Anda di halaman 1dari 25

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….i


DAFTAR GAMBAR .................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................ iii
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................ 2
1.3 Alat dan Bahan ................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................4
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 7
BAB IV PENUTUP .................................................................. 22
4.1 Kesimpulan ....................................................................... 22
4.2 Saran ................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 23

i |Deskripsi Mineral
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Mineral Galena ……………...…………………………………7
Gambar 2. Mineral Bornite………………..………………….……………8
Gambar 3. Mineral Sphalarite………………….…………….….……..…9
Gambar 4. Mineral Magnetit……………………….…….…..……….…10
Gambar 5. Mineral Manganese……..…………..…..…….…..……..…11
Gambar 6. Mineral Psilomelane….………….….……………….……...12
Gambar 7. Mineral Azurite.........................................................13
Gambar 8. Mineral Cinnabar………………………………………….…14
Gambar 9. Mineral Gypsum….………………….………………….……15
Gambar 10. Mineral Ilminate………………….….……..………………16
Gambar 11. Mineral Specularite………………….…..……….……..…17
Gambar 12. Mineral Magnesite……..……..…….…..……………...…18
Gambar 13. Mineral Pyrite….………….….………………………….....19
Gambar 14. Mineral Hematite……..……..…….…..………………..…20
Gambar 15. Mineral Bauksite……………………………………………21

