Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada hakekatnya stratigrafi terdiri dari 2 (dua) suku kata, yaitu kata “strati“
berasal dari kata “stratos“, yang artinya perlapisan dan kata “grafi” yang berasal dari
kata “graphic/graphos”, yang artinya gambar atau lukisan. Dengan demikian stratigrafi
dalam arti sempit dapat dinyatakan sebagai ilmu pemerian lapisan-lapisan
batuan.Stratigrafi adalah cabang ilmu geologi yang membahas mengenai distribusi,
bentuk, komposisi, dan hubungan antar tubuh batuan, untuk menginterpretasi waktu dan
sejarah pembentukannya. Istilah stratigrafi yang tersusun dari 2 suku kata yaitu strati (
stratus) yang artinya perlapisan dan kata grafi (graphic/ graphos) yang artinya gambar
atau lukisan, yang awalnya hanya didefinisikan sebagai ilmu pemerian lapisan-lapisan
batuan, khususnya pada batuan sedimen. Selanjutnya pengertian stratigrafi bertambah
luas hingga melingkupi ketiga jenis batuan penyusun kerak bumi.
Dengan demikian stratigrafi merupakan ilmu yang mempelajari susunan,
hubungan dan genesa batuan-batuan yang ada di alam sehingga dengan demikian dapat
diketahui proses pembentukan batuan, hubungan antar batuan, sejarah sedimentasi dan
sejarah tektonik yang telah terjadi pada batuan batuan tersebut.

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari praktikum ini adalah mampu untuk membuat penampang
stratigrafi terukur. Dan adapun tujuan dari praktikum ini sebagai berikut :
1. Untuk mendapatkan nilai ketebalan yang diteliti dari tiap – tiap satuan stratigrafi
2. Untuk mendapatkan data litologi terperinci dari urutan perlapisan suatu satuan
stratigrafi
1.3 Alat dan Bahan
1. Pensil Warna
2. ATK
3. Kertas Kalkir
4. Kertas Grafik
5. Sandi Stratigrafi 2023 Edisi 2
6. Kalkulator
7. Problem set
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam praktikum ini mencakup keterbatasan data yang tersedia
dalam problem set. Data hanya berisi informasi terbatas tentang urutan, ketebalan,
litologi struktur sedimen, dan umur batuan.Tidak ada data lokasi geografis, rekonstruksi
profil lintasan terukur sepenuhnya bergantung pada kemampuan analisis dan interpretasi
data berdasarkan konsep – konsep stratigrafi. Praktikan tidak dapat melakukan
pengamatan atau pengukuran tambahan dilapangan. Selain itu, kemungkinan adanya
ketidaklengkapan atau ambiguitas dalam data problem set menjadi tantangan tersendiri.
Praktikan harus membuat asumsidan interpretasi logis dangan mengandalkan
pengetahuan stratigrafi yang dimiliki untuk mengatasinya. Meski terbatas, praktikum ni
melatih keterampilan pentingdalam rekontruksi profil stratigrafi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Stratigrafi

Stratigrafi dalam arti luas adalah ilmu yang membahas aturan, hubungan dan
kejadian (genesa) macam-macam batuan di alam dengan ruang dan waktu, sedangkan
dalam arti sempit ialah ilmu pemerian batuan. Penggolongan stratigrafi ialah
pengelompokan bersistem batuan menurut berbagai cara, untuk mempermudah
pemerian aturan dan hubungan batuan yang satu terhadap lainnya. Kelompok bersistem
tersebut di atas dikenal sebagai Satuan StratigrafI. Batas satuan stratigrafi ditentukan
sesuai dengan batas penyebaran ciri satuan tersebut sebagaimana didefinisikan Batas
satuan Stratigrafi jenis tertentu tidak harus berhimpit dengan batas satuan satuan
stratigrafi jenis lain, bahkan dapat memotong satu sama lain (Martodjojo, 1987).

