Anda di halaman 1dari 18

Percobaan IV

OSILATOR SINUSOIDAL
Erikson Mangihut Tua Silaban (14S16028)
Tanggal Percobaan : 23/11/2018
[ELS2104][Elektronika II]
[LSD] – Teknik Elektro
Institut Teknologi Del

dan lazimnya menggunakan diode terobosan dan


UJT
Abstract—In this fourth module of Electronics II b. Menggunakan umpanbalik positif pada penguat.
practicum, observations were made on the oscillator circuit. Umpanbalik positif menguatkan desah internal
This observed circuit applies the principle of generating yang terdapat pada penguat. Jika keluaran penguat
sinusoidal and non sinusoidal signals with a feedback sefasa dengan masukkannya, osilasi akan terjadi
circuit. In the sinusoidal signal generator oscillator there are Banyak rangkaian yang dapat dipakai untuk
2 kinds of oscillators observed, namely RC oscillator and membangkitkan gelombang sinus. Dan yang paling
LC. For RC oscillators, there are wien bridge circuits, phase populer adalah Osilator Clapp, Osilator Colpitt, Osilator
and quadrature sliders, while LC oscillators are collpitts, kristal, dan jembatan Wien. Setiap tipe mempunyai
clapps and hartley ranks. On the Wisconsinusoidal signal
keuntungan khusus dan daerah penerapan masing-
generator oscillator there are 3 kinds of oscillators
masing. Jembatan Wien banyak dipakai dalam osilator
observed, namely triangular wave generator, square wave
frekuensi audio terutama karena kemantapan
generator, and ring oscillator. From each circuit, we observe
frekuensinya yang baik dan relatif mudah dibuat
the signal generated by the circuit along with the VTC when
connected to the input. In addition, amplitude control Berdasarkan metode pengoperasiannya osilator
observations are also carried out on phase shifters. By doing dapat dikelompokan menjadi dua kelompok, yaitu
this practicum, it can be compared to the results of osilator balikan/feedback dan osilator relaksasi. Pada
experiments with theories that have been studied. At each osilator balikan, sebagian daya keluaran dikembalikan
oscillator circuit must meet the Barkhausen criteria which ke masukan yang miasalnya dengan menggunakan
has a difference that is located at the signal frequency rangkaian LC. Osilator biasanya dioperasikan pada
generated and the output amplitude produced frekuensi tertentu. Osilator gelombang sinus biasanya
termasuk kelompok osilator ini dengan frekuensi operasi
Keywords: oscillator, signal generator, sinusoid, dari beberapa Hz sampai jutaan Hz. Osilator balikan
Wisconsinoidal banyak digunakan pada rangkaian penerima radio dan
TV dan pada transmiter.
Osilator relaksasi merespon piranti elektronik
dimana akan bekerja pada selang waktu tertentu
kemudian mati untuk periode waktu tertentu. Kondisi
I. PENDAHULUAN pengoperasian ini berulang secara mandiri dan kontinu.
Banyak sistem elektronik menggunakan rangkaian Osilator ini biasanya merespon proses pemuatan dan
yang mengubah energi DC menjadi berbagai bentuk AC pengosongan jaringan RC atau RL. Osilator ini biasanya
yang bermanfaat. Osilator, generator, lonceng elektronika membangkitkan isyarat gelombang kotak atau segitiga.
termasuk kelompok rangkaian ini. Pada penerima radio Aplikasi osilator ini diantaranya pada generator penyapu
misalnya, isyarat DC diubah menjadi isyarat AC horizontal dan vertikal pada penerima TV. Osilator
frekuensitinggi. Osilator juga digunakan untuk relaksasi dapat merespon aplikasi frekuensi-rendah
menghasilkan isyarat horizontal dan vertikal untuk dengan sangat baik.
mengontrol berkas elektron pada pesawat TV. Masih Osilator Hartley banyak digunakan pada rangkaian
banyak lagi penerapan rangkaian ini pada sistem lain penerimaradio AM dan FM. Frekuensi resonansi
seperti kalkulator, komputer dan transmiter RF. ditentukan oleh harga T1 dan C1. Kapasitor C2
Osilator adalah suatu rangkaian yang menghasilkan berfungsi sebagai penggandeng AC ke basis Q1.
keluaran yang amplitudonya berubah-ubah secara periodik Tegangan panjar Q1 diberikan oleh resistor R2 dan
dengan waktu. Keluarannya bisa berupa gelombang
R1. Kapasitor C4 sebagai penggandeng variasi
sinusoida, gelombang persegi, gelombang pulsa,
gelombang segitiga atau gelombang gigi gergaji. tegangan kolektor dengan bagian bawah T1 .
Osilator bisa dibangun dengan menggunakan beberapa Kumparan penarik RF (L1) menahan AC agar tidak
teknik dasar, yaitu : ke pencatu daya. L1 juga berfungsi sebagai beban
a. Menggunakan komponen-komponen yang rangkaian. Q1 adalah dari tipe n-p-n dengan
memperlihatkan karakteristik resistansi negatif, konfigurasi emitor bersama. Osilator Colpitts
sangat mirip dengan osilator Shunt-fed Hartley.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 1

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB


1
Perbedaan yang pokok adalah pada bagian prinsip pembangkitan sinyal atau osilator sinusoidal
rangkaian tangkinya. Pada osilator Colpitts, dengan umpan balik yang disebut sebagai Kriteria
digunakan dua kapasitor sebagai pengganti Barkhausen. Dalam rangkaian kriteria tersebut
kumparan yang terbagi. Balikan dikembangkan dilihat dari total penguatan loop terbuka L sebagai
dengan menggunakan “medan elektrostatik” berikut :
melalui jaringan pembagi kapasitor. Frekuensi
ditentukan oleh dua kapasitor terhubung seri dan
induktor. Osilator Clapp adalah versi modifikasi Osilator dengan Opamp, Resistor dan Kapasitor
osilator Colpitt dengan kemantapan frekuensi lebih
Implementasi Kriteria Osilasi
baik.
Tujuan praktikum modul 2 ini diantaranya : Ada banyak cara untuk mencapai kriteria
Mengamati dan mengenali prinsip pembangkitan terjadinya osilasi di atas, namun untuk
sinyal sinusoidal dengan rangkaian umpan balik kemudahannya dalam perancangan sering kali
Mengamati dan menganalisa rangkaianrangkaian dipilih keadaan-keadaan berikut :
osilator umpan balik resistor dan kapasitor (RC)
dan induktor dan kapasitor
(LC)
Mengamati dan menganalisa keadaan untuk
menjamin terjadinya osilasi
Mengamati dan menganalisa pengaturan Contoh implementasi untuk ketiga keadaan
amplituda output osilator tersebut di atas, secara berurutan adalah Osilator
Jembatan Wien, Osilator Penggeser Fasa, dan
Mengamati dan mengenali prinsip pembangkitan
Osilator Kuadratur yang rangkaian umumnya
sinyal nonsinusoidal dengan umpan balik
tampak pada Gambar 2.
rangkaian tunda dan komparator
Merancang dan mengimplementasikan Gambar 2 Contoh implementasi kriterisa Osilasi
(a) Jembatan Wien (b) Pergeseran Fasa (c) Kuadratur
pembangkit gelombang segitiga dan persegi
Mengamati dan menganalisa osilator cincin
(ring oscillator)

