Anda di halaman 1dari 19

Nama : Nelvia Refiani

Nim : A420180173

Kelas : 5 D

RINGKASAN HASIL DISKUSI HORMON

Growth Hormone (GH)

Growth Hormone (GH) / Hormon Pertumbuhan, hormon yang disekresikan oleh pituitari
anterior, merangsang pertumbuhan melalui efek-efek tropik dan nontropik. Varian hGH, yang
kadang-kadang disebut hormon pertumbuhan plasenta adalah suatu protein yang terdiri dari191
asam amino yang berbeda di 15 posisi asam amino dari sekuens untuk hGH. hGH-V disintesis di
plasenta, mungkin di sinsitium, tetapi pola sintesis sekresi hGH-V pada gestasi tidak diketahui
pasti karena antibodi terhadap hGH-V bereaksi silang dengan hGH.

Hormon pertumbuhan adalah hormon yang paling banyak diproduksi oleh hipofisis
anterior, Hormon pertumbuhan dihasilkansecara alami oleh kelenjar pituitari atau hipofisis di
otak. Hormon pertumbuhan berperan utama dalam pengaturan fungsi metabolisme di seluruh
tubuh. Mengatur metabolisme karbohidrat dan lemak tubuh, Memelihara kesehatan dan fungsi
otak, otot, tulang, serta keseimbangan cairan tubuh., Memelihara kesehatan jantung dengan
menjaga kelenturan pembuluh darah sehingga aliran darah jadi lancer, Meningkatkan daya tahan
tubuh.

Ada dua mekanisme GH dalam bekerja, yaitu secara langsung dan tidak
langsung:1)Secara langsung Secara langsung GH menyebabkan lipolisis, meningkatkan
transportasi asam amino ke jaringan, sintesis protein dan glukosa di hati serta beberapa efek
langsung pada pertumbuhan tulang rawan.2)Secara tidak langsungSecara tidak langsung GH
bekerja melalui IGF-1 yang dihasilkan oleh berbagai jaringan sebagai respon terhadap GH.IGF-1
dalam sirkulasi terikat pada 6 spesific binding potein dalam beberapa kombinasi. IGF-binding
protein (IGFBP) yang utama adalah IGFBP-3 yang merupakan 95 % dari semua binding protein.
Jaringan yang memproduksi IGF-1 antara lain hati, otot, tulang, tulang rawan, ginjal dan kulit.
Sebagian besar IGF-1 yang dilepas disirkulasi berasal dari hati.

Growth Hormone (GH) disebut juga Somatotropik Hormon merupakan hormon yang
menstimulasi pertumbuhan jaringan. Hormon ini disekresikan oleh sel asidofil dari
adenohipofisis. Pada anak-anak sekresi berlebihan dari GH, sebelum penyatuan dari epifisis akan
menyebabkan kelainan pertumbuhan yang dinamakan gigantisme. Hal itu karena pertumbuhan
cepat atau akselerasi pertumbuhan tulang. Jika epifisis sudah menutup, maka pertumbuhan
tulang tidka memanjang namun menyamping dan menebal pada beberapa tempat. Hormon
pertumbuhan ini berpengaruh pada otot, ginjal, jaringan adiposa dan hepar, dan memfasilitasi
sintesis protein dan katabolisme asam amino. Hormon ini menyokong transfer asam amino dari
darah ke sel-sel otot yang berdampak pada keseimbangan positif nitrogen. Sementara pada orang
dewasa, sekresi berlebihan dari GH dapat menyebabanakromegali. Kondisi ini ditandai dengan
ukuran tangan, kaki, dan wajah yang lebih besar dari ukuran normal.Kelebihan hormon
pertumbuhan ini kebanyakan disebabkan oleh tumor di kelenjar pituitari anterior. Namun,
kondisi ini juga kadang bisa disebabkan oleh tumor di organ tubuh lain, seperti pankreas, paru-
paru, atau tumor otak.Hormon pertumbuhan (GH) juga mempunyai efek diabetogenik, yaitu anti-
insulin. Pemberian GH berdampak naiknya kadar gula dalam darah. Pemberian yang
berlangsung lama akan menyebabkan kerusakan pada pulau-pulau Langerhans pankreas dan
memicu diabetes militus. Meskipun aktivitas GH pada metabolisme karbohidrat belum
sepenuhnya diketahui, GH dapat menurunkan laju penggunaan glukosa dalam darah. Selain
berpengaruh gula darah, GH mempunyai hubungan metabolisme lipid. Hormon ini membantu
memobilisasi lemak ke hepar, meningkatkan jumlah hormon yang mungkin
menghasilkanketonemia dan ketonuria. Pada betina, perkembangan kelenjar mamae dipengaruhi
somatotropin.

Kekurangan hormon pertumbuhan / Growth Hormone Deficiency (GHD) terjadi ketika


kelenjar hipofisis tidak menghasilkan hormon pertumbuhan yang cukup. GHD lebih sering
terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa.Kelenjar hipofisis adalah kelenjar kecil seukuran
kacang polong yang terletak di pangkaltengkorak dan menghasilkan delapan hormon. Beberapa
hormon ini mengontrol aktivitas tiroid dan suhu tubuh.Kekurangan hormon pertumbuhan lebih
sering dialami oleh anak-anak. Kondisi ini dapat mengakibatkan terhambatnya proses
pertumbuhan, misalnya tertundanya masa pubertas, terhambatnya perkembangan organ seksual,
atau tinggi badan di bawah rata-rata teman sebayanya. Selain itu kekurangan hormon GH juga
dapat mengalami hipopituitarisme yakni penyakit yang terjadi akibat kurangnya hormon yang di
hasilkan kelenjar di otak salah satunya hormon GH itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Arma, Nuriah; Karlinah, Nelly; dan Yanti, Efrida. 2015. Bahan Ajar Obstetri Fisiologi.
Yogyakarta: Deepublish. Hal: 118.

Campbell, Neil A; dan Reece, Jane B. 2008. Biologi Edisi kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
Hal: 155.

Kee, Joyce ; dan Hayer, Evelyn. 1994. “Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan”. Jakarta :
EGC. Hal : 572.

Nugroho, Agung Rudi,2016. Dasar-Dasar Endokrinologi. Samarinda: Mulawarman University


Press. Hal: 34-35.

Ratnayanti, I Gusti Ayu Dewi. (2012). Peran Growth Hormone Terhadap Metabolisme Lipid.
Jurnal Ilmiah Kedokteran, 43(3), 184-190.
Widiyanto, 2007. “Latihan Dan Sekresi Hormon Pertumbuhan”. Medikora. Vol 3. No 2. Hal :
176-180.

Widiyanto, 2007. “Latihan Dan Sekresi Hormon Pertumbuhan”. Medikora. Vol 3. No 2. Hal :
176-180.

