Anda di halaman 1dari 7

Percobaan IV

Osilator RC
Yosua Estefan Silitonga (14S20022)
Dosen: Deni Parlindungan Lumbantoruan , ST, M.Eng (0114017901)
Asisten : Fredy Mordechai Marpaung, S.T.
Tanggal Percobaan : 09/11/2022
14S3112 - Praktikum Rangkaian Elektrik
Laboratorium Dasar Teknik Elektro
Institut Teknologi Del

Abstrak-- Pada Praktikum percobaan modul ke-4 ini kita


akan membahas osilator RC. Seperti yang kita ketahui
bahwa Osilator merupakan rangkaian elektronika yang I. PENDAHULUAN
dapat menghasilkantegangan keluaran dalam bentuk Osilator adalah suatu rangkaian elektronika yang menghasilkan
gelombang periodik. Jenis osilator yangdigunakan dalam sejumlah getaran atau sinyal listrik secara periodik dengan amplitudo
praktikum kali ini adalah osilator Jembatan Wien dan yang konstan. Gelombang sinyal yang dihasilkan ada yang berbentuk
osilator T-Kembar. Software yang digunakan dalam gelombang sinus (Sinusoide Wave), gelombang kotak (Square Wave)
praktikum adalah software Multisim.Pada praktikum ini dan gelombang gigi gergaji (Saw Tooth Wave). Pada dasarnya sinyal
dibahas mengenai prinsip kerja osilator Jembatan Wien arus searah atau DC dari pencatu daya (power supply) dikonversikan
danosilator T-Kembar! serta nilai frekuensi pada isyarat oleh rangkaian osilator menjadi sinyal arus bolakbalik atau AC sehingga
keluarannya. Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh! menghasilkan sinyal listrik yang periodik dengan amplitudo konstan.
bentuk isyarat keluaran dari rangkaian osilator RC berupa Dengan perkataan lain, sebuah osilator adalah sebuah penguat yang
gelombang periodik dalam bentu gelombang sinus (sinyal telah diubah dengan umpan balik positif sehingga dapat dimanfaatkan
output) dan gelombang kotak (sinyal input) sedangkan nilai untuk sinyal masuk . Untuk membuat sebuah osilator sinusoidal, kita
frekuensi isyarat keluarannya sebesar . Osilator RC membutuhkan penguat dengan umpan balik positif. Gaasannya ialah
(Resistor-Kapasitor) menggunakan kombinasi Penguat menggunakan sinyal umpan balik sebagai sinyal masuk, bila bati simpal
(Amplifier) dan Jaringan RC untuk menghasilkan osilasi dan fasa sudah tepat, akan muncul sinyal keluar meskipun tak ada sinyal
karena pergeseran fasa antara tahap. Dalam rangkaian masuk dari luar.
Osilator RC input digeser 180° melalui tahap penguat dan
180° lagi melalui tahap inverting kedua memberi kita "180°
+ 180° = 360°" dari pergeseran fasa yang secara efektif sama
dengan 0° sehingga memberikan kita umpan balik positif
yang dibutuhkan. Dengan kata lain, pergeseran fasa dari
loop umpan balik harus "0".Dalam Osilator Resistansi-
Capasitansi atau hanya Osilator RC, kami menggunakan
fakta bahwa pergeseran fasa terjadi antara input ke jaringan
RC dan output dari jaringan yang sama dengan Adapun tujuan dari praktikum modul penguat transistor dengan umpan
menggunakan elemen RC di cabang umpan balik. Adapun balik ini adalah :
tujuan praktikum ini yaitu Mengamati dan menganalisa 1. Mengamati dan menganalisa rangkaian-rangkaian osilator umpan
rangkaian-rangkaian osilator umpan balik resistor dan balik resistor dan kapasitor (RC).
kapasitor (RC) , Mengamati dan menganalisa keadaan untuk 2. Mengamati dan menganalisa keadaan untuk menjamin
menjamin terjadinya osilasi ,dan Mengamati dan terjadinya osilasi.
menganalisa pengaturan amplituda output osilator 3. Mengamati dan menganalisa pengaturan amplituda output
osilator.
Kata Kunci— Osilator RC, osilator Jembatan Wien,osilator T Kembar.
II. LANDASAN TEORITIS

2.1. Osilator dan Umpan Balik Positif

Gambar 2.2. Contoh Implementasi Kriteria Osilasi


(a) Jembatan Wien (b) Penggeser Fasa (c) Kuadratur

Osilator Jembatan Wien secara umum mempunyai frekuensi


osilasi dan penguatan yang diperlukan untuk terjadinya
osilasi sebagai berikut :

