Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Reptilia merupakan sekelompok vertebrata yang menyesuaikan diri ditempat yang
kering di tanah. Penandukan atau cornificatio kulit dan squama atau carpace untuk
menjaga banyak hilangnya cairan dari tubuh pada tempat yang kering atau panas.
Nama kelas ini diambil dari model cara hewan berjalan reptum (melata atau merayap)
dan studi tentang reptilian disebut Herpetology (Jasin, 1992).
Hewan pertama yang benar-benar merupakan hewan daratan adalah reptilian.
Mereka berkembang dari amphibian dalam zaman karbon. Dengan datangnya zaman
permulaan, mereka lebih mampu mengatasi keadaan baru daripada amphibian.
Kelebihan utama reptilia yang paling awal terhadap amphibian adalah perkembangan
telur yang bercangkang dan berisi kuning telur (Jasin, 1992)
Kelas reptilia suatu kelompok yang beraneka ragam dengan banyak garis
keturunan yang sudah punah, saat ini diwakili oleh sekitar 7000 spesies, sebagian besar
kadal, ular, penyu atau kura-kura dan buaya ini adalah pengelompokan tradisional dan
didasarkan pada kemiripan semua tetrapoda tersebut. Reptilian memiliki beberapa
adaptasi untuk kehidupan didarat yang umunya tidak ditemukan pada amphibian. Sisik
yang mengandung protein keratin membuat kulit reptilia kedap air, sehingga
membantu mencegah dehidrasi di udara kering. Dan masih banyak lagi cirri-ciri
khusus dari kelas reptilian (Jasin, 1992).
Reptilia merupakan kelompok hewan yang hidupnya merayap atau merangkak di
dalamhabitatnya. Reptil juga tergolong ke dalam hewan yang berdarah dingin. Beda
reptil denganamphibi adalah melakukan perbiakan di darat. Tubuh reptil ditutupi oleh
sisik-sisik atau plot-plotdari bahan tanduk (horny scales or plates) (Djuhanda, 1982).
Reptilia merupakan pemangsa serangga (insektor). Giginya runcing, sering
munculkelenjar racun. Alat gerak reptilia berupa kaki. Pada ular, kaki sudah hilang.
Alat tubuh yangtidak tumbuh atau menjadi mengecil disebut rudimeter. Ada juga kaki
yang berupa sirip untuk berenang (Djuhanda, 1982).
Reptilia menunjukkan kemajuan dibandingkan dengan ampibi. Hal ini ditunjukkan
dengan adanya tutup tubuh yang kering dan berupa sisik yang merupakan penyesuaian
hidup menjauhi air. Ekstermitas cocok untuk gerak cepat. Sempurnanya proses
penulangan telur sesuai sekali dengan pertumbuhan didarat yang mempunyai
membrane dan cangkang yang berguna untuk melindungi embrio. Bentuk luar tubuh

