Anda di halaman 1dari 9

AIR SEBAGAI KOMPONEN TUMBUHAN

FADILATURAHMAH
1710422015
4A
fadilaturahmah88@gmail.com

ABSTRAK
Praktikum mengenai Air sebagai Komponen Tumbuhan dilakukan pada Selasa,18
September 2018 di Laboratorium Pendidikan IV Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Andalas, Padang. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk
mengetahui proses plasmolisis dan deplasmolisis pada jaringan epidermis, mengukur
tekanan osmosis cairan sel, dan mengetahui cara mengukur potensial air dengan metode
Chardakov. Metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu metode pengamatan
langsung bagaimana terjadinya peristiwa plasmolisis dan deplasmolisis dan menghitung
langsung tekanan osmosis nya serta mengukur potensial airnya dengan menggunakan
metode Chardakov. Hasil dari praktikum ini adalah sayatan epidermis Rhoe discolor yang
ditetesi larutan sukrosa 1 M mengalami plasmolisis dalam waktu 14 menit 45 detik.
Sedangkan deplasmolisis juga terjadi ketika sayatan ditetesi kembali dengan air dalam
waktu 18 menit 45 detik. Persentase plasmolisis pada sayatan epidermis Rhoeo discolor
epidermis 22.8 % dengan konsentrasi sukrosa 0.3 M hingga 100 % dengan konsentrasi
sukrosa 0.7 M. Arah pergerakan metilen biru pada berbagai konsentrasi sukrosa semuanya
berbeda, ada yang melayang dan ada yang mengapung. Pergerakan metilen biru pada
larutan sukrosa dengan konsentrasi 0.12 M dan 0.16 M adalah mengapung, sedangkan
pada larutan sukrosa konsentrasi 0.20 M dan 0.24 M adalah melayang.

Kata kunci : Chardakov, Deplasmolisis, Plasmolisis, Rhoe discolor.

