Anda di halaman 1dari 28

FILUM PORIFERA

Gamaliel Jhoni Sialla1, Rizky Ananda Idsam2


1
Praktikan Praktikum Paleontologi, Laboratorium Paleontologi, Departemen Teknik
Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin
2
Asisten Praktikum Paleontologi, Laboratorium Paleontologi, Departemen Teknik
Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Paleontologi merupakan ilmu yang mengkaji tentang kehidupan di masa lampau


dan berkaitan erat dengan fosil. Fosil merupakan sisa, jejak atau bekas binatang purba
yang mengalami proses pengawaten secara alami di bumi. Dalam melakukan deskripsi
fosil terdapat taksonomi fosil, proses pemfosilan hingga pada umur fosil itu sendiri,
dimana dalam umur fosil ini mengacu pada skala waktu geologi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pendeskripsian fosil-fosil secara megaskopis. Metodologi penelitian
yang digunakan yaitu melakukan pendeskripsian sebanyak 10 sampel fosil yang
dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu pendahuluan > praktikum > asistensi >
penyusunan jurnal. Adapun hasil yang didapatkan, yaitu sampel fosil Cyathaxonia cornu
(MICH) memiliki bentuk fosil yaitu Pachyteichisma Iopas Q.Cnemidiastrum Rimulosum
GOLDF, Hyalotragos Rugosum (MSTR.), Cyclolites Ellipticus LAM. Cnemidiastrum
Rimulosum GOLDF, Stellispongia Glomerata Q.Verruculina Tenuis