ii |Deskripsi Mineral
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dari mulai gunung-gunung dengan tinggi ribuan meter,
hingga palung-palung didasar samudera. Dan untuk mengetahui
semua itu, tentunya kita harus mempelajari apa-apa sajakah materi
pembentuk Bumi ini,itulah yang akan dilakukan oleh para
geologist.
Mineral adalah suatu benda padat yang terdiri dari unsur atau
persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-
proses anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu
dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan
didalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal. Adapun sifat-
sifat fisik dari mineral yang biasa dideskripsikan terbagi menjadi 13
yaitu warna, perawakan kristal, kilap, kekerasan, gores, belahan,
pecahan, daya tahan terhadap pukulan, berat jenis, rasa dan bau,
kemagnetan, derajat ketransparanan, nama mineral dan rumus
kimia.
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di
alam, terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia
pada batas – batas tertentu, dan mempunyai atom – atom yang
tersusun secara teratur. Benda padat homogen artinya bahwa
mineral hanya terdiri atas satu fase padat, hanya satu macam
material. Air bukan mineral kecuali dalam bentuk padat. Mineral
terbentuk secara anorganik artinya benda – bedan padat homogen
yang dihasilkan oleh binatang dan tumbuh – tumbuhan tidak
termasuk mineral. Kulit tiram dan mutiara di dalamnya , meskipun
terdiri dari kalsium karbonat yang tidak dapat dibedakan secara
kimia maupun fisika dari mineral aragonit, tidak dianggap sebagai
mineral. Mineral mempunyai komposisi kimia pada batas – batas
tertentu artinya bahwa mineral itu merupakan senyawa kimia.
Senyawa kimia mempunyai komposisi pada batas batas tertentu
yang dinyatakan dengan suatu rumus. Rumus kimia mineral dapat
sederhana maupun komlek, tergantung dari banyaknya unsur –
1 |Deskripsi Mineral
unsur yang ada dan proporsi kombinasinya.Kegunaan mineral
apabila dilihat dari sudut ekonomis maka mineral merupakan
bahan yang sangat penting
Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari tentang
mineral,meliputi pengenalan karakteristik fisik,komposisi kimia,
pengelompokkan , hingga pembentukan. Mineral termasuk benda
mati yang terdapat di alam, sedangkan bagian lainnya yang ada di
alam adalah makhluk hidup dan tanaman. Perbedaan di antara
keduanya adalah mineral tidak dapat berkembang biak seperti
makhluk hidup.
1.1Tujuan
Adapun tujuan dari dilaksanakannya praktikum ini adalah :
1.Mahasiswa dapat mengetahui apa itu mineralogi dan mineral
2.Mahasiswa dapat mengetahui sifat-sifat fisik dari mineral.
3.Mahasiswa dapat mengetahui tentang pendeskripsian mineral
1.1 Alat dan Bahan
a. Alat
Peralatan yang digunakan pada saat praktikum adalah
sebagai berikut :
1. Alat tulis lengkap
2. Kuku jari
3. Kawat tembaga
4. Pecahan kaca
5. Pisau baja
6. Kikir baja
7.Lempeng baja
8. Porselen
b. Bahan
Bahan yang digunakan pada saat praktikum adalah sebagai
berikut :
1. Sampel mineral
2. HVS
3. LKS
2 |Deskripsi Mineral
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mineral adalah suatu benda padat yang terdiri dari unsur atau
persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-
proses anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu
dan mempunyai penempatan atom-atom secara beraturan
didalamnya, atau dikenal sebagai struktur kristal. Warna penting
untuk membedakan antara warna mineral yang diakibatkan oleh
pengotoran dan warna asli dari mineral itu sendiri. Adapun sifat-
sifat fisik dari mineral yang biasa dideskripsikan terbagi menjadi 13
yaitu warna, perawakan kristal, kilap, kekerasan, gores, belahan,
pecahan, daya tahan terhadap pukulan, berat jenis, rasa dan bau,
kemagnetan, derajat ketransparanan, nama mineral dan rumus
kimia (Mondadori. 2009).
Mineral terbentuk bersamaan dengan terbentuknya batuan.
Pengkristalan mineral dari cairan magma adalah dengan urutan
tertentu tergantung dari titik pengkristalan masing-masing mineral,
demikian juga dengan mineral bijih. Sebagai contoh mineral Sn
(timah) titik pengkristalannya lebih tinggi dari Pb (timbal), atau
dengan kata lain, Sn mengkristal lebih dahulu dari pada Pb. Selain
itu kristalisasi mineral di dalam magma juga ada yang berdasarkan
Hukum Eutektik ialah bila ada dua atau lebih mineral yang berbeda
titik pengkristalannya kemudian bercampur, maka titik
pengkristalannya akan lebih rendah. Pembentukan atau
pengkristalan mineral ditentukan oleh kondisi kimia dan
fisik. Pendeskripsian mineral dibagi menjadi 13 yaitu, warna
(colour) perawakan kristal (crystal habit), kilap (luster), kekerasan
(hardness) , gores (streak), belahan (cleavage), pecahan (fracture),
daya tahan terhadap pukulan (tenacity), berat jenis (specific
gravity), rasa dan bau (teste and odour), kemagnetan, derajat
ketransparanan, nama mineral dan rumus kimia ( Noor, 2008 ).
Suatu mineral memiliki warna yang kita tangkap dengan mata
apabila mineral terkena oleh cahaya atau spektrum cahaya yang
3 |Deskripsi Mineral
dipantulkan oleh mineral itu sendiri. Warna penting untuk
membedakan antara warna mineral yang diakibatkan oleh
pengotoran dan warna asli dari mineral itu sendiri. Banyak mineral
mempunyai warna yang khusus, misalnya mineral azurit yang
berwarna biru dan mineral epidon yang berwarna kuning hijau, dll.
Suatu mineral memiliki warna yang dibedakan menjadi warna
Ishiokromatik yang artinya warnanya selalu tetap dan
Allokhromatik yang warnanya tidak tetap tergantung dari mineral
pengotornya (Asiki, 2005).
Adapun sifat fisik mineral yaitu warna (colour) merupakan suatu
permukaan mineral dikenai suatu cahaya, maka cahaya yang
mengenai permukaan mineral tersebut sebagian akan diserap
(absorbsi) dan sebagian dipantulkan (refleksi). Warna penting untuk
membedakan antara mineral akibat pengotoran dan warna asli
(tetap) yang berasal dari elemen utama pada mineral tersebut.
Faktor yang dapat mempengaruhi warna : komposisi kimia,
struktur kristal dan ikatan atom, dan pengotoran dari mineral.
Perawakan kristal (crystal habit), bentuk khas mineral ditentukan
oleh bidang yang membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran
relatif bidang-bidang tersebut. Perawakan kristal dibedakan
menjadi 3 golongan yaitu : elongated habits (meniang / berserabut),
flattened habits (lembaran tipis), rounded habits (membutir). Kilap
merupakan sesuatu yang ditimbulkan oleh cahaya yang
dipantulkan dari permukaan sebuah mineral, yang erat
hubungannya dengan sifat pemantulan (refleksi) dan pembiasan
(refraksi). warna (colour) merupakan suatu permukaan mineral
dikenai suatu cahaya, maka cahaya yang mengenai permukaan
mineral tersebut sebagian akan diserap (absorbsi) dan sebagian
dipantulkan (refleksi). Intensitas kilap tergantung dari indeks bias
dari mineral, yang apabila makin besar indeks bias mineral, makin
besar pula jumlah cahaya yang dipantulkan. Nilai ekonomik
mineral kadang-kadang ditentukan oleh kilapnya. Kekerasan
mineral pada umumnya diartikan sebagai daya tahan mineral

4 |Deskripsi Mineral
terhadap goresan(scratching). Warna penting untuk membedakan
antara warna mineral yang diakibatkan oleh pengotoran dan warna
asli dari mineral itu sendiri. Penentuan kekerasan relatif mineral
ialah dengan jalan menggoreskan permukaan mineral yang rata
pada mineral standart dari skala Mohs yang sudah di ketahui
kekerasannya. Gores adalah warna asli dari mineral apabila mineral
tersebut di tumbuk sampai halus. Banyak mineral gores ini dapat
lebih dipertanggungjawabkan karena stabil dan penting untuk
membedakan 2 mineral yang warnanya sama tetapi goresnya
berbeda. Gores ini diperoleh dengan cara menggoreskan mineral
pada permukaan keping porselin, tetapi apabila mineral mempuny
-ai kekerasan lebih dari 6,maka dapat dicari dengan cara
menumbuk sampai halus menjadi berupa tepung. ( Pelland. 2002).
Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempe
lajari mengenai mineral, baik dalam bentuk individu maupun dalam
bentuk kesatuan, antara lain mempelajari tentang sifat – sifat fisik
dan sifat–sifat kimia, cara terdapatnya, cara terjadinya dan
kegunaannya. Informasi mineralogi diperlukan untuk berbagai
untuk kepentingan. Geologis dan mineralogis memerlukan selama
survey lapangan dan eksporasi mineral. Insinyur kimia atau
metalurgi memerlukannya sebagai langkah awal dalam
mempersiapkan suatu penelitian pengolahan untuk mengetahui
karakteristik metalurgi dan ekonomi dari bijih. Sebagian zat-zat
hablur /kristal yang ada di dalam kerak bumi serta bersifat
homogen, fisik, maupun kimiawi. Mineral merupakan
persenyawaan anorganik asli, serat mempunyai susunan kimia
yang tetap. Persenyawaan kimia yang asli maksudnya adalah
bahwa mineral itu terbentuk dari alam. Mineral dari alam bebas
tumbuh oleh proses alam sesuai dengan lingkungan tempatnya
berada. Ada zat-zat yang mempunyai sifat-sifat yang sama dengan
mineral,akan tetapi dibuat di laboratorium. Sebagai salah
satu contoh yaitu SiO2 ( Affandi, 2007)

