Anda di halaman 1dari 28

NILAI Tanggal Pengumpulan

(..................................) (22 November 2020 )

LAPORAN PRAKTIKUM
GEOLOGI DASAR

ACARA : MENGIDENTIFIKASI KRISTAL DAN MINERAL

Oleh :
Nama : Heru Hermawan
NIM : 3201420056
Nama Dosen : 1. Wahyu Setyaningsih, S.T., M.T.
: 2. Jamhur, S.T., M.T.
: 3. Drs. Sriyono, M.Si
Nama Asisten : 1. Muhamad Dani Ihwan
: 2. Ainurallim

LABORATORIUM GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2020
A. JUDUL
MENGIDENTIFIKASI KRISTAL DAN MINERAL

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian mineral dan ciri-ciri mineral.
2. Mahasiswa dapat mengetahui klasifikasi mineral menurut Dana dan identifikasi mineral.
3. Mahasiswa dapat mengetahui massa jenis mineral dan skala kekerasan mineral.
4. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian kristal dan ciri-ciri kristal.
5. Mahasiswa dapat mengetahui sistem kristal.

C. ALAT DAN BAHAN


 ALAT
1. Phyrite
2. Calcophyrite
3. Ametys
4. Tourmalin
5. Aragonite
6. Azurite
7. Flourite
8. Hematite
9. Tiruan Kristal Mineral
10. Gelas Ukur
11. Timbangan Analisis Digital
12. Laptop
13. Smartphone
 BAHAN
1. Cover
2. Lembar Instrumen
3. Air
D. DASAR TEORI
1. Pengertian Mineral
Secara umum mineral adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam,
biasanya bersifat padat serta tersusun atas komposisi kimia tertentu. Mineral pada
umumnya anorganik.
Menurut para ahli :
- Menurut Nickel, E. H (1995)
Mineral adalah elemen atau komponen kimiawi yang umumnya kristalin dan
terbentuk sebagai hasil dari proses geologi.
- Menurut O’ Donoghue (1990)
Mineral adalah bahan alam yang umumnya oanorganik dengan komposisi kimia
dan kondisi fisik yang tertentu.
- Menurut L.G. Berry dan B. Mason (1959)
Mineral adalah benda padat homogen terdapat dialam terbentuk secara
anorganik, mempunyai komposisi kimia tertentu dan mempunyai susunan atom
yang teratur.
Menurut pendapat sendiri mineral adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses
alam, umumnya anorganik dan mempunyai komposisi kimia tertentu.

2. Ciri-Ciri Mineral
Mineral memiliki ciri-ciri yaitu :
a. Merupakan mineral alami.
b. Umunya anorganik.
c. Mempunyai sifat fisis dan kimia tetap.
d. Berupa unsur tunggal atau persenyawaan yang tetap.
e. Homogen (tidak dapat diurai dengan proses fisis).
f. Dapat berupa padat, cair (HgS, H20) dan (H2S, CO2, CH4).

3. Klasifikasi Mineral Menurut Dana


Klasifikasi mineral yang biasa digunakan adalah klasifikasi dari Dana, yang
mendasarkan pada kemiripan komposisi kimia dan struktur kristalnya, yaitu :
a. Unsur (native element), hanya memiliki satu unsur kimia, sifat dalam umumnya
mudah ditempa dan/atau dapat dipintal, seperti emas, perak, tembaga, arsenik,
bismuth, intan dan grafit.
b. Mineral sulfida atau sulfosalt, merupakan kombinasi antara logam atau semi-logam
dengan belerang (S), misalnya galena (PbS), pirit (FeS2), proustit (Ag3AsS3).
c. Oksida dan hidroksida, merupakan kombinasi antara oksigen atau hidroksil/air
dengan satu atau lebih macam logam, misalnya magnetit (Fe3O4), geothit (FeOOH).
d. Haloid, dicirikan oleh adanya dominasi dari ion halogenida yang elektronegatif,
seperti CI, Br, F dan I. contoh mineralnya : halit (NaCI), silvit (KCI), dan Fluorit
(CaF2).
e. Nitrat, karbonat dan borat, merupakan kombinasi antara logam/semilogam dengan
anion komplek, CO3 atau nitrat, NO3 atau borat (BO3). Contohnya kalsit (CaCO3),
niter (NaNO3), dan borak (Na2B4O5(OH)4 . 8H20).
f. Sulfat, kromat, molibdat, dan tungstat, dicirikan oleh kombinasi logam dengan
anion sulfat, kromat, molibdat, dan tungstat. Contohnya barit (BaSO4), wolframit
((Fe, Mn)Wo4).
g. Fosfat. Arsenat, dan vadanat, contohnya apatit (CaF(PO4)3), vanadinit
(Pb5CI(PO4)3).
h. Silikat, merupakan mineral yang jumlah meliputi 25% dari keseluruhan mineral
yang dikenal atau 40% dari mineral yang umum dijumpai. Kelompok mineral ini
mengandung ikatan antara Si dan O. contohnya kuarsa (SiO2), zeolit-Na
(Na6[(AIO2)6(SiO2)30] . 24H2O).