Kata Kunci: Fosil, Proses Pemfosilan, Taksonomi


__________________________________________________________________

I. Pendahuluan menjadi perhatian diantaranya ialah


1.1 Latar Belakang soal hidup dan mati yaitu bagaimana
Geologi adalah ilmu yang suatu makhluk hidup disekelilingnya
mempelajari tentang bumi dan dan bagaimana mereka itu dapat mati
seisinya. Dalam hal ini dari sejak di bumi ini. Banyak sekali sisa
manusia menghuni bumi sejak itu makhluk hidup yang mati itu sering
pula manusia ingin selalu dijumpai di dalam lapisan tanah.
mengetahui segala sesuatu yang Berbagai sisa itu membuktikan
pernah terjadi disekitarnya. Diantara jikalau adanya suatu penghidupan di
berbagai kejadian yang selalu zaman yang telah lalu. Berbagai sisa
itu membuktikan adanya suatu perkembangan kehidupan yang
penghidupan di zaman yang telah pernah ada di muka bumi sepanjang
lalu. Dengan mempelajari sisa jasad sejarah bumi.
hidup di masa yang silam tersebut 1.2 Maksud dan Tujuan
dapat juga ditarik manfaatnya serta Adapun maksud dari
menarik deduksi untuk kehidupan di
praktikum kali ini yaitu untuk
masa yang akan datang.
membangun pemahaman awal serta
Fosil berasal dari bahasa latin
fossa yang berarti menggali keluar menambah ilmu mengenai fosil dan
dari dalam tanah. Untuk menjadi
proses pemfosilan. Dimana tujuan
fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman
praktikum kali ini yaitu:
inj harus segera tertutup sedimen.
Dalam hal ini paleontologi berasal 1. Untuk mengetahui apa itu
dari kata paleos = tua, ortos = hidup, Kegunaan Filum Porifera
logos = ilmu) yang sebagai ilmu 2. Untuk mengetahui umur pada
yang mempelajari tentang bentuk – fosil Filum Porifera
bentuk kehidupan yang pernah ada 3. Untuk mengetahui
pada masa lampau termasuk evolusi lingkungan
dan interaksi satu dengan yang pengendapan pada fosil filum
lainnya serta lingkungan Porifera.
kehidupannya selama umur bumi 1.3 Alat dan Bahan
atau dalam skala waktu geologi Adapun alat dan bahan yang
terutama yang diwakili oleh fosil. digunakan dalam praktikum ini,
Dengan demikian, fosil yaitu:
digunakan dalam paleontologi di 1. Buku Penuntun Praktikum
dalam lapisan kerak bumi yang Paleontologi 2023
terawetkan oleh proses – proses 2. Alat Tulis Menulis
alami sebagai sumber utama 3. Lap kasar dan halus
penelitian. Dalam ilmu geologi 4. Larutan HCl 0,1 M
tujuan mempelajari fosil adalah 5. Sampel fosil
untuk mempelajari sebuah
6. Lembar Kerja Praktikum sebagian maupun pada jejak-
(LKP) 10 lembar jejaknya. Ilmu pengetahuan cabang
Paleontologi adalah ilmu yang
mempelajari bagaimana proses
II. Tinjauan Pustaka pemfosilan terjadi disebut dengan
2.1 Fosil Taphonomy.
Fosil (bahasa latin : fossa yang Tidak semua organisme yang
berarti “menggali keluar dari dalam mati dapat terfosilkan hal ini
tanah”). Untuk menjadi fosil, sisa- dipengaruhi oleh beberapa faktor
sisa hewan atau tanaman ini harus alami. Faktor-faktor perusak yang
segera tertutup sedimen. Oleh para mencegah organisme terfosilkan:
pakar dibedakan beberapa macam a. Biologi, pada faktor ini adalah
fosil. Ada fosil batu biasa, fosil adanya kehidupan yang
terbentuk dalam batu amber, fosil ter, menjadi mangsa organisme
seperti yang terbentuk di sumur ter lainnya. Kondisi ini akhirnya
La Brea di California. Hewan atau mengakibatkan organisme
tumbuhan yang dikira sudah punah yang dimangsa tidak dapat
tetapi ternyata masih ada disebut terawetkan.
fosil hidup dan ilmu yang b. Fisika, organisme yang mati
mempelajari fosil adalah bisa terawetkan apabila
paleontologi (Amin, 2014). lingkungannya mendukung
1.1 Proses Pemfosilan proses pemfosilan. Lingkungan
Pengertian fosil adalah sisa dimana organisme mati
bahan organik yang terawetkan biasanya terjadi proses
secara alamiah dan berumur lebih tua sedimentasi yang sangat
dari Holosen (10.000 tahun yang berpengaruh untuk terjadi atau
lalu). Proses pemfosilan adalah tidaknya proses pemfosilan.
semua proses yang melibatkan Sedimentasi dari material yang
penimbunan hewan atau tumbuhan kasar biasanya akan merusak
dalam sedimen yang terakumulasi tubuh organisme, sehingga
serta pengawetan seluruh atau
mencegah terjadinya proses proses pemfosilan dapat dibagi
pemfosilan. menjadi beberapa golongan, yaitu:
c. Kimiawi, tubuh keras dari a. Fosil Tak Termineralisasi
organisme ini biasanya selalu Golongan ini dibagi menjadi
mengandung unsur-unsur beberapa jenis:
kimia yang mudah larut dalam 1) Fosil yang tidak mengalami
air. Terlarutnya semua unsur- perubahan secara
unsur tersebut kadang ikut keseluruhan, yaitu fosil yang
merusak bentuk shell-nya, jarang terjadi dan merupakan
sehingga mencegah terjadinya keistimewaan dalam proses
proses pemfosilan. pemfosilan. Misalnya
Syarat terjadinya pemfosilan: Mammoth di Siberia yang
a. Organisme yang mati tidak terbekukan dalam endapan es
menjadi mangsa organisme tersier.
lainnya. 2) Fosil yang terubah sebagian,
b. Memiliki bagian tubuh yang umumnya dijumpai pada
atau rangka yang keras batuan Mesozoikum dan
(resisten) Kenozoikum. Contohnya
c. Rongga-rongga pada bagian gigi-gigi binatang buas,
yang keras yang dimasuki zat tulang dan rangka Rhinoceros
kerisik sehingga merubah yang tersimpan di musium
struktur kimiawi tanpa Rusia, serta cangkang
mengubah struktur fisik. moluska.
d. Diawetkan oleh lapisan es, 3) Amber, yaitu getah dari
misal fosil mammouth. tumbuhan yang telah
e. Kejatuhan atau terlingkupi mengalami proses
oleh getah. pemfosilan. Sedangkan fossil
f. Organisme jatuh pada amber merupakan organisme
lingkungan anaerob. yang terperangkap dalam
Berdasarkan sifat terubahnya getah dari tumbuhan tersebut.
dan bentuk yang terawetkan, maka Contohnya insekta yang
terselubungi getah damar mineral asing yang meresap
dalam endapan Oligosen di ke dalam jasad tumbuh-
Teluk Baltik sebagi fosil tumbuhan.Walaupan seluruh
Resen. molekul telah akan tetapi
struktur dari mikroskopisnya
masih terpelihara dan nampak
dengan jelas mineral-mineral
pengganti tersebut, antara lain
b. Fosil Termineralisasikan / agate, chert ,kalsedon dan
Mineralized Fossils opak.
Golongan ini dibedakan atas 3) Permineralisasi, merupakan
dasar material yang mengubahnya pengisian kembali oleh
serta cara terubahnya. Golongan mineral ke dalam tiap pori-
ini dibagi lagi menjadi beberapa pori dalam kulit kerang tanpa
jenis, yaitu: mengubah suatu material
1) Replacement, adalah sebuah penyusunnya yang semula
penggantian total material (tulang/kulit kerang).
penyusun rumah organisme 4) Leaching, adalah proses
oleh mineral-mineral asing. pelarutan dinding test oleh
Contohnya adalah fosil airtanah.
cangkang organisme Crinoid 5) Distilasi / karbonisasi, yaitu
yang berumur Silur, yang menguapnya kandungan gas-
keseluruhannya tergantikan gas atau zat lain yang mudah
oleh mineral kalsium menguap dalam tumbuhan
karbonat, yang ditemukan di atau hewan karena
Lockport’s Lowertown pada tertekannya rangka atau tubuh
formasi Rochester shale. kehidupan tersebut dalam
2) Histometabasis, merupakan sedimentasi yang dimana
penggantian total tiap-tiap meninggalkan residu karbon
molekul dari jaringan (C) berupa lapisan-lapisan
tumbuhan oleh mineral- tipis dan kumpulan unsur C
yang menyelubungi atau tertentu misalnya pada reptil
menyelimuti seluruh sisa-sisa untuk membantu pencernaan.
organisme yang tertekan tadi. 6) Trail, adalah jejak ekor
Contohnya adalah batubara. binatang yang terfosilkan.
c. Fosil Jejak (Trace fossils) 7) Track, adalah jejak kuku
Fosil ini terbentuk dari jejak binatang yang terfosilkan.
hasil aktivitas organisme baik 8) Foot print, adalah jejak kaki
binatang maupun tumbuhan. hewan yang terfosilkan.
1) Impression, adalah jejak-jejak 9) Burrow, borring, tubes,
organisme yang memiliki adalah lubang-lubang yang
relief rendah. Contohnya berbentuk seperti lubang bor
bekas daun yang jatuh di atau pipa yang merupakan
lumpur, jadi yang tertinggal tempat tinggal/hidup yang
hanya jejaknya. telah memfosil. Burrow
2) Mold, adalah cetakan tapak adalah lubang yang dibuat
yang ditinggalkan oleh oleh organisme untuk
organisme berelief tinggi. mencari mangsa/makan dan
3) Cast, adalah cetakan dari hidup. Borring adalah lubang
jejak oleh material asing yang yang digunakan untuk
terjadi apabila rongga antar menyimpan makanan.
tapak dan tuangan terisi zat Sedangkan tube adalah
lain dari luar, sedang fosilnya lubang hasil aktivitas
sendiri telah lenyap. organisme yang berbentuk
4) Koprolit, adalah kotoran pipa/tabung (Amin, 2014).
binatang yang terfosilkan dan 1.2 Lingkungan Hidup
berbentuk nodul-nodul Lingkungan hidup organisme
memanjang dengan ada tiga, yaitu udara, darat dan air.
komposisi phospatik. Kondisi udara dapat diabaikan,
5) Gastrolit, fosil yang dahulu karena kehidupannya yang mati
tertelan oleh salah satu hewan pasti jatuh ke darat atau ke air.
Lingkungan hidup dibagi mengisi struktur organisme dan
menjadi 2, yaitu : membentuk fosil.
1. Abiotik: salinitas, kedalaman, 2.4.3 Kompaksi
