BUPATI SEMARANG,
425
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5038);
23. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 68,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4725);
24. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);
25. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010
tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5168);
26. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011
tentang Perumahan Dan Kawasan
Pemukiman (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5188);
27. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234);
28. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976
tentang Perluasan Kotamadya Daerah
Tingkat II Semarang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 25,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3079);
426
29. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1980
tentang Pelaksanaan Pengumpulan
Sumbangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1980 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3175);
30. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983
tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3258) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
58 Tahun 2010 tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983
tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor90,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5245);
31. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1992
tentang Perubahan Batas Wilayah
Kotamadya Daerah Tingkat II Salatiga dan
Kabupaten Daerah Tingkat II Semarang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1992 Nomor 114, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3500);
32. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996
tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1996 Nomor 14, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3643);
33. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2003
tentang Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
427
2003 Nomor 36, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4276);
34. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005
tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Bangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3258);
35. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
36. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005
tentang Pedoman Pembinaan Dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4593);
37. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006
tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 20, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4609) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008
tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang
Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4855);
38. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006
tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 46, Tambahan
428
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4624);
39. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006
tentang Jalan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4655);
40. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 80, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4736);
41. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah
Provinsi Dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4737);
42. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4741);
43. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4833);
44. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sumber Daya Air
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
429
2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4858);
45. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010
tentang Satuan Polisi Pamong Praja
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5094);
46. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011
tentang Sungai (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 74, Tambahan
Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor
5230);
47. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007
tentang Pengesahan, Pengundangan Dan
Penyebarluasan Peraturan Perundang-
undangan;
48. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 26
Tahun 2005 tentang Pedoman Prosedur
Tetap Satuan Polisi Pamong Praja;
49. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah ;
50. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17
Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah ;
51. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44
Tahun 2010 tentang Ketenteraman,
Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat
Dalam Rangka Penegakan Hak Asasi
Manusia;
430
52. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2011 tentang Standar Operasional
Prosedur Satuan Polisi Pamong Praja;
53. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat
II Semarang Nomor 10 Tahun 1988 tentang
Penyidik Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II
Semarang (Lembaran Daerah Kabupaten
Daerah Tingkat II Semarang Tahun 1988
Nomor 17 Seri D Nomor 11);
54. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 18 Tahun 2002 tentang Pengujian
Kendaraan Bermotor (Lembaran Daerah
Kabupaten Semarang Tahun 2002 Nomor 36,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Nomor 36);
55. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 15 Tahun 2004 tentang Ijin Reklame
(Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Tahun 2004 Nomor 28 Seri C Nomor 94,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Nomor 14);
56. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 16 Tahun 2006 tentang Ijin
Bangunan (Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Tahun 2006 Nomor 16 Seri C
Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Semarang Nomor 13);
57. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2007
Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Semarang Nomor 1);
58. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 10 Tahun 2007 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
431
Nomor 18 Tahun 2002 tentang Pengujian
Kendaraan Bermotor (Lembaran Daerah
Kabupaten Semarang Tahun 2007 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Nomor 8);
59. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 13 Tahun 2007 tentang Garis
Sempadan (Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Tahun 2007 Nomor 13, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 10);
60. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 14 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2008
Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Semarang Nomor 13);
61. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 16 Tahun 2008 tentang Urusan
Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan
Pemerintahan Daerah Kabupaten Semarang
(Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Semarang Nomor14);
62. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 26 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
Air Tanah (Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Tahun 2008 Nomor 26, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 23);
63. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 7 Tahun 2009 tentang
Penyelenggaraan Administrasi
Kependudukan (Lembaran Daerah
Kabupaten Semarang Tahun 2009 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Nomor 4);
432
64. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 1 Tahun 2010 tentang Irigasi
Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Tahun 2010 Nomor 1, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Semarang Nomor 1);
65. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 16 Tahun 2010 tentang Penataan Dan
Pembinaan Pergudangan (Lembaran Daerah
Kabupaten Semarang Tahun 2010 Nomor 16,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Nomor 12);
66. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Kabupaten SemarangTahun
2011-2031 (Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Tahun 2011 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 6);
67. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 2 Tahun 2013 tentang Ijin
Penyelenggaraan Angkutan Di Jalan Dengan
Kendaraan Bermotor Umum (Lembaran
Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2013
Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Semarang Nomor 2);
68. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 3 Tahun 2013 tentang Tanggung
Jawab Sosial dan Lingkungan Perusahaan
(Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Tahun 2013 Nomor 3,Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Semarang Nomor 3);
69. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 7 Tahun 2013 tentang Perijinan
Usaha Jasa Konstruksi (Lembaran Daerah
Kabupaten Semarang Tahun 2013 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Nomor 7);
433
70. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 8 Tahun 2013 tentang Surat Ijin
Usaha Perdagangan (Lembaran Daerah
Kabupaten Semarang Tahun 2013 Nomor 8,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Nomor 8);
71. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 9 Tahun 2013 tentang Pengawasan
Dan Pengendalian Minuman Beralkohol
(Lembaran Daerah Kabupaten Semarang
Tahun 2013 Nomor 9, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Semarang Nomor 9);
72. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Sampah Rumah Tangga Dan Sampah Sejenis
Sampah Rumah Tangga (Lembaran Daerah
Kabupaten Semarang Tahun 2014 Nomor 2,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Nomor 1);
73. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 3 Tahun 2014 tentang Penataan Dan
Pemberdayaan Pedagang Kaki Lima
Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah
Kabupaten Semarang Tahun 2014 Nomor 3,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Nomor 2);
74. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang
Nomor 4 Tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Kepariwisataan di
Kabupaten Semarang (Lembaran Daerah
Kabupaten Semarang Tahun 2014 Nomor 4,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Semarang Nomor 3);
434
Dengan Persetujuan Bersama
dan
BUPATI SEMARANG
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
437
23. Hiburan adalah sesuatu atau perbuatan yang dapat
menghibur hati dan melupakan kesedihan.
24. Pencemaran Lingkungan Hidup adalah masuk atau
dimasukannya mahluk hidup, zat, energi dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
manusia sehingga melampui baku mutu lingkungan hidup
yang telah ditetapkan.
25. Limbah adalah benda yang dibuang baik berasal dari alam
atau dari hasil proses teknologi atau buangan yang
dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal
dengan sampah) yang kehadirannya pada suatu saat dan
tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak
memiliki nilai ekonomis.
26. Usaha adalah kegiatan yang dijalankan secara teratur
dalam suatu bidang usaha tertentu dengan maksud
mencari laba atau keuntungan.
27. Tempat Usaha adalah tempat untuk melaksanakan
kegiatan yang dijalankan secara teratur dalam suatu
bidang usaha tertentu dengan maksud mencari laba atau
keuntungan.
28. Bangunan adalah suatu perwujudan fisik arsitektur yang
digunakan sebagai wadah kegiatan manusia.
29. Kawasan Tanpa Rokok adalah ruangan atau area yang
dinyatakan dilarang untuk kegiatan produksi, penjualan,
iklan, promosi dan/ atau penggunaan rokok.
30. Tempat umum adalah sarana yang diselenggarakan oleh
pemerintah, swasta atau perorangan yang digunakan untuk
kegiatan masyarakat.
31. Tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan, tertutup
atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja
bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya.
32. Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/
atau proses alam yang berbentuk padat.
33. Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan
berupa jaringan pengaliran air beserta air didalamnya
438
mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan
kiri oleh garis sempadan.
34. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut
PPNS adalah Pejabat Penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu
di lingkungan pemerintah daerah yang diberi wewenang
khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan
terhadap pelanggaran Peraturan Daerah dan peraturan
pelaksanaannya.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
439
BAB III
Pasal 3
BAB IV
Pasal 4
440
(3) Pemerintah Daerah berwenang mengatur ketertiban,
ketenteraman, kebersihan dan keindahan Daerah.
