GEOLOGI FISIK
PERCOBAAN IV
BATUAN MINERAL
Oleh :
NAMA
: SAMSUL ANWAR
NIM
: J1D112010
KELOMPOK
: 1 (SATU)
ASISTEN
: ADI PURWANTO
Nama
: Samsul Anwar
NIM
: J1D112010
Kelompok
: 1 (satu)
Judul Percobaan
: Stratigrafi
Tanggal Percobaan
: 8 Desember 2014
Fakultas
Program Studi
: Fisika
Asisten
: Adi Purwanto
Nilai
Banjarbaru ,
Asisten
(Adi Purwanto)
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki
bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk
tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral. Mineral termasuk
dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat yang sangat
kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik biasanya tidak
termasuk). Ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi
Agar dapat diklasifikasikan sebagai mineral sejati, senyawa tersebut haruslah
berupa padatan dan memiliki struktur kristal. Senyawa ini juga harus terbentuk
secara alami dan memiliki komposisi kimia yang tertentu. Definisi sebelumnya tidak
memasukkan senyawa seperti mineral yang berasal dari turunan senyawa organik.
Bagaimanapun juga, The International Mineralogical Association tahun 1995 telah
mengajukan definisi baru tentang definisi material:
Mineral adalah suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki
unsur kristal dan terbentuk dari hasil proses geologi.
Eksploitasi mineral telah dimulai ribuan tahun yang lalu, awalnya untuk zat
pewarna, dan batuan untuk penghalusan dan pemotong. Saat ini di banyak tempat
tanah mengalami pemiskinan unsur hara, sehingga menjadi tidak subur untuk
tanaman. Sehingga dibutuhkan suatu teknik untuk mengembalikan kesuburan tanah,
seperti teknik pemineralan kembali pada tanah (soil remineralization, SR). SR
menciptakan tanah-tanah subur dengan cara mengembalikan mineral-mineral ke
dalam tanah secara alami.
Agromineral
adalah
mineral-mineral
yang
bermanfaat
bagi
Dalam
pertanian,
tanah
merupakan
bahan
vital
sebagai
tempat
diketahui sebagai unsur penting untuk pertumbuhan dan pertahanan tanaman, dibagi
menjadi dua kelompok utama, yaitu bukan-mineral dan mineral.
1.2 Tujuan Percobaan
1
Mengetahui mineral apa saja yang terkandung dalam Batuan Mineral serta proses
terjadinya.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
termasuk).
Ilmu
yang
mempelajari
mineral
disebut
mineralogi.
(Darmono,1995)
Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis. Istilah
mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga struktur mineral.
Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam sederhana sampai silikat
yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik
biasanya tidak termasuk). Menurut
tahun 1995 telah mengajukan definisi baru tentang definisi material Mineral adalah
suatu unsur atau senyawa yang dalam keadaan normalnya memiliki unsur kristal dan
terbentuk dari hasil proses geologi . Ilmu yang mempelajari mineral disebut
mineralogi.( darmono,1995)
Berbagai unsur anorganik (mineral) terdapat dalam bahan biologi, tetapi tidak
atau belum semua mineral tersebut terbukti esensial, sehingga ada mineral esensial
dan nonesensial. Mineral esensial yaitu mineral yang sangat diperlukan dalam proses
fisiologis makhluk hidup untuk membantu kerja enzim atau pembentukan organ.
Unsur-unsur mineral esensial dalam tubuh terdiri atas dua golongan, yaitu mineral
makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan untuk membentuk komponen
organ di dalam tubuh. Mineral mikro yaitu mineral yang diperlukan dalam jumlah
sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan dengan konsentrasi sangat kecil.