5 |Deskripsi Mineral
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami melakukan praktikum tentang


pendeskripsian suatu mineral yang telah disediakan. Pada
pendeskripsian mineral itu kami hanya melihat sifat fisik mineral
seperti, warna, perawakan kristal, kilap, kekerasan, gores, belahan,
pecahan, daya tahan terhadap pukulan, berat jenis, rasa dan bau,
kemagnetan, derajat ketransparanan, nama mineral dan rumus
kimia.
1.Mineral Galena
Pada mineral galena terdapat beberapa deskripsi ataupun sifat-
sifat fisik dari mineral tersebut. Pertama, pada warna terdapat
warna abu-abu ataupun silver, untuk sistem kristal dan
perawakannya yaitu Isometrik, kilapnya bisa disebut dengan logam,
lalu untuk kekerasannya 2,5 SM, untuk goresnya abu abu timah,
dan belahan atau pecahannya yaitu sempurna atau subconchoidal,
tenacitynya rapuh, lalu untuk berat jenisnya 7,58 gr/cm3, kemagn
etan yaitu diamagnetik, derajat,ketransparanannya yaitu opaque
atau tidak tembus oleh cahaya , sifat khasnya mengandung sekitar
86,6 timbal dan 13,4% sulfur,untuk rumus kimianya sendiri yaitu
PbS, kegunaan galena yaitu sebagai bahan campuran pada
produksi timbal, untuk jenis batuan yang mengandung galena
sendiri yaitu batu Granit.Galena sangat mudah untuk diidentifikasi
.Mineral galena menunjukkan belahan yang sempurna dalam tiga
arah yang bersinggungan 90 derajat.

Gambar 1. Mineral Galena


6 |Deskripsi Mineral
2. Mineral Bornite
Untuk deskripsi mineral yang kedua yaitu adalah mineral
bornite, untuk mineral ini berwarna abu-abu hitam, emas, ungu
dan kemerahan. Sisten Kristal dan perawakannya yaitu orthorom-
bik, untuk kilapnya sendiri yaitu kilap logam, kekerasannya yaitu
H 3 (kawat tembaga), goresnya adalah abuabu hitam, untuk belah
an dan pecahannya yaitu tidak sempurna atau uneven, dan
tenacitynya sendiri yaitu brittle, lalu berat jenisnya yaitu 5,06-5,08
, untuk sifat kemagnetannya yaitu magnetic (paramagnetic), derajat
ketransparanannya yaitu opaque mineral atau salah satu mineral
yang tidak tembus terhadap cahaya, tidak memiliki sifat khas,
untuk rumus kimia dari bornite sendiri yaitu Cu5FeS4, untuk
kegunaan dari mineral bornite ini sendiri yaitu untuk memisahkan
unsur logam dari sulfurnya dan nama batuan yang mengandung
mineral bornite ini sendiri yaitu batu meteorit.Bornit merupakan
mineral tembaga sulfida dengan komposisi kimia Cu5FeS4. Ini terjadi
pada batuan beku, metamorf, dan sedimen. Konsentrasi yang kecil
terjadi pada vena hidrotermal, zona metamorf kontak, dan di zona
yang kaya dari banyak deposit mineral sulfida. Chalcopyrite,
marcasite, dan pirit adalah mineral sulfida lain yang umumnya
dikaitkan dengan bornit. Sejumlah kecil bornit juga ditemukan
melalui batuan beku mafik dan serpihan karbon. Bornit mudah
dikenali karena menodai warna biru, ungu, merah, hijau, dan
kuning. Bornite terjadi pada batu metamorf dan sedimen.