Gambar 2.1. Diagram Blok Sistem dengan Umpan Balik Blok A


merupakan fungsi transfer maju dan blok β merupakan fungsi
transfer umpan baliknya. Pada sistem dengan umpan balik ini
dapat diturunkan penguatan tegangannya :
Dalam realisasinya, dalam merancang Osilator Jembatan
Wien sering kali dipilih R1=R2=R dan C1=C2=C sehingg
frekuensi osilasinya menjadi 𝑚
=1/CR dan penguatan yang diperlukan Am=3.
Secara umum persamaan di atas menunjukkan adanya tiga Nilai lain yang juga sering digunakan adalah R1=R,
keadaan yang ditentukan oleh denominatornya. Salah satu R2=10R, C1=C/10, dan C2=10C dengan frekuensi osilasi
keadaan tersebut adalah saat denominator menjadi nol. yang sama yaitu 𝑚 =1/CR namun penguatan hanya Am=1,2.
Untuk Osilator Penggeser Fasa frekuensi osilasi dan
Saat itu nilai Af menjadi tak hingga. Secara matematis
penguatan yang diperlukan adalah
pada keadaan ini bila diberikan sinyal input nol atau
vi=0 ini, akan menjadikan tegangan vo dapat bernilai
berapa saja. Keadaan seperti inilah yang menjadi prinsip
pembangkitan sinyal atau osilator sinusoidal dengan
Sedangkan untuk osilator kuadratur frekuensi osilasinya
umpan balik yang disebut sebagai Kriteria Barkhausen.
adalah
Dalam rangkaian kriteria tersebut dilihat dari total
penguatan loop terbuka L sbb :

2.2. Osilator dengan Op Amp, Resistor, dan dan untuk masing-masing integrator (inverting dan
Kapasitor (RC Oscillator) noninverting) penguatannya adalah

2.2.1. Implementasi Kriteria Osilasi

Ada banyak cara untuk mencapai kriteria terjadinya


osilasi di atas, namun untuk kemudahannya dalam
perancangan sering kali dipilih keadaan-keadaan berikut
:
Dalam perancangannya bila dipilih R1=R2=R, R3=R4 dan
C3=C4 maka diperoleh penguatan pada masing-masing
opamp 1 (satu) dan penguatan loop terbuka juga 1 (satu).

Contoh implementasi untuk ketiga keadaan tersebut di


atas, secara berurutan adalah Osilator Jembatan Wien,
Osilator Penggeser Fasa, dan Osilator Kuadratur yang
rangkaian umumnya tampak pada gambar dibawah :
III. PROSEDUR PERCOBAAN
2.2.2. Pengendalian Amplituda
Kriteria osilasi sangat ketat, bila 𝐿 > 1 maka maka 3.1. Pengamatan Osilasi dan Kriteria Osilasi
rangkaian umpan balik menjadi tidak stabil dan bila 1. Susunlah rangkaian osilator jembatan Wien pada
𝐿 < 1 osilasi tidak akan terjadi. Oleh karena itu, Gambar 3.1 berikut dengan nilai resistansi R = 1,8 kΩ,
penguat pada osilator menjamin 𝐿 > 1 saat mulai kapasitansi C = 18 nF, resistansi Ri = 10 kΩ, dan
dioperasikan dan kemudian dibatasi pada nilai 𝐿 = 1 resistansi Rf = 20 kΩ. Tegangan catu daya penguat
saat beroperasi. Cara yang umum digunakan untuk operasional VCC = 12 V dan – VCC = -12 V
kendali tersebut adalah dengan rangkaian pembatas
amplituda (clipper) atau pengendali penguatan
otomatis (automatic gain control, AGC).
Prinsip kerja rangkaian pembatas amplituda adalah
memanfaatkan dioda pada resistor penentu
penguatan rangkaian penguat operasional. Dioda
akan konduksi dan mempertahankan nilai
tegangannya bila memperoleh tegangan lebih dari
tegangan cut-in.
Prinsip kerja pengendali penguatan otomatis adalah
dengan menggantikan resistor penentu penguatan
rangkaian penguat operasional dengan transistor
(FET). Tegangan output disearahkan dan digunakan
untuk mengendalikan resistansi transistor.
Cara lain adalah dengan menggunakan Piece Wise
Linear Limiter. Prinsip cara ini adalah menjadikan Gambar 3.1. Osilator Jembatan Wien dengan
penguat memberikan penguatan pada amplituda Penguat Operasional
yang berbeda yang ditentukan dengan dioda dan
resistor. 2. Hubungkan terminal output vo dengan kanal 2
osiloskop. Atur resistansi Rf sehingga diperoleh
2.3. Macam-macam  Osilator rangkaian yang berosilasi dengan output sinyal sinusoid
yang baik. Amati dan catat ampitudo dan frekuensi
 Osilator Sinusoidal sinyal keluarannya, serta ukur resistansi Rf. Kemudian
lakukan perbandingan dari hasil yang didapatkan pada
Osilator Sinusoidal adalah osilator yang ouputnya video pembelajaran!
berupa sinyal sinusoidal atau setidaknya mendekati
sinyal sinusoidal (dengan frekuensi tertentu). Biasanya 3. Putuskan rangkaian pada simpul P dan hubungkan
Osilator jenis ini di design menggunakan kombinasi L simpul input rangkaian umpan balik dengan generator
(induktor) dan C (Capasitor). Osilator Sinusoidal sinyal dengan frekuensi sesuai pengamatan atau
digunakan untuk ultrasonic dan radio frekuensi. perhitungan (Gambar 3.2). Hubungkan juga sinyal dari
generator sinyal ini ke input kanal 1 osiloskop. Amati
 Osilator Relaksasi dan catat amplituda dan fasa penguatan total loop. Dan
lakukan perbandingan dari hasil yang didapatkan pada
Osilator Relaksasi (Relaxation Oscillator) adalah video pembelajaran!
osilator yang ouputnya berupa sinyal non- sinusoidal,
seperti sawtooth wave atau square wave. Osilator
Relaksasi biasanya menggunakan dua amplifier dan
sebuah frequency control yang memberikan delay antara
dua action. Kedua amplifeir ini dioperasikan secara
switch mode, melakukan switching dari fully on ke fully
off atau sebaliknya. Nama lain dari Osilator relaksasi
adalah astable multivribator dikarenakan osilator jenis
ini mengandung lebih dari satu osillating element.

