Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM

GEOLOGI FISIK
PERCOBAAN IV
BATUAN MINERAL

Oleh :
NAMA

: SAMSUL ANWAR

NIM

: J1D112010

KELOMPOK

: 1 (SATU)

ASISTEN

: ADI PURWANTO

KEMENTRIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI FISIKA
BANJARBARU

2014Lembar Pengesahan Praktikum


Geologi Fisik

Nama

: Samsul Anwar

NIM

: J1D112010

Kelompok

: 1 (satu)

Judul Percobaan

: Stratigrafi

Tanggal Percobaan

: 8 Desember 2014

Fakultas

: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Program Studi

: Fisika

Asisten

: Adi Purwanto

Nilai

Banjarbaru ,
Asisten

(Adi Purwanto)

2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki
bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk
tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk
dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat
kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak
termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi
Agar dapat diklasifikasikan sebagai mineral sejati, senyawa tersebut haruslah
berupa padatan dan memiliki struktur kristal. Senyawa ini juga harus terbentuk
secara alami dan memiliki komposisi kimia yang tertentu. Definisi sebelumnya tidak
memasukkan senyawa seperti mineral yang berasal dari turunan senyawa organik.
Bagaimanapun juga, The International Mineralogical Association tahun 1995 telah
mengajukan definisi baru tentang definisi material:
Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki
unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi.
Eksploitasi mineral telah dimulai ribuan tahun yang lalu, awalnya untuk zat
pewarna, dan batuan untuk penghalusan dan pemotong. Saat ini di banyak tempat
tanah mengalami pemiskinan unsur hara, sehingga menjadi tidak subur untuk
tanaman. Sehingga dibutuhkan suatu teknik untuk mengembalikan kesuburan tanah,
seperti teknik pemineralan kembali pada tanah (soil remineralization, SR). SR
menciptakan tanah-tanah subur dengan cara mengembalikan mineral-mineral ke
dalam tanah secara alami.
Agromineral

adalah

mineral-mineral

yang

bermanfaat

bagi

perkembangbiakan tumbuhan, seperti mineral-mineral yang mengandung nitrogen,


karbon, fosfor, potasium, belerang, kalsium, magnesium, boron, zeolit, dan perlit.
Mineral merupakan komponen penyusun batuan, yang merupakan bahan induk dari
tanah. Dengan demikian, secara tidak langsung mineral merupakan komponen dari
tanah.

Dalam

pertanian,

tanah

merupakan

bahan

vital

sebagai

tempat

berkembangbiak tanaman atau tumbuhan. Enambelas (16) unsur kimia telah

diketahui sebagai unsur penting untuk pertumbuhan dan pertahanan tanaman, dibagi
menjadi dua kelompok utama, yaitu bukan-mineral dan mineral.
1.2 Tujuan Percobaan
1

Mengetahui mineral apa saja yang terkandung dalam Batuan Mineral serta proses
terjadinya.

Mengetahui bagaimana proses terbentuknya batuan Mineral

BAB II
TINJAUN PUSTAKA

Definisi dan klasifikasi Mineral


Mineral dapat kita definisikan sebagai bahan padat anorganik yang terdapat secara
alamiah,yang terdiri dari unsur-unsur kimiawi dalam perbandingan tertentu, dimana
atom-atom didalamnya tersusun mengikuti suatu pola yang sistimatis. Mineral dapat
kita jumpai dimanamana disekitar kita, dapat berwujud sebagai batuan, tanah, atau
pasir yang diendapkan pada dasar sungai. Beberapa daripada mineral tersebut dapat
mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan dalam jumlah yang besar, sehingga
memungkinkan untuk ditambang seperti emas dan perak. Mineral, kecuali beberapa
jenis, memiliki sifat, bentuk tertentu dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan
dari susunan yang teratur didalamnya. Apabila kondisinya (sapiie,2006)
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang
memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral
termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral
termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang
sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya
tidak

termasuk).

Ilmu

yang

mempelajari

mineral

disebut

mineralogi.

