Anda di halaman 1dari 19

PENGENALAN MINERAL NATIVE ELEMENT, SULFIDA

DAN HALIDA
Urip Cahyadi1,Faisal2
1
, Praktikan Mineralogi dan Kristalografi, Laboratorium Petrografi, Departemen Teknik Geologi,
Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
2
, Asisten Mineralogi dan Kristalografi, Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

SARI
Setiap mineral memiliki sifta fisik dalam batas-batas tertentu, untuk mengetahui sifat
fisik mineral maka dilaksanakan Praktikum acara 5 pengenalan mineral native element,
sulfida dan halida di laboratorium petrografi. Maksud dari dilaksanakannya praktikum ini
adalah melakukan identifikasi mineral berdasarkan sifat fisiknya. Adapun tujuannya adalah
untuk mengetahui nama dan golongan mineral melalui identifikasi sifat fisiknya, proses
pembentukan, asosiasi serta kegunaannya. Metode yang digunakan meliputi studi pustaka
dan praktikum secara langsung di laboratorium petrografi. Adapun hasil yang diperoleh
dari ke tujuh sampel mineral didapatkan 2 mineral yang termasuk dalam golongan mineral
native element yaitu mineral tembaga dan sulfur; 3 mineral Sulfida yaitu Galena, Stibnite,
Molybdenite; dan 2 mineral halida yaitu flourite dan halite.

Kata kunci: Mineral, Sifat Fisik Mineral, Mineral Native Element, Sulfida, dan Halid

I. Pendahuluan berat jenis, tenacity/sifat dalam,


magnetisme/kemagnetan, dan derajat
Mineralogi adalah cabang ilmu
kejernihan/Diaphaneity dan
Geologi yang mempelajari tentang
golongan.
mineral termasuk di dalamnya sifat
fisik maupun sifat kimia suatu Maksud dari dilaksanakannya

mineral. Pada praktikum ini kita akan praktikum ini adalah melakukan

melakukan determinasi sifat fisik identifikasi mineral berdasarkan sifat


fisiknya. Adapun tujuannya adalah untuk
mineral serta menggolongkan mineral
mengetahui nama dan golongan mineral
ke dalam native element, sulfida dan
melalui identifikasi sifat fisiknya, proses
halida untuk mengetahui setiap
pembentukan, asosiasi serta
golongan dan kelas suatu mineral.
kegunaannya.
Sifat fisik mineral berupa
warna, kilap, warna cerat/warna
goresan, belahan, pecahan, kekerasan,
II. Tinjauan Pustaka terbentuk secara alamiah,
berfase padat, mempunyai
2.1 Pengertian Mineral
komposisi dan struktur tertentu.
Pengertian mineral menurut
(Muhammad Zuhdi, 2019).
para ahli, diantaranya:
Dari defenisi-definisi diatas
1. Mineral yaitu sebuah bahan dapat disimpulkan bahwa mineral
atau zat yang homogen merupakan hasil bentukan alam yang
mempunyai komposisi kimia berbentuk padatan, bersifat anorganik
tertentu atau dalam batas-batas dan homogen serta mempunyai sifat-
dan mempunyai sifat-sifat sifat baik itu sifat fisik maupun sifat
tetap, dibentuk di alam dan kimia dalam batas-batas tertentu.
bukan hasil suatu kehidupan.
2.2 Sifat Fisik Mineral
(A.W.R Potter dan H.
Robinson). Terdapat dua cara untuk dapat
mengenal suatu mineral, yang
2. Mineral ialah suatu bahan padat
yang secara struktural homogen pertama adalah dengan cara
mengenali sifat fisiknya, dan kedua
mempunyai komposisi kimia
tertentu, dibentuk oleh proses adalah melalui analisa kimiawi atau
analisa difraksi sinar X. Cara kedua
alam yang anorganik. (D. G. A
Whitten dan J. R. V. Brooks). ini umumnya sangat mahal dan
memakan waktu yang lama. (Djauhari
3. Mineral yakni salah satu benda
padat homogen yang terdapat di Noor, 2009).