Hormon Prolaktin

Hormon Prolaktin berasal dari bahasa Inggris Prolactin(PRL) atau Prolactin Leutropic
Hormon(TH). Hormon ini berhubungan dengan laktasi/ menyusui/ pengeluaran air susu. Pada
wanita yang melahirkan, kelenjar susunya dirangsang oleh hormon ini, sehingga wanita tersebut
menghasilkan air susu untuk bayinya. Bahan-bahan yang ada di dalam hormone ini adalah
Lemak, Karbohidrat, Kalsium, Vitamin A dan Vitamin D. Hormon prolaktin dihasilkan pada
kelenjar Hipofisis (Pituitari) pada bagian Lobus Anterior. Hormon Prolaktin/ PRL terletak pada
pituitari anterior sebagai merangsang produksi susu. Hipofisis (kelenjar pituitari)/ Master Gland
itu sendiri merupakan kelenjar yang terletak di dasar otak berdekatan dengan hipotalamus (di
langit-langit mulut). Hipofisis sendiri dibagi menjadi 3 bagian yaitu depan (adenohipofise),
tengah (intermedia) dan belakang (neurohipofise).

Pada manusia, hormon ini berperan dalam meningkatkan perkembangan payudara dan
sekresi air susu ibu. Dimana prolaktin akan merangsang pengeluaran ASI setelah melahirkan.
Hormon prolaktin juga berperan merangsang produksi air susu, serta berfungsi untuk sintesis
progesteron oleh korpus luetum pada beberapa spesies hewan. Di samping laktasi, prolaktin
ternyata juga merupakan hormon yang berperan dalam reproduksi. Beberapa spesies rodensia
dan anjing, prolaktin dibutuhkan untuk memelihara korpus luteum. Oleh karena itu, jika seekor
mencit telah mengalami penghilangan gen prolaktin, maka hewan tersebut selain tidak bisa
berlaktasi juga akan mengalami kemandulan karena gagal untuk berovulasi, fertilisasi, dan
perkembangan preimplantasi serta gagal untuk implantasi. Selain itu, tingkah laku keibuan pada
beberapa spesies hewan juga dipengaruhi oleh prolaktin, contohnya pada burung dara baik pada
yang jantan maupun yang betina dalam mengerami telurnya dan memberi makanan anaknya.

Pada prolaktin, hipotalamus menekan hipofisis anterior secara tonus. Dalam hal ini
hipotalamus melakukan penekanan (brake) terhadap laktotrof, sehingga dalam kondisi tidak
menyusui prolaktin tidak disekresikan oleh hipofisis anterior. Penekanan tersebut dilakukan
dengan cara mensekresikan dopamin. Zat tersebut disekresikan ke dalam portal darah oleh
neuron hipotalamus yang kemudian akan berikatan dengan reseptor pada laktotrof dan mencegah
terjadinya sintesis maupun sekresi prolaktin. Sebaliknya, dalam kondisi menyusui, substansi
penekanan akan dicabut sehingga prolaktin disekresikan. Jika tangkai pituitari dipotong, sekresi
prolaktin akan semakin meningkat, sementara hormon-hormon pituitari yang lain akan menurun
drastis. Rangsangan pada puting dan kelenjar mamae serta perawatan terhadap anak juga akan
meningkatkan pelepasan prolaktin. Pengaruh ini terjadi karena adanya lengkung refleks spinal
yang menyebabkan pelepasan prolactin stimulating hormone dari hipotalamus. Kemudian salah
satu pengontrol sintesis maupun sekresi hormon prolaktin yaitu Estrogen.

Kelebihan hormone ini dapat menyebabkan Hiperprolaktinemia. Kasus ini disebabkan


sekresi prolaktin yang tidak sesuai oleh kelenjar hipofisis. Kelebihan hormon prolaktinpada
wanita bisa ditandai dengan vagina kering, menstruasi yang tidak teratur atau bahkan terhenti
sama sekali. Kelebihan hormon ini juga dapat menyebabkangalaktorea atau keluarnya ASI meski
tidak sedang hamil atau menyusui. Sedangkan pada pria kondisi ini muncul dengan tanda
disfungsi ereksi, pembesaran payudara (ginekomastia), dan penurunan masa otot dan
berkurangnya rambut pada tubuh.

Kekurangan hormone ini dapat menyebabkan gangguan pada laktasi. Laktasi adalah
keseluruhan proses produksi dan pengeluaran ASI. Laktasi terjadi dibawah pengaruh berbagai
kelenjar endokrin, terutama hormon-hormon hipofisis prolaktin dan oksitosin. Gangguan ini
dapat ditandai dengan nyeri saat menyusui, hal ini mencetuskan rasa stress pada responden
ketika menyusui bayinya. Stress ini yang kemudian menghambat produksi ASI pada ibu dan
menyebabkan penurunan kepercayaan diri pada ibu karena ASI-nya berkurang.

Daftar Pustaka

Astuti, Pudji. (2018). Endokrinologi Veteriner. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal:
62-63.

Damayanti, Tita. (2014). Ilmu Reproduksi Ternak. Surabaya: Airlangga University Press (AUP).
Hal: 63.

Furqona, Deswaty. (2007). Seri IPA Biologi. Surakarta: Yudhistira. Hal: 66.

Heffner, L. J. Dan Schust, D. J. (2005). At A Glance : Sistem Reproduksi Edisi Kedua. Jakarta:
Erlangga. Hal: 72.

Ikhlasiah, Marthia., dan Winarni, Lastri Mei. (2020). Pemberian Jus Daun Pepaya Bagi Ibu
Menyusui Yang Bekerja Terhadap Peningkatan Kadar Hormon Prolaktin Dan
Berat Badan Bayi Di Tangerang. Jurnal Kebidanan. Vol 6. No 1 : 89-94.

Nani, Desiyani. (2018). Fisiologi Manusia : Siklus Reproduksi Wanita. Jakarta: Penebar Plus’
(Penebar Swadaya Grup). Hal: 23.

Nurjanah, Siti; Kamariyah, Nurul; dan Soleha, Umdatus. 2017. “Pengaruh Konsumsi Ekstrak
Daun Sauropus androgynus(L) Meer (Katu) Dengan Peningkatan Hormon
Prolaktin Ibu Menyusui Dan Perkembangan Bayi Di Kelurahan Wonokromo
Surabaya”. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 10(1): 24-35.

Pamuji, Siti Erniyati Berkah., Supriyana., Rahayu, Sri., dan Suhartono. (2014). Pengaruh
Kombinasi Metode Pijat Woolwich Dan Endorphine Terhadap Kadar Hormon
Prolaktin Dan Volume Asi. Tesis Program Studi Magister Epidemiologi Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang.Hal : 1-15

Setyaningsih, Endang; Hariyatmi; Astuti, Dwi Setyo; dan Ismiyanto, Mazwar. (2018). Fisiologi
Hewan. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Hal: 219.

Suksesty, Catur Erty dan Ikhlasiah, Marthia. 2017. “Pengaruh Jus Campuran Kacang Hijau
Terhadap Peningkatan Hormon Prolaktin Dan Berat Badan Bayi”. Jurnal Ilmiah
Bidan. 2(3): 32-40.

Wijaya, Agung. 2006. Biologi IX. Jakarta: Grasindo. Hal: 50. Setyaningsih, Endang, Hariyatmi,
Astuti, Dwi Setyo, dan Ismiyanto, Mazwar. (2018). Fisiologi Hewan.
Muhammadiyah University Press. Hal: 219.

