Anda di halaman 1dari 16

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

PRAKTIKUM KRISTALOGRAFI DAN MINERALOGI


ACARA VI: MINERAL OKSIDA, HIDROKSIDA, SULFAT, FOSFAT

JURNAL

OLEH

DIABRI SAMUEL
D061181332

GOWA
2019
MINERAL NATIVE ELEMENT, SULFIDA, DAN HALIDA
Diabri Samuel1), Dimas Bagus Sukron2)
1Diabri Samuel, Praktikan, Praktikum Mineralogi dan Kristalografi, Teknik
Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
2Dimas Bagus Sukron, Asisten, Praktikum Mineralogi dan Kristalografi,
Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

ABSTRAK
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam
terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas-batas
tertentu dan mempunyai atom-atom yang tersusun teratur. Tujuan dari praktikum
ini adalah diharapkan praktikan dapat mengetahui dan mendeskripsi mineral dari
golongan native elements, sulfida dan halida. Dalam praktikum dilakukan
pendeskripsian mineral seperti warna segar dan lapuknya, cerat, kilap, belahan,
pecahan, kekerasan, berat jenis, kemagnetan, tenacity, sistem kristal dan
komposisi kimianya. Setelah melakukan praktikum dapat disimpulkan bahwa
mineral Cassiterite, Chromite dan Magnetite termasuk dalam mineral oksida,
mineral Apatite dan Ambligonite termasuk dalam kelompok mineral fosfat, mineral
Anhydrite termasuk dalam kelompok mineral sulfat dan mineral Bauxite termasuk
dalam golongan hidroksida dan oksida. Semua mineral ini memiliki sifat fisik
beragam.
Kata kunci : Mineral, Sifat fisik mineral, Oksida, Hidroksida, Sulfat, Fosfat

