Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA II (14S3112)


MODUL 4: OSILATOR RC
Josua Marihot Panjaitan (14S17048)
Tanggal Percobaan : 27 November 2019

[14S3112] [Praktikum Elektronika II]

[Laboratorium Dasar Teknik Elektro] – Teknik Elektro Institut Teknologi Del

Abstrak

Pada praktikum ini, akan dilakukan beberapa percobaan yang terdiri dari osilator Rc, rangkaian osilator
dengan resonator, rangkaian pembangkit gelombang segitiga, pembangkit gelombang persegi, dan
osilator cincin. Pada rangkaian ini, akan dilakukan 2 pengamatan yang terdiri dari pengamatan osilasi dan
kriteria osilasi (untuk osilator jembatan wien, osilator penggeser fasa, dan osilator kuadratur) serta
pengendalian amplitude (pada osilator penggeser fasa).

Keyword – Osilator RC, osilator kuadratur.

I. PENDAHULUAN. suatu rangkaian yang menghasilkan keluaran


yang amplitudonya berubah-ubah secara

P
ada praktikum ini, akan dilakukan periodik dengan waktu. Keluarannya dapat
beberapa percobaan yang terdiri dari berupa gelombang-gelombang sinusoida,
osilator RC, rangkaian osilator dengan persegi, pulse, segitiga, atau gelombang gigi
resonator, rangkaian pembangkit gelombang gergaji.
segita, pembangkit gelombang persegi, dan
osilator cincin. Pada praktikum ini, memiliki tujuan yang
akan dijelaskan sebagai berikut:
Ada banyak sistem elektronik yang
menggunakan rangkaian untuk mengubah DC a. Mengamati dan menganalisa rangkaian-
menjadi AC yang bermanfaat. Osilator, rangkaian osilator umpan balik resistor dan
generator, termasuk kelompok rangkaian yang kapasitor (RC).
ini. Pada penerima radio, DC diubah menjadi b. Mengamati dan menganalisa keadaan untuk
AC yang memiliki frekuensi tinggi. menjamin terjadinya osilasi
c. Mengamati dan menganalisa pengaturan
Osilator juga digunakan untuk menghasilkan amplituda output osilator.
horizontal dan vertical untuk mengontrol atau
mengatur elektron pada TV. Osilator merupakan
II. LANDASAN TEORITIS. frekuensi tertentu. Osilator gelombang sinus
biasanya termasuk kelompok osilator dengan
Osilator adalah suatu rangkaian yang frekuensi operasi dari beberapa Hz mencapai
menghasilkan keluaran yang amplitudonya juataan Hz. Osilator feedback banyak digunakan
berubah-ubah secara periodic dengan waktu. pada rangkaian penerima audio¸ TV, dan
Keluarannya bisa berupa gelombang pulse, transmitter.
sinusoida, gelombang persegi, gelombang
segitiga, atau gelombang gigi gergaji. Osilator relaksasi merespon piranti
elektronik yang dimana akan bekerja pada
Osilator bisa dibangun dengan selang waktu tertentu kemudian mati untuk
menggunakan beberapa karakteristik dasar, periode waktu tertentu. Kondisi pengoperasian
yaitu: ini berulang secara mandiri dan kontinu. Osilator