4. Identifikasi Mineral
Identifikasi mineral dapat di lakukan berdasarkan sifat-sifat fisik mineral diantaranya:
a. Kekerasan (hardness)
Merupakan sifat ketahanan mineral terhadap goresan.parameter yang biasa
digunakan adalah skala Mohs. Untuk tandar kekerasan biasa digunakan 10
pembagian skala dimana skala 1 adalah mineral yang paling lunak dan skala 10
adalah mineral paling keras.
b. Berat jenis
Cara pengukuran berat jenis mineral ada bermacam-macam, dianataranya dengan
menimbang mineral tersebut dan meperbandingkannya dengan volume.
ρ = m/v
keterangan:
ρ = massa jenis
m = berat (gr)
v = volume (cm3)
Tabel berat jenis mineral

Massa Jenis Klasifikasi Contoh


< 2,7 Ringan Kuarsa
2,7 – 3,0 Sedang Mika
3,1 – 3,3 Berat Tourmalin
3,4 – 4,0 Amat berat Olivin
> 4,0 Teramat berat Zircon

c. Kilap (luster)
Merupakan kenampakan permukaan mineral yang ditunjukan oleh pantulan ncahaya
yang diterima.
Dibagi menjadi :
1) Kilap Logam ---- pada mineral-mineral mengandung logam Mineral-mineral
berindeks bias 3 atau lebih.
contoh : Galena, Sulphide, Pirit
2) Kilap bukan Logam
Mineral-mineral berindeks bias kurang dari 2,5
- Kilap kaca (vitreoUs LUSTER)
memberikan kesan seperti kaca misalnya: kalsit, kuarsa, halit.
- Kilap intan (adamantine LUSTER)
memberikan kesan cemerlang seperti intan, contohnya intan, zircon
- Kilap sutera (silky LUSTER)
memberikan kesan seperti sutera, umumnya terdapat pada mineral yang
mempunyai struktur serat, seperti asbes, aktinolit, gipsum
- Kilap damar (resinoUS lUSTER)
memberikan kesan seperti damar, contohnya: sfalerit dan resin
- Kilap mutiara (pearly LUSTER)
memberikan kesan seperti mutiara atau seperti bagian dalam dari kulit kerang,
misalnya talk, dolomit, muskovit, dan tremolit.
- Kilap lemak (greasy LUSTER)
menyerupai lemak atau sabun, contonya talk, serpentin
- Kilap tanah (earthy) atau kirap guram (dULL)
kenampakannya buram seperti tanah, misalnya: kaolin, limonit, bentonit.
d. Warna
Adalah kesan mineral jika terkena cahaya.
Warna mineral dapat dibedakan menjadi dua:
1) Idiokromatik
Bila warna mineral selalu tetap, umumnya dijumpai pada mineral-mineral yang
tidak tembus cahaya (opaque).
Sulfur ----- kuning
Magnetit --- hitam
pirit ----- kuning loyang
2) alokromatik
bila warna mineral tidak tetap dapat berubah-ubah, tergantung dari material
pengotornya. Umumnya terdapat pada mineral-mineral yang tembus cahaya,
seperti kuarsa, kalsit.
Halite -- abu-abu, biru, kuning, coklat
Kuarsa -- violet (amethyst), merah muda, coklat-hitam

Faktor yang mempengaruhi warna :

