Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA II (14S3112)


MODUL 3: PENGUAT TRANSISTOR DENGAN
UMPAN BALIK
Josua Marihot Panjaitan (14S17048)
Tanggal Percobaan : 13 November 2019

[14S3112] [Praktikum Elektronika II]

[Laboratorium Dasar Teknik Elektro] – Teknik Elektro Institut Teknologi Del

Abstrak

Pada praktikum modul 3 ini berjudul Penguat Transistor dengan Umpan Balik. Penguat resistor dapat
diberikan dengan umpan balaik (feedback) adalah sebagai mengembalikan keluaran (output) ke bagian
masukkan (input). Sinyal umpan balik berasal dari sebagian dari output yang dikembalikan ke input.
Sinyal yang akan kembali ini akan bergantung dengan input asal, yang menghasilkan perubahan-
perubahan yang sangat besar dalam penampilan dari sistem tersebut. Umpan balik dapat juga dibagi
menjadi dua bagian, yaitu umpan balik positf, dan umpan balik negatif.

Keywords: Umpan balik (feedback), output, input, umpan balik positif dan negatif.

I. PENDAHULUAN. keluaran yang buruk pada saat gangguan,


misalnya derau masuk pada sitem dan

P
ada percobaan yang berjudul Penguat bercampur dengan input.
Transistor dengan Umpan Balik. Umpan
balik atau yang sering disebut sebagai Untuk memperoleh sistem yang lebih baik,
feedback merupakan sebagian dari output digunakan umpan balik (feedback) seperti output
dikembalikan lagi pada bagian input. dikembalikan ke input untuk melihat perbedaan
output dengan rujukan yang diharapkan.
Sinyal yang kembali ini bergabung dengan
input asal, yang menghasilkan perubahan yang Adapun tujuan dari percobaan yang berjudul
cukup signifikan besar dalam penampilan dari Penguat Transistor dengan Umpan Balik,
sistem. sebagai berikut:

Sistem pada loop terbuka sangatlah rentan a. Kami praktikan dapat mengamati dan
pada gangguan dari luar. Berapa besarnya mengenali prinsip umpan balik pada
ketelitian pada sistem itu akan menghasilkan rangkaian.
b. Kami juga dapat mengamati, mengukur, dan ideal cocok untuk aplikasi tertentu. Namun yang
menganalisa efek umpan balik pada digunakan adalah umpan balik seri-paralel (SP)
frekuensi pole rangkaian orde satu filter dan umpan balik parallel-paralel (PP).
frekuensi rendah dan filter frekuensi tinggi.
c. Kami juga dapat mengamati dan mengenali
cara memberikan umpan balik pada penguat
satu transistor.
d. Dan yang terakhir. Kami juga dapat
mengamati, mengukur, dan serta
menganalisa efek umpan balik pada
karakteristik penguat seperti resistansi input,
resistansi output, dan penguatan.

II. LANDASAN TEORITIS.

Pada sistem kendali, umpan balik sebagian


dari output dikembaliken ke input. Sinyal yang
akan kembali ini bergabung dengan input asal,
yang menghasilkan perubahan-perubahan yang
besar dalam penampilan daripada sistem.

Penguat transistor dapat diberikan umpan


balik untuk memperoleh keuntungan perilaku Sistem dengan Umpan Balik.
rangkaian dengan umpan balik, seperti pada
Sistem dengan loop terbuka sangat rentan
bandwith dan resistanasi input dan output.
pada gangguan dari luar. Berapapun besarnya
Pengambilan sampel dari output dapat ketelitian sistem itu, akan menghasilkan
dilakukan dengan cara menggunakan resistor, keluaran (output) yang buruk saat gangguan
baik secara seri untuk memberikan umpan balik misalnya derau masuk pada sistem, misalnya
tegangan, maupun dengan parallel untuk bercampur dengan input.
memberikan umpan balik arus.
Untuk memperoleh sistem yang lebih baik
Penggunaan resistor ini diharapkan tidak digunakan umpan balik. Pada seperti ini output
mengubah titik kerja rangkaian. Untuk dikembalikan ke input untuk melihat perbedaan
analisanya, rangkaian penguat dan rangkaian output dengan rujukan yang diharpkan. Sistem
umpan balik di-model-kan dahulu sebagai umpan balik ini tampak pada Gambar 2-1 di
jaringan 2 port. bawah ini.

