UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
ACARA 6 : ECHINODERMATA DAN ARTHROPODA
LAPORAN
OLEH :
AGUNG NUR IHSAN
D061191022
MAKASSAR
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Pada program studi Teknik Geologi, terdapat mata kuliah yang dinamakan
paleontologi. Paleontologi berasal dari tiga kata yaitu paleo yang artinya masa
lalu, onthos yang artinya kehidupan, dan logos yang artinya ilmu pengetahuan.
Jadi, dapat dikatakan bahwa paleontologi adalah cabang ilmu geologi yang
mempelajari kehidupan di masa lampau atau purba. Paleontologi sangat erat
kaitannya dengan fosil, karena alat yang dilakukan dalam praktikum paleontologi
adalah fosil. Jadi, dapat juga dikatakan pengertian paleontologi adalah ilmu yang
mempelajari tentang fosil. Berdasarkan asal katanya, fosil berasal dari bahasa
latin yaitu fossa yang berarti "galian", adalah sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk
hidup yang menjadi batu atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa hewan atau
tanaman ini harus segera tertutup sedimen. Hewan atau tumbuhan yang dikira
sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup. Fosil dalam ilmu
paleontology memiliki banyak fungsi diantaranya fosil dapat digunakan untuk
menentukan umur pada batuan, selain itu fosil juga dapat berfungsi sebagai bukti
evolusi yang menyatakan bahwa manusia, hewan, dan tumbuhan itu pernah ada.
Pada praktikum paleontologi kali ini, materi yang akan dibahas yaitu fosil dari
filum Artropoda dan filum Echinodermata .
1.2.2 Manfaat
2.1 Fosil
Fosil merupakan istilah yang sangat familiar di dalam dunia sejarah. Fosil
merupakan bukti peninggalan dari zaman pra sejarah yang sering digunakan untuk
riset dan penelitian tentang keadaan Bumi masa lampau. Pengertian fosil sendiri
merupakan jejak atau sisa- sisa makhluk hidup atau organisme hidup yang telah
menjadi mineral atau batu. Makhluk hidup yang dapat berubah menjadi fosil
adalah manusia, binatang dan juga tumbuhan. Sisa- sisa manusia, tanda binatang
maupun tumbuhan ini tentu saja yang telah ditutupi oleh sedimen. Tanaman atau
binatang dianggap punah namun masih hidup disebut dengan sebutan fosil.
Kebanyakan yang ditemukan adalah kerangka fosil sebagai shell atau cangkang,
tulang dan juga gigi. Untuk fosil jaringan lunak masih jarang ditemukan. Studi
ilmu yang mempelajari mengenai fosil disebut dengan Paleontologi ( Djauhari
Noor, 2012 )
2.3 Arthropoda
Mollusca merupakan salah satu filum yang terbesar pada kelompok hewan,
baik dalam jumlah spesies maupun dalam jumlah individu, dua kelas terbesar dari
filum Mollusca adalah Gastropoda dan Bivalvia (Khade, 2012; Dibyowati, 2009;
Omamoke, 2013). Mollusca hidup sejak periode cambrian, terdapat lebih dari
100.000 spesies hidup dan 35.000 spesies fosil. Kebanyakan Mollusca dijumpai di
laut dangkal, beberapa pada kedalaman sampai 7.000 m, beberapa di payau, di air
tawar, dan di darat (Sugiarti, 2005). Mollusca memiliki peranan penting dalam
kehidupan, yaitu sebagai bahan makanan bagi manusia, bahan baku kerajinan
hiasan dan ornamen, bahan tambahan pakan ternak, dan juga dimanfaatkan
sebagai bahan baku bangunan (Ariska, 2012).
Mollusca kelompok hewan yang sifatnya tripoblastik slomata dan
invertebrata yang bertubuh lunak dan multiseluler. Istilah Mollusca berasal dari
bahasa Yunani dari kata molluscus yang berarti lunak. Mollusca termasuk dalam
hewan yang lunak baik yang dengan cangkang ataupun tanpa cangkang. Seperti
dari berbagai jenis kerang-kerangan, siput, kiton, dan cumi-cumi serta
kerabatanya. Mollusca merupakan filum yang terbesar kedua dari kerajaan
binatang (Animalia) sesudah filum Arthropoda.
Pada saat ini, diperkirakan terdapat 75 ribu jenis, dengan ditambah 35 ribu
jenis yang dalam bentuk posil. Molluska hidup di air laut, air tawar, payau, dan
darat. Habitat Mollusca dapat berada di palung benua laut sampai pegunungan
yang tinggi, dan bahkan dapat ditemukan dengan mudah di sekitar rumah kita.