alam terbentuk secara Mineral dapat dikenali


anorganik, mempunyai berdasarkan sifat fisik dari mineral
komposisi kimia pada batas- tersebut antara lain: warna, Kilap,
batas tertentu dan mempunyai Bentuk, Belahan, Kekerasan. Tiap
atom-atom yang tersusun secara mineral memiliki warna yang khas,
teratur. (Muhammad Zuhdi, akan tetapi ada beberapa mineral yang
2019). memiliki warna yang hampir sama.
4. Mineral Mineral adalah Kilap atau kilau mineral juga
senyawa anorganik yang merupakan sifat fisik yang dapat
digunakan untuk identifikasi mineral. merupakan warna yang tidak tetap
Bentuk kristal suatu mineral dikontrol atau berubah-ubah. (Tim BSE, 2017).
oleh ikatan kimia mineral tersebut.
Belahan mineral dipengaruhi oleh
ikatan lemah antar molekul.
Kekerasan mineral menunjukkan
besarnya gaya tekan untuk membelah
atau merusak stuktur mineral tersebut.
Kekerasan mineral dinyatakan dalam
skala Mohs. (Muhammad Zuhdi, Gambar 2.1 Mineral azurite biru
2019).

2.2.1 Warna Mineral

Warna mineral adalah warna


yang bisa ditangkap oleh mata
bilamana mineral tersebut terkena
sinar. Warna ini penting untuk
membedakan antara warna yang Gambar 2.2 Mineral eryhtrite merah-
disebabkan oleh campuran atau ungu

pengotoran dan warna asli elemen- Warna mineral memang bukan

elemen utama pada mineral tersebut. merupakan penciri utama untuk dapat

Banyak mineral yang dinamakan membedakan antara mineral yang

berdasarkan warna. Misalnya warna satu dengan lainnya. Namun paling

asli dari elemen-elemen utama pada tidak ada warna-warna yang khas

mineral (idiochromatis), yaitu warna yang dapat digunakan untuk

yang tetap dan khas. Contoh mineral mengenali adanya unsur tertentu di

tersebut azurite biru, malachite hijau, dalamnya. Sebagai contoh warna

eryhrite merah-ungu, dll. Seperti gelap dipunyai mineral,

yang ditampilkan pada gambar 2.1 mengindikasikan terdapatnya unsur

dan gambar 2.2. Warna karena adanya besi.

pengotoran (allochromatis)
Di sisi lain mineral dengan
warna terang, diindikasikan banyak
mengandung aluminium. (Djauhari
Noor, 2009).

2.2.2 Kilap (luster)

Kilap merupakan sifat optik Gambar 2.3 Kilap logam pada mineral
bersifat opaq
dari mineral yang berhubungan
dengan refleksi dan refraksi. Kilap
sebagai hasil pantulan cahaya dari
permukaan mineral. Intensitas dari
kilap sebenarnya merupakam
kuantitas cahaya pantul dan pada
umumnya tergantung pada besarnya
indeks refraksi mineral. (Tim BSE, Gambar 2.4 Kilap sub logam pada
mineral bixbyite (oksida Fe-Mn)
2017).
Kilap bukan logam dapat
Kilap dapat dibagi menjadi 3
dibedakan menjadi beberapa macam,
(tiga), kilap logam, kilap sub logam,
yaitu kilap kaca, kilap damar, kilap
dan kilap bukan logam. Kilap logam
lemak, kilap sutera, kilap mutiara,
(metalic luster) adalah kilap yang
kilap tanah, dan kilap lilin. Gypsum
dihasilkan dari mineral-mineral
merupakan contoh mineral yang
logam. Kilap sub logam (sub metalic
memiliki kilap kaca. (Tim BSE,
luster) terdapat pada mineral-mineral
2017).
semi opak sampai opak atau kilap
yang dihasilkan dari mineral hasil
alterasi. Kilap bukan logam biasanya
terlihat pada mineral-mineral yang
berwarna muda. (Tim BSE, 2017).

