UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
LAPORAN
OLEH:
BINTANG MEYRISKA
D061221098
GOWA
2022
BAB I
PENDAHULUAN
dikarenakan tidak ada satu senyawa (titran) yang dapat bereaksi dengan semua
reduktor dan oksidator, karena titrasi redoks melibatkan reaksi oksidasi dan
reduksi diantaranya titran dan analit. Jadi kalau titrannya oksidator maka
oksidator juga berbeda-beda sesuai dengan reaksi yang terjadi pada pH berbeda
mangan. KMnO4 merupakan zat pengoksida yang penting. Untuk analisis kimia
untuk permangat dalam larutan asam. Senyawa dapat diperoleh dengan tingkat
membuktikan bahwa titrasi dapat digunakan untuk menentukan kadar suatu zat
permanganometri.
1.3.1 Alat
1. Buret 50 ml
2. Erlenmeyer 250 ml
3. Pipet Volume 5 ml
4. Neraca Analitik
5. Bulb
7. Pipet Tetes
8. Labu Semprot
9. Corong
1.3.2 Bahan
1. BaCI2
2. H2SO4
3. Aquades
4. Kertas saring
Adapun batasan masalah pada percobaan kali ini adalah Penentuan kadar
besi (Fe2+) dalam sampel yang dititrasi dengan larutan KMnO 4 dalam suasana
asam sehingga diperoleh titik akhir titrasi yang ditandai dengan terbentuknya
analisis kuantitatif menyatakan jumlah suatu unsur atau senyawa dalam sampel.
Kimia analitik tidak hanya digunakan di bidang kimia saja, tetapi digunakan juga
secara luas di bidang ilmu lainnya. Penggunaan kimia analitik di berbagai bidang
diantaranya :
Efisiensi suatu katalis, sifat mekanis dan elastisitas suatu logam, kinerja suatu
b. Uji kualitas.
kita, air minum yang kita gunakan, makanan yang disajikan. Dibidang industri,
analisis kimia digunakan secara rutin untuk menentukan suatu bahan baku yang
akan digunakan, produk setengah jadi dan produk jadi. Hasilnya dibandingkan
dengan spesifikasi yang ditetapkan. Bidang ini disebut pengawasan mutu atau
quality controll.
Analisis kimia digunakan pada penentuan kadar lemak dalam krim, kadar protein
dalam suatu makanan atau bahan pangan, kadar uranium dalam suatu bijih
tambang.
d. Bidang kedokteran.
kimia, sebagai contoh : tingkat konsentrasi bilirubin dan enzim fosfatase alkali
dalam darah menuniukkan adanya gangguan fungsi liver. Tingkat konsentrasi gula
e. Penelitian.
ditentukan dengan mengetahui tingkat konsentrasi unsur yang ada di dalam tanah,
permanganat, yang merupakan oksidator kuat sebagai titran. Titrasi ini didasarkan
atas titrasi reduksi dan oksidasi atau redoks. Permanganometri juga bisa
digunakan untuk menentukan kadar belerang, nitrit, fosfit, dan sebagainya. Cara
Kalium permanganat telah digunakan sebagai pengoksida secara meluas lebih dari
100 tahun. Reagensia ini mudah diperoleh, murah dan tidak memerlukan indikator
kecuali bila digunakan larutan yang sangat encer. Permanganat bereaksi secara
beraneka, karena mangan dapat memiliki keadaan oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7.
untuk mempercepat reaksi. Pada awal reaksi titrasi, warna merah mantap untuk
titran selanjutnya, warna merah hilang makin cepat karena ion mangan (II) yang
dapat ditambahkan lebih cepat sampai titik akhir titrasi tercapai yaitu sampai pada
Dalam reaksi ini, ion MnO4 bertindak sebagai oksidator. Ion MnO4 akan
berubah menjadi ion Mn2+ dalam suasana asam. Teknik titrasi ini biasa digunakan
untuk menentukan kadar oksalat atau besi dalam suatu sampel. Kalium
permanganat adalah oksidator yang paling baik untuk menentukan kadar besi
yang terdapat dalam sampel dalam suasana asam menggunakan larutan asam
sulfat (H2SO4).