- Kompiosisi kimia
Chlorite -- hijau Albite -- Putih
- Struktur kristal dan ikatan atom
Intan -- tak berwarna -- Isometric Graphite -- hitam -- hexagonal
- Pengotoran dari mineral
Silika -- tak berwarna -- Jasper -- merah
Chalsedon -- kecoklatan
e. Belahan (cleavage)
Adalah kenampakan mineral berdasarkan kemampuannya membelah melalui
bidang-bidang belahan yang rata dan lici. Bidang belahan umumnya sejajar dengan
bidang tertentu dari mineral tersebut. Kecenderungan mineral untuk membelah diri
pada satu arah tertentu atau lebih dan membentuk bidang belahan.
Belahan dibagi berdasarkan bagus tidaknya permukaan bidang belahan, yaitu :
1) Sempurna (perfect), bila bidang belahan sangat rata, bila pecah tidak melalui
bidang belahan agak sukar (kalsit, galena, halite)
2) Baik (good), bidang belahan rata, tetapi tidak sebaik yang sempurna, masih
dapat pecah pada arah lain (felspar, diopsit)
3) Jelas (distinct), bidang belahan jelas, tetapi tidak begitu rata, dapat dipecah pada
arah lain dengan mudah (hornblende, staurolite)
4) Tidak jelas (indistinct), dimana kemungkinan untuk membentuk belahan dan
pecahan akibat adanya tekanan adalah sama besar (Platina, emas).
5) Tidak sempurna (imperfect), dimana bidang belahan sangat tidak rata, sehingga
kemungkinan untuk membentuk belahan sangat kecil daripada untuk
membentuk pecahan (apatit, casiterit).
f. Pecahan
Adalah kemampuan mineral untuk pecah melalui bidang yang tidak rata dan tidak
teratur.
Pecahan dapat dibedakan menjadi:
1) pecahan konkoidal, bila memperlihatkan gelombang yang melengkung di
permukaan atau seperti botol atau kulit bawang. (kuarsa, obsidian)
2) pecahan berserat/fibrus(splintery), bila menunjukkan kenampakan
seperti serat, contohnya asbes, augit;
3) pecahan tidak rata (UNEven), bila memperlihatkan permukaan yang tidak
teratur dan kasar, misalnya pada garnet;
4) pecahan rata (Even), bila permukaannya rata dan cukup halus,
contohnya: mineral lempung;
5) pecahan runcing, bila permukaannya tidak teratur, kasar, dan ujungnya runcing-
runcing, contohnya mineral kelompok logam murni;
6) tanah(earthy), bila kenampakannya seperti tanah, contohnya mineral lempung.
g. Daya tahan terhadap pukulan (Tenacity)
Adalah daya tahan mineral terhadap pemecahan, pembengkokan, penghancuran dan
pemecahan.
Macamnya :
1) Brittle, mineral mudah hancur menjadi tepung halus (kalsit, kuarsa, hematit).
2) Sectile, mineral mudah terpotong pisau tapi tidak berkurang
menjadi tepung (gypsum).
3) Malleable, mineral jika ditempa palu menjadi pipih (Au, Ag).
4) Ductile, mineral jika ditarik tambah panjang dan jika dilepaskan tidak kembali
seperti semula (copper, olivine).
5) Flexible, mineral dapat dilengkungkan dengan mudah (Talk, mika).
6) Elastic, mineral merenggang jika ditarik dan jika dilepaskan kembali seperti
semula (muscovite, hematite tipis).
h. Gores (streak)
Merupakan warna asli dari mineral apabila mineral ditumbuk sampai halus.
Merupakan warna mineral dalam bentuk serbuk yaitu dengan menggoreskan mineral
pada keping porselen kasar.
i. Sifat kemagnetan
Semua mineral menunjukan sifat magnetis meskipun untuk mengukurnya
membutuhkan alat khusus.
Terbagi atas :
1) Paramagnetit (magnetit), mineral mempunyai gaya tarik
terhadap magnet (magnetit, pyrotit)
2) Diamagnetit (nonmagnetit), mineral mempunyai gaya tolak terhadap magnet
j. Derajat ketransparanan
Sifat ini tergantung pada kemampuan mineral mentransmisikan cahaya.
Dibedakan atas :
1) Opaque mineral, mineral tdk tembus cahaya meskipun dalam bentuk helaian
yang tipis (logam mulia, belerang)
2) Transparent mineral, mineral tembus pandang seperti kaca biasa (batu- batu
kirstal)
3) Translucent mineral, tembus cahaya taoi tidak tembus pandang
(kalsdon, gypsum, opal)
4) Mineral-mineral tidak tembus pandang dalam bentuk pecahan tetapi tembus
cahaya pada lapisan tipis (feldspar, karbonat, silica)

5. Massa Jenis Mineral


Massa jenis mineral atau mass density adalah ukuran kerapatan massa setiap
satuan volume mineral. Semakin besar massa jenis mineral, maka semakin besar pula
masa setiap volumenya.
Rumusnya yaitu :
ρ = m/v
keterangan:
ρ = massa jenis
m = berat (gr)
v = volume (cm3)
6. Skala Kekerasan Mineral (Skala Mohs)
Nama Mineral Rumus Kimia Kekerasan Keterangan

