Anda di halaman 1dari 24

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hewan pertama yang benar-benar merupakan hewan darat adalah reptil. Reptil
berkembang dari amfibi dalam zaman karbon. Kelebihan utama yang paling awal
(reptil "batang" atau kotilosaurus) terhadap amfibi adalah perkembangan telur
yang bercangkang dan berisi kuning telur. Cangkang yang kedap air juga kedap
terhadap sperma, dan dengan demikian perkembangan telur yang bercangkang
terjadi bersamaan dengan perkembangan fertilisasi internal. Embrio yang
berkembang di dalam telur menghasilkan empat membran embrio luar. Embrio
dilindungi oleh cairan yang terdapat dalam amnion, mendapat makanan dari
kantong kuning telur, bernapas melalui korion dan alantois, dan menyimpan
limbah metabolisme di dalam kantung yang dibentuk oleh alantois (Kimball,
1992).
Reptil mencakup kadal dan ular (Ordo Squamata), kura-kura dan penyu
(Ordo Chelonia), buaya dan aligator (Ordo Luricata), dan tuatara Selandia Baru
(Spenodon punctatum, ordo Rhynchocephalia). Reptil merupakan kelompok
vertebrata pertama yang beradaptasi untuk hidup di daerah kering di darat. Kulit
dan sisik menahan kehilangan kelembaban dari tubuh dan membantu hidup di
permukaan yang kasar. Reptil menunjukkan kemajuan dibandingkan dengan
amfibi karena, memiliki integumen yang bersisik yang sesuai untuk hidup di
daerah yang kering. Tungkai yang sesuai untuk bergerak cepat, pemisahan lebih
jauh dari darah yang beroksigen di dalam jantung (Brotowidjoyo, 1991)
Reptil merupakan kelompok hewan darat pertama yang sepanjang
hidupnya bernapas dengan paru-paru. Ciri umum kelas ini yang membedakan
dengan kelas yang lain adalah seluruh tubuhnya tertutup oleh kulit kering atau
sisik. Kulit ini menutupi seluruh permukaan tubuhnya dan pada beberapa anggota
ordo atau sub ordo tertentu mengalami pergantian kulit (Jasin, 1992).
Kadal memiliki dua pasang alat gerak, tapi ada juga yang tidak memiliki
alat gerak, atau hanya sepasang, namun demikian bekas-bekasnya masih jelas
terlihat. Biasanya kadal memiliki lobang telinga luar dan membran niktitans.

1
Mulut terbatas karena sebagian dari rahang bawah menyatu pada suatu symphisis.
Kadal dapat dibedakan dengan ular secara jelas bila diamati dengan teliti susunan
tubuhnya. Kadal mempunyai alat gerak dan bekas-bekasnya, tulang rusuk terakhir
tidak berbentuk garpu. Pinggang pada kadal berada dibagian posterior dan
simetris (Salsabila, 1986).
Ular dimasukkan kedalam kelompok Ophidia atau Serpenthes. Habitat
yang ditempati oleh ular ini bermacam-macam, baik sebagai hewan terrestrial,
arboreal ataupun akuatis. Kulit pada ular dapat digunakan sebagai bernapas dan
juga melindungi diri dari lingkungan. Ular adalah hewan bertubuh panjang, tidak
memiliki kaki, tetapi sisa alat gerak belakang kadang-kadang masih dapat
ditemukan. Alat-alat seperti sternum, lubang telinga, luar, membran tympani,
teling tengah, tuba eusthacii, tidak lagi terdapat pada ular. Mata tidak dapat
digerakkan tanpa kelopak mata, tapi mempunyai suatu lapisan yang bening atau
transparan (Salsabila, 1986).
Oleh karena itu dilaksanakanlah praktikum anatomi reptilia dengan hewan
uji sepasang ular (Dendrelaphis pictus) dan sepasang kadal (Eutropis
multifaciata). Dendrelaphis pictus dipilih sebagai bahan uji dalam praktikum ini
karena mewakili kelas reptilia dari famili Colubridae dan kadal mewakili famili
Scincidae. Ular mudah diperoleh dan berukuran cukup besar sehingga mudah
diamati organ dalam pada ular dan kadal. Selain itu ular juga tidak beracun
sehingga tidak berbahaya bila digunakan untuk praktikum. Dalam praktikum
anatomi reptili ini, diperlukan adanya pembedahan untuk mengetahui lebih jelas
sistem organ pada reptil seperti sistem pernapasan sistem pencernaan, sistem
sirkulasi, sistem ekskresi, sistem reproduksi, sistem rangka dan sistem otot.
Praktikum anatomi reptil ini dilatar belakangi oleh kurangnya pengetahuan
praktikan tentang mekanisme sistem dalam tubuh reptile.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan dilaksanakan praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan


memahami morfologi, anatomi, dan sistem yang bekerja pada tubuh reptil,
khususnya ular (Dendrelaphis pictus) dan kadal (Eutropis multifaciata).

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Reptil adalah kelompok hewan vertebrata yang hidupnya merayap atau melata di
dalam habitatnya. Reptil juga tergolong ke dalam hewan yang berdarah dingin,
yang suhu tubuhnya dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Walaupun berdarah dingin
reptil melakukan pembiakan di darat. Tubuh reptil ditutupi oleh sisik-sisik atau
plot-plot dari bahan tanduk (horny scales or plates) yang kering atau tanpa
kelenjer. Umumnya reptil mempunyai dua pasang kaki, masing-masing
mempunyai lima jari yang bercakar, tetapi pada jenis-jenis tertentu kakinya
mereduksi atau sama sekali tidak ada. Rangka dari bahan tulang, oksipital, kondil
hanya satu. Tipe gigi pada reptil adalah labyrinthodont (pada reptil fosil),
acrodont, pleurodont, dan thecodont. Habitat hidup di darat, air tawar atau air laut,
di daerah tropis dan daerah temperate (Carr,1977).
Semua reptil bernafas dengan paru-paru. Reptil memiliki jantung yang
terdiri dari empat ruang yaitu dua atrium dan dua ventrikel. Pada beberapa reptil
sekat antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri tidak sempurna sehingga darah
kotor dan darah bersih masih bisa bercampur. Reptil merupakan hewan berdarah
dingin yaitu suhu tubuhnya bergantung pada suhu lingkungan atau poikiloterm.
Untuk mengatur suhu tubuhnya itu, reptil melakukan mekanisme basking yaitu
berjemur di bawah sinar matahari. Saluran ekskresi pada kelas reptil berakhir di
kloaka. Ada dua tipe kloaka yang spesifik untuk ordo-ordo reptil yaitu kloaka
dengan celah melintang dan kloaka dalam celah membujur. Kloaka dengan celah
melintang terdapat pada ordo squamata yaitu sub-ordo lacertilia dan sub-ordo
ophidia. Seadngkan kloaka dengan celah membujur terdapat pada ordo chelonia
dan ordo crocodilian (Djuhanda, 1982).
Reptil menunjukkan kemajuan dibandingkan dengan ampibi. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya tutup tubuh yang kering dan berupa sisik yang
merupakan penyesuaian hidup menjauhi air. Ekstermitas cocok untuk gerak cepat.
Sempurnanya proses penulangan telur sesuai sekali dengan pertumbuhan didarat
yang mempunyai membrane dan cangkang yang berguna untuk melindungi
embrio. Bentuk luar tubuh reptil bermacam-macam yaitu ada yang bulat pipih

3
(penyu), bulat panjang (ular) dan berbentuk gelendong berekor dan caudal
(Brotowidjoyo, 1994).
Ular adalah reptil yang mudah dikenali, diklasifikasikan ke dalam ordo
Squamata, subordo Serpentes (Ophidia). Terdapat 2500-2700 jenis ular dalam 414
genus dan 13 famili di dunia terdistribusi di seluruh permukaan bumi kecuali
daerah Artik, Islandia, Selandia Baru, dan beberapa pulau kecil di lautan luas
(Obst et al., 1988). Memiliki ukuran panjang antara 150-11400 mm, tetapi
kebanyakan 250-1500 mm. Hampir semua ular teresterial, banyak juga yang
hidup di liang, di air tawar atau air asin, bahkan memanjat pohon. Bentuk ular
umumnya memanjang tidak berkaki, tidak memiliki lubang telinga,
tetapimempunyai perasa yang sangat sensitif dan memiliki reseptor kimia. Pada
beberapa jenis ular terdapat organ penangkap pancaran panas. Warna tubuh
umumnya coklat, abu-abu, atau hitam namun ada juga merah terang, kuning, atau
hijau dengan bercak/bintik/gelang/garis yang bervariasi (Halliday dan Adler,
1986).
Ular tidak mempunyai kaki atau extremitas, tetapi pada jenis Phyton masih
mempunyai sisa-sisa dari bentuk pelvis dan extremitas posterior. Ular dapat
bergerak maju dengan menggunakan musculus undulans yang ada di sebelah
lateral dari tubuh dan juga karena pergerakan dari squamae yang terletak di
bagian ventral yang tersusun transversal. Ular tidak mempunyai celah auris
externa dan membrana tympani, maupun palpebra. Mata tertutup oleh membrana
nictitans yang bentuknya tetap dan transparant. Jenis-jenis ular yang mempunyai
kelenjar racun atau jenis-jenis ular yang beracun antara lain ular pucuk (Dryophis
prasinus), ular bakau (Homolopsis buccata), ular sendok (Naja tripudians) dan
ular benang (Dispodomarphus dendrophylis). Squamae pada reptil mempunyai
bentuk dan susunan yang bervariasi. Kadang-kadang squamae ini hanya terdapat
pada kepala saja. Pada sebagian besar ular, permukaan ventralnya ditutup oleh
squamae besar yang tersusun transversal. Ada beberapa kadal yang squamanya
mengalami perkembangan khusus menjadi bentuk seperti spina (Radiopoetro,
1991).
Sistem respirasi pada Dendrelaphis pictus bernapas dengan paru-paru,
yaitu berupa kantung-kantung yang pada dindingnya terdapat banyak ruang. Paru-

4
paru berhubungan dengan udara luar melalui 2 bronki. Lubang dari faring ke
laring berupa celah longitudinal yang disebut glottis. Lubang-lubang dalam dari
lorong-lorong nasal itu disebut nares internal (lubang dalam). Pertukaran gas
terjadi juga melalui kulit. Sistem saraf pada Dendrelaphis pictus yaitu otak terbagi
menjadi 5 bagian dan cerebellum merupakan bagian yang terkecil. Ada 10 saraf
kranial. Tiga saraf pertama membentuk pleksus brakeal (serabut-serabut saraf
silang-menyilang). Saraf ke-7, ke-8 dan ke-9 membentuk pleksus iskiadikus.
Sesuai dengan adanya pelebaran-pelebaran korda saraf, maka disini trdapat saraf
brakial dan saraf lumbar (Brotowidjoyo, 1994).
Mobouya multifasciata masuk dalam ordo Lacertilia (sauria) yang
mempunyai cirri-ciri antara lain kuku panjang, tapi kurang dari 30 cm, kaki 4
buah yang kadang- kadang tereduksi atau hilang sama sekali. Mandibula menyatu
di bagian anterior, tulang kuadrat berkontrak dengan pterigoid, sehingga
terbukanya mulut terbatas (tidak seperti ular). Kelopak mata biasanya dapat
digerakan (Brotowidjoyo, 1994). Kadal (Euthropis multifasciata) memiliki lidah
yang ujungnya bercabang dan mengeluarkan kelenjar lidah. Hal itu sesuai dengan
pernyataan Moment (1967), bahwa bagian yang paling spektakuler dari sistem
pencernaan reptil adalah lidah yang ujungnya bercabang.
Mobouya multifasciata merupakan hewan berkaki empat, kebanyakan
hidup di atas tanah berumput, bebatuan, pepohonan, ada juga yang hidup di gurun
pasir. Umumnya kulit mengkilap dan berwarna kehijauan sampai coklat. Kulit
pada reptilia tidak berfungsi untuk pertukaran gas sehingga tidak ada percampuran
darah dalam dan darah berasal dari luar. Fertilisasi reptil terjadi secara internal dan
sebagian besar dari reptil bersifat ovovivipar dan telur berkembang di luar tubuh
(Moment, 1967).
Tubuh Euthropis multifasciata memanjang, tertekan lateral, berkaki empat,
kuat dan dapat digunakan untuk memanjat. Mandibula bersatu di bagian anterior
dan tulang pterigoid, berkontak dengan tulang kuadrat. Kelopak mata dapat
digerakkan. Sabuk pectoral dapat berkembang baik dan mulut lengkap. Ekornya
digunakan untuk keseimbangan gerak ketika berlari (Ville et al., 1998).

5
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat

Praktikum Struktur Hewan, tentang Anatomi Reptilia dilaksanakan pada hari


Kamis, 20 September 2018 di Laboratorium Teaching II, Jurusan Biologi,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang.

3.2 Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu gunting bedah, pinset, tissu, kertas
HVS, dan killing bottle. Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
sepasang Dendrelaphis pictus dan Euthropis multifasciata dan larutan kloroform
(CCl4).

3.3 Cara Kerja

Diambil senyawa klororforom kemudian dituangkan ke kapas dan dimasukkan ke


dalam killing bottle. Selanjutnya, diambil Dendrelaphis pictus dan Euthropis
multifasciata yang akan dibedah dan dimasukkan kedalam killing bottle sampai
Dendrelaphis pictus dan Euthropis multifasciata pingsan. Dendrelaphis pictus dan
Euthropis multifasciata dikeluarkan dari killing bottle dan direntangkan di bak
bedah. Lalu difoto morfologi Dendrelaphis pictusdan Euthropis multifasciata
tersebut dan digambar di buku gambar. Kemudian, Dendrelaphis pictus dan
Euthropis multifasciata dibedah menggunakan gunting bedah dimulai dari cloaca
sampai rima oris. Setelah itu, diamati organ-organ penyusun tubuh Dendrelaphis
pictus dan Euthropis multifasciata. Organ-organ tubuh Dendrelaphis pictus dan
Euthropis multifasciata diurai dan diletakkan di atas kertas HVS. Bagian-bagian
organ Dendrelaphis pictus dan Euthropis multifasciata difoto dan digambar pada
buku gambar. Selanjutnya, pengamatan otot pada Dendrelaphis pictus dan
Euthropis multifasciata. Dendrelaphis pictus dan Euthropis multifasciata dikuliti
terlebih dahulu dan dilihat susunan otot pada Dendrelaphis pictus dan Euthropis
multifasciata, kemudian difoto sebagai dokumentasi dan digambar pada buku
gambar. Selanjutnya, diamati tulang pada reptile untuk dilihat sistem rangka pada
Dendrelaphis pictus dan Euthropis multifasciata tersebut.

6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari praktikum yang telah dilaksanakan didapatkan hasil sebagai berikut :


4.1 Morfologi Reptilia
4.1.1 Eutropis multifaciata

a e

c b d

Gambar 1. Morlogi Eutropis Gambar 2. Morlogi Eutropis


multifasciata Sumber : Wikipedia.org
a) Caput, b) Truncus, c) Cauda
d)Oganum
Dari visum
praktikum e) Rima
yang telah oris
dilakukan dapat diamati morfologi pada Eutropis
Sumber : Kelompok 6
multifasciata. Warna tubuhnya coklat kehitaman dan mempunyai sisik di
sepanjang tubuhnya. Tubuh Eutropis multifasciata terbagi menjadi kepala
(caput), badan (truncus), dan ekor (caput).
Menurut Brotowidjoyo (1994) morfologi dari kadal adalah bagian-bagian
kadal dibagi menjadi empat yaitu kepala, leher, badan dan ekor. Pada bagian
kepala terdapat hidung, mata, mulut, pada mulut terdapat choana priver, dentes,
palatum, choana sekunder, ostium tubuli auditif, faring rima glatis dan lingua
titida pada kadal alat pendengaranya berupa membran timfani. Pada alat geraknya
kadal mempunyai kaki empat dimana pada bagian depan terdiri dari branchium
dibagian paling atas, ante branchium dibawah branchium, manus adalah telapak
tangan dan digiti (jari-jari) terdapat 5 pasang. Pada tiap digiti terdapat cakar-cakar
yang berfungsi untuk membunuh mangsa. Pada kaki bagian belakang terdiri dari
femur, crus, pes dan digiti. Digiti pada bagian kaki depan dan belakang berbeda
dimana perbedaanya terdapat pada ibu jarinya. Ekor pada kadal mempunyai

7
panjang dua kali panjang tubuhnya. Sisik pada kadal bersifat halus dan mengkilat
pada bagian belakang terdapat sisik sosmoid.

4.1.2 Dendrelaphis pictus

d
e c b
f

Gambar 3. Morfologi Dendrelaphis


Gambar 4. Morfologi Dendrelaphis
pictus. a) caput; b)organun visus;c)
Sumber : Dikawiwit.blogspot.com
cervix; d)truncus; e) caudal; f)
cavum oris
Sumber : Kelompok 6

Dari hasil praktikum, didapatkan struktur morfologi Dendrelaphis pictus terdiri


atas bagian caput, truncus, dan caudal. Pada caput terdapat mulut (rima oris),
mata (organun visus), pada truncus terdapat kloaka dan hemipenis (jantan), dan
pada caudal terdapat ekor dan tidak didapati organ extremitas pada tubuh ular.
Menurut Storer dan Usinger (2011), mata pada ular diselaputi dengan
kutikula transparan, tidak ada membran atau lubang telinga eksternal. Menurut
(Brotowidjoyo, 1991), bola mata pada ular tidak dapat digerakkan dan tertutup
oleh sisik transparan. Tidak mempunyai kelopak mata, lidah panjang dan
bercabang dua dapat dijulurkan ke luar. Di dalam rongga hidung terdapat organ
Jacobson yang dapat terangsang secara kemis untuk membau. Lidah membantu
membawa rangsangan ke kemis itu. Ular tidak memiliki kaki (telapak kaki),
lubang telinga, tulang dada (sternum), dan kandung kemih.

Menurut (Brotowidjoyo, 1991), bola mata pada ular tidak dapat


digerakkan dan tertutup oleh sisik transparan. Tidak mempunyai kelopak mata,
lidah panjang dan bercabang dua dapat dijulurkan ke luar. Di dalam rongga
hidung terdapat organ Jacobson yang dapat terangsang secara kemis untuk
membau. Lidah membantu membawa rangsangan ke kemis itu. Ular tidak

8
memiliki kaki (telapak kaki), lubang telinga, tulang dada (sternum), dan kandung
kemih.

4.2 Anatomi Reptilia


4.2.1 Sistem Pencernaan
4.2.1.1 Eutropis multifasciata

e b

f c

Gambar 5. Sistem Pencernaan Eutropis Gambar 6. Sistem Pencernaan


multifasciata Eutropis multifasciata
a) Ventriculus, b) Intestinum tenue, Sumber : Dikawiwit.blogspot.com
c) Intestinum crassum, d) Kloaka,
e)Vesica felea, f) Hepar
Sumber : Kelompok 6

Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan diperoleh sistem pencernaan pada
kadal yang terdiri dari mulut (cavum oris), pharink, oesophagus, gastrum,
intestinum dan kloaka. Esophagus yang terletak disebelah dalam dari trachea yang
bentuknya kecil dan panjang, lalu ke lambung yang berbentuk bumbung yang
panjang disebelah kiri rongga perut dan melalui usus pendek yang tidak berliku-
liku dan berakhir pada kloaka.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Prawirohartono (2007) bahwa
sistem pencernaan pada kadal dimulai dari mulut dilanjutkan ke faring,
oesophagus, dan lambung dengan bagia fundus dan pylorus kemudian menuju ke
intestium, rektum, dan kloaka. Hati dan pankreas berpembuluh ke intestium.
Kloaka merupakan tempat bermuara sisa pencernaan, ekskresi, dan sel-sel
kelamin. Kloaka merupakan muara tiga saluran, yaitu untuk mengeluarkan sisa
pencernaan, sekret, dan juga untuk bereproduksi.

9
Selain saluran pencernaan, juga terdapat kelenjar pencernaan pada kadal.
Kelenjar pencernaan tersebut terdiri dari hati dan pankreas yang terletak antara
cekungan lambung dan usus. Sedangkan kantung empedu (vesica felea) terletak
dibelakang dari kedua lobus jantung.
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Jasin (1992) bahwa memiliki
kelenjar pencernaan berupa hati dan pankreas yang terletak pada cekungan antara
lambung dan usus. Kantung empedu (vesica felea) terdapat pada belakang dari
kedua lobus hati. Saluran empedu (ductus cysticus ) halus, bermuara pada bagian
depan.

4.2.1.2 Dendrelaphis pictus


a

a d
b

b
g
c
f c f
d
g
e e
Gambar 7. Anatomi Saluran Pencernaan Gambar 8. Anatomi Saluran Pencernaan
Dendrelaphis pictus a)Oesophagus, b) Dendrelaphis pictus a)Oesophagus, b)
ventriculus, c) intestenum tenue, d) ventriculus, c) intestenum tenue, d)
intestenum crissum e)kloaka f)vesica intestenum crissum e)kloaka f)vesica
felea g)hepar felea g)hepar
Sumber : Kelompok 6 Sumber : Dikawiwit.blogspot.com

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diamati anatomi pada Dendrelaphis
pictus, salah satunya adalah organ dalam system pencernaan. System pencernaan
memiliki saluran dan kelenjar pencernaan. Saluran pencernaan terdiri dari
Oesophagus, ventriculus, intestenum tenue, intestenum crissum dan kloaka.
Adapun kelenjar pencernaannya terdiri dari vesica felea dan hepar.
Hal ini sesuai dengan pendapat Brotowidjoyo (1991), sistem pencernaan
pada reptil dimulai dari mulut dilanjutkan ke faring, oesophagus, dan lambung.
Lambung dengan bagian fundus dan pilorus. Dari lambung kemudian ke

10
intestenum, rectum, dan kloaka. Hati dan pankreas berpembuluh ke intestenum.
Kloaka untuk mengeluarkan sisa pencernaan, ekskresi, dan untuk reproduksi.
Pada ular ditemukan organ pencernaannya berbentuk lurus, hal ini
sebagaimana menurut Brotowidjoyo (1990), pada ular sistem pencernaan berupa
saluran lurus dari mulut ke anus. Semua organ internal dalam tubuh ular itu
berbentuk memanjang sesuai dengan kondisi. Sistem pencernaan pada ular
dimulai dari faring terus ke esofagus, lambung (dengan bagian fundus dan
pilorus), terus ke usus halus, rektum yang besar, kemudian ke kloaka.

4.2.2 Sistem Ekskresi


4.2.2.1 Eutropis multifasciata

Gambar 9. Sistem Ekskresi Gambar 10. Sistem Ekskresi


Eutropis multifasciata Eutropis multifasciata
Ren (ginjal) Ren (ginjal)
Sumber : Kelompok 6 Sumber : Dikawiwit.blogspot.com

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diamati organ ekskresi pada kadal,
yaitu ren (ginjal). Ginjal pada kadal berwarna pink kemerahan dan berjumlah satu
pasang. Ginjal ini terletak pada bagian bawah dekat kloakanya. Ginjal reptil
tergolong dalam tipe metanefros.
Sebagaimana menurut Radiopoetro (1991), ginjal pada reptil bertipe
metanefros, berwarna merah coklat, masing-masing terdiri atas lobus anterior dan
lobus posterior. Lobus posterior agak pipih dan berlekatan satu sama lain. Terletak
retroperitoneal artinya di luar dan di belakang peritoneum. Menurut Jafnir (1985),

11
metanefros adalah ginjal dari amniota dewasa yang tumbuh pada bagian caudal
dari ductus mesonephros.
Menurut Jafnir (1985), metanefros adalah ginjal dari amniota dewasa yang
tumbuh pada bagian caudal dari ductus mesonephros. Metanefros adalah tipe
ginjal pada saat reptil dewasa. Namun, reptil memiliki tipe ginjal mesonefros pada
saat embrio. Bentuk dari tipe ginjal metanefros ini tapak seperti biji kacang.

4.2.2.2 Dendrelaphis pictus

Gambar 12. Sistem Ekskresi


Gambar 11. Sistem Dendrelaphis pictus a) ren (ginjal)
Ekskresi Dendrelaphis pictus Sumber:
ren (ginjal) Dikawiwit.blogspot.com
Sumber : Kelompok 6

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diamati organ ginjal yang berfungsi
dalam sistem pencernaan pada Dendrelaphis pictus. Ginjal pada reptile ini
berwarna merah keunguan dan berjumlah satu pasang. Bentuk ginjal reptil
tergolong dalam tipe metanefros.
Sebagaimana menurut Radiopoetro (1991), ginjal pada reptil bertipe
metanefros, berwarna merah coklat, masing-masing terdiri atas lobus anterior dan
lobus posterior. Lobus posterior agak pipih dan berlekatan satu sama lain. Terletak
retroperitoneal artinya di luar dan di belakang peritoneum. Menurut
Menurut Jafnir (1985), metanefros adalah ginjal dari amniota dewasa yang
tumbuh pada bagian caudal dari ductus mesonephros. Metanefros adalah tipe
ginjal pada saat reptil dewasa. Namun, reptil memiliki tipe ginjal mesonefros pada
saat embrio. Bentuk dari tipe ginjal metanefros ini tapak seperti biji kacang.

12
4.2.3 Sistem Reproduksi
4.2.3.1 Eutropis multifasciata

a b c

Gambar 13.Sistem Reproduksi Eutropis


multifasciata
a) ovary, b) testis, c) hemipenis
Sumber : Kelompok 6

a b

Gambar 14.Sistem Reproduksi Eutropis


multifasciata a)ovary, b)testis
Sumber : (Diktat Praktikum, 2018)

Dari praktikum yang telah dilaksanakan diperoleh hasil dari sistem reproduksi
pada kadal. Sistem reproduksi pada kadal betina yaitu sepasang ovary yang
berwarna putih kekuningan. Sedangkan pada kadal jantan juga terdiri dari
sepasang testis yang berbentuk bulat telur dimana kedua letak testis ini berbeda,
testis sebelah kanan letaknya lebih tinggi daripada testis sebelah kiri. Kadal jantan
memiliki alat penyalur sperma yang dikenal dengan nama hemipenis yang

13
berjumlah dua buah hemipenis, terdapat disisi kiri kanan lubang kloaka agak ke
pangkal ekor. Melihat hemipenis bisa dilakukan dengan cara memijat dan
menekan pangkal ekor kadal tersebut. Sedangkan sistem reproduksi pada kadal
betina memiliki sepasang ovarium yang berwarna kuning, seperti halnya pada
testis, letak ovarium sebelah kanan juga lebih tinggi daripada ovarium sebelah
kiri.
Hal ini telah dinyatakan oleh seorang peneliti sekaligus penulis buku yang
bernama Radiopoetro (1996), bahwa sistem reproduksi (genitalia) pada kadal
betina terdiri dari sepasang ovarium yang berwarna kuning. Letak ovarium pada
sebelah kanan lebih tinggi dari ovarium di sebelah kiri. Oviduk bermuara
langsung ke dalam coelom melalui ostia oviduct yang mengalami diferensiasi
sehingga membentuk daerah–daerah dengan fungsi yang berbeda–beda. Kadal
jantan meiliki testis berbentuk bulat telur. Sama seperti ovarium, testis di sebelah
kanan lebih linggi dari pada testis di sebelah kiri. Bagian dari ductus wolffi dekat
testis berkelok–kelok untuk membentuk epididimis. Ductus wolffi ke arah
posterior menjadi ductus deferens yang biasanya lurus, tapi ada juga yang
berkelok–kelok. Sepasang hemipenis merupakan organ penyalur sperma, terletak
di sisi kiri dan kanan lubang kloaka agak ke pangkal ekor. Hemipenis akan
mencuat ke luar jika pangkal ekor kadal ditekan. Ini merupakan cara untuk
membedakan kadal jantan dan betina.

4.2.3.1 Dendrelaphis pictus

a b

Gambar 15 Sistem Reproduksi


Dendrelaphis pictus a)hemipenis
b)ovary Sumber : kelompok 6

14
a b

Gambar 16 Sistem Reproduksi


Dendrelaphis pictus a)ovary b)testis
Sumber : Diktat Praktikum, 2018

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diamati organ reproduksi pada
Dendrelaphis pictus. Pada organ reproduksi jantan ditemukan hemipenis sebagai
organ kopulasi jantan dan testis sebagai organ reproduksinya. Sedangkan pada
betina terdapat ovari.
Hal ini sebagaimana menurut Radiopoetro (1991), bahwa organ genitalia
jantan terdiri dari testis, epididimis, vas defferens, dan hemipenis. Testis
berjumlah sepasang, berbentuk oval kecil, agak keputih-putihan. Dari testis keluar
saluran halus yang berkelok-kelok terletak dekat sisi lateral testis disebut
epididimis.
Menurut Radiopoetro (1996), pada reptil juga terdapat sepasang hemipenis
yaitu suatu alat yang merupakan tonjolan dari dinding kloaka, dan berfungsi untuk
kopulasi. Pada reproduksi betina terdiri atas ovarium dan ovarium dan oviduk.
Ovarium berjumlah sepasang terletak retroperitoneal tepat di ventral dari
columna vertebralis sedikit ke caudal dari pertengahan badan. Oviduk terletak
lateral dari ovarium, mulai dengan pelebaran sebagai corong yang disebut
infundibulum dengan lubang masuknya disebut ostium abdominale.

15
4.2.4 Sistem Sirkulasi
4.2.4.1 Eutropis multifasciata

Gambar 17. Sistem Sirkulasi Gambar 18. Sistem Sirkulasi Eutropis


Eutropis multifasciata multifasciata a)cor
Cor (jantung) Sumber : (Diktat Praktikum, 2018)
Sumber : Kelompok 6

Dari hasil praktikum yang telah dilaksanakan diperoleh sistem peredaran darah
pada kadal yaitu berupa jantung. Jantung berwarna merah kecoklatan. Ukuran
jantung lebih kecil dibandingkan dengan ukuran hati pada kadal.
Menurut Radiopoetro (1996) sistem sirkulasi pada kadal merupakan cor.
Cor terletak di medial, dibagian cranioventral rongga thorax. Cor terdiri dari 2
atrium yaitu atrium dextrum dan atrium sinistrum. Kemudian terdapat bagian-
bagian arcus aorta dexter, arcus aorta sinister, arteria pulmonaris, aorta cerotis
communis, arteria comunis interna dan arteria carotis externa.
Menurut Jafnir (1985), bahwa pada umunya reptili memiliki jantung yang
terdiri dari empat ruang yaitu dua serambi (atrium) dan dua bilik (ventrikel).
Antara bilik kiri dan bilik kanan terdapat sekat yang tidak sempurna. Akibat sekat
yang tidak sempurna ini, maka darah yang ada dibilik kiri dan bilik kanan dapat
bercampur satu sama lain. Kondisi inilah yang menyebabkan reptil umumnya
poikiloterm (berdarah dingin).

16
4.2.4.2 Dendrelaphis pictus

Gambar 19. Sistem Sirkulasi Gambar 20. Sistem Sirkulasi


Dendrelaphis pictus Dendrelaphis pictus
cor (jantung) cor (jantung)
Sumber : Kelompok 6 Sumber : Dikiwiwit.blogspot.com

Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat diamati organ jantung pada
Dendrelaphis pictus. Jantung merupakan organ dari sistem sirkulasi pada reptil.
Organ jantung reptil sudah lebih maju daripada organ jantung amfibi dimana
organ jantung reptil sudah terdiri atas empat ruang.
Hal ini sesuai dengan Radiopoetro (1991), cor terdiri atas empat ruang
yaitu dua atria dan dua ventrikel, namun pada bagian ventrikel belum sempurna
karena masih adanya septum interventricularis yang membentang dari apex cordis
sampai ke pusat cor, sehingga seolah-olah semua reptil beruang empat. Septum
interventricularis tadi belum sempurna sehingga masih ada percampuran darah
antara dexter dan bagian sinister. Dari ventriculus sinister keluar aurcus aortae
sinister yang membelok ke kiri, dan arteria pulmonalis yang bercabang dua
masing-masing ke pulmo. Dari ventriculus sinister keluar aurcus aortae dexter
yang membelok ke kanan dan mempercabangkannya sebuah arteria yang berjalan
ke arah cranial yaitu arteria carotis communis. Arteria carotis communis ini akan
bercabang dua menjadi arteria carotis communis dexter dan sinister akan
bercabang lagi menjadi arteria carotis externa dan interna.

17
4.2.5 Sistem Otot
4.2.5.1 Eutropis multifasciata

b d

e
c

Gambar 21. Sistem Otot Eutropis Gambar 22. Sistem Otot Eutropis
multifasciata multifasciata
a)Longisimus dorsi, Sumber : (Diktat Praktikum, 2018)
b)Iliocostalitis, c)Longissimus
cervicocarpitis, d) Rectus
capitis, e)External
intercostals
Sumber : Kelompok 6

Pada praktikum yang telah dilaksanakan maka didapatkan hasil mengenai sistem
otot pada kadal (Eutropis rudis) yang terdiri dari longisimus dorsi, iliocostalitis,
longissimus cervicocarpitis, rectus capitis, dan external intercostals Kadal
memiliki sistem otot daging yang lebih kompleks bila di bandingkan dengan
amfibia, karena otot daging harus mendukung tubuh di daratan yang bersifat lebih
berat dari pada di dalam air, selain itu juga untuk gerakan-gerakan yang sifatnya
harus cepat.
Hal diatas sesuai dengan pendapat Jasin (1984) bahwa pada kadal
memiliki kekuatan pada rahang karena didukung oleh otot adductor pada rahang.
Otot ini muncul dari fossa temporal dan menyisip pada sudut kanan untuk
membuka rahang. Otot adductor yang utama adalah otot pterigoideus, yang
muncul dari tulang-tulang pterigoid pada langit-langit dan menyisip pada bagian
posterior rahang bawah. Otot pterigoideus memberikan penampakan yang gemuk
pada rahang kadal jantan. Otot yang melekat pada rangka kadal memiliki fungsi
masing-masing yang membantu kerja tubuh kadal sehingga memudahkan kadal
untuk bergerak dan beraktivitas.

18
Menurut Sukiya (2001), otot pada kadal memiliki fungsi masing-masing,
otot latissimus dorsi yang berfungsi untuk memperkuat punggung, otot interkosta
yang berfungsi untuk mengangkat rusuk, otot rectus obdominis yang berfungsi
untuk mengempiskan dinding perut, otot transverses yang berfungsi untuk
menekan perut, menegangkan dan menarik dinding perut, otot external oblique
dan internal oblique yang berfungsi sebagai rotasi thorax, serta otot extensors
yang berfungsi sebagai pergerakan pergelangan tangan.

4.2.5.2 Dendrelaphis pictus

a
a

d c

Gambar 23. Sistem Otot Gambar 24. Sistem Otot


Dendrelaphis pictus a.latissimus Dendrelaphis pictus
dorsi, b. interkosta, c.rectus a.latissimus dorsi, b. interkosta,
abdominis,d. external oblique, e. c.rectus abdominis,d. external
internal oblinque oblique, e. internal oblinque
Sumber : Kelompok 6 Sumber : Academia.edu

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat diamati sistem otot pada
Dendrelaphis pictus. Diperoleh hasil bahwa otot ular terdiri dari otot daging yang
hampir menyelubungi seluruh tubuhnya. Otot ini sama dari pangkal kepala ular
hingga ke ujung bagian ekor.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sukiya (2005) yang meyatakan bahwa otot
ular kebanyakan terdiri dari otot daging. Otot daging ini berfungsi dalam
membantu melumatkan mangsa yang ditelan melalui mulut. Selain itu, juga
berfungsi dalam membantu ular dalam bergerak karena ular bergerak secara
melata.

19
Selain itu, hal ini juga didukung oleh pernyataan dari Djuhanda (1982),
yaitu otot-otot ular yang digunakan baik untuk memindahkan mangsa tertelan
secara internal dan gerakan tubuh secara umum, atau gerak. Ada empat tipe dasar
penggerak dalam ular: Serpentine atau perkembangan lateralis: Bentuk penggerak
adalah merangkak bergelombang, biasa disebut ‘merayap’, dan bentuk yang
paling umum dari gerakan. Hal ini memungkinkan ular untuk mencapai kecepatan
maksimum dan digunakan oleh semua ular air untuk berenang. Bujursangkar:
besar, ular berat juga menggunakan ulat atau “inchworm” gerakan untuk
melakukan perjalanan dalam garis lurus. Mereka mampu bergerak kulit perut ke
depan dan kemudian tarik bagian tubuh bersama. Sidewinding: penggerak ini
adalah ketika ular melemparkan tubuh mereka dalam gerakan perulangan
samping. Ular yang hidup di gurun pasir lepas pada menggunakan jenis penggerak
adaptif. Berduri: Beberapa ular menerapkan teknik berduri saat memanjat pohon.
Tubuh tandan sampai membentuk loop horizontal dan kemudian kepala bergerak
maju dan tubuh luruskan, mirip dengan akordeon atau musim semi.