ini biasanya membangkitkan gelombang kotak
- Menggunakan komponen-komponen yang
atau segitiga. Aplikasi osilator ini diantaranya
memperlihatkan karakteristik resistansi
pada generator horizontal dan vertical pada TV.
negatif, dan yang lazimnya menggunakan
Osilator relaksasi dapat merespon aplikasi
dioda terobosan dan UJT.
frekuensi rendah dengan sangat baik.
- Menggunakan umpan balik positif pada
penguat. Umpan balik pada positif Osilator Hartley banyak digunakan pada
menguatkan desah internal yang terpadat rangakaian penerima audio AM dan FM.
pada penguat. Jika keluaran penguat sefasa Frekuensi resonansi ditentukan oleh harga T1
dengan masukkannya, maka osilasi akan dan C1. Kapasitor C2 berfungsi sebagai
terjadi. penggandeng AC ke basis Q1. Tegangan panjar
Q1 diberikan oleh resistor R2 dan R1. Kapasitor
C4 sebagai penggandeng variansi tegangan
Banyak rangkaian yang dapat digunakan kolektor dengan bagian bawah T1. Kumparan
untuk membangkitkan gelombang sinus. Dan penarik RF (L1) menahan AC supaya tidak ke
yang paling populernya adalah Osilator Clapp, catu daya. L1 juga berfungsi sebagai beban
Osilator Colpitt, Osilator Kristal, dan Jembatan rangkaian. Q1 adalah dari tipe n-p-n dengan
Wien. Setiap tipe mempunyai keuntungan konfigurasi emitter bersama.
khusus dan daerah penerapan masing-masing.
Osilator Colpitts sangat mirip dengan
Jembatan Wien banyak digunakan dalam
osilator Shunt-Fed Hartley. Perbedaannya adalah
osilator frekuensi audio yang terutama karena
pada bagian tangkinya. Pada osilator Colpitts,
kemantapan frekuensinya yang sangat baik dan
digunakan dua kapasitor sebagai pengganti
relatif mudah dibuat.
kumparan yang terbagi. Balikan dikembangkan
Berdasarkan metode pengoperasiannya, dengan menggunakan medan elektrostatik
osilator dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu melalui jaringan pembagi kapasitor. Frekuensi
osilator balikkan/feedback dan osilator relaksasi. ditentukan oleh dua kapasitor yang terhubung
seri dan induktor.
Pada osilator feedback, sebagian daya
keluaran dikembalikan ke masukkan yang Osilator Clapp adalah versi modifikasi
misalnya dengan menggunakan rangkaian LC. osilator Colpitt dengan kemantapan frekuensi
Osilator biasanya dioperasikan pada frekuensi yang lebih baik.
tertentu. Osilator biasanya dioperasikan pada
Osilator dan Umpan Balik Positif. Osilator dengan Op-Amp, Resistor, dan
Kapasitor (RC Oscillator).
Sistem dengan umpan balik secara umum
dapat digambarkan dengan diagram blok pada A. Implementasi Kriteria Osilasi.
gambar di bawah ini.
Ada banyak cara untuk mencapai kriteria
terjadinya osilasi di atas, namun untuk
kemudahannya dalam perancangan sering kali
dipilih keadaan-keadaan sebagai berikut:

Blok A merupakan fungsi transfer maju dan Contoh implementasi untuk ketiga keadaan
blok β merupakan fungsi transfer umpan tersebut, secara berurutan adalah Osilator
baliknya. Pada sistem dengan umpan balik ini Jembatan Wien, Osilator Penggeser Fasa, dan
dapat diturunkan penguatan tegangannya pada Osilator Kuadratur yang rangkaian umumnya
persamaan di bawah ini. pada di bawah ini.

Secara umum persamaan di atas


menunjukkan bahwa adanya tiga keadaan yang
ditentukan oleh denominatornya. Salah satu
keadaan tersebut adalah saat denominator
menjadi nol. Saat itu nilai Af menjadi tak hingga.
Secara matematis, pada keadaan ini bila
diberikan sinyal input nol atau Vi = 0V, akan
menjadikan tegangan VO dapat bernilai berapa
saja. Keadaan seperti inilah yang menjadi
prinsip pembangkitan sinyal atau osilator
sinusoidal dengan umpan balik yang disebut
sebagai Kriteria Barkhausen. Osilator Jembatan Wien secara umum
mempunyai frekuensi osilasi dan penguatan
Dalam rangkaian kriteria itu, dilihati dari yang diperlukan untuk terjadinya osilasi sebagai
total penguatan loop terbuka L sebagai berikut: berikut:
Dalam realisasinya, pada merancang B. Pengendalian Amplituda.
Osilator Jembatan Wien sering kali di pilih R1 =
Kriteria osilasi sangat ketat, bila L > 1 maka
R2 = R dan C1 = C2 = C, sehingga frekuensi
rangkaian umpan balik menjadi tidak stabil dan
osilasinya menjadi Ꞷ = ⁄ dan penguatan dimana bila L < 1 osilasi tidak akan terjadi. Oleh
yang diperlukan Am = 3. karena itu, penguat pada osilator menjamin L >
1 saat dimulai operasi dan kemudian dibatasi
Nilai lain yang sering digunakan adalah R1 = pada nilai L = 1 saat beroperasi. Cara yang
R, R2 = 10R, C1 = C/10. Dan C2 = 10C dengan umum digunakan untuk kendali tersebut adalah
frekuensi osilasi Ꞷ = ⁄ namun dengan rangkaian pembatas amplitude (clipper)
penguatannya hanya Am = 3. atau pengendali penguat otomatis (automatic
gain control, AGC).
Untuk Osilator Penggeser Fasa, frekuensi
osilasi dan penguatan yang diperlukan adalah: Cara prinsip kerja rangkaian pembatas
amplituda adalah memanfaatkan dioda pada
resistor penentu penguatan rangkaian penguat
operasional. Dioda akan konduksi dan
mempertahankan nilai teganganya bila
memperoleh tegangan lebih dari tegangan cut-in.

Sedangkan untuk osilator kuadratur Prinsip kerja pengendali penguatan otomatis


frekuensi osilasinya adalah: adalah dengan menggantikan resistor penentu
penguatan rangkaian penguat operasional
dengan transistor (FET). Tegangan output
disearahkan dan digunakan untuk
mengendalikan resistansi transistor.

Cara lain yang digunakan adalah dengan


menggunakan Piece Wise Liniear Limiter.
Dan untuk masing-masing integrator
Prinsip cara ini adalah menjadikan penguat
(inverting dan non-inverting) penguatannya
memberikan penguatan pada amplituda yang
adalah:
berbeda dengan ditentukan dengan dioda dan
resistor.

Adapun alat dan komponen yang akan


digunakan pada praktikum ini, adalah:

 Kit Praktikum Osilator Sinusoidal.


Dalam perancangannya, bila dipilih R1=R2=R,  Generator Sinyal.
R3=R4 dan C3=C4 maka diperoleh penguatan  Osiloskop.
pada masing-masing opamp 1 (satu) dan  Multimeter.
penguatan loop terbuka juga 1 (satu).  Catu Daya Ter-regulasi (2bh).
 Kabel dan asesori pengukuran.
 Aerosol udara terkompresi.
III. PROSEDUR PERCOBAAN.

Pengamatan Osilasi dan Kriteria Osilasi.

1. Menyusun rangkaian osilator Jembatan


Wien pada gambar di bawah ini, dengan
nilai resistansi R = 1,8k Ω, kapasitansi C =
18 nF, resistansi Ri = 10k Ω, dan resistansi
Rf = 20k Ω. Tegangan catu daya operasional
VCC = 15V dan –VCC = -15V.

