UNIVERSITAS TADULAKO
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK GEOLOGI
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
ACARA V FILUM ARTHROPODA DAN ECHINODERMATA
LAPORAN
OLEH :
AHMAD HIDAYAT
F 121 21 059
KELOMPOK 2
PALU
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Paleontologi adalah studi tentang bentuk kehidupan purba, termasuk evolusi
dan interaksinya satu sama lain serta lingkungannya selama skala waktu geologis,
yang sebagian besar diwakili oleh fosil. Istilah “paleontologi” berasal dari kata
Yunani “palaios” yang berarti tua atau kuno, “ontos” berarti keberadaan, dan
“logos” berarti pengetahuan atau studi. Salah satu bagian dalam mempelajari ilmu
paleontologi yaitu dengan mengetahui filum Arthropda dan Echinodermata.
Filum Arthropoda merupakan filum terbesar dalam dunia Animalia yang
mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan, kaki seribu, dan hewan mirip
lainnya. Arthropoda adalah kelompok hewan beruas, bersendi, atau bersegmen.
Saat ini diperkirakan terdapat sekitar 713.500 jenis Arthropoda, dengan sekitar
80% di antaranya sudah dikenal. Arthropoda merupakan kelompok hewan paling
sukses di dunia dan dapat ditemukan hampir di semua habitat, mulai dari air, di
dalam tanah, permukaan tanah, udara, pada pepohonan, pada serasah, di bawah
batu, pada kayu lapuk, pada tanaman sebagai hama, bahkan pada hewan dan
manusia. Arthropoda memiliki peran penting dalam jaring-jaring makanan,
sebagai dekomposer, predator, hingga sebagai bioindikator bagi suatu ekosistem
Filum Echinodermata merupakan kelompok hewan laut yang mencakup
bintang laut, bulu babi, teripang, dan sebagainya. Hewan-hewan ini memiliki
simetri radial dan sistem vaskular air yang unik. Mereka juga memiliki kerangka
dalam berupa plak kalsium yang memberikan dukungan struktural.
Echinodermata memiliki peran penting dalam ekosistem laut, di mana beberapa
spesies menjadi bagian penting dari rantai makanan. Mereka juga memiliki
kemampuan regenerasi yang luar biasa. Echinodermata ditemukan di berbagai
habitat laut, mulai dari perairan dangkal hingga laut dalam. Kelompok ini juga
memiliki peran dalam sejarah evolusi, dengan fosil-fosilnya yang telah ada sejak
jutaan tahun yang lalu.
.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dari pelaksanaan praktikum pada acara ini yaitu untuk
memperkenalkan fosil-fosil yang termasuk kedalam filum Arthropoda dan
Echinodermata.
Adapun tujuan dilakukanya praktikum ini yaitu:
1. Untuk mengetahui apa itu filum arthropoda dan Echinodermata
2. Untuk mengetahui dan memahami apa saja klasifikasi pada filum arthropoda
dan Echinodermata
3. Agar dapat mengetahui manfaat dari filum arthropoda dan Echinodermata
4. Untuk dapat mengetahui fosil apa sja yang berhasil di deskripsi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Filum Arthropoda
2.1.1 Pengertian filum arthropoda
Filum Arthropoda merupakan filum terbesar dalam dunia Animalia yang
mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan, kaki seribu, dan hewan mirip
lainnya. Arthropoda berasal dari bahasa yunani, asal katanya adalah “arthron”
yang artinya ruas atau buku-buku dan “podos” yang berarti kaki. Sehingga secara
terminology Arthropoda berarti hewan yang tidak bertulang belakang yang
mempunyai kaki yang berbuku buku. Filum Arthropoda memiliki catatan fosil
yang sangat kaya, dengan bukti fosil yang berasal dari periode Ediacaran sekitar
555 juta tahun yang lalu. Pada periode Kambrium, terjadi kemunculan kelompok
hewan yang kemudian menaklukkan berbagai lingkungan laut dan bahkan
melakukan langkah-langkah pertama ke daratan. Sekitar 80% spesies hewan yang
masih ada saat ini adalah Arthropoda, dengan lebih dari satu juta spesies modern
yang telah dideskripsikan dan catatan fosil yang luas hingga ke dasar Kambrium.