(Darmono,1995)
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah
mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral.
Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat
yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik
biasanya tidak termasuk). Menurut

The International Mineralogical Association

tahun 1995 telah mengajukan definisi baru tentang definisi material Mineral adalah
suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan
terbentuk dari hasil proses geologi . Ilmu yang mempelajari mineral disebut
mineralogi.( darmono,1995)

Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak
atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial
dan nonesensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses
fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ.
Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral
makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen
organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah
sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil.
Mineral nonesensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum
diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi
dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan. Di samping
mengakibatkan keracunan, logam juga dapat menyebabkan penyakit defisiensi.(
Darmono,1995)
Dalam mendefinisikan mineral, hingga saat ini masih belum didapatkan kepastian
untuk menerangkan pengertian dari mineral tersebut. Karena memang belum
didapatkan kesamaan pendapat oleh para ahli tentang hal ini. Namun pada umumnya
dikenal dua defenisi mineral, defenisi klasik yang disimpulkan sebelum tahun 1977
dan defenisi kompilasi yang disimpulkan setelah tahun 1977.
Menurut defenisi klasik, mineral adalah suatu benda padat anorganik yang terbentuk
secara alami, bersifat homogen, yang mempunyai bentuk kristal dan rumus kimia
yang tetap. Dan menurut defenisi kompilasi, mineral adalah suatu zat yang terdapat
dialam dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen, memiliki sifat-sifat
fisik dan umumnya berbentuk kristalin yang mempunyai bentuk geometris tertentu.(
darmono,1995 )
Hal yang membedakan kedua defenisi tersebut adalah pada defenisi klasik, yang
termasuk mineral hanyalah benda atau zat padat saja. Dan pada defenisi kompilasi,
mineral mempunyai ruang limgkup yang lebih luas karena mencakup semua zat yang
ada dialam yang memenuhi syarat-syarat dalam pengertian tersebut. Hal ini salah
satunya disebabkan karena ada beberapa bahan yang terbentuk karena penguraian
atau perubahan sia-sisa tumbuhan dan hewan secara alamiah juga digolongkan
kedalam mineral, seperti batubara, minyak bumi dan tanah diatome. Mineral
termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam-garam sederhana sampai silikat

yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik
biasanya tidak termasuk).
Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang mineral. Mulai dari
pembagian

atau

penggolongan

mineral,

pengenalan

sifat-sifat

mineral,

pendeskripsian mineral dan semua hal yang berkaitan dengan mineral.


Untuk mempelajari tentang mineral, tentu harus terlebih dahulu mengetahui sifatsifat yang ada pada mineral tersebut. Ada beberapa sifat mineral, yaitu sifat fisik
secara teoritis dan sifat fisik secara determinasi (laboratorium). Sifat fisik secara teori
hanya bisa menggambarkan sebagian dari sifat-sifat mineral dan tidak dapat
digunakan sebagai pedoman untuk menentukan atau membedakan mineral-mineral
yang ada, karena hanya terdapat pada sebagian mineral saja. Adapaun sifat-sifat
mineral secara teori tersebut adalah :
1. Suhu Kohesi
Sifat kohesi mineral adalah kemampuan atau daya tarik-menarik antar atom pada
sebuah mineral. Pada mineral, antar mineral-mineral yang sejenis, akan mempunyai
daya tarik-menarik yang menyebabkan mineral-mineral tersebut cenderung akan
terkumpul dalam suatu jumlah tertentu dalam suatu daerah. Hal ini disebabkan oleh
susunan atom-atom atau komposisi kimia dalam mineral yang tetap. Daya tarikmenarik ini juga dapat dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang mempengaruhi daya tarikmenarik atau kohesi ini disebut suhu kohesi.
2. Reaksi Terhadap Cahaya
Mineral cenderung akan bereaksi terhadap cahaya yang dating atau dikenai padanya.
Reaksi ini pada umumnya dapat terlihat oleh mata kita. Namun, sifat ini tidak dapat
dijadikan penentu untuk membedakan mineral. Karena kecenderungan timbulnya
reaksi yang sama pada mineral-minera bila terkena cahaya. Reaksi-reaksi yang
terjadi pada mineral akan menimbulkan atau menampakkan sifat fisik mineral secara
determinasi seperti warna, gores, kilap, transparansi dan perputaran warna.
3. Perawakan Kristal

Perawakan kristal pada mineral diartikan sebagai kenampakkan sekelompok mineral


yang sama yang tumbuh secara tidak sempurna karena ada gangguan dari sumber
utama mineral maupun gangguan dari lingkungan tempat terjadinya mineral,
sehingga mineral tidak terbentuk dengan sempurna yang menyebabkan ada
perbedaan bentuk dan ukuran mineral. Kenampakkan tersebut sering disebut sebagai
struktur mineral.
4. Sifat Kelistrikan
Sifat kelistrikan pada mineral adalah kemampuan mineral untuk menerima dan juga
meneruskan aliran listrik yang dikenakan padanya. Pada mineral hanya ada dua jenis
sifat kelistrikan. Yaitu, yang dapat menghantarkan listrik (konduktor) dan yang tidak
dapat menghantarkan listrik (isolator).
5. Sifat Radioaktivitas
Sifat Radioaktivitas mineral tercermin dari unsur-unsur kimia yang ada dalam
mineral tersebut yang unsure-unsur tersebut dapat mengeluarkan sinar-sinar , , dan
.

