Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM MORFOLOGI TUMBUHAN

PLASMOLISIS DAN DEPLASMOLISIS

DOSEN PENGAMPU : SUBUR WIDODO, S.Si., M.Farm., Apt

ASISTEN DOSEN:
1. RIMA INDRIYANI S
2. RIDHA MUSRI NUR AFIFAH
3. REVA DIAH DEVI

DISUSUN OLEH:
NAMA : YOVI MAYANGSARI
NPM : 163110176

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS TULANG BAWANG
LAMPUNG

2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan kita sehari-hari, banyak sekali kita temukan berbagai


macam jenis tumbuhan. Tumbuhan tersebut memerlukan berbagai
nutrisiTumbuhan memerlukan air dan garam mineral dari dalam tanah, air dan
garam mineral diserap oleh bulu akar dan diamgkut kedaun sehingga tanama
menjadi segar. Tanaman segar terjadi karena isi sel menekan dinding sel
sehingga tegang (tekanan turgor tinggi). Tetapi sebaliknya jika isis keluar
maka tekanan isi terhadap dinding sel menjadi rendah, akibatnya tanaman
tampak layu, keadaan demikian, desebut mebgalami plasmolisis. Jika ditinjau
dari takanan plasmolisis memiliki osmosis tinggi.
Tekanan osmosis yaitu kemampuan sel mnyerap air dari
lingkungannya. Tanaman layu dikatakan memiliki tekanan osmosis tinggi
atau disebut pula memiliki tekanan turgor rendah. Larutan yang memiliki
tekana turgor rendah.Larutan yang memiliki konsentrasi tinggi disebut
hipertonis sedangkan yang memiliki konsentrasi rendah disebut hipotonis. Jika
sel tanama ditempatkan dalam larutan hipertonis maka akan mengalami
plasmolisis. Jika sel yang mengalami plasmolisis dimasukkan ke dalam air
maka akan mengalami deplasmolisis, karena sel myerap air secara osmoisis
dari lingkungan sehingga isi sel penuh dan menempel ke didinding sel lagi.
Pada praktikum yang akan kami lakukan yaitu mengamati peristiwa
plasmolisisi dan deplasmolisis sel epidermis pada bawang merah. Apabila kita
temukan dalam kehidupan sehari-hari akan mudah kita aplikasikan dan
terapka jika kita menemukan peristiwa tersebut karena kita telah mengalami
atau mengamatinya sendiri.

1.2. Tujuan

Mengamati kecepatan plasmolisis dan deplasmolisis pada daun


rheodiscolor pada linkungan yang mempunyai konsentrasi berbeda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Plasmolisis dan Deplasmolisis