Gambar 2.5 Kilap kaca pada gypsum


Kilap Intan (andamantine
luster) sangat cemerlang seperti
berlian seperti yang ditunjukkan oleh
mineral topaz. (Tim BSE, 2017).

Gambar 2.8 Kilap lemak pada opal


Kilap sutera (silky luster)
merupakan kilap seperti sutera,
biasanya terdapat pada mineral-
Gambar 2.6 Kilap intan pada topaz mineral yang menyerat seperti
Kilap damar (resinous luster) artinite. (Tim BSE, 2017).
adalah kilap seperti damar yang
ditunjukkan oleh mineral amber yang
memiliki kombinasi warna kuning
dan cokelat. (Tim BSE, 2017).

Gambar 2.9 Kilap sutera pada artinite


Kilap mutiara (pearly luster)
adalah kilap seperti mutiara, biasanya
terdapat pada bidang-bidang belah
Gambar 2.7 Kilap damar pada amber dasar dari suatu kristal ineral. Contoh
Kilap lemak (greasy luster) kilap mutiara terdapat pada
adalah kilap seperti lemak, seakan- sanbornite. (Tim BSE, 2017).
akan berlapis dengan lemak. (Tim
BSE, 2017).

Gambar 2.10 Kilap mutiara pada


sanbornite
Kilap tanah (earthy luster) Beberapa jenis mineral
adalah kilap yang biasanya terlihat mempunyai goresan pada bidangnya,
pada mineral-mineral kompak, seperti pada mineral kuarsa dan
misalnia barite. (Tim BSE, 2017). pyrite, yang sangat jelas dan khas.
(Djauhari Noor, 2009).
Pada mineral yang
kekerasannya kurang dari enam, cerat
dapat diperoleh dengan cara
menumbuk mineral tersebut sampai
halus. Mineral-mineral silikat
Gambar 2.11 Kilap tanah pada
mempunyai gores putih kadang-
barite
Kilap lilin (waxy luster), seperti kadang abu-abu cokelat. (Tim BSE,

lilin. (Tim BSE, 2017). 2009).


Mineral-mineral oksida,
sulfida, karbonat, phosphat, arsenat,
dan sulfat juga mempunyai goresan
yang khas. Mineral-mineral yang
transparan dan translusen dengan
kilap bukan logam mempunyai gores
Gambar 2.12 Kilap lilin lebih terang dibandingkan dengan

2.2.3 Cerat warnanya, sedangkan mineral-


mineral dengan kilap logam sering
Cerat dapat untuk membedakan
kali menunjukkan warna gores yang
dua jenis mineral yang warnanya
lebih gelap. Beberapa mineral yang
tempak sama tetapi warna ceratnya
berlainan warnanya, memiliki warna
(warna dalam keadaan menjadi
gores yang sama, misalnya hematit
bubuk) berbeda. Gores atau cerat
dan galena. (Tim BSE, 2009).
lebih dapat dipercaya daipada warna
yang ditampilkan oleh mineral karena
warna cerat lebih stabil. (Tim BSE,
2017).
sifat ini, sehingga digunakan istilah
mudah dibelah, sukar dibelah, atau
tidak dapat dibelah. Kalsit merupakan
contoh mineral yang mudah terbelah
sedangkan kuarsa merupakan contoh
mineral yang tidak mempunyai
Gambar 2. 13 Hematit dan Galena
memiliki warna gores abu-abu. belahan. (Tim BSE, 2009).

Pada beberapa mineral, warna 2.2.5 Pecahan (fracturei)


mineral dan warna gores yang sama
Bila tidak membelah secara
misalnya galena dan emas. Mineral
teratur, maka mineral akan pecah
lainnya memiliki warna gores yang
dengan arah yang tidak teratur. (Tim
berbeda dengan mineral yang
BSE, 2009).
diperlihatkkan, diantaranya adalah
Pecahan adalah salah satu
pirit. Biasanya mineral-mineral yang
permukaan yang terbentuk akibat
transparan dan translusen mempunyai
pecahnya suatu mineral dan
gores yang putih atau tidak berwarna
umumnya tidak teratur yang
atau warna-warna muda. Oleh karena
diakibatkan adanya tekanan pada
itu, gores sangat penting untuk
mineral yang melebihi batas plastis
penentuan mineral-mineral opaque
mineral tersebut. (Tim asisten, 2021).
yang translusen, misalnya kalsit. Tim
Ada beberapa macam, beberapa
BSE, 2009).
diantaranya adalah:
2.2.4 Belahan 1. Konkoidal adalah ppecahan

