Anda di halaman 1dari 8

Nama : Nelvia Refiani

Nim : A420180173

Kelas : 6D

Alur Phylogeny Reptilia, Aves hingga Mammalia.

 Alur Phylogeny Reptilia

Reptilia berkembang dari amfibi jaman karbon yang diawali dengan


Kotilosaurus. Reptil awal ini menghabiskan sebagian besar waktunya di air dan di
darat hanya bertelur. Tetapi semakin keringnya zaman permian, modifikasi lain untuk
hidup di daratan kering mulai berevolusi. Perkembangan kulit reptil yang kering tidak
dapat digunakan untuk bernapas. Lalu, penyempurnaan paru-paru pun terjadi dimana

sekat parsial dalam ventrikel mengurangi pencampuran darah yang mengandung O2

dengan darah yang kurang O2 dan memungkinkan efisiensi peredaran darah.


Kotilosaurus mengalami radiasi adaptif dan menghasilkan 5 keturunan utama yaitu:

1. Pelikosaurus : hidup di air, kaki berada di bawah, sehingga dapat berlari lebih cepat.
Dari pelikosurus berevolusi sekelompok reptil darat yaitu terapsida. Pada awal zaman
mesozoicum terapsida paling dominan. Terapsida merupakan nenek moyang
mammalia.

2. Penyu ( Ordo Chelonia ): meskipun evolusi reptilia menghasilkan hewan yang


mampu hidup di darat, dari asal-usul dalam era mesozoicum, sebagian besar penyu
hidup di air tawar atau lautan, tetapi bernapas dengan paru-paru.
3. Plesiosaurus dan 4. Ikhtiosaurus : Anggota kedua garis keturunan ini adalah reptilia
laut yang berkembang dalam periode jura dan punah pada akhir era Mesozoicum.

5. Diapsida : mempunyai struktur tulang lengkung ganda yang khas di daerah temporal
tengkorak. Diapsida mempunyai adaptasi fisiologis yang penting untuk hidup di darat
yang tidak dipunyai kelompok lain yaitu kemampuan mengubah limbah N menjadi
senyawa asam urat yang tidak larut. Asam urat keluar sebagai pasta putih bersama
feses.

Evolusi kelompok reptil ini di ikuti beberapa cabang yaitu menghasilkan kadal
dan ular (Ordo Squamata) dan sekelompok reptil mirip kadal yang keturunannya
masih ada di selandia baru ( tetapi langka yaitu Tuatara ( Sphenodon ). Kadal masa
kini timbul di periode jura, yg merupakan penghuni gurun pasir dan hutan daerah
panas. Satu kelompok kadal periode kreta mejadi hewan meliang. Aki hewan tersebut
lenyap dan terjadilah ular ( sisa kaki belakang masih dapat ditemukan pada Boa dan
Phiton). Tekodon merupakan cabang kedua dari reptil darat yang mengekskresikan
asam urat. Hewan tersebut dapat berlari cepat di daratan dan menggunakan ekor
panjang untuk keseimbangan.
Lima ordo reptil telah mengalami evolusi dari Tekodon. Anggota radiasi
adaptif yang luar biasa yaitu reptil, mendominasi seluruh tanah dan udara selama sisa
era Mesozoicum. Buaya dan aligator ( Ordo Crocodilia) meninggalkan lokomosi
dengan 2 kaki dari moyangnya tekodon, tetapi mempertahankan kaki belakang yang
lebih besar. Buaya dan aligator merupakan keturunan Tekodon yang tidak punah. Pada
akhir zaman Trias muncul 2 ordo dari Diosaurus yang masing-masing mengalami
radiasi adaptif. Selama sisa era Mesozoicum bumi dihuni oleh Dinosaurus. Penemuan
dan pemasangan fosil dinosaurus merupakan cabang palaentologi yang paling aktif
selama bertahun-tahun. Bila dilihat kerangka Tyranosaurus ( panjangnya 14,3 m, dan
tingginya 5,8 m, Brachiosaurus (bobotnya 9 ton) membuktikan bhawa era
Mesozoicum sebagai jaman reptilia. 2 kelompok Mesozoicum tersebut menjadi reptil
terbang. Cara berjalan dengan 2 kaki dari tekodon telah membebaskan kaki depan
untuk digunakan sebagai sayap. Salah satu kelmpok tersebut adalah Pterosaurus yang
menguasai udara selama sebagian besar dari era Mesozoicum. Pteranodon dengan
rentangan sayap 8,2 m diduga merupakan anggota terbesar sari ordo tersebut. kedua
reptil tersebut menjadi nenek moyang burung-burung.
 Alur Phylogeny Amphibia