kejernihan, sinar matahai, Lapisan sedimen yang
oksigen, temperatur air laut, mengubur organisme semakin
makanan terkompresi oleh lapisan sedimen
2. Biotik: persaingan, nutrisi, yang lebih atas, yang membuat fosil
bakteri, jamur, virus semakin padat dan keras.
(Thompson, 1997). 2.4.5 Pelapukan
Proses alami dan
2.4 Tahap Pemfosilan lingkungan, seperti erosi atau
Tahap pemfosilan adalah pergeseran tanah, dapat
proses alami di mana sisa-sisa mengungkapkan fosil yang
organisme yang mati, seperti terkubur, membawanya ke
tumbuhan dan hewan, mengalami permukaan bumi.
dekomposisi dan berubah menjadi Penting untuk diingat
fosil selama jutaan tahun. Tahap- bahwa pemfosilan adalah proses
tahap pemfosilan dapat yang sangat lambat dan jarang
disederhanakan sebagai berikut: terjadi. Banyak organisme yang
2.4.1 Pemadatan mati tidak mengalami pemfosilan
Organisme mati terkubur di dan akhirnya hancur oleh alam
lapisan sedimen, seperti lumpur sebelum mereka memiliki
atau pasir, seiring waktu. Lapisan kesempatan untuk menjadi fosil.
ini bertindak sebagai tekanan dan Oleh karena itu, fosil-fosil
pelindung terhadap organisme. yang kita temukan hari ini adalah
2.4.2 Mineralisasi peninggalan organisme yang sangat
Proses ini melibatkan jarang dan bernilai sejarah penting
penggantian materi organik dalam pemahaman kita tentang
organisme dengan mineral dari evolusi dan sejarah kehidupan di
lapisan sedimen. Mineral tersebut Bumi (Syifalonimbus, 2012).
2.5 Proses Terbentuknya Fosil
Terbentuknya semua fosil 2.5.3 Mineralisasi
melibatkan serangkaian proses Proses mineralisasi adalah
alami yang memerlukan kondisi tahap penting dalam pembentukan
tertentu. Berikut adalah syarat- fosil. Selama proses ini, materi
syarat utama yang diperlukan untuk organik dari organisme digantikan
terbentuknya fosil: oleh mineral. Mineral-mineral ini
2.5.1 Perlindungan dari biasanya masuk ke dalam jaringan
Dekomposisi organisme melalui proses perkolasi
Salah satu syarat paling air yang mengandung mineral.
penting adalah perlindungan Mineralisasi memberikan struktur
organisme dari dekomposisi. organisme yang keras dan tahan
Organisme yang mati harus segera terhadap waktu.
terkubur di lingkungan yang 2.5.6 Waktu
melambat atau menghentikan Terbentuknya fosil adalah
proses dekomposisi. proses yang sangat lambat yang
Lingkungan terkuburnya memerlukan jutaan tahun.
organisme, seperti lumpur, pasir, Organisme yang mati harus
atau sedimen, sangat penting dalam terkubur dalam waktu relatif
menjaga organisme dari pengaruh singkat setelah kematian mereka
mikroorganisme dekomposer dan agar fosil dapat terbentuk. Semakin
oksigen. lama organisme terpapar oleh
2.5.2 Sedimentasi elemen dan dekomposisi, semakin
Organisme yang terkubur kecil kemungkinan mereka menjadi
harus diselimuti oleh lapisan fosil.
sedimen. Sedimen ini bisa terdiri 2.5.7 Kondisi Kimiawi
dari material seperti tanah liat, Kondisi kimia lingkungan
pasir, atau debu. Proses sedimentasi tempat organisme terkubur juga
ini menciptakan tekanan dan penting. Air yang mengalir melalui
mengisolasi organisme dari sedimen yang mengandung
atmosfer dan lingkungan organisme dapat mengandung
sekitarnya. mineral yang diperlukan untuk
mineralisasi. Kondisi ini termasuk tahan terhadap perubahan dan
pH air, keberadaan dari mineral- dekomposisi.
mineral tertentu, dan tingkat 2.5.11 Proses Eksepsi
keasaman atau kebasaan Terkadang, fosil terbentuk
lingkungan. melalui proses eksepsi di mana
2.5.8 Tekanan jejak organisme yang ada pada
Tekanan geologi dari substrat seperti lumpur atau
sedimen di atasnya berperan dalam sedimen dicetak dan menjadi fosil.
kompresi organisme yang terkubur. Contoh eksepsi adalah jejak kaki
Tekanan ini mengubah sedimen dinosaurus yang terabadikan dalam
menjadi suatu batuan, yang batu.
mengencangkan dan mengerasi 2.5.12 Teknologi dan Penemuan
fosil. Terakhir, fosil hanya dapat
2.5.9 Ketidakgangguan diidentifikasi dan diambil jika
Fosil ini terbentuk selalu mereka ditemukan oleh manusia.
memerlukan ketidak gangguan Penemuan fosil ini seringkali
selama proses pembentukannya. memerlukan teknologi dan alat
Gangguan seperti gempa bumi, khusus, serta pengetahuan tentang
aktivitas vulkanik, atau erosi yang tempat-tempat di mana fosil
kuat dapat merusak fosil atau cenderung ditemukan.
membawanya ke permukaan Ketika semua syarat ini
sebelum waktunya. terpenuhi, fosil dapat terbentuk.
2.5.10 Jenis Organisme Oleh karena itu, fosil-fosil yang
Beberapa organisme lebih kita temukan hari ini adalah bukti
cenderung untuk menjadi fosil berharga tentang kehidupan masa
daripada yang lain. Organisme lalu di Bumi dan membantu
dengan struktur keras seperti ilmuwan untuk memahami sejarah
tulang, cangkang, atau gigi evolusi dan lingkungan planet ini
memiliki peluang lebih baik untuk (Syifalonimbus, 2012).
fosil karena bagian-bagian ini lebih 2.6 Kegunaan Fosil
Fosil memiliki beragam spesies-spesies yang telah punah
kegunaan yang signifikan dalam dan yang masih ada.
berbagai bidang, termasuk ilmu 2.6.3 Penelitian Evolusi
pengetahuan, industri, energi, dan Fosil memainkan peran
sejarah. Di bawah ini, kita akan sentral dalam penelitian evolusi.
membahas beberapa kegunaan Mereka membantu para ilmuwan
utama dari fosil: untuk mengidentifikasi transisi
2.6.1 Sejarah Kehidupan antara spesies yang berbeda,
Fosil memberikan wawasan mengungkap perubahan morfologi
yang berharga tentang sejarah organisme seiring waktu, dan
kehidupan di Bumi. Mereka memberikan bukti penting untuk
memungkinkan ilmuwan untuk teori evolusi Charles Darwin.
melacak evolusi spesies dari waktu 2.6.4 Industri dan Manufaktur
ke waktu dan memahami Fosil memiliki kegunaan
bagaimana kehidupan telah berubah dalam industri dan manufaktur.
selama miliaran tahun. Fosil juga Beberapa fosil seperti ambar
membantu dalam merekonstruksi mengandung organisme purba yang
ekosistem masa lalu dan memahami diawetkan dalam resin, dan ini
peristiwa-peristiwa penting dalam digunakan dalam pembuatan
sejarah geologi Bumi. perhiasan dan barang seni. Selain
2.6.2 Ilmu Paleontologi itu, beberapa jenis batuan fosil,
Paleontologi adalah ilmu seperti batu gamping, digunakan
yang mempelajari fosil dan dalam pembuatan semen dan bahan
makhluk-makhluk hidup purba. bangunan lainnya.
Fosil adalah sumber data utama 2.6.5 Energi Fosil
bagi para ahli paleontologi untuk Salah satu kegunaan paling
mengidentifikasi, dan juga dikenal dari istilah "fosil" adalah
mengklasifikasikan, dan memahami dalam konteks bahan bakar fosil,
organisme yang telah punah. seperti batu bara, minyak bumi, dan
Penemuan fosil juga membantu gas alam. Bahan bakar fosil ini
memahami hubungan antara digunakan untuk menghasilkan
energi listrik, panas, dan tenaga digunakan dalam pengajaran ilmu
mekanis. Mereka telah menjadi pengetahuan dan sejarah,
sumber energi dominan selama membantu siswa memahami
berabad-abad, tetapi juga memiliki sejarah kehidupan di Bumi. Selain
dampak lingkungan yang itu, fosil sering menjadi bagian dari
signifikan, seperti pemanasan warisan budaya dan dapat menjadi
global dan polusi udara. daya tarik pariwisata.
2.6.7 Penelitian Geologi 2.6.10 Pemahaman Perubahan
Fosil membantu geolog Iklim
dalam penelitian mereka. Mereka Fosil yang ditemukan di
membantu mengidentifikasi lapisan-lapisan geologi dapat
lapisan-lapisan geologi yang memberikan petunjuk tentang
berbeda dan memahami sejarah perubahan iklim di masa lalu.
perubahan iklim dan lingkungan di Penelitian ini penting untuk
masa lalu. Fosil juga digunakan memahami perubahan iklim saat ini
sebagai petunjuk dalam pengeboran dan dampaknya terhadap
minyak dan pengeboran geologi lingkungan.
lainnya. 2.6.11 Penemuan Baru dan
2.6.8 Konservasi Inovasi
Fosil memberikan dasar Penemuan fosil baru terus
bagi upaya konservasi. Studi fosil berkontribusi pada pengetahuan
dapat memberikan wawasan kita tentang sejarah kehidupan di
tentang perubahan ekosistem dan Bumi. Mereka sering memicu
adaptasi spesies terhadap penemuan dan inovasi baru dalam
perubahan lingkungan, yang dapat ilmu pengetahuan dan teknologi.
membantu dalam upaya pelestarian Secara keseluruhan, fosil
spesies yang terancam punah. memiliki peran penting dalam
2.6.9 Pendidikan dan pemahaman kita tentang sejarah
Kebudayaan kehidupan, lingkungan, dan sumber
Fosil memiliki nilai daya alam. Mereka juga berperan
pendidikan yang besar. Mereka dalam industri, energi, dan
penelitian ilmiah, serta memiliki pengelompokkan tersebut terjadi
nilai budaya dan pendidikan yang karena porifera disebut belum
besar. Oleh karena itu, penting memiliki bentuk hewan sepenuhnya,
untuk menjaga fosil dan menjaga dan belum memiliki jaringan sejati.
situs fosil agar dapat terus Ukuran tubuh hewan ini bermacam-
memberikan wawasan penting bagi macam, mulai dari yang hanya
manusia dan ilmu pengetahuan sebutir beras hingga yang tingginya
(Amin, 2014) mencapai 2 meter (Hooper, J. N,
2.7 Filum Porifera 2012).
2.7.1 Pengertian Filum Porifera 2.7.2 Ciri – Ciri Filum Porifera