2. STUDI PUSTAKA
Osilator dan Umpan Balik Positif
Sistem dengan umpan balik secara umum dapat
digambarkan dengan diagram blok pada
Gambar 1 berikut
Gambar 1 Diagram Blok Sistem dengan Umpan Balik

Osilator Jembatan Wien secara umum


Blok A merupakan fungsi transfer maju dan blok mempunyai frekuensi osilasi dan penguatan yang
merupakan fungsi transfer umpan baliknya. Pada diperlukan untuk terjadinya osilasi sebagai berikut
sistem dengan umpan balik ini dapat diturunkan :
penguatan tegangannya:

Dalam realisasinya, dalam merancang Osilator


Secara umum persamaan di atas menunjukkan Jembatan Wien sering kali dipilih R1=R2=R dan
adanya tiga keadaan yang ditentukan oleh C1=C2=C sehingg frekuensi osilasinya menjadi
denominatornya. Salah satu keadaan tersebut =1/CR dan penguatan yang diperlukan Am=3.
adalah saat denominator menjadi nol. Saat itu nilai Nilai lain yang juga sering digunakan adalah R1=R,
Af menjadi tak hingga. Secara matematis pada R2=10R, C1=C/10, dan C2=10C dengan frekuensi
keadaan ini bila diberikan sinyal input nol atau v i=0 osilasi yang sama yaitu =1/CR namun penguatan
ini, akan menjadikan tegangan vo dapat bernilai hanya Am=1,2.
berapa saja. Keadaan seperti inilah yang menjadi
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 2
Untuk Osilator Penggeser Fasa frekuensi osilasi adanya redaman akibat resistansi pada induktor dan
dan penguatan yang diperlukan adalah konduktansi pada kapasitor osilasi tersebut tidak
dapat terjadi dengan sendirinya. Untuk menjamin
terjadinya osilasi tersebut, maka rangkaian LC harus
Sedangkan untuk osilator kuadratur frekuensi mendapat mekanisme kompensasi terhadap
osilasinya adalah redaman. Pada implementasinya maka induktor dan
kapasitor ditempatkan dalam rangkaian umpan
balik guna menjaga resonansi berkelanjutan.
Ada beberapa rangkaian osilator LC yang
dan untuk masing-masing integrator (inverting dan terkenal, tiga diantaranya adalah Colpitts, Clapp,
noninverting) penguatannya adalah dan hartley. Prinsip rangkaian penguat dan
umpan balik untuk ketiganya tampak pada
Gambar 3. Frekuensi osilasi rangkaian ini
ditentukan oleh rangkaian resonansinya. Untuk
Osilator Collpits frekuensi resonansinya dalah
Dalam perancangannya bila dipilih R1=R2=R, sebagai berikut.
R3=R4 dan C3=C4 maka diperoleh penguatan pada
masing-masing opamp 1 (satu) dan penguatan loop
terbuka juga 1 (satu).
Osilator Clapps memberikan frekuensi osilasi
Pengendalian Amplituda
Kriteria osilasi sangat ketat, bila maka
maka rangkaian umpan balik menjadi tidak stabil Osilator Hartley memberikan frekuensi osilasi
dan bila osilasi tidak akan terjadi. Oleh karena
itu, penguat pada osilator menjamin saat
mulai dioperasikan dan kemudian dibatasi pada nilai Pada persamaan di atas digunakan tanda
mendekati karena frekuensi akan bergeser sedikit
saat beroperasi. Cara yang umum digunakan
bila resistansi input dan resistansi output penguat
untuk kendali tersebut adalah dengan rangkaian
masuk dalam perhitungan.
pembatas amplituda (clipper) atau pengendali Gambar 3 Osilator LC (a) Colpitts(b) Clapp (c) Hartley
penguatan otomatis (automatic gain control, AGC).
Prinsip kerja rangkaian pembatas amplituda
adalah memanfaatkan dioda pada resistor penentu
penguatan rangkaian penguat operasional. Dioda
akan konduksi dan mempertahankan nilai
tegangannya bila memperoleh tegangan lebih dari
tegangan cut-in. Prinsip kerja pengendali penguatan
otomatis adalah dengan menggantikan resistor Osilator Kristal
penentu penguatan rangkaian penguat operasional Prinsip osilator dengan kristal mirip dengan
dengan transistor (FET). Tegangan output osilator LC. Osilator kristal menggunakan kristal
disearahkan dan digunakan untuk mengendalikan untuk rangkaian resonansi sekaligus rangkaian
resistansi transistor. Cara lain adalah dengan umpan baliknya. Banyak alternatif penggunaan
menggunakan Piece Wise Linear Limiter. Prinsip cara osilator sinusoidal dengan kristal adalah dengan
ini adalah menjadikan penguat memberikan memanfaatkan resonansi seri atau resonansi
penguatan pada amplituda yang berbeda yang paralel
ditentukan dengan dioda dan resistor. kristal tersebut
Osilator dengan Resonator
Prinsip Pembangkit Gelombang Nonsinusoidal
Osilator Penguat, Induktor dan Kapasitor • Prinsip Umum
(LC Oscillator) Secara umum osilator nonsinusoidal atau juga
Osilator dengan penguat, induktor dan dikenal sebagai astable multivibrator dapat
kapasitor pada dasarnya merupakan osilator yang memanfaatkan fungsi penunda sinyal, inverting,
memanfaatkan rangkaian resonansi seri induktor dan/ atau komparasi dengan histeresis atau bistable
dan kapasitor (LC). Secara teoritis, induktor dan multivibrator. Bagian-bagian tersebut dapat
kapasitor akan mengalami self resonance. Akan tetapi Bagianbagian tersebut dirangkai dalam loop

