Anda di halaman 1dari 24

BATUAN SEDIMEN

(Laporan Praktikum Geologi Dasar)

Oleh

Jefri Martin Simamora


1915051023

LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
Judul Praktikum : Batuan Sedimen

Tanggal Percobaan : 30 September 2019

Tempat Percobaan : Laboratorium Teknik Geofisika

Nama : Jefri Martin Simamora

NPM : 1915051023

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : IV (Empat)

Bandar Lampung, 30 September 2019

Mengetahui,

Asisten

Varenza Novita Yandi

NPM. 1715051006

ii
BATUAN SEDIMEN

Oleh

Jefri Martin Simamora

ABSTRAK

Telah dilaksanakan Praktikum Geologi Dasar di Laboratorium Teknik Geofisika


Universitas Lampung. Pada tanggal 30 September 2019. Praktikum itu adalah
salah satu kewajiban dasar Mahasiswa Teknik Geofisika pada mata kuliah
Geologi Dasar. Praktikum ini adalah bentuk penerapan dari apa yang telah
dipelajari atau didapat dalam teori Geologi Dasar, sehingga mahasiswa memiliki
kemampuan yang baik setelah menempuh mata kuliah ini nantinya. Sebelum
praktikum praktikan mempersiapkan alat dan bahan yang akan dipakai selama
praktikum ini nantinya, seperti beberapa Batuan Sedimen, Alat Tulis, dan Loop.
Selama praktikum ini kami melakukan pengamatan terhadap Batuan Sedimen
dengan menggunakan system identifikasi batuan untuk mengetahui sifat-sifat dari
batuan tersebut seperti warna, tekstur, struktur, komposisi mineral/fosil, dan lain-
lain. Oleh karena itu diharapkan nantinya Mahasiswa mampu mengidentifikasi
Batuan Sedimen setelah adanya praktikum ini. Selama praktikum kami melakukan
indentifikasi terhadap batuan yang menjadi sample seperti mengindentifikasi
warna dari batuan, tesktur batuan sedimen seperti bentuk butir dan grand size
batuan, struktur batuan, komposisi mineral yang terkandung ataupun fosil yang
terkandung dalam batuan serta mengindentifikasi nama batuan yang dijadikan
sampel.

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN .....................................................................................ii

ABSTRAK ................................................................................................................iii

DAFTAR ISI .............................................................................................................iv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................v

DAFTAR TABEL ....................................................................................................vi

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Tujuan Percobaan ...............................................................................1
II. TEORI DASAR
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Alat dan Bahan ...................................................................................4
B. Diagram Alir ......................................................................................5
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan ...............................................................................6
B. Pembahasan .......................................................................................6
V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iv
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Sampel Batuan ........................................................................................4

Gambar 2. Alat Tulis ................................................................................................4

Gambar 3. Loop ........................................................................................................4

Gambar 4. Komparator Batuan Sedimen ..................................................................4

Gambar 5. Diagram Alir ...........................................................................................5

Gambar 6. Batu Karang ............................................................................................15

Gambar 7. Batu Pasir Kuarsa ...................................................................................15

Gambar 8. Batu Gamping .........................................................................................16

Gambar 9. Batu Gneiss .............................................................................................16

Gambar 10. Batubara ................................................................................................17

Gambar 11. Batu Pasir ..............................................................................................17

Gambar 12. Batu Gamping .......................................................................................18

Gambar 13. Batu Rijang ...........................................................................................18

v
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Perbedaan porositas batuan ........................................................................7
Tabel 2. Data Pengamatan .........................................................................................18
Tabel 3. Kekerasan Batuan Mulia, Permata, Akik ....................................................19