Follicle-stimulating hormone(FSH) dan Luteinizing Hormone (LH)

Sub unit FSH α terdiri dari 92 asam amino dengan karbohidrat pada asam amino nomer
52 dan 78. Sedangkan sub unit β terdiri dari 108-118 asam amino dengan 2 gugusan karbohidrat
pada asam amino nomor 7 dan 24. Merupakan hormon yang berasal dari glikoprotein yang
terdiri dari dua sub unit heterodimer yaitu α dan β. Submit α terdiri dari semua hormon yang
menghasilkan gen tunggal di kromosom 6 dan mempunyai komposisi asam amino yang sama
meskipun memiliki residu karbohirat berbeda. FSH dihasilkan pada kelenjar hipofisis yakni pada
lobus anterior.

LH merupakan hormone glikoprotein yang terdiri dari dua sub unit α dan β dengan berat
molekul 30.000 dalton. pada sub-unit α mengandung 2 oligosakarida berikatan dengan aspargin,
memiliki 5 jembatan disulfida yang bebas ditemukan dalam kelenjar hipofisis dan plasenta. Pada
sub-unit β mempunyai 1 atau 2 oligosakarida berikatan dengan aspargin dan memiliki 6
jembatan disulfida. LH dihasilkan pada kelenjarhipofisis yakni pada lobus anterior.

Kedua hormon ini (FSH dan LH) merupakan hormon yang distimulasi oleh hormon
GnRH yang diproduksi di hipotalamus sehingga merangsang hipofisis lobus anterior.

Fungsi dari kedua hormon tersebut yaitu :

1.Hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone)

a. Pada wanita, FSH berfungsi menstimulasi pertumbuha folikel ovarium sebelum ovulasi
dan memproduksi hormon esterogen.
b. Pada laki-laki, FSH berfungsi merangsang perkembangan spermatosit dalam proses
spermatogenesis, khususnya merangsang sel-sel sertoli pada perubahan spermatid
menjadi sperma dalam tubulus seminiferus testis

2.Hormon LH (Luteinizing Hormone)

a. Pada wanita, LH bekerja sama dengan FSH menstimulasi produksi estrogen. LH berperan
dalam ovulasi dan sekresi progesteron oleh korpus luteum setelah ovulasi.
b. Pada laki-laki, LH berfungsi dalam menstimulasi sel-sel interstisial tubulus seminiferus
testis untuk memproduksi androgen (testosteron).

Hormon FSH dan LH merupakan hormon yang terdapat pada kelenjar kelamin (gonad)
baik pada pria terjadi di testis dan pada wanita terjadi di ovarium.
1. Mekanisme kerja hormon FSH dan LH pada wanita, dapat terjadi sejak fase siklus
haid atau menstruasi. Berdasarkan mekanisme kerja pada gambar diatas
menstruasi dipengaruhi oleh hormon GnRH (Gonadotropin Releasing Hormon)
yang dikeluarkan oleh hipotalamus dan memicu hipofisi anterior mengeluarkan
hormon FSH yang memicu pemataangan folikel di ovarium sehingga terjadi
sintesis estrogen dlam jumlah besar. Estrogen akan mengakibatkan poliferasi sel
endometrium (penebalan dari endometrium) estrogen yang tinggi memberi tanda
kepada hipofisis untuk mengeluarkan hormon LH. LH akan mengakibatkan
ovulasi dan memicu korpus luteum untuk mensintesis progesteron. Progesteron
sendiri menyebabkan perubhan sekretorik pada endometrium sehingga terjadi fase
sekresi/fase luteal. Fase sekresi selalu tetap 14 hari. Meskipun siklus haid
bervariasi, yang berbeda adalah fase poliferasinya. Sehingga hal tersebut
mempengaruhi masa subur.
2. Mekanisme kerja hormon FSH dan LH pada Pria, dapat terjadi di testis pada
proses spermatogenesis. Berdasarkan gambar di atas, aktivitas gonadotropin
hormon pada testis, pembantukan spermatozoa dan steroidogenic di bawah
kontrol interaktif paracrine di dalam testis merupakan faktor pertumbuhan.
Luteinizing Hormon (LH) menstimulasi (+) sel leydig untuk sekresi testosteron,
sedangkan FSH menstimulasi (+) pembelahan sel germinal. FSH juga
menstimulasi sel sertoli untuk meningkatkan metabolisme Androgen pada organ
jantan dan feed back negatif (-) pada hipotlamus, menurunkan keluarnya GnRH
(FSH/LH-RH). Konsentrasi testosteron secara lokal tinggi menstimulasi
pertumbuhan germinal epithelium.FSH menstimulasi sintesa ABP. Inhibin
disekresi sel sertoli untuk menekan level FSH.

Efek kelebihan hormon FSH dan LH:

1. Pada wanitaa
a. Kelebihan FSH menyebabkan kanker atau tumor ovarium.
b. Kelebihan LH menyebabkan terlambatnya menstruasi dan menguatnya
dinding rahim.
2. Pada laki-laki
a. Kelebihn FSH menyebabkankanker atau tumor testis.
b. Kelebihan LH menyebabkan munculnya ciri kelamin sekunder secara
berlebihan.

Efek kekurangan hormon FSH dan LH

Rendahnya kadar hormon gonadotropin (FSH dan LH)dapat menyebabkan terjadinya


delayed ovulasi (ovulasi tertunda) dan kista folikuler. Karena rendahnya kadar LH, fase folikuler
diperpanjang. Sehingga folikel yang seharusnya mengalami ovulasi dan memasuki fase luteal
tertunda waktunya atau tidak terjadi sama sekali. Gejala yang nampak dari kasus ini adalah
kawin berulang (repeat bredeer). Gangguan sekresi hormon FSH dan LH juga dapat
menyebabkan terjadinya kasus anovulasi (kegagalan ovulasi). Kegagalan ovulasi ini karena
adanya kekurangan atau kegagalan pelepasan hormon LH, yang mengakibatkan folikel de Graaf
yang sudah matang gagal pecah sehingga terbentuk cyctic folikel. Kegagalan ovulasi juga dapat
disebabkan oleh endokrin yang tidak berfungsi sehingga mengakibatkan perkembangan kista
folikuler).

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Pudji. 2018. Endokrinologi Veteriner. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Hal:118.

Damayati, tita. 2020. Ilmu Reproduksi Ternak. Surabaya : Airlangga University Press.

Irnaningtyas., dan Istiadi, Yossa. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: PT Gelora
Aksara Pratama. Hal : 233.

Manurung, Nixson. 2017. Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin dilengkapi Mind Mapping dan
Asuhan keperawatan Nanda Nic Noc. Sleman : Deepublish. Hal: 54-55.

Manurung, Nixson. 2017. Asuhan Keperawatan Sistem Endokrin dilengkapi Mind Mapping dan
Asuhan keperawatan Nanda Nic Noc. Sleman: Deepublish. Hal: 75.

Setiawati, E., Saleh, D., & Sumaryadi, M. 2018. “Kinerja Reproduksi Sapi Pasundan Di Jawa
Barat”. Prosiding Seminar Teknologi Agribisnis Peternakan (Stap) Fakultas
Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. 6(1) : 158-167.

Susilawati, Trinil. 2011. Spermatologi. Malang: UB Press. Hal: 30-31.


