Anda di halaman 1dari 11

MODUL 2 GEOLOGI DASAR

BAB III
MINERAL

Indikator Hasil Belajar:


Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta dapat menjelaskan tentang mineral.

3.1 Definisi Mineral


Bumi terdiri dari berbagai proporsi dari 90 unsur yang terjadi secara alami,
diantaranya hidrogen, karbon, oksigen, magnesium, silikon, besi, dan sebagainya.
Unsur-unsur tersebut sebagian bergabung dengan berbagai cara dan proporsi
membentuk mineral.

Definisi mineral dari waktu ke waktu berdasarkan para ahli selalu mengalami
perkembangan, beberapa definisi diuraikan dibawah ini.

Mineral adalah padatan homogen yang terbentuk secara alami yang mempunyai
struktur atom teratur dan komposisi kimia yang khas. (Demange, 2012).

Asosiasi Mineralogi Internasional memberikan definisi sebagai berikut: "mineral


adalah elemen atau senyawa kimia yang biasanya berbentuk kristal dan terbentuk
sebagai hasil dari proses geologi" (Nickel, 1995). Definisi ini tidak termasuk
"mineral" sintetis.

Di alam, mineral ditemukan dalam batuan, dan sebagian besar batuan terdiri dari
setidaknya beberapa mineral yang berbeda. (Earle, S., 2015)

Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang memiliki


bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami. Istilah mineral termasuk
tidak hanya bahan komposisi kimia, tetapi juga struktur mineral. (Wikipedia Bahasa
Indonesia, https://id.wikipedia.org/wiki/Mineral)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 13


MODUL 2 GEOLOGI DASAR

Lebih lanjut Hefferan dan O’Brien, (2010) menyebutkan bahwa mineral didefinisikan
oleh lima sifat berikut :
1. Mineral adalah padat, karena semua atom di dalamnya disatukan dalam posisi
tetap oleh kekuatan yang disebut ikatan kimia. sehingga tidak termasuk cairan
dan gas.
2. Mineral terjadi secara alami. Definisi ini tidak termasuk padatan sintetis yang
dihasilkan melalui teknologi.
3. Beberapa bahan padat Bumi terbentuk melalui proses anorganik dan organik.
Mineral biasanya terbentuk oleh proses anorganik.
4. Setiap spesies mineral memiliki komposisi kimia tertentu yang dapat
diekspresikan dengan formula kimia.
5. Susunan atom dalam mineral tidak secara acak. Sebaliknya mineral
mengkristal dengan pola geometris sehingga pola yang sama akan diulangi di
seluruh mineral.

Haldar. S. K., (2014) menyatakan : Mineral adalah benda yang homogen dengan
susunan atom yang teratur dan struktur atom hasil kristalisasi. Mineral adalah
bagian integral dari kerak bumi, dan memiliki komposisi kimia yang konstan yang
dapat diekspresikan dengan rumus kimia. Dalam kondisi spesifik suhu dan tekanan,
mineral memiliki sifat fisik yang stabil.

3.2 Sifat Mineral


Identifikasi mineral dan penamaan suatu mineral kuncinya terletak dalam deskripsi
sifat sifat mineral, identifikasi sifat mineral dapat dilakukan baik secara megaskopis
maupun mikroskopis atau melalui berbagai analisa.

Identifikasi megaskopis yaitu melakukan pengamatan dengan mata telanjang, tanpa


menggunakan alat bantu, sedangkan identifikasi secara mikroskopis dilakukan
dengan menggunakan bantuan alat mikroskop, pengamatan dengan cara lain
misalnya dengan scaning mikroskop elektron dan lain-lainya.

14 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL 2 GEOLOGI DASAR

3.2.1 Sifat Fisik Mineral


Mineral memiliki struktur kristal dan komposisi kimia tertentu sehingga mempunyai
sifat fisik dan kimia semua spesimen mineral, terlepas dari kapan atau di mana
mereka terbentuk. Sebagai contoh, dua sampel mineral kuarsa akan sama keras
dan sama-sama padat, tetapi akan pecah dengan cara yang sama. Namun, sifat
fisik tiap sampel individu dapat bervariasi dalam batas-batas tertentu karena adanya
substitusi ionik, inklusi elemen asing, atau karena cacatnya struktur kristal.

Beberapa mineral (tidak semua) , ada yang mempunyai sifat sangat khas artinya
tidak semua mineral memiliki sifat ini, sifat demikian disebut sebagai sifat diagnostik,
sangat berguna dalam mengidentifikasi mineral yang tidak dikenal. Mineral halit,
misalnya, memiliki rasa asin, karena sangat sedikit mineral yang mempunyai sifat
asin ini, sehingga rasa asin dianggap sebagai sifat atau properti diagnostik dari halit.
Sifat atau properti lain dari mineral tertentu dapat bervariasi di antara sample yang
berbeda walaupun dari mineral yang sama, sifat atau properti ini disebut sebagai
properti ambigu.

Sifat mineral untuk identifikasi atau mengenal mineral:


a) Bentuk kristal (crystall form)
Apabila suatu mineral mendapat kesempatan untuk berkembang tanpa
mendapat hambatan, maka ia akan mempunyai bentuk kristalnya yang khas.
Tetapi apabila dalam perkembangannya ia mendapat hambatan, maka bentuk
kristalnya juga akan terganggu. Secara umum bentuk kristal dibagi menjadi 2,
yaitu kristal isometrik dan non isometric.

Kristal mineral intan, dapat dikenali dari bentuknya yang segi-delapan atau
“oktahedron” dan mineral grafit dengan segi-enamnya yang pipih, meskipun
keduanya mempunyai susunan kimiawi yang sama, yaitu keduanya terdiri dari
unsur Karbon (C). Perbedaan bentuk kristal tersebut terjadi karena susunan
atom yang berbeda.

b) Berat jenis (specific gravity)


Setiap mineral mempunyai berat jenis tertentu. Besarnya ditentukan oleh unsur-
unsur pembentuknya serta kepadatan dari ikatan unsur-unsur tersebut dalam
susunan kristalnya.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 15


MODUL 2 GEOLOGI DASAR

Tabel 3.1. Bentuk Kristal Isometrik (Noor, 2012)

c) Warna (color)
Warna mineral memang bukan merupakan penciri utama untuk dapat
membedakan antara mineral yang satu dengan lainnya. Sebagai contoh warna
gelap yang dipunyai mineral, mengindikasikan terdapatnya unsur besi. Disisi
lain mineral dengan warna terang, diindikasikan banyak mengandung
aluminium.
d) Kekerasan (hardness)
Salah satu kegunaan dalam mendiagnosa sifat mineral adalah dengan
mengetahui kekerasan mineral. Kekerasan adalah sifat resistensi dari suatu
mineral terhadap kemudahan mengalami abrasi (abrasive) atau mudah
tergores (scratching). Skala kekerasan mineral mulai dari yang terlunak (skala
1) hingga yang terkeras (skala 10) diajukan oleh Mohs dan dikenal sebagai
Skala Kekerasan Mohs.(Tabel 3.1).

16 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL 2 GEOLOGI DASAR

Tabel 3.2. Bentuk Kristal Non Isometrik (Noor, 2012)

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 17


MODUL 2 GEOLOGI DASAR

Gambar 3.1. Jenis Belahan Mineral

e) Kilap (luster)
Kilap adalah kenampakan atau kualitas pantulan cahaya dari permukaan suatu
mineral. Kilap pada mineral ada 2 (dua) jenis, yaitu kilap logam dan kilap non-
Logam. Kilap non-logam antara lain : kilap mutiara, kilap gelas, kilap sutera,
kelap resin, dan kilap tanah.

Galena, pirit dan magnetit adalah contoh mineral yang sangat baik dengan kilap
logam atau metalik, kromit, magnetit, dan bornit, memiliki kilap submetalik.
Kuarsa, kalsit, dan fluorit adalah mineral umum yang memiliki kilau vitreous atau
kilap kaca. Banyak sampel mineral permata, seperti berlian, zamrud, ruby, dan
safir, memiliki kilau adamantin yang membantu memberi mereka daya tarik
visual. Silky lustre atau kilap sutera adalah karakteristik mineral yang biasanya
berserat yang terdiri dari agregat berserat paralel. Serat paralel memantulkan
cahaya dengan cara yang mengingatkan pada sutra.

18 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL 2 GEOLOGI DASAR

Gambar 3.2. Jenis Pecahan Mineral: A. Irregular Fracture; B. Splintery


Fracture; C. Conchoidal Fracture; D. Hackly Fracture

f) Goresan pada bidang (streak)


Warna mineral dalam bentuk bubuk disebut goresan atau cerat, sering berguna
untuk menentukan identifikasi.

Cerat mineral diperoleh dengan menggosokkannya pada pelat gores (sepotong


porselen tanpa glasir) dan mengamati warna yang ditinggalkannya.

Warna mineral dapat bervariasi dari berbagai sampel, tetapi ceratnya biasanya
berwarna konsisten. Tidak semua mineral menghasilkan cerat ketika
digosokkan pada pelat goresan. Kuarsa, misalnya, lebih sulit daripada lempeng
goresan porselen, sehingga tidak meninggalkan cerat.

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 19


MODUL 2 GEOLOGI DASAR

Streak atau cerat juga dapat membantu membedakan antara mineral dengan
kilap logam dan mineral dengan kilap non logam. Mineral logam umumnya
memiliki cerat gelap, sedangkan mineral dengan kilau bukan logam biasanya
memiliki cerat berwarna terang.

Tabel 3.3. Skala Relatif Mineral (Noor, 2012)


Kekerasan Mineral Rumus Kimia
1 Talc Mg3Si4O10(OH)2
2 Gypsum CaSO4·2H2O
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
5 Apatite Ca5(PO4)3(OH,Cl,F)
6 Orthoclase KAlSi3O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO4(OH,F)2
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C

3.2.2 Sifat Kimiawi Mineral


Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dapat dikelompokkan menjadi mineral
Silikat dan mineral Non-silikat. Beberapa jenis mineral yang terlibat dalam
pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut dinamakan “Mineral pembentuk
batuan”, atau “Rock-forming minerals”, yang merupakan penyusun utama batuan
dari kerak dan mantel Bumi.
a) Mineral Silikat
Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang
merupakan persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur
metal. Silikat merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu
sedimen, batuan beku maupun batuan metamorf. Silikat pembentuk batuan
yang umum dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ferromagnesium dan
non-ferromagnesium (Gambar 3.3)

20 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL 2 GEOLOGI DASAR

Gambar 3.3. Kelompok Mineral Silikat (Noor, 2012)

1) Mineral ferromagnesium, umumnya mempunyai warna gelap atau hitam


dan berat jenis yang besar. Mineral tersebut terdiri dari:
 Olivin.
 Augit.
 Hornblende
 Biotit

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 21


MODUL 2 GEOLOGI DASAR

2) Mineral non-ferromagnesium, umumnya mempunyai warna terang atau


putih dan berat jenis yang kecil. Mineral tersebut terdiri dari:
 Muskovit.
 Felspar
 Orthoklas.
 Kuarsa

b) Mineral oksida.
Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan unsur
tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Unsur yang paling
utama dalam oksida adalah besi, krom, mangan, timah dan aluminium.
Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah “es”.
c) Mineral Sulfida.
Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu dengan
sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri.
Beberapa dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai
ekonomis, atau bijih, seperti pyrit (FeS3), chalcocite (Cu2S), galena (PbS), dan
sphalerit (ZnS).
d) Mineral-mineral Karbonat dan Sulfat.
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2, dan disebut karbonat,
umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan kalsium karbonat, CaCO2
dikenal sebagai mineral kalsit. Mineral ini merupakan susunan utama yang
membentuk batuan sedimen.

3.3 Latihan
1. Apakah yang disebut mineral itu?
2. Apa yang dimaksud dengan mengidentifikasi mineral secara megaskopis?
3. Apa yang anda ketahui tentang kilap (luster) suatu mineral?

3.4 Rangkuman
Mineral adalah benda yang homogen dengan susunan atom yang teratur dan
struktur atom hasil kristalisasi. Mineral adalah bagian integral dari kerak bumi, dan
memiliki komposisi kimia yang konstan yang dapat diekspresikan dengan rumus
kimia. Dalam kondisi spesifik suhu dan tekanan, mineral memiliki sifat fisik yang
stabil.

22 PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI


MODUL 2 GEOLOGI DASAR

Mineral dapat di identifikasi berdasarkan sifat sifatnya yang stabil, sifat tersebut
mencakup sifat fisiknya maupun sifat sifat kimianya. Identifikasi sifat-sifat tersebut
dapat dilakukan secara megaskopis maupun mikroskopis, maupun analisis
laboratoris.

Nantinya batuan dapat di identifikasi juga berdasarkan kelimpahan mineralnya


sehingga dapat ditentukan jenis dan nama batuan, lebih jauh sifat sifat batuan
terhadap kelistrikan dalam penelitian geolistrik untuk identifikasi keberadaan air
tanah.

3.5 Evaluasi
1. Berikut ini pernyataan yang benar tentang sifat diagnostik suatu mineral
adalah…..
a. Sifat khas suatu mineral yang tidak dimiliki semua mineral.
b. Sifat bentuk dan ukuran kristal setiap mineral yang tidak sama
c. Sifat susunan unsur kimia suatu mineral yang selalu berbeda
d. Sifat mikroskopis suatu mineral yang berbeda beda

2. Kekerasan mineral kuarsa (quartz) dalam skala mhos adalah….


a. 5
b. 6
c. 7
d. 8

3. Berikut ini yang termasuk mineral gelap adalah….


a. Mika
b. Orthoklas
c. Kuarsa
d. Hornblende

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI 23

Anda mungkin juga menyukai