Ada

mineral-mineral

unsure-unsur

yang

dapat

bersifat

radioaktiv

sepertiUranium(U),Radium(Ra),Thorium(Th),Plumbum(Pb),Vanadium(V)
dan Kalium(K).Biasanya, mineral-mineral yang bersifat radioaktiv dijumpai dalam
mineral-mineral ikutan atau mineral-mineral yang terbetas jumlahnya. Kegunaan dari
mineral-mineral radioaktiv adalah dapat digunakan sebagai sumber energi dan dapat
juga digunakan untuk mengukur waktu Geologi dengan cara menghitung waktu
paruhnya (half time).
6. Gejala Emisi Cahaya
Gejala emisi cahaya adalah gejala sumber cahaya yang dihasilkan dalam prosesproses tertentu. Misalnya, proses radiasi dan keluarnya sinar Ultraviolet. Mineral
Phospor yang pada waktu malam mengeluarkan cahaya adalah contoh emisi cahaya
yang terus-menerus, demikian juga halnya yang terjadi pada mineral Radium(Ra).
Cahaya tersebut merupakan gelombang cahaya yang dikeluarkan oleh mineral,
dimana panjang gelombang cahaya tersebut lebih panjang daripada gelombang

cahaya biasa. Hanya ada beberapa mineral yang dapat menimbulkan emisi cahaya
seperti Phospor, Radium dan Flouride.
7. Bau dan Rasa
Bau pada mineral dapat diamati jika bentuk fisik mineral tersebut dapat diubah
menjadi gas. Jenis-jenis bau mineral adalah:

Bau Sulforous adalah bau yang seperti bau Sulfur(S).

Bau Bituminous adalah bau yang seperti Ter

Bau Argillerous adalah bau seperti lempung(tanah).


Seperti halnya bau, rasa pada mineral hanya dapat diamati jika bentuk fisik mineral
diubah menjadi cair. Berikut adalah jenis-jenis rasa pada mineral :

Rasa Saline atau rasa seperti garam(asin).

Rasa Alkaline atau rasa seperti logam atau soda.

Rasa Witter atau rasa pahit.( Darmono,2001)

B.

Penggolongan Mineral
Berdasarkan kegunaannya dalam aktivitas kehidupan, mineral (logam) dibagi
menjadi dua golongan, yaitu mineral logam esensial dan nonesensial. Logam esensial
diperlukan dalam proses fisiologis hewan, sehingga logam golongan ini merupakan
unsur nutrisi penting yang jika kekurangan dapat menyebabkan kelainan proses
fisiologis atau disebut penyakit defisiensi mineral. Mineral ini biasanya terikat
dengan protein, termasuk enzim untuk proses metabolisme tubuh, yaitu kalsium
(Ca), fosforus (P), kalium (K), natrium (Na), klorin (Cl), sulfur (S), magnesium
(Mg), besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), kobalt (Co), iodin (I), dan
selenium (Se). Logam nonesensial adalah golongan logam yang tidak berguna, atau
belum diketahui kegunaannya dalam tubuh hewan, sehingga hadirnya unsur tersebut
lebih dari normal dapat menyebabkan keracunan. Logam tersebut bahkan sangat
berbahaya bagi makhluk hidup, seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As),
kadmium (Cd), dan aluminium (Al).
Berdasarkan banyaknya, mineral dibagi menjadi dua kelompok, yaitu mineral
makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan atau terdapat dalam jumlah
relatif besar, meliputi Ca, P, K, Na, Cl, S, dan Mg. Mineral mikro ialah mineral yang
diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan

dengan konsentrasi sangat kecil, yaitu Fe, Mo, Cu, Zn, Mn, Co, I, dan Se.
(darmono,1995)
memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan
diasumsikan sebagai bentukbentuk yang teratur yang dikenal sebagai .kristal..
Dengan demikian, kristal secara umum dapat di-definisikan sebagai bahan padat
yang homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi
yang khusus mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-carann terjadinya
bahan padat tersebut dinamakan kristalografi. Pengetahuan tentang .mineral.
merupakan syarat mutlak untuk dapat mempelajari bagian yang padat dari Bumi ini,
yang terdiri dari batuan. Bagian luar yang padat dari Bumi ini disebut litosfir, yang
berarti selaput yang terdiri dari batuan, dengan mengambil .lithos. dari bahasa latin
yang berarti batu, dan .sphere. yang berarti selaput. Tidak kurang dari 2000 jenis
mineral yang kita ketahui sekarang. Beberapa daripadanya merupakan benda padat
dengan ikatan unsur yang sederhana. Contohnya adalah mineral intan yang hanya
terdiri dari satu jenis unsur saja yaitu Karbon. Garam dapur yang disebut mineral
halit, terdiri dari senyawa dua unsur Natrium dan Chlorit dengan simbol NaCl. Setiap
mineral mempunyai susunan unsur-unsur yang tetap dengan perbandingan tertentu.
Studi yang mempelajari segala sesuatunya tentang mineral disebut
.Mineralogi., didalamnya juga mencakup pengetahuan tentang .Kristal., yang
merupakan unsur utama dalam susunan mineral. Pengetahuan dan pengenalan
mineral secara benar sebaiknya dikuasai terlebih dahulu sebelum mempelajari dasardasar geologi atau .Geologi Fisik., dimana batuan, yang terdiri dari mineral,
merupakan topik utama yang akan dibahas. Diatas telah dijelaskan bahwa salah satu
syarat utama untuk dapat mengenal jenis-jenis batuan sebagai bahan yang
membentuk litosfir ini, adalah dengan cara mengenal mineral-mineral yang
membentuk batuan tersebut. Dengan anggapan bahwa pengguna buku ini telah
mengenal dan memahami .mineralogi., maka untuk selanjutnya akan diulas secara
garis besar tentang mineral sebagai penyegaran saja.(ITB,2006)
Sifat Fisik Mineral
Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah dengan
cara mengenal sifat fisiknya. Yang termasuk dalam sifat fisik mineral adalah (1)

bentuk kristalnya, (2) berat jenis, (3) bidang belah, (4) warna, (5) kekerasan, (6)
goresan, dan (7) kilap. Adapun cara yang kedua adalah melalui analisa kimiawi atau
analisa difraksi sinar X, cara ini pada umumnya sangat mahal dan memakan waktu
yang lama. (Danang,2005)
Berikut ini adalah sifat-sifat fisik mineral yang dapat dipakai untuk mengenal mineral
secara
cepat, yaitu:
1. (crystall form): Apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk
berkembang tanpa mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai bentuk
kristalnya yang khas. Tetapi apabila dalam perkembangannya ia mendapat
hambatan, maka bentuk kristalnya juga akan terganggu. Setiap mineral akan
mempunyai sifat bentuk kristalnya yang khas, yang merupakan perwujudan
kenampakan luar, yang terjadi sebagai akibat dari susunan kristalnya didalam.
Pada gambar 3.1 diperlihatkan bentuk bentuk kristal .Isometrik. dan .NonIsometrik.. Untuk dapat memberikan gambara bagaimana suatu bahan padat yang
terdiri dari mineral dengan bentuk kristalnya yang khas dapat terjadi, kita
contohkan suatu caira panas yang terdiri dari unsur-unsur Natrium dan Chlorit.
keadaan tinggi, maka ion-ion tetap akan bergerak bebas dan tidak terikat satu
dengan lainnya. Namun begitu suhu cairan tersebut turun, maka kebebasan
bergeraknya akan berkurang dan hilang, selanjutnya mereka mulai terikat dan
berkelompok untuk membentuk persenyawaan .Natrium Chlorida.. Dengan
semakin menurunnya suhu serta cairan mulai mendingin, kelompok tersebut
semakin tumbuh membesar dan membentuk mineral .Halit. yang padat. Mineral
kuarsa., dapat kita jumpai hampir disemua batuan, namun umumnya
pertumbuhannya terbatas. Meskipun demikian, bentuknya yang tidak teratur
tersebut masih tetap dapat memperlihatkan susunan ion-ionnya yang ditentukan
oleh struktur kristalnya yang khas, yaitu bentuknya yang berupa prisma bersisi
enam. Tidak perduli apakah ukurannya sangat kecil atau besar karena
pertumbuhannya yang sempurna, bagian dari prisma segi enam dan besarnya
sudut antara bidang-bidangnya akan tetap dapat dikenali. (Zulfikar,2002)

