Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA II (ELS2203)


PERCOBAAN 4 : OSILATOR RC

Dennis Raymon Situmorang (14S17045) – S1 Teknik Elektro


Asisten Praktikum : Gomgom Silalahi (14S16048)
Waktu Praktikum : 12.00 – 17.00 WIB/ 27 November 2019
Laboratorium Dasar Teknik Elektro
Institut Teknologi Del

Abstrak

In this practicum we will observe and analyze the oscillator and capacitor (RC) feedback loop oscillator, the conditions to
guarantee oscillation, and the setting of the oscillator output amplitude. It is hoped that we can do the practicum seriously
so that we get accurate data.
Keyword-feedback,capacitor,osicillator,amplitudo

I. PENDAHULUAN1 II. TINJAUAN PUSTAKA


Penguat umpan balik (feedback amplifier) adalah rangkaian Osilator dan Umpan Balik Positif
penguat dimana sinyal output diumpankan (dimasukan)
kembali ke input. Sistem dengan umpan balik secara umum dapat digambarkan
dengan diagram blok pada Gambar 4-1 berikut.
Keuntungan rangkaian dengan feedback adalah :
1. Dapat menstabilkan penguatan
Dimana penguatan yang dihasilkan memang akan lebih
kecil daripada penguatan tanpa feedback, akan tetapi
penguatannya akan lebih stabil dibandingkan oleh penguatan
tanpa feedback.
2. Memperbaiki impedansi input (Zi) dan impedansi
output (Zo)
Dimana dengan rangkaian ini impedansi input yang
dihasilkan akan semakin besar sedangkan impedansi output
rangkaian feedback ini akan semakin kecil. Blok A merupakan fungsi transfer maju dan blok β
3. Mengurangi distorsi non linear merupakan fungsi transfer umpan baliknya. Pada sistem
Distorsi itu sendiri adalah sebuah perubahan yang terjadi dengan umpan balik ini dapat diturunkan penguatan
ketika amplitudo sinyal melebihi dari range yang tersedia. tegangannya:
Oleh karena itu dengan rangkaian feedback ini efek dari
distorsi nonlinear akan diminimalisir.
4. Memperbaiki bandwith (Bw) rangkaian
Dimana bandwith yang dihasilkan oleh rangkaian dengan
feedback ini akan lebih besar dibandingkan dengan
rangkaian tanpa feedback. Secara umum persamaan di atas menunjukkan adanya tiga
keadaan yang ditentukan oleh denominatornya. Salah satu
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: keadaan tersebut adalah saat denominator menjadi nol. Saat
1. Mengamati dan menganalisa rangkaian rangkaian itu nilai Af menjadi tak hingga. Secara matematis pada
osilator umpan balik resistor dan kapasitor (RC) keadaan ini bila diberikan sinyal input nol atau vi=0 ini, akan
2. Mengamati dan menganalisa keadaan untuk menjadikan tegangan vo dapat bernilai berapa saja. Keadaan
menjamin terjadinya osilasi seperti inilah yang menjadi prinsip pembangkitan sinyal atau
3. Mengamati dan menganalisa pengaturan amplitude osilator sinusoidal dengan umpan balik yang disebut sebagai
output osilator. Kriteria Barkhausen. Dalam rangkaian kriteria tersebut
dilihat dari total penguatan loop terbuka L sbb:
1
.

1
Sedangkan untuk osilator kuadratur frekuensi osilasinya
adalah
Osilator dengan Opamp, Resistor, dan Kapasitor (RC
Oscillator)

Implementasi Kriteria Osilasi


dan untuk masing-masing integrator (inverting dan
Ada banyak cara untuk mencapai kriteria terjadinya osilasi noninverting) penguatannya adalah
di atas, namun untuk kemudahannya dalam perancangan
sering kali dipilih keadaan-keadaan berikut:

Dalam perancangannya bila dipilih R1=R2=R, R3=R4 dan


C3=C4 maka diperoleh penguatan pada masing-masing
opamp 1 (satu) dan penguatan loop terbuka juga 1 (satu).