Filogeni amphibia molekuler tahun 2005, berdasarkan rDNA Analisis,


menunjukkan bahwa salamander dan sesilia lebih dekat hubungannya satu sama lain
daripada dengan katak. Tampaknya juga divergensi dari ketiga kelompok tersebut
terjadi di Paleozoikum atau lebih awal Mesozoikum (sekitar 250 juta tahun yang
lalu), sebelum pecahnya benua super Pangea dan segera setelah perbedaan mereka
dari ikan bersirip lobus. Singkatnya periode ini, dan kecepatan radiasi terjadi, akan
membantu menjelaskan kelangkaan relatif fosil amfibi primitif. Ada celah besar di
file catatan fosil, tapi penemuan a Gerobatrachus hottoni dari Permian Awal di
Texas pada tahun 2008 memberikan mata rantai yang hilang dengan banyak
karakteristik katak modern. Analisis molekuler menunjukkan bahwa perbedaan
katak-salamander terjadi jauh lebih awal daripaleontologis bukti menunjukkan.
Penelitian lebih baru menunjukkan bahwa nenek moyang semua Lissamphibian
hidup sekitar 315 juta tahun yang lalu, dan itu stereospondyls adalah kerabat
terdekat dengan sesilia. Saat mereka berevolusi dari ikan menerjang, amfibi harus
melakukan adaptasi tertentu untuk hidup di darat, termasuk kebutuhan untuk
mengembangkan alat penggerak baru. Di dalam air, dorongan ke samping dari ekor
mereka telah mendorong mereka ke depan, tetapi di darat, dibutuhkan mekanisme
yang sangat berbeda. Tulang belakang, tungkai, ikat pinggang tungkai, dan otot
mereka harus cukup kuat untuk mengangkatnya dari tanah untuk bergerak dan
makan. Dewasa terestrial membuang milik mereka gurat sisi sistem dan
menyesuaikan sistem sensorik mereka untuk menerima rangsangan melalui media
udara. Mereka perlu mengembangkan metode baru untuk mengatur panas tubuh
mereka untuk mengatasi fluktuasi suhu lingkungan. Mereka mengembangkan
perilaku yang cocok untuk berkembang biak di lingkungan terestrial. Kulit mereka
menjadi berbahaya sinar ultraungu yang sebelumnya telah diserap oleh air. Kulit
berubah menjadi lebih protektif dan mencegah kehilangan air yang berlebihan.
 Phylogeny Aves

Pembedaan melalui filogeni ini tidak dapat diandalkan untuk identifikasi


sehari-hari di museum maupun untuk identifikasi di lapangan. Filogenetik
klassifikasi burung pada masa kini. Kini Ornithologist mengenal 27 ordo dari
burung yang masih hidup,dan beberapa diantaranya terancam punah. Ada 3
kelompok ordo yaitu : Ratitae ; burung-burung yang berukuran besar, tidak dapat
terbang, Carinatae; adalah jenis burung yang dapat terbang,kedua kelompok ini
digolongkan sebagai Superordo. Diantara kedua superordo tersebut ada kelompok
burung intermediet yaitu burung yang tidak terlalu mahir terbang kelompok tersebut
termasuk superordo Tinamae. Umumnya filogeni aves yang didasarkan pada :
a. Sifat alur bulu-bulu
b. Bentuk tendon otot tungkai
c. Protein pada albumin telur.