TSH (thyroid stimulating hormone)

TSH (thyroid stimulating hormone) adalah Hormon perangsang tiroid (juga dikenal
sebagai tirotropin, hormon tirotropik, atau disingkat TSH) adalah hormon hipofisis yang
merangsang kelenjar tiroid untuk memproduksi tiroksin (T4), dan kemudian triiodotironin (T 3)
yang menstimulasi metabolisme hampir setiap jaringan di tubuh. Hormonini dihasilkan oleh
otak, merupakan produk dari hipotalamus yang merangsang pituitary anterior untuk
mengeksresiakan tirotropin. Thyroid Stimulating Hormone(TSH)dihasilkan pada kelenjar
hipofise (kelenjar pituitari) bagian anterior. hormon thyroid stimulating hormone (TSH)
berfungsi sebagai:

a. Sebagai hormon yang menstimulasi tiroid untuk menghasilkan hormon tiroid


b. Sebagai hormon yang mengatur suhu tubuh.
c. Untuk mendeteksi ketidakseimbangan dan kelainan fungsi pada kelenjar tiroid.
d. Untuk mengatur dan menekan pertumbuhan hormon tiroid.

Berdasarkan fungsi TSH paling relevan dalam fisiologi kelenjar tiroid, hormon tiroid terlibat
secara jelas dalam perkembangan fungsi sistem saraf pusat. Selain itu TSH berperan merangsang
pertumbuhan dan fungsi kelenjar tiroid.

Cara kerja hormonTSH ini adalah sebagai berikut:Secara umum cara kerja hormon TSH
ini merupakan salah satu sistem yang sangat maju dalam tubuh manusia, karena dapat mengatur
jumlah tiroksin yang diciptkan dan dilepskan atau dikeleluarkan dari dalam tubuh manusia. Saat
tiroksin dilepaskan otak sistem hormoral hipotalamus mengirimkan sebuah perintah (TRH,
hormon pelepas tiroid) ke kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid, sebagai titik akhir rantai perintah ini
segera menaggapi dengan melepaskan tiroksin dan menyebarkannya keseluruh tubh melalui
darah. Saat tiroksin tersebut dibutuhkan, hipotalamus mengirikan perintak ke kelenjar tiroid.
Sesuai dengan perintah kerja yang diterima oleh kelenjar tiroid tersebut, kelenjar tiroid kemudian
segera menghasilkan tirkosin, dan menyebarkannya keseluruh tubuh lewat aliran darah.

Untuk bisa bekerja secara optimal, hormon tiroid memerlukan stimulus dari kelenjar
hipofisis (pituitary). Kelenjar yang berada di otak ini akan memproduksi, menyimpan, dan
melepaskan thyroid stimulating hormone (TSH) atau pemicu produksi hormon tiroid. Jumlah
TSH inilah yang menjadi salah satu penanda tinggi atau rendahnya hormon tiroid dalam tubuh.

Efek Kelebihan Hormon TSH (Thyroid Stimulating Hormone)Karena peranan hormon tiroid
amat penting bagi tubuh, menjaga stabilitasnya menjadi sangat penting untuk dilakukan. Salah
satu kondisi yang dapat memengaruhi hormon tiroid adalah hipertiroidisme dan
tirotoksikosis.Hipertiroidisme merupakan kondisi ketika kelenjar tiroid terlalu aktif
memproduksi hormon tiroid, sehingga kadar hormon tiroid di dalam darah menjadi sangat tinggi.
Sedangkan tirotoksikosis adalah kondisi yang terjadi saat kadar hormon tiroksin (salah satu jenis
hormon tiroid) meningkat terlalu tinggi dan menyebabkan masalah kesehatan.
Beberapa gejala di bawah ini dapat muncul jika seseorang memiliki terlalu banyak hormon tiroid
atau kelenjar tiroidnya terlalu aktif:

a. Mengalami penurunan berat badan.


b. Gemetar atau tremor.
c. Mengalami kerontokan rambut.
d. Menjadi gugup atau gelisah.
e. Sulit berkonsentrasi.
f. Tubuh mengeluarkan keringat secara berlebih.
g. Sensitif atau tidak tahan dengan suhu panas.
h. Gelisah dan susah tidur.
i. Mudah lelah.
j. Detak jantung menjadi cepat.

Efek Kekurangan Hormon TSH (Thyroid Stimulating Hormone)Jumlah hormon tiroid yang
terlalu sedikit lebih dikenal dengan istilah hipotiroidisme. Hipotiroidisme merupakan kondisi di
mana kelenjar tiroid tidak mampu memproduksi hormon tiroid dalam jumlah yang cukup. Hal
inilah yang membuat proses metabolisme tubuh menjadi terganggu. Beberapa gejala kekurangan
hormon tiroid, antara lain:

a. Mengalami metabolisme tubuh yang lambat.


b. Mudah mengalami kenaikan berat badan.
c. Mudah lelah.
d. Gangguan memori.
e. Susah buang air besar atau konstipasi.
f. Terlalu peka terhadap udara dingin.
g. Detak jantung lebih lambat dibandingkan kondisi normal.
h. Memiliki kulit kering.
i. Memiliki suara yang serak.
j. Rambut kering dan mudah patah.
k. Mengalami depresi.

Gejala gangguan tiroid ini dapat menyerupai penyakitlain. Pada wanita, kondisi kelebihan atau
kekurangan hormon tiroid sama-sama dapat memengaruhi siklus menstruasi.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Reece. 2010. Biologi Jilid 3. Jakarta:Erlangga.

https://dosenbiologi-com.cdn.ampproject.org/v/s/dosenbiologi.com/manusia/hormon-tsh

https://www.alodokter.com/jangan-sampai-kelebihan-atau-kekurangan-hormon-tiroid

https://www.google.com/amp/s/slideplayer.info/amp/17994619/
Wahyuni, Dira., Irfani, Fasihah., Nasution, Iskandar Dan Dhanu, Rusli. 2019. “Hubungan
Tingkat Thyroid StimulatingHormone Dengan Fungsi Kognitif.”Jurnal
Kedokteran Brawijaya. 30(4):293-296.

Hormon adrenokortikotropik (ACTH)

Hormon adrenokortikotropik (ACTH) adalah polipeptida asam 39-amino yang


disekresikan terutama oleh kelenjar hipofisis anterior. Hipotalamus mengendalikan sekresi
ACTH pituitary dengan menggunakan hormon pelepas kortikotropin (CRH), sebuah peptida
asam 41-amino dilepaskan sebagai respons terhadap rasa sakit, kegelisahan, dan stres. Ada juga
variasi diurnal: tingkat tertinggi sekitar 7-10 pagi. Kortisol memberikan kontrol umpan balik
negatif pada sekresi ACTH pada kelenjar pituitari dan tingkat hipotalamus.

ACTH merupakan hormon penting yang diproduksi oleh kelenjarhipofisis anterior.


Pertama, hipotalamus melepaskan Corticotropin (CRH). Kemudian, ACTH merangsang
adrenokortikotropik untuk menghasilkan kortisol. CRH dan ACTH akan terganggu apabila
tingkat kortisol dalam darah sangat tinggi. ACTH berfungsi untuk memicukelenjar adrenal dalam
melepaskan hormon yang disebut kortisol. Hormon kortisolsendiri berguna untuk mengatur
metabolisme tubuh dan tekanan darah.