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 3


tertutup dengan keseluruhan loop bersifat Rangkaian Tunda
inverting. Alternatif pembentukan loop tersebut Rangkaian tunda dapat diimplementasikan
ditunjukkan pada 4. dengan beberapa cara. Rangkaian tunda inverting
Gambar 4 Prinsip Dasar Pembangkitan Gelombang dapat dibangun dengan integrator dengan penguat
operasional dan rangkaian tunda noninverting dapat
dibangun dengan rangkaian resistor dan kapasitor
orde satu (RC orde 1 sebagai filter frekuensi rendah
LPF). Penggunaan integrator memberikan skala
waktu tunda linier sedangkan rangkaian RC orde 1
Fungsi komparator dengan histeresis atau memberikan waktu tunda mengikuti fungsi
bistable multivibrator adalah mempertahankan eksponensial negatif.
keadaan pada status tertentu sehingga ada sinyal luar
yang memaksa perubahan status tersebut. Fungsi Rangkaian Pembangkit Gelombang Nonsiusoidal
penunda adalah untuk memberikan selisih waktu Pembangkit Gelombang Segitiga
antara perubahan pada output komparator atau Rangkaian pembangkit gelombang segitiga
multivibrator kembali ke input komparator atau dapat dibangun dengan memanfaatkan
multivibrator tersebut. Secara keseluruhan fungsi komparator dengan histeressis noninverting dan
dalam satu loop haruslah bersifat inverting atau rangkaian integrator. Rangkaian ini tampak pada
membalikkan sinyal. Gambar 7.
Gambar 7 Pembangkit Gelombang Segitiga
• Komparator dengan Histeresis
Alternatif cara untuk memperoleh komparator
dengan histeresis adalah dengan menggunakan
penguat operasional dan resistor pembagi tegangan.
Gambar 5 menunjukkan rangkaian komparator
dengan histeresis non inverting berikut kurva
karakteristik alih tegangan (VTC)-nya. Rangkaian
Rangkaian pembangkit gelombang segitiga ini
komparator dengan histeresis inverting berikut
akan memberikan sinyal dengan frekuensi dan
kurva karakteristik alih tegangan (VTC)nya
amplituda pada persamaan berikut.
ditunjukkan pada Gambar 6. Pada kedua gambar
tersebut VS menyatakan tegangan saturasi keluaran
penguat operasional.

Gambar 5 (a) Komparator dengan Histeresis (b) Kurva


Karakteristik Alih Tegangannya Untuk memastikan komparator berfungsi baik
maka nilai harus dipenuhi resistansi R2>R1. Selain
menghasilkan gelombang segitiga, rangkaian
tersebut juga mengahsilkan gelombang persegi
pada output komparatornya dengan tegangan +Vs
dan –Vs.

Pembangkit Gelombang Persegi


Rangkaian pembangkit gelombang segitiga
dapat dibangun dengan memanfaatkan
komparator dengan histeressis inverting dan
Gambar 6 (a) Komparator dengan Histeresis Inverting (b) rangkaian RC orde 1. Rangkaian ini tampak pada
Kurva Karakteristik Alih Tegangannya
Gambar 8.
Gambar 8 Pembangkit Gelombang Persegi

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 4


Rangkaian pembangkit gelombang segitiga ini
akan memberikan sinyal dengan frekuensi sbb.:

Gelombagn persegi yang dihasilkan mempunyai


tegangan +Vs dan –Vs.

Osilator Cincin (Ring Oscillator) Osilator cincin


dapat dibangun dengan sejumlah ganjil inverter
CMOS dan penunda waktu yang disusun dalam satu
loop. Secara alamiah setiap inverter juga mempunyai
Prinsip yang sama dapat digunakan pada
waktu tunda dengan demikian sejumlah ganjil
rangkaian pembangkit sinyal persegi dengan
inverter yang disusun dalam satu loop juga akan
menggantikan resistansi rangkaian orde 1 dengan
membentuk osilator seperti ditunjukkan pada
dua resistansi masing-masing terhubung seri
Gambar 9. Untuk memperoleh frekuensi yang lebih
dengan dioda yang berlawanan arah. Pada
rendah waktu tunda tiap inverter dapat diperbesar
rangkaian pembangkit segitiga resistor Ra
dengan menambahkan kapasitor yang terhubung
menentukan lama sinyal naik dan tegangan
dengan ground pada output inverter.
negetif pada output komparator. Sedangkan
Gambar 9 Osilatpr Cincin
resistor Rb menentukan lama sinyal turun atau
tegangan positif pada komparator. Dengan
merujuk duty cycle pada output sinyal persegi
dari komparator rangkaian pada Gambar 10 (a),
nilai resistansi tersebut dapat ditentukan dengan
Frekuensi sinyal yang dihasilkan oleh osilator persamaan berikut:
cincin ini adalah

Dalam hal ini n adalah jumlah inverter dan td adalah


delay rata-rata inverter. dengan D duty cycle dan f frekuensi gelombang
yang dibangkitkan. Sedangkan untuk rangkaian
Pengaturan Duty Cycle pada Gambar 10 (b) nilai resistansi
dapat ditentukan dengan persamaan berikut:
Rangkaian osilator di atas menghasilkan
gelombang simetris dengan duty cycle 50%. Untuk
menghasilkan gelombang asimetris atau duty cycle
bukan 50% dapat dengan mudah dilakukan dengan
mengatur nilai waktu tunda yang berbeda saat naik
dan saat turun. Cara ini dapat dilakukan dengan
menggantikan resistor rangkaian tunda pada
3. METODOLOGI
integrator atau rangkaian RC orde 1 dengan dua
buah resistansi yang berbeda masing-masing Pada percobaan 4 ini, alat dan bahan yang digunakan
terhubung seri dengan dioda yang berlawanan arah. yaitu :
Contoh untuk pembangkit gelombang segitiga
1. Kit praktikum Osilator Sinusoidal
dengan waktu naik dan turun berbeda tampak pada
Gambar 10. Resistansi Ra akan mementukan waktu 2. Generator Sinyal GW Instek SFG-2110
tunda naik dan resistansi Rb menentukan waktu
tunda turun. 3. Osiloskop GW Instek GDS-806S
Gambar 10 Pembangkit Gelombang Asimetrik (a) 4. Multimeter Digital Sanwa (1 buah)
Segitiga (b) Persegi
5. Catu daya Ter-regulasi (2 buah)
6. Kabel dan asesori pengukuran ( 5 buah kabel
BNC dan 18 kabel banana)

7. Aerosol udara terkompresi


8. Breadboard

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 5


9. Komponen aktif Opamp 741 dan Inverter Gambar 2(c). Gunakan nilai resistansi R=1,8k ,
CMOS 4007 kapasitansi C=18nF, resistansi Ri=10k , dan
Resistansi Rf sekitar 10k .
10. Komponen pasif Resistor dan Kapasitor
11. Kabel AWG 22
Ulangi langkah 2-4 di atas untuk rangkaian osilator
Memulai percobaan penggeser fasa ini.

