Abstrak
In this practicum we will observe and analyze the oscillator and capacitor (RC) feedback loop oscillator, the conditions to
guarantee oscillation, and the setting of the oscillator output amplitude. It is hoped that we can do the practicum seriously
so that we get accurate data.
Keyword-feedback,capacitor,osicillator,amplitudo
1
Sedangkan untuk osilator kuadratur frekuensi osilasinya
adalah
Osilator dengan Opamp, Resistor, dan Kapasitor (RC
Oscillator)
Pengendalian Amplituda
Contoh implementasi untuk ketiga keadaan tersebut di atas, Kriteria osilasi sangat ketat, bila 𝐿 > 1 maka maka rangkaian
secara berurutan adalah Osilator Jembatan Wien, Osilator
umpan balik menjadi tidak stabil dan bila 𝐿 < 1 osilasi tidak
Penggeser Fasa, dan Osilator Kuadratur yang rangkaian
akan terjadi. Oleh karena itu, penguat pada osilator
umumnya tampak pada Gambar 4-2.
menjamin 𝐿 > 1 saat mulai dioperasikan dan kemudian
dibatasi pada nilai 𝐿 = 1 saat beroperasi. Cara yang umum
digunakan untuk kendali tersebut adalah dengan rangkaian
pembatas amplituda (clipper) atau pengendali penguatan
otomatis (automatic gain control, AGC).
Prinsip kerja rangkaian pembatas amplituda adalah
memanfaatkan dioda pada resistor penentu penguatan
rangkaian penguat operasional. Dioda akan konduksi dan
mempertahankan nilai tegangannya bila memperoleh
tegangan lebih dari tegangan cut - in .
Prinsip kerja pengendali penguatan otomatis adalah dengan
menggantikan resistor penentu penguatan rangkaian penguat
operasional dengan transistor (FET). Tegangan output
disearahkan dan digunakan untuk mengendalikan resistansi
transistor.
Cara lain adalah dengan menggunakan
Piece Wise Linear Limiter . Prinsip cara ini adalah
menjadikan penguat memberikan penguatan pada amplituda
yang berbeda yang ditentukan dengan dioda dan resistor.
Osilator Jembatan Wien secara umum mempunyai frekuensi
osilasi dan penguatan yang diperlukan untuk terjadinya
osilasi sebagai berikut:
3
Osilator Kuadratur Mencari Rf dengan perhitungan manual :
12. Susun rangkaian osilator kuadratur seperti pada
Gambar 4-2 (c). Gunakan nilai resistansi R=1,8kΩ, 𝐶2 𝑅1
kapasitansi C=18nF, resistansi Ri=10kΩ, dan 𝐴𝑚𝑝 = 1 + +
𝐶1 𝑅2
Resistansi Rf sekitar 10kΩ.
13. Ulangi langkah 2-4 di atas untuk rangkaian osilator 18𝑛𝐹 1.8𝑘Ω
𝐴𝑚𝑝 = 1 + +
penggeser fasa ini. 18𝑛𝐹 1.8𝑘Ω
𝑅𝑓
3=1+
10
𝑅𝑓 =20
Amplitudo Frequensi Rf
sinyal Dik :
keluaran
Vpp/2 = 28/2=14 5.102 20kΩ Vin = 1 Vpp
Frequensi = 5.102
Vout Amplitudo Fase penguatan
loop(Ø)
1.86Vpp Vpp/2=1.86/2=0.93 53o
Analisis:
Dari data di atas dapat kita lihat bahwa gelombang berbentuk
sinusoidal pada saat Rf nya 20kΩ, akan tetapi dapat kita lihat
bahwa pada gambar yang kami miliki gelombang nya tidak
persis seperti geombang sinusoidal itu dikarenakan oleh alat
yang kami pakai . Dan pada saat kita cocok kan hasil Rf pada
saat percobaan dengan hasil Rf pada perhitungan manual ,
hasilnya sama sehingga dapat kita simpulkan bahwa
percobaan kita berhasil.