Gambar 2. Mineral Bornite

7 |Deskripsi Mineral
3. Mineral Sphalarite
Untuk deskripsi mineral ketiga ini dengan warna kuning
kecoklatan. Diikuti sistem kristal dan perawakan nya isometrik, lalu
ada kilap non logam. Kekerasan mineral ini 3,5-4 skala mohs.
Goresnya terlihat dari putih hingga coklat kekuningan, serta
belahan/pecahan yang tampak sempurna/ concoidal. Tenacity nya
brittle/ rapuh. Berat jenis mineral tersebut 3,9-4,1 gr/cm3.
Kemagnetannya adalah diagmagnetit, dan derajat,ketransparanan
nya transparant. Sifat khas yang dimiliki mineral ini adalah
memiliki enam arah belahan yang sempurna. Nama mineral nya
yaitu Sphalarite dengan rumus kimia Zn. Kegunaan dari mineral ini
ialah bijih utama seng. Nama batuan dari mineral ini adalah
Sphalarite. Dan yang terakhir genesa/ asosiasi mineral nya yaitu
terbentuk di vena rongga, kristal yang sangat baik relatif umum.
Sphalarite adalah bijih utama dari seng dan sering ditambang
untuk campuran kadmium, indium, gallium atau germanium
(pengganti untuk seng). Hal ini biasanya ditemukan dalam
hubungan dengan galena, pirit, dan sulfida lainnya bersama dengan
kalsit, dolomit, dan fluorit. Seng (Sphalarite) dapat dibuat menjadi
berbagai paduan dengan banyak logam lainnya. Terutama dalam
bentuk galvanisasi, paduan berbasis seng dan seng oksidda, yang
memiliki aplikasi di industri pembuatan mobil, kontruksi dan
perkapalan, industri ringan, mesin, peralatan listrik rumah tangga,
baterai, dan indutri lainnya. Sphalarite adalah biji utama dari seng.

Gambar 3. Mineral Sphalarite


8 |Deskripsi Mineral
4. Mineral Magnetit
Pada pendeskripian mineral yang keempat ini adalah magnetite,
dalam mineral magnetit terdapat beberapa sifat fisiknya salah
satunya yaitu dalam bentuk warnanya, warna mineral magnetite
sendiri yaitu hitam keabu-abuan, dan untuk system Kristal dan
perawakannya yaitu isometrik, untuk kilapnya yaitu kilap logam,
lalu untuk kekerasannya yaitu memiliki kekerasan sekitar 5,5
sampai 6,5, untuk goresnya yaitu gores hitam, lalu untuk belahan
atau pecahannya yaitu tidak jelas, dan tenacity nya yaitu brittle,
berberat jenis 5,17 sampai 5,18 kemagnetan nya yaitu lodestone
(paramagnetik) , derajat ketransparanannya yaitu mineral opaque
atau tidak tembus oleh cahaya, untuk sifat khas nya yaitu
magnetik, rumus kimia dari mineral magnetite ini sendiri adalah
Fe3O4.
Untuk kegunaan dari mineral magnetite ini adalah untuk
sebagai contoh pembutan bijih besi, untuk batuan yang
mengandung mineral magnetite ini sendiri adalah batu besi
biasanya mineral magnetite dan hematite ini terbentuk dalam
kondisi yang sama, Karena kandungan besinya yang tinggi,
magnetit telah lama menjadi bijih besi utama.
Magnetit adalah mineral oksida besi dengan rumus kimia
Fe3O4. Dan banyak ditemukan dalam batuan beku, sedimen, dan
metamorf. Magnetite merupakan bijih besi yang paling sering
ditambang. Magnetite menunjukkan manfaat yang semakin luas
dengan sifat atau kemagnetan yang kuat dalam skala nanometer.

Gambar 4. Mineral Magnetit

9 |Deskripsi Mineral
5. Mineral Manganesse ore
Untuk mineral yang kelima yaitu disebut dengan mineral
manganesse ore, dari mineral ini data kita lihat sifat fisik nya secara
kasat mata, yang pertama bisa kita lihat melalui warnanya yaitu
hitam keabuan, untuk sistem kristal dan perawakannya yaitu
sistem kristal tetragonal, untuk kilapnya mineral ini memiliki kilap
metalik, untuk skala kekerasan mineral ini memiliki kekerasan
yaitu sekitar 6-6,5 , goresnya yaitu hitam ketika digoreskan di
porselen, dan untuk belahan dan pecahannya yaitu tidak merata,
lalu tenacity nya rapuh, dan untuk berat jenis nya sendiri yaitu
7,01g/cm3,memiliki kemagnetan feromagnetik, derajat ketranspar
anannya yaitu opaque mineral, sifat khasnya Mangan murni
bersifat amat reaktif dan dalam bentuk bubuk akan terbakar
dengan oksigen, serta larut dalam asam encer, rumus kimianya
yaitu MnO2, nama batuannya yaitu batuan manganesse, genesa tau
asosisasi mineral dari mineral manganese sendiri yaitu melalui
sirkulasi lingkungan batuan vulkanik. Berikut merupakan bentuk
dari mineral manganese.
Manganese ore adalah logam keras, rapuh, keperakan, sering
ditemukan dalam mineral dalam kombinasi dengan besi. Mangan
adalah logam transisi dengan beragam penggunaan paduan
industri, terutama pada baja tahan karat. Mangan oksida
digunakan zat pengoksida sebagai aditif karet dan dalam
pembuatan kaca, pupuk, keramik. Asal usul nama manganitu
kompleks. Berikut merupakan bentuk dari mineral manganese.

