Anda di halaman 1dari 14

NILAI Tanggal Pengumpulan

(..................................) (1 Desember 2020 )

LAPORAN PRAKTIKUM
GEOLOGI DASAR

ACARA : PETA GEOLOGI

Oleh :
Nama : Heru Hermawan
NIM : 3201420056
Nama Dosen : 1. Wahyu Setyaningsih, S.T., M.T.
: 2. Jamhur, S.T., M.T.
: 3. Drs. Sriyono, M.Si
Nama Asisten : 1. Muhamad Dani Ihwan
: 2. Ainurallim

LABORATORIUM GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2020
A. JUDUL
PETA GEOLOGI

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian peta geologi dan simbol-simbol peta geologi.
2. Mahasiswa dapat mengetahui singkatan huruf pada peta geologi.
3. Mahasiswa dapat mengetahui skala waktu geologi.
4. Mahasiswa dapat mengetahui tata warna peta geologi.
5. Mahasiswa dapat mengetahui satuan kronostratigrafi dan contoh peta geologi.

C. ALAT DAN BAHAN


 ALAT
1. Peta Geologi Lembar Bogor
2. Laptop
3. Smartphone
 BAHAN
1. Cover
2. Lembar Instrumen
3. Gambar Alat
D. DASAR TEORI
1. Pengertian Peta Geologi
Menurut SNI :
- Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu
daerah/wilayah/kawasan dengan tingkat kualitas berdasarkan skala.
- Peta geologi menggambarkan informasi sebaran dan jenis serta sifat batuan, umur,
stratigrafi, struktur, tektonika, fisiografi dan sumber daya mineral serta energi.
- Peta geologi disajikan berupa gambar dengan warna, simbol dan corak atau
gabungan ketiganya. Penjelasan berisi informasi, misalnya situasi daerah, tafsiran
dan rekaan geologi, dapat diterangkan dalam bentuk keterangan pinggir.

Menurut pendapat sendiri, peta geologi adalah gambaran mengenai informasi sebaran
dan jenis serta sifat batuan, umur, struktur, tektonika dan lain sebagainya.

2. Simbol-Simbol Pada Peta Geologi

3. Singkatan Huruf Pada Peta Geologi


Satuan krosnostratigrafi pada peta geologi ditunjukan dengan singkatan huruf.
Sebagai dokumen/acuan satuan krosnostratigrafi adalah tabel (chart) yang dibuat oleh
Elsevier (1989) atau revisinya.
a. Huruf pertama (huruf besar) menyatakan zaman, misalnya P untuk Perem, TR untuk
Trias, T untuk Tersier.
b. Huruf kedua (huruf kecil) menyatakan seri, misalnya Tm berarti kala Miosen dalam
jaman Tersier.
c. Huruf ketiga (huruf kecil) menyatakan jenis litologi atau satuan peta yang lebih
rendah (anggota), misalnya Tmcl berarti anggota batu gamping Formasi Cipluk
yang berumur Miosen.
d. Huruf Keempat (huruf kecil) menyatakan jenis litologi atau satuan peta yang lebih
rendah (anggota), misalnya Tmcl berarti anggota batugamping Formasi Cipluk yang
berumur Miosen.
e. Huruf kelima digunakan hanya untuk batuan yang mempunyai kisaran umur
panjang, misalnya Tpokc berarti Anggota Cawang Formasi Kikim berumur
Paleosen-Oligosen.
f. Huruf pT (p kecil sebelum T besar) digunakan untuk singkatan umur batuan
sebelum Tersier yang tidak diketahui umur pastinya.
g. Untuk batuan yang mempunyai kisaran umur panjang, urutan singkatan umur
berdasarkan dominasi umur batuan, misalnya QT untuk batuan berumur Tersier
hingga Kuarter yang didominasi batuan berumur Quarter; JK untuk batuan berumur
Jura hingga Kapur yang didominasi batuan berumur Jura.
h. Batuan beku dan malihan yang tak terperinci susunan dan umurnya cukup
dinyatakan dengan satu atau dua buah hurup, misalnya a untuk andesit, b untuk
basal, gd untuk granodiorit, um untuk ultramafik atau ofiolit dan s untuk sekis.
i. Batuan beku dan malihan yang diketahui umurnya menggunakan lambang huruf
zaman, misalnya Kg berarti granit berumur Kapur.
j. Pada peta geologi skala kecil, himpunan batuan cukup dinyatakan dengan hurup di
belakang lambang era, jaman atau sub-jaman; misalnya Pzm berarti batuan
malihan berumur Paleozoikum, Ks berarti sedimen berumur Kapur, Tmsv berarti
klastika gunungapi berumur Miosen, Tpv berarti batuan gunungapi berumur
Paleogen, Tni berarti batuan terobosan berumur Neogen. Satuan bancuh
dinyatakan dengan notasi m.