vi
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktikum ini adalah kegiatan untuk menerapkan apa yang telah
dipelajari atau didapat dalam sebuah teori. Kegiatan ini sangat penting
bagi Mahasiswa karena diharapkan nantinya Mahasiswa mampu
membedakan dan mengklasifikasikan Batuan Sedimen berdasarkan
aspek atau sifat batuan yang telah dipelajari dalam mata kuliah
Geologi Dasar. Bumi memiliki lautan dan juga daratan. Salah satu
bagian dalam daratan yaitu batuan yang memiliki jenis berbeda satu
sama lain, seperti dari materi penyusunnya dan proses
pembentukannya.Dilihat dari jenisnya batuan dapat digolongkan
menjadi 3 jenis, yaitu Batuan Beku (igneous rock), Batuan Sedimen
(sedimentary rocks), dan Batuan Metamorfik (malihan). Batuan adalah
kumpulan atau agregat dari mineral-mineral yang sudah dalam
keadaan membeku/keras. Salah satunya yaitu Batuan Sedimen. Batuan
sedimen merupakan salah satu jenis batuan yang mana terbentuk dari
endapan bahan-bahan yang terbawa oleh air, angin, ataupun gaya
gravitasi. Selain itu batuan sedimen juga merupakan batuan yang
terbentuk karena adanya proses litifikasi dari hasil pelapukan dan erosi
tanah yang telah terbawa oleh arus dan kemudian diendapkan.

B. Tujuan Percobaan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui proses terbentuknya batuan sedimen.
2. Mahasiswa mampu menetukan dan mendeskripsikan batuan
sedimen.
3. Mahasiswa mampu mengetahui proses sedimentasi sebagai proses
pembentukan batuan sedimen.
II. TEORI DASAR

Batuan adalah kumpulan dari satu atau lebih mineral yang merupakan bagian dari
kerak bumi. Terdapat 3 jenis batuan utama yaitu : batuan beku (igneus rock),
terbentuk dari hasil pendinginan dan kristalisasi magma di dalam bumi atau
dipermukaan bumi; batuan sedimen (sedimentary rock), terbentuk dari sedimen
hasil rombakan batuan yang telah ada, oleh akumulasi dari material organik atau
hasil penguapan dari larutan; dan batuan metamorfik (metamorphic rock),
merupakan hasil perubahan dalam keadaan padat dari batuan yang telah ada
menjadi batuan yang mempunyai komposisi dan tekstur yang berbeda, sebagai
akibat perubahan panas, tekanan, kegiatan kimiawi atau perpaduan ketiganya.
Semua jenis batuan ini dapat diamati di permukaan sebagai singkapan. Sebagai
contoh, kegiatan gunung api yang mengahsilakn beberapa jenis batuan beku,
proses pelapukan, erosi, transportasi dan pengendapan sedimen yang setelah
melalui proses pembatuan (lithification) menjadi bebrapa jenis batuan sedimen.
Pedoman praktikum geologi dasar ITB (Anonim, 2009).

Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk di permukaan bumi pada suhu
dan tekanan yang rendah. Batuan sedimen umumnya dicirikan oleh komposisi
butiran-butiran penyusun yang berasal dari batuan yang telah ada sebelumnya
(pre-exisiting rock/batuan asal), atau terbentuk dari pengendapan material-
material kristalin dari air laut atau air tawar secara kimia atau biokimia.
Klasifikasi batuan sedimen dibagi menjadi dua, yaitu batuan sedimen klastik dan
batuan sedimen non klastik. Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen yang
terbentuk dari hasil pengendapan material yang sudah ada sebelumnya dan
diendapkan pada lingkungan atau sedimen cekungan lain. Batuan sedimen non
klastik dalah batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan larutan yang ada
secara kimiawi maupun biokimia dan diendapkan pada lingkungan sedimen yang
sama (Surjono dan Amijaya, 2018).
3

Tekstur batuan sedimen merupakan karakteristik yang berkaitan erat dengan


proses pengendapan, ukuran, bentuk, tatanan dan kemasan komponen-
komponennya. Bedasarkan tekstur batuan sedimen dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu, batuan sedimen yang komponen material penyusunya diendapkan dari
bahan yang terangkut dalam proses sedimentasi dalam bentuk padat serta dalam
bentuk larutan atau terlarut. Tekstur batuan sedimen klastik yaitu pemilahan dan
kemasan, porositas dan permeabilitas, maturitas batu pasir. Tekstur batuan
sedimen non klastik yaitu tekstur kristalin yang disusun oleh agregat kristal-kristal
yang saling mengunci (interlocking) (Maulana, 2019).