Gambar 5. Mineral manganese


10 |Deskripsi Mineral
6. Mineral Psilomelane
Pada pendeskripsian mineral di urutan keenam yaitu mineral
psilomelane, untuk warna yaitu hitam kecoklatan, sistem kristal
dan perawakannya yaitu monoklin dan rounded, kilapnya
submetalik, kekerasannya yaitu 5-5,5, goresnya hitam ,belahannya
atau pecahannya tidak sempurna atau concoidal, tenacity nya brittle
atau mudah rapuh, berat jenis nya 3,7-4,7 gr/cm3, sifat
kemagnetannya yaitu diamagnetic, derajat ketransparanannya
yaitu opaque mineral, tidak memilki sifat khas, kegunaanya yaitu
sangat penting bagi pertumbuhan tanaman dan terlibat dalam
asimilasi nitra tumbuhan hijau.
Psilomelane adalah jenis mineral logam mangan berupa
senyawa oksida yang biasanya mengandung logam alkali atau alkali
tanah, seperti kalium dan barium. Psilomelane yang sering
ditemukan berwarna abu-abu tua atau hitam. Psilomelane secara
keliru, dan jarang dikenal sebagai hematit hitam, meskipun tidak
terkait dengan hematit sejati, yang merupakan oksida besi.
Psilomelane sekarang dikenal sebagai campuran dari beberapa
oksida mangan dimana romanekit adalah penyusun utamanya.
Campuran oksida mangan semacam itu dapat membentuk endapan
yang besar dan dapat terjadi di danau atau endapan dan tanah liat
yang berlumpur, telah ditemukan di Jerman, Prancis, Belgia,
Skotlandia, Swedia, India, dan AS. Nama Psilomelane dari kata
Yunani untuk “halus” dan “hitam”, mengacu pada warna hitam
khasnya, permukaannya halus, tandan anggur bentuk atau massa
stalaktit.

Gambar 6. Mineral Psilomelane

11 |Deskripsi Mineral
7. Mineral Azurite
Selanjutnya diurutan ketujuh pada praktikum kali ini adalah
mineral azurite, pada pendeskripsian kali yaitu untuk warna , pada
azurite ini berwarna biru tua, untuk system Kristal dan perawakan
nya yaitu monoklin, untuk kilapnya yaitu kilap non logam,
kekerasannya yaitu 3,5 – 4 mohs (kawat tembaga) ,dan untuk
goresnya yaitu biru muda, untuk belahan dan pecahannya yaitu
sempurna atau concoidal, tenacity nya atau daya tahan terhadap
pukulannya memilki mudah rapuh atau brittle ,berat jenis 3,77
gr/cm3, untuk kemagnetan sendiri yaitu memiliki sifat diamagnetic,
derajat ketransparanannya yaitu translucesnt , tidak memiliki sifat
khas, dan nama rumus kimia dari mineral azurite ini adalah
Cu3(CO3)2(OH)2, kegunaan dari mineral ini adalah biasa sering
dibuat dan dijadikan perhiasan dan hiasan,nama batuan yang
mengandung mineral azurite ini sendiri adalah batu permata.
Mineral azurite dikenal karena karakter warna nya yang indah
berwarna biru hingga ungu atau sering di istilahkan sebagai “si
biru”. Azurite bukanlah sebuah mineral yang berlimpah di
permukaan bumi, akan tetapi warna nya yang indah membuat
mineral ini banyak dicari oleh pecinta gamestone (batu hias dan
permata). Selain dapat dimanfaatkan sebagai gamestone, mineral
ini juga sering dimanfaatkan sebagai bijih tembaga dan pigmen
(bahan pewarna).

Gambar 7. Mineral azurite


Kemagnetannya sendiri yaitu memiliki sifat diagmanetite,derajat ke
transparannya yaitu translucent.
12 |Deskripsi Mineral
8. Mineral Cinnabar
Pada pendeskripsian yang ke delapan yaitu mineral cinnabar,
dilihat dari fisiknya saja dapat kita lihat warna dsri mineral ini yaitu
mineral yang berwarna kemerah merah merahan menuju
kecoklatan, untuk sistem kristal dari,mineral ini serta perawakann
ya yaitu memiliki sistem kristal trigonal, memiliki kilap intan-kilap
non logam, untuk kekerasannya sendiri memiliki kekerasan sekitar
2,5 mohs, dan untuk goresnya sendri berwarna merah ketika
digoreskan di porselen, belahan atau pecahan nya yaitu sempurna
atau concoidal, tenacity atau daya tahan terhadap pukulannya yaitu
sectile, lalu untuk berat jenisnya yaitu 8,176 g/cm3, kemagnetan
yaitu mengandung unsur diamagnetik, derajat ketransparanannya
adalah opaque mineral yaitu mineral yang tidak tembus terhadap
cahaya, mineral ini memiliki sifat khas yaitu mineral tungal yang
beracun,
Rumus kimia mineral ini adalah HgS, kegunaan dari mineral ini
yaitu sebagai bahan pewarna dan sebagai bahan kosmetik, nama
batuan ini yaitu batu merkuri, genesa atau asosisasi dari mineral
ini merupakan mineral yang berasal dari sulfur dan sulfide atau
aosisasinya dengan mineral-mineral seperti pirit, dolomit, dan juga
mineral kuarsa. Cinnabar adalah mineral yang berwarna oranye
merah hingga merah tua yang indah sangat berharga karena
warnanya dan kandungan merkuri pada zaman kuno mineral ini di
Tumbuk menjadi bubuk untuk membentuk pigmen yang di sebut
vernimilion pigmen ini digunakan untuk deni dan dekorasi dan juga
ditambahkan pada kosmetik

