Anda di halaman 1dari 56

Reptilia

Oleh
Hendro Kusumo EPM
Agung Budiantoro
Ciri Penting
 Respirasi : Paru-paru (terestrial sejati)
 Poikiloterm : Sirkulasi & Regulasi
 Sisik menutupi tubuh (molting)
 Bertelur (dg membran amniotik)
 Kosmopolitan (kecuali Antartica)
Respirasi : Paru-paru
 Paru-paru
berkembang baik
(bukan insang)
 Jaringan terlibat
dlm pertukaran
gas di tubuh
 Menjaga
kelembaban
meski di
lingkungan yg
kering
Poikiloterm : Sirkulasi
 Seperti amphibia memiliki dua
sirkulasi
 Laju metabolisme diatur oleh
suhu tubuh
 Ectothermic (cold-blooded) –
suhu tubuh diatur oleh
lingkungan /Poikiloterm.
regulasi suhu diatur perilaku
berjemur dibawah matahari dan
berteduh utk
mempercepat/lambat
metabolisme
Sisik : Molting
 Reptiles berasal dari kata reptum artinya :
‘crawl/melata’
 Tubuh ditutupi sisik yang secara periodik
mengelupas (molting). Molting Total terjadi
pada sub Ordo Ophidia, dan Molting
Sebagian terjadi pada sub Ordo Lacertilia.
 Molting jarang terjadi pada Ordo Chelonia
dan Crocodila.
Amniote Egg

 Telur dg membran pelindung


dan cangkang berpori menjaga
perkembangan embrio.
 Membran tipis menjaga cairan
garam dimana embrio
mengapung
 Yolk sac menampung yolk,
yaitu cadangan makanan kaya
protein untuk perkembangan
embrio
 Allantois menjadi tempat
penyimpanan sampah
bernitrogen yang dihasilkan
embrio sampai menetas
Kosmopolitan :
dg kulit Waterproof
Tubuh kering ditutup sisik atau
lempengan berbahan tanduk
 Bagian permukaan terdiri
dari keratin, sama seperti
bulu burung dan kuku untuk
mencegah dari kekeringan
 Menjaga dalam kehidupan
di darat , berbeda dengan
amphibi yang harus selalu
dekat air
Menjaga ketersediaan air dg membuang
sampah nitrogen dlm bentuk kering dan
pasta sebagai kristal asam urea
Kosmopolitan : Adaptasi Struktur
(utk hidup di darat)

 Kaki dg jari bercakar : utk


memanjat, menggali, dan
bergerak di medan yang sulit
 Kaki dg jari termodifikasi jadi
penghisap (suctions cups ) :
utk menempel
 Kelompok tertentu tanpa kaki.
Ular menggunakan kulit
bersisik dan struktur tulang –
otot yang berkembang baik
untuk bergerak
 Reptil yg mendominasi
daratan berawal dari
Thecodonts.
- The small lizard-like carnivores,
many of which walked on their hind
legs.
 Thecodonts adalah
Archosaurs pertama (ruling
reptiles=kadal berkuasa), yg
berkembang jadi crocodiles
awal, dinosaurus, dan reptil
terbang disebut pterosaurs
 Mesozoic adalah
abad Reptiles.
 Lebih dari 300
genus Dinosaurus
teridentifikasi
dalam lingkungan
yg luas
 Brachiosaurus,Dipl
odocus dan
Apatosaurus adalah
herbivores
- diduga leher
panjangnya utk
meraih daun
 Tyrannosaurus , dll
adalah carnivores,
 Ilmuwan yg
mempelajari
dinosaurus disebut
Paleontologists.
Modern Reptiles
1. Ordo Sphenodontia  Reptiles dibagi dlm16 ordo, 12 diantaranya
(Tuatara) : 2 sp punah.
- 4 survive-terdiri atas 6, 000 species
2. Ordo Crocodila  Reptiles dijumpai dimanapun termasuk
(Crocodile, Alligator ): kutub
23 sp

3. Ordo Squamata (Lizard,


Snake, Amphisbaena):
7.900 species

4. Ordo Testudinata
(Turtle, Tortoise, dan
Terrapin):300 species
1. Ordo Sphenodontia
 Hanya terdiri dari 2 spesies, merupakan reptilia purba.
 Anggota Sphenodontia hanya ditemukan di Selandia
baru.