ACTH disintesis dari irisan pre-pro-opiomelanokortin, sebuah polipeptidayang terdiri


dari 267 asam amino. Fragmen irisan yang terjadi antara lain ACTH, ACTH, β-lipotropin, γ-
lipotropin, MSH, β-endorfindan peptidaopioid. POMC, ACTH dan β-lipotropin disekresi oleh
kortikotropyang terletak pada adenohipofisisdari kelenjar hipofisissetelah distimulasi oleh
CRHyang disekresi oleh hipotalamus.

Peran utama ACTH adalah menstimulasi sintesis dan sekresiglukokortikoiddan


androgenpada korteks adrenalmelalui pencerap ganda protein-G yang bergantung pada
mekanisme cAMP. Sebelum berlangsungnya sintesis steroid, ACTH akan meningkatkan
konsentrasi kolesterol esterasedan mendifusikan kolesterolmelalui membran mitokondriadan
meningkatkan sintesis pregnenolon.

Hormon pelepas kortikotropin dari hipotalamus bekerja pada hipofisis (inset), yang
mengeluarkan Hormon adrenokortikotropik. ACTH melakukan perjalanan ke kelenjar adrenal
melalui aliran darah (panah). Kortisol dari adrenal kemudian diumpankan kembali ke
hipotalamus untuk mematikan siklus.

Hormon adrenokortikotropik dibuat dalam sel-sel kortikotrof dari kelenjar hipofisis


anterior, di mana ia dilepaskan dalam semburan ke dalam aliran darah dan diangkut ke seluruh
tubuh. Seperti halnya kortisol, kadar hormon adrenokortikotropik umumnya tinggi di pagi hari
ketika kita bangun dan jatuh sepanjang hari (mencapai tingkat terendah selama tidur). Ini disebut
ritme diurnal (sirkadian). Begitu hormon adrenokortikotropik mencapai kelenjar adrenal, hormon
itu berikatan dengan reseptor yang menyebabkan kelenjar adrenal mengeluarkan lebih banyak
kortisol, menghasilkan kadar kortisol yang lebih tinggi dalam darah. Ini juga meningkatkan
produksi senyawa kimia yang memicu peningkatan hormon lain sepertiadrenalin dan
noradrenalin.

Sekresi Hormon adrenokortikotropik dikendalikan oleh tiga daerah tubuh, hipotalamus,


kelenjar hipofisis, dan kelenjar adrenal. Ini disebut poros hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA).
Ketika kadar hormon adrenokortikotropik dalam darah rendah, sekelompok sel dalam
hipotalamus melepaskan hormon yang disebut hormon pelepas kortikotropin yang merangsang
kelenjar hipofisis untuk mengeluarkan ACTH ke dalam aliran darah. Tingkat hormon
adrenokortikotropik yang tinggi dideteksi oleh reseptor kelenjar adrenal yang merangsang
sekresi kortisol, menyebabkan kadar kortisol dalam darah meningkat. Ketika kadar kortisol naik,
mereka mulai memperlambat pelepasan hormon pelepas kortikotropin dari hipotalamus dan
ACTH dari kelenjar hipofisis. Akibatnya, level ACTH mulai turun. Ini disebut lingkaran umpan
balik negatif.

Stres, baik fisik dan psikologis, juga merangsang produksi Hormon adrenokortikotropik
dan karenanya meningkatkan kadar kortisol. Efek dari terlalu banyak hormon
adrenokortikotropik terutama disebabkan oleh peningkatan kadar kortisol. Kadar hormon
adrenokortikotropik yang lebih tinggi dari normal mungkin disebabkan oleh:

1. Penyakit Cushing –ini adalah penyebab paling umum dari peningkatan ACTH. Ini
disebabkan oleh tumor non-kanker yang disebut adenoma yang terletak di kelenjar
pituitari, yang menghasilkan jumlah ACTH yang berlebih. (Harap dicatat, penyakit
Cushing hanyalah salah satu dari banyak penyebab sindrom Cushing).
2. Tumor, di luar kelenjar hipofisis, menghasilkan ACTH (juga disebut tumor ACTH
ektopik).
3. Insufisiensi adrenal termasuk penyakit Addison (meskipun kadar kortisol rendah, kadar
ACTH meningkat).
4. Hiperplasia adrenal kongenital (kelainan genetik dengan produksi kortisol, aldosteron
atau keduanya tidak memadai).
5. Senyawa kimia lain yang disekresikan dengan ACTH juga dapat menyebabkan hiper-
pigmentasi.

Jika seseorang kekurangan hormon ACTH, gejala yang ditimbulkan antara lain mudah lelah,
mual dan muntah, berat badan menurun, dandepresi. Kadar hormon adrenokortikotropik yang
lebih rendah dari normal mungkin disebabkan oleh:

1. Sindrom Cushing berhubungan dengan tumor adrenal.


2. Sindrom Cushing karena pengobatan steroid.
3. Kondisi yang mempengaruhi kelenjar hipofisis, mis. hipopituitarisme.
4. Efek samping dari operasi hipofisis atau terapi radiasi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.sridianti.com/apa-itu-hormon-adrenokortikotropik.htmlhttps://
www.alodokter.com/hipopituitarismehttps://hellosehat.com/kesehatan/tes-kesehatan/hormon-
adrenokortikotropik/#gref

Melanocytes Stimulating Hormone (MSH)

MSH dihasilkan melalui pembelahan protein prokursor yang disebut Proopimelanocortin


(POMC). Hasil pembelahan ini menghasilkan tiga fragmen, salah satunya yaitu hormon
adrenokortikotropik (ACTH). Tempat dihasilkan hormone MSH pada bagian tengah (lobus
intermedia). Fungsidari MSH adalah mempengaruhi warna kulit dari setiap individu dengan
merangsang produksi dan pelepasan melanin (melanogonesis) oleh sel-sel melanosit dalam kulit
dan rambut. Sinyal dari MSH yang berada dalam otak akan mempengaruhi peningkatan dan
penurunan nafsu makan dan gairah seksual dari makhluk hidup.

Reseptor hormon protein bersifat spesifik dan terdapat pada membran plasma sel target.
Interaksi hormon dengan interaksi reseptornya mengakibatkan perangsangan/penganghambatan
enzim adenilsiklase yang terikat pada reseptor tersebut. Interaksi hormon reseptor mengubah
kecepatan sintesis siklik AMP dari ATP. Siklik AMP berfungsi sebagai mediator intrasel untuk
hormon tersebut dan seluruh sistem ini berfungsi sebagai suatu mekanisme spesifik sehingga
efek spesifik suatu hormon dapat terjadi. Siklik AMP dapat menyebabkan aktivasi enzim protein
kinase yaitu proses fosforilasi pada sintesis protein. Metabolisme siklik AMP menjadi 5’AMP
yang dikatalisis oleh enzim fostodiesterase yang spesifik. Zat-zat yang menghambat enzim
fostodiesterasedapat menyebabkan efek mirip hormon.