Terdapat 4 hubungan umpan balik dasar,


yaitu rangkaian umpan balik seri-paralel (SP),
umpan balik parallel-paralel (PP), umpan balik
seri-seri (SS), dan umpan balik parallel-seri
(PS). Dari ke-4 jenis hubungan itu, masing-
masing memiliki sifat-sifat khusus yang secara
berupa tegangan dan arus. Representasi sinyal
itu dapat dinyatakan dengan Rangkaian
Thevenin atau Norton.

Untuk penguat dengan umpan balik maka


ada empat kemungkinan jenis penguat, yaitu
penguat tegangan, penguat arus, penguat
transkonduktansi, dan penguat transresistansi.

Tabel 2-1 menunjukkan efek umpan balik


Pada grafik itu, G(s) adalah fungsi transfer pada penguatan resistansi input dan output
maju dari sistem, H(s) fungsi transfer umpan seluruh konfigurasi tersebut.
balik, X(s) sinyal input rujukan untuk sistem,
Y(s) sinyal keluaran yang diperoleh, dan ε(s)
perbedaan sinyal keluaran dengan rujukan atau
galat (error). Secara keseluruhan sistem dengan
umpan balik itu akan memberikan fungsi
transfer Gf(s) seperti yang ada pada persamaan
di bawah berikut ini.

Untuk sistem seperti yang ada di atas, G(s)


maupun H(s) dapat merupakan fungsi yang
kompleks atau juga fungsi sederhana. Sistem
dengan fungsi kompleks menjadi bagian dari
studi bidang kendali. Dalam bidang elektronika,
sistem dengan umpan balik banyak digunakan
dengan penguat dan filter. Sistem seperti ini
menggunakan fungsi G(s) dan H(s) yang
cenderung lebih sederhana.

Respons Umum Penguat dengan Umpan


Balik.

Untuk penguat dengan umpan balik, G(s)


merupakan fungsi penguatan A. Fungsi transfer
umpan baliknya H(s) merupakan fungsi scalar β.
Sinyal yang diperkuaat dalam elektronika dapat
Pada kasus seperti ini, persamaan fungsi
transfer untuk penguat dengan umpan balik
scalar β akan memberikan penguatan
keseluruhan Af(s) seperti pada persamaan ini.

Pada persamaan di atas, dapat dilihat bahwa


pada penguat LPF orde satu dengan umpan
balik, penguatan akan terskala turun sebesar
(1+Amβ) dan sebaliknya frekuensi pole atau
frekuensi sudut (corner frequency) akan terskala
naik sebesar (1+Amβ). Frekuensi pole menjauh
menuju tak hingga dengan peningkatan
penggunaan loop terbuka. Perkalian penguatan
Untuk dapat menggunakan persamaan di keseluruhan dan frekuensi pole akan tetap.
atas, rangkaian perlu terlebih dahulu dikenali
Besaran terakhir ini disebut Gain Bandwith
konfigurasinya. Hubungan series menambah
Product (GBW Product) sebuah Op-Amp.
atau tegangan pada input dan mencuplik arus
Besaran ini juga merupakan figure of merit dari
pada output. Hubungan shunt menambah atau
sebuah penguat.
mengurangi arus pada input dan mencuplik
tegangan pada output. Untuk penguat dengan kopling kapasitif,
penguat juga mempunyai respons HPF pada
frekuensi rendahnya. Fungsi transfer penguat
Respons Frekuensi Penguat dengan Umpan dapat ditulis seperti pada persamaan di bawah
Balik. berikut ini.