2.1.2 Ciri – ciri filum arthropoda
Filum Arthropodaa memiliki ciri-ciri yaitu sebagai berikut:
a) Memiliki tubuh dan kaki yang berbuku-buku, bersegmen atau beruas-ruas.
b) Tubuhnya simetri bilateral.
c) Merupakan hewan triploblastik selomata, yaitu memiliki tiga lapisan tubuh dan
rongga tubuh yang sejati.
d) Merupakan hewan eksoskeleton yang terbuat dari senyawa protein dan kitin
untuk melindungi dan membentuk kerangka tubuhnya.
e) Struktur tubuh terdiri dari kepala (caput), dada (toraks) dan perut (abdomen).
f) Sudah memiliki sistem tubuh seperti saraf, pencernaan, ekskresi, peredaran
darah, dan indera.
g) Alat respirasi bervariasi tergantung kelasnya, ada yang menggunakan trakea,
insang, permukaan tubuh, atau paru-paru.
h) Hewan berumah dua, yaitu alat kelamin terpisah antara jantan dan betina pada
suatu individunya.
i) Reproduksi dilakukan secara seksual dan aseksual.
2.1.3 Bagian tubuh filum arthropoda
Bagian tubuh filum arthropoda yang umum diamati terdiri atas bagian- bagian
sebagai berikut:
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan yaitu:
1) Sampel Fosil
3.2 Prosedur Kerja
Berikut prosedur kerja dalam pengamatan fosil filum arthropoda dan
echinodermata:
1. Menyiapkan alat tulis dan lembar deskripsi
2. Mengambil sampel yang akan dideskripsi
3. Mengamati sampel tersebut secara detail
4. Mencatat deskripsi sampel pada lembar deskripsi
5. Menggambar sampel/fosil dari bagian dorsal, ventral dan sinistral
6. Foto sampel dari berbgai arah dengan menggunakan perbandingan
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Sampel 1/ Hadromeros subulatus.
Pada sampel 02 dapat diketahui bahwa fosil ini masuk kedalam filum
ARTHROPODA, Kelas TRILOBIT, Ordo PHACOPIDA, Family
CHEIRURIDAE, Genus Ceraurus dan spesiesnya adalah Ceraurus sp.
Pada sampel ini jenis fosil yang diamati yaitu body utuh. Fosil ini terbentuk
dari proses pemfosilan yaitu petrifikasi dimana pada proses ini daiawali dengan
suatu organisme yang mati kemudian tubuh organisme ini terisi oleh mineral-
mineral yang masuk kedalam pori-pori maupun celah pada organisme ini sehingga
menggubahnya menjadi keras atau membatu dan berubah menjadi fosil.
Komposisi kimia dari fosil ini yaitu CaCO3. Fosil ini memiliki umur geologi yaitu
silur-devon (± 420-395 juta tahun yang lalu) dan lingkungn hidupnya berada di
zona neritik pada kedalaman 500 - 2500 mbpl.
Adapun bagian tubuh fosil yang dapat kita amati yaitu Test (kenampakan
seluruh tubuh fosil), cephalon (kepala hewan yang memiliki struktur yang
kompleks dan berfungsi secara mandiri), Thoraks (bagian dada dan perut) dan
Pygidium (bagian tubuh hewan yang mengandung otot dan gangguan yang
berfungsi secara mandiri, seperti mata, jantung, dan tulang).
Fosil ini memiliki kegunaan yaitu Pemahaman Evolusi, Rekonstruksi
Lingkungan, Penelitian Taksonomi dan Filogeni, Indikator Perubahan Iklim,
Kegunaan Ekonomi dan Pemahaman Paleogeografi
Pada sampel 03 dapat diketahui bahwa fosil ini masuk kedalam filum
ARTHROPODA, Kelas TRILOBITA, Ordo ODONTOPLEURIDA, Family
ODONTOPLEURIDAE, Genus Kettneraspis dan spesiesnya adalah Kettneraspis
sp.
Pada sampel ini jenis fosil yang diamati yaitu body utuh. Fosil ini terbentuk
dari proses pemfosilan yaitu petrifikasi dimana pada proses ini daiawali dengan
suatu organisme yang mati kemudian tubuh organisme ini terisi oleh mineral-
mineral yang masuk kedalam pori-pori maupun celah pada organisme ini sehingga
menggubahnya menjadi keras atau membatu dan berubah menjadi fosil.
