Yth.
Apabila sampai dengan tanggal 31 Desember 2023 masih terdapat saldo pendapatan hasil
dinas yang belum disetorkan ke Kas Negara, maka pendapatan tersebut diakui sebagai
pendapatan pada Laporan Operasional per 31 Desember 2023. Format Daftar
Rekapitulasi Kas Bendahara Penerima per 31 Desember 2023 (lampiran I.a).
b. Kas Bendahara Pengeluaran;
Saldo Kas Bendahara Pengeluaran yang dilaporkan dalam Neraca per 31 Desember 2023
merupakan saldo Uang Persediaan (UP) dan/atau Tambahan Uang Persediaan (TUP) per
31 Desember 2023. Saldo tersebut direkapitulasi di Kejati sesuai dengan format
Rekapitulasi Uang Kas di Bendahara Pengeluaran (Lampiran I.b).
c. Kas Lain Dan Setara Kas;
1) Kas Lainnya di Bendahara Penerimaan;
Apabila sampai dengan tanggal 31 Desember 2023 masih terdapat saldo di Rekening
Lainnya dalam hal barang bukti berupa uang yang telah inkracht di tahun 2023 tetapi
belum dieksekusi maka harus dilaporkan ke neraca per 31 Desember 2023. Bersama
ini disampaikan format Daftar Rekapitulasi Kas Lainnya Bendahara Penerima per 31
Desember 2023 (lampiran II.a).
2) Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran.
Apabila sampai dengan tanggal 31 Desember 2023 masih terdapat saldo kas lainnya
di bendahara pengeluaran merupakan kas selain yang berasal dari uang persediaan,
antara lain bunga jasa giro yang belum disetor kas negara, uang pihak ketiga yang
belum diserahkan yang berupa uang remunerasi, kekurangan gaji, honorarium
pegawai, atau pajak yang belum disetor. Format Daftar Rekapitulasi Kas Lainnya di
Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2023 (lampiran II.b)
d. Piutang Bukan Pajak;
1) Piutang Uang Pengganti;
Seluruh uang pengganti untuk perkara yang inkracht sampai dengan per 31
Desember 2023 yang masih menjadi tunggakan sesuai dengan aplikasi E-Piutang
pada menu laporan inventarisasi Uang Pengganti per 31 Desember 2023;
Data Piutang Uang Pengganti tersebut dilampirkan dengan Berita Acara
Rekonsiliasi per 31 Desember 2023 yang diperoleh dari aplikasi E-Piutang yang
ditandatangani oleh Kasi Pidsus, Kasi Datun dan Kasubbagbin untuk tingkat
Satker serta Asisten Tindak Pidana Khusus, Asisten Perdata dan Tata Usaha
Negara dan Asisten Pembinaan untuk tingkat Kejati.
2) Piutang Denda dan Biaya Perkara Pelanggaran Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
Seluruh denda dan biaya perkara pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan untuk
perkara yang inkracht sampai dengan per 31 Desember 2023 yang masih menjadi
tunggakan sesuai dengan aplikasi E-Piutang;
Tunggakan Seluruh denda dan biaya perkara pelanggaran lalu lintas dan angkutan
jalan yang dilaporkan dalam Neraca untuk 2 tahun yaitu tunggakan, Tahun 2022
dan Tahun 2023, sedangkan untuk tunggakan sebelum Tahun 2022 yang belum
dieksekusi agar dilakukan penghapusan berdasarkan pasal 84 ayat (1), (2) KUHP
tentang gugur/hapusnya wewenang Jaksa untuk mengeksekusi karena daluwarsa
-3-
sesuai dengan format P-49 yang tertuang dalam Kepja RI Nomor: KEP518/A/J.A
/11/2001 tanggal 1 November 2001 tentang Administrasi perkara Tindak Pidana.
Data piutang denda dan biaya perkara pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan
tersebut dilampirkan dengan Berita Acara Rekonsiliasi per 31 Desember 2023
yang diperoleh dari aplikasi E-Piutang yang ditandatangani oleh Kasi Pidum dan
Kasubbagbin untuk tingkat Satker serta Asisten Tindak Pidana Umum dan Asisten
Pembinaan untuk tingkat Kejati
e. Persediaan;
Barang persediaan yang dilaporkan dalam neraca adalah barang persediaan yang telah
dilakukan stock opname per 31 Desember 2023 selanjutnya dituangkan dalam:
1) Berita Acara Opname Fisik Barang Habis Pakai (lampiran III.a) yang disertai
dengan Daftar Hasil Inventarisasi barang habis pakai (lampiran III.b);
2) Berita Acara Opname Fisik Barang Rampasan atas perkara tindak pidana umum
(lampiran III.c), Daftar Hasil Inventarisasi barang rampasan perkara tindak pidana
umum dalam perkara yang sudah inkracht dan telah mempunyai nilai taksiran
harga (lampiran III.d) dan Rekapitulasi Barang Rampasan tingkat Wilayah
(lampiran III.e);
3) Berita Acara Opname Fisik Barang Rampasan atas perkara tindak pidana khusus
(lampiran III.f), Daftar Hasil Inventarisasi barang rampasan perkara tindak pidana
khusus dalam perkara yang sudah inkracht dan telah mempunyai nilai taksiran
harga (lampiran III.g) dan Rekapitulasi Barang Rampasan tingkat Wilayah
(lampiran III.h);
4) Berita Acara Rekonsiliasi Barang Rampasan yang sudah memiliki harga taksiran
antara Operator Persediaan dengan Operator Arssys per 31 Desember 2023, sesuai
dengan Surat Jambin nomor B-1047/C/Cpl.1/12/2023 Tanggal 13 Desember 2023
perihal Sinkronisasi Pencatatan Dan Penatausahaan Barang Rampasan Negara
Antara Aplikasi ARSSYS Dengan Aplikasi SAKTI (Lampiran III.i).
f. Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi;
Terhadap tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi, disajikan pada akun
piutang Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi pada neraca Kejaksaan. Berkaitan
dengan hal tersebut, bersama ini disampaikan format Laporan Perkembangan
Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per 31 Desember
2023 yang sudah terbit Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak (SKTJM) (lampiran
IV.a) dan yang belum terbit SKTJM (lampiran IV.b).
g. Utang Kepada Pihak Ketiga;
Apabila sampai dengan tanggal 31 Desember 2023 masih terdapat Utang Kepada Pihak
Ketiga atau Belanja yang Masih Harus Dibayar berupa tagihan pihak ketiga atau
kewajiban pemerintah kepada pihak ketiga yang pada tanggal pelaporan belum dapat
dibayarkan maka harus disajikan dalam neraca pada laporan keuangan Kejaksaan RI.
Bersama ini disampaikan format Rekapitulasi Akrual untuk pembayaran utang jangka
pendek per 31 Desember 2023 (lampiran V).
h. Pendapatan Diterima Di Muka.
Pendapatan diterima di muka pada Kejaksaan RI merupakan pendapatan bukan pajak
yang sudah diterima di rekening kas negara tetapi belum menjadi hak pemerintah
-4-
Bukti setor apabila penarikan dana dalam rekening titipan telah disetorkan ke Kas
Negara dan/atau bukti pengembalian kepada pihak ketiga yang berhak (BA-20).
5) Untuk satker yang memiliki rekening RPL wajib melakukan penginputan semua
transaksi Tahun 2023 pada aplikasi E-RPL dan memastikan seluruh transaksi sudah
sama dengan transaksi di rekening koran sehingga saldo akhir di E-RPL sudah sama
dengan saldo akhir di rekening koran per 31 Desember 2023.
c. Barang Sitaan yang Mempunyai Nilai Ekonomis;
Barang sitaan yang mempunyai nilai ekonomis yang berada dalam penguasaan Kejaksaan
RI per 31 Desember 2023 supaya diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK) dengan menggunakan format Daftar Benda/Sitaan Yang Bernilai Ekonomis
Tinggi (lampiran IX). Perlu dijelaskan bahwa lampiran tersebut tidak diberi kolom
”Nilai” karena barang sitaan yang dilaporkan dalam Daftar Benda/Sitaan Yang Bernilai
Ekonomis Tinggi, yang diperkirakan berharga di atas Rp 10.000.000,- sesuai dengan
Surat Edaran Jaksa Agung Muda Pembinaan Nomor : B-306/C/Cu.2/12/2011 tanggal 20
Desember 2011 Perihal Pedoman Pembuatan Daftar Barang Sitaan/Bukti Yang Bernilai
Ekonomis.
d. Barang Rampasan yang Belum Mempunyai Nilai Taksiran Harga;
Barang rampasan yang sampai dengan tanggal 31 Desember 2023 belum mempunyai nilai
taksiran harga harus diungkapkan secara memadai dalam Catatan atas Laporan Keuangan
(CaLK), supaya menggunakan format Daftar Barang Yang Belum Mempunyai Nilai
Taksiran Harga per 31 Desember 2023 untuk Kejari (lampiran X.a) dan Rekapituasi
Daftar Barang Yang Belum Mempunyai Nilai Taksiran Harga per 31 Desember 2023
untuk Kejati (lampiran X.b).
e. Temuan dan Tindaklanjut atas temuan BPK RI
Tindak lanjut atas temuan BPK RI pada masing-masing Satker yang menjadi sampling
pemeriksaan tahun 2000 sampai 2022 agar diungkapkan dalam CaLK.
7. Satker melakukan monitoring dan tindak lanjut terhadap menu penting pada To Do List,
Monitoring, dan Daftar/Rincian pada Aplikasi MonSAKTI untuk mengoptimalkan validitas data
laporan keuangan antara lain:
a. Persediaan Belum Didetilkan;
b. Transfer Keluar Persediaan/Aset Belum Transfer Masuk;
c. Reklas Keluar Persediaan/Aset Belum Rekals Masuk;
d. Reklas Keluar Aset ke Persediaan Belum Reklas Masuk;
e. Transfer Keluar Internal Belum Transfer Masuk Internal Persediaan/Aset;
f. Ketidaksesuaian Akun Vs Kode Barang Persediaan;
g. Aset Belum Didetilkan;
h. Ketidaksesuaian Akun Vs Kode Barang Aset Tetap/ATB;
i. Aset Belum Validasi Approve;
j. Pendapatan Belum di Settle Piutang;
k. Saldo Akun Tidak Normal;
l. Saldo utang yang belum diterima;
m. Saldo akun kas belum disahkan;
n. Transaksi Resiprokal.
-6-
Apabila dalam pelaksanaan penyajian Laporan Keuangan dimaksud terdapat hal-hal yang tidak
jelas agar secara proaktif menghubungi Sub Bagian Keuangan Kejaksaan Tinggi Lampung.
ASISTEN PEMBINAAN
KEJAKSAAN TINGGI LAMPUNG
M. SYARIF, SH.MH
JAKSA UTAMA PRATAMA NIP. 196611251989031003
Tembusan :