Belahan adalah sifat fisik yang memperlihatkan

mineral yang mampu membelah gelombang melengkung di

disebabkan oleh tekanan dari luar atau permukaan seperti kenampakan

pemukulan menggunakan palu. kulit kerang atau botol pecah,

Belahan terjadi bila mineral dipukul contohnya kuarsa.

tidak hancur tetapi terbelah-belah 2. Splintery/fibrous adalah

mengikuti bidang belah yang licin. pecahan yang menunjukkan

Tidak semua mineral mempunyai


gejala seperti serat. Contoohnya Tabel 2.1 Skala Kekerasan Mohs
asbestos.
3. Uneven/irreguler adalah
pecahan yang memberi kesan
permukaan kasar tidak teratur.
Contohnya garnet.
4. Hackly adalah pecahan yang
Setiap tingkatan kekerasan
mengesankan permukaan tidak
Skala Mohs yang lebih tinggi dapat
teratur dengan ujung-ujung
menggores mineral-mineral pada
runcing. Contohnya perak
tingkat yang lebih rendah.
native.
Berdasarkan penentuan kualitatif dari
2.2.6 Kekerasan kekerasan ternyata interval-interval
pada Skala Mohs hampir sama,
Salah satu kegunaan dalam
kecuali interval antara 9 dan 10. (Tim
mendiagnosa sifat mineral adalah
BSE, 2009).
dengan mengetahui kekerasan
Pengukuran kekerasan mineral
mineral. Kekerasan adalah sifat
ini dapat menggunakan alat-alat
resistensi dari suatu mineral terhadap
sederhana, seperti kuku tangan, pisau
kemudahan mengalami abrasi atau
baja, dan lain-lain. Tabel 2.3
mudah tergores. Kekerasan suatu
memperlihatakan hubungan antara
mineral bersifat relatif, artinya
alat pengukur kekerasan dengan
apabola dua mineral yang tergores
derajat kekerasan dari Skala Mohs.
adalah mineral yang relatif lebih
Tabel 2.3 Alat-alat penguji kekerasan
lunak dibandingkan dengan mineral
lawannya. Skala kekerasan mineral
mulai dari terlunak (skala 1) hingga
terkeras (skala 10) diajukan oleh
Mohs dan dikenal sebagai Skala
Kekerasan Mohs. (Djauhari Noor,
2009).
2.2.7 Sifat Dalam (Tenacity) patuh dan sesudah bengkok
tidak dapat kembali seperti
Sifat dalam mineral adalah sifat
semua, contohnya mineral talk
mineral itu bilamana kita berusaha
dan selenit.
untuk mematahkannya, 5. Elastis yaitu sifat yang dimiliki
oleh mineral yang tersusun atas
memotongnya, menghancurkannya,
lapisan-lapisan tipis sehingga
membengkokkannya ataupun
dapat dibengkokkan tanpa
mengirisnya. (Tim asisten, 2021). menjadi patah dan kembali
seperti semua bila penekanan
Sifat dalam berhubungan dihentikan, contohnya mineral
dengan daya tahan mineral apabila muskovit. (Tim asisten, 2021).
patah, hancur, bengkok, dan
2.2.8 Berat Jenis
irisannya. Macam-macam sifat dalam
Setiap mineral mempunyai
mineral, diantaranya adalah:
berat jenis tertentu. Besarnya
1. Rapuh (brittle) yaitu sifat
ditentukan oleh unsur-unsur
mudah hancur tetapi dapat
pembentuknya serta kepadatan dari
dipotong-potong, contohnya
ikatan unsur-unsur tersebut dalam
mineral kuarsa, ortoklas, dan
susunan kristalnya. Berat jenis
pirit.
mineral adalah perbandingan antara
2. Mudah ditempa (melleable)
berat mineral di udara terhadap
yaitu sifat mineral yang dapat
volumenya. Umumnya mineral
ditempa menjadi lapisan tipis,
pembentuk batuan mempunyai berat
seperti pada emas dan tembaga.
jenis sekitar 2.7, meskipun berat jenis
3. Sectile adalah sifat mineral
