Anda di halaman 1dari 14

TUGAS

OSILATOR
ELEKTRONIKA ANALOG

Disusun Oleh :

Nama : Rizal Nurhidayat

NIM : I0714031

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2015
Osilator 2015

OSILATOR
Osilator adalah suatu rangkaian yang menghasilkan keluaran yang amplitudonya
berubah-ubah secara periodik dengan waktu. Osilator merupakan piranti elektronik yang
menghasilkan keluaran berupa isyarat tegangan. Bentuk isyarat tegangan terhadap waktu ada
bermacam-macam, yaitu bentuk sinusoida, persegi, segitiga, gigi gergaji atau denyut. Osilator
berbeda dengan penguat, oleh karena penguat memerlukan isyarat masukan untuk menghasilkan
isyarat keluaran. Pada osilator tidak ada isyarat masukan, hanya ada isyarat keluaran saja, yang
frekuensi dan amplitudo dapat dikendalikan. Osilator digunakan secara luas sebagai sumber
isyarat untuk menguji suatu rangkaian elektronik. Osilator seperti ini disebut pembangkit isyarat,
atau pembangkit fungsi jika isyarat keluarannya dapat mempunyai berbagai bentuk. Osilator juga
digunakan untuk mendeteksi dan menentukan jarak dengan gelombang mikro (radar) ataupun
gelombang ultrasonic (sonar). Selain itu, hampir semua alat digital seperti jam tangan, kalkulator
digital, komputer, dan sebagainya menggunakan osilator.
Osilator adalah inti dari sebuah pemancar, pada sistem komunikasi radio osilator
menghasilkan gelombang sinus yang dipakai sebagai sinyal pembawa, sinyal informasi
kemudian ditumpangkan pada sinyal pembawa dengan proses modulasi. Osilator yang bisa
dirubah disebut VFO (Variable Frequency Oscillator). VFO memiliki kelebihan pada deviasi
frekuensinya yang lebar, karena pada VFO (Variable Frequency Oscillator) dipakai induktor dan
kapasitor sebagai penentu frekuensinya maka kestabilan VFO (Variable Frequency Oscillator)
sangat tergantung dari kestabilan nilai induktor dan kapasitor. Komponen-komponen pada VFO
(Variable Frequency Oscillator) yang mudah terpengaruh oleh suhu menyebabkan VFO
(Variable Frequency Oscillator) mempunyai kestabilan yang rendah. VFO (Variable Frequency
Oscillator) yang frekuensinya bisa berubah karena diberi besaran tegangan tertentu pada
inputnya disebut sebagai VCO (Voltage Controlled Oscillator), paling banyak dipakai pada
rangkaian osilator FM (Frekuensi Modulasi) karena sinyal suara langsung dapat dimasukan pada
input VCO (Voltage Controlled Oscillator). Osilator jenis lain memakai kristal sebagai
komponen frekuensinya. Osilator kristal memiliki kestabilan frekuensi yang sangat tinggi.
Kestabilan yang sangat tinggi ini membuat osilator kristal menjadi sulit untuk diterapkan pada
metode FM (modulasi frekuensi). Kestabilan frekuensi dari osilator crystal dapat digabungkan
dengan deviasi frekuensi VFO (Variable Frequency Oscillator) yang lebar dengan menerapkan
osilator yang terkontrol dengan PLL (Phase Locked Loop), osilator kristal dipakai sebagai
penghasil frekuensi referensi. Dengan demikian akan didapatkan frekuensi referensi yang sangat
stabil. Sedangkan VFO (Variable Frequency Oscillator) dipakai pada osilator yang sebenarnya.