Sifat
Kimiawi
Mineral

Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dapat dikelompokkan menjadi mineral


Silikat dan mineral Non-silikat. Terdapat 8 (delapan) kelompok mineral Non-silikat,
yaitu kelompok Oksida, Sulfida, Sulfat, Native elemen, Halid, Karbonat, Hidroksida,
dan Phospat. Adapun mineral silikat (mengandung unsur SiO) yang umum dijumpai
dalam batuan adalah seperti terlihat pada tabel 3.2. Di depan telah dikemukakan
bahwa tidak kurang dari 2000 jenis mineral yang dikenal hingga sekarang. Namun
ternyata hanya beberapa jenis saja yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineralmineral tersebut dinamakan .Mineral pembentuk batuan., atau Rock-forming
minerals., yang merupakan penyusun utama batuan dari kerak dan mantel Bumi.
Mineral pembentuk batuan dikelompokan menjadi empat: (1) Silikat, (2) Oksida, (3)
Sulfida dan (4) Karbonat dan Sulfat.
Mineral Silikat
Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan
persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena
jumlahnya yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral
silikat, dan hampir 100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak
Bumi). Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen,
batuan beku maupun batuan malihan. Silikat pembentuk batuan yang umum adalah

dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan nonferromagnesium.


Berikut adalah Mineral Silikat:
1. Kuarsa: ( SiO2 )
2. Felspar Alkali: ( KAlSi3O8 )
3. Felspar Plagiklas: (Ca,Na)AlSi3O8)
4. Mika Muskovit: (K2Al4(Si6Al2O20)(OH,F)2
5. Mika Biotit: K2(Mg,Fe)6Si3O10(OH)2
6. Amfibol: (Na,Ca)2(Mg,Fe,Al)3(Si,Al)8O22(OH)
7. Pyroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si2O6
8. Olivin: (Mg,Fe)2SiO4
Nomor 1 sampai 4 adalah mineral non-ferromagnesium dan 5 hingga 8 adalah
mineral ferromagnesium.

Mineral

ferromagnesium:

Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar.

Olivine: dikenal karena warnanya yang .olive.. Berat jenis berkisar antara
3.27 . 3.37, tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang
kurang sempurna.

Augitit: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. BD berkisar antara 3.2 .
3.4 dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus. Bidang belah
ini sangat penting untuk membedakannya dengan mineral hornblende.

Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; BD. 3.2 dan mempunyai bidang
belah yang berpotongan dengan sudut kira-kira 56 dan 124 yang sangat
membantu dalam cara mengenalnya.

Biotite: adalah mineral .mika. bentuknya pipih yang dengan mudah dapat
dikelupas. Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-hitam; BD
2.8 . 3.2.

Mineral non-ferromagnesium.

Muskovit: Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning muda,
coklat hijau atau merah. BD. berkisar antara 2.8 . 3.1.

Felspar: Merupakan mineral pembentuk batuan yang paling banyak .


Namanya juga mencerminkan bahwa mineral ini dijumpai hampir disetiap
lapangan. .Feld. dalam bahasa Jerman adalah lapangan (Field). Jumlahnya
didalam kerak Bumi hampir 54%. Nama-nama yang diberikan kepada felspar
adalah .plagioklas. dan .orthoklas. Plagioklas kemudian juga dapat dibagi
dua, .albit. dan .anorthit.. Orthoklas adalah yang mengandung Kalium, albit
mengandung Natrium dan Anorthit mengandung Kalsium.

Orthoklas: mempunyai warna yang khas yakni putih abu-abu atau merah
jambu. BD. 2.57

Kuarsa:
Kadang
disebut
.silika..
Adalah
satusatunya
mineral

pembentuk batuan yang terdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya
muncul dengan warna seperti asap atau .smooky., disebut juga .smooky quartz..
Kadang-kadang juga dengan warna ungu atau merah-lembayung (violet). Nama