PENDAHULUAN asimilasi hasil proses ini ke bagian-


bagian tanaman hanya dimungkinkan
Air merupakan komponen utama
melalui gerakan air dalam tanaman.
dalam tumbuhan, dimana air
Dengan peranan tersebut di atas,
menyusun 60-90 % dari berat daun.
jumlah pemakaian air oleh tanaman
Jumlah air yang dikandung tiap
akan berkorelasi dengan produksi
tanaman berbeda-beda, hal ini
biomas tanaman, hanya sebagian
bergantung pada habitat dan jenis
kecil dari air yang diserap akan
spesies tumbuhan tersebut.
menguap melalui stomata atau
Tumbuhan herba lebih banyak
melalui proses transpirasi
mengandung air daripada tumbuhan
(Dwidjoseputro, 1985).
perdu. Tumbuhan yang berdaun tebal
Pentingnya air sebagai pelarut
mempunyai kadar air antara 85-90 %,
dalam organisme hidup tampak amat
tumbuhan hidrofik 85-98 % dan
jelas, misalnya pada proses osmosis.
tumbuhan mesofil mempunyai kadar
Dalam suatu daun, volume sel
air antara 100-300 % (Fitter dan Hay,
dibatasi oleh dinding sel dan relatif
1991).
hanya sedikit aliran air yang dapat
Air merupakan kebutuhan
diakomodasikan oleh elastisitas
pokok bagi semua tanaman juga
dinding sel. Konsekuensi tekanan
merupakan bahan penyusun utama
hidrostatis (tekanan turgor)
dari pada protoplasma sel. Di samping
berkembang dalam vakuola menekan
itu, air adalah komponen utama dalam
sitoplasma melawan permukaan
proses fotosintesis, pengangkutan
dalam dinding sel dan meningkatkan
potensial air vakuola. Dengan naiknya Osmosis adalah bergeraknya
tekanan turgor, sel-sel yang molekul air melalui membran
berdekatan saling menekan, dengan semipermiabel (selektif permiabel)
hasil bahwa sehelai daun yang dari larutan berkadar rendah menuju
mulanya dalam keadaan layu menjadi larutan berkadar tinggi hingga
bertambah segar (turgid). Pada kadarnya sama. Membran dikatakan
keadaan seimbang, tekanan turgor permeabel apabila semua jenis
menjadi atau mempunyai nilai molekul dalam cairan dapat melewati
maksimum dan disini air tidak membran, sedangkan suatu membran
cenderung mengalir dari apoplast ke dikatakan semi permeabel jika dapat
vakuola (Fitter dan Hay, 1981). dilewati oleh molekul-molekul tertentu
Bidwell (1979), menjelaskan saja (Annur, 2008).
bahwa pemasukan air dari dalam Plasmolisis adalah suatu
tanah ke dalam jaringan tanaman proses lepasnya protoplasma dari
melalui sel-sel akar secara difusi dan dinding sel yang diakibatkan
osmosis. Dengan masuknya air keluarnya sebagian air dari vakuola
melalui sel maka akan terbawa ion-ion (Salisbury and Ross, 1992). Menurut
yang terdapat di dalam tanah karena Tjitrosoepomo (1987), jika sel
larutan tanah mengandung ion. Pada dimasukan ke dalam larutan gula,
percobaan ini dinding epidermis pada maka arah gerak air neto ditentukan
Rhoe discolor akan mengeluarkan oleh perbedaan nilai potensial air
cairan sel (sitoplasma) karena larutan dengan nilainya didalam sel.
perbedaan kosentrasi larutan di luar Jika potensial larutan lebih tinggi, air
dengan yang berada di dalam sel. akan bergerak dari luar ke dalam sel,
Terdapat dua proses bila potensial larutan lebih rendah
fisikokimiawi yang penting dalam maka yang terjadi sebaliknya, artinya
transpor materi dalam sel yaitu difusi sel akan kehilangan air. Apabila
dan osmosis. Difusi merupakan kehilangan air itu cukup besar, maka
peristiwa perpindahan melekul ada kemungkinan bahwa volume sel
dengan menggunakan tenaga kinetik akan menurun demikian besarnya
bebas, proses perpindahan ini sehingga tidak dapat mengisi seluruh
berlangsung dari derajat konsentrasi ruangan yang dibentuk oleh dinding
tinggi ke derajat konsentrasi rendah. sel. Membran dan sitoplasma akan
Proses ini akan terus berlangsung terlepas dari dinding sel, keadaan ini
hingga dicapai titik keseimbangan. dinamakan plasmolisis. Sel daun
Osmosis merupakan suatu peristiwa Rhoeo discolor yang dimasukan ke
perembesan suatu molekul air dalam larutan sukrosa mengalami
melintasi membran yang memisahkan plasmolisis.
dua larutan dengan potensial air yang Kondisi sel yang terplasmolisis
berbeda. Proses osmosis berlangsung tersebut dapat dikembalikan ke
dari larutan hipotonik menuju larutan kondisi semula. Pengembalian dari
yang hipertonik atau perpindahan air kondisi terplasmolisis ke kondisi
dari molekul air larutan yang potensial semula ini dikenal dengan istilah
air tinggi menuju potensial air rendah deplasmolisis. Prinsip kerja dari
(Tjitrosomo, 1987). deplasmolisis ini hampir sama dengan
plasmolisis. Namun, konsentrasi
medium dibuat hipotonis sehingga Bahan yang digunakan pada
yang terjadi adalah cairan memenuhi praktikum kali ini yaitu bahan kimia
ruang antar dinding sel dengan dan bahan tanaman. Bahan kimia
membran sel bergerak keluar, meliputi larutan sukrosa dengan
sedangkan air yang berada di luar konsentrasi 0.1M; 0.12M; 0.16M;