2
Osilator 2015

 OSILATOR RC
Osilator ini menggunakan tahanan dan kapasitor sebagai penentu frekuensinya. Osilator ini
sangat mudah untuk dibangun namun memiliki ketelitian frekuensi yang rendah. Rangkaian
osilator RC yang paling sederhana dapat dibangun dengan menggunakan satu gerbang seperti
yang diperlihatkan pada gambar berikut :

Gambar 1.1 Rangkaian ekivalen Osilator RC sederhana

Frekuensi dari osilator ini ditentukan oleh tahanan R, kapasitor C dan impedansi masukan
dari inverter yang digunakan. Secara umum dapat dikatakan bahwa frekuensi keluaran adalah :
f=kxRxC
dimana k adalah konstanta yang harus dicari dengan eksperimen.
Osilator RC dikembangkan menjadi beberapa jenis yang perbedaannya dapat ditunjukkan
pada skematik berikut :

3
Osilator 2015

Gambar 1.2 Rangkaian Ekivalen Osilator RC sesuai Jenisnya

4
Osilator 2015

 Osilator Penggeser Fasa


1. OSILATOR WIEN-BRIDGE
Osilator ini termasuk jenis osilator RC. Satu rangkaian adalah sebuah RCR “T” yang
bertindak sebagai filter low-pass. Rangkaian kedua adalah CRC “T” yang beroperasi
sebagai penyaring bernilai tinggi. Bersama-sama, sirkuit ini membentuk sebuah jembatan
yang disetel pada frekuensi osilasi yang diinginkan. Sinyal di cabang CRC dari filter Twin-
T yang maju, di RCR itu – tertunda, sehingga mereka dapat melemahkan satu sama lain
pada frekuensi tertentu. Pada osilator wien-bridge frekuensi osilasi tegangan output Vo dan
input Vin sefasa pada 0 derajat, sinyal akan berbentuk segi empat dan frekuensi akan turun
apabila penguatan terlalu besar. Perbandingan nilai kapasitor dan resistor menentukan
tingkat kestabilan frekuensi.

Gambar 1.3 Rangkaian Osilator Wien-Bridge

5
Osilator 2015
2. OSILATOR PENGGESER FASA
Osilator pergeseran fasa termasuk jenis osilator RC. Pada osilator pergeseran fasa
terdapat sebuah pembalik fasa total 180 derajat. Pembalik fasa ini menggeser fasa sinyal
output sebesar 180 derajat dan memasukkan kembali ke input sehingga terjadi umpan balik
positif. Rangkaian pembalik fasa ini biasanya dibentuk oleh tiga buah rangkaian RC.

Gambar 1.4 Rangkaian Osilator Penggeser Fasa

6
Osilator 2015

 OSILATOR LC
Pada osilator LC (rangkaian resonansi) menggunakan rangkaian resonansi sebagai
pembangkit gelombang dan penguat untuk mengatasi redaman oleh resistansi dalam induktor
dan konduktansi kapasitor.

Gambar 1.5 Rangkaian Ekivalen Osilator LC


1. OSILATOR COLPITTS
Osilator Colpitts termasuk jenis osilator LC. Osilator collpits tersusun dari dua buah
kapasitor yang disusun seri dan sebuah induktor tunggal. Kelebihan osilator colpits adalah
mudahnya mengatur nilai frekuensi yaitu dengan menempatkan sebuah induktor variabel pada
komponen induktornya seperti halnya penggunaan kapasitor variabel pada osilator hartley.
Amplitudo output osilator juga relatif tetap pada range frekuensi kerja penguat osilator.

Gambar 1.6 Rangkaian Ekivalen Osilator Colpitts

7
Osilator 2015

Gambar 1.7 Rangkaian Osilator Colpits

2. OSILATOR HARTLEY
Osilator Hartley termasuk jenis osilator LC. Osilator Hartley tersusun dari dua buah
induktor yang disusun seri dan sebuah kapasitor tunggal. Kelebihan osilator hartley adalah
mudahnya mengatur nilai frekuensi yaitu dengan menempatkan sebuah kapasitor variabel pada
komponen kapasitornya. Selain itu amplitudo output osilator juga relatif tetap pada range
frekuensi kerja penguat osilator.

Gambar 1.8 Rangkaian Ekivalen Osilator Hartley

8
Osilator 2015
3. OSILATOR CLAPP
Osilator Clapp termasuk jenis osilator LC. Osilator Clapp tersusun dari tiga buah kapasitor
dan satu buah induktor. Konfigurasi osilator clapp sama dengan osilator colpits namun ada
penambahan kapasitor yang disusun seri dengan induktor (L). Osilator Clapp diperkenalkan oleh
James K. Clapp pada tahun 1948.