Molluska dipelajari pada cabang zoologi yang disebut dengan malakologi
(malacology). Mollusca memiliki spektrum penyebaran biogeografi yang amat
luas,mulai dari lingkungan akuatis (laut,payau,tawar) sampai dengan lingkungan
terrestris (darat).Merupakan jenis Kingdom Animalia yang paling sintas
sepanjang waktu geologi,sehingga banyak digunakan sebagai fosil indeks.
2. Myriapoda
Ciri-ciri Kelas Myriapoda antara lain :
A. Semua anggotanya hidup di darat.
B. Tubuhnya terdiri dari caput (kepala) yang memiliki sepasang antena,
sepasang mata, dan 2 atau 3 pasang rahang.
C. Badannya terbagi ke dalam ruas-ruas dengan ukuran yang relatif sama,
masing-masing memiliki sepasang kaki.
Kelas Myriapoda dibagi menjadi 2 subkelas, yaitu Diplopoda dan Chilopoda.
A. Subkelas Diplopoda
Subkelas Diplopoda adalah hewan dari Kelas Myriapoda yang sering disebut
sebagai si kaki seribu (millipedes), karena memiliki jumlah kaki yang sangat
banyak.
Ciri-ciri Subkelas Diplopoda antara lain :
a. Umumnya memiliki 30 pasang kaki atau lebih.
b. Tubuhnya bulat memanjang (silindir), beberapa segmen menyatu, pada
setiap segmen terdapat 2 pasang kaki.
c. Hidupnya sebagai herbivora, banyak dijumpai di bawah serasah, bebatuan,
atau di dalam tanah, dan selalu menghindar dari cahaya.
d. Gerakannya sangat lambat dan jika ada getaran, tubuhnya akan melingkar
membentuk spiral atau bola.
e. Pada kepalanya terdapat sepasang antena, dua pasang mata tunggal, dan
alat mulut tanpa taring bisa.
Contoh hewan dari Subkelas Diplopoda adalah Polyxenus sp., Sigmoria sp., dan
luwing (Spirobolus sp.).
B. Subkelas Chilopoda
Subkelas Chilopoda adalah hewan dari Kelas Myriapoda yang sering disebut
sebagai si kaki seratus (centipedes).
Ciri-ciri Subkelas Chilopoda antara lain :
a. Tubuhnya terdiri atas kepala (caput) dan badan (abdomen), berbentuk
pipih dengan 15 pasang kaki atau lebih, dan beruas-ruas.
b. Tiap ruas badan terdapat satu pasang kaki.
c. Pada kepala terdapat 5 pasang antena yang panjang dan 2 pasang mata
tunggal.
d. Mulut dilengkapi sepasang taring bisa, yaitu modifikasi alat gerak dari
segmen tubuh yang pertama (kaki depan).
Contoh hewan dari Subkelas Chilopoda adalah kelabang atau lipan (Scolopendra
sp.) dan Lithobius forficatus.
Gambar 2.2 Myriapoda
3. Hexapoda
Kelas Insecta adalah hewan dari Filum Arthropoda yang sering kita sebut
sebagai serangga. Ciri-ciri Kelas Insecta antara lain memiliki 3 pasang kaki,
sehingga disebut juga heksapoda. Kelas Insecta merupakan kelas dengan
keanekaragaman tertinggi di antara kelas-kelas yang lain. Penyebaran Insecta
sangat luas, dari perairan hingga puncak gunung, dari khatulistiwa hingga ke
kutub. Jumlah spesiesnya juga cukup banyak. Di dunia ini sedikitnya ditemukan
750.000 jenis yang dikelompokkan ke dalam 100 suku dan 26 ordo.
Studi Literatur
Fosil ini berasal dari filum Anthropoda, kelas Trilobita , Ordo Ashapida,
family Homotelusidae , genus Homotelus dan spesies bernama Homotelus
bromidensis ESKER.
Setelah organisme ini mati kemudian terbebas dari bakteri pembusuk dan
tidak mengalami penguraian. Organisme ini akan mengalami transportasi oleh
media geologi berupa air, angin, atau es ke daerah cekungan selama transportasi,
material-material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami
pergantian terhadap material yang resisten terhadap pelapukan. Setelah itu
material tersebut terendapkan pada daerah cekungan yang relatif stabil.
Bersamaan dengan itu, material-material sedimen juga ikut tertransportasikan. Di
daerah cekungan inilah batuan akan terakumulasi, semakin lama material akan
bertambah dan menumpuk dan mengalami tekanan, dan tekanan tersebut akan
mengakibatkan material terkompaksi (pemadatan), setelah itu material mengalami
sementasi . Seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya organisme dan material
sedimen terlitifikasi (pembatuan), sehingga organisme tersebut menjadi fosil.