5
Analisis:
Dari data di atas dapat kita lihat bahwa rangkaian tersebut
mengalami peredaman dari Vin = 1Vpp menjadi Vout =
480mVpp berarti data kita sesuai dengan teori nya atau
sesuai dengan prosedur percobaan dari modul .
Mencari fase peredaman loop dari data osiloskop
𝑦
∅ = 𝑡𝑎𝑛 −1 ( )
𝑥
1
∅ = 𝑡𝑎𝑛 −1 ( )
2
Analisis :
Dari data di atas dapat kita lihat bahwa rangkaian tersebut ∅ = 26.56𝑜
mengalami penguatan dari Vin= 1Vpp menjadi Vout =1.86.
berarti data kita sesuai dengan teori nya atau sesuai dengan
prosedur percobaan dari modul . Tabel 4
Rangkaian Osilator Penggeser Fase
Mencari fase penguatan loop dari data osiloskop:
𝑦
∅ = 𝑡𝑎𝑛−1 ( )
𝑥
4
∅ = 𝑡𝑎𝑛−1 ( )
3
∅ = 53𝑜
Tabel 3
Dik:
Vin=1 Vpp
Frequensi = 5.102
Vout Amplitudo Fase peredaman
loop(Ø)
480mVpp Vpp/2=480/2=240mV 26.56o
Amplitudo Frequensi Rf
sinyal
keluaran
Vpp/2 = 26/2=13 2.049 54.1kΩ
Analisis:
Dari data di atas dapat kita lihat bahwa gelombang berbentuk
sinusoidal pada saat Rf nya 54kΩ, akan tetapi dapat kita lihat
bahwa pada gambar yang kami miliki gelombang nya tidak
persis seperti geombang sinusoidal itu dikarenakan oleh alat
yang kami pakai . Dan pada saat kita cocok kan hasil Rf pada
saat percobaan dengan hasil Rf pada perhitungan manual ,
5
hasilnya sama sehingga dapat kita simpulkan bahwa Tabel 6 (peredaman open loop peredam fase
percobaan kita berhasil. Dik:
Vin=1 Vpp
Frequensi = 2.049
Tabel 5 ( penguatan open loop peenggeser fase) Vout Amplitudo Fase peredaman
Dik : loop(Ø)
Vin = 1 Vpp
52mVpp Vpp/2=52/2=26mV 180o
Frequensi = 2.049
Vout Amplitudo Fase penguatan
loop(Ø)
1,04Vpp Vpp/2=1.04/2=0.93 0o
Analisis:
Dari data di atas dapat kita lihat bahwa rangkaian tersebut
mengalami peredaman dari Vin = 1Vpp menjadi Vout =
Analisis : 52mVpp berarti data kita sesuai dengan teori nya atau sesuai
Dari data di atas dapat kita lihat bahwa rangkaian tersebut dengan prosedur percobaan dari modul .
mengalami penguatan tetapi sangat kecil yaitu dari Vin= Mencari fase peredaman loop dari data osiloskop
1Vpp menjadi Vout =1.04. berarti data kita sesuai dengan 𝑦
∅ = 𝑡𝑎𝑛 −1 ( )
teori nya atau sesuai dengan prosedur percobaan dari modul 𝑥
.
0
∅ = 𝑡𝑎𝑛 −1 ( )
Mencari fase penguatan loop dari data osiloskop 5
𝑦
∅ = 𝑡𝑎𝑛−1 ( ) ∅ = 180𝑜
𝑥
0 Pada percobaan selanjutnya kami tidak dapat
∅ = 𝑡𝑎𝑛−1 ( ) menyelesaikan nya karena alat yang kami gunakan
0
kurang bagus
∅ = 0𝑜
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
[1] https://www.academia.edu/12301065/Rangkaian_penguat_transistor_
common_emitor_common_basis_common_colectorcommon-
emitter.html
[2] http://www.robotics-university.com/2014/09/konfigurasi-rangkaian-
transistor-bjt.html
[3] https://teknikelektronika.com/tiga-jenis-konfigurasi-transistor-
bipolar/
[4] Modul Praktikum Elektronika/Percobaan 4 : Osilator RC