Komposisi kimia dari fosil ini yaitu CaCO3. Fosil ini memiliki umur geologi yaitu
ordovisium (± 461 - 450 juta tahun yang lalu) dan lingkungn hidupnya berada di
laut dangkal pada kedalaman 500 - 2500 mbpl.
Adapun bagian tubuh fosil yang dapat kita amati yaitu Test (kenampakan
seluruh tubuh fosil), cephalon (kepala hewan yang memiliki struktur yang
kompleks dan berfungsi secara mandiri), Thoraks (bagian dada dan perut) dan
Pygidium (bagian tubuh hewan yang mengandung otot dan gangguan yang
berfungsi secara mandiri, seperti mata, jantung, dan tulang).
Fosil ini memiliki kegunaan yaitu Pemahaman Evolusi, Rekonstruksi
Lingkungan, Penelitian Taksonomi dan Filogeni, Indikator Perubahan Iklim,
Kegunaan Ekonomi dan Pemahaman Paleogeografi.
4.4 Sampel 04/ Fallotaspis sp
Gambar 4.4, Fallotaspis sp
Pada sampel 04 dapat diketahui bahwa fosil ini masuk kedalam filum
ARTHROPODA, Kelas TRILOBITA, Ordo REDLICHIDA, Family
FALLOTASPIDIDAE, Genus Fallotaspis dan spesiesnya adalah Fallotaspis sp.
Pada sampel ini jenis fosil yang diamati yaitu body utuh. Fosil ini terbentuk
dari proses pemfosilan yaitu petrifikasi dimana pada proses ini daiawali dengan
suatu organisme yang mati kemudian tubuh organisme ini terisi oleh mineral-
mineral yang masuk kedalam pori-pori maupun celah pada organisme ini sehingga
menggubahnya menjadi keras atau membatu dan berubah menjadi fosil.
Komposisi kimia dari fosil ini yaitu CaCO3. Fosil ini memiliki umur geologi yaitu
ordovisium (± 458 - 450 juta tahun yang lalu) dan lingkungn hidupnya berada di
zona neritik pada kedalaman 500 - 2500 mbpl.
Adapun bagian tubuh fosil yang dapat kita amati yaitu Test (kenampakan
seluruh tubuh fosil), cephalon (kepala hewan yang memiliki struktur yang
kompleks dan berfungsi secara mandiri), Thoraks (bagian dada dan perut) dan
Pygidium (bagian tubuh hewan yang mengandung otot dan gangguan yang
berfungsi secara mandiri, seperti mata, jantung, dan tulang).
Fosil ini memiliki kegunaan yaitu Pemahaman Evolusi, Rekonstruksi
Lingkungan, Penelitian Taksonomi dan Filogeni, Indikator Perubahan Iklim,
Kegunaan Ekonomi dan Pemahaman Paleogeografi.
4.5 Sampel 05/ Olenoides sp.
Pada sampel 09 dapat diketahui bahwa fosil ini masuk kedalam filum
ECHINODERMATA, Kelas EDRIDASTEROIDA, Ordo CYATHOCYSTIDA,
Family CYATHOCYSTIDAE, Genus Cyathocystis dan spesiesnya adalah
Cyathocystis rizopora.
Pada sampel ini jenis fosil yang diamati yaitu body utuh. Fosil ini terbentuk
dari proses pemfosilan yaitu petrifikasi dimana pada proses ini daiawali dengan
suatu organisme yang mati kemudian tubuh organisme ini terisi oleh mineral-
mineral yang masuk kedalam pori-pori maupun celah pada organisme ini sehingga
menggubahnya menjadi keras atau membatu dan berubah menjadi fosil.
Komposisi kimia dari fosil ini yaitu CaCO3. Fosil ini memiliki umur geologi yaitu
ordovisium (± 450 juta tahun yang lalu) dan lingkungn hidupnya berada di zona
neritik pada kedalaman 20 - 200 mbpl.
Adapun bagian tubuh fosil yang dapat kita amati yaitu Test (kenampakan
seluruh tubuh fosil), mulut (tempat masuknya makanan), duri (berfungsi untuk
bergerak, menggali, dan melindungi permukaan tubuhnya dari kotoran) dan
saluran air (bagian tubuh yang menyalurkan air)
Fosil ini memiliki kegunaan yaitu Pemahaman Evolusi, Rekonstruksi
Lingkungan, Penelitian Taksonomi dan Filogeni, Indikator Perubahan Iklim,
Kegunaan Ekonomi dan Pemahaman Paleogeografi.