Pengendalian Amplituda
Contoh implementasi untuk ketiga keadaan tersebut di atas, Kriteria osilasi sangat ketat, bila 𝐿 > 1 maka maka rangkaian
secara berurutan adalah Osilator Jembatan Wien, Osilator
umpan balik menjadi tidak stabil dan bila 𝐿 < 1 osilasi tidak
Penggeser Fasa, dan Osilator Kuadratur yang rangkaian
akan terjadi. Oleh karena itu, penguat pada osilator
umumnya tampak pada Gambar 4-2.
menjamin 𝐿 > 1 saat mulai dioperasikan dan kemudian
dibatasi pada nilai 𝐿 = 1 saat beroperasi. Cara yang umum
digunakan untuk kendali tersebut adalah dengan rangkaian
pembatas amplituda (clipper) atau pengendali penguatan
otomatis (automatic gain control, AGC).
Prinsip kerja rangkaian pembatas amplituda adalah
memanfaatkan dioda pada resistor penentu penguatan
rangkaian penguat operasional. Dioda akan konduksi dan
mempertahankan nilai tegangannya bila memperoleh
tegangan lebih dari tegangan cut - in .
Prinsip kerja pengendali penguatan otomatis adalah dengan
menggantikan resistor penentu penguatan rangkaian penguat
operasional dengan transistor (FET). Tegangan output
disearahkan dan digunakan untuk mengendalikan resistansi
transistor.
Cara lain adalah dengan menggunakan
Piece Wise Linear Limiter . Prinsip cara ini adalah
menjadikan penguat memberikan penguatan pada amplituda
yang berbeda yang ditentukan dengan dioda dan resistor.
Osilator Jembatan Wien secara umum mempunyai frekuensi
osilasi dan penguatan yang diperlukan untuk terjadinya
osilasi sebagai berikut:

Dalam realisasinya, dalam merancang Osilator Jembatan III. PROSEDUR PERCOBAAN


Wien sering kali dipilih R1=R2=R dan C1=C2=C sehingg Pengamatan Osilasi dan Kriteria Osilasi
frekuensi osilasinya menjadi 𝝎 =1/CR dan penguatan yang 1. Susunlah rangkaian osilator jembatan Wien pada
diperlukan Am=3. Gambar 4-3 berikut dengan nilai resistansi R = 1,8
Nilai lain yang juga sering digunakan adalah R1=R, kΩ, kapasitansi C = 18 nF, resistansi Ri = 10 kΩ,
R2=10R, C1=C/10, dan C2=10C dengan frekuensi osilasi dan resistansi Rf = 20 kΩ. Tegangan catu daya
yang sama yaitu 𝝎 =1/CR namun penguatan hanya Am=1,2. penguat operasional VCC = 15 V dan – VCC = -15
Untuk Osilator Penggeser Fasa frekuensi osilasi dan V.
penguatan yang diperlukan adalah
3

2. Hubungkan terminal output vO dengan kanal 2


osiloskop. Atur resistansi Rf sehingga diperoleh
rangkaian yang berosilasi dengan output sinyal
sinusoid yang baik. Amati dan catat ampitudo dan 5. Susun rangkaian osilator penggeser fasa seperti
frekuensi sinyal keluarannya, serta ukur resistansi pada Gambar 4-5. Gunakan nilai resistansi
Rf. R=1,8kΩ, kapasitansi C=18nF, dan resistansi Rf
3. Putuskan rangkaian pada simpul P dan hubungkan sedikit di atas 52,2kΩ. Tegangan catu daya penguat
simpul input rangkaian umpan balik dengan operasional VCC=15V dan –VCC=-15V.
generator sinyal dengan frekuensi sesuai 6. Ulangi langkah 2-4 di atas untuk rangkaian osilator
pengamatan atau perhitungan (Gambar 4-4). penggeser fasa ini.
Hubungkan juga sinyal dari generator sinyal ini ke
input kanal 1 osiloskop. Amati dan catat amplituda Pengendalian Amplituda
dan fasa penguatan total loop. 7. Gunakan rangkaian osilator penggeser fasa dan atur
resistansi Rf sehingga output osilator diperoleh
18Vpp (atau nilai lain yang lebih rendah yang dapat
diperoleh dengan mudah).
8. Gunakan udara terkompresi untuk mendinginkan
penguat operasional dan amati apa yang terjadi
pada amplituda output osilator.