Porifera merupakan filum Porifera umumnya hidup


dari kingdom animalia yang juga berkoloni dan melekat pada dasar
sering disebut Hewan Spons. perairan yang tidak terlalu dalam.
Porifera adalah kelompok hewan Kelompok porifera terdiri atas sekitar
multiseluler (tersusun atas banyak 10.000 spesies, dan kebanyakan
sel) yang paling sederhana. Kata hidupnya air laut dan air tawar. Ciri
Porifera berasal dari 2 kata, yaitu khas porifera adalah memiliki lubang
“porus” yang artinya rongga, dan atau pori (spongosol) di seluruh
“ferre” yang artinya mempunyai, bagian tubuhnya, lubang tersebut
sehingga secara bahasa porifera berfungsi sebagai tempat masuknya
berarti hewan yang memiliki rongga. air untuk sumber makanan dan
Namun demikian, filum ini sulit oksigen.
dikenali sebagai hewan karena tidak Tubuh Porifera disusun oleh
memiliki kepala, badan, dan anggota sel berongga yang belum membentuk
tubuh lainnya. Oleh karena itu jaringan sejati, oleh karena itu sering
banyak pula ilmuan yang pula disebut hewan spons. Kerangka
mengelompokkannya ke dalam tubuh filum ini disusun oleh serabut-
kingdom tumbuhan. serabut halus dari zat kapur yang
Porifera juga sering disebut juga membentuk seperti spons
Kingdom Parazoa, “para” berarti di (Spongin). Kebanyakan dari
samping dan zoa berarti hewan,
porifera merupakan hewan agar sampai ke spongosol. Setelah
hermafrodit, yaitu memiliki dua alat sampai ke spongosol, sel koanosit
kelamin, jantan dan betina, dalam akan menyerap makanan dari air
satu tubuh. Tempat masuknya pori- tersebut, dan juga sel ini akan
pori air pada porifera disebut mengatur pertukaran oksigen dan
ostinum, sedangkan tempat karbondioksida dalam tubuh. Sisa
keluarnya makanan dan air disebut makanan dan air, serta komponen
oskulum. yang tidak dibutuhkan oleh tubuh
Gambar 2.1 Filum Porifera akan dibuang melalui Oskulum
Tubuh Porifera dilapisi oleh (Hooper, J. N, 2012).
dua lapisan jaringan (dipoblastik), 2.7.3 Klasifikasi Filum Porifera
yaitu lapisan luar (Ektodermis) dan
Adapun beberapa kelas dari
lapisan dalam (Endodermis). Lapisan
filum porifera adalah:
luar tubuh porifera disusun oleh sel-
sel epidermis yaitu epitel yang
1. Kelas Calcareae (Calcispongiae)
disebut pinakosit. Sel-sel epitel
Kelas Calcareae merupakan
pinakosit ini berbentuk pipih dan
porifera yang memiliki kerangka
tebal, fungsinya adalah sebagai
tubuh (spikula) dari kalsium
pelindung tubuh dari porifera.
karbonat. Calcareae biasanya hidup
Diantara Pinakosit-pinakosit terdapat
di laut dangkal. Tubuhnya
rongga atau pori yang disebut
kebanyakan berwarna pucat dengan
ostinum sebagai tempat masuknya air
tinggi kurang lebih 10 cm dan
yang membentuk saluran air dan
biasanya berbentuk seperti vas
akan bermuara ke spongosol (rongga
bunga. Secara bahasa Calcaspongiae
tubuh). Lapisan dalam tubuh porifera
disusun oleh dua kata dari bahasa
disusun oleh sel – sel “berleher”
latin, yaitu Calca yang artinya kapur,
memiliki flagela yang disebut sel
dan spongiae yang artinya porifera.
koanosit. Flagela atau kaki pada sel
Contoh Kelas ini adalah
koanosit yang bergerak akan
Leucosolenia.
membentuk aliran air yang
2. Kelas Hexatinellidae
mengandung makanan dan oksigen
Kelas Hexatinellidae merupakan yang hidup di air tawar.
porifera yang memiliki kerangka Demospongiae merupakan satu-
tubuh (spikula) dari silika atau yang satunya kelas porifera yang
lebih dikenal dengan pasir atau anggotanya ada yang hidup di air
kuarsa. Umumnya hewan ini hidup di tawar. Demospongiae merupakan
laut dalam. Contohnya adalah kelas terbesar porifera, 90% dari
Regadrela. seluruh porifera merupakan kelas ini.
3. Kelas Demospongiae Struktur Tubuh semua