4.10 Sampel 10/ Micropedina sp.
Micropedina sp.
Pada sampel 09 dapat diketahui bahwa fosil ini masuk kedalam filum
ECHINODERMATA, Kelas ECHINOIDEA, Ordo PEDINOIDA, Family
PEDINIDAE, Genus Micropedina dan spesiesnya adalah Micropedina sp.
Pada sampel ini jenis fosil yang diamati yaitu body utuh. Fosil ini terbentuk
dari proses pemfosilan yaitu petrifikasi dimana pada proses ini daiawali dengan
suatu organisme yang mati kemudian tubuh organisme ini terisi oleh mineral-
mineral yang masuk kedalam pori-pori maupun celah pada organisme ini sehingga
menggubahnya menjadi keras atau membatu dan berubah menjadi fosil.
Komposisi kimia dari fosil ini yaitu CaCO3. Fosil ini memiliki umur geologi yaitu
ordovisium atas (± 450 juta tahun yang lalu) dan lingkungn hidupnya berada di
zona neritik pada kedalaman 0 - 200 mbpl.
Adapun bagian tubuh fosil yang dapat kita amati yaitu Test (kenampakan
seluruh tubuh fosil), anus (tempat keluarnya sisa pencernaan), mulut (tempat
masuknya makanan), dan duri (berfungsi untuk bergerak, menggali, dan
melindungi permukaan tubuhnya dari kotoran).
Fosil ini memiliki kegunaan yaitu Pemahaman Evolusi, Rekonstruksi
Lingkungan, Penelitian Taksonomi dan Filogeni, Indikator Perubahan Iklim,
Kegunaan Ekonomi dan Pemahaman Paleogeografi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada acara filum Arthropoda dan Echinodermata
yaitu:
1) Arthropoda berasal dari bahasa yunani, asal katanya adalah “arthron” yang
artinya ruas atau buku-buku dan “podos” yang berarti kaki. Sehingga
secara terminology Arthropoda berarti hewan yang tidak bertulang
belakang yang mempunyai kaki yang berbuku buku dan Filum
Echinodermata (dari bahasa Yunani untuk kulit berduri), Filum
Echinodermata merupakan kelompok hewan laut yang mencakup bintang
laut, bulu babi, teripang, dan sebagainya.
2) Filum Arthropoda terbagi atas lima klasifikasi yaitu kelas Crustacea,
Hexapoda/Insecta, Myriapoda, Trilobit dan Chelicerata. Sedangkan filum
coelenterate juga terbagi atas lima klasifikasi yaitu kelas Asteroidea,
Echinoidea, Ophiuroidea, Crinoidea dan Holoturoidea.
3) Filum Arthropoda dan Echinodermata memiliki kegunaan untuk
mengetahui kondisi lingkungan pada masa lalu, sebagai bukti kongkrit
tentang teori evolusi bumi dan masih banyak lagi kegunaan lainya.
4) Dari hasil praktikum di laboratorium didapatkan 10 sampel fosil yang
terdiri dari 5 sampel filum Arthropoda dan 5 sampel filum echinodermata.
Filum arthropoda terdiri dari spesies Hadromeros sp, Kettneraspis sp,
Ceraurus globulobatus, Fallotaspis sp, Olenoides sp dan filum
brachiopoda terdiri dari spesies Cystoblastus kokeni, Achradocystites
schmidti, Cyathocidaris sp, Cyathocystis rizopora dan Micropedina sp .
5.2 Saran
Berdasarkan praktikum dan laporan yang telah dikerjakan pada acara filum
Arthropoda dan Echinodermata saran yang saya berikan untuk praktikum
acara ini adalah agar kiranya pada praktikum selanjutnya dapat disediakan
fosil secara asli agar praktikan lebih mengetahui secara spesifik ciri-ciri
ataupun klasifikasi dari kedua filum ini.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Penuntun Praktikumm Paleontologi.
Cavalier-Smith, T. (1998). A revised six-kingdom system of life. Biological
Reviews
https://www.marinespecies.org/aphia.php?p=taxdetails&id=113444
https://dokumen.tips/documents/proses-pemfosilan.html?page=1
Taylor, P. D., & Waeschenbach, A. (2015). Phylogeny and diversification of
Arthropoda. Palaeontology