Proses pemfosilan yang terjadi pada fosil ini adalah mineralisasi. Proses
munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa tektonik sehingga
fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah naik ke permukaan,
fosil tersebut akan terkena gaya eksogen lagi yang berupa erosi air, angin, atau es
sehingga tampak di permukaan.
Adapun bentuk dari fosil ini yaitu Bifuring dan bagian-bagian tubuhnya
yaitu, Test, merupakan bagian fosil secara keseluruhan. Occipital Furrow yang
merupakan garis horizontal pada fosil. Dan terdapat pleura yang merupakan ruas-
ruas yang tegak lurus dengan axis (ruas-ruas yang horizontal).
Lingkungan pengendapan dari fosil ini yaitu laut dangkal, untuk itu dapat
kita asumsikan bahwa fosil ini mempunyai komposisi kimia karbonatan. Umur
fosil ini adalah Ordovisium Tengah (±500-451 juta tahun). Kegunaan fosil ini
adalah penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu lingkungan pengendapan,
untuk mengkolerasi batuan, dan penentu iklim pada saat terjadi sedimentasi.
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
CATATAN : PARAF
UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA / MODUL
LABORATORIUM PALEONTOLOGI PRAKTIKUM
6 / FILUM
LEMBAR PRAKTIKUM PALEONTOLOGI ECHINODERMATA DAN
FILUM ARTHROPODA
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMPOK TAKSONOMI
FILUM Echinodermata
CATATAN : PARAF
UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA / MODUL
LABORATORIUM PALEONTOLOGI PRAKTIKUM
6 / FILUM
LEMBAR PRAKTIKUM PALEONTOLOGI ECHINODERMATA DAN
FILUM ARTHROPODA
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMPOK TAKSONOMI
FILUM Echinodermata
CATATAN : PARAF
UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA / MODUL
LABORATORIUM PALEONTOLOGI PRAKTIKUM
6 / FILUM
LEMBAR PRAKTIKUM PALEONTOLOGI ECHINODERMATA DAN
FILUM ARTHROPODA
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMPOK TAKSONOMI
FILUM Arthropoda
KELAS Trilobite
AGUNG NUR IHSAN D061191022 6
ORDO Phacopida
Dalmanitinani
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN FAMILI dae
Kamis, 21-05-2020 14.52 Yusril Mahendra Dalmanitina
GENUS
Dalmanitina
SPESIES socialis
NO. PERAGA : 136
(BARR.)
GAMBAR :
KETERANGAN :
1. Phygidium
2. Pleura
3.
CATATAN : PARAF
UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA / MODUL
LABORATORIUM PALEONTOLOGI PRAKTIKUM
6 / FILUM
LEMBAR PRAKTIKUM PALEONTOLOGI ECHINODERMATA DAN
FILUM ARTHROPODA
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMPOK TAKSONOMI
FILUM Echinodermata
CATATAN : PARAF
UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA / MODUL
LABORATORIUM PALEONTOLOGI PRAKTIKUM
LEMBAR PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
VI / FILUM
ECHINODERMATA &
ARTHROPODA
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMPOK TAKSONOMI
FILUM Artrhopoda
ORDO Phacopida
FAMILI Phacopinanidae
HARI/TANGGAL JAM ASISTEN
GENUS Phacopina
Kamis, 21 Mei 14.50 Yusril Mahendra
2020 Phacopina
(Vogesina)
SPESIES
NO. PERAGA: 845 lacunafera
WOLFART
GAMBAR:
KETERANGAN :
1. Pleura
2. Axis
3. Axial Furrow
4. Thorax
CATATAN : PARAF
UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA / MODUL
LABORATORIUM PALEONTOLOGI PRAKTIKUM
6 / FILUM
LEMBAR PRAKTIKUM PALEONTOLOGI ECHINODERMATA DAN
FILUM ARTHROPODA
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMPOK TAKSONOMI
FILUM Arthropoda
CATATAN : PARAF
UNIVERSITAS HASANUDDIN ACARA / MODUL
LABORATORIUM PALEONTOLOGI PRAKTIKUM
6 / FILUM
LEMBAR PRAKTIKUM PALEONTOLOGI ECHINODERMATA DAN
FILUM ARTHROPODA
NAMA PRAKTIKAN NIM KELOMPOK TAKSONOMI
FILUM Echinodermata
CATATAN : PARAF