I. PENDAHULUAN bumi, struktur, proses-proses


Geologi adalah suatu bidang yang bekerja baik didalam
ilmu pengetahuan kebumian yang maupun diatas permukaan bumi,
mempelajari segala sesuatu kedudukannya di alam semesta
mengenai planet bumi beserta serta sejarah perkembangannya
isinya yang pernah ada. sejak bumi ini lahir di alam
Merupakan kelompok ilmu yang semesta hingga sekarang.
membahas tentang sifat-sifat dan Geologi dapat digolongkan
bahan-bahan yang membentuk sebagai suatu ilmu pengetahuan
yang komplek, mempunyai mendeskripsi mineral dari
pembahasan materi yang golongan oksida, hidroksida,
beraneka ragam namun juga sulfat, dan fosfat.
merupakan suatu bidang ilmu
II. TINJAUAN PUSTAKA
pengetahuan yang menarik untuk
dipelajari. Ilmu ini mempelajari 2.1 Pengertian Mineral
dari benda-benda sekecil atom Ada beberapa ahli yang
hingga ukuran benua, samudra, mengemukakan tentang
cekungan dan rangkaian pengertian mineral. Adapun
pegunungan. pengertian mineral sebagai
Mineralogi adalah salah satu berikut:
cabang ilmu geologi yang 1. L.G. Berry dan B. Mason,
mempelajari mengenai mineral, 1959
baik dalam bentuk individu Mineral adalah suatu benda padat
maupun dalam bentuk kesatuan, homogen yang terdapat di alam
antara lain mempelajari tentang terbentuk secara anorganik,
sifat-sifat fisik, sifat-sifat kimia, mempunyai komposisi kimia pada
cara terdapatnya, cara terjadinya batas-batas tertentu dan
dan kegunaanya. Utamanya mempunyai atom-atom yang
mineral diklasifikasikan tersusun teratur.
berdasarkan komposisi kimia dan 2. D.G.A. Whitten dan J.R.V.
struktur atom penyusun Brooks, 1972
pembentuk mineral. Mineral adalah suatu bahan padat
Berdasarakan hal tersebut maka yang secara struktural homogen
mineral dibagi menjadi 8 kelas mempunyai komposisi kimia
yaitu native elements, sulfida, tertentu, dibentuk oleh proses
halida, fosfat, sulfat, oksida, alam yang anorganik.
hidroksida dan silikat. 3. A.W.R. Potter dan H. Robinson,
Adapun tujuan dari praktikum 1977
ini adalah diharapkan praktikan Mineral adalah suatu zat atau
dapat mengetahui dan bahan yang homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu atau 1. Warna
dalam batas-batas tertentu atau Warna mineral adalah warna yang
dalam batas-batas tertentu dan ditangkap oleh mata bilamana
mempunyai sifat-sifat tetap, mineral tersebut terkena cahaya.
dibentuk di alam dan bukan hasil Dalam mendeterminasi biasanya
suatu kehidupan. ( Amin, 2014) warna yang dideterminasi adalah
Hingga saat ini ribuan mineral warna lapuk dan segarnya. (Tim
telah ditemukan dan masing- Asisten, 2019)
masing dapat mempunyai bentuk
2. Kilap
kristal yang berbeda dan
Dalam mineralogi, warna biasanya
memberikan ketampakan kristal
tidak berdiri sendiri, tetapi
yang tidak sama. Arti dari
tergabung dengan kilap mineral,
ketampakan kristal tersebut hanya
yaitu kesan yang anda dapatkan
dapat dipahami bilamana
dari pemantulan sinar. Kesan ini
berbagai sifat yang dimiliki umum
dibedakan menjadi 3, yaitu:
dijumpai pada kristal-kristal yang
a. Kilap logam atau disebut kilap
dipergunakan sebagai dasar
metalik
klasifikasi. (Sukandarrumidi,
b. Kilap seperti setengah logam
2015).
atau kilap submetalik
2.2 Sifat Fisik Mineral
c. Kilap yang tidak tedapat kesan
Mengetahui sifat-sifat fisik
bukan logam sama sekali atau
suatu mineral sangat diperlukan
kilap nonmetalik.
dalam mengenal dan
(Sukandarrumidi, 2015)
mendeterminasi mineral secara
3. Cerat
megaskopis, tanpa bantuan
Cerat adalah warna yang
mikroskop. Di dalam ketentuan
didapatkan bilamana mineral
umum mineral, telah dinyatakan
dogoreskan pada keping porselen
bahwa mineral mempunyai sifat-
yang kasar permukaannya, atau
sifat fisik dalam batas-batas
warna mineral bila ditumbuk halus.
tertentu. (Sukandarrumidi, 2015)
(Sukandarrumidi, 2015)
Sifat fisik mineral yaitu:
Tabel 2.1 Skala Mohs

4. Belahan Skala
Mineral Rumus Kimia
Belahan adalah salah satu sifat Kekerasan

fisik mineral yang mampu 1 Talk H2Mg3 (SiO3)4


membelah yang disebabkan oleh
2 Gipsum CaSO4. 2H2O
tekanan dari luar, yang dimaksud
3 Kalsit CaCO3
dengan belahan disini adalah bila
mineral dipukul tidak hancur tapi 4 Flourite CaF2

terbelah-belah melalui bidang- 5 Apatit CaF2Ca3 (PO4)2


bidang belahan yang licin.
6 Ortoklas K Al Si3 O8
(Sukandarrumidi, 2015)
7 Kuarsa SiO2
5. Pecahan
8 Topas Al2SiO3O8
Pecahan adalah suatu permukaan
9 Korondum Al2O3
yang terbentuk akibat pecahnya
suatu mineral dan umumnya tidak 10 Intan C
teratur yang disebabkan adanya
tekanan pada mineral yang 7. Sifat Dalam

melebihi batas platis mineral Sifat dalam atau sering disebut

tersebut. (Tim Asisten, 2019) dengan tenacity adalah sifat


mineral itu bilamana ketika kita
6. Kekerasan
berusaha untuk mematahkannya,
Kekerasan merupakan suatu sifat
memotongnya, mengirisnya,
yang ditentukan oleh susunan
menghancurkannya, ataupun
dalam dari atom-atom. Dalam
membengkokannya.
mendeterminasi kekerasan
(Sukandarrumidi, 2015)
umumnya dengan melihat daya
tahan permukaan mineral 8. Berat Jenis

terhadap goresan. Skala yang Berat jenis adalah perbandingan

digunakan untuk memenentukan antara berat mineral di udara

kekerasan suatu mineral adalah terhadap volumenya. (Tim Asisten,

skala Mohs. (Tim Asisten, 2019) 2019)