Secara alamiah, setiap penguat mempunyai


penguatan pada frekuensi terbatas. Perilaku ini
seringkali di-model-kan dengan orde satu,
misalnya untuk respons filter rendah (Low Pass
Filter (LPF)) satu pole, maka fungsi transfer
dapat ditulis seperti pada persamaan di bawah
ini.
Pada kasus HPF orde 1 ini, penguatan akan 2. Melakukan pengamatan dan pengukuran
terskala turun sebesar (1+Amβ). Frekuensi pole untuk penguatan, frekuensi cut-off, dan
mendekati nol (letak zero) dengan peningkatan resistansi input rangakain itu. (Catatan:
penguatan loop terbuka. Rangakaian ini mempunyai umpan balik
pada arus bias atau DC namun untuk sinyal
AC, penguat tidak mempunyi umpan balik
karena adanya kapasitor bypass CB parallel
Umpan Balik untuk Linierisasi.
ke resistor emitor RE).
Umpan balik dapat digunakan untuk 3. Memutuskan hubungan kapasitor bypass CB
menekan non-liniearitas penguat. Salah satu dari resistor RE sehingga diperoleh
contoh umpan balik untuk menekan cross over rangkaian seperti pada Gambar 3-2.
distortion yang muncul pada penguat push-pull 4. Melakukan ulang pengamatan dan
kelas B seperti yang dilakukan pada percobaan pengukuran untuk penguatan, frekuensi cut-
penguat daya. Umpan balik juga dapat off, dan resistan input pada rangakaian itu.
digunakan untuk menekan non-liniearitas
saturasi pada penguat.

III. PROSEDUR PERCOBAAN.

Penguat Transistor dengan Umpan Balik.

1. Menggunakan rangakaian pada kit


praktikum untuk menyusun rangkaian
seperti tampak pada Gambar 3-1.
Memberikan sinyal input sinusoidal sebesar
100 mVpp , 1k Hz dari generator sinyal dan
mengamati sinyal input dan output dengan
osiloskop.

5. Menghubungkan kembali kapasitor bypass


CB dari resistor emitor RE dan
menghubungkan juga resistor RF dan
kapasitor CF sehingga diperoleh pada
Gambar 3-3.
6. Melakukan ulang pengamatan dan
pengukuran untuk penguatan, frekuensi cut-
off, dan resitansi input dan output rangkaian
itu.
7. Melakukan percobaan seperti pada langkah
1-6 untuk Gambar 3-3.
Tabel untuk mencari nilai Vin, Vout, A, dan Rin.

Untuk mencari A (gain):

A = Vo/Vi

Selain itu, akan dilakukan untuk mencari


IV. HASIL DAN ANALISIS. berapa nilai dB dari setiap frekuensinya dan
gambar gelombang pada osiloskop.
Penguat Transistor dengan Umpan Balik
Pada Rangkaian 1. a. dB pada 1k Hz.

dB =

dB =

dB =

dB = 37,30 dB

Pada rangakaian yang ada terdapat di atas,


beberapa frekuensi yang akan digunakan, yaitu
1k Hz, 500 Hz, 250 Hz, 125 Hz, 70 Hz, 30 Hz,
15 Hz, dan ≤ 10 Hz. Dan yang akan dicari itu
adalah Vin, Vout, A, Rin, serta mencari berapa Gambar Gelombang pada 1k Hz.
dB dari setiap frekuensinya.
b. dB pada 500 Hz. d. dB pada 125 Hz.
dB =
dB =

dB = dB =

dB = dB =
dB = 35,56 dB
dB = 32,95 dB

Gambar gelombang pada 500 Hz.