Gambar 3.2. Pengukuran Penguatan Open Loop


Osilator
Jembatan Wien
9. Atur kembali resistansi resistansi Rf sehingga ouput
4. Pindahkan input kanal 2 osiloskop 𝑣𝑋. Amati dan catat osilator diperoleh sekitar 25Vpp atau lebih.
amplituda dan fasa peredaman pada rangkaian umpan
balik. 10. Hubungkan penguat dengan pembatas amplituda
seperti pada Gambar 4-6. Gunakan pembatas amplituda
dengan resistansi RA 5,6kΩ dan RB 3,3kΩ.

11. Gunakan udara terkompresi untuk mendinginkan


penguat operasional dan amati apa yang terjadi pada
amplituda output osilator.

3.3. Osilator Kuadratur


12. Susun rangkaian osilator kuadratur seperti pada
Gambar 2.2 (c). Gunakan nilai resistansi R=1,8kΩ,
kapasitansi C=18nF, resistansi Ri=10kΩ, dan
Resistansi Rf sekitar 10kΩ.

13. Ulangi langkah 2-4 di atas untuk rangkaian osilator


penggeser fasa ini.

IV. HASIL DAN ANALISIS


Gambar 3.3. Osilator Penggeser Fasa (a) dan 4.1. Osilator Jembatan Wien dengan Penguat Operasional
Pengukuran Penguatan Open Loopnya
(b)

5. Susun rangkaian osilator penggeser fasa seperti pada


Gambar 3.3. Gunakan nilai resistansi R=1,8kΩ,
kapasitansi C=18nF, dan resistansi Rf sedikit di atas
52,2kΩ. Tegangan catu daya penguat operasional
VCC=12V dan –VCC=-12V.

6. Ulangi langkah 2-4 di atas untuk rangkaian osilator


penggeser fasa ini.

3.2. Pengendalian Amplituda


7. Gunakan rangkaian osilator penggeser fasa dan atur
resistansi Rf sehingga output osilator diperoleh 18Vpp
(atau nilai lain yang lebih rendah yang dapat diperoleh Frekuensi yang dihasilkan yakni sebesar 4,7 kHz dan
dengan mudah). tegangan keluarannya sebesar 22,2 Vpp. Hal ini berbeda
sedikit pada video dimana frekuensi yang dihasilkan 5,1
8. Gunakan udara terkompresi untuk mendinginkan kHz dan tegangan sebesar 28,4 Vpp.
penguat operasional dan amati apa yang terjadi pada Untuk mencari nilai Rf, dapat kita gunakan rumus :
amplituda output osilator. Amp = 1 + C2/C1 + R1/R2
= 1 + 18/18 + 1,8/1,8
=3
Maka,
Amp = 1 + Rf/Rin
3 = 1 + Rf/10
Rf = 20 kΩ

