PENDAHULUAN
Geologi berasal dari kata geo dan logos. Geo yang berarti bumi dan logos
yang berarti pengertian. Secara etimologi, geologi adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari lapisan lapisan batuan yang berada di dalam bumi beserta
susunannya. Geologi dapat diartikan sebagai ilmu yang berhubungan dengan
bumi, meneliti sejarahnya dengan kehidupan yang ada, susunan keraknya,bangun
dalamnya, berbagai gaya yang bekerja padanya, dan evolusi yang dialaminya.
Geologi sendiri memiliki cukup banyak cabang ilmu mulai dari yang mempelajari
apa yang ada di bumi saat ini maupun pada masa lampau. Salah satunya adalah
paleontologi.
Adapun tujuan yang akan didapatkan dari praktikum kali ini adalah:
1. Praktikan dapat menjelaskan definisi Filum Protozoa dan Byrozoa
2. Praktikan dapat mendeksripsikan Filum Protozoa dan Byrozoa
3. Praktikan dapat menjelaskan manfaat fosil dari Protozoa dan Byrozoa
4. Mengetahui manfaat dari pembelajaran fosil dari Filum Protozoa dan
Byrozoa
Adapun manfaat yang akan didapatkan dari praktikum kali ini adalah
praktikan dapat menambah wawasan mengenai Filum Protozoa dan Byrozoa
praktikan dapat mendeskripsikan Protozoa dan Byrozoa.
Adapun alat dan bahan yang akan digunakan pada saat praktikum
pengenalan fosil paleontologi adalah sebagai berikut:
Dahulu Bryozoa dianggap oleh masyarakat awam sebagai salah satu jenis
tumbuhan yang hidup di perairan. Namun, setelah dilakukan beberapa penelitian
diketahui bahwa Bryozoa merupakan sekumpulan hewan yang berukuran
mikroskopis yang hidup berkoloni di perairan. Dalam bahasa Yunani, Bryozoa,
bryon berarti lumut dan zoon berarti hewan. Sehingga Bryozoa dikatakan juga
sebagai sekumpulan hewan yang menyerupai lumut. Selain disebut dengan
Bryozoa, hewan ini biasa disebut juga Polyzoa yang berarti binatang laut atau air
tawar yang membentuk koloni dari zooid dan Ectroprocta yang berarti hewan
dengan anus berada di luar.
Bryozoa dapat ditemukan di laut dan beberapa jenis dapat ditemukan di
perairan dangkal yang subur dan jernih. Bryozoa hidup dengan cara menempelkan
diri pada batu, benda, atau tumbuhan lain yang berada di perairan (Eldin, 2018).
2.4 Fosil
Fosil (bahasa latin: fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah").
Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau tanaman ini harus segera tertutup
sedimen. Oleh para pakar dibedakan beberapa macam fosil. Ada fosil batu biasa,
fosil terbentuk dalam batu amber, fosil ter, seperti yang terbentuk di sumur ter La
Brea di California. Hewan atau tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata
masih ada disebut fosil hidup dan ilmu yang mempelajari fosil adalah
Paleontologi. (Mustaghfirin, 2014).
Golongan ini dibedakan atas dasar material yang mengubahnya serta cara
terubahnya. Golongan ini dibagi lagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Pada suatu urutan batuan dalam kondisi normal, lapisan batuan akan
melampar ke semua arah secara lateral, dan semakin jauh dari sumber material
sedimen, maka ketebalannya akansemakin tipis. Selain itu, pada ujung cekungan,
lapisan batuan juga akan membaji.
Dalam keadaan tidak terganggu, suatu urutan vertikal fasies batuan akan
mencerminkan pelamparan lateral dari lingkungan yang membentuk fasies
tersebut.
hukum ini merupakan koreksi dari hukum original horizontality. Dinyatakan
bahwa padapengendapan normal, perlapisan batuan akan mengalami pertumbuhan
ke arah lateraldaripada vertikal. Pembajian lapisan batuan tidak hanya dijumpai
pada tepian cekunganpengendapan, tapi juga dijumpai pada dasar cekungan.