2.2 Jenis-jenis Stratigrafi

Stratigrafi Adapun jenis-jenis stratigrafi diantaranya tediri dari: (Rozaki,

Muhammad Iqbal dan Prastio Yoga.2020)

2.2.1 Satuan Litostratigrafi

Pembagian Litostratigrafi dimaksud untuk menggolongkan batuan di bumi

secara bersistem menjadi satuan-satuan bernama yang bersendi pada ciri-ciri litologi.

Pada Satuan Litostratigrafi penentuan satuan didasarkan pada ciri-ciri batuan yang dapat

diamati di lapangan. Penentuan batas penyebaran tidak tergantung kepada batas waktu.

2.2.2 Satuan Stratigrafi Gunungapi

Penyusunan sandi stratigrafi batuan/endapan gunungapi dimaksudkan untuk

menata batuan/endapan gunungapi berdasarkan urutan kejadian agar evolusi

pembentukan gunungapi mudah dipelajari dan dimengerti. Pembagian batuan/endapan


gunungapi dimaksud untuk menggolongkan batuan/endapan secara bersistem

berdasarkan sumber, deskripsi dan genesa. Peta geologi gunungapi yang memuat

informasi sebaran batuan/endapan dan stratigrafi gunungapi dapat dipakai sebagai data

dasar dalam pembuatan peta kawasan rawan bencana gunungapi, peta rencana tata

ruang, peta tata air, peta potensi bahan galian, penyelidikan sumber tenaga panas bumi

serta keperluan ilmiah lainnya.

2.2.3 Satuan Biostratigrafi

Pembagian biostratigrafi dimaksud untuk mengolongkan lapisan-lapisan di bumi

secara bersistem menjadi satuan-satuan bernama berdasarkan kandungan dan

penyebaran fosil. Satuan biostratigrafi ialah tubuh lapisan batuan yang dipersatukan

berdasar kandungan fosil atau ciri-ciripaleontologi sebagai sendi pembeda terhadap

tubuh batuan sekitarnya.

2.2.4 Satuan Sikuenstratigrafi

Pembagian sikuenstratigrafi ialah penggolongan lapisan batuan secara bersistem

menjadi satuan bernama berdasarkan satuan genesa yang dibatasi, di bagian bawah dan

atasnya oleh bidang ketidakselarasan atau keselarasan padanannya. Pembagian ini

merupakan kerangka untuk menyusun urutan peristiwa geologi. Satuan sikuenstratigrafi

ialah suatu tubuh lapisan batuan yang terbentuk dalam satuan waktu pada satu daur

perubahan muka-laut relatif.

2.3 Hukum-hukum Stratigrafi

Berikut Huku-hukum Stratigrafi menurut Para Ahli : (Syamsurizal,2017)


1) Hukum Superposisi (Nicolas Steno,1669)

Dalam suatu urutan perlapisan batuan, maka lapisan batuan yang terletak di bawah

umurnya relatif lebih tua dibanding lapisan diatasnya selama lapisan batuan

tersebut belum mengalami deformasi.

2) Hukum Horizontalitas (Nicolas Steno,1669)

Pada awal proses sedimentasi, sebelum terkena gaya atau perubahan, sedimen

terendapkan secara horizontal

3) Original Continuity (Nicolas Steno,1669)

Batuan sedimen melampar dalam area yang luas di permukaan bumi.

4) Uniformitarianism (James Hutton, 1785)

Uniformitarianisme adalah peristiwa yang terjadi pada masa geologi lampau

dikontrol oleh hukum-hukum alam yang mengendalikan peristiwa pada masa kini.

Hukum ini lebih dikenal dengan semboyannya yaitu “The Present is the key to the

past.” Maksudnya adalah bahwa proses-proses geologi alam yang terlihat sekarang

ini dipergunakan sebagai dasar pembahasan proses geologi masa lampau.