4. Skala Waktu Geologi


Skala waktu geologi merupakan skala yang digunakan oleh para ahli geologi
dan juga ilmuwan untuk menjelaskan hubungan atau keterkaitan antar peristiwa yang
terjadi di sepanjang sejarah bumi. Dengan skala waktu geologi maka peristiwa yang
terjadi pada masa lampau akan dihubungkan atau dicari hubungannya dengan
peristiwa yang mungkin terjadi dimasa-masa sekarang ini.
Hal ini karena bumi ini mengalami sebuah pergerakan atau perubahan,
misalnya saja pergerakan lapisan batuan ataupun lempeng-lempeng bumi. Bisa
dikatakan bahwa skala waktu geologi merupakan sebuah penanggalan yang
digunakan untuk mempelajari sejarah mengenai bumi. Periode waktu yang
digunakan pun bukan lagi tahun ataupun abad, namun jutaan tahun.

5. Tata Warna Peta Geologi


Warna dipakai untuk membedakan satuan peta geologi, dipilih berasaskan jenis
batuan, umur satuan dan satuan geokronologi.
a. Warna dasar yang digunakan adalah kuning, magenta (merah) dan sian (biru) serta
gabungannya. Setiap warna dinyatakan dengan sandi 0, 1, 3, 5, 7 dan x, yaitu sandi
derajat kekuatan warna atau prosentase penyaringan pada proses kartografi.
b. Warna yang dipilih untuk membedakan satuan batuan sedimen dan endapan
permukaan sepenuhnya menganut sistem warna berdasarkan jenis dan umur. Untuk
membedakan beberapa satuan seumur dapat digunakan corak.
c. Batuan malihan dibedakan berdasarkan (1) derajat dan fasies serta (2) umur nisbi
batuan pra-malihan dan litologi. Tata warna batuan malihan sama dengan batuan
sedimen atau mengunakan bakuan warna khusus.
d. Warna batuan beku menyatakan susunan kimianya : asam, menengah, basa, dan
ultrabasa. Untuk membedakannya dipilih warna yang berdekatan, dan singkapan
huruf atau menurut kunci warna yang sudah dibakukan. Bila diperlukan, dapat
digunakan corak dengan bakuan khusus.
e. Batuan gunung api yang berlapis dan diketahui umurnya, mengikuti tata warna
untuk batuan sedimen. Perbedaan litologi untuk lahar, breksi gunungapi dan tuf
dinyatakan dengan corak. Beberapa satuan batuan gunungapi pada suatu lembar peta
geologi dapat dibedakan berdasarkan susunan kimianya, dengan bakuan warna
khusus.
f. Satuan tektonik dinyatakan dengan corak khusus.
g. Atas dasar pertimbangan keilmuan atau prospek ekonomi, beberapa hal yang
menonjol seperti batuan terubah, derajat pemalihan atau persifatan khusus lainnya,
pada peta geologi dapat disajikan secara khusus.

6. Satuan Kronostratigrafi
Kronostratigrafi merupakan cabang dari stratigrafi yang mempelajari umur strata
batuan dalam hubungannya dengan waktu. Tujuan utama dari kronostratigrafi adalah
untuk menyusun urutan pengendapan dan waktu pengendapan daris seluruh batuan di
dalam suatu wilayah geologi, dan pada akhirnya, seluruh rekaman geologi.
7. Contoh Peta Geologi
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan praktikum geologi dasar.
2. Mahasiswa mendengarkan arahan dan bimbingan asisten praktikum geologi dasar.
3. Mahasiswa memperhatikan materi yang disampaikan asisten praktikum.
4. Mahasiswa mencatat materi dan penjelasan dari asisten praktikum.
5. Mahasiswa mencari peta geologi daerah nya masing-masing.
6. Mahasiswa menge-crop bagian wilayah peta geologi yang akan di analisis.
7. Mahasiswa menganalisis formasi batuan, struktur geologi dan jenis batuan serta
umurnya pada wilayah peta yang di crop.
8. Mahasiswa mencari referensi dari berbagai sumber.
9. Mahasiswa menyusun laporan praktikum sesuai dengan ketentuan.
10. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum kepada asisten praktikum dengan tepat
waktu.
F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
2. Analisis
Pada praktikum kali ini yaitu tentang peta geologi, saya menggunakan peta
geologi lembar Bogor. Pada bagian peta yang saya crop terdapat 7 macam formasi
batuan yaitu ada Tomr, Tow, Tmjt, Tmn, Tmbe, Tmle, dan Tmnl. Tomr atau formasi
Rajamandala yaitu napal tufan, lempung napalan, batu pasir dan lensa-lensa batu
gamping yang mengandung fosil Globigerina ohgocaenica, Globigerina
praebulluoides, Orbulina Lepidocyclina dan Spiroclypeus, memiliki kisaran umur
Oligosen akhir sampai Miosen awal, dan menindih secara takselaras formasi Batuasih.
Tebal formasi ini sekitar 1100 m.