rata-rata unsur metal di dalamnya
yang dapat diiris dengan pisau
berkisar 5. (Djauhari Noor, 2009).
dengan hasil irisan rapuh,
seperti gipsum.
4. Fleksibel yaitu sifat mineral
yang lentur dan dapat
dibengkokkan tanpa menjadi
2.2.9 Kemagnetan 1. Opaq (tidak tembuh cahaya),
contohnya Limonit dan Pirit.
Kemagnetan adalah sifat
2. Translucent (tembus cahaya
mineral terhadap daya tarik magnet.
tapi buram), contohnya Topaz
Dalam determinasi mineral
dan Epidot.
berdasarkan dibagi menjadi:
3. Transparan (tembus cahaya),
1. Ferromagnetik
contohnya Kuarsa dan Kalsit.
Mineral dikatakan memiliki
2.3 Native Element
sifat ini jika mineral dengan mudah
tertarik gaya magnet, seperti mineral Native elemen adalah kelas
Magnetit dan Phyrotit. mineral yang hanya terdiri dari satu
2. Paramagnetik unsur mineral atau komposisi kimia.
Mineral dikatakan memiliki (Djauhari Noor, 2009).
sifat ini jika dapat tertarik oleh gaya
2.4 Mineral Sulfida
magnet tapi tidak sekuat
Mineral sulfida adalah kelas
paramagnetik.
mineral yang merupakan hasil
3. Diamagnetik
persenyawaan langsung antara
Mineral dikatakan memiliki
belerang (sulfur) dengan mineral
sifat ini jika tidak tertarik oleh gaya
tertentu. (Djauhari Noor, 2009).
magnet. (Tim Asisten, 2021).
2.5 Mineral Halida
2.2.10 Derajat kejernihan
(Diaphaneity) Halida adalah kelompok
mineral yang memiliki anion dasar
Derajat kejernihan
halogen. Halogen adalah kelompok
(Diaphaneity) merupakan
khusus dari unsur-unsur yang
kemampuan mineral untuk
biasanya memiliki muatan negatif
mentransmisikan atau menyalurkan
ketika bergabung dalam satu ikatan
cahaya yang masuk ke dalam mineral.
kimia. Halogen yang biasanya
Dalam determinasi mineral
ditemukan di alam adalah Flourine,
berdasarkan derajat kejernihannya
Chlorine, Iodine, dan Bromine.
terbagi atas:
Halida cenderung memiliki struktur
yang rapi dan simetri yang baik. Metode yang digunakan dalam
Mineral Halida memiliki ciri khas praktikum ini adalah studi pustaka
lembut, terkadang transparan, dan deskripsi secara langsung di
umumnya tidak terlalu padat, laboratorium petrografi. Adapun
memiliki belahan yang baik, dan tahapan-tahapan praktikum,
sering memiliki warna-warna cerah. diantaranya:
(Anthony, dkk. 1997).
3.1.1 Tahapan Pendahuluan
Kelompok ini dicirikan oleh
Pada tahapan awal, kami
adanya dominasi dari ion halogen
pertama-tama melaksanakan asistensi
elektronegatif seperti F, Cl, Br, dan I.
acara mengenai mineral native
Pada umumnya memiliki berat jenis
element, sulfida, dan halida. Setelah
yang rendah (<5). Contoh-contoh
pembawaan materi, diberikan tugas
mineral yang termasuk ke dalam kelas
pendahuluan yang menjadi syarat
ini adalah Flourite (CaF2), Halite
sebelum bisa mengikuti kegiatan
(NaCl), Silvit (KCl), Kriolit
praktikum.
(Na3AlF6). (Anthony, dkk. 1997).
3.1.2 Tahapan Praktikum
III. Metode Praktikum

Kegiatan praktikum dilakukan di


Laboratorium Petrografi, Departemen
Teknik Geologi, Universitas
Hasanuddin. Sebelum melakukan
kegiatan praktikum, pertama kali
dilakukan adalah melakukan responsi
guna mengetahui sejauh mana ilmu
yang ditangkap praktikan seusai
asistensi acara. Setelah responsi
dilakukan, dilanjutkan dengan
kegiatan praktikum.