5) Faunal Succession (Abble Giraud-Soulavie, 1778)

Pada setiap lapisan yang berbeda umur geologinya akan ditemukan fosil yang

berbeda pula. Secara sederhana bisa juga dikatakan Fosil yang berada pada lapisan

bawah akan berbeda dengan fosil di lapisan atasnya. Fosil yang hidup pada masa

sebelumnya akan digantikan (terlindih) dengan fosil yang ada sesudahnya, dengan

kenampakan fisik yang berbeda (karena evolusi). Perbedaan fosil ini bisa dijadikan

sebagai pembatas satuan formasi dalam lithostratigrafi atau dalam koreksi

stratigrafi.
6) Strata Identified by Fossils (Smith, 1816)

Perlapisan batuan dapat dibedakan satu dengan yang lain dengan melihat

kandungan fosilnya yang khas

7) Facies Sedimenter (Selley, 1978)

Suatu kelompok litologi dengan ciri-ciri yang khas yang merupakan hasil dari suatu

lingkungan pengendapan yang tertentu. Aspek fisik, kimia atau biologi suatu

endapan dalam kesamaan waktu. Dua tubuh batuan yang diendapakan pada waktu

yang sama dikatakan berbeda fsies apabila kedua batuan tersebut berbeda fisik,

kimia atau biologi (S.S.I.)

2.4 Prinsip-prinsip Stratigrafi

Stratigrafi didasarkan pada beberapa prinsip, yaitu:


1. Prinsip Superposisi: Lapisan batuan yang lebih tua terletak di bawah lapisan
batuan yang lebih muda
2. Prinsip Lateral Continuity: Lapisan batuan yang sama akan memiliki karakteristik
yang sama secara lateral
3. Prinsip Cross-Cutting Relationships: Batuan yang lebih muda akan memotong
batuan yang lebih tua
4. Prinsip Unconformities: Permukaan ketidakselarasan yang menunjukkan adanya
hiatus atau jeda dalam pengendapan (Hutton, 1795).

2.5 Unsur-unsur Stratigrafi

Stratigrafi terdiri dari beberapa elemen penyusun, yaitu : (Zulfendi dan

Nurmilawati.2017)
1.Elemen Batuan, pada stratigrafi batuan yang lebih diperdalam untuk dipelajari

adalah batuan sedimen, karena batuan ini memiliki perlapisan, terkadang batuan

beku dan metamorf juga dipelajari dalam kapasitas yang sedikit.

2.Unsur Perlapisan (Waktu), merupakan salah satu sifat batuan sedimen yang

disebabkan oleh proses pengendapan sehingga menghasilkan bidang batas

antara lapisan satu dengan yang lainnya yang merepresentasikan perbedaan

waktu/periode pengendapan.

2.6 Penampang Stratigrafi

Penampang stratigrafi adalah representasi dua dimensi dari urutan dan hubungan
antar lapisan batuan. Penampang ini digunakan untuk memvisualisasikan stratigrafi
suatu daerah dan untuk menginterpretasi sejarah geologi daerah tersebut. (Pettijohn,
1975)

2.7 Penerapan Sandi Stratigrafi

Stratigrafi memiliki berbagai penerapan dalam bidang geologi, di antaranya:


1. Pemetaan Geologi:
Sandi stratigrafi digunakan untuk mengidentifikasi dan memetakan satuan-satuan
batuan di suatu wilayah. Hal ini penting untuk memahami sejarah geologi dan
struktur suatu wilayah.
2. Eksplorasi Sumber Daya Alam:
Sandi stratigrafi membantu para ahli geologi dalam memprediksi keberadaan
sumber daya alam seperti minyak bumi, gas alam, batubara, dan mineral.
3. Mitigasi Bencana Alam:
Sandi stratigrafi dapat digunakan untuk mengidentifikasi daerah-daerah yang
rawan bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, dan gunung meletus.
4. Penelitian Ilmiah:
Sandi stratigrafi digunakan dalam berbagai penelitian ilmiah, seperti:
- Paleontologi: Untuk mempelajari sejarah kehidupan di Bumi.
- Sedimentologi: Untuk mempelajari proses pengendapan batuan.
- Geokimia: Untuk mempelajari komposisi dan asal-usul batuan. (Boggs, S., Jr.
2009).