Mineral nonesensial adalah logam yang perannya dalam tubuh makhluk hidup belum
diketahui dan kandungannya dalam jaringan sangat kecil. Bila kandungannya tinggi
dapat merusak organ tubuh makhluk hidup yang bersangkutan. Di samping
mengakibatkan keracunan, logam juga dapat menyebabkan penyakit defisiensi.(
Darmono,1995)
Dalam mendefinisikan mineral, hingga saat ini masih belum didapatkan kepastian
untuk menerangkan pengertian dari mineral tersebut. Karena memang belum
didapatkan kesamaan pendapat oleh para ahli tentang hal ini. Namun pada umumnya
dikenal dua defenisi mineral, defenisi klasik yang disimpulkan sebelum tahun 1977
dan defenisi kompilasi yang disimpulkan setelah tahun 1977.
Menurut defenisi klasik, mineral adalah suatu benda padat anorganik yang terbentuk
secara alami, bersifat homogen, yang mempunyai bentuk kristal dan rumus kimia
yang tetap. Dan menurut defenisi kompilasi, mineral adalah suatu zat yang terdapat
dialam dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen, memiliki sifat-sifat
fisik dan umumnya berbentuk kristalin yang mempunyai bentuk geometris tertentu.(
darmono,1995 )
Hal yang membedakan kedua defenisi tersebut adalah pada defenisi klasik, yang
termasuk mineral hanyalah benda atau zat padat saja. Dan pada defenisi kompilasi,
mineral mempunyai ruang limgkup yang lebih luas karena mencakup semua zat yang
ada dialam yang memenuhi syarat-syarat dalam pengertian tersebut. Hal ini salah
satunya disebabkan karena ada beberapa bahan yang terbentuk karena penguraian
atau perubahan sia-sisa tumbuhan dan hewan secara alamiah juga digolongkan
kedalam mineral, seperti batubara, minyak bumi dan tanah diatome. Mineral
termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam-garam sederhana sampai silikat
yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang diketahui (senyawaan organik
biasanya tidak termasuk).
Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang mineral. Mulai dari
pembagian
atau
penggolongan
mineral,
pengenalan
sifat-sifat
mineral,
Ada
mineral-mineral
unsure-unsur
yang
dapat
bersifat
radioaktiv
sepertiUranium(U),Radium(Ra),Thorium(Th),Plumbum(Pb),Vanadium(V)
dan Kalium(K).Biasanya, mineral-mineral yang bersifat radioaktiv dijumpai dalam
mineral-mineral ikutan atau mineral-mineral yang terbetas jumlahnya. Kegunaan dari
mineral-mineral radioaktiv adalah dapat digunakan sebagai sumber energi dan dapat
juga digunakan untuk mengukur waktu Geologi dengan cara menghitung waktu
paruhnya (half time).
6. Gejala Emisi Cahaya
Gejala emisi cahaya adalah gejala sumber cahaya yang dihasilkan dalam prosesproses tertentu. Misalnya, proses radiasi dan keluarnya sinar Ultraviolet. Mineral
Phospor yang pada waktu malam mengeluarkan cahaya adalah contoh emisi cahaya
yang terus-menerus, demikian juga halnya yang terjadi pada mineral Radium(Ra).
Cahaya tersebut merupakan gelombang cahaya yang dikeluarkan oleh mineral,
dimana panjang gelombang cahaya tersebut lebih panjang daripada gelombang
cahaya biasa. Hanya ada beberapa mineral yang dapat menimbulkan emisi cahaya
seperti Phospor, Radium dan Flouride.
7. Bau dan Rasa
Bau pada mineral dapat diamati jika bentuk fisik mineral tersebut dapat diubah
menjadi gas. Jenis-jenis bau mineral adalah:
B.