Kelas Demospongiae merupakan Demospongiae merupakan tipe

kelompok porifera yang kerangka Leukon (Rhagon). Ukuran tubuhnya

tubuhya tersusun oleh serabut spons. mencapai lebih dari 1 m, dan

Umumnya hidup di laut dalam warnanya cerah. Contoh hewan yang

maupun dangkal, namun adapula termasuk kelas ini adalah


Hipposongia (Hooper, J. N, 2012).
III. Metode Penelitian 3.2 Tahapan Penelitian
3.1 Metode Metode praktikum kali
Praktikum ini menggunakan metode
Paleontologi Acara III “Filum kualitatif, yang dimana
Porifera” dilaksanakan pada melakukan pendekripsian,
hari Jumat, 15 September untuk mendapatkan
2023 di Laboratorium kesimpulan dalam penamaan
Paleontologi, Departemen fosil yang diamati.
Teknik Geologi, Fakultas Pada praktikum ini,
Teknik, Universitas terdapat beberapa tahapan-
Hasanuddin. Adapun metode tahapan dalam pembuatan
yang dilakukan adalah laporan, antara lain :
menganalisis sampel fosil 3.2.1 Tahap Pendahuluan
secara langsung untuk
Pada tahap ini,
pengenalan, mempelajari
praktikan akan diberi tugas
identifikasi fosil dan proses
pendahuluan. dimana pada
pemfosilannya.
tahap ini praktikan akan
mempelajari literatul-literatul Pada tahap ini, Pada tahapan
yang terkait dengan ini akan dilakukan analisis data
pembentukan fosil deskripsi yang telah diambil saat
3.2.2 Tahap Praktikum praktikum. Untuk menunjang analisis
Pada tahap ini, data, akan diberi bimbingan oleh
praktikan akan melakukan para asisten.
deskripsi sampel dan 3.2.4 Tahap Penyusunan Laporan
penggambaran sampel yang Pada tahap ini,
telah disediakan, adapun praktikan akan membuat
pendeskripsian yang laporan dari hasil analisis
dilakukan oleh praktikan data tadi sebagai hasil
yaitu dengan menentukan akhirnya dalam bentuk jurnal.
taksonomi, bentuk, proses Dan dilakukan asistensi
pemfosilan, umur tahun, dan terhadap laporan tersebut
juga lingkungan kepada asisten.
pengendapan. 3.2.5 Tahap Pengumpulan
3.2.3 Analisis Data Laporan
Pada tahap ini, praktikan yang telah di ACC oleh asisten yang
melakukan pengumpulan laporan diman
sebagai tahap akhir dari tahapan
penelitian.
Tabel 3.1 Diagram Alir Praktikum
IV. Hasil dan Pembahasan
Adapun hasil dan pembahasan pada praktikum kali ini adalah:

4.1 Hasil
Tabel 4.1 Hasil Praktikum
NO FILUM KELAS ORDO FAMILI GENUS SPESIES
1645 Porifera Hexactillnelida Lychniscosa Pachyteichismanidae Pachyteichisma Pachyteichisma
Iopas Q.

751 Porifera Calcarea Heterocoela Cnemidiastrumidae Cnemidiastrum Cnemidiastrum


Rimulosum
GOLDF

1643 Porifera Demos pongia Spirosclerop Hyalotragosidae Hyalotragos Hyalotragos


horida Rugosum
(MSTR.)

847 Porifera Demos pongea Lychniscosa Cyclolitesidae Cyclolites Cyclolites


Ellipticus
LAM.
1644 Porifera Calcarea Heterocoela Cnemidiastrumidae Cnemidiastrum Cnemidiastrum
Rimulosum
GOLDF
1652 Porifera Calcarea Calcaronea Stellispongianidae Stellispongia Stellispongia
Glomerata Q.
816 Porifera Calcarea Pleospolares Verruculinanidae Verruculina Verruculina
Tenuis