2.8 Kolom Stratigrafi

Kolom stratigrafi pada hakekatnya adalah kolom yang menggambarkan susunan

berbagai jenis batuan serta hubungan antar batuan atau satuan batuan mulai dari yang

tertua hingga termuda menurut umur geologi, ketebalan, setiap satuan batuan, batuan,

serta genesa pembentukan pembentukan batuannya. batuannya. Pada umumnya

umumnya banyak cara untuk menyajikan suatu kolom ajikan suatu kolom stratig

stratigrafi, namun demikian ada rafi, namun demikian ada suatu standar umum yang

suatu standar umum yang menjadi acuan kalangan ahli geologi di dalam menyajikan

kolom stratigrafi. Penampang kolom stratigrafi biasanya tersusun dari kolom-kolom

dengan atributatribut. (Arifah Nurul dan Kurniawan Fadli.2020)

Kolom stratigrafi pada hakekatnya adalah kolom yang menggambarkan susunan

berbagai jenis batuan serta hubungan antar batuan atau satuan batuan mulai dari yang

tertua hingga termuda menurut umur geologi, ketebalan setiap satuan batuan, serta

genesa pembentukan batuannya. Pada umumnya banyak cara untuk menyajikan suatu

kolom stratigrafi, namun demikian ada suatu standar umum yang menjadi acuan bagi

kalangan ahli geologi didalam menyajikan kolom stratigrafi penampang kolom

stratigrafi biasanya tersusun dari kolom-kolom dengan atribut-atribut seperti : Umur,

formasi, satuan batuan, ketebalan, besar butir, simbol litologi, pemerian, fosil dianostik,

dan lingkungan pengendapan. (Syamsurizal,2017)

2.9 Jenis-jenis Penampang Stratigrafi


Jenis-jenis penampang stratigrafi meliputi: (Krumbein & Sloss, 1963).

1. Penampang kolom: menunjukkan urutan stratigrafi di satu lokasi


2. Penampang korelasi: menunjukkan hubungan stratigrafi antar beberapa lokasi
3. Penampang struktur: menunjukkan struktur geologi, seperti lipatan dan patahan.
2.10 Unsur unsur Dalam Kolom Stratigrafi

Kolom stratigrafi, terdiri dari beberapa jalur dan umumnya meliputi kolom

berikut ini yaitu 4 : (Syamsurizal,2017)

1) Kolom Umur

2) Kolom Satuan Batuan

3) Kolom Ketebalan

4) Kolom Besar Butir dan Struktur Sedimen

5) Simbol Litologi

6) Ekspresi Topografi

7) Kolom Deskripsi

8) Kandungan Fosil

9) Lingkungan Pengendapan

2.11 Metode Pengukuran Stratigrafi

Pengukuran stratigrafi dimaksudkan untuk memperoleh gambaran terperinci

urut-urutan perlapisan perlapisan satuan stratigrafi, stratigrafi, ketebalan ketebalan

setiap satuan stratigrafi, stratigrafi, hubungan hubungan stratigrafi, stratigrafi, sejarah

sejarah sedimentasi dalam arah dalam arah vertikal, dan lingkungan pengendapan.

Mengukur ungan pengendapan. Mengukur suatu penampang suatu penampang

stratigrafi dari singkapan mempunyai arti penting dalam penelitian geologi. (Putri,

Anggraeni Amalia.2023)
2.12 Manfaat Mempelajari Stratigrafi

Pengetahuan mengenai kondisi stratigrafi dalam suatu daerah akan memberikan

informasi geologi dasar yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan dasar dalam

pengembangan ilmu yang lebih lanjut ataupun aplikasi dari ilmu tersebut untuk

kepentingan pembangunan dan pengembangan wilayah. Dengan begitu, hasil analisis

penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi peneliti lain dalam studi yang lebih lanjut

ataupun dapat dijadikan dasar dalam pengembangan wilayah. (Hutomo,Jaya

Bgaskara.2020)

2.13 Manfaat Penampang Stratigrafi

Proses terbentuknya kondisi stratigrafi suatu daerah meliputi genesa dan

lingkungan pengendapan lapisanlapisan batuan ini dijelaskan pada cabang ilmu geologi

yaitu sejarah geologi. Sejarah geologi juga menjelaskan bagaimana lapisan-lapisan

batuan tersebut dapat terbentuk sedemikian rupa sehingga terlihat seperti pada

kenyataan yang ada di lapangan. (Hutomo,Jaya Bgaskara.2020)