Gambar 1.9 Rangkaian Ekivalen Osilator Clapp

9
Osilator 2015

 OSILATOR KRISTAL
Osilator Kristal adalah osilator yang rangkaian resonansinya tidak menggunakanan LC
atau RC melainkan sebuah kristal kwarsa. Rangkaian dalam kristal mewakili rangkaian R, L dan
C yang disusun seri.
Seperti telah dinyatakan sebelumnya, pada beberapa aplikasi dibutuhkan clock dengan
frekuensi yang sangat teliti. Clock seperti ini tidak dapat dibangkitkan dengan menggunakan
osilator RC karena tingkat ketelitian osilator ini sangat rendah. Sebagai gantinya digunakan
osilator kristal. Disebut osilator kristal karena osilator ini menggunakan kristal kwarsa sebagai
komponen penentu frekuensinya. Kristal kwarsa memiliki frekuensi resonan yang ditentukan
oleh ketebalannya. Umumnya frekuensi resonannya berbanding terbalik dengan ketebalannya.
Kelebihan dari kristal ini ialah frekuensi resonannya sangat akurat dan hanya sedikit
terpengaruh oleh suhu ataupun komponen eksternal. Oleh karena itu kristal ini sangat banyak
digunakan pada peralatan yang membutuhkan osilator dengan frekuensi yang teliti. Salah satu
alat yang paling sering mengunakan osilator kristal adalah jam. Ketelitian dari jam ditentukan
oleh ketelitian frekuensi clock yang meng-increment-nya. Jika frekuensi clock keitnggian maka
jam akan menjadi terlalu cepat. Sebaliknya jika frekuensi clock terlalu rendah maka jam akan
terlalu lambat. Oleh karena itu dibutuhkan osilator yang dapat membangkitkan pulsa clock yang
sangat teliti agar jam tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.
Osilator kristal dapat dibangun dengan menggunakan gerbang TTL ataupun CMOS. Pada
penggunaannya sebagai osilator kristal, gerbang-gerbang yang digunakan dipaksa untuk bekerja
didaerah liniernya yang umumnya harus dihindari jika gerbang-gerbang ini digunakan sebagai
perangkat logika. Agar dapat berosilasi gerbang-gerbang ini harus bersifat sebagai penguat linier.

Gambar 1.10 Rangkaian Osilator Kristal TTL


Pada contoh ini digunakan dua buah inverter untuk mendapatkan umpanbalik positip.
Masing-masing inverter diberi umpanbalik negatip melalui sebuah tahanan. Kristal kwarsa
dihubungkan seri dengan sebuah kapasitor variabel antara keluaran dengan masukan osilator.
Fungsi kapasitor variabel disini ialah untuk menala frekuensi agar benar-benar sesuai dengan
yang diinginkan dan sekaligus membatasi arus eksitasi dari kristal.

10
Osilator 2015
Jika menggunakan gerbang CMOS maka umumnya rangkaian osilator yang digunakan
adalah osilator Collpits, dimana kapasitor digunakan pembagi tegangan kapasitip.

Gambar 1.11 Rangkaian Ekivalen Osilator Kristal CMOS

1. OSILATOR KRISTAL DENGAN INVERTER CMOS


 Dua inverter CMOS memberi gain total 30 s.d. 1000
 Beda fasa rangkaian penguat 00
 Osilasi terjadi pada resonansi seri
 Buffer digunakan untuk memperoleh gelombang persegi empat

Gambar 1.12 Osilator Kristal Resonansi Seri CMOS (a) Rangkaian; (b) Rangkaian Ekivalen

11
Osilator 2015
2. OSILATOR PIERCE
Osilator Pierce ditemukan oleh George W. Pierce. Osilator Pierce banyak dipakai pada
rangkaian digital karena bentuknya yang simpel dan frekuensinya yang stabil. Osilator Pierce
menggunakan hanya satu inverter CMOS, rangkaian umpan balik merupakan rangkaian π . Beda fasa
penguat dan rangkaian umpan balik 1800.