bergerak masuk ke dalam dan dapat 0.20M; 0.24M; 0.3M; 0.5M; 0.7 M, dan
menembus membran sel karena metilen biru. Bahan tanaman meliputi
membran sel mengizinkan molekul- Rhoe discolor dan Pacirhyzus erosus.
molekul air untuk masuk ke dalam.
Masuknya molekul air ke dalam Cara Kerja
tersebut mengakibatkan ruang a.Plasmolisis dan Deplasmolisis
sitoplasma terisi kembali dengan Jaringan Epidermis
cairan sehingga membran sel kembali Diambil selapis tipis permukaan
dengan cairan sehingga akibat epidermis bawah daun Rhoe discolor
timbulnya tekanan turgor akibat gaya menggunakan silet berukuran 1
kohesi dan adhesi air yang masuk. sampai 3 cm. potongan tersebut
Akhir dari peristiwa ini adalah sel diletakkan di atas objek glass dan
kembali ke keadaan semula (Ferdinan ditetesi air sebanyak 2 sampai 3 tetes.
dan Ariwibowo, 2007). Kemudian ditutup dengan cover glass.
Tujuan dari praktikum ini yaitu Setelah itu diamati di bawah
mengamati proses plasmolisis dan mikroskop. Diamati sel-sel yang
deplasmolisis pada jaringan epidermis bewarna didekat tepi irisan yang
Rhoe discolor, menghitung tekanan berpigmen dan tidak berpigmen
osmosis cairan sel Rhoe discolor adanya nuleus dan partikel subsel
serta untuk mengetahui cara lainnya di dalam sel-selnya. Lalu
mengukur potensial air dengan ditambahkan 2 sampai 3 tetes larutan
metoda Chardakov. sukrosa 1M diantara gelas preparat
dan kaca penutup melalui salah satu
METODE PRAKTIKUM
sisinya. Air yang berlebihan di serap
Waktu dan Tempat kertas tissue ditepi kaca penutup
yang berlawanan. Penambahan
Praktikum ini dilakukan pada Selasa,
larutan tersebut terus dilakukan
18 September 2018 di Laboratorium
sehingga ikut terserap oleh kertas
Pendidikan IV, Jurusan Biologi,
tissue ke dalam kaca. Penurunan
Fakultas Matematika dan Ilmu
volume protoplas diamati dan
Pengetahuan Alam, Universitas
diperhatikan benang-benang
Andalas, Padang.
protoplasmik tidak berpigmen tetap
Alat dan Bahan melekat pada dinding sel. Setelah
Alat yang digunakan pada praktikum selesai diamati, air diteteskan ke
kali ini yaitu mikroskop, kaca objek, dalam kaca objek tadi, dan dihisaplah
cover glass, pisat silet, pipet tetes, larutan sukrosa tadi dengan tissue.
tabung reaksi, pinset, gelas objek, Diamati proses deplasmolisis yang
enam buah pipet tetes berkapasitas terjadi dan dicatat waktu yang
10 ml, alat pengebor gabus, dan dibutuhkan untuk berlangsungnya
mikroskop. proses tersebut. Lalu, dihitung
persentase plasmolisis dengan rumus:
c.Mengukur Potensial Air Jaringan
sel awal – sel akhir dengan Metode Chardakov
% Plasmolisis =
sel awal Tabung reaksi diisi dengan larutan
× 100% sukrosa 10 ml. Dipotong umbi yang
akan diukur untuk dibuat potensial
b. Penentuan Tekanan Osmotik airnya dengna alat pengebor gabus
Cairan Sel dengan ukuran 1 cm. Sepuluh
Empat buah tabung reaksi disipakan potongan jaringan tadi dimasukkan ke
dan masing-masing diisi dengan dalam masing-masing tabung reaksi.
konsentrasi 0,10; 0,30; 0,50; 0,70 M. Tabung reaksi digoyangkan perlahan
diambil sayatan tipis epidermis daun untuk mempercepat terjadinya
Rhoe discolor. Sayatan epidermis tadi keseimbangan. Potongan umbi
direndam di dalam masing-masing tersebut dikeluarkan dari tabung
tabung reaksi dengan konsentrasi reaksi setelah 30 menit dengan pinset
yang berbeda. Waktu dimulai yang berbeda. Larutan sisa dites
perendaman dihitung. Rendaman dengan larutan asal yang
dibiarkan selama 30 menit, setelah 30 konsentrasinya sama dan telah
menit, sayatan epidermis dikeluarkan diwarnai dengan metilen blue.
dari rendaman.Sayatan epidermis Diteteskan larutan pengetas pada sisa
tersebut dikeluarkan dalam rendaman larutan tadi perlahan-lahan dibagian
dan diamati lagi dibawah mikroskop. tengah larutan dengan pipet, diamati
Diperhatikan sel-sel yang mengalami gerakan larutan pengetas tadi (jika
osmosis. Dihitung konsentrasi sukrosa larutan pengetas jatuh ke dasar
dimana 50% dari jumlah sel epidermis larutan, maka sisa larutannya telah
tadi yang telah terplasmolisis. menjadi encer, jika dipantulkan ke
Keadaan demikian dinamakan atas berarti larutan sisa pekat dari
insepien plasmolisis dimana sel semula, cari pada larutan sisa yang
memiliki potensial osmotik dimana sel mana larutan pengetas melayang
memiliki potensial osmotik sama pada larutan sisa rendaman). Larutan
dengan potensial osmotik larutan pengetas melayang menunjukkan
yang digunakan. Kemudian dihitung larutan tersebut tidak mengalami
potensial osmotik sel pada insipient perubahan selama perendaman,
plasmolisis. jringan beararti dalam keadaan
seimbang dengan larutan sukrosa,
yang berarti pula potensial air larutan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Plasmolisis dan Deplasmolisis Jaringan Epidermis
Tabel 1. Waktu plasmolisis dan deplasmolisis untuk pemberian larutan berbeda

