Anda di halaman 1dari 5

PEMBAHASAN REPTIL

Kura-kura merupakan kelompok reptil kuno yang memiliki ciri cangkang unik yang
melindungi tubuh mereka. Penyu adalah nama kolektif termasuk seperti penyu air tawar dan
kura-kura darat. Kura-kura akan berevolusi lebih dari 200 juta tahun yang lalu dan merupakan
salah satu kelompok paling khusus dari semua hewan vertebrata. Seluruhnya ada sekitar 220 an
spesies penyu dan mereka kebanyakan ditemukan di daerah yang beriklim tropis dan sub tropis.
Species pada ordo ini memiliki tubuh bulat pipih dan umumnya relative besar,
terbungkus oleh perisai. Perisai sebelah dorsal cembung yang disebut carapace, dan perisai
sebelah ventral datar yang disebut plastron. Kedua bagian perisai itu digabungkan pada bagian
lateral bawah, dibungkus oleh kulit dengan lapisan zat tanduk tebal. Tidak mempunyai gigi,
tetapi rahang berkulit tanduk sebagai gantinya. Tulang kuadrat pada cranium mempunyai
hubungan bebas dengan rahang bawah, sehingga rahang bawah mudah digerakkan. Tulang
belakng toraks dan tulang costae (rusuk) biasanya menjadi satu dengan perisai. Termasuk hewan
ovipar. Telurnya diletakkan dalam lubang pasir atau tanah. Ekstremitas sebagai alat gerak baik di
darat maupun di air.
Kura-kura merupakan sekelompok kura-kura darat dari keluarga Testudinidae dan
umumnya hanya menggunakan air untuk minum atau mandi. Kura-kura adalah hewan yang
berumur panjang dan beberapa individunya diketahui telah hidup lebih dari 150 tahun. Sebagian
besar spesies herbivora sementara pasangan memakan serangga dan invertebrata lainnya.
Mayoritas kura-kura mempunyai cangkang yang berkubah tinggi dan kaki seperti gajah.
Beberapa spesies memiliki kaki depan berbentuk sekop yang mereka gunakan untuk menggali
lubang.

Gambar 1. Geochelone gigantean


Klasifikasi Kura-kura:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Ordo : Testudines
Familia : Testudinidae
Genus : Geochelone
Spesies : Geochelone gigantean

Buaya muara dikenal sebagai buaya terbesar di dunia dan dapat mencapai panjang tujuh
meter. Buaya ini dibedakan dengan buaya yang lain berdasarkan sisik belakang kepalanya yang
kecil ataupun tidak ada, sisik dorsalnya berlunas pendek berjumlah 16-17 baris dari depan ke
belakang biasanya 6-8 baris. Tubuhnya berwarna abu-abu atau hijau tua terutama pada yang
dewasa pada sedangkan yang muda berwarna lebih kehijauan dengan bercak hitam, dan pada
ekornya terdapat belang hitam dari bercak- bercak berwarna hitam.Saat bertelur, betina akan
membuat sarang dari sampah tumbuhan, dan dedaunan. Buaya ini bertelur pada awal musim
penghujan. Telur – telur ini akan terus dijaga oleh induk sampai menetas dan mereka dapat
mencari makanan sendiri. Buaya jenis ini menempati habitat muara sungai. Kadang dijumpai di
laut lepas. Makanan utamanya adalah ikan walaupun sering menyerang manusia dan babi hutan
yang mendekati sungai untuk minum. Persebaran buaya ini hampir di seluruh perairan Indonesia.
Ordo crocodylia mencakup hewan reptil yang berukuran paling besar di antara reptil lain.
Kulit mengandung sisik dari bahan tanduk. Di daerah punggung sisik-sisik itu tersusun teratur
berderat ke arah ternversal dan mengalami penulangan membentuk perisai dermal. Sisik pada
bagian dorsal berlunas, pada bagian lateral bulat dan pada bagian ventral berbentuk segi empat.
Kepala berbentuk piramida, keras dan kuat, dilengkapi dengan gigi-gigi runcing bertipe gigi
tecodont. Mata kecil terletak di bagian kepala yang menonjol ke dorso-lateral. Pupil vertikal
dilengkapi selaput mata, tertutup oleh lipatan kulit yang membungkus tulang sehingga lubang
tersebut hanya nampak seperti celah. Lubang hidung terletak pada sisi dorsal ujung moncong dan
dilengkapi dengan suatu penutup dari otot yang dapat berkontraksi secara otomatis pada saat
buaya menyelam. Ekor panjang dan kuat. Tungkai relatif pendek tetapi cukup kuat. Tungkai
belakang lebih panjang, berjari 4 dan berselaput. Tungkai depan berjari 5 tanpa selaput.
Crocodilia memiliki sisik tebal dari keratin dan diperkuat dengan lempengan tulang yang
disebut skuta sebagai pelindung, sisik rontok satu persatu tidak seperti ular. Contoh spesies dari
ordo ini adalah buaya. Buaya memiliki ekor tebal berotot, kaki depannya berjari lima, sedangkan
kaki belakang berjari emapat sebagian berselaput untuk berenang. Lubang hidung terletak di
ujung moncongnya yang memungkinkan untuk bernapas saat di dalam air, jantungnya beruang
empat namun memiliki pori di antara bilik kiri dan kanan. Contoh spesies buaya adalah buaya
muara (Crocodylus porosus).
Jantung buaya memiliki 4 ruang namun sekat antar ventrikel kanan dan kiri tidak
sempurna yang menyebabkan terjadinya percampuran darah. Pada jantungnya memiliki foramen
panizza. Crocodilia merupakan hewan poikilotermik sehingga kebanyakan akan berjemur di
siang hari unutk menjaga suhu tubuhnya. Mereka berburu di malam hari, Crocodilia dewasa
terutama yang dominan memiliki teritori tersendiri, namun pada musim kering teritori tersebut
dilupakan karena daerah mereka menyempit akibat kekeringan.

