PROVINSI LAMPUNG
TENTANG
dan
MEMUTUSKAN:
Pasal I
Pasal 20
Setiap orang dan/atau badan dilarang memproduksi, menyimpan, menjual
dan/atau mengedarkan minuman yang mengandung alkohol etil atau etanol
(C2H5OH) dengan kadar 5% atau lebih tanpa izin dari pejabat yang
berwenang.
3. Ketentuan Ayat 7 Pasal 26 diubah, seehingga Pasal 26 berbunyi sebaggia
berikut:
Pasal 26
(1) Setiap Peternak wajib menempatkan hewan ternaknya didalam kandang
atau mengembalakannya di padang rumput dengan pengawasan.
(2) Hewan ternak yang berkeliaran secara bebas tanpa penggembalaan,
dianggap ternak liar dan dapat ditangkap oleh petugas.
(3) Ternak yang ditangkap sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ditampung
pada tempat penampungan ternak yang disiapkan oleh pemerintah
daerah melalui instansi terkait.
(4) Dalam hal ternak yang ditahan mati dan hilang ketika berada dalam
tempat penampungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), maka ternak
tersebut diluar tanggung jawab Pemerintah Daerah.
(5) Pemilik yang ternaknya ditangkap wajib menjaga, memelihara dan
menyediakan pakan untuk ternaknya selama berada di tempat
penampungan ternak.
(6) Segala resiko yang timbul akibat lalai dalam pemeliharaan ternak yang
mengakibatkan kerugian orang lain ditanggung oleh pemilik ternak.
(7) Setiap ternak yang ditertibkan atau ditangkap sebagaimana dimaksud
dalam ayat (2) harus ditebus denda sanksi amininistrasi oleh pemiliknya
paling lama dalam waktu 5 (lima) kali 24 (dua puluh empat) jam setelah
ditangkap, dan apabila dalam waktu tersebut pemilik ternak tidak
menebus denda sanksi administrasinya maka ternak tersebut menjadi
barang milik daerah yang sah.
(8) Setiap Peternak wajib merawat ternaknya dari ancaman penyakit dan
sanggup bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dalam rangka
pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan diwilayahnya.
Pasal 33
(1) Pelanggaran pada Pasal 7, Pasal 8, Pasal 9 huruf a dan huruf c, Pasal 10,
Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, Pasal 15, Pasal 16 Ayat (1) dan Ayat (2),
Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19, Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23 huruf a, huruf
b dan huruf c, Pasal 24, Pasal 25, Pasal 26, Pasal 27, Pasal 28 dikenakan
sanksi administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa:
a. teguran lisan
b. teguran tertulis;
c. penertiban;
d. penghentian sementara kegiatan;
e. penghentian tetap kegiatan;
f. pencabutan sementara izin;
g. pencabutan tetap izin; dan/atau;
h. denda administratif.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Sanksi Administratif
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.
Pasal 34
tPasal 35
(1) Setiap orang yang melanggar ketentuan dalam Pasal 9 huruf b, Pasal 14,
Pasal 16 ayat (3), Pasal 23 huruf d dikenakan hukuman pidana sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.
(2) Penanganan terhadap pelanggaran yang telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi, penyidik sebagaimana dimaksud
pada Pasal 36 dapat melakukan langkah koordinatif dengan instasi yang
mempunyai kewenangan melakukan penyidikan terhadap pelanggaran
sebagaimana dimaksud ayat (1).
Pasal II
Ditetapkan di Krui
pada tanggal 3 September 2020
ttd
AGUS ISTIQLAL
Diundangkan di Krui
pada tanggal 4 September 2020
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN PESISIR BARAT,
SALINAN SESUAI DENGAN ASLINYA
KEPALA BAGIAN HUKUM
KABUPATEN PESISIR BARAT,
ttd