reptil bermacam-macam yaitu ada yang bulat pipih (penyu), bulat panjang (ular) dan
berbentuk gelendong berekor dan caudal (Brotowidjoyo, 1989).
Mengingat akan pentingnya materi Reptilia sebagai dasar untuk mengetahui
Zoologi Vertebrata secara mendalam maka perlu kiranya pemahaman yang benar
tentang materi ini, hal inilah yang melatar belakangi praktikum ini diadakan dengan
judul Reptilia.
1.2. Tujuan
Melalui pengamatan kadal, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Menunjukkan bagian-bagian morfologi dari kadal.
2. Menunjukkan organ-organ dalam dari kadal.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Kelas Reptilia
Kata Reptilia berasal dari kata reptum yang berarti melata. Reptilia merupakan
kelompok hewan darat pertama yang sepanjang hidupnya bernapas dengan peru-paru.
Ciri umum kelas ini yang membedakan dengan kelas yang lain adalah seluruh
tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan
tubuhnya dan pada beberapa anggota ordo atau sub-ordo tertentu dapat mengelupas
atau melakukan pergantian kulit baik secara total yaitu pada anggota Sub-ordo
Ophidia dan pengelupasan sebagian pada anggota Sub-ordo Lacertilia. Sedangkan
pada Ordo Chelonia dan Crocodilia sisiknya hampir tidak pernah mengalami
pergantian atau pengelupasan. Kulit pada reptil memiliki sedikit sekali kelenjar kulit
(Zug, 1993).
Reptilia adalah salah satu hewan kelas vertebrata dalam kelompok hewan yang
melata. Seluruh hidupnya sudah menyesuaikan diri dengan kehidupan darat, tidak
membutuhkan air lagiuntuk pertumbuhan embrionya karena tidak memiliki tingkat
larva. Kulit diselaputi sisik kerasatau kepingan dari bahan tanduk. Yang bertubuh besar
dibawah sisik ada kepingan tulang, untuk memperkuat daya perlindungan dilengkapi
dengan eksoskelet, ekor panjang, jari-jari bercakar, poikiloterm, bernafas dengan paruparu saja, pembuahan di dalam tubuh dan ovipar. Kromatofora pada beberapa jenis
dapat mengembang dan menguncup sehingga warna kulitberubah sesuai dengan
keadaan lingkungan didekatnya. Kulit tidak memiliki lendir, memilikikloaka, kemih
dan beberapa jenis asam urat dalam fase padat bergabung dengan tinja dan
keluarbersama-sama lewat dubur, tidak minum dan menyesuaikan diri hidup di tempat
kering. Terdiridari empat ordo yaitu Lacertillia (kadal), Ophidia (Ular), Chrocodilia
(buaya) dan Chelonia (penyu) (Iskandar, 2000).
2.2. Karakteristik Kelas Reptilia
Menurut Jasin (1992), beberapa ciri-ciri khusus dari kelas Reptilia adalah sebagai
berikut:
1. Tubuh dibungkus oleh kulit kering yang menanduk (tidak licin) biasanya
dengan sisik atatu bercarapace; beberapa ada yang memiliki kelenjar
permukaan kulit.

2. Mempunyai dua pasang anggota, yang masing-maing 5 jari dengan kuku yang
cocok untuk lari, mencengkeram dan naik pohon. Pada yang masih hidup di air
kakinya mempunyai bentuk dayung, dan pada ular bahkan tidak memilikinya.
3. Skeletonnya mengalami penulangan secara sempurna; tempurung kepala
mempunyai satu condylus ossipitalis.
4. Jantung tidak sempurna, terdiri atas 4 ruangan, dua auricular dan sebuah
ventriculus (pada Crocodilia terpisah menjadi dua, tapi masih berlubang yang
disebut foramen panizzae). Terdapat sepasang archus aorticus, bererythrosit
5.
6.
7.
8.

dengan bentuk oval biconvex dan dengan nucleus.


Pernapsan dengan paru-paru; pada penyu bernapas juga dengan cloaca.
Memiliki 12 nervi cranialis.
Suhu tubuh tergantung pada lingkungan.
Fertilisasi didalam tubuh, biasanya mempunyai alat kopulasi; telur besar
dengan banyak yolk, berselaput kulit lunak atu bercangkok tipis. Telur biasanya
diletakkan disuatu tempat dibiarkan menetas sendiri, tapi pada beberapa hewan

misalnya kadal dan ular dierami oleh sang betina.


9. Segmentasi secara meroblastis, mempunyai membrane embryonis (amnion
chorin yolk sacc dan alanthois). Anak yang lahir/menetas mirip dengan yang
dewasa, dan tidak ada metamorphose.
2.3. Klasifikasi Kelas Reptilia
Tiga ordo reptilia hidup yang terbesar dan paling beraneka ragam adalah Chelonia
(kura-kura), Squama (kadal dan ular), dan Crocodila (buaya dan alligator). Kura-kura
berkembang selama zaman mezoikum dan hanya sedikit berbah sejak saat itu.
Cangkangnya yang umumnya

keras suatu adaptasi yang melindungi dirinya dari

predator. Kadal adalah reptilian yang paling banyak jumlahnya dan beraneka ragam
yang hidu saat ini. Sebagian besar di antaranya berukuran relatf kecil. Mungkin
mereka mampu bertahan hidup melewati bencana. Ular sebenarnya adalah keturunan
kadal yang memakai gaya hidup bersarang dalam lubang. Saat ini, sebagian besar
hidup di atas permukaan tanah. Buaya dan alligator merupakan sebagian dari reptilia
hidup yang paling besar. Mereka menghabiskan sebagian hidupnya dalam air, dan
menghirup udara melalui lubang hidungnya yang membuka ke atas (Campbell, 1999).

Menurut Jasin (1984), ada beberapa ordo dari reptilian yang terbagi menjadi 4
macam yaitu:
1. Testudinata (Chelonia)

Tubuhnya bulat pipih, dan umumnya relatif besar, terbungkus oleh perisai
sebelah dorsal cembung disebut carapace, sedang perisai sebelah ventral datar
disebut plastron.Kedua bagian perisai itu digabungkan pada bagian lateral bawah,
dibungkus oleh kulitdengan lapisan zat tanduk yang tebal. Tidak mempunyai gigi,
tapi rahang berkulit tanduk sebagai gantinya. Tulang quadrat pada cranium
mempunyai hubungan bebas dengan rahang bawah, sehingga tulang rahang bawah
mudah di gerakan, tulang belakang thorax dan costae (rusuk) biasanya menjadi
satu dengan perisai.
2. Rhynchocepholia
Berkulit tanduk dan bersisik, bergranula punggungnya berduri pendek. Tulang
rahang mudah digerakan. Columna vertebralis nya adalah amphicoel, memiliki
abdominalis.
3. Squamata
Kulit dilapisi oleh epidermis yang menanduk atau dibungkus oleh zat tanduk.
Hubungan rahang bawah dengan tulang quadrat cranium bebas. Columna
vertebralis adalah procoel. Hemi penis adalah ganda. Muara anus adalah
transversal.
4. Crocodila/Loricata
Tubuh panjang, kepala besar dan runcing, rahang kuat dan gigi tumpul. Kaki
pendek dengan jarijari berselaput tebal, ekor panjang, kulit panjang, kulit tebal
dan mengalami cornificatio. Jantung terbagi atas 4 ruangan terpisah, ovivar.
Telinga berlubang kecil.
Semua Reptil bernafas dengan paru-paru. Jantung pada reptil memiliki 4 lobi, 2
atrium dan 2 ventrikel. Pada beberapa reptil sekat antara ventrikel kanan dan ventrikel
kiri tidak sempurna sehingga darah kotor dan darah bersih masih bisa bercampur.
Reptil merupakan hewan berdarah dingin yaitu suhu tubuhnya bergantung pada suhu
lingkungan atau poikiloterm. Untuk mengatur suhu tubuhnya, reptil melakukan
mekanisme basking yaitu berjemur di bawah sinarmatahari. Saluran ekskresi Kelas
Reptilia berakhir pada kloaka. Ada dua tipe kloaka yang spesifik untuk ordo-ordo
reptilia. Kloaka dengan celah melintang terdapat pada Ordo Squamata yaitu Sub-ordo
Lacertilia dan Sub-ordo Ophidia. Kloaka dengan celah membujur yaitu terdapat pada
Ordo Chelonia dan Ordo Crocodilia (Irfan, 2010).
Pada anggota lacertilia, lidah berkembang baik dan dapat digunakan sebagai ciri
penting untuk identifikasi. Semua reptil memiliki gigi kecuali pada ordo testudinata.
Pada saat jouvenile, reptil memiliki gigi telur untuk merobek cangkang telur untuk

menetas, yang kemudian gigi telur tersebut akan tanggal dengan sendirinya saat
mencapai dewasa. Beberapa jenis reptil memiliki alat pendengaran dan ada yang yang
dilengkapi telinga luar atupun tidak. Pada beberapa jenis lainnya, alat pendengaran
tidak berkembang. Mata pada reptil ada yang berkelopak dan ada yang tidak memiliki
kelopak mata. Kelopak mata pada reptil ada yang dapat digerakkan dan ada yang tidak
dapat digerakkan dan ada juga yang berubah menjadi lapisan transparan (Irfan, 2010).
2.4. Sistem Reproduksi
Pada reproduksi dan perkembangannya, yang jantan mempunyai penis yang
menyalurkan sperma dari testis melalui vas deferens. Yang betina mempunyai 2
ovarium dengan oviduk. Telur yang telah dibuahi tertutup dengan albumin dan
membrane kulit sebelum diletakkan oleh buaya betina. Seekor betina bertelur sebanyak
30-60 butir telur dan dieramkan dalam daun-daun membusuk selama kira-kira 60 hari.
Ketika menetas, panjang anak buaya 20-25 cm, dan dalam 1 tahun bertambah panjang
kira-kira 30 cm. buaya dewasa jantan beratnya kira-kira 125 kg, yang betina 60 kg.
selain itu, perlu diketahui bahwa umur reptilian cukup panjang. Penyu dan kura-kura
umumnya dapat hidup 20-100 tahun. Buaya dan ular bisa hidup 25-40 tahun, ular kecil
sampai 20 tahun. Beberapa jenis reptilia memakan jenis-jenis reptilia lainnya misalnya
ular raja dan ular kepala perunggu makan ular lainnya. Burung gagak, burung rajawali
makan reptile kecil. Tupai tanah makan bengjarung. Ular dan bengkarung berguna
untuk manusia karena makan hewan pengerat dan insekta hama tanaman. Tetapi ada
juga ular yang makan telur burung-burung. Manusia makan daging penyu dan kurakura (Brotowidjojo, 1989).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum Kelas Reptilia ini dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 19 Juni 2014.
Pukul 15:00 WIB sampai dengan pukul 17:00 di Laboratorium Biologi Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang.
3.2. Alat dan Bahan
a. Alat praktikum
1. Media gambar
2. Loupe
3. Seperangkat alat bedah
4. Steoroform
b. Bahan
1. Kadal (Mabouya multifacinata) yang masih hidup
3.3. Cara kerja
1. Menyiapkan kadal yang masih hidup.
2. Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan.
3. Mengamati dan menggambar morfologi kadal yang meliputi bagian leher
(Cervix), badan (truncus), dan ekor (Caudal).
4. Untuk mengamati bagian anatominya kadal dibius, setelah pingsan diletakkan
pada papan steoroform dan paku ke 4 kakinya.
5. Kulit kadal di bedah dari dekat anus sampai ke arah leher (cerviks).
6. Gambar bagian-bagian anatominya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
a. Morfologi Kadal (Mabouya multifacinata)
Gambar Pengamatan

Keterangan

1. Kepala (caput)
2. Mata (organon visus)
3. Lubang
hidung
(fovea nasalis)
4. Rongga mulut (rima
oris)
5. Leher (cerviks)
6. Tangan (manus)
7. Jari (digiti)
8. Branchium
9. Antebrachium
10. Badan (truncus)
11. Paha (femur)
12. Telapak kaki (pes)
13. Tungkai kaki (crus)
14. Kuku (falcula)
15. Sisik (squama)
16. Ekor (cauda)
17. Kloaka

b. Anatomi Kadal (Mabouya multifacinata)


Gambar pengamatan

Keterangan

1.
2.
3.
4.
5.

Jantung (cor)
Paru-paru (pulmo)
Hati (hepar)
Empedu
Usus halus (intestinum

tenue)
6. Usus besar (intestinum
crassum)
7. Ginjal (ren)
8. Lambung (ventriculus)
9. Testis
10. kloaka

4.2. Pembahasan
a. Morfologi
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat diketahui bahwa morfologi
dari kadal (Mabouya multifacinata) yaitu meliputi: Kepala (caput), Mata
(organon visus), Lubang hidung (fovea nasalis), Rongga mulut (rima oris), Leher
(cerviks), Tangan (manus), Jari (digiti), Branchium, Antebrachium, Badan
(truncus), Paha (femur), Telapak kaki (pes), Tungkai kaki (crus), Kuku (falcula),
Sisik (squama), Ekor (cauda). dan Kloaka.
Mabouya multifasciata memiliki warna coklat kehitamn pada kepala,
mempunyai mulut berwarna coklat, punggung coklat kusam keemasan, dagu dan
perut berwarna putih, paha berwarna coklat dan dorsolateral fold berwarna coklat
keemasan.. Mabuya multifasciata memiliki hemiclitoris, gigi berbentuk acrodont,
sisik perut dengan tipe cycloid, Mabouya multifasciata tidak memiliki carapace
dan plastron. badannya tertutup oleh sisik sikloid yang sama besar, demikian pula
dengan kepalanya yang tertutup oleh sisik yang besar dan simetris. Lidahnya tipis
dengan papilla yang berbentuk seperti belah ketupat dan tersusun seperti genting.
Tipe giginya pleurodont. Matanya memiliki pupil yang membulat dengan kelopak
mata yang jelas. Ekornya panjang dan rapuh. Penampang tubuh dari Mabuya
multifasciata bersegi empat tumpul. Sisi atas tubuh berwarna coklat tembaga

keemasan, kerap dengan bercak-bercak kehitaman di tepi sisik yang mebentuk


pola garis memanjang yang kabur terputus-putus. Sisi lateral tubuh dengan warna
gelap kehitaman atau coklat berbintik-bintik . Sisi bawah tubuh berwarna abu-abu
keputihan.
Caput kadal terdiri dari: rima oris yang dibatasi oleh labium superior dan
labium interior. Organon visus dilindungi oleh palpebra superior dan palpebra
interior yang keduanya dapat di gerakan. Membran nictitans berwarna keputihan
terletak disudut anterior borbita, yang dapat menutupi seluruh mata. Maxilla
bagian dorsal dapat dilihat adanya nerses anterior berupa lubang kecil yang
sepasang. Lubang telinga juga sepasang, dan membrane tymphani terletak agak ke
dalam. Cervix (collum) pada kadal ini jauh lebih panjang dibandingkan dengan
hewan-hewan dari klass Amphibia (Radiopoetro, 1977).
Mabouya multifasciata mempunyai kulit yang bersisik dan kering. Kulitnya
yang kurang menembus air, sehingga cairan yang hilang dari badan melalui kulit
sedikit. Tulang rusuk pada kadal dapat bergantian merenggang kemudian merapat
karena terdapat perangkat otot-otot tulang rusuk yang yang berlawanan (Kimball,
1991).
b. Anatomi internal
Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat diketahui bahwa anatomi
dari kadal (Mabouya multifacinata) yaitu meliputi: Jantung (cor), Paru-paru
(pulmo), Hati (hepar), Empedu, Usus halus (intestinum tenue), Usus besar
(intestinum crassum), Ginjal (ren), Lambung (ventriculus), Testis dan kloaka.
Kadal mermiliki struktur anatomi antara lain caput, truncus, extremitas
anterior, extemitas posterior dan cauda. Kadal mempunyai dua pasang kaki
depan dan belakang yang berari lima dengan cakar diujungnya. Kelima kaki ini
sangat kuat sehingga memungkinkan untuk memanjat. Mabouya multifasciata
bernafas didalam rongga hidungnya, terdapat tulang tipis yang melipat-lipat, yang
dinamakan tulang turbinal. Selain itu system pencernaannya meliputi rongga
mulut, farinks, oesophagus, kerongkongan, lambung, usus, rectum dan berakhir
pada anus.
Setelah dilakukan pembedahan terlihat adanya jantung, lambung, hati, limfe,
pankreas, usus halus, usus 12 jari, usus besar, dan kloaka. Hal ini sesuai dengan
bahwa saluran-saluran pencernaan dimulai dari rongga mulut kemudian lidah yang
berfungsi menangkap makanan setelah makanan dicerna di mulut kemudian
dilanjutkan ke kerongkongan, dalam kerongkongan dilanjutkan ke lambung.