Reaksi ini lambat dalam larutan asam, tetapi sangat cepat dalam larutan
netral. Karena alasan ini larutan kalium permanganat jarang dibuat dengan
dimurnikan misalnya proanalisis dalam air, lebih lazim adalah untuk memanaskan
suatu larutan yang baru saja dibuat sampai mendidih dan mendiamkannya diatas
penangas uap selama satu /dua jam lalu menyaring larutan itu dalam suatu
penyaring yang tak mereduksi seperti wol kaca yang telah dimurnikan atau
melalui krus saring dari kaca maser. Permanganat bereaksi secara cepat dengan
asam yang melibatkan elektron dengan jumlah tertentu, dibutuhkan suasana asam
(H2SO4) untuk mencapai tingkat oksidasi dari KMnO4 yang paling tinggi dan
bilangan oksidasi +7 menjadi +2. Pada proses titrasi tidak dibutuhkan indicator
lain. Karena KMnO4 sudah mampu memberikan perubahan warna saat titik akhir
titrasi yang ditandai dengan terbentuknya warna merah muda. Sifat dari KMnO4
permanganometri dalam penentuan kadar besi. Besi merupakan logam yang sering
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini karena besi mempunyai berbagai
macam kegunaan dan juga produksi besi berkembang cukup pesat. Logam
memilik sifat antara lain yaitu, penghantar listrik, penghantar panas, dapat
membentuk alloy dengan logam lain, karena sifatnya tersebut logam sangt populer
dalam suatu sampel. Penentuan kadar besi ada berbagai macam, salah satunya
adalah metode titrimetri. Untuk penentuan iodasi pada beso dapat dilakukan
metode titrasi yang menggunakan prinsip reaksi didalamnya. Metode ini tergolong
Pada tahapan persiapan ini mencangkup yang pertama adalah berupa studi
pustaka yang didapatkan melalui asistensi acara serta membaca materi-materi yang
mencangkup dari acara yang dipraktikumkan. Lalu setelah itu pengerjaan tugas
Pada tahapan ini dimulai dengan pengumpulan tugas pendahuluan yang telah
mengenai metode analisis kuantitatif dengan cara metode permanganometri dan prosedur
kerja praktikum. Pada kegiatan praktikum praktikan juga diperagakan cara penggunaan
Pada tahapan ini praktikan membuat laporan sesuai dengan hasil dari analisis data
yang telah dilakukannya, dengan susunan laporan sesuai yang telah ditentukan.
Pada tahap ini laporan yang telah dibuat dan dikoreksi akan dikumpulkan sesuai
Tahapan Persiapan
Tahapan Praktikum
Tahapan
Tahap Analisis
Analisis Data
data
Tahapan
Pembuatan Laporan
Pengumpulan Laporan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hitung :
( V C 2 H 2 O4 ) x ( N C 2 H 2 O 4 ) 15 x 50 750
= = =187,5
V KMnO 4 4 4
N 1 KMnO 4 + N 2 KMnO 4
NKMnO 4 rata−rata=
2
Hitung :
% Fe 2+ =
Fe 2+¿ 1 ,7 X 50 X 6
V KMnO 4 x N KMnO 4 x BE x 100 %= X 100 % ¿
Ml sampel 15
¿ 34 %
4.2 Pembahasan
permanganometri adalah salah satu jenis titrasi reaksi reduksi dan oksidasi yang
dilakukan berdasarkan reaksi oleh kalium permangat (KMnO4). Larutan standar KMnO4
merupakan larutan standar sekunder yang konsentrasi yang mudah berubah-ubah dan
tidak stabil dalam penyimpanannya. Maka dari itu, dilakukan titran pembakuan atau
standarisasi dengan menggunakan larutan Asam Oksalat yang merupakan larutan standar
primer. Pada percobaan ini juga dilakukan penentuan kadar besi dalam sampel dengan
cara metode permanganometri, dengan cara penentuan normalitas larutan baku sekunder
5.1 Kesimpulan
1. Cara penentuan kadar Besi (Fe2+) dalam sampel dengan menggunakan metode
2. Adapun perubahan yang terjadi pada larutan setelah direaksikan yaitu terjadinya
perubahan warna.
5.2 Saran
Adam Wiryawan, dkk. (2008) KIMIA ANALITIK SMK Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan.
Gambar 4.3 Titrasi dilakukan secara cepat dan suhu tidak boleh kurang 60oC