ACARA 1
MINERAL
e. Kilap lilin (waxy luster), merupakan kilap separti lilin yang khas.
Contoh: wulfingite, allophane, steigerite.
f. Kilap sutera (silky luster), yaitu kilap seperti yangt terdapat pada
mineral-mineral yang parallel atau berserabut (parallel fibrous structure).
Contoh: mongolite, rhodesite, carpholite, gypsum, asbes, actinolite.
g. Kilap mutiara (pearly luster), yaitu kilap yang ditimbulkan oleh
mineral transparan yang berbentuk lembaran dan menyerupai mutiara.
Contoh: talk, gipsum, mika, dolomit.
h. Kilap tanah (earthy/dull luster), yaitu kilap yang ditunjukkan oleh
mineral yang porous dan sinar yang masuk tidak dipantulkan kembali.
Contoh: kaolinit, aluminit, limonit, diatomae, bauksit.
4. Kekerasan (hardness)
Kekerasan adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Sifat fisik ini
dapat ditentukan dengan menerapkan skala kekerasan mineral dari Moh’s
(1773-1839) yang dimulai dari mineral paling lunak yaitu skala 1 dan skala
10 untuk mineral paling keras. Skala Moh’s meliputi:
Tabel 1.1 Skala Kekerasan Relatif Mineral (Mohs)
Nama Mineral Tingkat Kekerasan
Talk 1
Gipsum 2
Kalsit 3
Flourit 4
Apatit 5
Orthoklas 6
Kuarsa 7
Topaz 8
Korundum 9
Intan 10
(Sumber: Suharwanto, 2024)
5. Gores (streak)
Gores merupakan warna asli dari mineral apabila mineral tersebut ditumbuk
sampai halus. Sifat fisik ini lebih dapat dipertanggungjawabkan karena stabil
dan penting untuk membedakan dengan mineral yang warnanya sama tetapi
goresnya berbeda.
6. Belahan (cleavage)
Belahan adalah kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya membelah
melalui bidang-bidang belahan yang rata dan licin. Belahan ini mengikuti
bentuk kristalnya. Berdasarkan bagus tidaknya permukaan bidang belahan,
maka belahan dapat dibagi menjadi :
a. Sempurna, bila bidang belahan sangat rata, dan sukar pecah selain
melalui bidang belahannya. Contoh: calcite, muscovite, galena, halite,
biotit.
b. Baik, bila bidang belahan rata, tetapi tidak sebaik sempurna, masih
dapat pecah pada arah lain. Contoh: felspar, hyperstene, diopsite, augite,
rhodonite, gypsum.
c. Jelas (Distinct), dimana bidang belahan jelas, tapi tidak begitu rata,
dapat pecah pada arah lain dengan mudah. Contoh: staurolite, scapolite,
hornblende.
d. Tidak Jelas (Indistinct), apabila arah belahan mineral masih terlihat,
tapi kemungkinan untuk membentuk belahan dan pecahan akibat adanya
tekanan, adalah sama besar. Contoh: beryl, corundum, platina, gold,
magnetite.
e. Tidak Sempurna (Imperfect), apabila mineral sudah tidak terlihat arah
belahannya, dimana bidang belahan sangat tidak rata, sehingga
kemungkinan untuk membentuk belahan sangat kecil dari pada
membentuk pecahan. Contoh: apatite, cassiterite, native sulphure.
Dari arah belahan:
a. Belahan 1 arah, contohnya: Muskovit, asbes
b. Belahan 2 arah, contohnya: Felspar, gipsum
c. Belahan 3 arah, contohnya: kalsit, halit
DAFTAR PUSTAKA
Anugrah. (2018). Penentuan kadar tembaga (Cu) dalam sampel. Jurnal Sains dan
Seni ITS, 2337-3520.