Perlakuan Deskripsi Pengamatan Waktu plasmolisis Waktu deplasmolisis

Sukrosa 1 M Plasmolisis ditandai dengan 14 menit 45 detik 18 menit 45 detik


berkurangnya sel berwarna
ungu pada sayatan
epidermis Rhoeo discolor
yang diamati.
Adapun deplasmolisis
dintandai dengan
kembalinya sel seperti
semula, dan tidak
mengurangi jumlah sel.

Dari hasil pengamatan yang larutan sukrosa dengan konsentrasi


diperoleh, pada saat irisan jaringan tertentu. Bagian yang diambil untuk
epidermis Rhoe discolor ditetesi diamati yakni pada selaput tipis yang
larutan sukrosa 1 M, terjadi biasanya ada diantara umbi bawang
plasmolisis sehingga pigmen bewarna merah, atau pada sel selaput
ungu pada tepi jaringan menghilang epidermis daun Rhoe discolor.
sedikit demi sedikit. Hal itu terjadi Pada saat air di dalam
dengan durasi 14 menit 45 detik, sitoplasma maksimum, sel akan
terlihat dinding sel berkerut dan mengurangi kandungan mineral
terdapat batasan antara membran sel garam dan zat-zat yang terdapat
dengan dinding sel. Adapun ketika dalam sitoplasma. Hal ini membuat
jaringan epidermis tersebut ditetesi konsentrasi dalam zat terlarut diluar
kembali dengan air menyebabkan sel sel sama besar dibandingkan
terdeplasmolisis, sehingga sel tampak konsentrasi air di dalam sel. Pada sel
mengembang dan kembali berwarna Rhoeo discolor yang di tetesi air
biru utuh dalam waktu 18 menit 45 suling sel menjadi membengkak
detik. karena air masuk melalui osmosis.
Menurut Prasad (1996), Akan tetapi, dindingnya yang lentur
plasmolisis adalah kondisi dimana akan mengembang hanya sampai
suatu sel tumbuhan diletakkan di pada ukuran tertentu sebelum dinding
larutan garam terkonsentrasi ini mengerahkan tekanan balik pada
(hipertonik). Akibatnya cairan yang sel yang melawan penyerapan air
ada di dalam sel keluar dari sel, lebih lanjut. Hal ini di sebabkan sel
sehingga tekanan sel terus berkurang berada pada kondisi paling sehat
sampai di suatu titik dimana membran dalam lingkungan hipotonik dimana
sel terlepas dari dinding sel. kecenderungan untuk menyerap air
Plasmolisis dapat mudah diamati secara terus-menerus akan diimbangi
pada sel bawang merah ataupun daun oleh dinding lentur yang mendorong
Rhoe discolor yang direndam pada sel(Dwidjosaputro,1985).
b. Penentuan Tekanan Osmotik Cairan Sel
Tabel 2. Persentasi plasmolisis tekanan osmotik cairan sel
No Larutan Sukrosa Persentase Plasmolisis

1. 0.1 M 53.13 %

2. 0.3 M 22.8 %

3. 0.5 M 90,5 %

4. 0.7 M 100 %

Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui Tejadinya osmosis pada


bahwa tekanan osmotik dengan 0.3 M epidermis daun Rhoe discolor karena
memiliki persentasi plasmolisis yang adanya perbedaan konsentrasi antara
paling rendah, yaitu 22.8%. cairan dalam sel dengan larutan
sedangkan larutan sukrosa dengan sukrosa dimana potensial air di dalam
konsentrasi 0.7 M memiliki persentasi sel lebih tinggi dibandingkan potensial
plasmolisis yang paling tinggi, yaitu air yang ada pada larutan. Akibatnya
100%. Adapun persentasi plasmolisis air akan mengalir dari potensial yang
yang mendekati 50% terjadi pada lebih rendah melalui membran semi
larutan sukrosa 0,10 M yaitu 53.13 % permiabel yang hanya membiarkan
dengan potensial osmotik yang dapat air lewat dan menghambat lewatnya
di lihat setelah 30 menit setelah zat terlarut (Dwijosaputro,1985).
dilarutkan di larutan sukrosa 0,10 M Tekanan osmosis cairan dapat
waktu pengamatan dilakukan dengan ditentukan dengan cara mencari suatu
menggunakan mikroskop dan larutan yang mempunyai osmosis
merupakan insipien plasmolisis. sama dengan cairan tersebut. Dalam
Hal ini sesuai menurut Lakitan cara ini dapat diambil konsep bahwa
(2004), bahwa sel berada saat ketika plasmolisis terjadi, sel yang
insepien plasmolisis atau mengalami insipein plasmolisis berarti
konsentrasinya 50% dari jumlah sel tekanan osmosis cairan sel sama
epidermis yang terplasmolisis memiliki dengan tekanan osmosis larutan
potensial osmotik sama dengan dalam massa jaringan sel tersebut
potensial osmotik larutan yang direndam. Plasmolisis dapat dilihat
digunakan. dibawah mikroskop sebagai suatu
percobaan (Lakitan, 2004).
c. Mengukur Potensial Air dengan Metode Chardakov
Tabel 3. Perubahan kondisi potensial air setelah direndam jaringan Pacirhyzus
erosus
No Larutan Sukrosa Arah Pergerakan Larutan Penguji

1. 0.12 M Mengapung lebih banyak dan cepat

2. 0.16 M Mengapung asedikit dan agak lambat

3. 0.20 M Melayang agak lambat

4. 0.24 M Melayang lebih cepat

Dari praktikum yang telah dilakukan tanaman untuk menyerap air dari
diperoleh hasil pengukuran potensial dalam tanah. Sebaliknya, semakin
air dengan metode chardakov bahwa tinggi potensial air, semakin besar
kemampuan jaringan untuk
arah pergerakan larutan penguji
memberikan air kepada sel yang
(metinil biru) pada konsentrasi 0.12 M mempunyai kandungan air lebih
dan 0.16 M mengapung. Sedangkan rendah (Dwijosaputro,1985).
pada konsentrasi larutan sukrosa 0.20
M dan 0.24 M, arah pergerakan KESIMPULAN DAN SARAN
larutan penguji (metinil biru) Kesimpulan
melayang.
Menurut Salisbury and Ross Dari percobaan yang telah dilakukan
(1995) adanya potensial osmosis dan hasil yang didapat, dapat
cairan sel air murni cenderung untuk disimpulkan bahwa:
memasuki sel, sedangkan potensial
1. Waktu peristiwa plasmolisis 14
turgor yang berada di dalam sel
menit 45 detik, sedangkan
mengakibatkan air untuk cenderung
deplasmolisis terjadi dalam waktu
meninggalkan sel. Saat pengaturan
18 menit 45 detik.
potensial osmosis maka potensial
2. Semakin tinggi konsentrasi sukrosa
turgor harus sama dengan 0. Agar
maka persentase plasmolisisnya
potensial turgor sama dengan 0 (nol)
semakin tinggi. Persentasi
maka haruslah terjadi plasmolisis.
terendah plasmolisis yaitu 22.8 %
Plasmolisis adalah suatu proses
pada konsentrasi larutan sukrosa
lepasnya protoplasma dari dinding sel
0.3M, sedangkan persentasi
yang diakibatkan keluarnya sebagian
plasmolisis tertinggi yaitu 100%
air dari vakuola.
pada konsentrasi larutan sukrosa
Potensial air murni adalah nol
0.7M.
(0). Potensial air merupakan alat
diagnosis yang memungkinkan 3. Pada pengukuran potensial air
penentuan secara tepat keadaan jaringan dengan metode
status air dalam sel atau jaringan Chardakov, konsentrasi yang
tumbuhan. Semakin rendah potensial berbeda gerakan larutan penguji
dari suatu sel atau jaringan tumbuhan, ada yang melayang dan
maka semakin besar kemampuan mengapung. Pergerakan larutan
penguji pada konsentrasi 0.12M Yogyakarta: Universitas Gadjah
dan 0.16M mengapung. Mada Press.
Sedangkan pada konsentrasi Morgan,J.M.,1984.Osmoregulationand
larutan sukrosa 0.20M dan 0.24M, water stress in higher plants.
arah pergerakan larutan penguji Ann Rev Plant Physiol 35: 299-
melayang. 319.
Prasad PVD dan SDF Potluri. 1996.
Saran Influence of prolineand
Sebelum praktikum hendaknya lebih hydroxyprolineon salstresses
memahami obejk praktikum agar lebih axillary bud cultures of two
menguasai praktikum, diharapkan varietiesofpotato (Solanum
agar lebih teliti, konsentrasi dalam tuberosum). In vitro Cell
praktikum. Dev BiolPlant 32:47 - 50.
Salisbury, F. B dan Cleon W, Ross.
DAFTAR PUSTAKA 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I.
Bandung: ITB.
Annur, H dan H.H, Santoso. 2008.
Tjitrosomo. 1987. Botani Umum II.
Analisa Temperatur Pada
Bandung:Angkasa.
Proses Difusi Obat Dalam
Membran Dengan Metode
Diferensiasi Parabolik Untuk
Sinyal Fotoakuatik. Jurnal ilmiah Lampiran
GIGA, Vol 11, No. 3, Hal 45-56.
Bidwell,R.G.S.1979. Plant Physiology.
Mac Millan Publishing Co. Inc.,
New York.
Ferdinand,F.&M.Ariwibowo.2007.Prak
tis Belajar Biologi. Jakarta:
Visindo Media Persada.
Lakitan,Benyamin. 2004. Dasar-Dasar
Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Gambar 1. Sel berwarna ungu pada
Salisburry dan Ross. 1992. Fisiologi
epidermis Rhoe discolor
Tumbuhan. Bandung:ITB Press.
Salisburry,F.B dan Cleon, W.Ross.
1995. Fisiologi Jilid I. Bandung:
ITB.
Bidwell,R.G.S. 1979. Plant Physiology
Second Edition. Max Million
Publiching. New York.
Dwidjoseputro,D. 1985. Pengantar
Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:
Gramedia.
Fitter, A.H. dan R.K.M. Hay, 1991.
Fisiologi Lingkungan Tanaman. Gambar 2. Sel Rhoe discolor yang
mengalami plasmolisis
Gambar 3. Sel Rhoe discolor yang
mengalami deplasmolisis

Gambar 4. Pengukuran Potensial Air


dengan Metode Chardakov

Anda mungkin juga menyukai