Gambar 8. Mineral cinnabar

13 |Deskripsi Mineral
9. Mineral Gypsum
Selanjutnya mineral diurutan ke Sembilan yaitu, terdapat
beberapa sifat fisiknya yang pertama adalah warna, untuk warna
pada mineral kalkopirite ini adalah berwarna putih, abu-abu,
biru dan memiliki sistem kristal dan perawakan monoklin, untuk
kilapnya sendiri yaitu kilap mutiara, dan untuk kekerasannya yaitu
5,5-6 atau 3,5-4, dan memiliki gores berwarna putih, memiliki
belahan dan pecahan choncoidal pecahan tidak ada tenacity nya ya
itu mudah rapuh, berat jenisnya 2,31 sampai 2,3 g/cm3(kalkulasi),
4,1 4,3 (terukur), dan memiliki sifat kemagnetan yaitu diamagnetit
,derajat ketransparanannya yaitu transclute mineral,dan memiliki
sifat khasnya yaitu apabila larutan kalkopirit terpapar larutan
asam, warnanya dapat berubah menjadi merah, biru hingga ungu,
dan memiliki rumus kimia CaSO4.2H2O, kegunaanya sebagai biji
utama untuk tembaga, genesa atau asosiasi mineralnya yitu tipe
endapan urat hidrotermal, temperature tinggi, terbentuk pada zona
metamorfosa kontak (skorn).
Mineral Gypsum mempunyai kilap logam dengan perubahan
warnanya akan menjadi kekuningan pada saat lapuk. Warnanya
yang kuning juga dapat berubah menjadi kusam hingga hijau
keabu-abuan. Apabila terpapar larutan asam, warnanya dapat
berubah menjadi merah, biru, hingga ungu. Kegunaan yang paling
utama dari Gypsum adalah sebagai bijih tembaga untuk
menghasilkan bijih tembaga dengan teknik peleburan.Biasanya
mineral ini digunakan untuk bahan penambah kekekerasan
bangunan.

Gambar 9. Mineral Gpysum

14 |Deskripsi Mineral
10.Mineral Ilmenite
Pada urutan mineral ke 10 ini yaitu mineral ilminate, untuk
warna yaitu hitam, coklat kemerahan, sistem Kristal dan
perawakan yaitu trigonal, granular hingga massif dan, kilapnya
logam, kekerasannya 5-6 skala mohs, memiliki gores coklat
kemerahan jika di goreskan di poselen, belahan atau pecahannya
yaitu concoidal, tenacitynya yaitu brittle mudah hancur menjadi
tepung halus, berta jenisnya 4,70-4,79, sifat magnetnya yaitu
feromagnetik, derajat ketransparananya opaque mineral dimana
tidak tembus oleh cahaya, tidak memiliki sifat khas, rumus
kimianya yaitu FeTiO3, kegunaannya yaitu biji paling penting untuk
mencari titanium, genesa atau assosiasinya yaitu mineral aksesoris
yang umumnya berada didalam batuan beku, batuan sedimen ,dan
material sedimen/niobium dan tantalum.
Ilmenit adalah mineral aksesoris yang umunya berada di dalam
batuan beku, batuan sedimen, dan material sedimen. Ilmenit
merupakan bijih utama dari titanium, yang mana titanium adalah
salah satu logam yang dibutuhkan untuk membuat berbagai
paduan performa tinggi. Sebagian besar ilmenite yang ditambang di
seluruh dunia digunakan untuk menghasilkan titanium dioksida,
pigmen, kapur putih, dan polishing abrasif. Ilmenit adalah besi
hitam-titanium oksida dengan rumus kimia FeTiO3. Sebagian besar
ilmenit terbentuk selama pendinginan lambat pada dapur magma
dan terkonsentrasi melalui proses segregasi magmatik

Gambar 10. Mineral Ilminate


15 |Deskripsi Mineral
11. Mineral Specularite
Selanjutnya pada praktikum kali ini di urutan ke sebelas adalah
mineral specularite mineral ini berwarna abu-abu keputihan, dan
untuk system Kristal dan perawakannya yaitu tabular, untuk kilap
yaitu non logam (kilap tanah), kekerasan yaitu 5-6 skala mohs,
untuk gores yaitu tidak ada cerat, dan untuk belahan yaitu memiliki
belahan sempurna atau uneven fracture, tencity atau daya tahan
terhadap pukulan yaitu brittle tenacity, sifat kemagnetan nya yaitu
diamagnetic, lalu untuk rumus kimia dari mineral specularite ini
adalah Fe2S3, nama batuan yang mengandung unsur specularite ini
adalah hematite, genesa atau asosiasi mineralnya adalah golongan
mineral oxides dan hidroxides.
Specularite senyawa oksida besi umum dan banyak ditemukan
dalam batuan dan tanah. Ini memiliki struktur kristal yang sama
dengan korundum dan ilmenit, dengan ini membentuk larutan
padat lengkap pada suhu di atas 950 derajat celcius. Secara alami
terjadi dalam warna hitam sampai abu-abu atau perak abu-abu. Ini
ditambang sebagai bijih besi penting. Sementara bentuk-bentuk ini
bervariasi, mereka semua memiliki garis karat. Specularit adalah
bentuk khusus dari hematit, mengkilap, berkilau dan seperti
cermin. Hematit adalah salah satu mineral yang paling melimpah di
permukaan bumi dan bijih besi yang paling penting. Ini adalah
oksida besi dengan komposisi kimia Fe2O3.