Penggolongan Mineral
Berdasarkan kegunaannya dalam aktivitas kehidupan, mineral (logam) dibagi
menjadi dua golongan, yaitu mineral logam esensial dan nonesensial. Logam esensial
diperlukan dalam proses fisiologis hewan, sehingga logam golongan ini merupakan
unsur nutrisi penting yang jika kekurangan dapat menyebabkan kelainan proses
fisiologis atau disebut penyakit defisiensi mineral. Mineral ini biasanya terikat
dengan protein, termasuk enzim untuk proses metabolisme tubuh, yaitu kalsium
(Ca), fosforus (P), kalium (K), natrium (Na), klorin (Cl), sulfur (S), magnesium
(Mg), besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), kobalt (Co), iodin (I), dan
selenium (Se). Logam nonesensial adalah golongan logam yang tidak berguna, atau
belum diketahui kegunaannya dalam tubuh hewan, sehingga hadirnya unsur tersebut
lebih dari normal dapat menyebabkan keracunan. Logam tersebut bahkan sangat
berbahaya bagi makhluk hidup, seperti timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As),
kadmium (Cd), dan aluminium (Al).
Berdasarkan banyaknya, mineral dibagi menjadi dua kelompok, yaitu mineral
makro dan mineral mikro. Mineral makro diperlukan atau terdapat dalam jumlah
relatif besar, meliputi Ca, P, K, Na, Cl, S, dan Mg. Mineral mikro ialah mineral yang
diperlukan dalam jumlah sangat sedikit dan umumnya terdapat dalam jaringan
dengan konsentrasi sangat kecil, yaitu Fe, Mo, Cu, Zn, Mn, Co, I, dan Se.
(darmono,1995)
memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata, dan
diasumsikan sebagai bentukbentuk yang teratur yang dikenal sebagai .kristal..
Dengan demikian, kristal secara umum dapat di-definisikan sebagai bahan padat
yang homogen yang memiliki pola internal susunan tiga dimensi yang teratur. Studi
yang khusus mempelajari sifat-sifat, bentuk susunan dan cara-carann terjadinya
bahan padat tersebut dinamakan kristalografi. Pengetahuan tentang .mineral.
merupakan syarat mutlak untuk dapat mempelajari bagian yang padat dari Bumi ini,
yang terdiri dari batuan. Bagian luar yang padat dari Bumi ini disebut litosfir, yang
berarti selaput yang terdiri dari batuan, dengan mengambil .lithos. dari bahasa latin
yang berarti batu, dan .sphere. yang berarti selaput. Tidak kurang dari 2000 jenis
mineral yang kita ketahui sekarang. Beberapa daripadanya merupakan benda padat
dengan ikatan unsur yang sederhana. Contohnya adalah mineral intan yang hanya
terdiri dari satu jenis unsur saja yaitu Karbon. Garam dapur yang disebut mineral
halit, terdiri dari senyawa dua unsur Natrium dan Chlorit dengan simbol NaCl. Setiap
mineral mempunyai susunan unsur-unsur yang tetap dengan perbandingan tertentu.
Studi yang mempelajari segala sesuatunya tentang mineral disebut
.Mineralogi., didalamnya juga mencakup pengetahuan tentang .Kristal., yang
merupakan unsur utama dalam susunan mineral. Pengetahuan dan pengenalan
mineral secara benar sebaiknya dikuasai terlebih dahulu sebelum mempelajari dasardasar geologi atau .Geologi Fisik., dimana batuan, yang terdiri dari mineral,
merupakan topik utama yang akan dibahas. Diatas telah dijelaskan bahwa salah satu
syarat utama untuk dapat mengenal jenis-jenis batuan sebagai bahan yang
membentuk litosfir ini, adalah dengan cara mengenal mineral-mineral yang
membentuk batuan tersebut. Dengan anggapan bahwa pengguna buku ini telah
mengenal dan memahami .mineralogi., maka untuk selanjutnya akan diulas secara
garis besar tentang mineral sebagai penyegaran saja.(ITB,2006)
Sifat Fisik Mineral
Terdapat dua cara untuk dapat mengenal suatu mineral, yang pertama adalah dengan
cara mengenal sifat fisiknya. Yang termasuk dalam sifat fisik mineral adalah (1)
bentuk kristalnya, (2) berat jenis, (3) bidang belah, (4) warna, (5) kekerasan, (6)
goresan, dan (7) kilap. Adapun cara yang kedua adalah melalui analisa kimiawi atau
analisa difraksi sinar X, cara ini pada umumnya sangat mahal dan memakan waktu
yang lama. (Danang,2005)
Berikut ini adalah sifat-sifat fisik mineral yang dapat dipakai untuk mengenal mineral
secara
cepat, yaitu:
1. (crystall form): Apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk
berkembang tanpa mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai bentuk
kristalnya yang khas. Tetapi apabila dalam perkembangannya ia mendapat
hambatan, maka bentuk kristalnya juga akan terganggu. Setiap mineral akan
mempunyai sifat bentuk kristalnya yang khas, yang merupakan perwujudan
kenampakan luar, yang terjadi sebagai akibat dari susunan kristalnya didalam.