Gambar Gelombang pada 125 Hz.

c. dB pada 250 Hz.


e. dB pada 70 Hz.
dB =
dB =
dB =
dB =
dB =
dB =
dB = 34,93 dB
dB = 29,36 dB

Gambar gelombang pada 250 Hz. Gambar gelombang pada 70 Hz.


f. dB pada 30 Hz. h. dB pada 5 Hz.

dB = dB =

dB = dB =

dB = dB =

dB = 23,94 dB dB = 16,09 dB

Gambar gelombang 5 Hz.


Gambar gelombang pada 30 Hz.

Gambar Grafik frekuensi terhadap A (gain).


g. dB pada 15 Hz.

dB =

dB =

dB =

dB = 19,75 dB

Analisis: Pengukuran penguatan dapat


dilakukan dengan menggunakan osiloskop.
Kanal 1 pada osiloskop dihubungkan ke input
rangkaian dan kanal 2 dihubungkan ke output
rangkaian.

Dan semakin besar nilai frekuensinya maka


semakin besar nilai A (gain) pada suatu
Gambar gelombang pada 15 Hz. rangkaian begitu juga sebaliknya.
Penguatan dapat dhitung dengan Selain itu, akan dilakukan untuk mencari
menggunakan rumus: berapa nilai dB dari setiap frekuensinya dan
gambar gelombang pada osiloskop.
Penguatan =
a. dB pada 1k Hz.

dB =
Pada perhitungan yang telah diperoleh, nilai
amount of feedback. Nilai ini yang akan dB =
menjadi mempengaruhi penguatan dan frekuensi
pole dari rangkaian. dB =

dB = 36,62 dB

Penguat Transistor dengan Umpan Balik


Pada Rangkaian 2.

Gambar Gelombang pada 1k Hz.

b. dB pada 500 Hz.

dB =
Pada rangakaian yang ada terdapat di atas,
beberapa frekuensi yang akan digunakan, yaitu
dB =
1k Hz, 500 Hz, 250 Hz, 125 Hz, 70 Hz, 30 Hz,
15 Hz, dan ≤ 10 Hz. Dan yang akan dicari itu
dB =
adalah Vin, Vout, A, Rin, serta mencari berapa
dB dari setiap frekuensinya. dB = 37,3 dB

Tabel untuk mencari nilai Vin, Vout, A, dan Rin.


Gambar gelombang pada 500 Hz.

Gambar Gelombang pada 125 Hz.

c. dB pada 250 Hz.

dB = e. dB pada 70 Hz.

dB = dB =

dB = dB =

dB = 35,80 dB dB =

dB = 30,83 dB

Gambar Gelombang pada 250 Hz.

Gambar Gelombang pada 70 Hz.

d. dB pada 125 Hz. f. dB pada 30 Hz.

dB = dB =

dB = dB =

dB = dB =

dB = 32,32 dB dB = 24,60 dB
Gambar Gelombang pada 30 Hz.
Gambar Gelombang pada 5 Hz.

g. dB pada 15 Hz.
Gambar Grafik frekuensi terhadap A (gain).
dB =

dB =

dB =

dB = 20,79 dB

Analisis: Hasil perhitungan amount of


feedback akan mempengaruhi penguatan dan
frekuensi pole dari rangkaian. Pada nilai
penguatan akan mengalami pennurunan.

Gambar Gelombang pada 15 Hz.


Nilai yang diperoleh dari hasil percobaan,
adalah sesuai yang tertera pada tabel yang sudah
h. dB pada 5 Hz. dilampirkan. Selain itu, semakin besar nilai A
(gain) terhadap frekuensi, maka semakin besar
dB = juga nilai frekuensi yang akan dihasilkan.

dB =

dB =

dB = 20,65 dB
Penguat Transistor dengan Umpan Balik a. dB Pada 1k Hz.
Pada Rangkaian 3.
dB =

dB =

dB =

dB = 12,54 dB

Pada rangakaian yang ada terdapat di atas,


beberapa frekuensi yang akan digunakan, yaitu Gambar Gelombang 1k Hz.
1k Hz, 500 Hz, 250 Hz, 125 Hz, 70 Hz, 30 Hz,
15 Hz, dan 5 Hz. Dan yang akan dicari itu
adalah Vin, Vout, A, Rin, serta mencari berapa
b. dB pada 500 Hz.
dB dari setiap frekuensinya.
dB =

dB =

dB =

dB = 10,95 dB

dB ≈ 11 dB

Tabel untuk mencari nilai Vin, Vout, A, dan Rin.