9. Kemagnetan Titanomagnetite (TiO2), Limonite
Kemagnetan adalah sifat mineral (FeO2), Magnetite (Fe3O4),
terhadap daya tarik magnet. Manganite (MnO(OH)), Hematite
Dalam determinasinya dibagi (Fe2O3), Oker merah (Fe2O3).
menjadi Ferromagnetik (mudah (Amin, 2014)
tertarik), Diamagnetik (tidak 2.4 Mineral Hidroksida
tertarik), Paramagnetik (dapat Seperti mineral oksida, mineral
tertarik tapi tidak sekuat hidroksida terbentuk akibat
feromagnetik). (Tim Asisten, 2019) pencampuran atau persenyawaan
unsur-unsur tertentu dengan
10. Kelistrikan
hidroksida (OH-). Reaksi
Sifat listrik mineral dapat
pembentukkannya dapat juga
digolongkan menjadi dua, yaitu
terkait dengan pengikatan dengan
sebagai penghantar arus atau
air. Sama seperti oksida, pada
konduktor, dan yang tidak
mineral hidroksida, unsur
menghantarkan arus atau non
utamanya pada umumnya adalah
konduktor. (Sukandarrumidi,
unsur-unsur logam. Contoh
2015).
mineralnya, yaitu Manganite
2.3 Mineral Oksida
(MnO(OH)), Bauksit (FeO(OH) dan
Terbentuk sebagai akibat
Limonite (Fe2O3.H2O). (Tim
persenyawaan langsung antara
Asisten, 2019)
oksigen dan unsur tertentu.
2.5 Mineral Sulfat
Susunannya lebih sederhana
Sulfat terdiri dari anion sulfat
dibanding silikat. Mineral oksida
(SO4). Mineral sulfat adalah
umumnya lebih keras dibanding
kombinasi logam dengan anion
mineral lainnya kecuali silikat.
sufat tersebut. Pembentukan
Mereka juga lebih berat kecuali
mineral sulfat biasanya terjadi
sulfida. Unsur yang paling utama
pada daerah evaporitik
dalam oksida adalah besi,
(penguapan) yang tinggi kadar
Chroom, mangan, timah dan
airnya, kemudian perlahanlahan
aluminium. Contoh mineralnya,
menguap sehingga formasi sulfat
yaitu Ilmenite (FeTiO3),
dan halida berinteraksi. Contoh fosfat sedimen yang terendapkan
mineralnya, yaitu Alabaster di laut dalam, pada lingkungan
(CaSO4.nH2O), Gypsum alkali dan suasana tenang.
(CaSO4.2H2O), Anhidrite (CaSO4). c)Fosfat guano, merupakan hasil
(Amin, 2014) akumulasi sekresi burung
2.6 Mineral Fosfat pemakan ikan dan kelelawar yang
Mineral fosfat adalah salah terlarut dan bereaksi dengan
satu grup mineral non-silikat yang batugamping karena pengaruh air
memiliki anion PO4 dan biasanya hujan dan air tanah. Contoh:
berikatan dengan kation logam. Phospate (FeMg)Al2(PO4)2(OH)2
Mineral fosfat terbentuk akibat (Amin, 2014)
proses fosfatisasi. Fosfatisasi III. PROSEDUR PRAKTIKUM
adalah suatu reaksi dimana
Pada praktikum kali ini, kita
senyawa mineral bereaksi dengan
menggunakan tiga sampel peraga
anion fosfat dan membentuk
sistem kristal orthorombik.
senyawa mineral golongan fosfat.
Adapun langkah – langkah
Anion fosfat ini berasal dari hasil
yang dilakukan dalam
pelapukan tulang atau cangkang
pelaksanaan praktikum kali
biota yang mengalami subaerial
adalah sebagai berikut:
(pelapukan di daratan). (Tim
Asisten, 2019) Studi Pustaka
Mineral fosfat terbagi menjadi:
a) Fosfat primer terbentuk dari
pembekuan magma alkali yang Praktikum

bersusunan nefelin, syenit dan


takhit, mengandung mineral
fosfat apatit, terutama fluor apatit Analisis Deskripsi

(Ca5(PO4)3F) dalam keadaan


murni mengandung 42 % P2O5 Penyusunan Jurnal
dan 3,8 % F2. b)Fosfat sedimenter
Gambar 3.1 Diagram Alir Prosedur
(marin), merupakan endapan Praktikum
Sebelum melakukan lebih memperdalam mengenai
praktikum, peserta ditunutut untuk materi.
memperlajari hal-hal mengenai Sasaran akhir dari praktikum
bahan yang akan dipraktikumkan. ini yakni penyusunan jurnal.
Untuk itu diberikan tugas Setelah analisis deskripsi selesai
pendahuluan, yang mana sebagai maka data – data hasil praktikum
penuntun bagi peserta untuk yang telah dianalisis kemudian
mempelajari materi secara garis disusun yang kemudian dikumpul
besarnya. Kemudian sebelum sebagai jurnal hasil praktikum.
praktikum dimulai, diadakan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
respon tulis sebagai pengukur
sejauh mana pengetahuan 4.1 Sampel 01

peserta terhadap materi yang Pada sampel 01 dengan


dipraktikumkan. nomor peraga 15 memiliki warna
Praktikum dilakukan di lapuk coklat kehitaman dan warna
laboratorium petrografi, dengan segar abu-abu kehitaman.
mendekripsikan sampel peraga. Ceratnya memiliki warna putih.
Mulai dari sifat kristal, elemen Kilapnya merupakan kilap kaca.
kristal, nilai kristal (menurut Belahan tidak sempurna,
Herman mauguin dan pecahannya konkoidal. Memiliki
Schoenflies), dan bidangnya, kekerasan 6-7 dari skala Mohs.
serta kelas dan bentuk kristalnya, Berat jenisnya 7,0 g/cm3. Dapat
kemudian hasilnya ditulis dalam digores menggunakan pisau baja
LKP (Lembar Kerja Praktikum) dan kikir baja. Memiliki sifat
untuk kemudian dianalisis setelah kemagnetan paramagnetik.
praktikum di laboratorium selesai. Memiliki derajat kejernihan opaq
Analisis deskripsi dilakukan (tidak dapat ditembus cahaya).
dengan didampingi asisten Tenacity nya adalah brittle atau
masing-masing dengan tujuan mudah hancur ketika dipukul.
untuk mengkoreksi hasil deskripsi Memiliki sistem kristal tetragonal
yang salah dan sekaligus untuk dengan komposisi kimia SnO2.
Tergolong dalam mineral oksida Tenacity nya adalah brittle atau
dengan nama mineral mudah hancur ketika dipukul.
Cassiterite. Memiliki sistem kristal hexagonal
Tipikal dari pegmatite dan dengan komposisi kimia
greisens. Bagaimanapun Ca5((F,Cl)/(PO4)2)). Tergolong
endapan terbesar adalah sedimen dalam mineral fosfat dengan
dan didapatkan di sungai dan laut. nama mineral Apatite.
Digunakan sebagai biji pada Stabil dalam banyak
timah. (Simons and Schusters, lingkungan. Didapatkan sebagai
1978) mineral tambahan, utamanya
dalam bentuk fluoroapatite,
semua tipe batuan erupsi, pada
urat hidrotermal dan dalam
endapan kaya akan besi. Juga