BAB V
Pasal 5
BAB VI
Pasal 6
441
c. mematuhi ketentuan yang ditetapkan dalam
persyaratan ijin pemanfaatan ruang; dan
d. memberikan akses terhadap kawasan yang oleh
ketentuan peraturan perundang-undangan dinyatakan
sebagai hak milik umum.
BAB VII
Bagian Kesatu
Tertib Jalan
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
442
(3) Setiap pejalan kaki dilarang menerobos atau melompat
pagar pembatas jalan.
Pasal 10
Pasal 11
443
Bagian Kedua
Tertib Taman dan Tempat Umum
Pasal 12
Pasal 13
BAB VIII
Pasal 14
Pasal 15
BAB IX
TERTIB LINGKUNGAN
Pasal 16
Pasal 17
445
Kepala Desa / Lurah melalui pengurus Rukun Tetangga
setempat secara periodik.
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
Pasal 21
446
Pasal 22
BAB X
Pasal 23
447
BAB XI
TERTIB BANGUNAN
Pasal 24
Pasal 25
Pasal 26
BAB XII
TERTIB SOSIAL
Pasal 27
Pasal 28
Pasal 29
Pasal 30
450
Pasal 31
BAB XIII
TERTIB KESEHATAN
Pasal 32
451
BAB XIV
Pasal 33
Pasal 34
Pasal 35
452
BAB XV
Pasal 36
453
Pasal 37
Pasal 38
Pasal 39
454
BAB XVI
Pasal 40
Pasal 41
BAB XVII
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 42
BAB XVIII
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 43
456
agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lengkap
dan jelas;
b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan
mengenai orang pribadi, atau badan tentang kebenaran
perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan
pelanggaran ketentuan dalam Peraturan Daerah ini;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang
pribadi atau badan sehubungan dengan pelanggaran
ketentuan dalam Peraturan Daerah ini;
d. memeriksa buku–buku, catatan–catatan dan dokumen-
dokumen lain berkenaan dengan pelanggaran
ketentuan dalam Peraturan Daerah ini;
e. melakukan penggelendahan untuk mendapatkan bahan
bukti pembukuan, pencatatan dan dokumen–dokumen
lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti
tersebut;
f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka
pelaksanaan tugas penyidikan terhadap pelanggaran
ketentuan dalam Peraturan Daerah ini;
g. menyuruh berhenti dan / atau melarang seseorang
meninggalkan ruangan atau tempat pada saat
pemeriksaan berlangsung dan memeriksa identitas
orang dan / atau dokumen yang dibawa sebagaimana
dimaksud dalam huruf e;
h. memotret seseorang yang berkaitan dengan
pelanggaran ketentuan dalam Peraturan Daerah ini;
i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan
diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
j. menghentikan penyidikan; dan
k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran
penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan dalam
Peraturan Daerah ini menurut Ketentuan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
BAB XIX
KETENTUAN PIDANA
Pasal 44
458
BAB XX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 45
Pasal 46
Ditetapkan di Ungaran
pada tanggal 10-06-2014
BUPATI SEMARANG,
CAP TTD
MUNDJIRIN
459
Diundangkan di Ungaran
pada tanggal 10-06-2014
CAP TTD
BUDI KRISTIONO
TTD
460
PENJELASAN
ATAS
TENTANG
I. UMUM
Pasal 1
Angka 1
Cukup Jelas.
Angka 2
Cukup Jelas.
Angka 3
Cukup Jelas.
Angka 4
Cukup Jelas.
Angka 5
Cukup Jelas.
Angka 6
Cukup Jelas.
463
Angka 7
Cukup Jelas.
Angka 8
Cukup Jelas.
Angka 9
Cukup Jelas.
Angka 10
Cukup Jelas.
Angka 11
Cukup Jelas.
Angka 12
Cukup Jelas.
Angka 13
Cukup Jelas.
Angka 14
Cukup Jelas.
Angka 15
464
Angka 16
Cukup Jelas.
Angka 17
Cukup Jelas.
Angka 18
Cukup Jelas.
Angka 19
Cukup Jelas.
Angka 20
Cukup Jelas.
Angka 21
Cukup Jelas.