Struktur batuan sedimen mampu menceritakan cara terjadinya batuan batuan


sedimen yang terkhususkan. Struktur batuan sedimen sendiri dikelompokkan
menjadi 3 yaitu Masif (bila baatuan sedimen tidak menampakkan perlapisan sama
sekali), Perlapisan (sering disebut dengan istilah strata, bila pada batuan sedimen
terlihat ada lapisan), dan struktur batuan sedimen berdasarkan teradinya yang
dibagi menjadi dua yaitu syngenetic (struktur yang terbentuk bersamaan pada saat
terjadinya lapisan batuan sedimen) dan epigenetic (struktur yang terbentuk
sesudah terjadinya lapisan batuan sedimen) (sukandarrimidi. dkk 2017).

Klasifikasi batuan sedimen sendiri yaitu dapat di golongkan menjadi 3 yaitu


berdasarkan asal usul sedimen dasar laut (lithogenous, biogenous, hydrogeneous,
cosmogeneous), berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan dan erosi
batuan sedimen (aquatis, aeolis, glassial), berdasarkan terbentuknya (laut,
darat,transisi) (Endarto, 2019).
III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Alat danBahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah
sebagai berikut:

Gambar 1. Sampel batuan

Gambar 2. Alat tulis

Gambar 3. Loop

Gambar 4. Komparator batuan sedimen


5

A. Diagram Alir
Adapun diagram alir dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

Mulai

Mengidentifikasi warna
batuan sedimen

Mengidentifikasi tekstur
batuan sedimen

Mengidentifikasi
struktur batuan sedimen

Mengidentifikasi komposisi mineral batuan


sedimen

Selesai

Gambar 5. Diagram Alir


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
Adapun tabel data pengamatan terlampir pada lampiran.

B. Pembahasan
Porositas adalah fraksi ruang pori dalam batuan, atau dapat dikatakan
sebagai kemampuan batuan resevoar untuk menyimpan fluida. Porositas
ini memiliki rongga-rongga atau pori dimana pori ini merupakan ruang
didalam batuan yang selalu terisi oleh fluida (air tawar, air asin, udara, dan
minyak/gas bumi). Porositas batuan dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain ukuran butir, bentuk butir, sortasi, dan fabrics.
Berdasarkan efektivitasnya porositas batuan dibedakan menjadi porositas
efektif (pori saling terhubung) dan porositas non efektif (pori saling
tertutup).

Batu pasir merupakan salah satu dari batuan sedimen klastik yang
mempunyai porositas cukup baik dan biasanya berfungsi sebagai reservoir
atau akuifer, Porositas batu pasir dihasilkan dari proses-proses geologi
yang berpengaruh terhadap proses sedimentasi. Batu pasir memiliki
beberapa kenampakan fisik yang dapat dibedakan dari batuan jenis Dari
tekstur batu pasir dapat diturunkan menjadi tiga parameter empiris yaitu
ukuran butir, bentuk butir (pembundaran dan pembulatan) dan sortasi.
Batu pasir merupakan reservoir yang paling penting dan yang paling
banyak di dunia ini, 60% dari semua batuan reservoir adalah batu pasir.
Batu pasir adalah batu yang renggang (loose) tapi padat (compact), yang
terdiri dari fragmen-fragmen yang menyatu dan mengeras (cemented)
dengan diameter berkisar antara 0,05 mm sampai 0,2 mm. Di antara
fragmen-fragmen batu pasir dan pasir, selalu terdapat fragmen-fragmen
yang komposisinya adalah quartz. Selain itu, batuan yang memiliki
7

porositas yang baik yaitu batuan karbonat. Porositas batuan karbonat


merupakan deposit yang terkontrol dan berhubungan dengan perubahan
diagenetik dari sedimen karbonat. Porositas karbonat merupakan tipe atau
model terpenting pada eksplorasi yang dapat memprediksi distribusi
terbaik batuan reservoir pada waktu migrasi hidrokarbon.
Berikut adalah parameter perbedaan porositas batuan pasir dengan batuan
karbonat.