Gambar 3.1 Diagram Alir Metode


Praktikum
Praktikan diberikan 7 buah 4 Pembahasan
sampel untuk kemudian di
4.1 Sampel 1
deskripsikan dan dituliskan pada
lembar kerja praktikan.

3.1.3 Analisis Data

Pada tahapan ini kami melakukan


asistensi dengan asisten terkait
Gambar 4.1 Mineral Flourite
lembar kerja yang telah diisi dengan
Pada sampel 1 keadaan lapuk
deskripsi sampel untuk memperoleh
cokelat dan memiliki warna segar
hasil yang benar.
putih kekuningan. Sifat-sifat fisik
3.1.4 Pembuatan Laporan
lainnya dari mineral ini yaitu warna
Setelah memperoleh analisis data cerat putih, kilap kaca, belahannya
yang benar berdasarkan hasil asistensi jelas, pecahan even, kekerasan 3
dari asisten, dilanjutkan dengan (dapat digores kawat tembaga), berat
penusunan laporan sesuai dengan jenis 3.1-3.3 g/cm3, sifat kemagnetan
format laporan yang telah ditentukan. diamagnetik, derajat kejernihan
translucent, tenacity brittle, dan
3.1.5 Laporan
termasuk ke dalam sistem kristal
Setelah semua tahapan diatas, isometrik. Mineral ini tergolong ke
maka jadilah sebuah laporan sebagai dalam mineral Halida dengan
hasil dari semua tahapan-tahapan komposisi kimia yang dikandungnya
praktikum. CaF2. Nama mineral ini adalah
Fluorite.
Sebagian besar fluorite terjadi
sebagai tambalan urat di bebatuan
yang telah mengalami aktivitas
hidrotermal. Vein ini sering
mengandung bijih logam yang dapat
mencakup sulfida timah, perak,
timbal, seng, tembaga, dan logam kehijauan dengan warna segarnya
lainnya. Fluorite juga ditemukan di yaitu merah kehitaman.Mineral ini
rekahan dari beberapa batu kapur dan ketika digores dengan porslen
dolomit. Fluorite bisa besar, granular, mendapatkan cerat berwarna
atau euhedral sebagai oktahedral atau hotam.Memilki kilap non logam
kristal kubik. Fluorite adalah mineral dengan belahan tidak jelas (indistinct)
umum di batuan hidrotermal dan dan pecahan uneven. Kekerasanya
karbonat di seluruh dunia. Flourite berada diantara 3 di skala mochs
berasosiasi dengan mineral galena, dengan berat jenisnya yaitu 8,93
sfalerit, barit, kuarsa, dan kalsit. N/𝑚 3 . Sifat kemagnetannya yaitu
Fluorite memiliki berbagai Paramagnetik dengan derajat
kegunaan. Kegunaan utamanya kejernihan opaq. Tenacity yang
adalah dalam industri metalurgi, dimiliki yaitu Brittle . Sistem kristal
keramik, dan kimia; namun, dari mineral ini yaitu orthorombik
kegunaan optik, lapidary, dan lainnya dengan komposisi kimia Cu artinya
juga penting. Fluorspar, nama yang termasuk di golongan mineral Native
digunakan untuk fluorit ketika dijual element.
sebagai bahan massal atau dalam 4.3. Sampel 3
bentuk olahan, dijual dalam tiga nilai
berbeda (asam, keramik, dan
metalurgi).
4.2. Sampel 2