4. Memindahkan input kanal 2 osiloskop Vx.


Mengamati dan mencatat amplituda dan fasa
peredaman pada rangkaian umpan balik.
5. Menyusun rangkaian pada gambar di bawah
ini untuk rangkaian osilator penggeser fasa.
Menggunakan nilai R = 1,8k Ω, kapasitansi
C = 18nF, dan resistansi Rf sedikit di atas
52,2k Ω. Tegangan pada catu daya penguat
2. Memghubungkan terminal output VO dengan operasional VCC = 15V dan –VCC = -15V.
6. Mengulangi langkah 2-4 di atas untuk
kanal 2 osiloskop. Mengatur resistansi Rf
rangkaian osilator penggeser fasa ini.
sehingga diperoleh rangkaian yang
berisolasi dengan output sinyal sinusoid
yang baik. Mengamati dan mencata
amplitudo dan frekuensi sinyal keluarannya,
serta mengukur resistansi Rf.
3. Memutuskan rangkaian pada simpul P dan
menghubungkan simpul input rangkaian
umpan balik atau feedback dengan generator
sinyal dengan frekuensi sesuai pengamatan
atau perhitungan pada gambar.
Menghubungkan juga sinyal dari generator
sinyal ini ke input kanal 1 osiloskop.
Mengamati dan mencatat amplituda dan fasa
penguatan total loop.
Pengendalian Amplituda. IV. HASIL DAN ANALISIS.
7. Gunakan rangkaian osilator penggeser fasa Percobaan 1A.
dan mengatur resistasnsi Rf sehingga output
osilator diperoleh 18 VPP (atau nilai lain
yang lebih rendah yang dapat diperoleh
dengan mudah).
8. Menggunakan udara terkompresi untuk
mendinginkan penguat operasional dan
mengamati apa yang terjadi pada amplituda
output osilator.
9. Mengatur kembali resistansi Rf sehingga
output diperoleh sekitar 25 VPP atau lebih.
10. Menghubungkan penguat dengan pembatas
amplituda seperti pada gambar di bawah ini.
Menggunakan pembatas amplituda dengan
resitansi RA = 5,6k Ω dan RB = 3,3k Ω.
11. Gunakan udara terkompresi untuk
mendinginkan penguat operasional dan
mengamati apa yang terjadi pada amplituda Gambar Rangkaian Osilator Jembatan Wien dengan
output osilator. Penguat Operasional.

Mencari Ꞷ.

2πf = Ꞷ =

Ꞷ=

Ꞷ=

Ꞷ=

Ꞷ = 30864,19 rad/s

Osilator Kuadratur.
Mencari AV secara hitungan.
12. Menyusun rangkaian osilator kuadratur
seperti pada gambar yang ada di atas AV = 1 + +
sebelumnya. Menggunakan nilai resistansi R
= 1,8k Ω, kapasitansi C = 18Nf, resistansi Ri AV = 1 + +
sekitar 10k Ω.
13. Mengulangi langkah 2-4 untuk rangkaian AV = 3 V/V.
osilator penggeser fasa ini.
Mencari Rf secara hitungan. Percobaan 1B.

AV = 1 + Rf/Rin

3 = 1 + Rf/10

Rf = 20k .

Mencari f secara hitungan.

2πf = Ꞷ

f= Gambar Rangkaian Pengukuran Open Loop Osilator
Jembatan Wien.

f=

f = 4912,18 Hz.

f = 4,912k Hz.

Hasil Rf dan frekuensi pada multimeter.

Rf = 18,71k Ω.
Gambar hasil gelombang pada Osiloskop.
f = 5,2k Hz.

Gambar gelombang pada osiloskop.


Gambar hasil gelombang pada Osiloskop.

Analisis : Pada percobaan ini, diperoleh nilai


frekuensi yang menyebabkan output berosilasi Analisis : Pada percobaan pengukuran Open
(tanpa adanya input) yaitu sebesar 4,912k Hz. Loop Osilator Jembatan Wien, terbukti bahwa
Nilai ini tidak terlalu jauh berbeda dengan pada frekuensi resonansi diperoleh penguatan
multimeter yaitu 5,2k Hz. Begitu juga dengan Aβ = 1 dengan beda fasa total pada loop = 0º
Rf. baik itu pada Vx vs Vi maupun Vo vs Vi.
Percobaan 2A. AV =

AV = 20,76 V/V.

Mencari Rf secara perhitungan.

AV =

Gambar Rangkaian Osilator Penggeser Fasa.


20,76 =

Rf =

Mencari Ꞷ secara hitungan.


Rf = 37384,61 Ω
2πf = Ꞷ = Rf = 37,4k Ω.

Ꞷ =

Hasil Rf dan frekuensi pada multimeter.
Ꞷ =
Rf = 57,1k Ω.
Ꞷ = 12600,25 rad/s.
f = 1,93k Hz.