kuarsa yang demikian disebut .amethyst., merah massip atau merah-muda, kuning
hingga coklat. Warna yang bermacam-macam ini disebabkan karena adanya unsurunsur lain yang tidak bersih.
Mineral oksida. Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan
unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida
umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih
berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, Chroom,
mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah
.es. (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).
Mineral Sulfida. Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur
tertentu dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan
merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai
nilai ekonomis, atau bijih, seperti .pirit. (FeS3), .chalcocite. (Cu2S), .galena. (PbS),
dan .sphalerit. (ZnS).
Mineral-mineral Karbonat dan Sulfat. Merupakan persenyawaan dengan ion
(CO3)2 dan disebut .karbonat., umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan
.kalsium karbonat., CaCO3 dikenal sebagai mineral .kalsit.. Mineral ini merupakan
susunan utama yang membentuk batuan sedimen. diperlihatkan mineral-mineral yang
umum dijumpai pada batuan beku, yaitu plagioclase feldspar, K-feldspar, quartz,
muscovite mica, biotite mica, amphibole, olivine, dan calcite. Mineral mineral
tersebut mudah dikenali, baik secara megaskopis maupun mikroskopis berdasarkan
dari sifat sifat fisik mineral masing-masing. Adapun ciri dari mineral mineral.

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 17 Desember 2014
pukul 15.00 WITA sampai selesai. Bertempat pada Laboratorium Fisika Dasar I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Alam Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang dipergunakan pada percobaan kali ini yakni:
1. 4 Buah Batu sample sebagai Sampel batuan yang akan diteliti
2. Palu Geologi sebaga alat untuk membelah Batu sample
3. Mikroskop elektronik Sebagai alat untuk memperbesar penampang Batuan.
3.3 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan kali ini adalah:
1. Siapkan sample batuan masing-masing
2. Pecah batuan dari masing masing sample tersebut menjadi serpihan terkecil
menggunakn palu Geologi.
3. Mengambil bulir sample dan mengukur besar bulir tersebut menggunakan
Jangka sorong sehingga ditemukan jenis bulir dari batuan tersebut.
4. Lakukan identifikasi hal yang sama untuk keadan kemas dan pemilahan dari
masing-masing batuan tersebut.
5. Letakan sample yang sudah dipecah pada Mikroskop Elektronik dan Amati
bentuk permukaan pada masing-masing batuan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Gambar

Nama Sample Batuan

Sample Batu 1

Sample Batu 2

Sample Batu 3

Sample Batu 4

1.2 Data Hasil Karakterisasi Mikroskop Digital


Perbesaran 40x
Gambar

Nama Batu

Sample 1

Sample 2

Sample 3

Sample 4

1.3 Karakterisasi Batuan

Nama
no

Komposisi
Tekstur

Batu

Sample 1

Mineral

Berwarna

kaya akan kalsium

Proses Terjadinya

Terjadi

sebagai

residu

Sample 2

putih

dan batuan

mineral

mengkilap
Berwarna

metamorf.
lateritic.
fluorida, klorida Mineral

ini

gelap

atau

sistem

karbonat, dalam

menghasilkan
fluorapatite

Sample 3

Sample 4

dalam

tanah

mengkristal
kristal

heksagonal
atau

Berwarna

chlorapatite
mengandung

Putih

sejumlah

pucat

natrium

lambat pada orthoclase.

Berwarna

lembaran silikat

Besi,

Microcline

terbentuk

kecil selama pendinginan yang

magnesium,

putih

aluminium,

silikon,

pucat dan

oksigen,

ada

berikatan lemah ikatannya

fragmen

bersama oleh ion kalium.

dan

hidrogen

hitam
didalamny
a

1.4 Pembahasan.
Pada praktikum petrologi acara batuan Mineral kali ini, pengamatan yang
dilakukan adalah pengamatan secara mikroskopis dengan tujuan untuk menganalisis
kemudian melakukan pemerian nama batuan. Peraga batuan yang diamati ada 4
macam, antara lain:

1. Sample 1

Fluorapatite adalah sebuah mineral dengan

rumus

Ca 5 (PO 4) 3 M (halophosphate kalsium)


dengan kristalin keras padat. Mineral ini
memiliki berbagai warna (hijau, cokelat, biru, ungu, atau tak berwarna) mineral
murni tidak berwarna fluorapatite merupakan unsur penting dari enamel gigi.
Fluorapatite mengkristal dalam sistem kristal heksagonal dan sering digabungkan
sebagai larutan padat dengan hydroxylapatite (Ca 5 (PO 4) 3 OH) dalam matriks
biologis.
Fluorapatite adalah mineral fosfat yang paling umum. Hal ini terjadi secara luas
sebagai mineral aksesor di batuan beku dan kaya kalsium untuk batuan metamorf dan
mineral ini terdapat juga sebagai detrital atau diagenic mineral dalam batuan sedimen
dan merupakan komponen penting dari fosfotit deposito bijih. Hal ini terjadi sebagai
residu mineral dalam tanah laterit
Menurut hasil pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis, batuan untuk
sampleini adalah Batu Fluorapatite. Fluorapatite, seringkali dengan ejaan alternatif
fluoroapatite, adalah sebuah mineral dengan rumus Ca 5 (PO4)