Sebelum memulai percobaan, isi dan tanda Gambar 11 Osilator Jembatan Wien dengan Penguat
tangani lembar penggunaan meja yang Operasional
tertempel pada masing-masing meja praktikum

Osilator RC

Pengamatan Osilasi dan Kriteria Osilasi


Disusun rangkaian osilator jembatan Wien pada
gambar 11 berikut dengan nilai resistansi R = 1.8 kΩ,
kapasitansi C = 18 nF, resistansi Ri = 10 kΩ, dan
resistansi Rf sedikit diatas 20 kΩ. Tegangan catu
daya penguat operasional Vcc = 15 V dan Vcc = -15
V
Gambar 12 Pengukuran Penguat Open Loop Osilator
Jembatan Wien
Hubungkan terminal output vO dengan kanal 2
osiloskop. Atur resistansi Rf sehingga diperoleh
rangkaian yang berosilasi dengan output sinyal
sinusoid yang baik. Amati dan catat ampitudo dan
frekuensi sinyal keluarannya, serta ukur resistansi Rf.

Putuskan rangkaian pada simpul P dan hubungkan


simpul input rangkaian umpan balik dengan
generator sinyal dengan frekuensi sesuai
pengamatan atau perhitungan (Gambar 12).
Hubungkan juga sinyal dari generator sinyal ini ke Gambar 13 (a) Osilator Penggeser Fasa (b) Pengukuran
input kanal 1 osiloskop. Amati dan catat Penguatan Open Loop nya
amplituda dan fasa penguatan total loop.

Pindahkan input kanal 2 osiloskop vX. Amati dan catat


amplituda dan fasa peredaman pada rangkaian
umpan balik.

Susun rangkaian osilator penggeser fasa seperti


pada Gambar 13. Gunakan nilai resistansi R=1,8k ,
kapasitansi C=18nF, dan resistansi Rf sedikit di atas
52,2k . Tegangan catu daya penguat operasional
VCC=15V dan –VCC=-15V.
Pengendalian Amplituda
Gunakan rangkaian osilator penggeser fasa dan atur
resistansi Rf sehingga ouput osilator diperoleh 18Vpp
Ulangi langkah 2-4 di atas untuk rangkaian osilator (atau nilai lain yang lebih rendah yang dapat
penggeser fasa ini. diperoleh dengan mudah).

Gunakan udara terkompresi untuk mendinginkan


Susun rangkaian osilator kuadratur seperti pada penguat operasional dan amati apa yang terjadi
pada amplituda output osilator
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 6
Atur kembali resistansi resistansi Rf sehingga ouput
osilator diperoleh sekitar 25Vpp atau lebih.

Hubungkan penguat dengan pembatas amplituda


seperti pada gambar 14. Gunakan pembatas
amplituda dengan resistansi RA 5,6k dan RB 3,3k .

Gunakan udara terkompresi untuk mendinginkan


penguat operasional dan amati apa yang terjadi Osilator dengan Resonator
pada amplituda output osilator.
Osilator LC
Gambar 14 Osilator Penggeser Fasa dengan Pembatas
Amplituda

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 7


Gambar 16 Osilator Hartley
Susunlah rangkaian osilator seperti
digambarkan pada Gambar 15 (kiri). Untuk
rangkaian penguat gunakan nilai komponen R1
= 10k , R2 = RC =3,3k , Re = 82 , RE = 1k , CC1 =
CC2 = CB = 1 F, dan Q1 = 2N2222, serta catu daya
rangkaian VCC = 12V. Komponen rangkaian
umpan balik untuk osilator Colpitts ini L = 100
H, C1 = 18nF, dan C2 = 22nF.

Amati dan catat amplituda dan frekuensi sinyal Osilator Kristal


ouput osilator tersebut.
Susunlah rangkaian osilator kristal seperti
digambarkan pada Gambar 17 (a). Osilator ini
menggunakan inverter CMOS 4007 sebagai
Lakukan kembali untuk rangkaian Osilator penguat inverting. Gunakan resistansi bias RB =
Clapp seperti pada Gambar 15 (kanan) dengan 1M untuk menetapkan titik bias inverter dan
komponen rangkaian umpan balik L = 2,5mH, C 1 kapasitor kopling CC = 1nF serta kapasitor Cf =
= 220nF, C2 = 330nF dan C3 = 470nF 33pF bersama dengan kristal untuk umpan balik
tegangan.

Susunlah rangkaian Osilator Hartley seperti


digambarkan pada Gambar 16. Untuk rangkaian Amati amplituda dan frekuensi sinyal outputnya.
penguat gunakan nilai komponen R1 = 15k , R2 =
1k , RE = 22 , CC1 = CC2 = CB = 1 F, dan Q1 =
2N2222, serta catu daya rangkaian V CC = 12V.
Komponen rangkaian umpan balik untuk Gunakan udara terkompresi untuk
osilator Hartley ini C = 18nF, L 1 = 33 H, dan L2 = mendinginkan secara bergiliran inverter CMOS
82 H. dan kristal. Amati amplituda dan frekuensi
sinyal outputnya

Amati dan catat amplituda dan frekuensi sinyal


ouput osilator tersebut. Lakukan kembali untuk Osilator Kristal Pierce
seperti pada Gambar 17 (b) dengan nilai
komponen RB = 1MΩ Cf = 33pF, RLP = 10kΩ dan
CLP = 33pF.
Gunakan udara terkompresi untuk Gambar 17 Osilator Kristal
mendinginkan beberapa komponen secara
bergiliran transistor, kapasitor dan induktor
rangkaian resonansi. Amati amplituda dan
frekuensi sinyal outputnya

Gambar 15 (kiri) Osilator Collpitts (kanan) Osilator Clapp

Pembangkit Gelombang segitiga

Susunlah rangkaian pembangkit gelombang segitiga Gunakan kanal 1 osiloskop dan mode waktu untuk
sesuai rangkaian yang telah dipersiapkan. mengamati keluaran integrator pada pembangkit
sinyal yang telah disusun. Amati dan catat bentuk
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 8
sinyal, amplituda dan frekuensinya. Pada saat yang Secara bersamaan gunakan juga kanal osiloskop
sama amati juga sinyal tegangan pada output lainnya untuk mengamati sinyal input pada
komparatornya pada kanal 2 inverter di atas dan perhatikan frekuensi yang
dihasilkan.

Putuskan hubungan antara komparator dan


integrator. Hubungkan input komparator dengan Dengan hanya mengamati satu sinyal dengan
generator sinyal. Berikan sinyal segitiga dengan osiloskop, amati dan catat frekuensi yang
amplituda mendekati 15Vpp. Hubungkan input dihasilkan untuk osilator cincin dengan 3, 5 dan 7
komparator dengan kanal 1 osiloskop dan ouput buah inverter.
komparator dengan kanal 2 osiloskop. Gunakan
osiloskop pada mode xy untuk memperoleh kurva
karakteristik alih tegangan (VTC) komparator 4. HASIL DAN ANALISIS
Percobaan 1 : Osilator RC
Pembangkit Gelombang Persegi
Pengamatan Osilasi dan Kriteria Osilasi
Susunlah rangkaian pembangkit gelombang
persegi sesuai rangkaian yang telah dipersiapkan. Pada percobaan 1 ini dilakukan pengamtan osilasi
pada rangkaian osilator Jembatan Wien.
Perhitungan
Gunakan kanal 1 osiloskop dan mode waktu untuk
mengamati keluaran komparator pada pembangkit
sinyal yang telah disusun. Amati dan catat bentuk
sinyal, amplituda dan
frekuensinya. Pada saat yang sama amati juga
sinyal tegangan pada input komparatornya pada 𝒇 = 𝟒. 𝟗𝟏𝟐 𝒌𝑯𝒛
kanal 2.