4. Pindahkan input kanal 2 osiloskop 𝑣𝑋. Amati dan


catat amplituda dan fasa peredaman pada rangkaian
umpan balik.

9. Atur kembali resistansi resistansi Rf sehingga ouput


osilator diperoleh sekitar 25Vpp atau lebih.
10. Hubungkan penguat dengan pembatas amplituda
seperti pada Gambar 4-6. Gunakan pembatas
amplituda dengan resistansi RA 5,6kΩ dan RB
3,3kΩ.
11. Gunakan udara terkompresi untuk mendinginkan
penguat operasional dan amati apa yang terjadi
pada amplituda output osilator.

3
Osilator Kuadratur Mencari Rf dengan perhitungan manual :
12. Susun rangkaian osilator kuadratur seperti pada
Gambar 4-2 (c). Gunakan nilai resistansi R=1,8kΩ, 𝐶2 𝑅1
kapasitansi C=18nF, resistansi Ri=10kΩ, dan 𝐴𝑚𝑝 = 1 + +
𝐶1 𝑅2
Resistansi Rf sekitar 10kΩ.
13. Ulangi langkah 2-4 di atas untuk rangkaian osilator 18𝑛𝐹 1.8𝑘Ω
𝐴𝑚𝑝 = 1 + +
penggeser fasa ini. 18𝑛𝐹 1.8𝑘Ω

IV. HASIL DAN ANALISIS 𝐴𝑚𝑝 = 3


Pengamatan Osilasi dan Kriteria Osilasi
𝑅𝑓
𝐴𝑚𝑝 = 1 +
 Rangkaian Osilator jembatan Wien 𝑅𝑖𝑛

𝑅𝑓
3=1+
10

𝑅𝑓 =20

Tabel 2 (fase penguatan loop osilator jembatan Wien )

Pada percobaan ini kita akan mencari Gelombang sinusoidal


dari osiloskop dengan mengganti ganti Rf sampai didapat
gelombang sinusoidal pada osiloskop .

Tabel 1 (Data pada osiloskop)

Amplitudo Frequensi Rf
sinyal Dik :
keluaran
Vpp/2 = 28/2=14 5.102 20kΩ Vin = 1 Vpp
Frequensi = 5.102
Vout Amplitudo Fase penguatan
loop(Ø)
1.86Vpp Vpp/2=1.86/2=0.93 53o

Analisis:
Dari data di atas dapat kita lihat bahwa gelombang berbentuk
sinusoidal pada saat Rf nya 20kΩ, akan tetapi dapat kita lihat
bahwa pada gambar yang kami miliki gelombang nya tidak
persis seperti geombang sinusoidal itu dikarenakan oleh alat
yang kami pakai . Dan pada saat kita cocok kan hasil Rf pada
saat percobaan dengan hasil Rf pada perhitungan manual ,
hasilnya sama sehingga dapat kita simpulkan bahwa
percobaan kita berhasil.
5

Analisis:
Dari data di atas dapat kita lihat bahwa rangkaian tersebut
mengalami peredaman dari Vin = 1Vpp menjadi Vout =
480mVpp berarti data kita sesuai dengan teori nya atau
sesuai dengan prosedur percobaan dari modul .
Mencari fase peredaman loop dari data osiloskop
𝑦
∅ = 𝑡𝑎𝑛 −1 ( )
𝑥

1
∅ = 𝑡𝑎𝑛 −1 ( )
2
Analisis :
Dari data di atas dapat kita lihat bahwa rangkaian tersebut ∅ = 26.56𝑜
mengalami penguatan dari Vin= 1Vpp menjadi Vout =1.86.
berarti data kita sesuai dengan teori nya atau sesuai dengan
prosedur percobaan dari modul . Tabel 4
 Rangkaian Osilator Penggeser Fase
Mencari fase penguatan loop dari data osiloskop:
𝑦
∅ = 𝑡𝑎𝑛−1 ( )
𝑥
4
∅ = 𝑡𝑎𝑛−1 ( )
3