Lokasi reseptor merupakan satu dari beberapa perbedaan diantara jalur-jalur respins untuk
hormon terlarut air dan hormon terlarut lipid. Hormon-hormon terlarut disekresikan melalui
eksositosis yang bergerak bebas didalam aliran darah dan berikatan ke reseptor sinyal permukaan
sel. pengikatan hormon semacam itu dengan reseptor mengindukai perubahan pada molekul
sitoplasmik dan terkadang mengubah transkripsi gen (Sintesis molekul RNA duta). Sebaliknya
hormon-hormin yang terlarut-lipid berdifusi keluar melintasi membran sel endokrin dan bergerak
didalam aliran darah dalam kondisi terikat dengan protein transpor. Ketika berdifusi kedalam sel
target, hormon terlarut lipid berikatan ke reseptor sinyal intraselular dan memicu perubahan
dalam transkripsi gen.

Efek jika kelebihan hormone ini dapat memiliki tingkat MSH yang tinggi menyebabkan
peningkatan produksi melanin. Peningkatan ini terjadi karena paparan sinar matahari atau
penyamakan jangka panjang. Orang dengan kulit sangat cerah seringkali membuat lebih sedikit
melanin karena reseptor MSH mereka bervariasi. Ini berarti mereka tidak menanggapi tingkat
MSH dalam darah mereka.Hiperpigmentasi (penggelapan kulit) adalah masalah kulit yang umum
pada pasien dengan insufisiensi adrenal (kadar hormon adrenal rendah, terutama kortisol).
Akibatnya, hipotalamus merangsang kelenjar pituitari untuk membuat lebih banyak hormon yang
mungkin "meningkatkan" kelenjar adrenal. Hormon ini bisa dipecah menjadi MSH, yang
menyebabkan hiperpigmentasi. Kadar MSH juga tinggi selama kehamilan dan pada wanita yang
mengonsumsi pil KB, yang juga dapat menyebabkan hiperpigmentasi. Sindrom Cushing ,
kondisiendokrin lain, juga dapat menyebabkan hiperpigmentasi.

Efek jika kekurangan hormone ini sering terjadi gangguan seperti suasana (mood) yang
buruk, mudah marah dan gangguan sulit tidur dan sulit makan.Pada musim dinginjugamudah
terkenapenyakit demam kabin (cabin fever).

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, R. 2005.Sekresi Gonadotropin Hypofise.Universitas Padjajaran. Hal: 1-22.Campbell,


reece. 2010. Biologi Jilid 3. Jakarta: ErlanggaNugroho,

Agung Rudi,2016.Dasar-Dasar Endokrinologi. Samarinda: Mulawarman University Press. Hal:


34-35.

Hormon endorphin

Hormon endorfin terdiri dari neuropeptida opioid endogen. Kata endophin terdiri dari dua
kata: endo dan -orphin; yang merupakan bentuk singkat dari kata-kata endogen dan morfin, hal
ini dimaksudkan untuk menyatakan tubuh bahwa neuropeptida ini bekerja seperti zat morfin
namun berasal dari dalam tubuh. Endorphin adalah hormon yang alami yang diproduksi oleh
tubuh manusia, maka endorphin adalahpenghilang rasa sakit yang terbaik. Endorphin dapat
diproduksi secara alami dengan cara melakukanaktivitas seperti meditasi, melakukan pernafasan
dalam, makan makanan yang pedas, atau melalui acupuncture treatments atau chiropractic.
Endorfin merupakan protein dengan 31 asam amino yang berikatan di otak. Pada kenyataannya
di dalam tubuh tidak hanya terdapat satu jenis endorfin, setidaknya terdapat 20 jenis endorfin.
Terdapat tiga tipe utama dari endorfin: beta endorfin (ditemukan terutama di kelenjar pituitari),
enkephalin, dan dynorphin (keduanya didistribusikan melalui sistem saraf).

Fungsi hormone endorphin

a. Beta endorfin mempengaruhi berbagai fungsi hipotalamus, termasuk pengaturan


reproduksi, pengaturan suhu, kardiovaskuler, dan juga fungsi pernapasan, serta sebagai
pengatur fungsi ekstrahipotalamik seperti persepsi nyeri dan mood.
b. Berdasarkan literatur efek beta endorfin di bagi menjadi 2 kategori. Di satu sisi, beta
endorfin dilepaskan ke CSF, mengikuti arus, dimana yang terlibat pada daerah otak luas
yang mengurus berbagai perilaku, motivasi, dan mental seseorang.Hal ini merupakan
efek global dengan kecenderungan pengurangan stress, mengarahkan ke rasa
kesejahteraan oleh keseimbangan homeostasis dan stabilitas perilaku.
c. Di sisi lain, beta endorfin pada daerah otak tertentu seperti amigdala atau hipotalamus
menyebabkan efek spesifik dengan mengendalikan transisi perilaku. Senyawa ini juga
berperan dalam mengontrol transmisi rasa nyeri secara endogen sehingga berperan
analgesik yang kuat untuk rasa sakit pada tubuh selama beberapa jam.
d. Sebagai respons tubuh terhadap rasa sakit dan juga olahraga yang dikaitkan dengan
"runner's high". Pereda nyeri yang dialami sebagai akibat pelepasan endorfin telah
ditentukan lebih besar daripada morfin. Selain itu, endorfin telah ditemukan terkait
dengan keadaan kesenangan termasuk emosi yang dibawa oleh tawa, cinta, seks, dan
bahkan makanan yang membangkitkan selera.

Mekanisme kerja endorphin:

a. Endorfin adalah neuropeptida endogen yang diproduksi oleh kelenjar pituitari yang
berfungsi sebagai pereda nyeri alami tubuh.
b. Endorfin biasanya dilepaskan oleh tubuh selama periode stres, cedera, atau latihan
fisik.
c. Nyeri dirasakan di jaringan tubuh ketika impuls dikirim dari reseptor nyeri
(nocireceptors) ke area sensorik otak.
d. Endorfin mengikat reseptor opiat pada neuron pra-sinaptik untuk memblokir
transmisi sinyal nyeri.
e. Endorfin berbeda dari anestesi karena mengurangi persepsi nyeri tetapi tidak selalu
menghalangi semua persepsi sensorik.
f. Endorfin juga dapat meningkatkan perasaan euforia (karena menargetkan reseptor
opioid).

Efek jika kelebihan hormone ini dapat menyebabkan selain berkurangnya rasa sakit,
sekresi endorfin menyebabkan perasaan euforia, modulasi nafsu makan, pelepasan hormon seks,
dan peningkatan respons imun. Dengan kadar endorphin yang tinggi, kita merasakan lebih
sedikit rasa sakit dan lebih sedikit efek negatif dari stres. Endorfin telah disarankan sebagai
modulator dari apa yang disebut "pelari tinggi" yang dicapai atlet dengan latihan yang
berkepanjangan. Sementara peran endorfin dan senyawa lain sebagai pemicu potensial dari
respons euforia ini telah diperdebatkan secara luas oleh dokter dan ilmuwan, setidaknya
diketahui bahwa tubuh memang memproduksi endorfin sebagai respons terhadap latihan yang
terus-menerus dan berkelanjutan.