Plasmolisis adalah peristiwa terlepasnya membran sel pada sel tumbuhan


akibat sel berada pada lingkungan yang bersifat hipertonis. Plasmolisis juga
merupakan peritiwa lepasnya plasmalemma atau membrane plasma dari dinding
sel karena dehidrasi (sel kehilangan air). Kondisi sel yang hipotonis terhadap
lingkungan mengakibatkan terjadinya peristiwa osmosis dari sel ke lingkungan.
Akibatnya kadar air di dalam sel menurun drastis dan membran sel terlepas dari
dinding sel.Plasmolisis biasanya terjadi pada kondisi yang ekstrim, dan jarang
terjadi di alam. Plasmolisis adalah suatu proses yang secara riil bisa menunjukkan
bahwa sel sebagai unit terkecil kehidupan ternyata terjadi sirkulasi keluar masuk
suatu zat, artinya suatu zat atau materi bisa keluar dari sel, dan bisa masuk melalui
membrannya. Dalam sirkulasi ini bisa menjelaskan bahwa sel tidak diam, ternyata
dalam lingkungan berubah menjadi dinamis, jika memerlukan materi dari luar
maka ia harus mengambil materi itu dengan segala cara, yaitu mengatur tekanan
agar terjadi perbedaan tekanan sehingga materi dari luar itu bisa masuk.Kondisi
sel tidak selalu berada pada keadaan yang normal yang dengan mudah ia
mengaturnya ia bisa mencapai homeostatis (seimbang). Terkadang sel juga bisa
berada di lingkungan yang ekstrem menyebabkan semua isi sel dapaksakan keluar
karena diluar tekanan lebih besar, jika terjadi demikian maka terjadilah lisis
(plasmolisis) yang membawa sel itu mati. Tapi ketika tanaman
tersebut plasmolisis belum parah dan lingkungan sel segera berubah menjadi
hipotonik terhadap cairan sel sehingga terjadi endoosmosis, yang akhirnya sel
mengalami deplasmolisis. Dan jika Tumbuhan dengan sel dalam kondisi seperti
ini layu. Kehilangan air lebih banyak akan menyebabkan terjadinya plasmolisis:
tekanan terus berkurang sampai di suatu titik di mana protoplasma sel terkelupas
dari dinding sel, menyebabkan adanya jarak antara dinding sel dan membran.
Akhirnya runtuhnya seluruh dinding sel dapat terjadi.Tidak ada mekanisme di
dalam sel tumbuhan untuk mencegah kehilangan air secara berlebihan, juga
mendapatkan air secara berlebihan, tetapi plasmolisis dapat dibalikkan jika sel
diletakkan di larutan hipotonik. Bagian yang dapat diamati adalah pada sekaput
tipis yang biasanya ada diantara umbi bawang merah atau pada sel selaput
episdermis daun Rhoe discolor. (Bambang, 2006)
Metabolisme merupakan salah sau cirri makhluk hidup karena dalam
tubuh makhluk hidup banyak terjadi perubahan yang terjadi perubahan yang
terjadi secara kimia .ribuan reaksi kimia berlangsung di dalam tubuh makhluk
hidup, dan disebut makhluk hidup. Pada makhluk hidup, banyak reaksi kimia
yang terjadi secara simultan. Jika kita melihat reaksi tersebut satu per satu, akan
sulit memahami aliran energi yang terjadi di dalam sel.Metabolisme dibedakan
menjadi dua yaitu reaksi penyusun (anabolisme) dan reaksi penguraian
(katabolisme). Apabila suatu sel diletakkan dalam larutan yang hipertonis
terhadap sitoplasma maka air didalam sel akan mengalir keluar sehingga
sitoplasma kekurangan cairan, akibatnya mengerut sel dan terlepas dari dinding
sel dan sitoplasma kembali mengembang (deplasmolisis). Plasma sel (sitoplasma)
dibungkus oleh selaput tipis yang disebut membran plasma.Selaput ini mengatur
secara selektif aliran cairan dari lingkungan suatu sel ke dalam sel dan sebaliknya.
Pada umumnya membrane pada organisme hidup bersifat semipermiabel yang
berarti hanya molekul-molekul tertentu saja yang dapat melewatinya.pada saat air
di dalam sitoplasma maksimum, sel akan mengurangi kandungan mineral garam
dan zat-zat lain yang terdapat dalam sitoplasma. Hal ini membuat konsentrasi
dalam zat terlarut di luar sel sama besar dinandingkan konsentrasi air di dalam sel.
Pada sel Rhoe discolor yang ditetesi air suling sel menjadi membengkak karena