Mencari frekuensi secara perhitungan.


Analasisi : Berdasarkan hasil percobaan ini yang
2πf = Ꞷ telah diperoleh, bahwa nilai Rf secara
perhitungan memiliki nilai 37,4k Ω dan pada
Ꞷ multimeter memiliki nilai 57,1k Ω tidak terlalu
f =
jauh berbeda. Adanya perbedaan tersebut
dibedakan karena adanya nilai toleransi yang ada
f =
pada setiap komponen yang telah digunakan.
f = 2006,41 Hz.

f = 2,006k Hz.

Mencari AV secara perhitungan.

AV = =

VX, Vo = Output; Vi = Input.


Gambar hasil gelombang pada Osiloskop.
Percobaan 2B. Percobaan 3 (Pengendalian Amplituda).

Gambar Rangkaian Pengukuran Open Loop-nya.

Gambar rangkaian Osilator Penggeser Fasa dengan


Pembatas Amplituda.

Mencari AV secara perhitungan.

Gambar hasil gelombang pada Osiloskop. AV = =

AV =

AV = 1,07 V/V.

Gambar hasil gelombang pada Osiloskop.

Mencari AV secara perhitungan.

AV = = Gambar hasil gelombang pada Osiloskop.

AV =

AV = 4,53 V/V.

Analisis : Pada percobaan ini, tidak akan


mengalami penguatan dan fasanya tetap sama
(Vo VS Vi) dan memiliki beda fasa yaitu sebesar
180º. Gambar hasil gelombang pada Osiloskop.
Analasisis :Bila nilai resistansi semakin besar Penggeser Fasa, dan Kuadratur. Pada
terhadap Rf, maka output pada osilator semakin percobaan yang telah digunakan, resistansi
lama semakin besar. (Nilai output pada osilator variabel Rf agar dapat dilakukan dengan
tidak dapat mencapai 25 VPP). mengatur nilai penguatan sehingga dapat
sesuai dengan kriteria Barkhausen.

Percobaan 4 (Osilator Kuadratur).


VI. REFERENSI.
Pada percobaan ini, kami tidak sempat
melakukannya karena kami kekurangan waktu [1]. Widowati 1979. Pesawat Elektronika 2.
dan kami juga mengalami kendala pada alat dan Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
komponen yang kami gunakan sehingga
membuat kami lama dalam melakukan [2]. Mervin T Hutabarat, Praktikum Elektronika
percobaan ini. II Laboratorium Dasar Teknik Elektro ITB,
Bandung, 2015.

[4]. Adel S. Sedra and Kennet C. Smith,


V. KESIMPULAN. Mircoelectronic Circuits, Oxford University
Press, USA, 2004.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan
pada praktikum ini, maka dapat diperoleh [5]. Sutanto. 2006. Rangkaian Elektronika
kesimpulan sebagai berikut: Universitas Indonesia-Press: Jakarta.

1. Pada prinsip kerja pembangkitan sinyal


sinusoidal adalah dengan menggunakan
rangkaian umpan balik atau feedback yang VII. LAMPIRAN
positif. Pada rangkaian tersebut, harus
memenuhi kriteria Barkhausen, yang berarti
penguatan open loop sama dengan 1 dan
beda fasanya antara input dan output yang
dihasilkan adalah 0º atau 360º. Osilasi akan
terjadi jika pada frekuensi ketika kedua
kriteria Barkhausen tersebut sudah
terpenuhi.
2. Cara pengendalian pada amplituda memiliki
tujuan untuk menjaga kestabilan osilasi
dengan mempertahankan nilai-nilai
amplituda pada berbagai nilai penguatan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa untuk
menjamin terjadinya osilasi, dapat dilakukan
dengan cara rangkaian pengendalian
amplituda.
3. Rangkaian osilator umpan balik (feedback)
RC yang telah digunakan pada praktikum
ini, adalah rangkaian Jembatan Wien,

Anda mungkin juga menyukai