Efek jika kekurangan hormone ini dapat mengakibatkan Gejala psikologis postpartum
( seperti postpartum blues , depresi , dan psikosis ) pada manusia adalah efek samping dari
mekanisme ini yang dapat ditafsirkan sebagai gejala kekurangan endorphin. Opioid bertindak
sebagai pengatur mekanisme stres tubuh, jadi ketika endorfin rendah, indikator stres tubuh
tinggi. Stress dan rasa sakit atau nyeri adalah dua faktor paling umum yang menyebabkan
pelepasan endorfin. Endorfin berinteraksi dengan reseptor opiat di otak untuk mengurangi
persepsi kita tentang rasa sakit dan bertindak serupa dengan obat-obatan seperti morfin dan
kodein. Berbeda dengan obat opiat, aktivasi reseptor opiat oleh endorfin tubuh tidak
menyebabkan kecanduan atau ketergantungan.

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, R. 2005. Sekresi Gonadotropin Hypofise. Universitas Padjajaran. pp. 1-22.

Dunbar, R. I. M., Baron, R., Frangou, A., Pearce, E., van Leeuwen, E. J. C., Stow, J., van Vugt,
M. (2012). Social laughter is correlated with an elevated pain threshold.
Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences, 279(1731), 1161–1167.

Hawkes, C.H. 1992. Endoprhins: the basis of pleasure. Journal of Neurology, Neurosurgery, and
Psychiatry. 55: 247-250.

Kartikasari, Ratih Indah; dan Nuryanti, Aprilliya. 2016 . " PENGARUH ENDORPHIN
MASSAGE TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PUNGGUNG
IBU HAMIL" . Temu Ilmiah Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat. hal:
297-304

Shazia R. Chaudhry; William Gossman Chaudhry, SHazia R; and Goosman, William. 2020.
Biochemistry, Endorphine. StatPearls Publishing LLC.

Veening and Barendregt.2015. The effects of Beta-Endorphin: state change modification. Fluids
and Barriers of the CNS: 12(3) pp. 1-22.

Sumber gambar: https://ib.bioninja.com.au/options/option-a-neurobiology-and/a5-


neuropharmacology/endorphins.html

Antidiuretic hormone(ADH) atau vasopressin

Hormone ADH dibuat di reticulum endoplasma nucleus para ventricular dan supra optic
dalam bentuk perkusor polipeptida. ADH tersusun dari asam amino,disulfide,protein. Hormone
ADH dihasilkan oleh bagian otak yang disebut hipotalamus dan dibebaskan oleh pituitary
posterior. Kelenjar pituitary terletak didasar otak dan dikelilingi oleh tulang. ADH disekresi oleh
hipofisis posterior (juga disebut neuuro hipofisis). Hipofisis posterior bukanlah kelenjar tertentu,
melainkan berupa ujung akson sel saraf besar (magnocellular neuron) nucleus pada ventricular
dan supra optic hipotalamus. Akson nucleus supra optic akan bergabung dengan akson nucleus
para ventrikular, menuju kearah infundibulum dan berakhir di hipofisis posterior.

Fungsi hormone ADH:

a. HormoneADH berfungs iuntuk mengendalikan penyerapan air disaluran ginjal


b. Meningkatkan reabsobsiair
c. Memelihara kadar darah agar selalu dalam batas normal
d. Mengontrol keseimbangan cairan tubuh melalui mekanisme pengeluaran urine.

Mekanisme kerja hormone ADH Pada mammlas, baik volume dan osmolaritas urin
disesuaikan dengan keseimbangan air dan garam hewan dan laju produksi urea. Dalam situasi
asupan garam tinggi dan ketersediaan air rendah, mamalia dapat mengeluarkan urea dan garam
dalam volume kecil urin hiper osmotik dengan kehilangan air minimal. Jika garam langka dan
asupan cairan tinggi, ginjal malah bisa menghilangkan kelebihan air dengan sedikit kehilangan
garam dengan memproduksi urin hipo osmotik dalam jumlah besar. Pada saat-saat seperti itu,
urine bisa encer sebanyak 70 m Osm/L, kurang dari seperempat osmolaritas darah manusia.

Regulasi Homeostatis pada Ginjal Kombinasi kontrol saraf dan hormonal mengatur fungsi
osmoregulasi ginjal mamalia. Melalui pengaruhnya pada jumlah dan osmolaritas urin, kontrol ini
berkontribusi pada homeostasis untuk tekanan darah dan volume darah.

"Hormon Antidiuretik" Salah satu hormone utama didalam ginjal adalah hormone arntidiuretik
(ADH), juga disebut vasopresin. Molekul ADH dilepaskan dari ikatan hipofisis posterior ke dan
mengaktifkan reseptor membrane permukaan sel saluran pengumpul. Reseptor yang diaktifkan
memulai kaskade transdusiion sinyal yang mengarah kan penyisipan protein aqua porin kedalam
membrane yang melapisi saluran pengumpul. Lebih banyak saluran aqua porin menghasilkan
lebih banyak air yang ditangkap kembali, mengurangi volume urin. (Tingkat produksi urin yang
tinggi disebut dieresis; Oleh karena itu ADH disebut hormone antiliuretik. ) Ketika osmolaritas
naik diatas kisaran normal( 275-295mOsm/L), sel osmo reseptor dihipotalamus memicu
meningkat.

Efek kelebihan hormone ADH Semakin banyak ADH yang diproduksi, maka akan
semakin banyak pula air yang akan diserap dalam ginjal. Air akan banyak diserap oleh darah,
yang pada akhirnya akan bisa mengentalkan urin. Pada saat seseorang mengalami stress berat,
maka biasanya produksi hormone ADH ini menjadi tidak terkontrol dalam tubuh, sehingga
terjadilah penumpukan hormone ADH tersebut. Jika hal seperti ini terjadi maka akan terjadi
pembengkakan sel (perubahan osmolaritas) dan akan sangat berbahaya jika sampai terjadi pada
edema selebri. Selain itu kelebihan ADH dapat menyebabkan syndrome ofin appropriate
antidiuretic hormone(SIADH). SIADH adalah keadaan yang diakibat kan oleh kadar ADH yang
berlebih. Kelebihan ADH akan menyebabkan peningkatan reabsobsi air dari tubulus ginjal,
sehingga terjadi penahanan air dan hipona termia.

Efek jika kekurangan hormone ADH, Apabila seseorang mengalami kondisi yang
hormone nya berkurang, maka akan berpotensi mengalami penyakti diabetes. Seperti pada
diabetes sentralic yang diturunkan secara genetic. Selain itu, apabila seseorang mangalami
kekurangan hormone ADH ini, maka akan mengeluarkan urin yang kurang pekat dalaam jumlah
besar, dan juga akan menimbulkan dehidrasi hipertonik yang akan menyebabkan penyusuta nsel.
Pada saat kondisi seperti ini, maka pasien akan dipaksa mengkompensasi kehilangan air melalui
ginjlanya dengan cara meminum banya kair (polidisia) sehingga efek samping yang ditimbulkan
oleh kekurangan hormone ADH tersebut dalam tubuh bisa teratasi. Selain itu apabila hormone
ADH ini menurun kadarnya dalam tubuh, maka tubuh akan melepaskan air yang pada akhirnya
akan menyebabkan konsentrasi pada darah dan pada akhirnya urin akan mengencer.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell,NeilA.,Reece,JaneB.,andMitchell,LawrenceG.2004.BiologiEdisiKelimaJilidIII.Jakarta
:Erlangga.Hal:122-145.