Gambar 11. Mineral Specularite


16 |Deskripsi Mineral
12.Mineral Magnesite
Untuk warna mineral ini memiliki warna putih keabuan, dan
memilki system Kristal dan perawakannya Trigonal, kilapnya yaitu
kilap non logam (kilap tanah), skala kekerasannya yaitu 3,3-5,0
(kawat tembaga), goresnya putih bila di digoreskan di porselen,
untuk belahan dan pecahannya yaitu sempurna, dan untuk
tenacitynya brittle, dan memilki berat jenis 2,98-3,02, sifat
kemagnetannya diamegnetik, derajat ketransparanannya opaque
mineral ini tidak memilki sifat khas, rumus kimianya adalah
MgCO3, kegunaan yaitu sebagai bahan tahan api untuk membuat
baja, nama batuan yaitu dolomite, genesa nya yaitu magnesite
dapat ditemukan dalam mineral sekunder biasanya terdapat
dimineral sekunder.
Magnesit dan dolomit merupakan mineral sumber magnesiu
m dalam bentuk karbonat. Magnesium karbonat yang mengkristal
dalam sistem trigonal, dimana sistem trigonal yaitu menghalangi 3
kristal Cara penambangan magnesit dapat dilakukan dalam 3 cara
yaitu: tambang terbuka, tambang semprot, dan tambang dalam.
Pada tambang terbuka, pengupasan tanah penutup dilakukan
dengan alat sederhana atau dengan alat mekanis. Magnesit dan
dolomit merupakan mineral sumber magnesium dalam bentuk
karbonat.

Gambar 12. Mineral magnesite

Cara penambangan magnesite dapat dilakukan dengan tiga cara


yaitu tambang terbuka, tambang semprot,dan tambang dalam.
Pada tambang terbuka pengupasan tanah penutup dilakukan
dengan alat sederhana atau dengan alat mekanis mineral magnetit.
17 |Deskripsi Mineral
13. Mineral Pyrite
Selanjutnya mineral ini memiki sifat fisik yaitu yang pertama
adalah warna, warna mineral ini sendiri yaitu kuning pucat atau
kuning, untuk system Kristal dan perawakannya yaitu isometric,
kilapnya yaitu kilap logam metalik, kekerasannya yaitu memiliki
kekerasan 6-6,5, memilki gores kehijauan hitam, belahan atau
pecahannya tidak jelas atau concoidal, tenacitynya yaitu brittle,
untuk berat jenisnya sendiri yaitu 4,8-5, kemagnetannya yaitu
paramagnetik, derajat ketransparanannya yaitu opaque, tidak
memiliki sifat khas, rumus kimianya FeS2, kegunanya yaitu
meningkatkn kekuatan energi, kemauan, kepercayaan diri,
kemakmuran dan kesuksesan, asosiasi nya yaitu sebagai badar
emas atau emas semu yang merupakan sulfide besi.
Pyrite adalah mineral berwarna kekuningan dengan kilap
logam yang cerah. Pyrite merupakan mineral sulfida yang paling
umum dijumpai. Pyrite bisa terbentuk pada suhu tinggi-rendah dan
keterdapatannya bisa dalam batuan beku, sedimen dan metamorf
walaupun jumlahnya yang sedikit. Nama Pyrite berasal dari bahasa
Yunani “pyr” yang berarti “api”. Nama ini diberikan karena pyrite
dapat digunakan untuk menciptakan bunga api yang dibutuhkan
untuk membuat api jika dipukul terhadap logam atau bahan keras
lainnya. Di masyarakat, pyrite memiliki berbagai julukan yang
sangat terkenal diantaranya yaitu “penghantar emas”, “emas muda”
bahkan ada yang menyebutnya sebagai “emas palsu”. Hal ini
dikarenakan pyrit mempunyai warna mineral yang mirip emas.

Gambar 13. Mineral Pyrite

18 |Deskripsi Mineral
14.Mineral Hematite
Dari sifat fisik mineral di urutan ke 14 ini adalah hematite,
utnuk warnanya sendiri yaitu memilki warna abu abu metalik
kusam hingga merah , system Kristal dan perawakannya yaitu
trigonal atau tabular, kilap nya submetalik, memilki kekerasan 5,5-
6,5 (pisau baja), goresnya merah menyala atau hingga merah gelap,
untuk belahan dan pecahannya yaitu sempurna atau unepan
fracture, tenacity nya yaitu brittle,untuk berat jenisnya yaitu 5,26,
sifat kemagnetannya yaitu diamagnetic, derajat ketransparanannya
yaitu opaque mineral, tidak memiliki sifat khas, rumus kimianya
Fe2O3,kegunaannya yaitu sebagai biji utama dari besi, nama
batuannya yaitu hematite, genesa atau asosisasinya yaitu mengan
dung unsur besi, oksida dan hidroksida. Berikut bentuk fisik dari
mineral hematite.
Hematit adalah salah satu mineral yang paling melimpah di
permukaan bumi maupun di kerak bumi yang dangkal. Hematit
merupakan oksida besi. Mineral ini merupakan mineral pembentuk
batuan yang umunya ditemukan pada batuan sedimen, metamorf,
dan batuan beku. Hematit merupakan bijih yang cukup penting
untuk menghasilkan besi. Kebanyakan bijih hematit diproduksi di
Cina, Australia, Brazil, India, Rusia, Ukraina, Afrika Selatan,
Kanada, Venezuela, dan Amerika Serikat. Hematit memiliki
berbagai macam kegunaan, tetapi dari sisi nilai ekonomis, hanya
sedikit hematit yang digunakan untuk menghasilkan pigmen,
bahan pelindung radiasi, ballast, dan masih banyak produk
lainnya.

Gambar 14. Mineral hematite


19 |Deskripsi Mineral
15.Mineral Bauksit
Pada pendeskripsian mineral selanjutnya di urutan ke 15 ini
yang pertama yaitu warna, untuk warnanya sendiri mineral ini
berwarna abu-abu, oren kecoklatan, system Kristal atau
perawakannya yaitu monoklin, kilapnya yaitu kilap non logam yaitu
kilap tanah, memilki kekrasan 2,5 skala mohs, memilki gores
berwana coklat, belahan atau pecahan yaitu tidak memilki pecahan
, tenacity nya yaitu rapuh, memilki berat jenis 2,5-2,6 gr/cm3, sifat
kemagnetannya yaitu diamagnetic, derajat ketransparanannya
yaitu opaque, dan tidak memilki sifat khas, rumus kimianya yaitu
Al(OH)3, kegunaannya yaitu sebagai bahan baku utama aluminium,
genesa ataau asosisasi mineralnya yaitu bauksit yaitu terbentuk
dari proses sekunder berupa pelapukan pada batuan sedimen,
merupakan bahan yang litrogen.
Bijih bauksit adalah batuan yang mengandung tiga mineral
utama dan berikatan dengan mineral silikat berupa kaolin dan
mineral besi. Mineral utama yang terkandung dalam bauksit adalah
gibsit, dan diapora. Bijih bauksit adalah bahan baku untuk
membuat aluminium. Untuk memproduksinya, bauksit harus
melalui proses yang dinamakan proses bayer. Bauksit diperoleh
dengan cara ditambang dari tambang permukaan. Temuan bauksit
paling banyak berada di Afrika, Australia, dan Amerika Selatan.
Sedangkan di Asia, cadangan bauksit terbanyak ditemukan di
Vietnam.

Gambar 15. Mineral Bauksite

20 |Deskripsi Mineral
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari praktikum ini
adalah :
1. Mineralogi adalah salah satu cabang ilmu geologi yang
mempelajari mengenai mineral, baik dalam bentuk
individu maupun dalam bentuk kesatuan, antara lain
mempelajari tentang sifat-sifat kimia, cara terdapatnya,
cara terjadinya dan kegunaannya. Sedangkan mineral
merupakan suatu benda padat homogen yang terdapat
dialam terbentuk secara anorganik, mempunyai
komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan
mempunyai atom-atom yang tersusun teratur.
2. Sifat-sifat fisik mineral yang harus diselidiki antara lain:
warna, perawakan kristal, kilap, kekerasan, gores,
belahan, pecahan, daya tahan terhadap pukulan
(tenacity), berat jenis, rasa dan bau, kemagnetan,
derajat ketransparanan, dan nama mineral serta rumus
kimia.
3. membuat deksripsi tentang suatu mineral tertentu.
Setelah di identifikasi sebelumnya yang sudah
dilakukan, maka dapat diketahui jenis serta nama dari
mineral tersebut.
4.2 Saran
Untuk kedepannya lebih banyak lagi contoh mineral yang akan
dipelajari dan juga diharapkan kepada praktikan untuk memperha
tikan dengan baik saat dijelaskannya materi dan praktiknya.

21 |Deskripsi Mineral
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Kosim. 2007. “Jurnal Prosiding Presentasi Ilmiah Daur
Bahan Bakar Nuklir II.” Uji Mineralogi Sebagai Langkah
Awal Proses Metalurgi Bijih Asal Kalan. Vol. 3.
Asikin,Sukendar. 2005. “Dasar-dasar Geologi Struktur." Departemen
Teknik Geologi ITB. Bandung.
Gao.Y.2019. “ A Review Of Pyrite Mineralogy Research In Hydrother
Gold Deposite .”Northwestern Geology Toronto:vol.52(3)
Mondadori, Arlondo. 2009. Simons & Schuster’s Guide to Rocks and
Minerals. Jakarta:Erlangga.
Noor, Djauhari. 2008.Pengantar Geologi. Bogor:Universitas Pakuan.
Pellant, Chris. 2002. “Kristalografi dan Mineralogi .”Journal Of
USA.Vol.8 No.2 .Hal 89-109.

22 |Deskripsi Mineral
23 |Deskripsi Mineral

Anda mungkin juga menyukai