3F

(kalsium

halophosphate). Fluorapatite adalah kristal keras padat. Walaupun sampel dapat memiliki
berbagai warna (hijau, cokelat, biru, ungu, atau tak berwarna), mineral yang murni
adalah tidak berwarna. Fluorapatite mengkristal dalam sistem kristal heksagonal. Hal ini
sering digabungkan sebagai larutan padat dengan hydroxylapatite (Ca5 (PO4) 3OH)
dalam matriks biologis. Chlorapatite (Ca5 (PO4) 3Cl) merupakan struktur terkait
lainnya. Fluorapatite yang paling umum merupakan mineral fosfat. Hal ini terjadi secara
luas sebagai aksesori mineral dalam batuan yang kaya akan kalsium dan batuan
metamorf. Ini biasanya terjadi sebagai detrital atau diagenic mineral dalam batuan
sedimen dan merupakan komponen penting dari bijih fosfotit deposito. Terjadi sebagai
residu mineral dalam tanah lateritic.

2. Sample 2

Hidroksiapatit

merupakan

senyawa

keramik

dengan kandungan terbanyak


kalsium dan pospat. Hidroksiapatit bersifat bioresorbable atau material akan larut
dan jaringan sekelilingnya akan menggantikannya setelah beberapa periode. Material
hidroksiapatit dapat dihasilkan dari bahan dasar batu gamping dengan mengambil
kalsium kemudian direaksikan dengan senyawa pospat. Telah dilakukan penelitian
tentang sintesis hidroksiapatit menggunakan bahan dasar batu gamping untuk
mengetahui potensi batu gamping sebagai bahan dasar untuk membuat hidroksiapatit
yang akan digunakan sebagai implan. Bahan yang digunakan adalah serbuk batu
gamping yang dipanaskan 900C, asam pospat (H3PO4), dan aquades melalui reaksi
sol gel. Dehidrasi dilakukan pada suhu 110C. Selanjutnya dilakukan pembakaran
pada suhu 700C, 800C, 900C, dan 1000C dengan waktu penahanan masingmasing selama 2 jam. Dan dilakukan uji komposisi kimia, densitas, porositas,
kekuatan tekan, dan kekerasan.
Menurut hasil pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis, batuan
untuk sample 2 ini adalah Batu Hydroxylapatite. Hydroxylapatite, juga disebut
hidroksiapatit, adalah bentuk alami mineral kalsium apatit dengan rumus kimia Ca 5
(PO4) 3 (OH), tetapi biasanya ditulis Ca 10 (PO4) 6 (OH) 2 untuk menunjukkan bahwa sel
satuan kristal terdiri dari dua entitas . Hydroxylapatite adalah bagian dari kelompok
hidroksil apatit kompleks. OH-ion yang dapat digantikan oleh fluorida, klorida atau
karbonat, menghasilkan fluorapatite atau chlorapatite. Mineral ini mengkristal dalam
sistem kristal heksagonal. Memiliki bobot jenis 3,08 dan 5 pada Skala Mohs.
Hydroxylapatite murni bubuk putih. Apatites alami dapat berwarna cokelat, kuning, atau
hijau.

3. Sample 3

Menurut hasil pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis, batuan


untuk sample 3 ini adalah Batu Microcline. Microcline (KAlSi3O8) merupakan mineral
penting pembentuk batuan beku tectosilicate. Mineral ini merupakan mineral alkali yang
kaya akan potasium feldspar. Microcline biasanya mengandung sejumlah kecil natrium.
Hal ini sering terjadi pada granit dan pegmatites. Microcline terbentuk selama
pendinginan yang lambat pada orthoclase. Microcline mungkin berwarna jelas, putih,
pucat-kuning, bata-merah, atau hijau, tetapi umumnya ditandai oleh perkembaran
mineral yang terbentuk sebagai hasil dari transformasi monoclinic orthoclase ke triclinic
microcline,dan penyebarannya.