 Contoh : Tuatara.
Sphenodon punctatus-tuatara
Rhynochocephalia
Satu2nya jenis yg masih
hidup dg panjang 60 cm
- Matanya 3 tapi tdk
menyolok di atas kepala-
parietal eye- sebagai
thermostat- menjaga dari
overheating
- Active di suhu rendah
memangsa serangga, cacing,
dan hewan kecil
2. Ordo Crocodila
 Ordo crocodylia mencakup hewan reptil yang
berukuran paling besar (the biggest Reptiles) di antara
reptil lain. Kulit mengandung sisik dari bahan tanduk
(horny scales).
 Di daerah punggung sisik tersusun teratur berderat ke
arah transversal dan mengalami penulangan
membentuk perisai dermal (dermal armor).
 Sisik pada bagian dorsal berlunas (hollow), pada
bagian lateral bulat dan pada bagian ventral berbentuk
segi empat.
Crocodilia
 Ordo terdiri atas 20 species, dalam
sub ordo : crocodiles, alligators,
caimans dan gavials
- keturunan dari archosaurs

 Crocodiles- bersifat nocturnal;


tersebar di Africa, Asia and
Americas
 Alligators – tersebar di China dan
southern U.S.
 Caimans- tersebar di Central
America- some in Florida
 Gavials- makan ikan; panjang dan
moncong slender - hidup di Burma
dan India
 Crocodila : Kepala berbentuk piramida,
keras dan kuat, dilengkapi dengan gigi-gigi
runcing bertipe gigi tecodont.
 Mata kecil terletak di bagian kepala yang
menonjol ke dorso-lateral.
 Pupil vertikal dilengkapi selaput mata,
tertutup oleh lipatan kulit yang
membungkus tulang sehingga lubang
tersebut hanya nampak seperti celah.
Carnivorous- berburu dengan
cara diam-diam
Nostril di ujung moncong
Buaya membawa bayinya di
rahang sampai cukup kuat

 Hidung terletak pada sisi dorsal ujung moncong dan


dilengkapi dengan suatu penutup dari otot yang dapat
berkontraksi secara otomatis pada saat buaya menyelam.
 Ekor panjang dan kuat.
 Tungkai relatif pendek tetapi cukup kuat. Tungkai
belakang lebih panjang, berjari 4 dan berselaput. Tungkai
depan berjari 5 tanpa selaput.
Kaki Depan Kaki Belakang