Pada gambar 3.1 diperlihatkan bentuk bentuk kristal .Isometrik. dan .NonIsometrik.. Untuk dapat memberikan gambara bagaimana suatu bahan padat yang
terdiri dari mineral dengan bentuk kristalnya yang khas dapat terjadi, kita
contohkan suatu caira panas yang terdiri dari unsur-unsur Natrium dan Chlorit.
keadaan tinggi, maka ion-ion tetap akan bergerak bebas dan tidak terikat satu
dengan lainnya. Namun begitu suhu cairan tersebut turun, maka kebebasan
bergeraknya akan berkurang dan hilang, selanjutnya mereka mulai terikat dan
berkelompok untuk membentuk persenyawaan .Natrium Chlorida.. Dengan
semakin menurunnya suhu serta cairan mulai mendingin, kelompok tersebut
semakin tumbuh membesar dan membentuk mineral .Halit. yang padat. Mineral
kuarsa., dapat kita jumpai hampir disemua batuan, namun umumnya
pertumbuhannya terbatas. Meskipun demikian, bentuknya yang tidak teratur
tersebut masih tetap dapat memperlihatkan susunan ion-ionnya yang ditentukan
oleh struktur kristalnya yang khas, yaitu bentuknya yang berupa prisma bersisi
enam. Tidak perduli apakah ukurannya sangat kecil atau besar karena
pertumbuhannya yang sempurna, bagian dari prisma segi enam dan besarnya
sudut antara bidang-bidangnya akan tetap dapat dikenali. (Zulfikar,2002)
Sifat
Kimiawi
Mineral
Mineral
ferromagnesium:
Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar.
Olivine: dikenal karena warnanya yang .olive.. Berat jenis berkisar antara
3.27 . 3.37, tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang
kurang sempurna.
Augitit: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. BD berkisar antara 3.2 .
3.4 dengan bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus. Bidang belah
ini sangat penting untuk membedakannya dengan mineral hornblende.
Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; BD. 3.2 dan mempunyai bidang
belah yang berpotongan dengan sudut kira-kira 56 dan 124 yang sangat
membantu dalam cara mengenalnya.
Biotite: adalah mineral .mika. bentuknya pipih yang dengan mudah dapat
dikelupas. Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-hitam; BD
2.8 . 3.2.
Mineral non-ferromagnesium.
Muskovit: Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning muda,
coklat hijau atau merah. BD. berkisar antara 2.8 . 3.1.
Orthoklas: mempunyai warna yang khas yakni putih abu-abu atau merah
jambu. BD. 2.57
Kuarsa:
Kadang
disebut
.silika..
Adalah
satusatunya
mineral
pembentuk batuan yang terdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya
muncul dengan warna seperti asap atau .smooky., disebut juga .smooky quartz..
Kadang-kadang juga dengan warna ungu atau merah-lembayung (violet). Nama
kuarsa yang demikian disebut .amethyst., merah massip atau merah-muda, kuning
hingga coklat. Warna yang bermacam-macam ini disebabkan karena adanya unsurunsur lain yang tidak bersih.