Gambar 4.1 Foto Sampel 01 umum pada batuan sedimen laut,

4.2 Sampel 02 terbentuk dari pengendapan kimia


Pada sampel 02 dengan pada endapan organogenetik dan
nomor peraga 40 memiliki warna pada semua jenis batuan
lapuk putih dan warna segar putih metamorf. (Simons and
kemerahan. Ceratnya memiliki Schusters, 1978)
warna putih. Kilapnya merupakan Digunakan dalam pembuatan
kilap non logam yaitu kilap kaca. pupuk fosfat dan dalam industri
Belahannya tidak jelas dan kimia untuk garam dari asam
pecahannya uneven. Memiliki fosfat dan fosfat. Apatite dengan
kekerasan 5 dari skala Mohs. warna yang cerah dan indah
Dapat digores menggunakan, digunakan sebagai permata,
kaca, pisau baja dan kikir baja. meskipun agak lunak. (Simons
Memiliki berat jenis 3,16-3,22 and Schusters, 1978)
g/cm3. Memiliki sifat kemagnetan
diamagnetik. Derajat kejernihan
mineral ini adalah translucent.
Residu material sedimen,
terbentuk dari konsentrasi selektif
alumina setelah disolusi dari
batuan karbonat dan silikat pada
daerah subtropis. Juga ditemukan
Gambar 4.2 Foto Sampel 02
dalam rongga nepheline syenite
4.3 Sampel 03
sebagai produk dari alterasi
Pada sampel 03 dengan
hidrotermal dari nepheline dan
nomor peraga 19 memiliki warna
feldspar. Juga ditemukan pada
lapuk coklat kehitaman dan warna
batuan metamorf tingkat rendah
segar coklat. Ceratnya memiliki
yang berasosiasi dengan
warna coklat. Kilapnya
serpentin dan magnetit. Juga
merupakan kilap non logam, yaitu
dengan korondum pada batuan
kilap tanah. Belahan tidak
metamorf dan endapan bauksit.
sempurna dan pecahannya
(Simons and Schusters, 1978)
uneven. Memiliki kekerasan 1-3
Digunakan sebagai biji utama
skala Mohs. Dapat digores
dari aluminium, diekstrak dari
menggunakan kawat tembaga,
perlakuan elektrolitik pada
kaca, pisau baja dan kikir baja.
rendaman cryolit. Juga digunakan
Memiliki berat jenis 2,3-2,7 g/cm3.
dalam produksi korondum sintetis
Memiliki sifat kemagnetan
dan refraktori aluminium. (Simons
paramagnetik yaitu dapat ditarik
and Schusters, 1978)
magnet tapi tidak sekuat
feromagnetik. Memiliki derajat
kejernihan opaq (tidak dapat
ditembus cahaya). Tenacity nya
adalah brittle atau mudah hancur
ketika dipukul. Komposisi
kimianya FeO(OH). Tergolong Gambar 4.3 Foto Sampel 03