Talk Mg3Si4O10(OH)2 1 Ditekan jari


Gypsum CaSO42H2O 2 Digores kuku
Kalsit CaCO3 3 Menggores kuku
Flourit CaF2 4 Perunggu
Apatit Ca5(FCl)(PO4)3 5 Pisau baja
Ortoklas/feldspar KalSi3O8 6 Kikir
kuarsa SiO2 7 Baja
Topaz (Al2F)2SiO4 8 Baja dapat digores
Corundum Al2O3 9 Baja dapat digores
Diamond C 10 Semua benda dapat digores

Catatan : 1-2 dapat digores dengan kuku


3-5 dapat digores dengan paku
6-9 dapat digores dengan kaca
10 dapat menggores semua benda

7. Pengertian Kristal
Secara umum kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion
penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi.
Secara umum, zat cair membentuk kristal ketika mengalami poses pemadatan. Pada
kondisi ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam
padatannya terpasang pada kisi atau struktur kristal yang sama, tapi secara umum
kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan padatan
polikristalin.
Menurut pendapat sendiri kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul atau
ion penyusunnya terkemas secara teratur dan pola berulang melebar secara tiga dimensi.

8. Ciri-Ciri Kristal
Ciri-ciri kristal yaitu :
a. Bahan padat homogen
b. Biasanya anisotrop dan tembus air
c. Menuruti hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidang-bidangnya mengikuti
hukum geometri.
d. Jumlah dan kedudukan dari bidangnya tertentu dan teratur.

9. Sistem Kristal
Sistem kristalografi dibagi menjadi 7 sistem didasarkan pada :
1. Perbandingan panjang sumbu-sumbu kristalografi
2. Letak atau posisi sumbu-sumbu kristalografi
3. Jumlah sumbu kristalografi
4. Nilai sumbu C atau Sb Vertikal
7 sistem kristal yaitu :
a. Sistem Regulair/isometric/ kubus/kubik/tesseral
- Jumlah sumbu kristalnya 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.
- Masing-masing sumbu sama panjangnya.(sb a = b = c) - Disebut jg sb a
- sudut α = β = γ

b. Sistem tetragonal/Quadratic
- Sb a = b ≠ c
Sb a = b -- sb a
Sb c lebih panjang -- columnar/panjang Sb c lebih pendek -- stout/gemuk
- sudut α = β = γ = 90º
(scheelite)

c. Sistem rombic/ orthorombis/ prismatic /trimetric


- Sb a ≠ b ≠ c
Sb c adalah sumbu terpanjang (sb basal/vertical) Sb b adalah sb macro
Sb a adalah sumbu terpendek (sb brachy)
- sudut α = β = γ = 90º

d. Sistem heksagonal
- Sb a = b = d ≠ c
- Sistem ini mempunyai empat sumbu kristal
- sumbu c tegak lurus terhadap ketiga sumbu yang lain.
- Sumbu a, b, dan d masing-masing saling membentuk sudut 120º satu terhadap
yang lain
- Sumbu a, b, dan d mempunyai panjang yang sama.
- Sedangkan panjang c berbeda, dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya
lebih panjang).
(vanadinit dan kuarsa)
e. Sistem trigonal/rhombohedral
- Beberapa ahli memasukkan sistem ini ke dalam sistem heksagonal.
- Demikian pula cara penggambarannya juga sama.
- Perbedaannya bila pada trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang berbentuk
segienam kemudian dibuat segitiga degan menghubungkan dua titik sudut yang
melewati satu titik sudutnya.

(kalsit)
f. Sistem monoklin/oblique/clinorombic
Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari tiga sumbu yang
dimilikinya.
- Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu b;
- b tegak lurus terhadap c,
- tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a.
- Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama,
- umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b yang paling pendek.
- Sb a ≠ b ≠ c
- Sb a = sb clino
- Sb cb = sb ortho
- sudut α = γ = 90º
- β ≠ 90º

(Mineral krokoit)
g. Sistem triklin
Sistem ini mempunyai tiga sumbu yang satu dengan lainnya tidak saling tegak lurus.
Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama.
- Sb a ≠ b ≠ c
- sudut α ≠ β ≠ γ ≠ 90º
(rodokrosit)
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan praktikum geologi dasar.
2. Mahasiswa mendengarkan arahan dan bimbingan asisten praktikum geologi dasar.
3. Mahasiswa memperhatikan materi yang disampaikan asisten praktikum.
4. Mahasiswa mencatat materi dan penjelasan dari asisten praktikum.
5. Mahasiswa mengidentifikasi kristal dan mineral pada praktikum.
6. Mahasiswa mendeskripsikan kristal dan mineral.
7. Mahasiswa mengisi lembar instrumen.
8. Mahasiswa mengambil kesimpulan mengenai praktikum yang telah dilakukan.
9. Mahasiswa menyusun laporan praktikum sesuai dengan ketentuan.
10. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum kepada asisten praktikum dengan tepat
waktu.
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI KRISTAL NAMA : Heru Hermawan