Mineral oksida. Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan
unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida
umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih
berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, Chroom,
mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah
.es. (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan kassiterit (SnO2).
Mineral Sulfida. Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur
tertentu dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan
merkuri. Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai
nilai ekonomis, atau bijih, seperti .pirit. (FeS3), .chalcocite. (Cu2S), .galena. (PbS),
dan .sphalerit. (ZnS).
Mineral-mineral Karbonat dan Sulfat. Merupakan persenyawaan dengan ion
(CO3)2 dan disebut .karbonat., umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan
.kalsium karbonat., CaCO3 dikenal sebagai mineral .kalsit.. Mineral ini merupakan
susunan utama yang membentuk batuan sedimen. diperlihatkan mineral-mineral yang
umum dijumpai pada batuan beku, yaitu plagioclase feldspar, K-feldspar, quartz,
muscovite mica, biotite mica, amphibole, olivine, dan calcite. Mineral mineral
tersebut mudah dikenali, baik secara megaskopis maupun mikroskopis berdasarkan
dari sifat sifat fisik mineral masing-masing. Adapun ciri dari mineral mineral.
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 17 Desember 2014
pukul 15.00 WITA sampai selesai. Bertempat pada Laboratorium Fisika Dasar I
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Alam Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang dipergunakan pada percobaan kali ini yakni:
1. 4 Buah Batu sample sebagai Sampel batuan yang akan diteliti
2. Palu Geologi sebaga alat untuk membelah Batu sample
3. Mikroskop elektronik Sebagai alat untuk memperbesar penampang Batuan.
3.3 Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan kali ini adalah:
1. Siapkan sample batuan masing-masing
2. Pecah batuan dari masing masing sample tersebut menjadi serpihan terkecil
menggunakn palu Geologi.
3. Mengambil bulir sample dan mengukur besar bulir tersebut menggunakan
Jangka sorong sehingga ditemukan jenis bulir dari batuan tersebut.
4. Lakukan identifikasi hal yang sama untuk keadan kemas dan pemilahan dari
masing-masing batuan tersebut.
5. Letakan sample yang sudah dipecah pada Mikroskop Elektronik dan Amati
bentuk permukaan pada masing-masing batuan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sample Batu 1
Sample Batu 2
Sample Batu 3
Sample Batu 4
Nama Batu
Sample 1
Sample 2
Sample 3
Sample 4
Nama
no
Komposisi
Tekstur
Batu
Sample 1
Mineral
Berwarna
Proses Terjadinya
Terjadi
sebagai
residu
Sample 2
putih
dan batuan
mineral
mengkilap
Berwarna
metamorf.
lateritic.
fluorida, klorida Mineral
ini
gelap
atau
sistem
karbonat, dalam
menghasilkan
fluorapatite
Sample 3
Sample 4
dalam
tanah
mengkristal
kristal
heksagonal
atau
Berwarna
chlorapatite
mengandung
Putih
sejumlah
pucat
natrium
Berwarna
lembaran silikat
Besi,
Microcline
terbentuk
magnesium,
putih
aluminium,
silikon,
pucat dan
oksigen,
ada
fragmen
dan
hidrogen
hitam
didalamny
a
1.4 Pembahasan.
Pada praktikum petrologi acara batuan Mineral kali ini, pengamatan yang
dilakukan adalah pengamatan secara mikroskopis dengan tujuan untuk menganalisis
kemudian melakukan pemerian nama batuan. Peraga batuan yang diamati ada 4
macam, antara lain:
1. Sample 1
rumus
3F
(kalsium
halophosphate). Fluorapatite adalah kristal keras padat. Walaupun sampel dapat memiliki
berbagai warna (hijau, cokelat, biru, ungu, atau tak berwarna), mineral yang murni
adalah tidak berwarna. Fluorapatite mengkristal dalam sistem kristal heksagonal. Hal ini
sering digabungkan sebagai larutan padat dengan hydroxylapatite (Ca5 (PO4) 3OH)
dalam matriks biologis. Chlorapatite (Ca5 (PO4) 3Cl) merupakan struktur terkait
lainnya. Fluorapatite yang paling umum merupakan mineral fosfat. Hal ini terjadi secara
luas sebagai aksesori mineral dalam batuan yang kaya akan kalsium dan batuan
metamorf. Ini biasanya terjadi sebagai detrital atau diagenic mineral dalam batuan
sedimen dan merupakan komponen penting dari bijih fosfotit deposito. Terjadi sebagai
residu mineral dalam tanah lateritic.