4.2 Pembahasan
4.2.1 Sampel 1645

1 2

3 5

4
F
oto 4.1 Sampel 1645; (1) Oral Disk, (2)
Oral Opening, (3) Hipostoma, (4) cekungan inilah material akan
Calyx, (5) Test
terakumulasi, semakin lama material
Fosil dengan nomor peraga akan bertambah dan menumpuk dan
1645, memiliki taksonomi filum mengalami tekanan, dari tekanan
Porifera, kelas Demospongia, Ordo tersebut akan mengakibatkan
Lychniscosa, family material terkompaksi mengakibatkan
Pachyteichismanidae, genus pori-pori akan mengecil, air yang
Pachyteichisma dan spesies terkandung di antara material-
Pachyteichisma Iopas Q. material akan keluar, masuklah
Proses pemfosilan yang terjadi material sementasi yang halus.
pada fosil ini adalah permineralisasi. Setelah itu material mengalami
Permineralisasi adalah proses sementasi dan terjadi proses leaching
pengawetan dimana rongga dalam (proses pencucian fosil). Seiring
cangkang terisi oleh mineral yang dengan berjalannya waktu, akhirnya
diendapkan oleh air tanah yang organisme dan mterial sedimen
memasukinya, sehingga terbentuk terlitifikasi (pembatuan), sehingga
cetakan bagian dalam dari cangkang. organisme tersebut menjadi fosil.
Setelah organisme ini mati, Adapun bentuk tubuh fosil ini
akan mengalami transportasi oleh adalah Conical, yaitu fosil yang
media geologi berupa air, angin atau berbentuk kerucut. Jika ditetesi
es ke daerah cekungan, selama dengan larutan Hcl 0,1 M maka fosil
transportasi, material-material yang ini akan beraksi membentuk buih-
tidak resisten terhadap pelapukan buih, maka dapat diketahui bahwa
akan mengalami pergantian terhadap fosil ini mengandung kalsium
material yang resisten terhadap karbonat (CaCO3) dan lingkungan
pelapukan. Setelah itu material pengendapannya yaitu laut dangkal.
tersebut terendapkan pada daerah Adapun umur fosil ini adalah Jura
cekungan yang relatif stabil. Atas yaitu antara ±160-141 juta
Bersamaan dengan itu, material- tahun yang lalu.
material sedimen juga ikut Adapun kegunaan fosil ini
tertransportasikan. Di daerah diantaranya adalah penentu umur
relatif lapisan sedimen, penentu es ke daerah cekungan, selama
lingkungan pengendapan, untuk transportasi, material-material yang
mengkorelasi batuan, dan penentu tidak resisten terhadap pelapukan
iklim pada saat terjadinya akan mengalami pergantian terhadap
sedimentasi. material yang resisten terhadap
4.2.2 Sampel 751 pelapukan. Setelah itu material
tersebut terendapkan pada daerah
cekungan yang relatif stabil.
1
2 Bersamaan dengan itu, material-
4
5 material sedimen juga ikut
3 tertransportasikan. Di daerah
F cekungan inilah material akan
oto 4.2 Sampel 751; (1) Oral Disk, (2)
Enteron, (3) Hipostoma, (4) Oral terakumulasi, semakin lama material
Opening, (5) Test
akan bertambah dan menumpuk dan
Fosil dengan nomor peraga 751, mengalami tekanan, dari tekanan
memiliki taksonomi filum Porifera, tersebut akan mengakibatkan
kelas calcarea, ordo Heterocoela, material terkompaksi mengakibatkan
famili Cnemidiastrumidae genus pori-pori akan mengecil, air yang
Cnemidiastrum dan spesies terkandung di antara material-
Cnemidiastrum Rimulosum GOLDF. material akan keluar, masuklah
Proses pemfosilan yang terjadi material sementasi yang halus.
pada fosil ini adalah permineralisasi. Setelah itu material mengalami
Permineralisasi adalah proses sementasi dan terjadi proses leaching
pengawetan dimana rongga dalam (proses pencucian fosil). Seiring
cangkang terisi oleh mineral yang dengan berjalannya waktu, akhirnya
diendapkan oleh air tanah yang organisme dan mterial sedimen
memasukinya, sehingga terbentuk terlitifikasi (pembatuan), sehingga
cetakan bagian dalam dari cangkang. organisme tersebut menjadi fosil.
Setelah organisme ini mati, Adapun bentuk tubuh fosil ini
akan mengalami transportasi oleh adalah Conical, yaitu fosil yang
media geologi berupa air, angin atau terbentuk kerucut. Jika ditetesi
dengan larutan Hcl 0,1 M maka fosil dan spesies Hyalotragos Rugosum
ini akan beraksi membentuk buih- (MSTR.)
buih, maka dapat diketahui bahwa Proses pemfosilan yang terjadi
fosil ini mengandung kalsium pada fosil ini adalah permineralisasi.
karbonat (CaCO3) dan lingkungan Permineralisasi adalah proses
pengendapannya yaitu laut dangkal. pengawetan dimana rongga dalam
Adapun umur fosil ini adalah Jura cangkang terisi oleh mineral yang
Atas yaitu antara ±160-141 juta diendapkan oleh air tanah yang
tahun yang lalu. memasukinya, sehingga terbentuk
Adapun kegunaan fosil ini cetakan bagian dalam dari cangkang.
diantaranya adalah penentu umur Setelah organisme ini mati,
relatif lapisan sedimen, penentu akan mengalami transportasi oleh
lingkungan pengendapan, untuk media geologi berupa air, angin atau
mengkorelasi batuan, dan penentu es ke daerah cekungan, selama
iklim pada saat terjadinya transportasi, material-material yang
sedimentasi. tidak resisten terhadap pelapukan
4.2.3 Sampel 1643 akan mengalami pergantian terhadap
material yang resisten terhadap

2 pelapukan. Setelah itu material


1
tersebut terendapkan pada daerah

3 5 cekungan yang relatif stabil.