Tabel 1. Perbedaan porositas batuan (moore, 1998)

Aspek Batuan Pasir Batuan Karbonat


Jumlah porositas dalam 25-40% 40-70%
sedimen

Tipe porositas Hampir semua Interpartikel dan


interpartikel intrapartikel

Ukuran pori Ukuran pori biasanya Ukuran pori biasanya


menunjukan hubungan menunjukkan hubunga
tertutup yang tidak langsung

Bentuk pori Bentuk partikel terkuat Sangat bervariasi


tergatung partikel
negatif
Keseragaman ukuran, Seragam dan homogen Variabel bersifat
bentuk, dan distribusi heterogen dan single
rock

Pengaruh patahan Tidak memiliki Memiliki pengaruh


fracture pengaruh penting penting dalam
dalam reservoar reservoar

Proses pembentukan batuan sedimen dipelajari dalam bidang ilmu


sedimentologi. Pertama adalah pelapukan yang merupakan proses alterasi
dan fragsinasi batuan dan material tanah pada permukaan bumi yang
disebabkan karena proses fisik, kimia, dan biologi. Proses pelapukan ini
akan akan menghancurkan batuan atau bahkan melarutkan sebagian dari
mineral untuk kemudian menjadi tanah lalu diangkut dan diendapkan
sebagai batuan sedimen klastik. Lalu yang kedua adalah erosi dan
transportasi dimana pada proses ini batuan yang telah mengalami
pelapukan akan pecah menadi bagian yang lebih kecil, dan kemudia aka
ter-transport oleh air, angin, ataupun gaya gravitasi. Ketiga adalah
pengendapan dimana dalam pengendapan ini pecahan batuan akan
8

diendapkan secara berlapis dimana pecahan yang berat akan diendapkan


terlebih dahulu baru kemudian diikuti dengan pecahan yang lebih ringan.
Kemudian yang keempat adalah litifikasi yang merupakan proses
perubahan material sedimen menjadi batuan sedime yang kompak. Kelima
yaitu kompaksi dimana akan ada pertambahan tekanan pada perlapisan
yang paling bawah akibat ada pertambahan beban di atasnya, yang
mengakibatkan air yang ada dalam laipasan-lapisan batuan akan tertekan
dan keluar. Dan yang terakhir adalah proses sementasi dimana pada proses
ini adanya semen seperti lempung, silika, atau kalsit diantara partikel-
partikel yang ada dan membuat partikel tersabut menyatu membentuk
batuan yang lebih keras.

Batuan sedimen diklasisifikasikan menjadi dua jenis yaitu batuan sedimen


klastik dan non klastik. Batuan sedimen klastik adalah batuan sedimen
yang terbentuk dari hasil pengendapan material yang sudah ada
sebelumnya dan diendapkan pada lingkungan atau cekungan sedimen lain,
sebagian besar batuan kelompok ini memiliki lebih dari satu meniral
penyusun. Ada dua golongan batuan sedimen klastik yaitu golongan silika
(breksi, konglomerat, batu pasir, lanau, dan lempung) dan golongan
karbonat (kalsilutit, kalkarenit, kalsirudit). Batuan sedimen non klastik
merupakan batuan sedimen yang terbentuk dari pengendapan larutan yang
ada secara kimiawi maupun biokimia dan diendapkan pada lingkungan
yang sama. Ada empat golongan batuan non klastik yaitu golongan
karbonat, golongan evaporit (anhidrit, gyspum, dan halit), golongan silika,
dan batu bara. Ciri khas dari batuan adalah adanya kristal-kristal yang
saling menjari, tidak ada ruang pori-pori antar butir, dan umumnya
monomineralik.

Identifikasi batuan merupakan suatu kegiatan untuk dapat dengan jelas


menetukan nama batuan sedimen. Berdasarkan sifat fisika dan kimia
identifikasi batuan dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian yaitu warna,
tekstur, struktur, dan komposisi mineral pembentuk batuan. Yang pertama
adalah warna dimana warna merupakan acuan yang digunakan untuk
mengetahui umur batuan dan juga mineral yang terkandung didalamnya.
Tekstur merupakan kenampakkan batuan berkaitan dengan ukuran, bentuk,
dan susunan ukuran butir batuan. Tekstur batuan dapat dijadikan menjadi
petunjuk tentang proses yang terjadi pada masa lampau sehingga
menghasilkan batuan tersebut. Tekstur umum yang sering dijumpai pada
batuan sedimen yaitu tekstur klastik (merupakan tekstur batuan hasil
rombakan batuan sebelumnya yang lebih mengacu pada ukuran dan bentuk
butir) dan tekstur non klastik (adanya kristal-kristal yang menjari, tidakn
ada ruang pori-pori, dan umumnya memiliki satu mineral saja atau
9

