Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB
Abstrak
Praktikum modul keempat ini akan
memberikan
pemahaman
praktis
tentang osilator. Hal yang harus
dilakukan
adalah
menyusun
dan
mengamati osilator RC, osilator dengan
resonator, dan osilator cincin. Selain itu
juga dilakukan perancangan pembangkit
gelombang segitiga dan gelombang
persegi. Terdapat dua percobaan pada
pengamatan
osilator
RC,
yaitu
pengamatan osilasi dan kriteria osilasi
serta pengendalian amplituda. Pada
pengamatan osilator dengan resonator
juga terdapat dua percobaan, yaitu
pengamatan
osilator
RC
dan
pengamatan osilator kristal (opsional).
Pada pengamatan osilator sinusoidal
menggunakan dua kit yaitu Kit Osilator
Sinusoidal RC OpAmp dan Kit Osilator
Sinusoidal LC Transistor. Sedangkan
pengamatan
osilator
nonsinusoidal
menggunakan breadboard dan beberapa
komponen
sesuai
yang
telah
dipersiapkan. Hasil yang diharapkan
dari praktikum kali ini adalah praktikan
mampu memahami beberapa hal sesuai
spesifikasi yang diberikan pada tujuan.
Kata kunci: Osilator, Resonator, RC, LC,
Sinusoidal, Nonsinusoidal.
1. PENDAHULUAN
Ada dua jenis rangkaian umpan balik, yaitu
rangkaian umpan balik positif dan rangkaian
umpan balik negatif. Rangkaian umpan balik
positif dapat digunakan untuk membentuk
rangkaian osilator. Rangkaian osilator mampu
membangkitkan
sinyal
tertentu
secara
konstan dengan frekuensi dan amplitude
tertentu. Pada percobaan ini akan diamati
rangkaian osilator yang membangkitkan
sinyal sinusoidal, sinyal segitiga, dan sinyal
persegi. Praktikan akan dikenalkan pada
rangkaian osilator menggunakan op-amp,
transistor BJT, Kristal, serta perancangan
rangkaian pembangkit sinyal segitiga dan
osilator
2. STUDI PUSTAKA
2.1
v
A
Af o =
v i 1+ A
Secara
umum
persamaan
tersebut
menunjukkan adanya tiga keadaan yang
ditentukan oleh denominatornya. Salah satu
keadaan tersebut adalah saat denominator
menjadi nol. Saat itu nilai A f menjadi tak
hingga. Secara matematis pada keadaan ini
bila diberikan sinyal input nol atau v i=0 ini,
akan menjadikan tegangan vo dapat bernilai
berapa saja. Keadaan seperti inilah yang
menjadi prinsip pembangkitan sinyal atau
osilator sinusoidal dengan umpan balik yang
disebut sebagai Kriteria Barkhausen. Dalam
rangkaian kriteria tersebut dilihat dari total
penguatan loop terbuka L sebagai berikut:
L ( j o ) =A ( j ) ( j ) =1
2.2
OSILATOR
DENGAN
OPAMP,
RESISTOR, DAN KAPASITOR (RC
OSCILLATOR)
2.3
2.4
PRINSIP
PEMBANGKITAN
GELOMBANG NONSINUSOIDAL
Secara umum osilator nonsinusoidal atau
juga dikenal sebagai astable multivibrator
dapat memanfaatkan fungsi penunda sinyal,
inverting, dan/ atau komparasi dengan
histeresis atau bistable multivibrator. Bagianbagian
tersebut
dapat
Bagian-bagian
tersebut dirangkai dalam loop tertutup
dengan keseluruhan loop bersifat inverting.
Alternatif
pembentukan
loop
tersebut
ditunjukkan berikut ini:
2.5
Rangkaian
pembangkit
gelombang
segitiga ini akan memberikan sinyal
dengan frekuensi sebagai berikut:
RANGKAIAN
PEMBANGKIT
GELOMBANG NONSINUSOIDAL
f=
4 CRln 2
Rangkaian
pembangkit
gelombang
segitiga
dapat
dibangun
dengan
memanfaatkan
komparator
dengan
histeressis noninverting dan rangkaian
integrator.