Jantung buaya memiliki 4 ruang namun sekat antar


ventrikel kanan dan kiri tidak sempurna yang
menyebabkan terjadinya percampuran darah.
Pada jantungnya memiliki foramen panizzae.
 Crocodilia merupakan hewan poikilotermik
sehingga kebanyakan akan berjemur di siang
hari untuk menjaga suhu tubuhnya.
 Mereka berburu di malam hari.
 Crocodilian dewasa terutama yang dominan
memiliki teritori tersendiri, namun pada
musim kering teritori tersebut dilupakan
karena daerah mereka menyempit akibat
kekeringan (Goodisman, 2002).
 Ordo crocodilia memiliki 3 Familia
 Familia : Alligatoridae
 Familia : Crocodylidae
 Familia : Gavialidae
1.1. Famili Alligatoridae
 Memiliki ciri-ciri bentuk moncongnya yang
tumpul dengan deretan gigi pada rahang
bawah tepat menancap pada gigi yang
terdapat pada rongga belakang pada deretan
rahang atas sehingga pada saat moncongnya
mengatup hanya deretan gigi pada rahang
atasnya saja yang terlihat. Dapat mencapai
umur maksimal hingga 75 tahun.
 Tahan terhadap
suhu rendah,
memiliki lempeng
tulang pada
punggung dan
bagian perut
bawah memiliki
sisik dari bahan
tanduk yang lebar
Contoh : Alligator mississippiensis yang berjumlah
Alligator sinensis lebih dari 6 sisik.
1.2. Familia Crocodylidae
 Moncongnya meruncing
dengan bentuk yang
hampir segitiga dan pada
saat mengatup, kedua
deret giginya terlihat
dengan jelas. Kedua
tulang rusuk pada ruas
tulang belakang pertama
bagian leher terbuka lebar.
Terdapat pula baris
tunggal sisik belakang
kepala yang melintang
yang tidak lebih dari 6
buah di bagian tengkuk
1.3. Familia Gavialidae
 Memiliki bentuk
moncong yang
memanjang dan pada
saat moncong tersebut
menangkup, kedua
deret gigi yaitu yang
berada di rahang atas
dan rahang bawah
terlihat berseling.
Ujung moncongnya
melebar dan bersegi 8.
3. Ordo Squamata
 Ordo Squamata dibedakan menjadi 3
sub ordo yaitu :
 1. Subordo Lacertilia/ Sauria
 2. Subordo Serpentes/ Ophidia
 3. Subordo Amphisbaenia
Ciri Umum Squamata :
 Tubuhnya ditutupi oleh sisik yang terbuat dari bahan
tanduk. Sisik ini mengalami pergantian secara
periodik yang disebut molting.
 Pada Subordo Ophidia, kulit/ sisiknya terkelupas
secara keseluruhan, sedangkan pada Subordo
Lacertilia, sisiknya terkelupas sebagian.
 Bentuk dan susunan sisik-sisik ini penting sekali
sebagai dasar klasifikasi karena polanya cenderung
tetap.
Squamata
 Ordo terdiri atas 5,640 species ular
dan kadal
- Organ reproduksi berpasangan
pada jantan
- Structur beragam
 Kadal – memiliki bibir
misalnya - iguanas, chameleons,
skinks and geckos
- Hidup disemua tempat kecuali
Antarctic
- Special adaptasi- agility dan
camouflage
- 2 species berbisa/venomous- Gila
monster (SW U.S.) dan beaded lizard
(western Mexico)
- Memangsa serangga
dan hewan kecil
 Perkembangbiakan ordo squamata
secara ovovivipar atau ovipar dengan
vertilisasi internal. Persebaran
Squamata sangat luas, hampir terdapat
di seluruh dunia kecuali Arktik,
Antartika, Irlandia, Selandia Baru, dan
beberapa pulau di Oceania. (Zug, 1993)
3.1. SUBORDO LACERTILIA/ SAURIA
 Umumnya adalah hewan pentadactylus dan bercakar,
dengan sisik yang bervariasi.
 Sisik-sisik ini dapat mengelupas. Pengelupasannya
berlangsung sebagian dalam artian tidak semua sisik
mengelupas pada saat yang bersamaan (Zug, 1993).
 Ciri lain yang membedakan dari Subordo Ophidia
adalah rahang bawahnya yang bersatu pada rahang
atas pada bagian yang disebut satura. Lacertilia
memiliki kelopak mata dan lubang telinga dan ada
yang dapat melepaskan ekornya, contohnya pada
Mabouya sp (Zug, 1993).
Klasifikasi  terdapat 4 famili dari S.O.
 Filum : Chordata Lacertilia yang ada di
indonesia, yaitu
 Subfilum : Vertebrata
Agamidae (cleret
 Superkelas : Tetrapoda gombel/Draco volans ),
 Kelas : Reptilia Gekkonidae
(Tokek/Gecco sp.),
 Subkelas : Diapsida
Scincidae
 Supraordo : Lepidosauria (Kadal/Mabouya),
 Ordo : Squamata Varanidae (Komodo,
Biawak).
 · Subordo : Lacertilia
3.2. SUBORDO OPHIDIA/ SERPENTES
 Subordo serpentes dikenal
dengan keunikannya yaitu
merupakan Reptilia yang seluruh
anggotanya tidak berkaki
sehingga semua jenis ular
termasuk dalam subordo ini.
 Seluruh anggotanya tidak
memiliki kelopak mata.
Sedangkan fungsi pelindung
mata digantikan oleh sisik yang
transparan yang menutupinya.
- Menyatu dengan warna lingkungan
- misal bunglon / chameleons
- Horned lizards- spiked armor,
ketika terganggu
menggembungkan diri,
memancarkan darah lewat mata
- Skinks dan cicak/geckos-
melepas ekor dan regenerate-
autotomy- melarikan diri dr
predators
- Kadal umumnya kecil; iguanas-
panjang1m; monitors- Komodo
dragon (Indonesia) panjang 3m
(9.8 ft), berat140 kg (308.6 lbs)
Lidah bercabang utk sense organs
- menelan mangsa langsung dan
ekor sebagai pertahanan diri
Adaptasi Ular