monomineralik). Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian


batuan yang berbeda. Macam-macam struktur yang terdapat pada batuan
sedimen lebih bergantung pada hubungan antar butir yang mengontrol
dari teksturnya, antara lain dibedakan menjadi 3 macam yaitu berlapis,
berdegradasi, dan silang siur. Komposisi mineral pembentuk batuan
sedimen yaitu fragmen yang biasanya merupakan mineral, matrik sebagai
massa dasar dan semen yang merupakan material pengisi rongga antar
butir dan bahan pengikat antara fragmen dan matriks.

Hubungan porositas dan permeabilitis batuan sedimen pada potensi


minyak dan gas serta panas bumi adalah kedua sifat ini sama-sama
mempengharui pergerakan fluida dalam batuan. Selain itu, porositas dan
permeabilitas juga akan berperan dalam proses diagnesis terutama dalam
mengalirkan fluida yang memengharui pelarutan, sementasi, dan
pembentukan mineral authigenic. Hubungan porositas dan premeabilitas
ini juga pada migas dan panas bumi yaitu sama-sama berhubungan
mengenai ruang yang ada di dalam batuan atau lapisan tanah. Porositas
berperan sebagai menyimpan air atau uap air dan kemudian dilanjutkan
dengan premeabilitas yang dimana kemampuan untuk mengalirkan fluida
yang ada. Porositas diklasifikasikan menjadi dua yaitu: porositas primer
yang terjadi selama proses pengendapan berlangsung, pororsitas skunder
yang dijumpai di reservoir panas bumi, berupa rekahan-rekahan (fracture)
yang kenyataannya pada sistem panas bumi harga porositas sekitar 5-30%.
Premeabilitas diklasifikasikan menjadi dua yaitu: premeabilitas absolut
untuk mengalirkan satu fasa (uap) dan premeabilitas efektif lebih dari satu
fasa yang mengalir. Untuk reservoir panas bumi, biasanya premeabilitas
vertikal sekitar 10-14 m2, dan premeabilitas horizontal dapat mencapai 10
kali lebih besar.

Bedasarkan praktikum Batuan Sedimen pada tanggal 30 september 2019


di Gedung L Teknik Geofisika terdapat data hasil pengamatan terhadap
sampel batuan yang ada dan yang kami teliti, yaitu sebagai berikut.

Sampel batuan S-1


Nama batuan yaitu batuan karang, yang berwarna putih cream. Memiliki
tekstur grain size 64-256 mm, bentuk butir angular atau menyudut.
Memiliki struktur gelembur gelombang yang berebentuk seperti
gelombang yang diakibatkan oleh pengaruh kerja air dan angin yang
menyebabkan bagian lemah terbawa air dan angin sehingga menyisahkan
cekungan yang membentuk seperti gelombang. Karna berbentuk
menyudut, maka dapat disimpulkan bahwa batuan ini terbentuk tidak jauh
dari batuan asalnya. Komposisi mineral yang terkandung dalam batuan
10

karang adalah mineral organik dan fosil tumbuhan serta binatang laut.
Karena batu karang merupakan hasil endapan alga atau hewan laut lainya.

Sampel batuan S-2


Nama batuan yaitu batuan pasir kuarsa, yang berwarna putih tulang.
Memiliki tekstur grain size 1/16-1/8 mm, bentuk butir sub rounded atau
membundar tanggung. Yang memiliki struktur Grove cast. Komposisi
mineral yang terkandung dalam batuan pasir kuarsa adalah kuarsa.