Gambar 1.13 Rangkaian Osilator Pierce

3. OSILATOR PIERCE DENGAN TRANSISTOR


Menggunakan rangkaian mirip dengan osilator Colpitt (pada frekuensi osilasi kristal
mendekati fungsi induktansi).

Gambar 1.14 Rangkaian Osilator Pierce dengan Transistor

12
Osilator 2015

 OSILATOR HARMONISA
Osilator harmonisa menghasilkan bentuk gelombang sinusoida. Osilator harmonisa disebut
juga dengan Osilator Linear. Bentuk dasar osilator harmonisa terdiri dari sebuah penguat dan
sebuah filter yang membentuk umpan balik positif yang menentukan frekuensi output. Prinsip
osilator ini dimulai dengan adanya noise/desah saat pertama kali power dinyalakan. Noise/desah
ini kemudian dimasukkan kembali ke input penguat dengan melalui filter tertentu. Karena hal ini
terjadi berulang-ulang, maka sinyal noise akan menjadi semakin besar dan membentuk periode
tertentu sesuai dengan jaringan filter yang dipasang. Periode inilah yang kemudian menjadi nilai
frekuensi sebuah osilator.

 OSILATOR AMSTRONG
Osilator amstrong dinamai sesuai dengan nama penemunya Edwin Amstrong. Osilator
amstrong terdiri dari sebuah penguat dan sebuat umpan balik rangkaian LC.

Gambar 1.15 Osilator Amstrong


Osilator Amstrong (juga dikenal sebagai Meissner osilator menurut insinyur listrik Edwin
Armstrong, kadang-kadang disebut sebagai pengingat osilator karena umpan balik yang diperlukan
untuk menghasilkan osilasi ini disediakan menggunakan pengingat kumparan (T di diagram rangkaian)
melalui kopel magnet antara kumparan L dan koil T.

13
Osilator 2015

 OSILATOR RELAKSASI
Osilator Relaksasi merupakan osilator yang memanfaatkan prinsip saklar secara terus
menerus dengan periode tertentu yang menentukan frekuensi output. Osilator relaksasi
menghasilkan beberapa bentuk gelombang non sinus, yaitu gelombang kotak, segitiga, pulsa dan
gigi gergaji.
Osilator relaksasi adalah osilator dimana kondensator diisi sedikit demi sedikit dan lalu
dikosongkan dengan cepat. Ini biasanya dibangun dari sebuah resistor atau sumber arus, sebuah
kondensator, dan sebuah peranti penahan seperti lampu neon, tiratron, DIAC, UJT, atau dioda
Gunn.
Kondensator diisi melalui resistor, menyebabkan tegangan yang membentangi kondensator
mendekati tegangan pengisi pada kurva eksponensial. Peranti penahan dijajarkan dengan
kondensator. Peranti sedemikian ini tidak akan menghantar sebelum tegangan yang
membentanginya mencapai tegangan tahan (sulut). Peranti penahan lalu menghantar dan dengan
cepat mengosongkan kondensator. Ketika tegangan pada kondensator jatuh hingga lebih rendah
dari tegangan tahan, peranti penahan berhenti menghantar dan kondensator mulai diisi kembali.
Jika unsur penahan adalah lampu neon, sirkuit juga menghasilkan kilasan cahaya setiap
kondensator dikosongkan.
Jika lampu neon atau tiratron digunakan sebagai peranti sulut, resistor tambahan dengan
harga puluhan hingga ratusan ohm dipasang berderet dengan peranti sulut untuk membatasi arus
dari pengosongan kondensator dan mencegah elektroda lampu untuk rusak dengan cepat karena
pulsa arus tinggi yang berulang dengan cepat. Gelombang keluaran dari osilator relaksasi
biasanya adalah gelombang gigi gergaji. Jika hanya sebagian kecil dari lereng eksponensial yang
digunakan (tegangan sulut dari peranti penahan lebih rendah dari sumber tegangan), lereng kira-
kira merupakan lereng linier, tetapi jika dibutuhkan gelombang gigi gergaji yang benar-benar
linier, resistor pengisian harus diganti dengan sumber arus konstan.

14

Anda mungkin juga menyukai