Gambar 2. Crocodylus porosus


Klasifikasi buaya:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Reptilia
Order : Crocodilia
Familia : Crocodylidae
Genus : Crocodylus
Species : Crocodylus porosus

Ordo Squamata ini memiliki tubuh yang ditutupi sisik epidermis bertanduk yang secara
periodic mengelupas sebagiansebagian atau keseluruhan. Osteoderm biasanya tidak ada tapi pada
beberapa jenis Squamata terdapat pada kepala dan tempat lain. Kepala pada dasarnya tipe
diapsid, arcade bawah tidak sempurna atau tidak ada dan arkade atas juga sering demikian. Tidak
memiliki tulang kuadratojugal (penghubung tulang kuadrat dan jugal) sehingga memungkinkan
terjadinya gerakan kinesis (pergerakkan tengkorak akibat posisi tulang kuadrat). Lubang hidung
berpasangan. Sering memiliki mata pineal pada kelompok kadal tapi pada kelompok ular tidak
ditemukan. Memiliki lubang kloaka transversal dan pada yang jantan terdapat dua hemipenis.
Organ Jacobson berkembang baik dan terpisah sempurna dari rongga hidung. Ordo ini terbagi
atas dua sub ordo yaitu Sauri/Lacertalia dan Serpentes/Ophidia.
Ular memiliki mulut , dengan lidah yang bercabang yang menghasilkan bisa lidah yang
panjang dan silindris berfungsi sebagai indera perasa dan peraba. Lidah dapat dijulurkan melalui
noktah tengah yang berada di bibir bawah sehingga ular mampu menjulurkan lidah tanpa harus
membuka mulut. Umumnya lidah berwarna hitam, tetapi adakalanya berwarna merah terang atau
kebiruan. Walaupun panjang dan bergerak sangat dinamis, lidah bukan sebagai alat bantu
menelan. Sebagai indera perasa, lidah ular dipakai untuk mengenali lingkungan baru dengan cara
dijulurkan ke luar agak lama. Bila ada makanan atau benda baru di dekatnya, ular akan
menjulurkan lidah dan menyentuhkannya berkali-kali sebelum menelan atau menolaknya. Bila
timbul rangsangan istimewa maka lidah akan dijulurkan dan bergetar. Ternyata dalam mulut ular
terdapat kumpulan saraf yang bernama Jacobson. Letaknya di bagian atas mulut ular. Lidah ular
yang berbentuk seperti garpu inilah yang berfungsi seperti hidung. Lalu, segala yang diciumnya
akan dikirimkan ke Jacobson. dari situlah, ular akan bergerak, dan gurat sisik, Seluruh tubuh ular
dibalut kulit yang elastis sehingga pergerakan tubuhnya sangat lentur. Kulit yang elastis ini
memungkinkan ular meregang dan mengembang saat menelan mangsa. Saat tubuh sedang
mengembang, antara sisik dan kulit yang terkembang tampak sangat tipis. Lapisan epidermis
kulit luar dapat kasar atau halus. Sisiknya tersusun rapi dari yang besar sampai kecil. Sisik ini
sebenarnya merupakan “tulang kulit”.

Gambar 3. Phyton reticulatus


Klasifikasi ular piton:
Kindom : Animalia
Phylum : Chordata
Kelas : Reptil
Ordo : Serpentes
Familia : Pythonidea
Genus : Phyton
Spesies : Phyton reticulatus

Anda mungkin juga menyukai