ELEKTRONIKA II
PERCOBAAN III
OSILATOR
OLEH :
NAMA
: SAMSUL ANWAR
NIM
: J1D112010
KELOMPOK
: II (DUA)
ASISTEN
: RYAN RONALDIE
2014LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA II
Nama
: Samsul Anwar
NIM
: J1D112010
Kelompok
: II (Dua)
Judul Percobaan
: Osilator
Tanggal Percobaan
: 23 April 2014
Fakultas
Program Studi
: Fisika
Asisten
: Ryan Ronaldie
Nilai
Banjarbaru,
Asisten
(Ryan Ronaldie)
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Osilator merupakan piranti elektronik yang menghasilkan keluaran berupa
isyarat tegangan. Bentuk isyarat tegangan terhadap waktu ada bermacam-macam,
yaitu bentuk sinusoidal, persegi, segitiga gigi gergaji, atau denyut. Osilator
berbeda dengan penguat, oleh karena penguat memerlukan isyarat masukan untuk
menghasilkan isyarat keluaran. Pada osilator, tak ada isyarat masukan, hanya ada
isyarat keluaran saja, yang frekuensi dan amplitudonya dapat dikendalikan.
Seringkali suatu penguat secara tak disengaja menghasilkan keluaran tanpa
masukan dengan frekuensi yang nilainya tak dapat dikendalikan. Dalam hal ini,
penguat dikatakan berosilasi (Hariaty, 2012).
Osilator
bisa
dibangun
dengan
menggunakan
komponen
yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Banyak sistem elektronik menggunakan rangkaian yang mengubah energi
DC menjadi berbagai bentuk AC yang bermanfaat. Osilator, generator, lonceng
elektronika termasuk kelompok rangkaian ini. Pada penerima radio misalnya,
isyarat DC diubah menjadi isyarat AC frekuensi-tinggi. Osilator juga digunakan
untuk menghasilkan isyarat horizontal dan vertikal untuk mengontrol berkas
elektron pada pesawat TV. Masih banyak lagi penerapan rangkaian ini pada sistem
lain seperti kalkulator, komputer dan transmiter RF (Adriadipa, 2012).
Osilator adalah suatu rangkaian yang menghasilkan keluaran yang
amplitudonya berubah-ubah secara periodik dengan waktu. Osilator merupakan
piranti elektronik yang menghasilkan keluaran berupa isyarat tegangan. Osilator
berbeda dengan penguat, oleh karena penguat memerlukan isyarat masukan untuk
menghasilkan isyarat keluaran. Pada osilator tak ada isyarat masukan, hanya ada
isyarat keluaran saja, yang frekuensi dan amplitudonya dapat dikendalikan.
Seringkali suatu penguat secara tak disengaja menghasilkan keluaran tanpa
masukan dengan frekuensi yang nilainya tak dapat dikendalikan. Dalam hal ini
penguat dikatakan berosilasi (Hariaty, 2012).
Rt=1M
22
Ct=1
15K
VGG
24K
+12V
menyediakan arus yang diperlukan, PUT akan berhenti berkonduksi tak lagi
dapat menyedikan
(Sutrisno.1987).
Ada dua kelas utama dari osilator yaitu relaxation dan sinusoidal. Relaxation
Oscillator membangkitkan gelombang segitiga, gigi gergaji dan bentuk gelombang
nonsinusoida lain. Sinusoidal Oscillator terdiri dari penguat dan komponen luar
yang digunakan untuk membangkitkan osilasi (bentuk gelombang sinusoida).
Berdasarkan pembangkitannya, osilator dibedakan menjadi dua:
Untuk "free running oscillator" terdapat empat kebutuhan agar osilator umpan
balik bekerja:
Amplification (penguatan)
Pembentuk frekuensi
Gambar 2.2. Diagram osilator umpan balik secara umum (Malvino. 1985).
Sebuah penguat (amplifier) yang mempunyai penguatan tegangan
yang
Catatlah bahwa gain dari penguat dan faktor umpan balik tergantung frekuensi.