Angka 22
Cukup Jelas.
Angka 23
Cukup Jelas.
Angka 24
Cukup Jelas.
465
Angka 25
Cukup Jelas.
Angka 26
Cukup Jelas.
Angka 27
Cukup Jelas.
Angka 28
Cukup Jelas.
Angka 29
Cukup Jelas.
Angka 30
Cukup Jelas.
Angka 31
Cukup Jelas.
Angka 32
Cukup Jelas.
Angka 33
Cukup Jelas.
466
Pasal 2
Cukup Jelas.
Pasal 3
Cukup Jelas.
Pasal 4
Cukup Jelas.
Pasal 5
Cukup Jelas.
Pasal 6
Cukup Jelas.
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Pasal 8
Cukup Jelas.
467
Pasal 9
Pasal 10
Cukup Jelas.
Pasal 11
Pasal 12
Cukup Jelas.
Pasal 13
Cukup Jelas.
Pasal 14
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Cukup Jelas.
468
Ayat (3)
Ayat (4)
Cukup Jelas.
Ayat (5)
469
a. Limbah Organik yang mudah busuk, misalnya,
sisa sayuran, sisa makanan, dedaunan, potongan
rumput, dan kotoran hewan;
b. Limbah Organik yang tidak mudah busuk,
misalnya, kertas dan kayu;
c. Limbah Anorganik, misalnya, plastik, pecahan
kaca, karet, kaca, botol dan besi;
d. Limbah berbahaya, misalnya paku, bekas lampu
neon, sisa racun tikus atau serangga, obat
kadaluarsa dan batu baterai bekas.
Pasal 15
Cukup Jelas.
Pasal 16
Cukup Jelas.
470
Pasal 17
Cukup Jelas.
Pasal 18
Cukup Jelas.
Pasal 19
Cukup Jelas.
Pasal 20
Cukup Jelas.
Pasal 21
Cukup Jelas.
Pasal 22
Huruf a
Cukup Jelas.
Huruf b
Huruf c
Cukup Jelas.
471
Huruf d
Cukup Jelas.
Pasal 23
Cukup Jelas.
Pasal 24
Cukup Jelas.
Pasal 25
Cukup Jelas.
Pasal 26
Cukup Jelas.
Pasal 27
Ayat (1)
Cukup Jelas.
Ayat (2)
Ayat (3)
Cukup Jelas.
472
Pasal 28
Huruf a
Cukup Jelas.
Huruf b
Cukup Jelas.
Huruf c
Cukup Jelas.
Huruf d
Pasal 29
Ayat (1)
Ayat (2)
Cukup jelas.
Pasal 30
Cukup Jelas.
Pasal 31
Cukup Jelas.
Pasal 32
Cukup Jelas.
Pasal 33
Cukup Jelas.
Pasal 34
Cukup Jelas.
Pasal 35
Cukup Jelas.
474
Pasal 36
Cukup Jelas.
Pasal 37
Cukup Jelas.
Pasal 38
Cukup Jelas.
Pasal 39
Cukup Jelas.
Pasal 40
Cukup Jelas.
Pasal 41
Yang dimaksud dengan Masyarakat adalah sejumlah
manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang
berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang
sama, seperti sekolah, keluarga, perkumpulan (termasuk
di dalamnya Badan), Negara, dimana semuanya adalah
masyarakat.
Pasal 42
Cukup Jelas.
Pasal 43
Ayat (1)
Cukup Jelas.
475
Ayat (2)
Cukup Jelas.
Ayat (3)
Huruf a
Cukup Jelas.
Huruf b
Cukup Jelas.
Huruf c
Cukup Jelas.
Huruf d
Cukup Jelas.
Huruf e
Cukup Jelas.
Huruf f
Cukup Jelas.
Huruf g
Cukup Jelas.
Huruf h
Cukup Jelas.
476
Huruf i
Cukup Jelas.
Huruf j
Cukup Jelas.
Huruf k
Pasal 44
Cukup Jelas.
Pasal 45
Cukup Jelas.
Pasal 46
Cukup Jelas.