Bersamaan dengan itu, material-
4
material sedimen juga ikut
Foto 4.3 Sampel 1643; (1) Oral Disk, (2)
Oral Opening, (3) Enteron, (4) tertransportasikan. Di daerah
Hipostoma, (5) Test
cekungan inilah material akan
Fosil dengan nomor peraga terakumulasi, semakin lama material
1643, diketahui memiliki taksonomi akan bertambah dan menumpuk dan
filum Porifera, kelas demospongia, mengalami tekanan, dari tekanan
ordo yaitu spirosclerophorida, famili tersebut akan mengakibatkan
Hyalotragosidae, genus Hyalotragos material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah 1
material sementasi yang halus. 2
5
Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching 3 4
(proses pencucian fosil). Seiring
Foto 4.4 Sampel 847; (1) Oral Disk, (2)
dengan berjalannya waktu, akhirnya Oral Opening, (3) Hipostoma, (4)
Calyx, (5) Test
organisme dan mterial sedimen
Fosil dengan nomor peraga
terlitifikasi (pembatuan), sehingga
847, memiliki taksonomi filum
organisme tersebut menjadi fosil.
Porifera, kelas demospongia, ordo
Adapun bentuk tubuh fosil ini
lychniscosa, famili Cyclolitesidae,
adalah Conical, yaitu fosil yang
genus Cyclolites dan spesies
terbentuk kerucut. Jika ditetesi
Cyclolites Ellipticus LAM.
dengan larutan Hcl 0,1 M maka fosil
Setelah organisme ini mati,
ini akan beraksi membentuk buih-
akan mengalami transportasi oleh
buih, maka dapat diketahui bahwa
media geologi berupa air, angin atau
fosil ini mengandung kalsium
es ke daerah cekungan, selama
karbonat (CaCO3) dan lingkungan
transportasi, material-material yang
pengendapannya yaitu laut dangkal.
tidak resisten terhadap pelapukan
Adapun umur fosil ini adalah Jura
akan mengalami pergantian terhadap
Atas yaitu antara ±160-141 juta
material yang resisten terhadap
tahun yang lalu.
pelapukan. Setelah itu material
Adapun kegunaan fosil ini
tersebut terendapkan pada daerah
diantaranya adalah penentu umur
cekungan yang relatif stabil.
relatif lapisan sedimen, penentu
Bersamaan dengan itu, material-
lingkungan pengendapan, untuk
material sedimen juga ikut
mengkorelasi batuan, dan penentu
tertransportasikan. Di daerah
iklim pada saat terjadinya
cekungan inilah material akan
sedimentasi.
terakumulasi, semakin lama material
4.2.4 Sampel 847
akan bertambah dan menumpuk dan
mengalami tekanan, dari tekanan iklim pada saat terjadinya
tersebut akan mengakibatkan sedimentasi.
material terkompaksi mengakibatkan 4.2.5 Sampel 1644
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
1 2
material akan keluar, masuklah
5
material sementasi yang halus.
4 3
Setelah itu material mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching Foto 4.5 Sampel 1644; (1) Oral Disk, (2)
Oral Opening, (3) Enteron, (4)
(proses pencucian fosil). Seiring
Hipostoma, (5) Test
dengan berjalannya waktu, akhirnya
Fosil dengan nomor peraga
organisme dan mterial sedimen
1644, memiliki taksonomi filum
terlitifikasi (pembatuan), sehingga
Porifera, kelas calcarea, Ordo
organisme tersebut menjadi fosil.
heterocoela, famili
Adapun bentuk tubuh fosil ini
Cnemidiastrumidae, Genus yaitu
adalah Conical, yaitu fosil yang
Cnemidiastrum, dan Spesies
terbentuk kerucut. Jika ditetesi
Cnemidiastrum Rimulosum GOLDF
dengan larutan Hcl 0,1 M maka fosil
Setelah organisme ini mati,
ini akan beraksi membentuk buih-
akan mengalami transportasi oleh
buih, maka dapat diketahui bahwa
media geologi berupa air, angin atau
fosil ini mengandung kalsium
es ke daerah cekungan, selama
karbonat (CaCO3) dan lingkungan
transportasi, material-material yang
pengendapannya yaitu laut dangkal.
tidak resisten terhadap pelapukan
Adapun umur fosil ini adalah Kapur
akan mengalami pergantian terhadap
Atas ±100 – 66 juta tahun yang lalu.
material yang resisten terhadap
Adapun kegunaan fosil ini
pelapukan. Setelah itu material
diantaranya adalah penentu umur
tersebut terendapkan pada daerah
relatif lapisan sedimen, penentu
cekungan yang relatif stabil.
lingkungan pengendapan, untuk
Bersamaan dengan itu, material-
mengkorelasi batuan,dan penentu
material sedimen juga ikut
tertransportasikan. Di daerah
cekungan inilah material akan relatif lapisan sedimen, penentu
terakumulasi, semakin lama material lingkungan pengendapan, untuk
akan bertambah dan menumpuk dan mengkorelasi batuan,dan penentu
mengalami tekanan, dari tekanan iklim pada saat terjadinya
tersebut akan mengakibatkan sedimentasi.
material terkompaksi mengakibatkan 4.2.6 Sampel 1652
pori-pori akan mengecil, air yang
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
1
material sementasi yang halus. 4
2
Setelah itu material mengalami 3