Ular diduga berkembang menjadi


kadal yang hidup di atas tanah
selama periode Cretaceous
Movement
 Ular memiliki tulang
punggung 100 to 400
vertebrae, masing2 dengan
rusuk
- menjadi perlekatan ribuan  Ular bergerak umumnya dg lateral
otot undulation.
 Interaksi tulang, otot dan - bergerak maju dengan pola huruf S
kulit menghasilkan 3 gerak  Gerak rectilinear, menerapkan
dasar : tenaga otot di belly, bukan samping.
1. Lateral undulation - Scutes adalah sisik di belly yang
2. rectilinear movement menempel bark orother permukaan
3. side winding. kasar (seperti caterpillar).
 Beberapa ular kerdil gurun bergerak
dg side-winding.
Feeding
 Ular makan binatang, namun tdk punya struktur teradaptasi
seperti carnivora lain.
 Ular tidak melihat, dan mendengar secara baik, juga tidak
punya bibir apalagi dengan gigi kecilnya tidak mampu merobek
mangsa.
Locating Prey
 Snakes evolved a sense of
smell which they use to
locate their prey.  Some snakes inject their prey with Toxic
- By flicking its forked tongue venom
, a snake gathers chemicals  most bite down their fangs and inject
from the environment. the poison into their prey.
 Venom is chemically complex.
 The tongue transfers these
- The hemotoxins are proteins that
chemicals to two pits in the attack the circulator system, destroy red
roof of the mouth called the blood cells and disrupt the clotting
Jacobsons organ where the power of blood.
nerves are highly sensitive to - The neurotoxins work on the nervous
the chemicals. system, by disrupting the nerve
pathways which is dangerous to
respiratory and heart functions.
 Berbeda dengan anggota Ordo Squamata
yang lain, pertemuan tulang rahang
bawahnya dihubungkan dengan ligament
elastis (Zug, 1993).
 Adanya Ligamen elastis ini memungkinkan ular untuk
memakan mangsa yang lebih besar dari ukuran kepalanya.
 Keunikan lain yang dimiliki oleh subordo ini paru-paru
yang asimetris, paru-paru kiri umumnya vestigial atau
mereduksi.
 Memiliki organ perasa sentuhan (tactile organ) dan
reseptor yang disebut Organ Jacobson ada pula pada
beberapa jenis yang dilengkapi dengan Thermosensor.
 Ada sebagian famili yang memiliki gigi bisa yang fungsinya
utamanya untuk melumpuhkan mangsa dengan jalan
mengalirkan bisa ke dalam aliran darah mangsa (Zug,
1993).
Tipe gigi Ular
 Ada 4 tipe gigi yang dimiliki Subordo Serpentes, yaitu :