DAN MINERAL
HARI : RABU NIM : 3201420056
TANGGAL : 11 NOVEMBER 2020 ROMBEL : PENDIDIKAN GEOGRAFI 2

IDENTIFIKASI KRISTAL MINERAL

a
b

DESKRIPSI KRISTAL MINERAL :


Sistem Sumbu : Isometrik
Perbandingan Sumbu : Sumbu a = b = c
: Sudut α = β = γ = 90°
Nama Mineral : Phyrite
Deskripsi : Phyrite adalah mineral yang memiliki sistem sumbu Isometrik. Dalam
sistem sumbu ini, perbandingan sumbu a, b, dan c sama panjang atau a
= b = c. Sedangkan perbandingan sumbu antara sudut α, β, dan γ juga
sama, yaitu 90° atau α = β = γ = 90°.

PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI KRISTAL NAMA : Heru Hermawan


DAN MINERAL
HARI : RABU NIM : 3201420056
TANGGAL : 11 NOVEMBER 2020 ROMBEL : PENDIDIKAN GEOGRAFI 2

IDENTIFIKASI KRISTAL MINERAL

a
b

DESKRIPSI KRISTAL MINERAL :


Sistem Sumbu : Tetragonal
Perbandingan Sumbu : Sumbu a = b ≠ c
: Sudut α = β = γ = 90º
Nama Mineral : Calcophyrite
Deskripsi : Calcophyrite adalah mineral yang memiliki sistem sumbu tetragonal.
Dalam sistem sumbu ini, perbandingan sumbu a dan b sama panjang,
sedangkan sumbu c lebih panjang atau a = b ≠ c. Perbandingan sumbu
atara sudut α, β, dan γ sama besar yaitu 90º atau α = β = γ = 90º.

PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI KRISTAL NAMA : Heru Hermawan


DAN MINERAL
HARI : RABU NIM : 3201420056
TANGGAL : 11 NOVEMBER 2020 ROMBEL : PENDIDIKAN GEOGRAFI 2

IDENTIFIKASI KRISTAL MINERAL

d a
b

DESKRIPSI KRISTAL MINERAL :


Sistem Sumbu : Heksagonal
Perbandingan Sumbu : Sumbu a = b = d ≠ c
: Sudut α = β = 90º ; γ = 120º
Nama Mineral : Ametys
Deskripsi : Ametys adalah mineral yang memiliki sistem sumbu heksagonal. Dalam
sistem sumbu ini, perbandingan sumbu a, b, d mempunyai panjang yang
sama, sedangkan sumbu c lebih panjang atau a = b = d ≠ c. Perbandingan
sumbu antara sudut α dan β sama yaitu 90º, sedangkan sudut γ yaitu 120º
atau α = β = 90º ; γ = 120º.

PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI KRISTAL NAMA : Heru Hermawan


DAN MINERAL
HARI : RABU NIM : 3201420056
TANGGAL : 11 NOVEMBER 2020 ROMBEL : PENDIDIKAN GEOGRAFI 2

IDENTIFIKASI KRISTAL MINERAL

a
b
d

DESKRIPSI KRISTAL MINERAL :


Sistem Sumbu : Trigonal
Perbandingan Sumbu : Sumbu a = b = d ≠ c
: Sudut α = β = 90º ; γ = 120º
Nama Mineral : Tourmalin
Deskripsi : Tourmalin adalah mineral yang memiliki sistem sumbu trigonal. Dalam
sistem sumbu ini, perbandingn sumbu a, b dan d sama panjang,
sedangkan c lebih panjang atau a = b = d ≠ c. sedangkan perbandingan
sumbu antara sudut α dan β adalah 90º dan γ adalah 120º atau α = β =
90º ; γ = 120º.

PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI KRISTAL NAMA : Heru Hermawan


DAN MINERAL
HARI : RABU NIM : 3201420056
TANGGAL : 11 NOVEMBER 2020 ROMBEL : PENDIDIKAN GEOGRAFI 2

IDENTIFIKASI KRISTAL MINERAL

a
b

DESKRIPSI KRISTAL MINERAL :


Sistem Sumbu : Orthorombic
Perbandingan Sumbu : Sumbu a ≠ b ≠ c
: Sudut α = β = γ = 90º
Nama Mineral : Aragonite
Deskripsi : Aragonite adalah mineral yang memiliki sistem sumbu orthorombic.
Dalam sistem sumbu ini, perbandingan sumbu a adalah terpendek, sumbu
b adalah sedang, dan sumbu c adalah paling panjang atau a ≠ b ≠ c.
sedangkan perbandingan sumbu atara sudut α, β, dan γ sama yaitu 90º
atau α = β = γ = 90º.

PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI KRISTAL NAMA : Heru Hermawan


DAN MINERAL
HARI : RABU NIM : 3201420056
TANGGAL : 11 NOVEMBER 2020 ROMBEL : PENDIDIKAN GEOGRAFI 2

IDENTIFIKASI KRISTAL MINERAL

b
a

DESKRIPSI KRISTAL MINERAL :


Sistem Sumbu : Monoklin
Perbandingan Sumbu : Sumbu a ≠ b ≠ c
: Sudut α = γ = 90º ≠ β ≥ 120º
Nama Mineral : Azurite
Deskripsi : Azurite adalah mineral yang memiliki sistem sumbu monoklin. Dalam
sistem sumbu ini sumbu a adalah sedang, b adalah terpendek, dan c
adalah terpanjang atau a ≠ b ≠ c. sedangkan perbandingan sumbu antara
sudut α dan γ sama yaitu 90º, sedangkan sudut β lebih dari 120º atau α =
γ = 90º ≠ β ≥ 120º.

PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI KRISTAL NAMA : Heru Hermawan


DAN MINERAL
HARI : RABU NIM : 3201420056
TANGGAL : 11 NOVEMBER 2020 ROMBEL : PENDIDIKAN GEOGRAFI 2

IDENTIFIKASI KRISTAL MINERAL

a
b

DESKRIPSI KRISTAL MINERAL :


Sistem Sumbu : Isometrik
Perbandingan Sumbu : Sumbu a = b = c
: Sudut α = β = γ = 90º
Nama Mineral : Flourite
Deskripsi : Flourite adalah mineral yang memiliki sistem sumbu isometrik. Dalam
sistem sumbu ini, perbandingan sumbu a, b, dan c sama panjang atau a =
b = c. Sedangkan perbandingan sumbu antara sudut α, β, dan γ juga sama,
yaitu 90° atau α = β = γ = 90°.

PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI KRISTAL NAMA : Heru Hermawan


DAN MINERAL
HARI : RABU NIM : 3201420056
TANGGAL : 11 NOVEMBER 2020 ROMBEL : PENDIDIKAN GEOGRAFI 2

IDENTIFIKASI KRISTAL MINERAL

a
b
d

DESKRIPSI KRISTAL MINERAL :


Sistem Sumbu : Trigonal
Perbandingan Sumbu : Sumbu a = b = d ≠ c
: Sudut α = β = 90º ; γ = 120º
Nama Mineral : Hematite
Deskripsi : Hematie adalah mineral yang memiliki sistem sumbu trigonal. Dalam
sistem sumbu ini, perbandingn sumbu a, b dan d sama panjang,
sedangkan c lebih panjang atau a = b = d ≠ c. sedangkan perbandingan
sumbu antara sudut α dan β adalah 90º dan γ adalah 120º atau α = β =
90º ; γ = 120º.

PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI KRISTAL NAMA : Heru Hermawan


DAN MINERAL
HARI : RABU NIM : 3201420056
TANGGAL : 11 NOVEMBER 2020 ROMBEL : PENDIDIKAN GEOGRAFI 2

MENGUKUR KEKERASAN DAN MASSA JENIS BATUAN DAN MINERAL


HASIL IDENTIFIKASI

TINGKAT KEKERASAN MASSA


NAMA BERAT VOLUME
NO. JENIS JENIS
BATUAN/MINERAL Skala Mohs Relatif (gr) (ml)
(gr/ml)

1 Phyrite Mineral 6 Kikir 4,01 1 4,01

2 Calcophyrite Mineral 4 Perunggu 78,44 3 26,146

3 Ametys Mineral 7 Baja 128,47 5 25,694

4 Tourmalin Mineral 7 Baja 6,41 0,5 12,82

5 Aragonite Mineral 4 Perunggu 39,40 2 19,7

6 Azurite Mineral 4 Perunggu 20,38 1 20,38

7 Flourite Mineral 4 Perunggu 30,31 3 10,103

8 Hematite Mineral 5 Pisau baja 5,26 0,5 10,52

RUMUS MENGHITUNG MASSA JENIS (ρ)


𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝑴𝒂𝒔𝒔𝒂 𝑚
Massa Jenis = atau ρ =
𝑽𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 𝑣

Perhitungan
1. Phyrite 2. Calcophyrite 3. Ametys 4. Tourmalin
𝑚 𝑚 𝑚 𝑚
ρ= 𝑣 ρ= 𝑣 ρ= 𝑣 ρ= 𝑣
4,01 78,44 128,47 6,41
ρ= ρ= ρ= ρ=
1 3 5 0,5