Dampak dari hukum ini adalah bahwabatuan yang lebih tua tidak selalu dijumpai
di bawah batuan yang lebih muda. Batuan yanglebih tua dapat dijumpai di bawah,
sejajar, maupun di atas batuan yang lebih muda (Raemaka, 2017).
BAB III
METODOLOGI PENELITAN
Pada tahapan ini, praktikan akan mengikuti asistensi acara. Pada asistensi
acara ini dijelaskan materi mengenai Filum Protozoa dan Byrozoa, dan juga pada
tahap ini akan diberikan tugas pendahuluan kepada praktikan.
3.5 Laporan
Laporan yang telah selesai disusun dan telah diasistensikan kembali serta
telah diperoleh hasil yang benar kemudian dikumpulkan sesuai dengan yang telah
ditentukan.
Tabel 3.1 Diagram alir
BAB IV
BAB IV
HASIL PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Fosil dengan nomor peraga 372 ini termasuk dalam filum protozoa, kelas
Fosil ini memiliki bentuk fosil Plate (pipih) dan proses pemfosilan
fosil ini adalah pada zona laut dangkal dengan kedalaman 0 sampai 200 meter .
Adapun bagian tubuh yang masih dapat diamati dari fosil itu sendiri adalah
endoderm yaitu tubuh bagian dalam fosil, eksoderm yang merupakan bagian luar
fosil, dan test yaitu bagian keseluruhan dari suatu fosil. Berdasarkan skala waktu
geologi umur fosil ini adalah Karbon Bawah (± 345 - 318 juta tahun yang lalu).
Proses yang dilalui organisme ini hingga menjadi fosil dimulai dari
organisme yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air
angin atau es. Selama transportasi, material organik yang tidak resisten akan
hancur dan menyisakan bagian-bagian keras yang akan berubah ke bentuk yang
lebih stabil. Kemudian akan terendapkan pada daerah cekungan relative lebih
stabil. Setelah itu akan tertutupi oleh material sedimen, lama kelamaan akan
bertambah dan menekan tubuh organisme tersebut sehingga air yang terkandung
akan keluar dan terisi oleh material sedimen. Setelah itu material akan mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil), seiring berjalannya
waktu akan terjadi proses litifikasi (pembatuan) dan proses pemfosilan sehingga
menjadi fosil. Adapun proses pemfosilan yang dialami oleh fosil tersebut adalah
permineralisasi dimana sebagian atau bagian dari fosil diganti oleh satu jenis
menyebabkan fosil ini lebih berat dan akan lebih tahan pelapukan, mineral yang
mengisi juga dapat berupa mineral karbonatan. Proses ini berlangsung sekitar ±
345 – 318 juta tahun yang lalu sehingga fosil ini berumur Karbon Bawah pada
Diperkirakan karena adanya gaya endogen dan proses uplifting serta erosi
fosil-fosil ini, para geolog dapat menganalisis kondisi lingkungan seperti suhu air,
kedalaman laut, keasaman, dan kejernihan air pada waktu itu. Fosil ini juga sering
membantu para geolog dalam menentukan usia dan hubungan relatif antara
Fosil dengan nomor peraga 101 ini termasuk dalam filum bryozoa, kelas
pengendapan fosil ini adalah pada zona laut dangkal dengan kedalaman 0 sampai
200 meter . Adapun bagian tubuh yang masih dapat diamati dari fosil itu sendiri
adalah test yaitu bagian keseluruhan dari suatu fosil. Berdasarkan skala waktu
geologi umur fosil ini adalah Ordovisium Tengah (± 500 - 450 juta tahun yang
lalu).