Pengetahuan mengenai kondisi stratigrafi dalam suatu daerah akan memberikan

informasi geologi dasar yang dapat dimanfaatkan untuk dijadikan dasar dalam

pengembangan ilmu yang lebih lanjut ataupun aplikasi dari ilmu tersebut untuk

kepentingan pembangunan dan pengembangan wilayah. Dengan begitu, hasil analisis

penelitian ini dapat dijadikan dasar bagi peneliti lain dalam studi yang lebih lanjut

ataupun dapat dijadikan dasar dalam pengembangan wilayah. (Hutomo,Jaya

Bgaskara.2020)
BAB III
METODOLOGI

3.1 Metode Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum acara pertama penampang statigrafi


terukur yaitu dengan metode measuring section. Data yang ada dalam kolom statigrafi
dengan metode measuring section yaitu data ketebalan satuan, litologi dan ukuran butir,
pemerian serta lingkungan pengendapan.
3.2 Tahapan Praktikum

Metode yang digunakan dalam praktikum acara pertama penampang statigrafi


terukur yaitu dengan metode measuring section. Data yang ada dalam kolom statigrafi
dengan metode measuring section yaitu data ketebalan satuan, litologi dan ukuran butir,
pemerian serta lingkungan pengendapan.
3.2.1 Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan tahap persiapan sebelum melakukan pengolahan data di


laboratorium atau praktikum. Tahap persiapan perlengkapan ini meliputi persiapan
kelengkapan alat-alat yang akan digunakan dalam praktikum ini yaitu kertas grafik,
ketas A4, penggaris, kalkulator, alat tulis, busur, sandi statigrafi, pensil warna, dan
double tip.
3.2.2 Tahapan Praktikum
Tahap ini merupakan tahapan inti. Adapun tahap atau langkah praktikum acara
pertama ini, yaitu :
1. Membaca problem set.
2. Membuat profil lintasan dari data yang ada problem set tersebut.
3. Menghitung koreksi Dip
Koreksi Dip = Tan din X Sin2 β
4. Membuat penampang
Jarak datar = Jarak sebenarnya X cos α
Beda tinggi = Jarak sebenarnya X sin α
5. Menghitung ketebalan lapisan.
Tebal = Jarak mistar x skala peta
6. Membuat ko lom statigrafi.
3.2.3 Tahap Penyusunan Laporan
Tahap ini merupakan tahap akhir dan bertujuan menyajikan data hasil praktikum
yang dibuat dalam bentuk tulisan yakni sebagai laporan.
DAFTAR PUSTAKA

Boggs, S., Jr. (2009). Principles of sedimentology and stratigraphy (4th ed.). Pearson
Prentice Hall.
Hutomo, B. J., & Firmansyah, Y. (2020). Analisis Stratigrafi dan Rumusan Sejarah
Geologi Daerah Cibodas da Sekitarnta, Kecamatan Malajengka. Jawa Barat.
Hutton, J. (1795). Theory of the Earth; with proofs and illustrations. In two volumes.
Edinburgh: Printed for Cadell and Davies, Strand, London, and for William
Creech, Edinburgh.
Krumbein, W. C., & Sloss, L. L. (1963). Stratigraphy and sedimentation (2nd ed.). W.
H. Freeman and Company.
Martodjojo, S. 1987. Stratigraphiy and Tektonic Behaviour of Back Arc Basin in West
Java, Indonesia. Jakarta : Regional Congress on Geology, Mineral and
Hydrocarbon Resources Southeast Asia.
Nurmilawati, & Zulfendi. (2017). Prinsip Stratigrafi.
Pettijohn, F.J. (1975) Sedimentary Rocks. 2nd Edition, Harper and Row Publishers,
New York
Putri, A. A. (2023). Stratigrafi dan Sikuen Stratirafu.
Syamsurizal. (2017). Praktikum Pinsipn Strarigrafi.
Krumbein, W. C., & Sloss, L. L. (1963). Stratigraphy and sedimentation (2nd ed.). W.
H. Freeman and Company.

Anda mungkin juga menyukai