dalam mineral hidroksida dan 4.4 Sampel 04


oksida dengan nama mineral Pada sampel 04 dengan
Bauxite. nomor peraga 35 memiliki warna
lapuk coklat dan warna segar
putih. Ceratnya memiliki warna
putih. Kilapnya merupakan kilap
non logam, yaitu kilap kaca.
Belahan tidak sempurna,
Gambar 4.4 Foto Sampel 04
pecahannya uneven. Memiliki
kekerasan 5,5-6 skala Mohs. 4.5 Sampel 05
Dapat digores menggunakan Pada sampel 05 dengan
kaca, pisau baja dan kikir baja. nomor peraga 51 memiliki warna
Memiliki berat jenis 3,1 g/cm3. lapuk putih kecoklatan dan warna
Memiliki sifat kemagnetan segar coklat. Ceratnya memiliki
diamagnetik yaitu tidak dapat warna putih. Kilapnya merupakan
ditarik magnet. Memiliki derajat kilap tanah. Belahan sempurna,
kejernihan opaq (tidak dapat pecahannya uneven. Memiliki
ditembus cahaya). Tenacity nya kekerasan 3-3,5 dalam skala
adalah brittle atau mudah hancur Mohs. Dapat digores
ketika dipukul. Memiliki sistem menggunakan kaca, pisau baja
kristal triklin dengan komposisi dan kikir baja. Memiliki berat jenis
kimia LiAlFPO4. Tergolong dalam 3,0 g/cm3. Memiliki sifat
mineral fosfat dengan nama kemagnetan diamagnetik yaitu
mineral Ambligonite. tidak dapat ditarik magnet.
Ditemukan pada granit Memiliki derajat kejernihan opaq.
pegmatite kaya litium dan fosfat. Tenacity nya adalah brittle
Terasosiasi dengan spodume, (mudah hancur jika dipukul
apatite, lepidolite, dan tourmaline. dengan palu dan menjadi bubuk).
(Simons and Schusters, 1978) Memiliki sistem kristal orthorombik
Digunakan dalam kristal jernih dengan komposisi kimia CaSO4.
dan fragmen dari faceted. Tergolong dalam mineral sulfat
(Simons and Schusters, 1978) dengan nama mineral Anhydrite.
Terdapat pada endapan
sedimen kimiawi pada tipe
evaporit, terbentuk pada iklim (tidak dapat ditembus cahaya).
yang panas. Pada evaporit Tenacity nya adalah brittle
termetamorfosis (hasil dari (mudah hancur jika dipukul
dehidrasi gypsum). (Simons and dengan palu dan menjadi bubuk).
Schusters, 1978) Memiliki sistem kristal isometrik
Kegunaannya adalah dalam dengan komposis kimia FeCr2O4.
produksi asam sulphuric, sebagai Tergolong dalam mineral oksida
pengisi kertas dan sebagai dengan nama mineral Chromite.
ornamen. (Simons and Schusters, Terbentuk pada batuan basa
1978) dan ultrabasa sebagai kristal yang
terakumulasi pada tahap awal
kristalisasi magma. Terdapat di
peridotite dam serpentinit dan
terkonsentrasi di satu tempat

Gambar 4.5 Foto Sampel 05 (Simons and Schusters, 1978)