Secara umum, baik penguat maupun rangkaian umpan balik akan mengubah besar
dan fasa dari sinyal. Misal sebuah sinyal fluktuasi:
.(2.1)
maka output dari penguat
.(2.2)
yang akan menghasilkan sinyal input baru ("echoed")
.(2.3)
yang kembali ke input penguat. Ini akan menjadi input baru dimana input baru ini
akan dikuatkan dan akan menghasilkan echo baru pada input dan seterusnya.
Setelah beberapa kali mengelilingi loop, amplitudo dari echo terbaru akan
menjadi:
.(2.4)
Dengan melihat persamaan diatas, maka jika:
.(2.5)
Echo akan berangsur-angsur menghilang. Namun jika kita mengatur :
.(2.6)
Ukuran echo cenderung bertambah dengan waktu, atau paling tidak akan tetap
konstan jika kita mengatur
.(2.7)
sebagai hasilnya kita menemukan bahwa sebuah sinyal inisial menghasilakan
sebuah sinyal yang berulang terus-menerus yang amplitudonya tidak hilang:
.(2.8)
memberikan bahwa:
.(2.9)
dua persamaan terakhir disebut juga "Kriteria Barkhausen" . Beberapa sistem yang
memenuhi kriteria ini dapat berosilasi pada frekuensi dimana kedua persamaan
diatas dapat terpenuhi (Malvino. 1985).
2.1 Macam-macam osilator harmonisa/ sinus :
2.1.1 Osilator Amstrong
Osilator amstrong dinamai sesuai dengan nama penemunya Edwin
Amstrong. Osilator amstrong terdiri dari sebuah penguat dan sebuat umpan balik
rangkaian LC (Hariaty, 2012).
2.1.2 Osilator Hartley
Osilator Hartley termasuk jenis osilator LC. Osilator Hartley tersusun dari
dua buah induktor yang disusun seri dan sebuah kapasitor tunggal. Kelebihan
osilator hartley adalah mudahnya mengatur nilai frekuensi yaitu dengan
menempatkan sebuah kapasitor variabel pada komponen kapasitornya. Selain itu,
amplitudo output osilator juga relatif tetap pada range frekuensi kerja penguat
osilator (Hariaty, 2012).
2.1.3 Osilator Colpits
Osilator Colpits termasuk jenis osilator LC. Osilator colpits tersusun dari
dua buah kapasitor yang disusun seri dan sebuah induktor tunggal. Kelebihan
osilator colpits adalah mudahnya mengatur nilai frekuensi yaitu dengan
menempatkan sebuah induktor variabel pada komponen induktornya seperti
halnya penggunaan kapasitor variabel pada osilator hartley. Amplitudo output
osilator juga relatif tetap pada range frekuensi kerja penguat osilator (Hariaty,
2012).
2.1.4 Osilator Clapp
Osilator Clapp termasuk jenis osilator LC. Osilator Clapp tersusun dari tiga
buah kapasitor dan satu buah induktor. Konfigurasi osilator clapp sama dengan
osilator colpits namun ada penambahan kapasitor yang disusun seri dengan
induktor (L). Osilator Clapp diperkenalkan oleh James K. Clapp pada tahun 1948
(Hariaty, 2012).
2.1.5 Oscillator Pergeseran Fasa
digital karena bentuknya yang simpel dan frekuensinya yang stabil (Hariaty,
2012).
2.1.7 Osilator Jembatan Wien
Osilator jembatan Wien adalah salah satu jenis osilator yang paling
sederhana dan digunakan secara luas dalam rangkaian untuk aplikasi audio.
Osilator ini menggunakan jaringan lead-lag sebagai rangkaian umpan baliknya
(Brophy.1969).
2.2 Osilator Relaksasi
Osilator Relaksasi adalah osilator yang memanfaatkan prinsip saklar secara
terus menerus dengan periode tertentu yang menentukan frekuensi output.