ρ = 4,01 ρ = 26,146 ρ = 25, 694 ρ = 12,82

5. aragonite 6. Azurite 7. Flourite 8. Hematite


𝑚 𝑚 𝑚 𝑚
ρ= 𝑣 ρ= 𝑣 ρ= 𝑣 ρ= 𝑣

39,40 20,38 30,31 5,26


ρ= ρ= ρ= ρ=
2 1 3 0,5

ρ = 19,7 ρ = 20,38 ρ = 10,103 ρ = 10,52

PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI KRISTAL NAMA : Heru Hermawan


DAN MINERAL
HARI : RABU NIM : 3201420056
TANGGAL : 11 NOVEMBER 2020 ROMBEL : PENDIDIKAN GEOGRAFI 2

Analisis :
Pada praktikum ke 6 ini yaitu mengenai identifikasi kristal dan mineral, terdapat 8 mineral
dalam praktikum ini yang akan diidentifikasi meliputi sistem kristalnya, perbandingan sumbunya,
mengukur kekerasan dan massa jenis batuan dan mineral.
Phyrite adalah mineral yang memiliki sistem sumbu isometrik dengan tingkat kekerasannya 6
dan dapat digores dengan kikir. Chalcophyrite adalah mineral yang memiliki sistem sumbu tetragonal
dengan tingkat kekerasannya 4 dan dapat digores dengan perunggu. Ametys adalah mineral yang
memiliki sistem sumbu heksagonal dengan tingkat kekerasannya 7 dan dapat digores dengan baja.
Tourmalin adalah mineral yang memiliki sistem sumbu trigonal dengan tingkat kekerasannya 7 dan
dapat digores dengan baja.
Aragonite adalah mineral yang memiliki sistem sumbu orthorombic dengan tingkat
kekerasannya 4 dan dapat digores dengan perunggu. Azurite adalah mineral yang memiliki sistem
sumbu monoklin dengan tingkat kekerasannya 4 dan dapat digores dengan perunggu. Flourite adalah
mineral yang memiliki sistem sumbu isometrik dengan tingkat kekerasannya 4 dan dapat digores
dengan perunggu. Hematite adalah mineral yang memiliki sistem sumbu trigonal dengan tingkat
kekerasannya 5 dan dapat digores dengan pisau baja.
Untuk mengetahui massa berat mineral yaitu bisa menggunakan TAD atau timbangan analisis
digital. Cara penggunaannya yaitu pertama menyiapkan terlebih dahulu timbangan analisis digital dan
memastikan angka dalam layar monitor sudah nol. Kedua masukan mineralnya ke dalam timbangannya
dan lihat di monitor sampai angkanya stabil. Ketiga catat angkanya atau hasil dari timbangan minerlal
tersebut. Kemudian untuk mengetahui volume mineral dapat menggunakan gelas ukur. Cara
penggunaannya yaitu pertama menyiapkan gelas ukur terlebih dahulu, air dan mineral yang akan dicari
volumenya. Kedua masukan air kedalam gelas ukur catat volume air awal yang dimasukan ke dalam
gelas ukur. Ketiga masukan mineral ke dalam gelas ukur lihatlah skalanya, catat volume akhir dan
lakukan perhitungan dengan rumus volume mineral = volume akhir - volume awal dan catat hasilnya.

PARAF
LABORATORIUM GEOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2020

ACARA : MENGIDENTIFIKASI KRISTAL NAMA : Heru Hermawan


DAN MINERAL
HARI : RABU NIM : 3201420056
TANGGAL : 11 NOVEMBER 2020 ROMBEL : PENDIDIKAN GEOGRAFI 2

Analisis :
Langkah-langkah mencari nilai massa jenis mineral yaitu dengan cara membagi nilai berat massa
dengan nilai volume mineral yang akan dicari tahu berat jenisnya, setelah dilakukan pembagian hasil
dapat langsung diketahui berat jenis mineralnya. Untuk hasil perhitungan berat jenis mineral dalam
praktikum adalah sebagai berikut, mineral phyrit = 4,01 gr/ml, mineral calcophyrite = 26,14 gr/ml,
mineral ametys = 25,694 gr/ml, mineral tourmalin = 12,82 gr/ml, mineral aragonite = 19,7 gr/ml,
mineral azurite = 20,38 gr/ml, mineral flourite = 10,10 gr/ml dan mineral hematite = 10,52 gr/ml.