4.2. Pengukuran Penguatan Open Loop Osilator


Jembatan Wien

Gambar 3.4. Osilator Penggeser Fasa dengan


Pembatas Amplituda
Pada geenerator sinyal, kita mengatur frekuensinya
sebesar 1,89 kHz dan amplitudonya 1 Vp. Maka didapat
Pada geenerator sinyal, kita mengatur frekuensinya besar pada CH2 yaitu 4,15 Vpp. Adapun nilai Rf yang kita
sebesar 5 kHz dan amplitudonya 1 Vp. Maka didapat Vi pakai yaitu 60 kΩ.
dan Vo nya sama, yaitu 4 Vpp. Adapun nilai Rf yang kita
pakai yaitu 20 kΩ.

4.5. Osilator Penggeser Fasa dengan Pembatas Amplituda


4.3. Osilator Penggeser Fasa

Didapat tegangan output sebesar 22,2 Vpp dan Didapat Vi sebesar 999 mVpp dan Vo sebesar 1.05 Vpp.
frekuensinya sebesar 1,89 kHz. Disini kita menggunakan Pada video, Vi sebesar 1.02 Vpp dan Vo nya 1.24 Vpp.
Rf sebesar 60 kΩ. Pada video pembelajaran, yang didapat Hasil yang berbeda tidak terlalu jauh antara hasil
26,8 Vpp dan 2,119 kHz yang hasilnya tidak jauh berbeda praktikum dengan video.
dari praktkum. Berikutnya, pada CH2 osiloskop, kita hubungkan yang
semula ke Vo menjadi ke Vx.
4.4. Pengukuran Penguatan Open Loop
VI. REFERENSI

[1] Mervin T. Hutabarat, Praktikum Elektronika 2,


Laboratorium Dasar Teknik Elektro, ITB, 2016.
[2] Modul 04 Praktikum Elektronika II, Institut Teknologi Del
[3] https://kepotimes.com/blog/simulasi-rangkaian-osilator-
dengan-software-multisim
Patterson, David, dan John Hennessy. Computer, Organization
and Design: The Hardware/Software
Interface. 2012. Waltham : Elsevier Inc
Nilai Vx nya adalah 29,1 mVpp. Hal ini terjadi karena Vi
dan Vx mempunyai beda fasa 180 derajat.

Analisis dan Diskusi


VII. LAMPIRAN
1. Penentu terjadinya osilasi dan frekuensi osilasi adalah Rf
2. Cara menjamin terjadinya osilasi dan juga pengaruh pada
amplitudo dan frekuensi adalah dengan kita menentukan
nilai dari Rf nya dan kita tahu bagaimana besar
pengaruhnya.
3. Amplituda osilator dengan catu daya akan lebih kecil
dibandingkan amplituda output osilator.
4. Bentuk sinyalnya yaitu memiliki beda fasa 0 derajat dan 180
derajat.

V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari percobaan yang kita lakukan adalah


sebagai berikut:
1. Rangkian umpan balik positif digunakan dalam
pembangkitan sinyal sinuoidal. Osilasi akan terjadi pada
2. Jembatan wien banyak dipakai dalam osilator
frekuensi audio karena kemantapan frekuensinya yang
baik dan related mudah dibuat.
3. Adapun rangkaian osilator yang kita gunakan untuk
menjalankan praktikum kali ini, yakni menggunakan
rangkaian osilator feddback RC yaitu rangkaian jembatan
wien, penggeseran fasa serta kuadratur. Untuk modul kali
ini pula, terdapat resistor variable Rf yang bertujuan guna
mengatur nilai penguatan yang bisa diatur untuk
kepentingan kriteria berkhausen.

4. Pada setiap rangkaian ketika kita melakukan konfigurasi


mendahului pada setiap frekuensi yang didapat dari
penguat operasional dan kemudian pada pengukuran
penguatan, pada setiap rangkaian mempunyai standard
frekuensi tertentu yang mana pada saat standar dari
frekuensinya adalah fasa input sama dengan fasa output,
ketika frekuensi lebih kecil dari standard maka fasa input
akan mendahului output dan ketika frekuensi lebih besar
dari standar maka fasa output akan mendahului output.
5. Adapun guna pengendalian amplitude yang sudah kita
gunakan berfungsi dalam menjaga kestabilan osilasi yang
bekerja dengan cara mempertahankan besar ampitudanya
dalam bermacam nilai penguatan.

Anda mungkin juga menyukai