalam dapur magma, sehingga batu ini
merupakan jenis batu beku dalam.
Massa jenis
Warna
Batuan ini banyak di temukan di daerah pinggiran pantai dan di pinggiran sungai
besar ataupun di dasar sungai. Batu Granit dapat digunakan sebgai :
1.
2.
3.
4.
5.
2. Gabro
Proses Terbentuk
Massa Jenis
Warna
Karakteristik lain
kandungan silika rendah sehingga magma asal bersifat basa. Struktur batuan ini
adalah massive, tidak terdapat rongga atau lubang udara maupun retakan-retakan.
Batuan ini masih segar dan tidak pernah terkena gaya endogen yang dapat
meninggalkan retakan pada batuan.Batuan ini memeiliki tekstur fanerik karena
mineral-mineralnya dapat dilihat langsung secara kasat mata dan mineral yang besar
menunjukkan bahwa mineral tersebut terbentuk pada suhu pembekuan yang relatif
lambat sehingga bentuk mineralnya besar-besar.Derajat kristalisasi sempurna, bahwa
batuan ini secara keseluruhan tersusun atas kristal sehingga disebut holocrystalline.
Tekstur seperti ini menunjukkan proses pembentukan magma yang lambat. Ion-ion
penyusun mineral pada batuan, dalam lingkungan bertekanan tinggi dan temperatur
yang luar biasa tinggi dapat bergerak sangat cepat dan menyusun dirinya sedemikian
rupa sehingga membentuk suatu bentuk yang teratur dan semakin berukuran besar.
3. Andesit
Proses terbentuk
:Batuan ini berasal dari lelehan lava gunung merapi yang meletus,
batu Andesit terbentuk (membeku) ketika temperatur lava yang meleleh turun antara
900 sampai dengan 1,100 derajat Celsius. Merupakan jenis batuan beku luar.
Massa Jenis
: 2,8 3 gram/cm3
Warna
Nisan kuburan
Cobek
Lumping jamu
Cungkup (kap lampu taman)
Arca untuk hiasan
Batu pembuat candi
Sarkofagus
Punden berundak
Meja batu
Pusat kerajinan dan pemotongan batu Andesit juga terdapat di daerah Cirebon dan
Majalengka Jawa Barat. Karena di daerah ini banyak terdapat perbukitan yang
merupakan daerah tambang Batu Andesit. Untuk batu Andesit di daerah cirebon
umum nya bewarna abu-abu dan terdiri dari 2 Jenis utama: Andesit Bintik dan
Andesit Polos.
4.Diorit
Proses terbentuk
yang Terbentuk dari hasil peleburan lantai samudra yang bersifat mafic pada suatu
subduction zone. biasanya diproduksi pada busur lingkaran volkanis, dan membentuk
suatu gunung didalam cordilleran ( subduction sepanjang tepi suatu benua, seperti
pada deretan Pegunungan). Terdapat emplaces yang besar berupa batholiths ( banyak
beribu-ribu mil-kwadrat) dan mengantarkan magma sampai pada permukaan untuk
menghasilkan gunung api gabungan dengan lahar andesite. Termasuk jenis batuan
beku dalam
Massa jenis
Warna
Kegunaan
maupun lantai bangunan gedung atau untuk batu belah untuk pondasi bangunan /
jalan raya.
5. Basalt
Proses Terbentuk
Massa jenis
Warna
: Gelap
Karakteristik lain
afanitik, terdiri atas mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan
mineral hitam. Kandungan mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat pada jenis
batuan basalt yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang
bernama gabbro. Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi
dua tipe, yaitu basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di antara kedua tipe basalt
itu dapat dilihat dari kandungan Na2O dan K2O. Untuk konsentrasi SiO2 yang sama,
basalt alkali memiliki kandungan Na2O dan K2O lebih tinggi daripada basalt
tholeitik.
Manfaat
bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan sebagai
agregat.
6. Obsidian
Proses Terbentuk
kegiatan erupsi gunung api bersusunan asam hingga basa yang pembekuannya sangat
cepat sehingga akan terbentuk gelas atau kaca daripada kristal dominan. Obsidian
adalah batuan yang disusun secara keseluruhan dari kaca amorf dan sedikit kristal
feldspar, mineral hitam dan kuarsa.
: 2,36 2,5 gram/cm3
Massa Jenis
Warna
mulus, merah tua, agak hijau atau abu-abu. Batu ini jarang yang berwarna kuning
atau merah putih atau biru. Batu obsidian sering ditemukan dalam keadaan
mengkilau mulus walaupun belum dipoles. Batu obsidian terbuat dari 70% silicon
dioxide bahkan lebih dan jika tercampur mineral mineral tertentu warnanya akan
berubah.
Karakteristik lain
Proses Terbentuk : Batu apung merupakan hasil material erupsi gunung api yang
membeku ketika didalamnya masih terdapat udara sehingga mempunyai sifat titik
berongga-rongga tersebar secara tidak merata. Batu apung mengandung silika tinggi,
dan termasuk jenis batuan beku luar.
Massa Jenis
: dibawah 1 gram/cm3
Warna
Karakteristik lain : dapat terapung di air, kedap suara, batuapung juga tahan terhadap
api, kondensi, jamur dan panas.
8. Diorit
9. Liparit
Lapirit merupakan batuan bertekstur porfiris dan umumnya berwarna putih, mineral
pembentuknya feldspar, kuarsa, biotit dan mungkin juga mineral berwarna gelap.
9. Dasit
Skoria merupakan batuan yang terbentuk jika air dan gelombang-gelombang gas
lainnya keluar melalui lava yang mampat (stiff lava), yang luabang-lubangnya lebih
besar kalau dibandingkan dengan purnice. Warna skoria coklat kemerahan sampai
abu-abu gelap dan hitam.