Selain itu, akan dilakukan untuk mencari


berapa nilai dB dari setiap frekuensinya dan
gambar gelombang pada osiloskop.
Gambar Gelombang 500 Hz. Gambar Gelombang 125 Hz.

c. dB pada 250 Hz. e. dB pada 70 Hz.

dB = dB =

dB = dB =

dB = dB =

dB = 6,9 dB dB = 4,34 dB

Gambar Gelombang 250 Hz. Gambar Gelombang 70 Hz.

d. dB pada 125 Hz. f. dB pada 30 Hz.

dB = dB =

dB = dB =

dB = dB =

dB = 6,8 dB dB = 4,24 dB
Gambar Gelombang 30 Hz.

Gambar Gelombang 5 Hz.

g. dB pada 15 Hz.

dB = Gambar Grafik frekuensi terhadap A (gain).

dB =

dB =

dB = 3,97 dB

Analisis: Selain itu, adanya kapasitor


bypass yang menyebabkan nilai-nilai frekuensi
cut-off-nya menjadi semakin besar. Setelah itu,
ditambah dengan penggunaan CF pada
rangkaian, sehingga akan lebih memperbesar
frekuensi cut-off (karena kapasitor
Gambar Gelombang 15Hz. mempengaruhi offset DC yang akan
meningkatkan frekuensi cut-off).

h. dB pada 5 Hz.
ANALISIS TAMBAHAN.
dB =
Umpan balik pada penguat satu transistor
dB = memiliki tujuan untuk memperbaiki stabilitas
titik kerja transistor pada perubahan faktor
dB = transistor (β). Pada rangkaian penguat tersebut,
arus yang mengalir pada RC bukanlah IC. Karena
dB = 0,58 dB nilai dari IC lebih besar dari nilai IB.
V. KESIMPULAN. VII. LAMPIRAN

Berdasarkan pada percobaan yang akan


dilakukan pada praktikum ini, maka akan
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

A. Umpan balik pada rangkaian mempengaruhi


penguatan, resistansi input, dan frekuensi
pole-nya.
B. Rangkaian umpan balik akan memperbaiki
liniearitas dengan cara menekan cross-over
yang terjadi akibat saturasi. Batas saturasi
tegangan output lebih besar karena nilai
penguatannya turun sebesar 1+Aβ.
C. Rangkaian umpan balik akan menurunkan
penguatan sebesar 1+Aβ.
D. Selain itu kami juga kami dapat mengenali
dan memahami prinsip-prinsip umpan balik
pada rangkaian.
E. Dapat mengamati, mengukur, dan
menganalisa efek umpan balik pada
frekuensi pole rangkaian orde satu filter
frekuensi rendah dan filter frekuensi tinggi.
F. Mengenali bagaimana cara memberi penguat
pada umpan balik satu transistor.

VI. REFERENSI.

[1]. Widowati 1979. Pesawat Elektronika 2.


Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

[2]. Mervin T Hutabarat, Praktikum Elektronika


II Laboratorium Dasar Teknik Elektro ITB,
Bandung, 2015.

[4]. Adel S. Sedra and Kennet C. Smith,


Mircoelectronic Circuits, Oxford University
Press, USA, 2004.

[5]. Sutanto. 2006. Rangkaian Elektronika


Universitas Indonesia-Press: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai