Anda di halaman 1dari 2

II.

TEORI DASAR

Problema tiga titik merupakan salah satu cara memetakan suatu singkapan
menjadi sebaran berdasarkan kedudukan yang terbentuk pada daerah kontur yang
searah bidang lapisan atau mengikuti kontur yang searah dengan dip nya.
Kegiatan ini seperti memetakan singkapan-singkapan yang terbentuk sehingga
menjadi suatu model yang dapat diambil dan dihitung dengan baik karena sudah
membentuk ruang (Dhiatiko Habibie, 2007).

Seringkali singkapan yang ada di daerah tropis dengan curah hujan tinggi


tertutupioleh soil yang tebal dan vegetasi yang lebat sehingga sulit untuk
mendapatkan singkapan yang segar. Namun dari minimal tiga singkapan yang
terpisah-pisah dengan ketinggian yang berbeda dapat dicari kedudukan perlapisan
batuan. Metoda untukmencari kedudukan lapisan dari batuan tersebut dikenal
dengan metoda problema tiga titik. Metoda ini dapat juga digunakan untuk
mencari kedudukan lapisan bawahpermukaan dari data lubang bor, dengan syarat
lapisan tersebut belum terganggu strukturnya (Elias Belo, 2015).

Pola singkapan adalah suatu bentuk penyebaran batuan dan struktur yang
tergambarkan dalam peta geologi . Dalam pembuatan peta geologi, dilakukan
dengan cara mengamati singkapan-singkapan batuan yang dijumpai. Pengamatan
singkapan batuan biasanya dilakukan dengan mengambil jalur di sekitar aliran
sungai di sepanjang aliran sungai inilah dapat dijumpai singkapan batuan dengan
baik. Penyebaran singkapan batuan akan tergantung bentuk permukaan bumi.
Suatu urutan perlapisan batuan yang miring, pada permukaan yang datar akan
terlihat sebagai lapisan-lapisan yang sejajar. Akan tetapi pada permukaan
bergelombang, batas-batas lapisan akan mengikuti aturan sesuai dengan
kedudukan lapisan terhadap peta topografi. Aturan yang dipakai adalah, bahwa
suatu batuan akan tersingkap sebagai titik, dimana titik tersebut merupakan
perpotongan antara ketinggian (dalam hal ini   dapat dipakai kerangka garis
kontur. dengan lapisan batuan (dalam hal ini dipakai kerangka garis jurus) pada
ketinggian yang sama.Aturan ini dapat dipakai untuk menggambarkan penyebaran
batuan dipermukaan dengan mencari titik-titik tersebut, apabila jurus-jurus untuk
beberapa ketinggian dapat ditentukan. Sebaliknya, dari suatu penyebaran
singkapan dapat pula ditentukan kedudukan lapisan dengan mencari jurus-
jurusnya. Sehubungan dengan ini terdapat suatu keteraturan antara bentuk
topografi, penyebaran singkapan dan kedudukan lapisan. Pada suatu bentuk
torehan lembah, keteraturan ini mengikuti Hukum V. Pengamatan singkapan
batuan biasanya dilakukan dengan mengambil jalur di sekitar aliran sungai di
sepanjang aliran sungai inilah dapat dijumpai singkapan batuan dengan baik.
Pengamatan yang dilakukan, yaitu Data singkapan dari flap lokasi pengamatan
diplotkan pada peta dasar (peta topografi) berupa simbol, tanda, warna.  Batas
litologi, garis sesar, sumbu lipatan dapat berupa garis penuh (tegas) bila diketahui
dengan pasti atau berupa garis putus-putus jika diperkirakan. Legenda peta
diurutkan sesuai dengan urutan stratigrafi (hukum superposisi) (Noor,2012).

Anda mungkin juga menyukai