∅ = 53𝑜

Tabel 3
Dik:
Vin=1 Vpp
Frequensi = 5.102
Vout Amplitudo Fase peredaman
loop(Ø)
480mVpp Vpp/2=480/2=240mV 26.56o

Amplitudo Frequensi Rf
sinyal
keluaran
Vpp/2 = 26/2=13 2.049 54.1kΩ

Analisis:
Dari data di atas dapat kita lihat bahwa gelombang berbentuk
sinusoidal pada saat Rf nya 54kΩ, akan tetapi dapat kita lihat
bahwa pada gambar yang kami miliki gelombang nya tidak
persis seperti geombang sinusoidal itu dikarenakan oleh alat
yang kami pakai . Dan pada saat kita cocok kan hasil Rf pada
saat percobaan dengan hasil Rf pada perhitungan manual ,

5
hasilnya sama sehingga dapat kita simpulkan bahwa Tabel 6 (peredaman open loop peredam fase
percobaan kita berhasil. Dik:
Vin=1 Vpp
Frequensi = 2.049
Tabel 5 ( penguatan open loop peenggeser fase) Vout Amplitudo Fase peredaman
Dik : loop(Ø)
Vin = 1 Vpp
52mVpp Vpp/2=52/2=26mV 180o
Frequensi = 2.049
Vout Amplitudo Fase penguatan
loop(Ø)
1,04Vpp Vpp/2=1.04/2=0.93 0o

Analisis:
Dari data di atas dapat kita lihat bahwa rangkaian tersebut
mengalami peredaman dari Vin = 1Vpp menjadi Vout =
Analisis : 52mVpp berarti data kita sesuai dengan teori nya atau sesuai
Dari data di atas dapat kita lihat bahwa rangkaian tersebut dengan prosedur percobaan dari modul .
mengalami penguatan tetapi sangat kecil yaitu dari Vin= Mencari fase peredaman loop dari data osiloskop
1Vpp menjadi Vout =1.04. berarti data kita sesuai dengan 𝑦
∅ = 𝑡𝑎𝑛 −1 ( )
teori nya atau sesuai dengan prosedur percobaan dari modul 𝑥
.
0
∅ = 𝑡𝑎𝑛 −1 ( )
Mencari fase penguatan loop dari data osiloskop 5
𝑦
∅ = 𝑡𝑎𝑛−1 ( ) ∅ = 180𝑜
𝑥
0 Pada percobaan selanjutnya kami tidak dapat
∅ = 𝑡𝑎𝑛−1 ( ) menyelesaikan nya karena alat yang kami gunakan
0
kurang bagus
∅ = 0𝑜
V. KESIMPULAN

1. Osilasi akan terjadi pada frekuensi ketika kedua


kriteria berkhausen terpenuhi yaitu penguatan
openloop sama dengan 1 dan beda frasa input dan
output nya adalah 0 sampai 360 derajat
2. Rangkaian osilator umpan balik RC yang
digunakan pada praktikum kali ini yaitu rangkaian
jembatan wien dan penggeser fasa .Hasil nya
7

berbanding lurus hanya saja rangkaian penggeser


fasa lebih kecil penguatan sama beda fase nya
3. Prinsip pembangkitan sinyal sinusoidal adalah
dengan menggunakan umpan balik positif dimana
adanya ditorsi harmonic adalah salah satu
persyaratan utama bagi osilaator gelombang sinus.
4. Osilator dengan penguat, induktor dan kapasitor
pada dasarnya merupakan osilator yang
memanfaatkan rangkaian resonansi seri induktor
dan kapasitor (LC)

DAFTAR PUSTAKA
[1] https://www.academia.edu/12301065/Rangkaian_penguat_transistor_
common_emitor_common_basis_common_colectorcommon-
emitter.html
[2] http://www.robotics-university.com/2014/09/konfigurasi-rangkaian-
transistor-bjt.html
[3] https://teknikelektronika.com/tiga-jenis-konfigurasi-transistor-
bipolar/
[4] Modul Praktikum Elektronika/Percobaan 4 : Osilator RC

Anda mungkin juga menyukai