2.2.1 Osilator RC
Osilator ini menggunakan tahanan dan kapasitor sebagai penentu
frekuensinya. Osilator ini sangat mudah untuk dibangun namun memiliki
ketelitian frekuensi yang rendah. Rangkaian osilator RC yang paling sederhana
dapat dibangun dengan menggunakan satu gerbang. Inverter yang digunakan
adalah inverter yang dilengkapi dengan Schmitt Trigger. Fungsi Schmitt Trigger
disini adalah untuk mempercepat transisi tegangan keluaran dan memberi efek
hysteresis pada tegangan masukan (Hariaty, 2012).
2.2.2 Osilator Kristal
Kelebihan dari kristal ini ialah frekuensi resonannya sangat akurat dan
hanya sedikit terpengaruh oleh suhu ataupun komponen eksternal. Oleh karena itu
kristal ini sangat banyak digunakan pada peralatan yang membutuhkan osilator
dengan frekuensi yang teliti. Salah satu alat yang paling sering mengunakan
osilator kristal adalah jam. Ketelitian dari jam ditentukan oleh ketelitian frekuensi
clock yang meng-increment-nya. Jika frekuensi clock keitnggian maka jam akan
menjadi terlalu cepat. Sebaliknya jika frekuensi clock terlalu rendah maka jam
akan terlalu lambat.
membangkitkan pulsa clock yang sangat teliti agar jam tidak terlalu cepat atau
terlalu lambat (Hariaty, 2012).
Osilator kristal dapat dibangun dengan menggunakan gerbang TTL ataupun
CMOS. Pada penggunaannya sebagai osilator kristal, gerbang-gerbang yang
digunakan dipaksa untuk bekerja didaerah liniernya yang umumnya harus
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum berjudul osilator ini dilaksanakan pada hari Rabu, 23 April 2014
pukul
rangkaian.
5. Transistor NPN; digunakan sebagai penguat arus dan tegangan.
3.3 Prosedur Percobaan
3.3.1 Percobaan Osilator Pergeseran Fasa
1. Menyusun rangkaian seperti pada Gambar 3.1 dengan memasang nilai
C = 10 nF.
2.
3.3.2
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 12 April 2013
pukul
rangkaian.
10. Transistor NPN; digunakan sebagai penguat arus dan tegangan.
3.4 Prosedur Percobaan
3.3.1 Percobaan Osilator Pergeseran Fasa
5. Menyusun rangkaian seperti pada Gambar 3.1 dengan memasang nilai
C = 10 nF.
6.
3.3.3
DAFTAR PUSTAKA
Adriadipa. 2012.Laporan-Osilator-eldas-ii
http://dipapisik.blogspot.com/2012/04/laporan-osilator-eldas-ii.html
Diakses tanggal 21 April 2014
Brophy.1969. Basic Electronics for Sciences and Engineers : John Willey
Hariaty. 2012. Laporan-Praktikum-Osilator
http://misshariatyronald0.blogspot.com/2012/04/laporan-praktikumosilator.html
Diakses tanggal 22 April 2014
Malvino. 1985. Prinsip-prinsip Elektronika Edisi ke Tiga Jilid 2. Erlangga :
Jakarta.
Supriadi, 2008. Osilator
http://electricer.blogspot.com/2008/08/osilator.html
Diakses tanggal 21 April 2014
Sutrisno. 1987. Elektronika Teori dan Penerapannya 2. ITB : Bandung.
TUGAS PENDAHULUAN
1. Sebutkan dan jelaskan fungsi osilator dalam rangkaian elektronika
Penyelesaian :
Osilator adalah rangkaian yang menghasilkan bentuk gelombang periodik
yang spesifik, misalnya gelombang kotak, segitiga, gigi gergaji, atau sinusoida.
Untuk menghasilkan sinyal sinus yang berayun secara kontinyus bisa
dipergunakan osilator. Suatu rangkaian dinamakan osilator, jika keluaran dari
rangkaian ini suatu sinyal yang berosilasi, dengan sinyal masukan berupa sinyal
DC. Osilator bertugas sebagai rangkaian yang bisa mengkonversikan sinyal DC
ini menjadi sinyal yang berayun secara periodis.
Berdasarkan jumlah gerbangnya bisa diklasifikasikan dua buah osilator, yaitu:
a.