Filogeni Amniota, dapat diketahui bahwa Aves merupakan salah satu


Reptilia yang berkerabat dekat dengan Dinosaurus. Seperti Krokodilia, Aves adalah
arkosaurus, namun hampir semua ciri anatominya telah termodifikasi di dalam
adaptasi untuk terbang. Namun yang paling membedakan Aves dengan ordo
Reptilia yang lain yaitu Aves merupakan hewan endotermik, mereka menggunakan
panas metaboliknya untuk mempertahankan suhu tubuh yang tinggidan konstan.
Sehingga dari perbedaan itu beberapa sumber banyak yang mencantumkan Aves
memiliki kelas sendiri. Aves memiliki bulu disertai struktur dan fisiologi yang
diadaptasikan untuk terbang, dan yang paling utama adalah sayap. Daya untuk
mengepakkan sayapnya berasal dari kontraksi otot-otot pektoral (dada) yang besar
dan terikat padasebuah taju di sternum (tulang lunas dada). Selanjutnya ciri khas
yang dimiliki oleh Aves adalah memiliki paruh yang terbuat dari zat tanduk, yang
digunakan untuk makan. Bentuk paruh menunjukkan kebiasaan makan dari jenis
Aves, sebagai berikut:
a. Probing, paruh yang berbentuk silinder, berguna untuk menyelidik celah atau
sarang serangga kemudian menangkapnya. Contohnya pada paruh burung
Pelatuk.
b. Insect-Catching (Penangkap Serangga), paruh yang bentuknya jika dilihat dari
atas melebar, tetapi kecil. Berfungsi untuk menangkap serangga terbang.
Contohnya paruh pada burung Layang-layang.
c. Seed-Cracking (pemakan atau pemecah biji), yaitu paruh yang berbentuk
kerucut dan kuat. Contohnya paruh pada Ayam.
d. Tearing (Perobek), paruh yang bagian ujungnya tajam dan bagian atasnya lebih
panjang serta melengkung ke bawah. Contohnya paruh pada burung Elang.
e. Sieving (Penyaring), paruh yang bentuknya melebar dan pipih bagian tepinya
seperti sisir untuk menyaring makanan dari dasar air. Contohnya paruh pada
Bebek.
f. Spearing (penombak), paruh yang berbentuk panjang seperti tombak.
Contohnya paruh pada burung Bittern.
g. Penghisap madu, paruh yang panjang dan melengkung yang berguna untuk
menghisap madu pada bunga. Contohnya pada burung Kolibri.
h. Paruh menyilang, paruh yang bagian atas dan bagian bawah saling menyilang,
contoh pada burung Red-crossbill. Selain paruh pada aves, Kaki aves pun sangat
beragam.

Kaki yang beragam ini sesuai dengan adaptasi lingkungan dan untuk memangsa makanan,
sebagai berikut:
a. Perching (Bertengger), jari-jarinya independen, fleksibel, dengan satu jari
menunjuk kebelakang.
b. Woodpecker (Pelatuk), dua jari kaki menunjuk ke depan dan dua jari kaki yang
lain menunjuk ke belakang ; untuk mendaki keatas, bawah, dan miring pada
batang pohon.
c. Aves Air, Terdapat selaput antara jari-jari kakinya yang berfungsi untuk
berenang dan menjaga agar tidak tenggelam ketika berjalan di lumpur atau pasir
halus di dekat perairan.
d. Wading Bird, memiliki jari-jari kaki yang panjang yang memfasilitasi untuk
berjalan di permukaan yang basah di dekat perairan.
e. Raptors, Jari kaki pendek, kuku melengkung tajam, dan cakar kuat untuk
mencengkeram.
f. Pengais, Memiliki tiga jari yang menghadap kedepan dan satu jari di bagian
belakang tidak tumbuh sempurna.
 Alur Phylogeny Mammalia