 Aglypha : tidak memiliki gigi bisa. Contohnya pada


Famili Pythonidae, dan Boidae.
 Proteroglypha : memiliki gigi bisa yang terdapat di
deretan gigi muka (bagian depan). Contohnya pada
Famili Elapidae (kobra) dan Colubridae (welang).
 Solenoglypha : memiliki gigi bisa yang bisa dilipat
sedemikian rupa pada saat tidak dibutuhkan.
Contohnya pada Famili Viperidae .
 Ophistoglypha : memiliki gigi bisanya yang terdapat
di deretan gigi belakangnya. Contohnya pada Famili
Hydrophiidae (ular laut)
 Sebagian ular, seperti
ular kadut belang, ular
pucuk dan ular bangkai
laut, melahirkan
anaknya. Melahirkan
disini tidak seperti
pada mamalia,
melainkan telurnya
berkembang dan
menetas di dalam
tubuh induknya
(ovovivipar), lalu keluar
sebagai ular kecil-kecil.
 Terdapat 3 jenis bisa untuk melumpuhkan
mangsa, perlindungan diri, dan membantu
pencernaannya, yaitu :
1. Haemotoxin
Bisa yang menyerang sistem peredaran darah yaitu dengan cara
menyerang sel-sel darah. Contoh famili yang memiliki bisa tipe ini
adalah: Colubridae dan Viperidae
2. Cardiotoxin
Masih berkaitan dengan sistem peredaran darah, bisa jenis ini
menyerang jantung dengan cara melemahkan otot-otot jantung
sehingga detaknya melambat dan akhirnya dapat berhenti. Contoh
Famili yang memiliki bisa jenis ini tidak spesifik. Dalam arti, banyak
famili yang sebagian anggotanya memiliki bisa jenis ini.
3. Neurotoxin
Bisa yang menyerang syaraf, menjadikan syaraf mangsanya lemah
sehingga tidak dapat bergerak lagi dan dapat dimangsa dengan mudah.
Famili Elapidae /kobra dan Hydrophiidae/ular laut adalah contoh
famili yang memiliki bisa tipe ini
Contoh familia yang
terdapat di Indonesia
antara lain:
1. Pythonidae
Python merupakan famili dari ular tidak berbisa. Beberapa
mengelompokkannya sebagai subfamili dari Boidae yaitu
Pythoninae. Pythonidae dibedakan dari Boidae karena
mereka punya gigi di bagian premaxila, semacan tukang
kecil di bagian paling depan dan tengah dari rahang atas.
Kebanyakan hidup di daerah hutan hujan Tropis.
. Phyton merupakan ular yang tercatat mampu mencapai
ukuran paling besar, 10m (Python reticulatus). Beberapa
spesies menunjukkan adanya tulang pelvis dan tungkai
belakang yang vestigial berupa taji di kanan dan kiri
kloaka. Taji ini lebih besar pada yang jantan dan berguna
untuk merangsang pasangannya pada saat kopulasi.
Fam. Boidae