air masuk melului osmosis. Akan tetapi dibandingkan yang lentur akan
menegmbang hanya sampai pada ukuran tertentu. Sebelum dinding sel ini
mengerahkan tekanan balik pada sel yang melawan penyerapan air lebih lanjut.
Hal ini disebabkan sel berada pada kondisi paling hebat sehat dalam lingkungan
hipotonik dimana kecenderungan untuk menyerap aitsecara terus menerus akan
diimbangi oleh dinding lentur yang mendorong sel. ( Jane B. Reech, 2003)
Pergerakan molekul air melalui membran semipermeable selalu dari laruran
hipotonis menuju larutan hipertonis sehingga perbandingan konsentrasi zat
terlarut kedua zat seimbang (isotonik). Pada saat sel di letakkan dalam air suling,
konsentrasi zat terlarut dalam sel hipertonik karen adanya garam mineral, asam
organik, dan berbagai zat lain yang di kandung sel. Dengan demikian, air akan
terus mengalir ke dalam sel sehingga konsentrasi larutan di dalam sel dan di luar
sel sama. Namun, membran sel mempunyai kemampuan yang terbatas untuk
mengembang sehingga sel tersebut tidak pecah.Pada sel tumbuhan hal ini dapat
teratasi karena sel tumbuhan memiliki dinding sel yang menahan sel mengembang
lebih lanjut. (Fiktor Ferdinand. 2007)
Sel yang mengalami plasmolisis dapat kembali ke keadaan semula. Proses
pengembalian dari kondisi terplasmolisis ke kondidi semula ini dikenal dengan
istilah deplasmolisis. Tapi, konsentrasi larutan medium dibuat lebih hipotonis,
sehingga yang terjadi adalah cairan yang memenuhi ruang antara dinding sel
dengan membran sel bergerak ke luar, sedangkan air yang berada diluar bergerak
masuk kedalam dan dapat menembus membran sel karena membran sel
mengizinkan molekul-molekul air untuk masuk ke dalam. Masuknya molekul-
molekul air tersebut mengakibatkan ruang sitoplasma terisi kembali dengan cairan
sehingga membran sel kembali terdesak ke arah luar sebagai akibat timbulnya
tekanan turgor akibat gaya kohesi dan adhesi air yang masuk. Akhir dari peristiwa
ini adalah sel kembali ke keadaan semula.( Elsa, 2009)
Osmosis adalah gerakan suatu materi, misalnya air melintasi suatu selaput
atau membran.Air selalu bergerak melewati membran ke arah sisi yang
mengandung jumlah materi terlarut paling banyak dan kadat air paling
sedikit.Asmosis adalah difusi melalui membran semipermeable.Masuknya larutan
ke dalam sel-sel endodermis merupakan contoh dari osmosis.Dalam tubuh
organisme multiseluler, air bergerak dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa.
Selain air, molekul-molekul yang berukuaran kecil seperti O2 dan CO2 juga
mudah melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari
daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses osmosis akan
berhenti jika konsentrasi zat dikedua sisi membran sel tersebut tepat mencapai
keseimbangan. Osmosis juga dapat terjadi dari sitoplasma ke organel-organel
bermembran.Osmosis dapat di cegah dengan menggunakan tekanan.Oleh karena
itu, ahli fisiologi tanaman lebih suka menggunakan istilah potensila osmotik yakni
tekanan yang diperlukan untuk mencegah osmosis. Jadi dapat disimpulkan bahwa
ada atau tidaknya plasmolisis menjadi indikator dari ada atau tidanya osmosis
yang terjadi, (Ernawati, 2006)
Memperoleh cairan murni tumbuhan jauh lebih sulit. Cairan tersebut bisa diperas
keluar dengan cara memberikan tekanan, membekikan jaringan untuk merusak
sel, dan kemudian memeras cairannya ataupun mengocok jaringan dalam blender,
lalu menyaring cairannya semua metode tersebut., bila dipakai untuk jaringan
yang sama, akan menghasilkan nilai s yang berlainan, selisihnya bisa mencapai
50% nilai dari blender biasanya paling pekat. Sedangkan cairan hasil perasan
tangan yang disaring dengan kain saring yang paling kurang efektif. Masalah
utamanya ialah berbagai macam metode ini menghasilkan tingkat percampuran
yang berbeda pada isi sitoplasma, air dinding sel. ( Markhart, 1980)

B. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Plasmolisis Dan Deplasmolisis


Dalam proses terjadinya dinding sel yang mengalami plasmolisis dan
deplasmolisis dippengaruhi oleh beberapa faktor, dari terajadinya akibat dari
tekana potensial osmotik ialah antara lain:
1. Konsentrasi, meningkatanya konsentrasi suatau lautan kana
menurunkan nilai osmotiknya.
2. Ionisasi zat terlarut, potensial suatu larutan tidak ditentukan oleh
macam zat, tetapi ditentukan oleh jumlah pertikel yang ada didalam
larutan tersebut.
3. Suhu, potensial osmotic suatu larutan akan berkurang nilainya dengan
naiknya suhu.
4. Hidrasi molekul zat terlarut, air yang berasosiasi dengan pertikel zat
terlarut disebut air hidrasi, dampak air hidrasi terhadap suatu larutan
dapat menyebabkan larutan menjadi lebih pekat.Kadar air dan materi
yang terlarut didalam sel, hal ini mempengaruhi dari dinding sel
BAB III
METODE KERJA

3.1 Alat Dan Bahan


3.1.1 Alat
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
Mikroskop
Pipet tetes
Tisu
Objek glass
Cover glass
Silet/pinset

3.1.2 Bahan
Bahan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
Daun Rheodiscolor
Umbi bawang
Aquadest
Larutan sukrosa 20%
NaCl 20%

3.2 Cara Kerja

1. Buatlah potongan kecil pada lapisan umbi bawang bagian dalam


2. Dengan menggunakan silet,buatlah irisan tipis sejajar permukaan umbi
setebal 2/3 mm2,usahakan tebal irisan hanya beberapa lapisan sel saja.
3. Letakkan irisan bawang pada tetes air digelas objek,tutuplah secara hati-
hati irisan umbi bawang sedemikian rupa dengan gelas penutup sehingga
tidak terbentuk gelembung sel.
4. Amati preparat dengan perbesaran rendah aturlah pengamatan pada
beberapa sel berwarna. Perhatikan keberadaan sel dan organ-organnya.
5. Berilah dua atau tiga tetes larutan sukrosa 20% (NaCl 20%) pada salah
satu sisi penutup preparat. Tempelkan sisi kertas tisu atau kertas isap
lainnya sepanjang sisi lalu penutup preparat sehingga dapat menyerap
kelebihan air kemudian tambahkan larutan sukrosa tetes demi tetes
selama kertas hisapnya menyerapnya. Perhatikan bahwa volume
protoplas mengeil dan palasmolemma lepas dari dinding sel. Catat berapa
lama waktu yang diperlukan sampai terlihat adanya plasmolisis.
6. Lakukan seperti no. 5 dengan menggunakan air pada irisan yang telah
diberi larutan sukrosa atau NaCl. Amati waktu yang diperlukan untuk
berlangsungnya proses deplasmolisis.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.HASIL
a. Larutan Garam

No. Larutan Garam Keterangan


1. 5% Dengan melarutkan garam sebanyak 5gr, kemudian
ditambahkan 100ml air, dan aduk sampai homogen.
2. 10% Dengan melarutkan garam sebanyak 10gr, kemudian
ditambahkan 100ml air, dan aduk sampai homogen.
3. 15% Dengan melarutkan garam sebanyak 15gr, kemudian
ditambahkan 100ml air, dan aduk sampai homogen.
4. 20% Dengan melarutkan garam sebanyak 20gr, kemudian
ditambahkan 100ml air, dan aduk sampai homogen.

b. Larutan Gula

No. Larutan Gula Keterangan


1. 5% Dengan melarutkan gula sebanyak 5gr, kemudian
ditambahkan 100ml air, dan aduk sampai homogen.
2. 10% Dengan melarutkan gula sebanyak 10gr, kemudian
ditambahkan 100ml air, dan aduk sampai homogen.
3. 15% Dengan melarutkan gula sebanyak 15gr, kemudian
ditambahkan 100ml air, dan aduk sampai homogen.
4. 20% Dengan melarutkan gula sebanyak 20gr, kemudian
ditambahkan 100ml air, dan aduk sampai homogen.

Pada kedua larutan diatas, pada larutan garam dan larutan gula, kecepatan
terjadinya plasmolysis dan deplasmolisis yaitu pada konsentrasi 20%, karena
semakin tinggi konsentrasi larutan maka akan mempercepat terjadinya
plasmolysis dan deplasmolisis.

Gambar hasil proses plasmolisis dari bawang merah:

Tanpa larutan Garam 5% Garam 10% Garam 15%

Garam 20%

Gula 5% Gula10% Gula15% Gula 20%

Gambar hasil proses plasmolisis pada Rheodiscolor:


Tanpa Larutan Garam 5% Garam 10% Garam15%

Garam20%

Gula 5% Gula 10% Gula 15% Gula 20%


4.2.PEMBAHASAN

Berdasarkn pada percobaan yang dilakukan pada percobaan plasmolisis


dan deplasmolisis pada epidermis bawang merah dan epidermis daun
rheodiscolor. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop pada
pembesaran yang rendah. Percobaan yang pertama kali epidermis bawng merah
ditambahkan aquades lalu diamati, tujuannya untuk melihat bentuk aslinya.
Kemudain perlahan-lahan ditambahakan larutan gula yang berurutan dengan
konsentrasi masing-masing. Amati proses plasmolisis dan melihat perbedaannya
yang dipengaruhi oleh konsentrasi larutan. Begitu pula dengan larutan garam.
Selanjutnya dengan proses yang sama amati pula epidermis daun rheodiscolor,
bagaimana proses yang berlangsung dan amati perbedaannya. Kemudian untuk
menggembalikan hasil dari pengamatan plasmolisis tersebut, tambahakan
beberapa air maka akan mengalami proses deplasmolisis.

Kecepatan plasmolisis terjadi pada larutan yang memiliki konsentrasi tinggi, baik
gula maupun garam yaitu pada larutan 5% garam dan gula, karena semakin tinggi
konsentari maka akan lebih cepat mengalami proses plasmolisis. Dan proses
penyatuan kembali membran plasma pada dinding sel dilakukan dengan
menambahakan beberapa tetes air, karena air yang diteteskan akan menurunkan
konsentarasi dari larutan garam dan gula, akibatnya air diluar sel akan masuk dan
sel akan kembali ke keadaan semula (deplasmolisis). Larutan garam lebih cepat
mengalami proses deplasmolisis dikarenakan garam lebih cepat larut ketika di
tetesi air debandingkan dengan larutan gula.
BAB V
KESIMPULAN

1. Plasmolisis dapat terjadi akibat sebagian air keluar dari vakuola sehingga
menyebabkan dinding sel mengalami penyusutan.
2. Plasmolisis merupakan suatu proses melepasnya prooplasma / membrane plasma
dari dinding sel yang diakibatkan oleh terjadinya suatu eksomasis (sel
ditempatkan dalam larutan yang hipertonik).
3. Deplasmolisis merupakan kebalikan dari proses plamolisis, yaitu suatu proses
menyatunya kembali membrane plasma atau protoplasma yang telah terlepas dari
dinding sel. Deplasmolisis terjadi jika sel tumbuhan diletakkan didalam larutan
yang hipertonik, sel tumbuhan akan menyerap air dan juga tekanan turgor akan
meningkat
4. Dalam proses terjadinya dinding sel yang mengalami plasmolisis dan
deplasmolisis dippengaruhi oleh beberapa faktor: Konsentrasi, Suhu, Hidrasi
molekul zat terlarut dan Kadar air dan materi yang terlarut didalam sel.
5. Gula yang masuk kedalam suatu sel maka sel tersebut akan memgalami
plasmolisis.
DAFTAR PUSTAKA

Lakitan,benyamin.2012. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan.Jakarta:raja wali pers


Nugroho, Hartanto. 2004. Biologi Dasar. Bandung: Penebar Swadaya
Reece.campbell.2008.BIOLOGI edisi kedelapan jilid 1.jakarta: Erlangga
Reshi gusta.dkk.2013.Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan.Bandar
lapung:IAIN Raden intan lampung
Salisbury,frank B.dkk.1995.FISIOLOGI TUMBUHAN jilid 1.Bandung:ITB

Anda mungkin juga menyukai