4. Sample 4

Menurut hasil pengamatan secara makroskopis dan mikroskopis, batuan untuk


sample 4 ini adalah Batu Biotite. Biotite merupakan kelompok mineral mika
phyllosilicate, dengan perkiraan rumus kimia K(Mg, Fe)3AlSi3O10 (F,OH)2. Biotite
dinamai oleh J.F.L. Hausmann pada tahun 1847 untuk menghormati fisikawan
Perancis Jean-Baptiste Biot, yang, pada tahun 1816, meneliti sifat optik mika,
menemukan banyak sifat-sifat unik. Biotit adalah suatu mineral pembentukan batu
karang yang umum, menjadi kehadiran sedikitnya beberapa persentase di dalam
paling berapi-api dan kedua-duanya regional dan menghubungi batuan metamorfik.
Yang khas hitam kepada warna yang coklat dari biotit adalah karakteristik meski itu
adalah sulit untuk menciri biotit coklat dari flogopit coklat yang gelap.
Kedua benar-benar berakhir para anggota dalam deretan yang adalah
tergantung pada persen dari besi/ setrika. Flogopit adalah besi/ setrika lemah(miskin
dan biotit adalah besi/ setrika kaya. Warna dan kepadatan yang lebih gelap meningkat

dengan satu peningkatan di dalam isi besi/ setrika. Biotit menuju ke untuk
membentuk di suatu jangkauan kondisi-kondisi dibanding flogopit yang lebih luas
yang dibatasi kebanyakan kepada marbles (karya seni marmer) batu karang dan
magnesium dan pegmatit-pegmatit kaya yang ultramafic. Biotit, seperti mika-mika
lain, mempunyai suatu struktur yang layered dari lembar;seprai-lembar;seprai silikat
aluminium magnesium besi/ setrika yang dengan lemah terikat bersama-sama oleh
lapisan-lapisan dari notulen kalium. Lapisan-lapisan ion kalium ini menghasilkan
perpecahan yang sempurna.
Biotit adalah jarang dipertimbangkan suatu spesimen mineral yang berharga,
tetapi itu dapat menemani mineral-mineral lain dan pujian mereka. Di Bancroft,
Ontario Biotite membentuk kristal-kristal yang besar dengan apatit dan hornblenda
yang hijau. Plat-plat yang besar tunggal atau "buku" dari biotit dapat bertumbuh
kepada ukuran yang pantas dipertimbangkan dan dapat membuat spesimen-spesimen
mineral mengesankan. kristal-kristal Kehujanan, keanginan, lapuk karena hawa kecil
dari biotit dapat muncul kuning-emas dengan suatu yang manis berkelip-kelip
menghasilkan seperti emas.

DAFTAR PUSTAKA
Endarto, Danang.2005.Pengantar Geologi Dasar..Surakarta:Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP)
Institut Teknologi Bandung. 2006. Pedoman Praktikum Geologi Fisik. Bandung :
Labroratorium Geologi Dinamik.
Sapiie, benyamin dkk.2006. geologi fisik.bandung : penerbit ITB
Zulfikar, Basyuni. 2002. Agrogeologi. Penerbit UNSOED.
Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan
Toksikologi Senyawa Logam. Penerbit Universitas Indonesia Press

BAB V
PENUTUP
5.1

Kesimpulan
1. Batu Fluorapatite adalah sebuah mineral dengan rumus Ca 5 (PO 4) 3 M
(halophosphate kalsium) dengan kristalin keras padat. Fluorapatite yang
paling umum merupakan mineral fosfat. Hal ini terjadi secara luas sebagai
aksesori mineral dalam batuan yang kaya akan kalsium dan batuan
metamorf.
2. Hydroxylapatite, juga disebut hidroksiapatit, adalah bentuk alami mineral
kalsium apatit dengan rumus kimia Ca5 (PO4) 3 (OH), tetapi biasanya
ditulis Ca10 (PO4) 6 (OH) 2 untuk menunjukkan bahwa sel satuan kristal
terdiri dari dua entitas.
3. Microcline

(KAlSi3O8)

merupakan

mineral

penting

pembentuk batuan beku tectosilicate. Mineral ini merupakan


mineral alkali yang kaya akan potasium feldspar. Microcline
biasanya mengandung sejumlah kecil natrium.
4. Biotite merupakan kelompok mineral mika phyllosilicate, dengan perkiraan
rumus kimia K(Mg, Fe)3AlSi3O10 (F,OH)2.
5.2

Saran
Sebaiknya saat praktikum berlangsung lebih dikondisikan lagi kerja dari
praktikan agar semua praktikan dapat bekerja dengan maksimal dan memahami apa
yang disampaikan asisten. Perlu persiapan yang matang bagi asisten. terutama tempat
yang di khususkan .

Anda mungkin juga menyukai