Putuskan hubungan antara komparator dan


rangkaian RC orde 1. Hubungkan input
komparator dengan generator sinyal. Berikan
sinyal segitiga dengan amplituda mendekati
15Vpp. Hubungkan input komparator dengan
kanal 1 osiloskop dan ouput komparator dengan
kanal 2 osiloskop. Gunakan osiloskop pada
mode xy untuk memperoleh kurva karakteristik
alih tegangan (VTC) komparator.
Osilator Cincin
Susunlah rangkaian osilator cincin dengan 3
(tiga) inverter.

Bacalah pada kanal input BNC osiloskop nilai


beban kapasitif osilokop dan baca juga data sheet
untuk probe osiloskop yang digunakan terkait
beban kapasitifnya.

Gunakan salah satu kanal osiloskop untuk


mengamati sinyal output salah satu inverter.
Catat frekuensi sinyal yang dihasilkannya.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 9


Berikut hasil percobaan yang diperoleh : dinaikkan atau diturunkan maka penguatan yang
Table 1 Hasil pengukuran Osilator Jembatan Wien diperoleh tidak akan sama dengan 1 dan beda
fasanya pun akan tidak sama dengan 00
Penguatan Operasional
Selanjutnya dilakukan pengamatan yang sama
untuk rangakaian penggeser fasa dan kuadratur.
Frekuenis
Berikut hasil yang diperoleh :
4.833 kHz
Amplituda 13.7 V
Rf = 21 kΩ
5 V/div, 50µs/div

Penguatan Open Loop

Frekuenis
4.833 kHz
Amplituda 0.98 V

50 mV/div,
50µs/div

Tegangan pada Vx

Frekuenis
4.833 kHz
Amplituda 328 mV

100 mV/div,
50 µs/div

Osilator jembatan wien yang dipakai pada


percobaan ini yaitu menggunakan feedback
rangkaian RC (RC seri-sebagai HPF yang
dihubungkan dengan RC parallel-sebagai LPF).
Kedua rangkaiana RC ini akan menghasilkan
frekuensi orde 2 yang bergantung pada frekuensi
resonansinya. Pada frekuensi resonansi inilah akan
diperoleh beda fasa input dan otput sama dengan 0
dan penguatan yang maksimumnya.
Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh nilai
frekuensi yang menyebabkan output berosilasi
(tanpa adanya input) yaitu sebesar 4.833 kHz. Nilai
ini terbukti sesuai dengan nilai frekuensi yang
diperoleh dari hasil perhitungan yaitu 4.912 kHz.
Begitu pula dengan nilai Rf yang digunakan.
Pada pengamatan rangkaian openloop osilator
wien, dibuktikan pula bahwa pada frekuensi
resonansi yang diperoleh penguatan A = 1 dengan
bedan fasa sebesar 00. Hal ini sesuai dengan teori
osilator dimana osilasi hanya terjadi pada satu nilai
frekuensi saja sehingga apabila frekuensi input

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB


perhitungan. Adanya sedikit perbedaan
kemungkinan dikarenakan nilai toleransi yang ada
Penguatan Operasional pada setiap komponen yang digunakan.
Pada frekuensi dan penguatan yang diperoleh
Frekuenisi 1.931 kHz
dari rangkaian close loop, terbukti bahwa saat
Amplituda 324 mV percobaan open loop didapatkan nilai penguatan
Rf = 53.2 kΩ Vo/Vi (pada f input = f osilasi) = A ≈ 1 dan beda
fasanya = 00. Sama seperti pada osilator jembatan
mV/div, 250 µs/div wien, apabila frekuensi input dinaikkan atau
diturunkan maka penguatan yang diperoleh tidak
akan sama dengan 1 dan beda fasanya pun akan
tidak sama dengan 00. Namun perbedaannya yaitu
apabila frekuensi dinaikan, maka penguatannya
Penguatan Open Loop akan membesar (tidak mengecil seperti pada
jembatan wien) begitu pula sebaliknya. Hal ini
Frekuenis 1.931 kHz disebabkan karena penguatan A pada penggeser
fasa berbanding lurus dengan frekuensinya.
Amplituda 1.06 V
Pada percobaan rangkaian osilator kuadratur ,
praktikan tidak sempat melakukan pengamatan di
mV/div, 250 µs/div lab sehingga data diperoleh dari hasil simulas.
Hasilnya sebagai berikut :
Gambar 18 Tegangan output integrator sinus (merah) dan
Tegangan output integrator cosinus (biru)

Tegangan pada Vx

Frekuenis 1.931 kHz


Amplituda 41 mV

mV/div, 250 µs/div


Rangakain ini dimanakan kuadratur karena
dilakukan 2 buah integral, dengan output integral
kedua akan mengintegralkan output dari integral
Table 2 Hasil pengamatan Osilator Penggeser Fasa pertama (integral kuadrat). Osilator kuadratur
bekerja dengan menggunakan Opamp integrator
yang menghasilkan gelombang sinusoidal dengan
1 pergesaran fasa sebesar 900. Penggunaan integerator
0 mengakibatkan output pada Vo sinus merupakan
Agar diperoleh feedback positif maka digunakan integral (gradien) dari Vo cosinus. Hal ini sesuai
3 rangkaian RC yang dihubungkan dengan penguat dengan hasil simulasi yang diperoleh yaitu berupa
non inverting. Ketiga rangakaian feedback RC ini dua buah sinyal sinusoidal yang berbeda fasa 90 0.
akan menghasilkan beda fasa sebesar 1800 (masing-
masing menghasilkan beda fasa < 900, yaitu sekitar Pengendalian Amplituda
600) dan pada penguat invertingnya akan dihasilkan Pada percobaan ini awalnya diminta output
beda fasa 1800 juga sehingga dihasilkan beda fasa sebesar 18 Vpp dengan manaikkan nilai Rf dari
total sebesar 3600. Maka diperolehlah feedback nilai yang sebelumnya digunakna pada rangkaian
positif. Agar kriteria bakhausen terpenuhi maka osilaot penggeser fasa. Namun setelah dilakukan
untuk penguatan A = 1, penguatan inverting perubahan pada nilai Rf bahkan hingga Rf max,
haruslah bernilai A = -29 = 29 1800. Oleh karena itu tetap tidak diperoleh nilai tegangan output sebesar
digunakan nilai Rf sebesar 52.2 kΩ. 18 Vpp. Oleh karena itu dilakukan perubahan pada
nilai input sehingga diperoleh tegangan output 18
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari percobaan,
Vpp sebagai berikut :
terbukti bahwa nilai frekuensi dan Rf hampir sama
(mendekati) nilai yang didapat dari hasil Gambar 19 Pengamatan pengendali amplituda