sementasi dan terjadi proses leaching


Foto 4.6 Sampel 1652; (1) Oral Disk, (2)
(proses pencucian fosil). Seiring Oral Opening, (3) Hipostoma, (4)
Test
dengan berjalannya waktu, akhirnya
Fosil dengan nomor peraga
organisme dan mterial sedimen
1652, memiliki taksonomi filum
terlitifikasi (pembatuan), sehingga
Porifera, kelas calcarea, ordo
organisme tersebut menjadi fosil.
Calcaronea, famili
Adapun bentuk tubuh fosil ini
Stellispongianidae, genus
adalah Conical, yaitu fosil yang
Stellispongia dan spesies
terbentuk kerucut. Jika ditetesi
Stellispongia Glomerata Q.
dengan larutan Hcl 0,1 M maka fosil
Setelah organisme ini mati,
ini akan beraksi membentuk buih-
akan mengalami transportasi oleh
buih, maka dapat diketahui bahwa
media geologi berupa air, angin atau
fosil ini mengandung kalsium
es ke daerah cekungan, selama
karbonat (CaCO3) dan lingkungan
transportasi, material-material yang
pengendapannya yaitu laut dangkal.
tidak resisten terhadap pelapukan
Adapun umur fosil ini adalah Jura
akan mengalami pergantian terhadap
Atas yaitu antara ±160-141 juta
material yang resisten terhadap
tahun yang lalu.
pelapukan. Setelah itu material
Adapun kegunaan fosil ini
tersebut terendapkan pada daerah
diantaranya adalah penentu umur
cekungan yang relatif stabil. Adapun umur fosil ini adalah Jura
Bersamaan dengan itu, material- Atas yaitu antara ±180-135 juta
material sedimen juga ikut tahun yang lalu.
tertransportasikan. Di daerah Adapun kegunaan fosil ini
cekungan inilah material akan diantaranya adalah penentu umur
terakumulasi, semakin lama material relatif lapisan sedimen, penentu
akan bertambah dan menumpuk dan lingkungan pengendapan, untuk
mengalami tekanan, dari tekanan mengkorelasi batuan,dan penentu
tersebut akan mengakibatkan iklim pada saat terjadinya
material terkompaksi mengakibatkan sedimentasi.
pori-pori akan mengecil, air yang 4.2.7 Sampel 816
terkandung di antara material-
material akan keluar, masuklah
1
material sementasi yang halus. 2
3
Setelah itu material mengalami 5
4
sementasi dan terjadi proses leaching
(proses pencucian fosil). Seiring
Foto 4.7 Sampel 816; (1) Oral Disk, (2)
dengan berjalannya waktu, akhirnya Oral Opening, (3) Calyx, (4)
Hipostoma, (5) Test
organisme dan mterial sedimen
Fosil dengan nomor peraga
terlitifikasi (pembatuan), sehingga
816, memiliki taksonomi filum
organisme tersebut menjadi fosil.
porifera, kelas calcarea, ordo
Adapun bentuk tubuh fosil ini
Pleospolares, famili yaitu
adalah Branching, yaitu fosil yang
Verruculinanidae, genus Verruculina
terbentuk bercabang-cabang. Jika
dan spesies Verruculina Tenuis
ditetesi dengan larutan Hcl 0,1 M
Setelah organisme ini mati,
maka fosil ini akan beraksi
akan mengalami transportasi oleh
membentuk buih-buih, maka dapat
media geologi berupa air, angin atau
diketahui bahwa fosil ini
es ke daerah cekungan, selama
mengandung kalsium karbonat
transportasi, material-material yang
(CaCO3) dan lingkungan
tidak resisten terhadap pelapukan
pengendapannya yaitu laut dangkal.
akan mengalami pergantian terhadap pengendapannya yaitu laut dangkal.
material yang resisten terhadap Adapun umur fosil ini Kapur Atas
pelapukan. Setelah itu material ±100 – 66 juta tahun yang lalu.
tersebut terendapkan pada daerah Adapun kegunaan fosil ini
cekungan yang relatif stabil. diantaranya adalah penentu umur
Bersamaan dengan itu, material- relatif lapisan sedimen, penentu
material sedimen juga ikut lingkungan pengendapan, untuk
tertransportasikan. Di daerah mengkorelasi batuan,dan penentu
cekungan inilah material akan iklim pada saat terjadinya
terakumulasi, semakin lama material sedimentasi.
akan bertambah dan menumpuk dan V. Penutup
mengalami tekanan, dari tekanan
5.1 Kesimpulan
tersebut akan mengakibatkan
Adapun kesimpulan yang
material terkompaksi mengakibatkan
pori-pori akan mengecil, masuklah didapatkan setelah melakukan
material sementasi yang halus.
praktikum filum porifera:
Setelah itu material mengalami
1. Adapun manfaat dari filum
sementasi dan terjadi proses leaching
porifera yaitu dapat sebagai
(proses pencucian fosil). Seiring
penentu umur relative batuan
dengan berjalannya waktu, akhirnya
sedimen, memberkan data
organisme dan mterial sedimen
kondisi lingkungan pada masa
terlitifikasi (pembatuan), sehingga
lampau, merekontruksi
organisme tersebut menjadi fosil.
lingkungan pengendapan.
Adapun bentuk tubuh fosil ini
Adapun manfaat dari filum
adalah Conical, yaitu fosil yang
Porifera yaitu dapat sebagai
terbentuk kerucut. Jika ditetesi
data untuk menganalisis
dengan larutan Hcl 0,1 M maka fosil
kondisi lingkungan laut pada
ini akan beraksi membentuk buih-
masa lampau.
buih, maka dapat diketahui bahwa
2. Spesies Pachyteichisma Iopas
fosil ini mengandung kalsium
Q., berumur jura atas kurang
karbonat (CaCO3) dan lingkungan
lebih 160 juta tahun yang lalu. Glomerata Q, lingkungan
Spesies Hyalotriagos Rugotum pengendapannya di laut
(MSTS.), berumur jura atas dangkal. Spesies Veruculina
sekitar 160 juta tahun yang Tenuis, lingkungan
lalu. Spesies Cnemidiastrum penegendapannya di laut
Rimulosum GOLDF, berumur dangkal. Spesies Cyclolites
jura atas sekitar 160 juta tahun Ellipcitus LAM, lingkungan
yang lalu. Spesies Stellispongia pengendapannya di laut
Glomerata Q, berumur jura dangkal. Spesies
atas sekitar 160 juta tahun yang Cnemiliestrum Simulosum
lalu. Spesies Veruculina lingkungan pengendapannya di
Tenuis, berumur kapur atas laut dangkal
sekitar 141 juta tahun yang 5.2 Saran
lalu. Spesies Cyclolites 5.2.1 Saran untuk laboratorium
Ellipcitus LAM, berumur jura Adapun saran untuk
atas sekitar 160 juta tahun yang laboratorium, yaitu :
lalu. Spesies Cnemiliestrum 1. Sebaiknya setiap sampel dalam
Simulosum berumur jura atas, laboratorium dibagi
sekitar 160 juta tahun yang berdasarkan jenis dan proses
lalu. terbentuknya.
3. Spesies Pachyteichisma Iopas 2. Sebaiknya setiap sampel
Q. Dimana lingkungan memiliki penanda yang jelas.
pengendapannya di laut 3. Tetap menjaga kebersihan
dangkal. Spesies Hyalotriagos laboratorium.
Rugotum (MSTS.), lingkungan 5.2.2 Saran untuk asisten
penegendapannya di laut Adapun saran untuk asisten,
dangkal. Spesies yaitu :
Cnemidiastrum Rimulosum 1. Pertahankan interaksi terhadap
GOLDF, lingkungan praktikan
pengendapannya di laut 2. Selalu dapat memberikan
dangkal. Spesies Stellispongia Pelajaran yang baik.
3. Tetap mempertahankan cara
memberikan materi yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
Amin, Mustaghfirin. 2014.
Paleontologi Semester 1.
Jakarta: Direktur Pembinaan
SMK Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
Hooper, J. N., Van Soest, R. W., &
Debrenne, F. (2002). Phylum
Porifera Grant, 1836. Systema
Porifera: a guide to the
classification of sponges, 9-13
Syifalonimbus.2012.Syarat dan
Proses Terbentuknya Fosil.
Diakses pada 19 Maret 05.40
WITA
Thompson and Turk,1997 ,
Introduction to Physical
Geology, 2nd editionTim
Asisten. 2016. Buku Panduan
Praktikum Makropaleontologi
2016/2017. Yogyakarta:
Laboratorium Paleontologi
Umum Sie Makropaleontologi.

Anda mungkin juga menyukai