R1
+1
R2
Rangkaian
pembangkit
gelombang
segitiga ini akan memberikan sinyal
dengan frekuensi dan amplituda pada
persamaan berikut.
f=
R2
4 R1 CR
Vm=
R1
V
R2 s
f=
1
2n t d
2.6
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Generator Sinyal
Osiloskop
Multimeter
Catu Daya Ter-Regulasi
Kabel dan asesori pengukuran
Aerosol udara terkompresi
Breadboard
Komponen Aktif OpAmp 741
Inverter CMOS 4007
j. Komponen
pasif
resistor,
kapasitor
k. Kabel AWG 22
l. Kabel dan asesori pengukuran
dan
dan
RA=
2 R2 V sV D 1D
C R1 V s
f
Langkah Percobaan
2 R2 V sV D D
RB =
C R1 V s
f
3.1
RA=
RA=
D
2 ( R1 + R2 ) ( V sV D )
fCln
R 1 V s ( R 1 + R2 ) V D
1D
2 ( R1 + R2 ) ( V sV D )
fCln
R 1 V s ( R 1 + R2 ) V D
(
(
OSILATOR RC
3. METODOLOGI
Komponen dan peralatan:
a. Kit Praktikum Osilator Sinusoidal
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB
Osilator Kristal(Optional)
Menyusun rangkaian osilator kristal
pada gambar 41(a) pada modul dengan
komponen yang telah ditentukan pada
modul
Mengamati amplituda dan frekuensi
sinyal outputn lalu menyemprot
dengan udara terkompresi dan melihat
hasilnya
Pengendalian Amplituda
Menggunakan susunan rangkaian
osilator penggeser fasa dan Rf diatur
agar output 18Vpp
3.3
PEMBANGKIT
GELOMBANG
SEGITIGA
Menyusun rangkaian seperti yang telah
dipersiapkan rancangannya pada TP
3.2
Osilator LC
3.4
PEMBANGKIT
GELOMBANG
PERSEGI
3.5
OSILATOR CINCIN
Membuat rangkaian Osilator Cincin
dengan 3 inverter
OSILATOR RC
a. Pengamatan
Osilasi
Osilasi
dan
Kriteria
f=
1
1
=
2 R 1 R2 R 3 R 4 2 ( 1,8 k )( 1,8 k ) ( 20 k ) ( 10 k )
f =4,9 kH z
Hasil pengamatan
mendekati teori.
karena beberapa
resistansi kabel,
maupun gangguan
sendiri.
A=1+
Rf
19,86
=1+
Ri
10
A=2. 986
A=
Rf 53,7
=
Ri 1, 8
A=29,83 .
Maka A dapat diketahui sebesar A =
(29,83) (0,046) = 1,3723. Nilai tersebut
sedikit jauh dari 1 dan dalam artian lain
sedikit melenceng dari kriteria Bakhausen
sehingga
menghasilkan
sedikit
ketidakstabilan sinyal output.
Rangkaian Kuadratur
Praktikan
tidak
mampu
menyelesaikan
praktikum bagian kuadratur dikarenakan
beberapa faktor salah satunya adalah adanya
sambungan yang putus pada transistor. Maka
dari itu dilakukan simulasi dengan sebagai
berikut :
f=
1
=2 kHz
2 RC 6
Hasil pengamatan
mendekati teori.
karena beberapa
resistansi kabel,
maupun gangguan
sendiri.
1
2
R2
1
R 1 R3 C 3 R 4 C 4
f=
1
2
10 k
1
f =880.68 Hz
open
Dengan Pembatas
878,22 Hz
perhitungan
f=
Simulasi
dengan
mendapatkan data.
loop
gagal
b. Pengendalian Amplituda
Tanpa Pembatas
Pada percobaan kali ini, praktikan belum bisa
mengamati pengaruh pengendali amplituda
secara langsung
4.2
Gambar 4-14 Rangkaian Simulasi Penggeser
Fasa Closed Loop Tanpa Pembatas
a. Osilator Collpitts
Praktikan tidak sanggup menyelesaikan
pengamatan secara langsung bagian ini
karena output tidak menampakkan hasil
terus walaupun sudah berganti kit sekalipun.
Maka dari itu, perlu dilakukan simulasi seperti
berikut :
Penggunaan
aerosol
harusnya
akan
memberikan osilasi yang stabil, terutama
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB
b. Osilator Clapp
Praktikan tidak sanggup menyelesaikan
pengamatan secara langsung bagian ini
karena output tidak menampakkan hasil
terus walaupun sudah berganti kit sekalipun.