Tow atau formasi Walat yaitu terutama pasir kuarsa yang berlapisan silang,
konglomerat kerakal kuarsa, batu lempung karbonan, lignit; dan lapisan tipis-tipis
batubara; keatas ukuran butir bertambar kasar, tersingkap di Gunung Walat (dekat
Cibadak) dan di daerah sekitarnya. Umur batuan ini diduga Oligosen awal dan
merupakan satuan tertua yang dijumpai di daerah Lembar dan tebalnya diperkirakan
1000-1373 m. Tmjt atau anggota Tuf dan Breksi Formasi Jampang yaitu terutama batu
pasir tuf dasitan, tuf andesit, tuf batu apung dan breksi andesit/dasit tufan gampingan
dan batu lempung napalan; setempat batu gamping mengandung fosil Trillina howchini,
Lepidocyclina brouweri, Globorotalia mayeri, Globorotalia fohri barisanensis, yang
memberikan indikasi umur Miosen awal. Anggota ini merupakan bagian paling bawah
formasi Jampang yang menindih selaras formasi Rajamandala.

Tmn atau formasi Nyalindung yaitu batu pasir glokonit gampingan berwarna
hijau, batu lempung, napal, napal pasiran, konglomerat, breksi dan batu gamping; napal
tufan yang dijumpai di sepanjang sungai Cijarian kaya akan moluska. Satuan ini diduga
berumur Miosen Tengah (N13) yang secara selaras menindih formasi Lengkong. Tmbe
atau formasi Bentang yaitu batu pasir tufan dengan batu apung dan lignit, napal tufan,
serpih tufan dan breksi konglomeratan gampingan; ketebalan lebih dari 500 m;
perlapisan baik dijumpai pada singkapan sepanjang Sungai Cigadung. Berdasarkan
kandungan fosil-fosil Globigerinoides emeisi dan Globigerinoides obliquus extremus,
maka umur satun ini adalah Miosen akhir. Satuan ini secara tak selaras menindih
formasi Nyalindung.

Tmle atau formasi Lengkong yaitu batu gampingan; perselingan perairan halus
daripada batulanau dan batulempung dengan lignit; napal pasiran. Berdasarkan
kandungan fosil-fosil globorotalia siakensis, Sphaeroidinellopsis seminulina, dan
Cycloclipeus indopacificus. Satuan ini berumur Miosen awal dan secara stratigrafi
menjemari dengan formasi Bojonglopang, ketebalan formasi ini lebih dari 300 km.
Tmnl atau anggota Batugamping formasi Nyalindung yaitu batu gamping kaya akan
moluska dan minifera, tersingkap sebagai lensa-lensa dalam formasi Nyalindung. Umur
angggota batu gamping ini setara formasi Nyalindung yakni Miosen tengah.

Kemudian jenis batuannya yaitu terdapat Qvt, Qvb, Qvl, dan a. Qvt atau batuan
gunungapi tak terpisahkan yaitu breksi dan aliran lava, terutama andesit. Qvb atau
breksi gunung api yaitu breksi bersusun andesit-basal, setempat aglomerat, lapuk. Qvl
atau lava gunung api yaitu aliran lava; didaerah Bogor bersusunan basal dengan
labradorit, piroksen dan hornblenda; didaerah Pelabuhan ratu, bersusun andesit dengan
oligoklas-andesin, dan banyak sekali hornblenda. a yaitu andesit dengan oligoklas-
andesin, augit, hipersten, dan hornblenda; membentuk sumbat dan retas.

Struktur geologinya, terdapat sesar pada formasi Nyalindung di daerah Cauman


dan daerah Pr. Batutumpang, Cauman merupakan wilayah yag turun sedangkan Pr.
Batutumpang wilayah yang naik. Terdapat juga sesar geser jurus pada formasi Bentang
di daerah Pr. Batutumpang. Serta di formasi Rajamandala dan Breksi formasi Jampang
di daerah Cibayawak 2, Cijorang, dan Cikaret. Kemudian formasi Lengkong juga ada
sesar geser jurus. Antiklin terdapat pada Breksi formasi Jampang, formasi Bentang, dan
formasi Rajamandal. Sedangkan sinklinal terdapat pada Breksi formasi Jampang,
formasi Bentang dan formasi Nyalindung.