Proses yang dilalui organisme ini hingga menjadi fosil dimulai dari
organisme yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air
angin atau es. Selama transportasi, material organik yang tidak resisten akan
hancur dan menyisakan bagian-bagian keras yang akan berubah ke bentuk yang
lebih stabil. Kemudian akan terendapkan pada daerah cekungan relative lebih
stabil. Setelah itu akan tertutupi oleh material sedimen, lama kelamaan akan
bertambah dan menekan tubuh organisme tersebut sehingga air yang terkandung
akan keluar dan terisi oleh material sedimen. Setelah itu material akan mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil), seiring berjalannya
waktu akan terjadi proses litifikasi (pembatuan) dan proses pemfosilan sehingga
menjadi fosil. Adapun proses pemfosilan yang dialami oleh fosil tersebut adalah
permineralisasi dimana sebagian atau bagian dari fosil diganti oleh satu jenis
menyebabkan fosil ini lebih berat dan akan lebih tahan pelapukan, mineral yang
mengisi juga dapat berupa mineral karbonatan. Proses ini berlangsung sekitar ±
500 - 450 juta tahun yang lalu sehingga fosil ini berumur Ordovisium Tengah
meter. Diperkirakan karena adanya gaya endogen dan proses uplifting serta erosi
fosil-fosil ini, para geolog dapat menganalisis kondisi lingkungan seperti suhu air,
kedalaman laut, keasaman, dan kejernihan air pada waktu itu. Fosil ini juga sering
membantu para geolog dalam menentukan usia dan hubungan relatif antara
Fosil dengan nomor peraga 1121 ini termasuk dalam filum protozoa,
Fosil ini memiliki bentuk fosil Plate (pipih) dan proses pemfosilan
fosil ini adalah pada zona laut dangkal dengan kedalaman 0 sampai 200 meter .
Adapun bagian tubuh yang masih dapat diamati dari fosil itu sendiri adalah
endoderm yaitu tubuh bagian dalam fosil, eksoderm yang merupakan bagian luar
fosil, dan test yaitu bagian keseluruhan dari suatu fosil. Berdasarkan skala waktu
geologi umur fosil ini adalah Karbon Atas (± 290 - 280 juta tahun yang lalu).
Proses yang dilalui organisme ini hingga menjadi fosil dimulai dari
organisme yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air
angin atau es. Selama transportasi, material organik yang tidak resisten akan
hancur dan menyisakan bagian-bagian keras yang akan berubah ke bentuk yang
lebih stabil. Kemudian akan terendapkan pada daerah cekungan relative lebih
stabil. Setelah itu akan tertutupi oleh material sedimen, lama kelamaan akan
bertambah dan menekan tubuh organisme tersebut sehingga air yang terkandung
akan keluar dan terisi oleh material sedimen. Setelah itu material akan mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil), seiring berjalannya
waktu akan terjadi proses litifikasi (pembatuan) dan proses pemfosilan sehingga
menjadi fosil. Adapun proses pemfosilan yang dialami oleh fosil tersebut adalah
permineralisasi dimana sebagian atau bagian dari fosil diganti oleh satu jenis
menyebabkan fosil ini lebih berat dan akan lebih tahan pelapukan, mineral yang
mengisi juga dapat berupa mineral karbonatan. Proses ini berlangsung sekitar ±
290 - 280 juta tahun yang lalu sehingga fosil ini berumur Karbon Atas pada
Diperkirakan karena adanya gaya endogen dan proses uplifting serta erosi
kedalaman laut, keasaman, dan kejernihan air pada waktu itu. Fosil ini juga sering
membantu para geolog dalam menentukan usia dan hubungan relatif antara
Fosil dengan nomor peraga 1613 ini termasuk dalam filum protozoa,
Fosil ini memiliki bentuk fosil Plate (pipih) dan proses pemfosilan
fosil ini adalah pada zona laut dangkal dengan kedalaman 0 sampai 200 meter .