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 11


osilator Hartley, output yang dihasilkan berupa
sinyal sinusoidal (bukan noise). Berikut datanya :

Osilator dengan resonator menggunakan


resonansi yang terjadi akibat adanya penjumlahan
dua osilasi yang berosilasi pada frekuensi yang sama
pada pengumpan balik. Umpan balik ini akan
mengoreksi input sehingga menghasilkan output
gelombang sinusoid yang stabil.
Selanjutnya diminta mengamati perubahan
dari sinyal output yang dihasilkan apabila Osilator Collpitts
kapasitor ataupun inductor diberi udara kompresi
(aerosol). Dengan pemberian aerosol seharusnya Frekuenisi 9.84 kHz
menghasilkan osilasi yang lebih stabil, terutama
jika adanya ketidakstabilan yang disebabkan Amplituda 1.96 V
akibat kenaikan suhu. Akan tetapi pada saat 2 V/div, 50 µs/div
diberikan aerosol pada rangkaian, tidak terjadi
perubahan yang disignifikan. Hal ini kemungkinan
disebabkan karena suhu aerosol yang digunakan
sudah sama dengan suhu kamar (= suhu op amp)
Percobaan 2 : Osilator dengan Resonator

Osilator LC Osilator Clapp


Perhitungan
Frekuenis 8.24 kHz
Osilator Collpitts
Amplituda 1.035 V
1 V/div, 50 µs/div

Osilator Clapp
Osilator Hartley

Frekuenisi 5.431 kHz


Amplituda 9.9 V
5 V/div, 250 µs/div

Osilator Hartley

Osilator Collpitts adalah salah satu


konfigurasi osilator dengan resonansi yang umum
digunakan. Berdasarkan data yang diperoleh,
diketahui bahwa pada saat awal osilasi, L>1
Pada percobaan ini dilakukan pengamaan pada 3 amplituda terus membesar. Setelah beberapa
rangkaian osilator yaitu Collpitts, Clipp, dan Hartley. waktu kemudian, L menjadi menurun dan
Saat percobaan praktikan tidak memperoleh sinyal gelombang output menjadi stabil dan amplitude
output yang hanya berupa noise untuk osilator nya konstan. Penurunan ini terjadi akibat adanya
Collpitts dan Clipp. Sehingga dilakukan simulasi feedback yang mengoreksi input dan menurunkan
untuk kedua osilator tersebut. Sedangakan untuk penguatan L.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 12