Selanjutnya, urutan usia batuan berdasarkan satuan kronostratigrafi atau skala


waktu geologi, dari yang tertua ke yang termuda. Pertama, Tow atau formasi walat
terjadi pada zaman Tersier pada masa Oligosen awal. Kedua, Tomr atau formasi
Rajamandala terjadi pada zaman Tersier pada masa Oligosen akhir. Ketiga, Tmjt atau
anggota Tuf dan Breksi Formasi Jampang terjadi pada zaman Tersier pada masa Miosen
awal. Keempat, Tmle atau formasi Lengkong terjadi pada zaman Tersier pada masa
Miosen awal. Kelima, Tmn atau formasi Nyalindung, Tmnl atau anggota Batugamping
formasi Nyalindung dan a (batuan terobosan) terjadi pada zaman Tersier pada masa
Miosen tengah. Keenam, Tmbe atau formasi Bentang terjadi pada zaman Tersier pada
masa Miosen akhir. Ketujuh, Qvb, Qvl dan Qvt (termasuk batuan gunungapi tua) terjadi
pada zaman Kuarter pada masa Pleistosen.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakuka dapat disimpulkan bahwa, Peta geologi
adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah/wilayah/kawasan dengan
tingkat kualitas berdasarkan skala. Satuan krosnostratigrafi pada peta geologi ditunjukan
dengan singkatan huruf. Skala waktu geologi merupakan skala yang digunakan oleh para
ahli geologi dan juga ilmuwan untuk menjelaskan hubungan atau keterkaitan antar
peristiwa yang terjadi di sepanjang sejarah bumi.
Kronostratigrafi merupakan cabang dari stratigrafi yang mempelajari umur strata
batuan dalam hubungannya dengan waktu. Tujuan utama dari kronostratigrafi adalah untuk
menyusun urutan pengendapan dan waktu pengendapan daris seluruh batuan di dalam
suatu wilayah geologi, dan pada akhirnya, seluruh rekaman geologi.
Pada peta geologi lembar Bogor. Pada bagian peta yang saya crop terdapat 7 macam
formasi batuan yaitu ada Tomr (formasi Rajamandala), Tow (formasi Walat), Tmjt
(anggota tuf dan breksi formasi Jampang, Tmn (formasi Nyalindung), Tmbe (Formasi
Bentang), Tmle (formasi Lengkong), dan Tmnl (anggota batugamping formasi
Nyalindung) . Sedangkan batuannya yaitu terdapat Qvt (batuan gunungapi tak terpisahkan
yaitu breksi dan aliran lava, terutama andesit), Qvb (breksi gunung api yaitu breksi
bersusun andesit-basal, setempat aglomerat, lapuk), Qvl (lava gunung api yaitu aliran lava;
didaerah Bogor bersusunan basal dengan labradorit, piroksen dan hornblenda; didaerah
Pelabuhan ratu, bersusun andesit dengan oligoklas-andesin, dan banyak sekali hornblenda),
dan a (andesit dengan oligoklas-andesin, augit, hipersten, dan hornblenda; membentuk
sumbat dan retas).
Struktur geologinya, terdapat sesar pada formasi Nyalindung di daerah Cauman dan
daerah Pr. Batutumpang, Cauman merupakan wilayah yag turun sedangkan Pr.
Batutumpang wilayah yang naik. Terdapat juga sesar geser jurus pada formasi Bentang di
daerah Pr. Batutumpang. Serta di formasi Rajamandala dan Breksi formasi Jampang di
daerah Cibayawak 2, Cijorang, dan Cikaret. Kemudian formasi Lengkong juga ada sesar
geser jurus. Antiklin terdapat pada Breksi formasi Jampang, formasi Bentang, dan formasi
Rajamandal. Sedangkan sinklinal terdapat pada Breksi formasi Jampang, formasi Bentang
dan formasi Nyalindung.
DAFTAR PUSTAKA
Fatma, Desy. 2018. “Skala Waktu Geologi : Pengertian-Pembagian-Cara Penentuannya”.
https://ilmugeografi-com/geologi/skala-waktu-geologi-pengertian-pembagiancara-
penentuannya/. (Diakses pada Selasa, 24 November pukul 23.00 WIB).
Lestari, Ika. 2018. “Peta Geologi : Pengertian-Jenis-Komponen-Simbolnya”. https://ilmugeo-
grafi.com/kartografi/peta-geologi/. (Diakses pada Selasa, 24 November 2020
pukul 11.00 WIB).
Noor, D. 2014. Pengantar Geologi. Yogyakarta : Deepublish.
Soetoto, S. 2013. Geologi Dasar. Yogyakarta : Ombak.
Firmansyah, Deri, dkk. 2017. Geologi Daerah Pabuaran dan Sekitarnya Kecamatan
Sukamakmur Kabupate Bogor Jawa Barat. Jurnal Geologi Hal 1-10. (Diunduh
dari https://jom.unpak.ac.id/ pada selasa 1 Desember 2020 pukul 20.00 WIB).

Anda mungkin juga menyukai