11. Tufa Gelas
Tufa Gelas merupakan batuan piroklastik yang disusun oleh material hasil gunung
api yang banyak mengandung debu vulkanik dan mineral gelas, dengan warna putih
kekurangan, abu-abu dan kuning kecoklatan. Kegunaan digunakan sebagai timbunan.
( Sapiie, 2006 )
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 8 Desember 2014
pukul 15.00 WITA sampai selesai. Bertempat pada Laboratorium Fisika Dasar I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Alam Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang dipergunakan pada percobaan kali ini yakni:
1. 2 Buah Batu sample sebagai Sampel batuan yang akan diteliti
2. Palu Geologi sebaga alat untuk membelah Batu sample
3. Mikroskop elektronik Sebagai alat untuk memperbesar penampang Batuan.
3.3 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan kali ini adalah:
1. Siapkan sample batuan masing-masing
2. Pecah batuan dari masing masing sample tersebut menjadi serpihan terkecil
menggunakn palu Geologi.
3. Mengambil bulir sample dan mengukur besar bulir tersebut menggunakan
Jangka sorong sehingga ditemukan jenis bulir dari batuan tersebut.
4. Lakukan identifikasi hal yang sama untuk keadan kemas dan pemilahan dari
masing-masing batuan tersebut.
5. Letakan sample yang sudah dipecah pada Mikroskop Elektronik dan Amati
bentuk permukaan pada masing-masing batuan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sample Batu 1
Sample Batu 2
Nama Batu
Keterangan
Sample 1
kemas tertutup
Sample 2
Kemas Tertutup
Nama
no
Komposisi
Tekstur
Batu
Sample 1
Sample 2
Proses terjadiWarna
Mineral
Feneris
Feneris
nya
biotit,
Abu-abu
hornblende,
sampai Hitam
keluar
dan augit
vulkanik,
Hitam Gelap
yang mampat.
magma
dari
Lava
plagioklas,
berkomposisi basa di
piroksin.
permukaan
Amfibol dan
mineral
hitam
1.4 Pembahasan.
Pada praktikum petrologi acara batuan Beku kali ini, pengamatan yang dilakukan
adalah pengamatan secara mikroskopis dengan tujuan untuk menganalisis kemudian
melakukan pemberian nama batuan. Peraga batuan yang diamati ada dua macam,
antara lain:
1. Sample 1
dalam (Batuan Plutonis), bertekstur feneris, mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
warnanya agak gelap. Batuan diorit mengandung feldspar plagioklas calsiksodik
dalam jumlah yang besar dengan tipe sodik yang banyak. Plagioklasnya melebihi
ortoklas, kwarsa tidak ada, tetapi mengandung augit dalam jumlah sedikit.
Harnbledia biasanya lebih banyak dari biotit. Diorite sangat mirip dengan gabro,
tetapi diorit plagioklasnya lebih asam (sodik) daripada labradorit. Batuan dengan
plagioklas yang lebih basa disebut dengan gabro. Jika banyak penokris disebut
dengan porfir diorit. Diorit terdiri dari kurang lebih 65% plagioklas dan 35% mineral
silikat gelap seperti biotit dan augit. Mineral-mineral accesorisnya kwarsa, apotik,
kalsit, klorit, granit, dan epidot. Varietas yang umum adalah diorite hornblende.[2]
Warna diorit cerah abu-abu gelap hijau keabu-abuan. Batuan ini banyak terdapat di
daerah Banjarnegara dan Pemalang, Jawa Tengah. Diorit dapat digunakan untuk batu
ornamen dinding, maupun lantai bangunan gedung, pengeras jalan, pondasi, dan lainlain. Varietas yang umum adalah diorite hornblende. Warna diorit cerah abu-abu
gelap hijau keabu-abuan.
2. Sample 2
mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam. Kandungan
mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt yang berukuran
butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama gabbro. Berdasarkan
komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu basalt alkali dan
basalt tholeitik. Perbedaan di antara kedua tipe basalt itu dapat dilihat dari kandungan
Na2O dan K2O. Untuk konsentrasi SiO2 yang sama, basalt alkali memiliki
kandungan Na2O dan K2O lebih tinggi daripada basalt tholeitik. Manfaat Basalt
kerap digunakan sebagai bahan baku dalam industri poles, bahan bangunan / pondasi
bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan sebagai agregat.
DAFTAR PUSTAKA
Endarto, Danang.2005.Pengantar Geologi Dasar..Surakarta:Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP)
Institut Teknologi Bandung. 2006. Pedoman Praktikum Geologi Fisik. Bandung :
Labroratorium Geologi Dinamik.
Nakamura, N., dkk. 2002, REE abundances and RbSr age of a new Antarctic
nakhlite Yamato 000593 (abstract), Antarctic Meteorites: Tokyo
Sapiie, benyamin dkk. 2006. geologi fisik.bandung : penerbit ITB
Simon, 1988. Rocks and Minerals, Simon & Schuster Inc.,New York.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1. Sample 1 merupakan batu diorit . Diorit yang mengandung kurang lebih
65% plagioklas dan 35% mineral silikat gelap seperti biotit dan augit.
Mineral-mineral accesorisnya kwarsa, apotik, kalsit, klorit, granit, dan
epidot .
2. Sample 2 merupakan batu basalt yang mengandung mineral vulkanik,
plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam dan proses terjadinya
adalah Proses terbentuk nya berasal dari hasil pembekuan magma
berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi.
2.1
Saran
Sebaiknya saat praktikum berlangsung lebih siap dan strategis bagus .Bagi
praktikan seharusnya lebih bekerja sama baik dalam praktikum ,lebih meningkatkan
pemahaman terhadap apa yang diamati.