Nilai frekuensi osilator collpitts yang diperoleh dari hasil percobaan hanya sebesar
menyebabkan terjadinya resonansi sesuai antara 5.431kHz. Hal ini kemungkinan disebabkan karena
hasil yag diperoleh dari simulasi dengan hasil adanya nilai toleransi kapasitor dan induktor yang
perhitungan. cukup besar sehingga kurang sesuai dengan nilai
komponen sebenarnya.
Apabila diperhatikan dari hasil simulasi,
terlihat bahwa Vo dan Vf yang dihasilkan memiliki Pada dunia nyata, osilator Hartley lebih jarang
beda fasa sebesar 1800 (sudut fasa 𝛽). Hal ini terjadi digunakan daripada osilator Collpitts. Hal ini karena
karena pada rangakaian feddback A digununakan osilator Hartley menggunakan lebih banyak inductor
Common emitter dengan Re yang kita ketahui yang memiliki dimensi lebih besar dan factor kualitas
bahwa rangakaian tersebut akan mengakibatkan yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan
perbedaan fasa sebesar 1800. Sehingga apabila kapasitor sehingga akan lebih sulit untuk diprediksi
diakumulasikan sudut fasa A 𝛽 akan diperoleh dan dianalisis secara presisi.
beda fasa 3600 yang berarti feedback yang
Percobaan 3 : Pembangkit Gelombang Segitiga
digunakan adalah feedback positif (sesuai dengan
syarat agar terjadi osilasi). Untuk perhitungan pada pembangkit gelombang
segitiga ini dapat dilihat pada Lampiran. Pada
Osilator Clapp pada dasarnya merupakan percobaan ini praktikan mendapat tugas untuk
osilator Collpitts yang diberi tambahan kapasitor membuat pembangkit gelombang segitiga dengan
yang diseri dengan induktornya. Pada saat spesifikasi frekuensi 1 kHz dan amplitude 9 Vpp.
dilakukan simulasi, teramati perilaku yang sama Hasil pembangkit sinyal yang diperoleh :
dengan osilator collpitt dimana sinyal tidak stabil
ketika awal terjadinya osilasi. Namun setelah
beberapa saat kemudian feedback dari resonansi
Sinyal output integrator
memperkecil penguatan dan membuat osilasi
menjadi stabil.
Frekuensi 872.1 Hz
Nilai frekuensi osilator clapp yang
menyebabkan terjadinya resonansi sesuai antara Amplituda 4.2 V
hasil yag diperoleh dari simulasi dengan hasil 5 V/div, 500 µs/div
perhitungan.
Apabila diperhatikan dari hasil simulasi,
terlihat bahwa Vo dan Vf yang dihasilkan memiliki
beda fasa sebesar 1800 (sudut fasa 𝛽). Hal ini terjadi
karena pada rangakaian feddback A digununakan
Common emitter dengan Re yang kita ketahui Sinyal output komparator
bahwa rangakaian tersebut akan mengakibatkan
perbedaan fasa sebesar 1800. Sehingga apabila
Frekuensi 872 Hz
diakumulasikan sudut fasa A 𝛽 akan diperoleh
beda fasa 3600 yang berarti feedback yang Amplituda 7.2 V
digunakan adalah feedback positif (sesuai dengan 5 V/div, 250 µs/div
syarat agar terjadi osilasi).
Osilator Hartley merupakan dual dari
konfigurasi Collpitts. Osilator ini menggunakan
prinsip dasar yang sama dengan osilator Collpitts,
yaitu memanfaatkan self resonance dengan
menggunakna rangkaian feedback untuk
menstabilkan gelombang output sinusoidal. Prinsip
dual ini juga seharusnya terlihat dari frekuenis
Kurva VTC
resonansi yang dihasilkan yaitu frekuensi Hartley
merupakan frekuensi tinggi sedangakan frekuensi
Collpittd merupakan frekuensi rendah. Namun nilai Ch1 : 5 V/div, Ch2 : 5
frekuensi resonansi yang diperoleh dari hasil V/div, 250 µs/div
percobaan lumayan jauh berbeda dengan hasil
perhitungan. Dimana seharusnya diperoleh nilai
frekuensi resonansi dalam orde ratusan kHz (sesuai
perhitungan). Sedangkan nilai frekuensi yang
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 13
Berdasarkan data diatas, diketahui bahwa nilai komponen yang digunakan. Namun untuk bentuk
frekuensi dan amplitude yang dihasilkan telah tegangan pada output komparator yang dihasilkan
sesuai dengan spesifikasi yang diberikan. Dimana telah sesuai yaitu berbentuk persegi. Adanya sedikit
nilai frekuensi yang diperoleh yaitu 872.2 Hz dan kemiringan pada garis vertical kemungkinan
yang diinginkan yaitu 1 kHz serta amplitude hasil
percobaan 4.2 Vp dan yang diinginkan yaitu 4.5 Vp. Sinyal output komparator
Dapat dilihat bahwa nilai tersebut telah mendekati
nilai spesifikasi yang diinginkan. Adanya sedikit
Frekuensi 1.674 Hz
perbedaan kemungkinan disebabkan karena
adanya nilai toleransi pada komponen-komponen Amplituda 12.1 V
yang digunakan (kapasitor dan resistor). 5 V/div, 250µs/div
Output integrator yang dihasilkan yaitu berupa
gelombang segitiga diperoleh dari prinsip transien
(waktu tunda) oleh rangkaian integrator. Karena
input integrator nya berupa gelombang persegi,
maka dengan adanya waktu tunda ini akan
menyebabkan gelombang outputnya berbentuk Sinyal input komparator
segitiga. Hal ini sesuai dengan prinsip rangkaian
integrator yang akan mengintegralkan tegangan Frekuensi 1.656 Hz
input menjadi tegangan output (integral dari
Amplituda 3.2 V
persegi adalah segitiga).
5 V/div, 250 µs/div
Pada output komparator diperoleh data yang
lebih kecil dari nilai yang seharusnya diperoleh
(yaitu sama dengan Vs = 15 V). hal ini
kemungkinan disebabkan karena adalnya efek
slew rate dan transien pada op amp serta nilai
toleransi pada komponen yang digunakan dalam
rangakaian.
Untuk kurva VTC rangkaian komparator yang Kurva VTC
dihasilkan telah mendekati bentuk kurva yang
sesuai dengan referensi. Kedua garis horizontal Ch1 : 5 V/div, Ch2 : 5
yang dihasilkan berada pada nilai yang merupakan V/div, 250 µs/div
batas gelombang persegi dan segitiga (yaitu Vo /
Vs = 15 V dan V.in = 4.2V). Batas tegangan input
yang lebih lebar ini disebabkan efek slew rate yang
cukup berpengaruh pada nilai frekuensi 5 kHz.
Shingga untuk menguranginya maka perlu
digunakan frekuensi tegangan input yang lebih
kecil. disebabkan karena op amp memiliki slewrate dan
Percobaan 4 : Pembangkit Gelombang Persegi transien yang menyebabkan gelombang tidak persegi
sempurna. Untuk tegangan input komparator yang
Untuk perhitungan pada pembangkit gelombang
diperoleh sedikit berbeda dengan hasil yang
persegi ini dapat dilihat pada Lampiran.
diharapkan. Seharusnya diperoleh gelombang
Pada percobaan ini praktikan mendapat tugas untuk
segitiga karena tegangan pada input komparator
membuat pembangkit gelombang persegi dengan
merupakan tegangan output pada rangakaian tunda
spesifikasi frekuensi 1 kHz. Hasil pembangkit sinyal
RC orde satu dengan input berasal dari output
yang diperoleh :
komparator sehingga diperoleh bentuk gelombang
Nilai frekuensi yang diperoleh sedikit berbeda segitiga.
dengan nilai frekuansi hasil perhitungan. Dimana Pada kurva VTC rangkaian komparator yang
pada percobaan diperoleh osilasi terjadi pada diperoleh, terlihat bahwa batas tegangan output
fekuensi bernilai 1.674 kHz sedangkan pada soal berkisar antara ±12V dan batas tegangan input
dminta untuk menghasilkan frekuensi resonansi sekitar ±7 V. Batas tegangan input ini masih sedikit
sebesar 1 kHz. Perbedaan ini kemungkinan lebih besar dikarenakan adanya efek slewrate dan
disebabkan karena adanya nilai toleransi pada nilai toleransi komponen yang digunakan pada
percobaan .
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 14
Percobaan 5 : Osilator Cincin diperoleh frekuensi osilasi yang semakin rendah dan
waktu tunda pun semakin kecil pula. Namun akan
Untuk Vdd = 10 V dan CL = 15 pF, diketahui dari
didapatkan rentang nilai frekuensi yang semakin
datasheet tdmin = 20 ns dan tdmax = 50 ns kecil (jika diperbanyak inverter).
Berdasarkan persamaan , makan untuk 3 Apabila diamati kurva VTC yang dihasilkan, untuk
inverter memiliki frekuensi osilasi minimum inverter 3, 5, dan 7, maka akan dapat dibuktikan
sebesar 3,33 MHz dan frekuensi osilasi maksimum bahwa semakin banyak inverter maka bentuk sinyal
sebesar 8.33 MHz. input akan semakin menjauhi bentuk sinusoidal yang
Gambar 20 Sinyal output 3 inverter (2 V/div, 25 µs/div) mengakibatkan kurva VTC semakin lonjong
menyerupai bentuk lemon dibanding bentuk
lingkaran. Namun secara umum akan tetap diperoleh
pergeseran fasa sebesar 900.

5. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada
praktikum modul IV ini maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut :
F = 7.4 kHz, Amplituda = 1.96 V (*data dari M.Fadhil
Prinsip pembangkitan sinyal sinusoidal adalah
Ginting/13213071)
dengan menggunakan rangkaian umpan balik
Pada percobaan kali ini, rangakaian osilator cincin positif. Rangkaian tersebut haruslah memenuhi
yang dibuat praktikan tidak berhasil kriteria barkhausen yaitu A(Ѡ)β(Ѡ)=1 00, yang
mengeluarkan output yang semestinya (hanya berarti penguatan openloop sama dengan 1 dan
muncul noise), sehingga gambar diatas diperoleh beda fasa input dan output yang dihasilkan adalah 0 0
dari praktikan lain. Berdasarkan data tersebut atau 3600. Osilasi akan terjadi pada frekuensi ketika
diperoleh nilai waktu tunda sebesar kedua kriteria berkhausen tersebut terpenuhi.
Rangkaian osilator umpan balik RC yang
digunakan pada praktikum kali ini yaitu
rangkaian jembatan wien, penggeser fasa
Nilai ini cukup jauh lebih besar dibandingkan dan kuadratur. Pada percobaan digunakan
dengna nilai referensi dari data sheet dimana pada resistansi variabel Rf agar dapat dilakukan
pada data sheet seharusnya waktu tunda berada pengaturan nilai penguatan sehingga dapat
dalam orde puluhan ns. Hal ini dikarenakan sesuai dengan kriteria berkhausen.
besarnya frekuensi osilasi yang diperoleh jauh Sedangkan osilator umpan balik LC yang
lebih kecil dari nilai frekuensi osilasi referensi. digunakan yaitu rangkaian Collpitts, Clapp,
Untuk osilator cincin ini seharusnya diperoleh nilai dan Hartley. Prinsip yang digunakan yaitu
frekuensi osilasi yang sangat besar yaitu dalam frekuensi resonansi dari resonator berfungsi
orde MegaHerzt, namun data yang diperoleh untuk menciptakan dan mempertahankan
praktikan frekuensinya hanya dalam orde kestabilan osilsi dengan melakukan umpan
kiloHerzt. Sehingga apabila orde frekuensi osilasi balik positif.
dalam orde MegaHerzt maka akan menghasilkan
nilai tegangan tunda pada orde puluhan ns yang Pengendalian amplituda bertujuan untuk
sesuai referensi. Perbedaan nilai ini kemungkinan menjaga kestabilan osilasi dengan
disebabkan karena nilai CL yang digunakan pada mempertahankan nilai amplituda pada
datasheet berbeda dengan CL yang terdapat pada berbagai nilai penguatan. Sehingga dapat
osiloskop praktikum. Sesuai dengan teori yang dikatakan bahwa untuk menjamin terjadinya
menyatakan bahwa frekuensi akan semakin rendah osilasi dapat dilakukan dengan rangakaian
jika CL semakin besar. Karena td berbanding pengendalian amplituda.
terbalik dengan f makan semakin besar CL akan
menyebabkan semakin besarnya nilai td. Penurunan suhu akan meningkatkan kestabilan
Pada praktikum kali ini hanya diperoleh data dari 3 dengan cara menurunkan tegangan output.
buah inverter. Apabila dilakukan pengamatan pada Namun dengan tegangan output yang menurun
5 dan 7 buah inverter, akan dapat dibuktikan bahwa ini, frekuensi osilasi yang dibangkitkan menjadi
semakin banyak inverter yang digunakan maka akan semakin dekat dengan frekuensi osilasi ideal.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 15


Prinsip pembangkitan sinyal nonsinusoidal pada [1]. Mervin T Hutabarat, Praktikum Elektronika II
osilator yaitu dengan mengguankan rangkaian Laboratorium Dasar Teknik Elektro
umpan balik negatif. ITB,Bandung, 2015.
Rangkaian yang dapat digunakan yaitu rangkaian [2]. Adel S. Sedra and Kennet C. Smith, Microelectronic
komparator dengan histeresis dan rangakaian Circuits, Oxford University Press, USA, 2004.
tunda. Rangkaian komparator berfungsi untuk
mempertahankan keadaan pada status tertentu [3]. https://id.wikipedia.org/wiki/Osilator, 12
sedangkan rangkaian tunda akan memaksa November 2015, 06.27 WIB
perubahan status tersebut dan memberikan [4].
selisih waktu ketika perubahannya. http://kambing.ui.ac.id/onnopurbo/oraridiklat
Rangakaian tunda yang dapat digunakan yaitu /teknik/elektronika/elektronika-dasar-IIuniv-
rangkaian integrator dengan opamp (inverting) negeri-jember/bab17-rangkaianoscillator.pdf,
dan rangkaian RC orde 1 (non inverting). 11 November 2015, 06.09 WIB

Gelombang segitiga dibangkitkan dengan [5]. http://en.wikipedia.org/wiki/Slew_rate, 12


memanfaatkan transien dari rangkaian tunda November 2015, 10.45 WIB
sehingga terbentuk gelombang sinyal segitiga
yang merupakan kombinasi dari fungsi
eksponensial negatif.

Gelobang persegi dibangkitkan dengan


mengambil tegangan output komparator yang
besarnya selalu ± Vs.

Osilator cincin merupakan rangkaian loop tertutup


dani n jumlah inverter (dengan n bilangan ganjil).
Frekuensi yang dihasilkan berbanding terbalik
dengan banyaknya inverter yang digunakan.
Berarti semakin banyaknya inverter maka
rentang frekuensi yang dihasilkan menjadi
semakin kecil dan delay rata-rata juga semakin
kecil.

Duty cylce pada gelombang segitiga dan persegi


diatur dengan mengganti resistor rangkaian
tunda menggunakan 2 resistor yang masing-
masing dihubungkan dengan dioda. Satu resistor
akan mengatur waktu tunda naik dan resistor
lain mengatur waktu tunda turun.

Transien dan slewrate dari opamp akan


berpengaruh pada bentuk gelombang, frekuensi,
dan amplituda outputnya.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
Datasheet CD4007
Waktu tunda : tdmin = 20 ns dan tdmax = 50 ns

Pembangkit Gelombang Segitiga


Diminta frekuensi 1 kHz dan Amplituda 9 Vpp. Perhitungan :

(Vs = 15 V; Vm = Vpp/2 = 4.5 V)

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB 16


Berdasarkan perbandingan diatas, dipilih nilai R1 =
3.3 kΩ dan R2 = 10 kΩ. Selanjutnya dilakukan
Pengaturan Duty Cycle
perhitungan untuk R dan C.
Gelombang segitiga : Diminta D = 20% = 0.2 ;
Amplituda = 9 Vpp. (f = 5 kHz; Vs = 15 V; Vm =
Vpp/2 = 4.5 V)

Maka dipilih C = 100 nF dan nilai R = 8.3 kΩ

Pembangkit Gelombang Persegi


Diminta frekuensi osilasi 1 kHz. (Vpp = 9V; Vs = 15 Diperoleh perbandingan R1 dan R2 yang sama
V; Vm = Vpp/2 = 4.5 V) seperti perhitungan sebelumnya yaitu R1:R2 = 3:10.
Dipilih nilai C = 100 nF. Lalu nilai tegangan dioda
(VD)= 0.7 V. Maka

Gelombang persegi : Diminta D = 20% = 0.2 ;


Amplituda = 9 Vpp. (f = 5 kHz; Vs = 15 V; Vm =
Vpp/2 = 4.5 V)

Berdasarkan perbandingan diatas, dipilih nilai R1 =


3.3 kΩ dan R2 = 10 kΩ. Selanjutnya dipilih nilai C =
100 nF dan dilakukan perhitugan untuk nilai R.

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB


17
Diperoleh perbandingan R1 dan R2 yang sama
seperti perhitungan sebelumnya sehingga dipilih
R1 = 3.3 kΩ dan R2 = 10 kΩ. Dipilih nilai C = 100 nF.
Lalu nilai tegangan dioda (VD)= 0.7 V. Maka

Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro – STEI ITB


18

Anda mungkin juga menyukai