 Boidae dikenal sebagai famili ular pembelit,


habitatnya biasanya arboreal. Dengan persebaran di
Columbia, Suriname, Bolivia, Argentina, dan Asia.
Pembuluh darah dan organ pernafasannya masih
primitive, memiliki sisa tungkai belakang yang
vestigial. Moncongnya dapat digerakkan. Tipe giginya
aglypha. Famili ini memiliki genus diantaranya:
Acrantophis, Boa, Candoia, Corallus, Epicrates, Eryx,
Eunectes, Gongylophis, dan Sanzinia.
Fam. Hydropiidae
 Hydrophiidae merupakan famili dari ular
akuatik /ular laut yang memiliki bisa yang tinggi. Tipe gigi
bisa yang dimiliki anggota famili ini kebanyakan
Proteroglypha dengan tipe bisa neurotoxin. Biasanya
warnanya belang-belang dan sangat mencolok. Bagian ekor
termodifikasi menjadi bentuk pipih seperti dayung yang
befungsi untuk membantu pergerakan di air.
 Persebaran anggota famili Hydropiidae ini di perairan
tropis Samudra Hindia dan Samudra Pasifik bagian barat.
Pelamis platurus persebarannya hingga Samudra Pasifik
Timur dan Aipysurus laevis cenderung hidup di daerah
terumbu karang. Kebanyakan hidup di dasar laut dengan
sesekali naik ke permukaan untuk bernafas
Fam. Colubridae
 Famili ini memiliki ciri yang dapat membedakan dengan
famili yang lain diantaranya sisik ventralnya sangat
berkembang dengan baik, melebar sesuai dengan lebar
perutnya. Kepalanya biasanya berbentuk oval dengan sisik-
sisik yang tersusun dengan sistematis. Ekor umumnya
silindris dan meruncing.
 Familia Colubridae ini meliputi hampir setengah dari
spesies ular di dunia. Kebanyakan anggota famili Colubidae
tidak berbisa atau kalaupun berbisa tidak terlalu
mematikan bagi manusia. Gigi bisanya tipe proteroglypha
dengan bisa haemotoxin Genusnya antara. lain:
Homalopsis, Natrix, Ptyas (ular koros), dan Elaphe.
Fam. Xenopeltidae
 Xenopeltidae atau biasa dikenal dengan ular pelangi
karena sisiknya berkilau bila terkena cahaya. Famili ini
mempunyai lapisan pigmen yang gelap di bagian
bawah permukaan tiap sisiknya yang menambah
terang kilauannya. Salah satu spesiesnya Xenopeltis
unicolor merupakan binatang peliang yang
mengahabiskan waktunya di dalam tanah. Banyak
ditemukan di Cina Selatan sampai Asia Tenggara (Zug,
1993).
Fam. Viperidae
 Famili ini memiliki gigi bisa
solenoglypha dengan bisa jenis
haemotoxin. Famili ini kebanyakan merupakan
ular terran yang hidup di gurun dan di daerah
tropis. Tersebar hampir di seluruh dunia. Sisiknya
termodifikasi menjadi lapisan tanduk tebal
dengan pergerakan menyamping. Memiliki facial
pit sebagai thermosensor.
 Familinya ovovivipar dan beberapa bertelur.
Subfamili yang ada di Indonesia adalah Crotalinae
yang terdiri dari 18 genus dan 151 spesies.
Fam. Elapidae
 Elapidae merupakan famili yang anggotanya kebanyakan
ular berbisa (kobra) yang banyak ditemukan di daerah
tropis dan subtropis.terdiri dari 61 genus dengan 231
spesies yang telah diketahui. Biasanya memiliki gigi bisa
tipe Solenoglypha dan ketika menutup gigi bisanya akan
berada pada cekungan di dasar bucal.
 Bisa Elapidae bertipe neurotoxin. Dekat kekerabatannya
dengan Famili Hydrophiidae. Pupil mata membulat
karena kebanyakan merupakan hewan diurnal. Famili
ini dapat mencapai ukuran 6m (Ophiophagus hannah)
dan biasanya ovipar namun adapula yang ovovivipar
(Hemachatus)
3.3. SUBORDO
AMPHISBAENIA
 Subordo Amphisbaenia merupakan bagian dari Ordo
Squamata yang tidak berkaki namum memiliki
kenampakan seperti cacing karena warnanya yang semu