Adapun bagian tubuh yang masih dapat diamati dari fosil itu sendiri adalah
endoderm yaitu tubuh bagian dalam fosil, eksoderm yang merupakan bagian luar
fosil, dan test yaitu bagian keseluruhan dari suatu fosil. Berdasarkan skala waktu
geologi umur fosil ini adalah Jura Bawah (± 195 - 176 juta tahun yang lalu)
Proses yang dilalui organisme ini hingga menjadi fosil dimulai dari
organisme yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air
angin atau es. Selama transportasi, material organik yang tidak resisten akan
hancur dan menyisakan bagian-bagian keras yang akan berubah ke bentuk yang
lebih stabil. Kemudian akan terendapkan pada daerah cekungan relative lebih
stabil. Setelah itu akan tertutupi oleh material sedimen, lama kelamaan akan
bertambah dan menekan tubuh organisme tersebut sehingga air yang terkandung
akan keluar dan terisi oleh material sedimen. Setelah itu material akan mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil), seiring berjalannya
waktu akan terjadi proses litifikasi (pembatuan) dan proses pemfosilan sehingga
menjadi fosil. Adapun proses pemfosilan yang dialami oleh fosil tersebut adalah
permineralisasi dimana sebagian atau bagian dari fosil diganti oleh satu jenis
menyebabkan fosil ini lebih berat dan akan lebih tahan pelapukan, mineral yang
mengisi juga dapat berupa mineral karbonatan. Proses ini berlangsung sekitar ±
195 - 176 juta tahun yang lalu sehingga fosil ini berumur Jura Bawah pada
Diperkirakan karena adanya gaya endogen dan proses uplifting serta erosi
fosil-fosil ini, para geolog dapat menganalisis kondisi lingkungan seperti suhu air,
kedalaman laut, keasaman, dan kejernihan air pada waktu itu. Fosil ini juga sering
digunakan sebagai penanda stratigrafi dalam pemetaan geologi. Mereka
membantu para geolog dalam menentukan usia dan hubungan relatif antara
Fosil dengan nomor peraga 1964 ini termasuk dalam filum protozoa,
Fosil ini memiliki bentuk fosil Plate (pipih) dan proses pemfosilan
fosil ini adalah pada zona laut dangkal dengan kedalaman 0 sampai 200 meter .
Adapun bagian tubuh yang masih dapat diamati dari fosil itu sendiri adalah
endoderm yaitu tubuh bagian dalam fosil, eksoderm yang merupakan bagian luar
fosil, dan test yaitu bagian keseluruhan dari suatu fosil. Berdasarkan skala waktu
geologi umur fosil ini adalah Eosen Tengah (± 55 - 50 juta tahun yang lalu)
Proses yang dilalui organisme ini hingga menjadi fosil dimulai dari
organisme yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air
angin atau es. Selama transportasi, material organik yang tidak resisten akan
hancur dan menyisakan bagian-bagian keras yang akan berubah ke bentuk yang
lebih stabil. Kemudian akan terendapkan pada daerah cekungan relative lebih
stabil. Setelah itu akan tertutupi oleh material sedimen, lama kelamaan akan
bertambah dan menekan tubuh organisme tersebut sehingga air yang terkandung
akan keluar dan terisi oleh material sedimen. Setelah itu material akan mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil), seiring berjalannya
waktu akan terjadi proses litifikasi (pembatuan) dan proses pemfosilan sehingga
menjadi fosil. Adapun proses pemfosilan yang dialami oleh fosil tersebut adalah
permineralisasi dimana sebagian atau bagian dari fosil diganti oleh satu jenis
menyebabkan fosil ini lebih berat dan akan lebih tahan pelapukan, mineral yang
mengisi juga dapat berupa mineral karbonatan. Proses ini berlangsung sekitar ±
55 - 50 juta tahun yang lalu sehingga fosil ini berumur Eosen Tengah pada
Diperkirakan karena adanya gaya endogen dan proses uplifting serta erosi
dangkal dengan suhu air yang hangat. Keberadaan fosil Nummulites millecaput
menunjukkan bahwa suatu daerah dulunya ditutupi oleh laut dangkal dengan iklim
fosil-fosil ini, para geolog dapat menganalisis kondisi lingkungan seperti suhu air,
kedalaman laut, keasaman, dan kejernihan air pada waktu itu. Fosil ini juga sering
membantu para geolog dalam menentukan usia dan hubungan relatif antara
4.2.6 Peraga 90
Fosil dengan nomor peraga 90 ini termasuk dalam filum bryozoa, kelas
pengendapan fosil ini adalah pada zona laut dangkal dengan kedalaman 0 sampai
200 meter . Adapun bagian tubuh yang masih dapat diamati dari fosil itu sendiri
adalah test yaitu bagian keseluruhan dari suatu fosil. Berdasarkan skala waktu
geologi umur fosil ini adalah Ordovisium Tengah (± 500 - 450 juta tahun yang lalu).