Beberapa ciri yang memisahkan reptil modern dari mamalia modern tidak
diragukan lagi berkembang pada tingkat yang berbeda. Banyak sifat mamalia yang
berkorelasi dengan kebiasaan mereka yang sangat aktif misalnya, sirkulasi ganda yang
efisien dengan jantung empat bilik yang lengkap, eritrosit berinti dan bikonkaf,
diafragma , dan langit-langit sekunder (yang memisahkan saluran untuk makanan dan
udara dan memungkinkan pernapasan selama pengunyahan atau menyusui). Rambut
untuk isolasi adalah korelasi dari endotermi, atau berdarah panas, pemeliharaan
fisiologis suhu individu terlepas dari suhu lingkungan. Endotermi memungkinkan
aktivitas berkelanjutan tingkat tinggi. Dengan demikian, karakteristik unik mamalia
tampaknya telah berevolusi sebagai sistem yang saling terkait yang kompleks.
Mamalia telah melewati banyak tahapan sejak kemunculan pertama mereka
synapsid leluhur di Pennsylvania subperiode akhir-akhir ini Karbon Titik. Pada
pertengahan Trias, ada banyak spesies sinapsida yang terlihat seperti mamalia. Garis
keturunan yang mengarah ke mamalia saat ini terpecah di Jurassic; synapsids dari
periode ini termasuk Dryolestes, lebih dekat hubungannya dengan yang masih ada
plasenta dan marsupial daripada untuk monotremata, sebaik Ambondro, lebih dekat
hubungannya dengan monotremata. Kemudian, eutherian dan metatherian garis
keturunan dipisahkan; Metatherian adalah hewan yang lebih dekat hubungannya
dengan marsupial, sedangkan eutheria adalah hewan yang lebih dekat hubungannya
dengan plasenta. Sejak Juramaia, eutherian paling awal yang diketahui, hidup 160 juta
tahun yang lalu di Jurassic, perbedaan ini pasti terjadi pada periode yang sama.
Setelah Peristiwa kepunahan Cretaceous – Paleogene memusnahkan dinosaurus
non-unggas (burung-burung menjadi satu-satunya dinosaurus yang masih hidup) dan
beberapa kelompok mamalia, mamalia plasenta dan marsupial terdiversifikasi menjadi
banyak bentuk baru dan relung ekologis di seluruh Paleogen dan Neogen, pada
akhirnya semuanya modern pesanan telah muncul. Mamalia adalah satu-satunya
sinapsida yang hidup. Silsilah sinapsid menjadi berbeda dari sauropsid garis keturunan
pada periode Karbon akhir, antara 320 dan 315 juta tahun yang lalu. Sauropsid adalah
reptil dan burung saat ini bersama dengan semua hewan punah yang lebih dekat
hubungannya dengan mereka daripada mamalia. Ini tidak termasuk reptil seperti
mamalia, kelompok yang lebih dekat hubungannya dengan mamalia.
Sepanjang Permian periode, sinapsid termasuk yang dominan karnivora dan
beberapa yang penting herbivora. Namun, pada periode Trias berikutnya, sekelompok
sauropsid yang sebelumnya tidak dikenal, yaitu archosaurs, Menjadi vertebrata yang
dominan. Itu bentuk mamalia muncul selama periode ini; indra penciuman mereka
yang superior, didukung oleh otak yang besar, memfasilitasi masuknya ceruk
nokturnal dengan sedikit paparan predator archosaurus. Gaya hidup nokturnal
mungkin telah memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan ciri-ciri
mamalia seperti endothermy dan rambut. Kemudian di Mesozoikum, setelah
dinosaurus theropoda diganti rauisuchians Sebagai karnivora yang dominan, mamalia
menyebar ke hewan lain relung ekologis. Misalnya, beberapa menjadi akuatik,
beberapa pesawat layang, dan bahkan beberapa diberi makan dinosaurus remaja.
Sebagian besar bukti terdiri dari fosil. Selama bertahun-tahun, fosil mamalia
Mesozoikum dan nenek moyang terdekat mereka sangat langka dan terpisah-pisah;
Namun, sejak pertengahan 1990-an, ada banyak penemuan baru yang penting,
khususnya di China. Teknik yang relatif baru dari filogenetik molekuler juga telah
menjelaskan beberapa aspek evolusi mamalia dengan memperkirakan waktu titik
divergensi penting untuk spesies modern. Jika digunakan dengan hati-hati, teknik ini
sering kali, tetapi tidak selalu, sesuai dengan catatan fosil.
Referensi:

Campbell, Neil. A., and Reece, Jane. B. (2008). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta:
Erlangga. Hal : 295-298.
https://www.coursehero.com/file/73543994/EVOLUSI-AVESpdf/
https://mahmuddin.wordpress.com/tag/filogeni-mamalia/
https://delphipages.live/id/ilmu/burung-reptil-vertebrata-lainnya/reptil/archosaur.
https://techno.okezone.com/read/2016/07/01/56/1430673/burung-mamalia-reptil-berasal-
dari-nenek-moyang-yang-sama.
Soesilawaty, Soesi Asiah. 2012. ZoologiVertebrata. Bandung : UPI Press.

Anda mungkin juga menyukai