merah muda dan sisiknya yang tersusun seperti cincin.
Kelangkaanya dan kehidupnya yang meliang menjadikan
sedikit keterangan yang bisa diketahui dari subordo ini
(Zug, 1993).
 Kepalanya tidak memisah dari lehernya, tengkorak
terbuat dari tulang keras, memiliki gigi median di bagian
rahang atasnya tidak memiliki telinga luar dan matanya
tersembunyi oleh sisik dan kulit. Tubuhnya memanjang
dan bagian ekornya hampir menyerupai kepalanya (Zug,
1993).
4. Ordo Testudinata/Celonia
 Anggota ordo ini memiliki ciri yang spesifik
yaitu tubuhnya dilindungi oleh bangunan
yang disebut cangkang atau tempurung.
 Dalam bahasa Indonesia, dikenal empat
kelompok hewan yang termasuk bangsa ini,
yaitu penyu ( sea turtle), labi-labi
(Shoftshell Turtle), Kura-kura air tawar
(Fresh water Turtle/ Terrapine), kura-kura
darat (Tortoise).
Chelonia
 Ordo terdiri atas 265
species of turtles/penyu
dan kura2/tortoises
- Contoh kura-kura
(Galapagos tortoises)
- Tubuh dilindungi
cangkang disebut
carapace (dorsal) dan
plastron (ventral)
Penyu memiliki kaki yang
termodifikasi jadi sirip,
perilaku migrasi dan
mendarat untuk bertelur
 Ekstrimitasnya termodifikasi sesuai dengan habitat
hidupnya. Untuk anggota Ordo Testudinata yang
hidup di laut, ekstrimitasnya termodifikasi menjadi
bentuk seperti dayung untuk memudahkan hewan
tersebut dalam bergerak di air (berenang).
 Sedangkan untuk anggota yang hidup di darat, alat
geraknya termodifikasi menjadi bentuk batang atau
tonggak, tanpa selaput dan untuk yang hidup pada
habitat semiakuatik, terdapat selaput renang
diantara jari-jarinya.
 Untuk hewan yang hidup di darat, jari-jarinya
dilengkapi dengan cakar yang pada jantan, cakar ini
lebih panjang yang fungsinya antara lain sebagai alat
untuk berpegangan pada pasangannya pada saat
kopulasi. (Zug, 1993).
Reproduksi anggota
Ordo Testudinata
terjadi secara ovipar
dengan pembuahan
secara internal. Telur
yang dihasilkan
disimpan dalam tanah,
pasir atau serasah
dengan suhu yang
relatif konstan.
 Pada penyu, biasanya dalam periode
tertentu mereka akan mendarat di pantai
untuk meletakkan telur-telurnya. Anggota ordo ini
tidak mempunyai gigi (giginya mereduksi) dan diganti
dengan semacam modifikasi pada rahang (keratinasi)
menjadi bentuk seperti paruh.
 Fosil kura-kura tertua yang berasal dari masa trias (
225 juta tahun silam), Proganochelys, telah berbentuk
mirip kura-kura masa kini. Perbedaannya, tulang
belulang di bagian punggung belum begitu melebar
dan belum semuanya menyatu membentuk
tempurung sempurna. Se-Zaman dengan Dinosaurus.
Subordo Cryptodira
 Subordo Cryptodira
merupakan kura-kura
darat, semi akuatik dan
ada pula yang akuatik.
Keistimewaan dari
anggota subordo ini
adalah kepalanya dapat
ditarik ke dalam
cangkang membentuk
huruf S, mempunyai 12
sisik plastral, dan 9-8
tulang plastral. (Zug,
1993).
Subordo Pleurodira
 Sub-ordo Pleurodira merupakan kura-kura akuatik
dengan ciri memiliki leher yang panjang. Kepalanya
dapat dilipat ke samping badan namun tidak dapat
ditarik ke dalam tempurungnya. Karapaks biasanya
berbentuk oval dan berwarna gelap, memiliki 13 sisik
plastral dan 9-11 tulang plastral. Pelvisnya bersatu
dengan tempurung/cangkang. Merupakan hewan
karnivora, pemakan siput, kura-kura, dan amphibi
(Zug, 1993).
Kura-kura

Penyu

Bulus/Labi-labi
Pustaka :
Zug, George R. 1993. Herpetology : an
Introductory Biology of Ampibians and
Reptiles. Academic Press. London, p : 357 –
358.

Anda mungkin juga menyukai