Proses yang dilalui organisme ini hingga menjadi fosil dimulai dari
organisme yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air
angin atau es. Selama transportasi, material organik yang tidak resisten akan
hancur dan menyisakan bagian-bagian keras yang akan berubah ke bentuk yang
lebih stabil. Kemudian akan terendapkan pada daerah cekungan relative lebih
stabil. Setelah itu akan tertutupi oleh material sedimen, lama kelamaan akan
bertambah dan menekan tubuh organisme tersebut sehingga air yang terkandung
akan keluar dan terisi oleh material sedimen. Setelah itu material akan mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil), seiring berjalannya
waktu akan terjadi proses litifikasi (pembatuan) dan proses pemfosilan sehingga
menjadi fosil. Adapun proses pemfosilan yang dialami oleh fosil tersebut adalah
permineralisasi dimana sebagian atau bagian dari fosil diganti oleh satu jenis
menyebabkan fosil ini lebih berat dan akan lebih tahan pelapukan, mineral yang
mengisi juga dapat berupa mineral karbonatan. Proses ini berlangsung sekitar ±
500 - 450 juta tahun yang lalu sehingga fosil ini berumur Ordovisium Tengah pada
Diperkirakan karena adanya gaya endogen dan proses uplifting serta erosi
fosil-fosil ini, para geolog dapat menganalisis kondisi lingkungan seperti suhu air,
kedalaman laut, keasaman, dan kejernihan air pada waktu itu. Fosil ini juga sering
membantu para geolog dalam menentukan usia dan hubungan relatif antara
Fosil dengan nomor peraga 1293 ini termasuk dalam filum Protozoa, kelas
Fosil ini memiliki bentuk fosil plate (pipih) dan proses pemfosilan
fosil ini adalah pada zona laut dangkal dengan kedalaman 0 sampai 200 meter .
Adapun bagian tubuh yang masih dapat diamati dari fosil itu sendiri adalah
endoderm yaitu tubuh bagian dalam fosil, eksoderm yang merupakan bagian luar
fosil, dan test yaitu bagian keseluruhan dari suatu fosil. Berdasarkan skala waktu
geologi umur fosil ini adalah Perem Bawah ± 280 - 250juta tahun yang lalu.
Proses yang dilalui organisme ini hingga menjadi fosil dimulai dari
organisme yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air
angin atau es. Selama transportasi, material organik yang tidak resisten akan
hancur dan menyisakan bagian-bagian keras yang akan berubah ke bentuk yang
lebih stabil. Kemudian akan terendapkan pada daerah cekungan relatif lebih stabil.