Maka dari itu, perlu dilakukan simulasi seperti
berikut :
f=
1
2
1
1
=
L CT 2
1
=10.116 kHz
2.5 m( 99 n)
CT =
C 1 C 2 (180 n)(220 n)
=
=99 nF
C1 +C 2 180 n+ 220 n
1
0
f=
1
2
1
1
=
L CT 2
PEMBANGKIT
GELOMBANG
SEGITIGA
1
=9.915 kHzPraktikan belum mengerjakan bagian ini saat
praktikum. Maka dari itu, perlu dilakukan
2.5 m(103.056 n)
CT =
4.3
C1C2C3
=103.056 nF
C1 C2 +C 2 C 3+ C1 C3
f=
1
2
1
1
=
C LT 2
1
=219.53 kHz
18 n(2.2 u+27 u)
LT =L 1+ L 2=29,2 H
Osilator Hartley menggunakan prinsip dasar
yang sama dengan osilator LC sebelumnya,
yaitu memanfaatkan self resonance dengan
mengguna-kan rangkaian umpan balik untuk
menstabilkan gelombang sinusoidal output.
Laporan Praktikum - Laboratorium Dasar Teknik Elektro STEI ITB
1
1
Ketika
percobaan
bagian
kedua
menggunakan osiloskop biasa karena dengan
agilent oscilloscope menampilkan hasil yang
terganggu oleh sinyal lainnya.
Rangkaian Pembangkit Sinyal segitiga ini
terdiri atas pembangkit sinyal persegi yang
kemudian tahap kedua dilakukan dipasang
rangkaian integrator terhadap response
transien dari rangkaian pertama sehingga
pada port output terakhir diperoleh sinyal
segitiga.
Pada gambar 4-24 didapat VTC
yang mirip dengan gambar 2-5. Gambar ini
mendekati VTC rangkaian komparator namun
dengan bentuk yang tidak kotak.
4.4
PEMBANGKIT
PERSEGI
GELOMBANG
1
2
4.5
OSILATOR CINCIN
f=
berikut
dapat
Gambar 4-30 Pengamatan Osilator cincin dengan 5
inverter
1
2n t d
Fmin (MHz)
Fmax (MHz)
3.33
8.33
1.429
3.57
5. KESIMPULAN
Rangkaian
osilator
dapat
berupa
rangkaian
pembangkit
sinusoidal
maupun non-sinusoidal.
1
3
Secara
umum
rangkaian
osilator
nonsinusoid bekerja berdasarkan prinsip
slew rate dan delay komponen Op amp.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
Mervin
T.Hutabarat,
Petunjuk
Pratikum Elektronika II , Laboratorium
Dasar Teknik Elektro STEI - ITB,
2015.
1
4
Lampiran Persiapan
1. F = 1 kHz
A = 10 Vpp
Vm = A = 5 V
Vm = (R1/R2 )Vs
R1/R2 = 1/3
Maka didapat R1 10 k dan R2 30 k atau R1 1,8 k dan R2 5,4 k
C = 18 nF x 2 = 36 nF
F = (R2/R1)(1/CR)/4
R = 20,933 k
2. F = 7 kHz
C = 18 nF
R = 20 k
Maka R1/R2 0,1
R1 = 5,6 k dan R2 = 56 k
3. Amplituda yang diinginkan 12 Vpp maka Vin = Amplituda/2 = 6 Vpp
(R1/R2) Vs = Vin
Vs adalah Vcc 1,5 = 13,5 V
R1/R2 = 6/13,5
Bisa dipilih kombinasi R1 = 12 k dan R2 = 27 k
Duty Cycle yang kami inginkan adalah 40%
RB/(RA+RB) = 0,4
RB = 0,4 RA + 0,4 RB
RB/RA = 2/3
Bisa dipilih kombinasi RB = 22 k dan RA = 33 k
F = 2R2(VS-VD)/(C.R1.VS(RA+RB))
F = 5 kHz dan VD adalah 0,7 V
Maka bisa didapatkan nilai C = 15 nF
4. R1, R2 dan C seperti pada nomor 3
Kami memilih Duty Cycle sebesar 40%
RA=
f .C . ln(
D
2 ( R 1+ R 2 ) ( V S V D )
R 1. V S ( R1+ R 2 ) V D
R A 3,8 k
RB =
f .C . ln(
RB 1,6 k
1D
2 ( R 1+ R 2 ) ( V S V D )
R 1. V S ( R 1+ R 2 ) V D