N,Arleen.,Suryatenggara.,Astrawinata,Dalima.2012.“SindromHormonAntidiuretikBerlebih”.Ind
onesiaJournalofClinicalPathologyandMedicalLaboratory.18(2):134-140.

Setyaningsih,Endang.,Hariyatmi.,Astuti,DwiSetyo.,danIsmiyanto,Mazwar.2018.FisiologiHewan.
Surakarta:MUP.Hal:216-223.

Urry,LisaA.,Cain,MichaelL.,Wasserman,StevenA.,Minorsky,PeterV.,andOrr,RebeccaB.2020.

CampbellBiologyTwelfthEdition.NewYork,NY:Pearson.Page:994-996.

Hormon Oksitoksin

Penyusun oksitosin adalah peptida dari sembilan asam amino (nonapeptida) dalam
urutannya yaitu sistein-tirosin-isoleusin-glutamin-asparagin-sistein-prolin-leusin-glisin-amida.
Tempat dihasilkan hormon oksitoksin yaitu di otak tepatnya di hipotalamus. Fungsi Hormon
Okstoksin yaitu:

a. Membantu dalam proses persalinan agar prosesnya berjalan secara alami dan lancar
b. Produksi dan pengeluaran ASI
c. Berperan penting dalam siklus reproduksi wanita
d. Menyebabkan kontraksi uterus yang mengarah kepada pelepasan dan pengeluaran lapisan
rahim.

Sel target pada hormone oksitoksin terbagi menjadi dua yaitu:

a. Payudara untuk produksi dan pengeluaran ASI pada ibu yang menyusui Rangsangan dari
isapan bayi saat menyusu akan diteruskan menuju hipotalamus, kemudian ke hipofisis
posterior yang memproduksi hormon oksitosin. Selanjutnya, oksitosin akan memacu otot-
otot polosdi sekeliling alveoli sehingga menyebabkan kontraktilitas mioepitel payudara
untuk berkontraksi dan mengeluarkan ASI.Hal ini sejalan dengan penelitian Isnaini
(2015: 91-97) bahwa pijat oksitosin adalah pemijatan tulang belakang pada costa (tulang
rusuk) ke 5-6 sampai ke scapula (tulang belikat) yang akan mempercepat kerja saraf
parasimpatis, saraf yang berpangkal pada medulla oblongata dan pada daerah -daerah
sacrum dari medulla spinalis, merangsang hipofise posterior untuk mengeluarkan
oksitosin, oksitosin menstimulasi kontraksi sel-sel otot polos yang melingkari duktus
laktiferus kelenjar mamae menyebabkan kontraktilitas mioepitel payudara sehingga dapat
meningkatkan pemancaran ASI dari kelenjar mammae.
b. .Uterus pada Ibu yang akan melahirkanPada kala III oksitosin akan dihasilkan oleh tubuh
ibu sendiri karena terjadi pengurangan metabolisme secara tiba-tiba akibat pelepasan
plasenta, sehingga hipotalamus terstimulasi merangsang hormon oksitoksin kemudian
dialirkan melalui hipofisis posterior, kemudian menstimulasi jalan lahir selama
persalinandengan menginduksi otot polos miometrium uteri(Thornton, 2004).Oksitosin
menginduksi otot polos miometrium uteri pada persalinan.Pemicu sintesis reseptor
oksitosin dapat berupa peningkatan rasio estrogen terhadap progesteron seiring
berkurangnya konsentrasi hormon progesteron selama persalinan.Oksitosin dilepaskan
dari hipofisis posterior selama persalinan akibat rangsangan dilatasi serviks yang
mengirimkan serat aferen ke sistemsaraf pusat sehingga menyebabkan kelenjer hipofisis
posterior meningkatkan sekresi oksitosinnya (Greenstein, 2010).

Menurut Welch (2011: 36), pada umumnya efek kelebihan hormone ini
yaitu:a.Mengurangi stress, karena hormon oksitosin berfungsi untuk melawan efek stress dan
memproduksi efek yang menenangkan jadi dapat diketahui bahwa jika kelebihan hormon ini
dapat mengurangi stress.b.Membuat orang menjadi santai, karena hormon oksitosin berfungsi
untuk mencegah depresi, sehingga menjadi seseorang menjadi lebih santai.Apabila diproduksi
dalam jumlah berlebihan, oksitoksin dipercaya bisa meningkatkan risiko pembesaran kelenjar
prostat pada pria. Sedangkan pada wanita menurut studi baru NIH, ibu yang memiliki tingkat
oksitosin yang tinggi, lebih mungkin terlibat dalam perilaku pengasuhan yang penuh kasih
sayang. Perilaku pengasuhan tersebut akan meningkatkan kadar oksitosin pada anak-anaknya.

Efek kekurangan hormon ini adalah tidak lancarnya pengeluaran dan produksi pada Ibu
menyusui di hari-hari pertama. Menurut Juliastuti(2018: 227), kelancaran ASI akan sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan proses menyusui. Penurunan produksi ASI pada beberapa
hari pertama setelah melahirkan dapat disebabkan oleh kurangnya rangsangan hormon prolaktin
dan oksitosin yang sangat berperan dalam kelancaran produksi ASI. Penurunan kadar hormon ini
dapat dipengaruhi oleh kondisi kejiwaan, ketenangan fikiran ibu dan keyakinan ibu akan
kemampuannyauntuk dapat memberi ASI pada bayinya.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Pudji. 2018. Endokrinologi Veteriner. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Hal:
53.

Geenstein, B., dan Diana, W. 2010. Hormon Oksitosin. Alih Bahasa At a Glance Sistem
Endokrin edisi kedua. Jakarta: Erlangga.
Isnaini, Nurul., dan Diyanti, Rama. 2015. “Hubungan Pijat Oksitosin Pada Ibu Nifas Terhadap
Pengeluaran ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Raja Basa Indah Bandar Lampung
Tahun 2015”. Jurnal Kebidanan. 1(2): 91-97.

Juliastuti., dan Sulastri. 2018. “Pengaruh Pemberian Massage Depan (Breast Care) Dan Massage
Belakang (Pijat Oksitosin) Terhadap Produksi Asi Ibu Post PartumDi Rumah
Sakit Zainal Abidin Banda Aceh”. Jurnal Ilmiah PANMED. 12(3): 227-
231.Pratignyo,

Tia. 2014. Yoga Ibu Hamil. Jakarta: Pustaka Bunda. Hal: 7.

Rahayu, Anik Puji. 2016. Paduan Praktikum Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Deepbulish.
Hal: 149.

Sarli, Desi. 2018. "Hubungan Kadar Hormon Oksitosin Terhadap Lama Kala IIIPersalinan Serta
Pengaruhnya Terhadap Jumlah Perdarahan Pada Ibu 2 Jam Postpartum". JIK.
1(1): 6-12.

Syamsu, Rahmat Faisal. (2018). Anatomi Rindu 2. Gowa: Jariah Publishing Intermedia. Hal:
47.Welch, Claudia. 2011. Balance Your Hormones, Balance Your Life. Jakarta:
Penebar Plus. Hal:36.

Anda mungkin juga menyukai