Setelah itu akan tertutupi oleh material sedimen, lama kelamaan akan bertambah
dan menekan tubuh organisme tersebut sehingga air yang terkandung akan keluar
dan terisi oleh material sedimen. Setelah itu material akan mengalami sementasi
dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil), seiring berjalannya waktu
akan terjadi proses litifikasi (pembatuan) dan proses pemfosilan sehingga menjadi
fosil. Adapun proses pemfosilan yang dialami oleh fosil tersebut adalah
permineralisasi dimana sebagian atau bagian dari fosil oleh satu jenis mineral
fosil ini lebih berat dan akan lebih tahan pelapukan, mineral yang mengisi juga
dapat berupa mineral karbonatan. Proses ini berlangsung sekitar ± 280 - 250 juta
tahun yang lalu sehingga fosil ini berumur Perem Bawah pada lingkungan
karena adanya gaya endogen dan proses uplifting serta erosi mengakibatkan fosil
fosil-fosil ini, para geolog dapat menganalisis kondisi lingkungan seperti suhu air,
kedalaman laut, keasaman, dan kejernihan air pada waktu itu. Fosil ini juga sering
membantu para geolog dalam menentukan usia dan hubungan relatif antara
Fosil dengan nomor peraga 807 ini termasuk dalam filum bryozoa, kelas
Fosil ini memiliki bentuk fosil tabular (tabung) dan proses pemfosilan
ditarik kesimpulan bahwa lingkungan pengendapan fosil ini adalah pada zona laut
dalam dengan kedalaman lebih dari 200 meter . Adapun bagian tubuh yang masih
dapat diamati dari fosil itu sendiri adalah test yaitu bagian keseluruhan dari suatu
fosil. Berdasarkan skala waktu geologi umur fosil ini adalah Devon Tengah (±
organisme yang mati, kemudian tertransportasikan oleh media geologi berupa air
angin atau es. Selama transportasi, material organik yang tidak resisten akan
hancur dan menyisakan bagian-bagian keras yang akan berubah ke bentuk yang
lebih stabil. Kemudian akan terendapkan pada daerah cekungan relative lebih
stabil. Setelah itu akan tertutupi oleh material sedimen, lama kelamaan akan
bertambah dan menekan tubuh organisme tersebut sehingga air yang terkandung
akan keluar dan terisi oleh material sedimen. Setelah itu material akan mengalami
sementasi dan terjadi proses leaching (proses pencucian fosil), seiring berjalannya
waktu akan terjadi proses litifikasi (pembatuan) dan proses pemfosilan sehingga
menjadi fosil. Adapun proses pemfosilan yang dialami oleh fosil tersebut adalah
permineralisasi dimana sebagian atau bagian dari fosil diganti oleh satu jenis
menyebabkan fosil ini lebih berat dan akan lebih tahan pelapukan, mineral yang
mengisi juga dapat berupa mineral karbonatan. Proses ini berlangsung sekitar ±
395 – 370 juta tahun yang lalu sehingga fosil ini berumur Devon Tengah pada
lingkungan pengendapan laut dalam dengan kedalaman lebih dari 200 meter.
Diperkirakan karena adanya gaya endogen dan proses uplifting serta erosi
perairan dangkal yang jernih dan kaya akan nutrisi. Jadi, keberadaan fosil ini
dapat memberikan bukti tentang kondisi lingkungan laut pada periode Devon,
seperti suhu air, keasaman, dan kualitas air. Selain itu, fosil-fosil karang seperti
Cystiphyllum americanum juga dapat digunakan dalam studi biostratigrafi, yaitu
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Nama protozoa berasal dari bahasa latin yang berarti hewan yang
pertama (proto =pertama, zoon=hewan). Hewan phylum ini hidup di
daerah yang lembab atau berair, misalnya di air tawar, air laut, air
payau, dan tanah, bahkan di tubuh organisme lain dan untuk bryozoa
dalam bahasa Yunani, Bryozoa, jryon berarti lumut dan zoon berarti
hewan. Sehingga Bryozoa dikatakan juga sebagai sekumpulan hewan
yang menyerupai lumut.
5.2 Saran
5.2.1 Saran untuk Laboratorium
Indonesia.
Pratomo, Hurip. 2015 Kingdom Protozoa dan Filum Porifera. Tengerang Selatan:
Universitas Terbuka.