4.2.6 Sistem Rangka


4.2.6.1 Eutropis multifasciata

Gambar 25. Sistem Rangka Gambar 26. Sistem Rangka


Eutropis multifasciata Eutropis multifasciata
a)cranium, b) falanges, Sumber : (Diktat Praktikum, 2018)
c)Vertebre, d) femur, e)iscium,
f)ilium, g)costae, h)skapikula
Sumber : Kelompok 6

Dari hasil praktikum yang didapatkan pada sistem rangka pada kadal terdiri dari
cranium, falanges, vertebre, femur, iscium, filium, costae, dan skapikula.
Tengkorak reptilia memiliki lubang spesifik didaerah temporal yang disebut

20
dengan tipe tengkorak anapsid. Tempurung kepala ada yang bermoncong panjang
merupakan tilang yang keras pada hewan dewasa. Rahang bawah yang panjang
berbersendi pada tulang quadrat yang telah bersatu dengan tulang cranium dan
bagian ventral dari cranium merupakan plat yang keras.
Hal diatas sesuai dengan pendapat Djuhanda (1982), bahwa sistem rangka
pada kadal ada dua yaitu endoskeleton terdiri dari skleton aksial dan apendikular.
Skleton aksial terdiri dari tengkorak, kolumna, perebralis, sternum, dan rusuk.
Endoskleton yang berasal dari epidermis berupa sisik menanduk yang
menyelubungi permukaan tubuhnya, posisi seperti susunan genteing, bentuk sisik
berbeda antara bagian kepala, badan dan ekor.
Menurut Yatim (1987) bahwa rangka pada kadal dapat di bedakan menjadi
dua bagian yaitu endoskeleton dan ensoskeleton. Eksoskeleton, berasal dari
epidermis, berupa sisik menanduk yang menyelubungi permukaan tubuhnya,
posisi seperti susunan genting, bentuk sisik berbeda antara bagian kepala, badan,
ekor. Endoskeleton , terdiri dari sekeleton aksial dan apendikular. Skeleton aksial
terdiri tengkorak, kolumna, perebralis, sternum dan rusuk. Vertebrae ekor tidak
menulang secara sempurna, ekor mudah putus, tetapi cacat mengalami regenerasi.
Columna vertebrae terbagi menjadi servikal, torax, lumbar, sakral, dan kaudal.
Ada tulang rusuk yang bebas. Tulang-tulang sebagian terdiri atas kartilago.
Kolumna vertebralis dengan otot-otot segmental yang nampak jelas.

4.2.6.2 Dendrelaphis pictus

Gambar 27. Sistem Rangka Gambar 28. Sistem Rangka


Dendrelaphis pictus Dendrelaphis pictus
a) Costae, b) Vertebrae, a) Kranial, b) Vertebrae
c) Kranial,d) Caudal c) Costae, d) Caudal
Sumber : Kelompok 6 Sumber : (Diktat Praktikum, 2018)

21
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, diketahui bahwa pada ular
Dendrelaphis pictus memiliki sistem rangka yang terdiri dari tulang tengkorak,
tulang belakang, tulang rusuk dan tulang ekor. Tulang dihubungkan oleh ligamen
elastis, memungkinkan banyak peregangan. Tulang rusuk ada disepanjang tubuh
ular, hal tersebut berfungsi untuk melindungi organ penting pada tubuh ular.
Menurut Jasin (1992), tengkorak reptilia berbentuk piramidal meruncing ke
arah cranial dan agak memipih ke arah dorsal-ventral. Pada tempurung kepala
ada yang bermoncong panjang yang merupakan tulang keras pada hewan dewasa.
Pada tulang rahang bawah terdapat sendi pada tulang kuadrat yang telah bersatu
dengan cranium. Bagian vetral dari cranium merupakan plat yang keras. Ular
dapat memiliki antara 130-500 tulang, dengan tulang rusuk yang melekat pada
masing-masing. Ini belum termasuk tulang di bagian ekor, tetapi hanya mereka
yang maju dari kloaka. Bagian unik dari kerangka ular adalah susunan tengkorak
dan gigi. Adaptasi di tengkorak memungkinkan ular untuk makan mangsa yang
jauh lebih besar dari diri mereka sendiri. Tulang dihubungkan oleh ligamen
elastis, memungkinkan banyak peregangan.

22
BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Morfologi yang terdapat pada Dendrelaphis pictus terdiri dari rima oris,
organum visum, cervix, truncus, caudal, membran tympani serta caput,
sedangkan pada Eutropis multifaciata memiliki extremitas anterior dan
posterior sera digiti.
2. Sistem Digestoria pada Dendrelaphis pictus terdiri dari trakea,
esophagus, cor, pulmo, hepar, ventriculus, vesica fellea, ren, intestenum
tenue, intestenum crassum, dan colaka. Sedangkan pada Eutropis
multifaciata memiliki vesica urinaria.
3. Sistem ekskresi Dendrelaphis pictus dan Eutropis multifaciata adalah
sama yang terdiri dari sepasang ren.
4. Sistem reproduksi pada Dendrelaphis pictus dan Eutropis multifaciata
terdiri dari sepasang testis atau hemipenis pada yang jantan, dan sepasang
ovary pada yang betina.
5. Sistem sirkulasi yang terdapat pada reptilia terdiri dari jantung (cor) dan
memili 4 ruang (2 atrium dan 2 ventricel).
6. Sistem otot pada reptilia antara ular dan kadal memiliki perbedaan yaitu
pada ular memiliki musculus undulans yang digunakan untuk bergerak
kedepan.

23
7. Sistem rangka pada Dendrelaphis terdiri dari costae, vertebrae, kranial,
dan caudal. Sedangkan pada Eutropis multifaciata sistem rangka terdiri
dari cranium, falanges, vertebre, femur, iscium, ilium, costae, dan
skapikula.
5.2 Saran
Adapun saran pada praktikum pengamatan anatomi reptilia yaitu untuk praktikan
agar lebih berhati-hati dalam melakukan pembedahan supaya organ dalam yang
terdapat didalam tubuh reptilia tidak rusak. Praktikan sebaiknya membawa bahan
uji yang representatif atau yang lebih besar agar mudah melakukan pembedahan.

24

Anda mungkin juga menyukai