Kegunaannya sebagai bahan
4.6 Sampel 06
utama untuk chromium, penting
Pada sampel 06 dengan
dalam campuran baja dan baja
nomor peraga 20 memiliki warna
tahan karat dan digunakan pada
lapuk hijau kecoklatan dan warna
pembuatan beberapa cat.
segar hitam. Ceratnya memiliki
(Simons and Schusters, 1978)
warna hitam. Kilapnya merupakan
kilap logam. Tidak memiliki
belahan dan pecahannya even.
Memiliki kekerasan 5,5 skala
Mohs. Dapat digores
Gambar 4.6 Foto sampel 06
menggunakan kaca, pisau baja
dan kikir baja. Memiliki berat jenis 4.7 Sampel 07
4,5-4,8 g/cm3. Memiliki sifat Pada sampel 07 dengan
kemagnetan paramagnetik. nomor peraga 1 memiliki warna
Memiliki derajat kejernihan opaq lapuk coklat kehitaman dan warna
segar hitam. Ceratnya memiliki hematit yang berasal dari
warna hitam. Kilapnya merupakan disasosiasi sulfida dan silika besi.
kilap logam. Belahan sempurna, Banyak pada kontak kondisi
dan pecahannya even. Memiliki metasomatik. Terasosiasi dengan
kekerasan 5,5-6 skala Mohs. korondum dan mineral lain yang
Dapat digores menggunakan berasal dari alam. (Simons and
kaca, pisau baja dan kikir baja. Schusters, 1978)
Memiliki berat jenis 5,2 g/cm3. Penting dalam pembuatan biji
Memiliki sifat kemagnetan besi. Magnetit Swedia yang
feromagnetik yaitu mudah ditarik berasosiasi dengan silika besi,
oleh magnet. Memiliki derajat menghasilkan baja silikon yang
kejernihan opaq (tidak dapat sangat keras (Simons and
ditembus cahaya). Tenacity nya Schusters, 1978)
adalah brittle atau mudah hancur
ketika dipukul. Sistem kristalnya
isometrik dengan komposisi
kimianya Fe2+Fe3+.2O4. Tergolong
dalam mineral oksida dengan
Gambar 4.7 Foto Sampel 07
nama mineral Magnetite.
4.8 Sampel 08
Umum dalam banyak variasi
Pada sampel 03 dengan
batuan. Sering pada batuan
nomor peraga 16 memiliki warna
ekstrusi basa dan ultra basa
lapuk kuning dan warna segar
sebagai produk diferensiasi
coklat. Ceratnya memiliki warna
selama fase magmatik. Cukup
coklat. Kilapnya merupakan kilap
jarang pada pegmatite dan urat
non logam, yaitu kilap tanah.
hidrotermal. Ditemukan juga pada
Belahan tidak sempurna dan
batuan sedimen detrital (alluvial
pecahannya uneven. Memiliki
dan pasir laut) dan pada endapan
kekerasan 1-3 skala Mohs. Dapat
bukit pasir pada kondisi gurun
digores menggunakan kawat
pasir. Pada lingkungan
tembaga, kaca, pisau baja dan
metamorfik terbentuk dari reduksi
kikir baja. Memiliki berat jenis 2,3-
2,7 g/cm3. Memiliki sifat rendaman cryolit. Juga digunakan
kemagnetan paramagnetik yaitu dalam produksi korondum sintetis
dapat ditarik magnet tapi tidak dan refraktori aluminium. (Simons
sekuat feromagnetik. Memiliki and Schusters, 1978)
derajat kejernihan opaq (tidak
dapat ditembus cahaya). Tenacity
nya adalah brittle atau mudah
hancur ketika dipukul. Komposisi
kimianya FeO(OH). Tergolong
Gambar 4.8 Foto sampel 08
dalam mineral hidroksida dan
oksida dengan nama mineral V. KESIMPULAN
Bauxite (Mixture Of Different
Setelah melakukan praktikum
Aluminium Hydroxides).
dapat disimpulkan bahwa mineral
Residu material sedimen,
Cassiterite, Chromite dan
terbentuk dari konsentrasi selektif
Magnetite termasuk dalam
alumina setelah disolusi dari
mineral oksida, mineral Apatite
batuan karbonat dan silikat pada
dan Ambligonite termasuk dalam
daerah subtropis. Juga ditemukan
kelompok mineral fosfat, mineral
dalam rongga nepheline syenite
Anhydrite termasuk dalam
sebagai produk dari alterasi
kelompok mineral sulfat dan
hidrotermal dari nepheline dan
mineral Bauxite termasuk dalam
feldspar. Juga ditemukan pada
golongan hidroksida dan oksida.
batuan metamorf tingkat rendah
Semua mineral ini memiliki sifat
yang berasosiasi dengan
fisik beragam baik warna segar
serpentin dan magnetit. Juga
dan lapuknya, cerat, kilap,
dengan korondum pada batuan
belahan, pecahan, kekerasan,
metamorf dan endapan bauksit.
berat jenis, kemagnetan, tenacity,
(Simons and Schusters, 1978)
sistem kristal dan komposisi
Digunakan sebagai biji utama
kimianya.
dari aluminium, diekstrak dari
perlakuan elektrolitik pada
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Mustaghfirin. 2014. Batuan.


Jakarta : Kementerian
Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik
Indonesia.

Simon and Schuster’s, 1978.


Rocks And Minerals. New
York: Simon and
Schuster’s INC.
Sukandarrumidi. 2015. Mengenal
Mineral Secara
Megaskopis. Yogyakarta:
Gadjah Mada
University Press.
Tim Asisten, 2019. Penuntun
Praktikum Mineralogi dan
Kristalografi. Gowa:
Universitas Hasanuddin

Anda mungkin juga menyukai