Sampel batuan S-3


Nama batuan yaitu batuan batu gamping, yang berwarna putih. Memiliki
tekstur grain size silt/find sand, bentuk butir sub rounded atau
membundar tanggung. Yang memiliki struktur masif. Komposisi mineral
yang terkandung dalam batuan gamping adalah kalsium karbonat dalam
bentuk mineral kalsit, kuarsa, feldspar, mineral lempung, pirit, siderit dan
mineral lainya.

Sampel batuan S-4


Nama batuan yaitu batuan gneiss yang putih susu. Batuan ini memiliki
tekstur grain size medium coarse grained dan bentuk butir sub rounded
atau membundar tanggung. Struktur batuan ini yaitu foliated (gneissic),
dan memiliki komposisi mineral kuarsa, feldspar, amphibole, dan mika.

Sampel batuan S-5


Nama batuan yaitu batubara, yang berwarna gelap. Memiliki tekstur grain
size course sand, bentuk butir sub angular atau menyudut tanggung. Yang
memiliki struktur fosilifireus. Komposisi mineral yang terkandung dalam
batubara adalah karbon, hidrogen, dan oksigen.

Sampel batuan S-6


Nama batuan yaitu batu pasir, yang berwarna putih keabu-abuan. Memiliki
tekstur grain size granule, bentuk butir well rounded atau membundar
baik. Yang memiliki struktur lapisan yang membentuk karang atau
topografis tinggi lainya. Komposisi mineral yang terkandung dalam batu
pasir adalah kuarsa etc.

Sampel batuan S-7


Nama batuan yaitu batu gamping, yang berwarna putih susu. Memiliki
tekstur grain size 1/16-1/8 mm, bentuk butir sub rounded atau membundar
tanggung. Yang memiliki struktur cross bending. Komposisi mineral yang
terkandung dalam batuan pasir kuarsa adalah CaCo3 (kalsium karbonat).
11

Sampel batuan S-8


Nama batuan yaitu batu rijang, yang berwarna merah tua. Memiliki tekstur
grain size well sorted, bentuk butir sub rounded atau membundar
tanggung. Yang memiliki struktur masif. Komposisi mineral yang
terkandung dalam batuan pasir kuarsa adalah monomineralik.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari hasil praktikum ini adalah sebagai berikut.


1. Batuan sedimen merupakan batuan yang terbentuk di permukaan bumi dengan
suhu dan tekanan yang rendah dimana batuan ini terbentuk dari proses
pengendapan yang berasal dari rombakan batuan asal.
2. Kami dapat menentukan dan mendeskripsikan batuan sedimen dengan
menggunakan sistem identifikasi batuan sedimen yaitu meliputi warna, tekstur,
struktur, dan komposisi mineral batuan tersebut.
3. Proses terbentuknya batuan sedimen mulai dari pelapukan, erosi dan
transportasi, litifikasi, kompaksi, dan sedimentasi. Yang kemudian akan
membentuk batuan sedimen baik itu sedimen klastik mapun non klastik.
4. Tekstur batuan sedimen terdiri dari besar butir, pemilahan, kebundaran, kemas,
porositas dan permeabilitas. Sedangkan stuktur batuan sedimen yaitu struktur
primer dan struktur sekunder.
DAFTAR PUSTAKA

Institut Teknologi Bandung. 2009. Pedoman Praktikum Geologi Dasar. Bandung:


Diktat Praktikum geomorfologi dan Pengindraan Jauh.

Surjono, Sugeng S. 2018. SEDIMENTOLOGI. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press.

Maulana, F.W. dkk. 2018.Geologi Umum.Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press.

Sukandarrumidi. dkk. 2017. BELAJAR PETROLOGI SECARA


MANDIRI.Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Endarto, D. 2019. Berkenalan Dengan Batuan Sedimen. Sukoharjo: CV. Graha


Printama Selaras.

Moore. Et al. 1998. Carbonate Reservoir. LA,USA: University Baton Rouge.


LAMPIRAN
Gambar 6. Batu Karang

Gambar 7. Batu Pasir Kuarsa


Gambar 8. Batu Gamping

Gambar 9. Batu Gneiss


Gambar 10. Batubara

Gambar 11. Batu Pasir


Gambar 12. Batu Gamping

Gambar 13. Batu rijang

Anda mungkin juga menyukai