Kelenjar-kelenjar pencernaan itu berurutan bekerja sesuai denga funginya masingmasing. Kelenjar-kelenjar pencernaan itu bekerja dengan baik.
Lambung berwarna keputih-putihan yang terletak di sebelah kiri perut katak.
di dalam lambung, makanan masih kenyal kemudian diteruskan ke usus. Usus 12
jari merupakan lanjutan dari lambung sebgai bagian pertama dari usus halus.
Percobaan terlihat berurutan yaitu usus 12 jari, usus halus, usus besar dan kloaka.
Tempat pembuangan akhir yaitu pada kloaka yang merupakan pelepasan bagaian
salauran ginjal, kelenjar kelamin, dan anus.
Intestinum (usus) adalah salah satu organ sistem pencernaan yang bentuknya
mirip seperti selang atau saluran, mulai dari bagian pylorus sampai pada bagian
kloaka atau anus. Vertebrata tingkat tinggi bentuk ususnya panjang dan berkelokkelok. Pankreas terletak di bagian duodenum. Pancreas pada umumnya terdiri dari
dua bagian: bagian eksokrin yang menghasilkan getah pankreas dan fungsinya
untuk membantu dalam pencernaan makanan, kemudian bagian endokrin yang
menghasilkan hormon insulin yang berfungsi untuk mengendalikan kadar gula
dalam darah. Pankreas kadal terdapat pada pertemuan antara lambung dengan
duodenum (Orr, 1976).

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari hasil praktikum Kelas Reptilia ini yaitu meliputi sebagai
berikut:
1. Morfologi kadal meliputi: Kepala (caput), Mata (organon visus), Lubang
hidung (fovea nasalis), Rongga mulut (rima oris), Leher (cerviks), Tangan
(manus), Jari (digiti), Branchium, Antebrachium, Badan (truncus), Paha
(femur), Telapak kaki (pes), Tungkai kaki (crus), Kuku (falcula), Sisik
(squama), Ekor (cauda). dan Kloaka.
2. Anatomi dari kadal (Mabouya multifacinata) yaitu meliputi: Jantung (cor),
Paru-paru (pulmo), Hati (hepar), Empedu, Usus halus (intestinum tenue), Usus
besar (intestinum crassum), Ginjal (ren), Lambung (ventriculus), Testis dan
kloaka.
5.2. Saran
Sebaiknya praktikum Kelas Reptilia ini lebih bisa untuk memanfaatkan waktu
seefektif mungkin dan perlunya perlengkapan alat uhntuk menunjang kelancaran dalam
praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo, D.M. 1990. Zoologi Dasar. Erlangga: Jakarta.

Campbell. Neil A. 1999. Biologi edisi kelima jilid 2. Jakarta: Erlangga


Djuhanda, T. 1983. Analisa Struktur Vertebrata Jilid I. Armico: Bandung.
Irfan, Fahmi. 2010. Reptilia. http://irfanfahmi_reptilia.pdf. Diakses pada hari minggu
22 juni 2014 pada pukul 13.00 WIB.
Jasin, Maskoeri. 1992. Zoologi Vertebrata. Jakarta: Sinar Wijaya
Mukayat. Djarubrito. 1990. Zoologi Vertebrata. Jakarta: Erlangga.
Orr, T, Robert. 1976. Vertebrate Biology 4th Edition. WB. Sounders Company:
Philadelphia.
Radiopoetro. 1977. Zoologi. Erlangga: Jakarta.
Zug, George R. 1993. Herpetology: an Introductory Biology of Ampibians and
Reptiles. Academic Press: London.

Anda mungkin juga menyukai