2. Sample 2
Hidroksiapatit
merupakan
senyawa
keramik
3. Sample 3
4. Sample 4
dengan satu peningkatan di dalam isi besi/ setrika. Biotit menuju ke untuk
membentuk di suatu jangkauan kondisi-kondisi dibanding flogopit yang lebih luas
yang dibatasi kebanyakan kepada marbles (karya seni marmer) batu karang dan
magnesium dan pegmatit-pegmatit kaya yang ultramafic. Biotit, seperti mika-mika
lain, mempunyai suatu struktur yang layered dari lembar;seprai-lembar;seprai silikat
aluminium magnesium besi/ setrika yang dengan lemah terikat bersama-sama oleh
lapisan-lapisan dari notulen kalium. Lapisan-lapisan ion kalium ini menghasilkan
perpecahan yang sempurna.
Biotit adalah jarang dipertimbangkan suatu spesimen mineral yang berharga,
tetapi itu dapat menemani mineral-mineral lain dan pujian mereka. Di Bancroft,
Ontario Biotite membentuk kristal-kristal yang besar dengan apatit dan hornblenda
yang hijau. Plat-plat yang besar tunggal atau "buku" dari biotit dapat bertumbuh
kepada ukuran yang pantas dipertimbangkan dan dapat membuat spesimen-spesimen
mineral mengesankan. kristal-kristal Kehujanan, keanginan, lapuk karena hawa kecil
dari biotit dapat muncul kuning-emas dengan suatu yang manis berkelip-kelip
menghasilkan seperti emas.
DAFTAR PUSTAKA
Endarto, Danang.2005.Pengantar Geologi Dasar..Surakarta:Lembaga
Pengembangan Pendidikan (LPP)
Institut Teknologi Bandung. 2006. Pedoman Praktikum Geologi Fisik. Bandung :
Labroratorium Geologi Dinamik.
Sapiie, benyamin dkk.2006. geologi fisik.bandung : penerbit ITB
Zulfikar, Basyuni. 2002. Agrogeologi. Penerbit UNSOED.
Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: Universitas
Indonesia Press.
Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran Hubungannya dengan
Toksikologi Senyawa Logam. Penerbit Universitas Indonesia Press
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1. Batu Fluorapatite adalah sebuah mineral dengan rumus Ca 5 (PO 4) 3 M
(halophosphate kalsium) dengan kristalin keras padat. Fluorapatite yang
paling umum merupakan mineral fosfat. Hal ini terjadi secara luas sebagai
aksesori mineral dalam batuan yang kaya akan kalsium dan batuan
metamorf.
2. Hydroxylapatite, juga disebut hidroksiapatit, adalah bentuk alami mineral
kalsium apatit dengan rumus kimia Ca5 (PO4) 3 (OH), tetapi biasanya
ditulis Ca10 (PO4) 6 (OH) 2 untuk menunjukkan bahwa sel satuan kristal
terdiri dari dua entitas.
3. Microcline
(KAlSi3O8)
merupakan
mineral
penting
Saran
Sebaiknya saat praktikum berlangsung lebih dikondisikan lagi kerja dari
praktikan agar semua praktikan dapat bekerja dengan maksimal dan memahami apa
yang disampaikan asisten. Perlu persiapan yang matang bagi asisten. terutama tempat
yang di khususkan .