Gambar 4.3 Mineral Halite


Pada sampel 3 keadaan lapuk
putih dan warna segar yang tidak
berwarna. Sifat-sifat fisik lainnya dari
Gambar 4.2 Mineral Cooper mineral ini yaitu warna cerat putih,
Sampel dengan nomor peraga kilap kaca, belahannya sempurna,
2 memiliki warna lapuk Putih pecahan uneven, kekerasan 2.5 (dapat
digores kuku), berat jenis 2.2 g/cm 3, untuk mengontrol akumulasi salju
sifat kemagnetan diamagnetik, derajat dan es. Sejumlah besar garam juga
kejernihan transparan, tenacity brittle, digunakan oleh industri kimia. Garam
dan termasuk ke dalam sistem kristal adalah nutrisi penting bagi manusia
isometrik. Mineral ini tergolong ke dan sebagian besar hewan, dan juga
dalam mineral Halida dengan merupakan bumbu favorit untuk
komposisi kimia yang dikandungnya banyak jenis makanan. Garam adalah
NaCl. Nama mineral ini adalah mineral yang semua orang tahu.
Halite.
Halite terutama mineral 4.4. Sampel 4
sedimen yang biasanya terbentuk di
iklim gersang di mana air laut
menguap. Namun, banyak danau
pedalaman seperti Great Salt Lake of
North America dan Laut Mati antara
Yordania dan Israel juga merupakan Gambar 4.4 Mineral Galena
lokasi di mana halite terbentuk saat Pada sampel 4 keadaan lapuk
ini. Selama waktu geologis, beberapa cokelat dan warna segar hitam perak.
endapan garam yang sangat besar Sifat-sifat fisik lainnya dari mineral
telah terbentuk ketika pengulangan ini yaitu warna cerat perak, kilap
penguapan air laut terjadi di cekungan logam, belahannya jelas, pecahan
terbatas. Beberapa endapan ini setebal even, kekerasan 2.5 (dapat digoores
ribuan kaki. Ketika dikubur dalam- kuku), berat jenis 7.2-7.6 g/cm3, sifat
dalam mereka dapat meletus untuk kemagnetan diamagnetik, derajat
membentuk kubah garam. Berasosiasi kejernihan opaq, tenacity brittle, dan
dengan Anhydrite, Sylvenite, termasuk ke dalam sistem kristal
Carnalite, dan Gipsum. isometrik. Mineral ini tergolong ke
Garam memiliki banyak dalam mineral Sulfida dengan
kegunaan. Sebagian besar garam yang komposisi kimia yang dikandungnya
dihasilkan dihancurkan dan PbS. Nama mineral ini adalah
digunakan di musim dingin di jalan Galena.
Mineralisasi galena terendapkan listrik darurat untuk jaringan
pada batuan granit dan batupasir (host komputer, fasilitas komunikasi, dan
rock). Bentuk mineralisasi umumnya sistem penting lainnya. Timbal juga
disseminated dan kompak. Tahapan merupakan salah satu logam yang
atau periode penerobosan larutan sisa digunakan dalam sistem
magma atau pembentukan galena dan penyimpanan energi terkait dengan
logam ikutannya adalah empat kali pembangkit listrik dan kendaraan
yaitu tahap pertama, kedua, ketiga hybrid.
dan keempat. Galena terendapkan 4.5. Sampel 4
pada tahap pertama dan kedua.
Perilaku galena terhadap batu pasir
dan batuan granit, yaitu galena
dijumpai di semua contoh batuan,
hadir mengganti dan digantikan oleh
mineral bijih di sekitarnya dan Gambar 4.5 Calchopyrite
sebagian contoh galena lebih Sampel dengan nomor peraga
dominan dari mineral bijih lainnya. 5 memiliki warna lapuk kuning
Berasosiasi dengan spalerit, keemasan dan warna segar abu-abu.
kalkopirit, kalsit, dolomit, barit, dan Adapun cerat yang dihasilkan
flourit. berwarna hitam dengan kilap logam
Galena adalah mineral yang dan memiliki belahan yang tidak jelas
sangat penting karena berfungsi serta jenis pecahan uneven. Skala
sebagai bijih untuk sebagian besar kekerasan yang dimiliki oleh sampel
produksi timbal di dunia. Galena juga ini adalah 6 – 6,5 berat jenis 4,2 – 4,3
merupakan bijih yang signifikan dari gr/cm2. Memiliki sifat diamagnetik.
perak. Kegunaan timbal paling Adapun derajat kejernihan yang
penting saat ini adalah dalam baterai dimiliki sampel ini adalah opaq
timbal. Sebuah baterai khusus dengan tenacity sectile yang berarti
mengandung sekitar 20 pon timbal dapat diiris dengan pisau dan hasil
dan harus diganti. Baterai timbal juga irisan rapuh. Berdasarkan hal di atas
digunakan sebagai sumber pasokan maka dapat diketahui bahwa sampel 7
merupakan mineral chalcopyrit yang sphalerite yang memiliki sistem
memiliki sistem kristal tetragonal kristal isometrik dengan komposisi
dengan komposisi kimia CuFeS2 kimia ZnFe yang termasuk kedalam
yang termasuk kedalam golongan golongan mineral sulfida.
mineral sulfida.
4.7. Peraga 7
4.6. Sampel 6