PARAF
G. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
Secara umum mineral adalah zat atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya
bersifat padat serta tersusun atas komposisi kimia tertentu. Mineral pada umumnya
anorganik. Mineral memiliki ciri-ciri yaitu antara lain, merupakan mineral alami,
umumnya anorganik, mempunyai sifat fisis dan kimia tetap, berupa unsur tunggal atau
persenyawaan yang tetap, homogen (tidak dapat diurai dengan proses fisis), dapat berupa
padat, cair (HgS, H20) dan (H2S, CO2, CH4). Klasifikasi mineral menurut Dana, yang
mendasarkan pada kemiripan komposisi kimia dan struktur kristalnya, yaitu antara lain
berdasarkan unsur, sulfida atau sulfosat, oksidan dan hidroksida, haloid, (nitrat, karbonat,
dan borat), (sulfat, kromat, molibdat dan tungstat), (fosfat, arsenat, dan vadanat), dan
silikat.
Secara umum kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul atau ion penyusunnya
terkemas secara teratur dan pola berulang melebar secara tiga dimensi.Kristal memiliki
ciri-ciri yaitu antara lain bahan padat homogen, biasanya anisotrop dan tembus air,
menuruti hukum-hukum ilmu pasti sehingga susunan bidang-bidangnya mengikuti hukum
geometri, dan jumlah dan kedudukan dari bidangnya tertentu dan teratur. Terdapat 7 sistem
kristal yaitu antara lain sistem regulair/isometric/ kubus/kubik/tesseral, sistem
tetragonal/quadratic, sistem rombic/ orthorombis/ prismatic /trimetric, sistem heksagonal,
sistem trigonal/rhombohedral, sistem monoklin/oblique/clinorombic dan sistem triklin.
Berdasarkan identifikasi pada mineral dapat di simpulkan yaitu Phyrite adalah mineral
yang memiliki sistem sumbu Isometrik, perbandingan sumbu a = b = c, sedangkan
perbandingan sumbu antara sudut α = β = γ = 90°. Calcophyrite adalah mineral yang
memiliki sistem sumbu tetragonal, perbandingan sumbu a = b ≠ c, perbandingan sumbu
atara sudut α = β = γ = 90º. Ametys adalah mineral yang memiliki sistem sumbu
heksagonal, perbandingan sumbu a = b = d ≠ c, perbandingan sumbu antara sudut α = β =
90º ; γ = 120º. Tourmalin adalah mineral yang memiliki sistem sumbu trigonal,
perbandingn sumbu a = b = d ≠ c, sedangkan perbandingan sumbu antara sudut α = β = 90º
; γ = 120º. Aragonite adalah mineral yang memiliki sistem sumbu orthorombic,
perbandingan sumbu a ≠ b ≠ c, sedangkan perbandingan sumbu antara sudut α = β = γ =
90º. Azurite adalah mineral yang memiliki sistem sumbu monoklin, perbandingan sumbu a
≠ b ≠ c, sedangkan perbandingan sumbu antara sudut α = γ = 90º ≠ β ≥ 120º. Flourite
adalah mineral yang memiliki sistem sumbu isometrik, perbandingan sumbu a = b = c,
sedangkan perbandingan sumbu antara sudut α = β = γ = 90°. Hematite termasuk trigonal,
perbandingan sumbu a = b = d ≠ c, perbandingan sumbu antara sudut α = β = 90º ; γ = 120º
DAFTAR PUSTAKA

Gabriella, Raisya. 2020. “Definisi Kristal dan Mineral”. https://www.academia.edu/1619372/


definisi_Kristal_dan_Mineral. (Diakses pada 15 November 2020 pukul 16.20 WIB).
Mustofa. 2018. Analisis Pengaruh Proses Sintering Terhadap Struktur Bijih Mangan Yang B-
erasal Dari Nagari Aie Ramo, Kecamatan Kamang Baru, Kabupaten Sijunjung. Jurn-
al Fisika Unand vol.7 No.3, 195-201. (Diakses pada 22 November 2020 pukul 16.00
WIB).
Noor. 2014. Pengantar Geologi. Yogyakarta : Deepublish.
Rahman, Rifqi Aulia. 2020. “Massa Jenis: Pengertian, Rumus, Dan Satuan + Contoh
Soalnya (LENGKAP)”. https://saintif-com.cdn.ampproject.org/v/s/saintif.com/massa-
jenis/amp. (Diakses pada 15 November 2020 pukul 10.30 WIB.
Ramadani, Kurnia. 2020. “Pert 10 Sistem Kristal”. https://www.slideshare.net/mobile/kurnia-
nhia/pert-10-sistem-kristal. (Diakses pada 21 November 2020 pukul 22.30 WIB).
Soetoto. 2013. Geologi Dasar. Yogyakarta : Ombak.

Anda mungkin juga menyukai