Gambar 4.7 Graphite

Sampel dengan nomor peraga 7


Gambar 4.6 Sphalerite
memiliki warna lapuk abu abu
Sampel dengan nomor peraga
kehitaman dan memiliki warna
6 memiliki warna lapuk orange
segar abu abu. Adapun cerat yang
kekuningan dan warna segar abu-
dihasilkan berwarna abu-abu
abu. Adapun cerat yang dihasilkan
dengan kilap logam dan memiliki
berwarna abu-abu dengan kilap
belahan sempurna serta jenis
logam dan memiliki belahan yang
pecahan hackly. Skala kekerasan
baik serta jenis pecahan uneven.
yang dimiliki oleh sampel ini adalah
Skala kekerasan yang dimiliki oleh
2,5 berat jenis 2,23 gr/cm 2.
sampel ini adalah 3, berat jenis 3,9-
Memiliki sifat diamagnetik. Adapun
4,2 gr/cm2. Memiliki sifat
derajat kejernihan yang dimiliki
diamagnetik. Adapun derajat
sampel ini adalah opaq dengan
kejernihan yang dimiliki sampel ini
tenacity brittle yang berarti rapuh
adalah opaq dengan tenacity brittle
dan mudah hancur jika di pukul
yang berarti rapuh dan mudah hancur
dengan palu dan menjadi bubuk.
jika di pukul dengan palu dan
Berdasarkan hal di atas maka dapat
menjadi bubuk. Berdasarkan hal di
diketahui bahwa sampel 2
atas maka dapat diketahui bahwa
merupakan mineral graphite yang
sampel 1 merupakan mineral
memiliki sistem kristal hexagonal
dengan komposisi kimia C yang Pellant, Chris.1992. Rocks and
Minerals. London: Dorling
termasuk kedalam golongan mineral
Kindersle
native element.
V. Kesimpulan

Setelah melaksanakan
praktikum ini, diperoleh hasil bahwa
dari ke tujuh sampel mineral
didapatkan 2 mineral yang termasuk
dalam golongan mineral Native
elemen yaitu mineral tembaga dan
sulfur; 3 mineral Sulfida yaitu
Galena, Stibnite, Molybdenite; dan 2
mineral halida yaitu flourite dan
halite.

Daftar Pustaka

Anthony. 1997. Buku Pegangan


Mineralogi, Volume III: Halida,
Hidroksida, Oksida, Penerbitan
Data Mineral: Tucson.

Noor, Djauhari. 2009. Pengantar


Geologi. Bogor: CV Graha
Ilmu.
Tim BSE. 2017. Geologi Dasar.
Jakarta: Buku Sekolah
Elektronik (BSE).

Zuhdi, Muhammad. 2019. Buju Ajar


Pengantar Geologi. Mataram:
Duta Pustaka Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai