PROVINSI MALUKU
TENTANG
PENYELENGGARAAN KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN
MASYARAKAT SERTA PERLINDUNGAN MASYARAKAT
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Ruang Lingkup
BAB II
KEWAJIBAN PARA PEMILIK RUMAH,
PEKARANGAN GEDUNG DAN HEWAN
Pasal 4
Pasal 5
BAB III
Pasal 6
BAB IV
TERTIB LINGKUNGAN
Pasal 7
(1) Setiap orang/badan dilarang manangkap, memburu atau
membunuh binatang tertentu yang jenisnya sesuai
Peraturan Perundang-undangan.
(2) Setiap orang dilarang mengambil pasir, tanah, batu dan
atau kerikil dari pantai dan sungai dalam lingkungan Kota
Masohi.
(3) Setiap orang dilarang membuang sampah ditempat-tempat
yang tidak disediakan/dipergunakan yang dapat
membahayakan kerusakan lingkungan.
Pasal 8
BAB V
TERTIB USAHA
Pasal 9
(1) Setiap orang/badan dilarang memanfaatkan benda-benda
bergerak dan tidak bergerak dengan maksud tertentu
untuk melakukan kegiatan usaha dijalan, jalur hijau,
taman dan tempat-tempat umum, kecuali ditempat-tempat
yang telah diizinkan oleh Bupati.
(2) Setiap orang/badan dilarang menjajakan barang
dagangan, membagikan selebaran atau melakukan usaha-
usaha tertentu dengan mengharapkan imbalan dijalan,
jalur hijau, taman dan tempat-tempat umum kecuali
ditetapkan oleh Bupati;
(3) Setiap orang/badan dilarang melakukan usaha-usaha
cafe/karaoke, atau tempat hiburan yang mengganggu
ketertiban umum, kecuali ditempat-tempat yang diizinkan
oleh Bupati.
Pasal 10
Pasal 11
BAB VI
TERTIB PEMILIK/PENGHUNI BANGUNAN
Pasal 12
(1) Setiap pemilik, penghuni bangunan rumah diwajibkan :
a. memelihara pagar pekarangan dan memotong pagar
hidup yang berbatasan dengan jalan, sehingga menjadi
paling tinggi satu meter dan jika bukan merupakan
pagar hidup maka tinggi maksimal satu setengah
meter dengan satu meter bagian atasnya harus tembus
pandang kecuali untuk bangunan industri/pabrik dan
bangunan lain dengan izin dari Bupati atau pejabat
yang ditunjuk;
11
BAB VII
TERTIB SOSIAL
Pasal 13
Setiap Orang/Badan dilarang meminta bantuan atau
sumbangan dengan cara dan alasan apapun, baik dilakukan
sendiri-sendiri, ataupun bersama-sama dijalan, angkutan
umum, rumah tempat tinggal, kantor dan tempat umum
lainnya tanpa izin dari Pemerintah Daerah.
Pasal 14
Setiap orang yang mengidap penyakit yang mengganggu
pandangan umum dan meresahkan masyarakat, dilarang
berada dijalan, jalur hijau, taman dan tempat-tempat umum.
Pasal 15
Pasal 16
Pasal 17
(1) Setiap orang/badan dilarang melakukan kegiatan yang
menimbulkan kebisingan/bunyi-bunyian di atas baku
tingkat kebisingan dan ambang batas kebisingan yang
mengganggu ketentraman masyarakat.
(2) Kebisingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikecualikan bagi setiap orang/badan yang telah
mendapat izin dari lembaga yang berwenang.
(3) Setiap orang/badan dilarang melukis, menulis, membuat
mural dan atau mencoret pada dinding atau tembok
gedung fasilitas milik pemerintah publik dikecualikan
bagi setiap orang/badan yang telah mendapat izin dari
Bupati.
BAB VIII
TERTIB KESEHATAN
Pasal 18
Setiap orang/badan dilarang menyelenggarakan
praktek/kegiatan usaha pengobatan dengan cara tradisional
yang ada hubungannya dengan bidang kesehatan tanpa izin
Pemerintah Daerah.
BAB IX
PENYELENGGARAAN KETERTlBAN UMUM
DAN KETENTRAMAN MASYARAKAT
Pasal 19
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
Tata cara pelaksanaan penyelenggaraan ketertiban umum dan
Ketentraman masyarakat Negeri dan Negeri Administratif dan
Kelurahan di kecamatan meliputi tahapan, kelengkapan dan
bantuan serta petunjuk teknis yang dibuat oleh Kepala
Satuan Polisi Pamong Praja kabupaten sebagaimana
tercantum dalam Peraturan Daerah ini dan merupakan bagian
tidak terpisahkan.
BAB X
Pasal 24
Pasal 25
(1) Dalam Penyelenggaraan Perlindungan Masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (2), Bupati
melalui Kepala Satpol PP membentuk Satgas Perlindungan
Masyarakat Kecamatan, dan Kepala Pemerintah Negeri
dan Negeri Administratif serta Kelurahan membentuk
Satgas Perlindungan Masyarakat Negeri dan Negeri
Administratif serta Kelurahan.
15
Pasal 26
(1) Satgas Linmas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25
ayat (1) dan ayat (2) terdiri atas:
a. Kepala Satgas Linmas; dan
b. Anggota Satgas Linmas;
(2) Kepala Satgas Linmas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a, untuk kabupaten oleh Kepala Bidang Linmas,
dan untuk kecamatan dijabat oleh Kepala Seksi
Ketentraman dan Ketertiban, serta untuk Negeri dan
Negeri Administratif serta Kelurahan dijabat oleh Kepala
Pemerintah Negeri dan Negeri Administratif serta
Kelurahan.
(3) Anggota Satgas Linmas sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf b, terdiri atas Aparatur Linmas di
pemerintah daerah untuk pemerintah daerah dan
Aparatur Linmas di Kecamatan untuk Kecamatan, serta di
Negeri dan Negeri Administratif serta Kelurahan Satlinmas
yang dipilih secara selektif dari anggota masyarakat
setempat.
(4) Anggota Satgas Linmas sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), paling sedikit 10 (sepuluh) orang.
(5) Tugas Satgas Linmas sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), antara lain:
a. membantu pelaksanaan pembinaan Satlinmas;
b. membantu keamanan, Ketentraman dan ketertiban
umum masyarakat;
c. membantu dalam penanggulangan dan pencegahan
bencana serta kebakaran; dan
d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Satgas Linmas.
(6) Satgas Linmas dalam pelaksanaan tugas apabila
diperlukan dapat mengerahkan Satlinmas.
Pasal 27
BAB XI
Bagian Kesatu
Pembentukan
Pasal 28
Bagian Kedua
Struktur Organisasi
Pasal 29
(1) Satlinmas memiliki struktur organisasi meliputi:
a. kepala Satlinmas;
b. kepala pelaksana;
c. komandan regu; dan
d. anggota.
(2) Kepala Satlinmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, dijabat oleh Kepala Pemerintah Negeri/Lurah.
(3) Kepala pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, dijabat oleh kepala seksi yang membidangi
Ketentraman, ketertiban umum dan Linmas atau sebutan
lainnya.
(4) Komandan regu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf c, ditunjuk oleh kepala pelaksana setelah mendapat
persetujuan Kepala Satlinmas.
(5) Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d,
paling sedikit 5 (lima) orang dan paling banyak
disesuaikan dengan kondisi wilayah untuk masing-masing
regu.
Pasal 30
Pasal 31
Pasal 32
Pasal 33
(1) Anggota Satlinmas yang telah diangkat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 30 ayat (2) dikukuhkan oleh
bupati.
(2) Pengukuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
ditetapkan dengan keputusan bupati.
(3) Bupati dapat menugaskan Kepala Satpol PP atau
perangkat daerah yang membidangi pemberdayaan
masyarakat Negeri untuk mengukuhkan Satlinmas.
18
Pasal 34
Pasal 35
Pasal 36
Pasal 37
Pasal 38
Regu pertolongan pertama pada korban bencana dan
kebakaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 huruf c,
bertugas membantu pertolongan pertama pasca korban akibat
bencana dan kebakaran.
Pasal 39
Pasal 40
Bagian Ketiga
Berakhirnya Keanggotaan Satuan Perlindungan Masyarakat
Pasal 41
Bagian Keempat
Pemberdayaan
Pasal 42
BAB XII
TUGAS, HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Tugas
Pasal 43
(1) Satlinmas Negeri dan Kelurahan bertugas:
21
Bagian Kedua
Hak
Pasal 44
Satlinmas berhak:
a. mendapatkan kesempatan mengikuti peningkatan
kapasitas Linmas;
b. mendapatkan Kartu Tanda Anggota Satlinmas;
c. mendapatkan sarana dan prasarana penunjang tugas
operasional;
d. mendapatkan piagam penghargaan bagi yang telah
mengabdi selama 10 (sepuluh) dan 20 (dua puluh) tahun
dari bupati, serta 30 (tiga puluh) tahun dari gubernur;
e. mendapatkan biaya operasional dalam menunjang
pelaksanaan tugas;
f. anggota mendapat insentif sesuai peraturan perundang-
undangan; dan
g. insentif sebagaimana pada huruf f ditetapkan dengan
Keputusan Bupati.
22
Pasal 45
Piagam penghargaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44
huruf d, diberikan kepada Anggora Satlinmas setiap
tahunnya pada peringatan Hari Ulang Tahun Satlinmas
dan/atau kegiatan kelinmasan lainnya.
Pasal 46
Bagian Ketiga
Kewajiban
Pasal 47
BAB XIII
PEMBINAAN
Pasal 48
(1) Bupati melakukan pembinaan umum teknis
Penyelenggaraan Ketertiban dan Pembinaan Umum dan
Ketentraman Masyarakat serta Linmas Kabupaten.
(2) Pembinaan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi:
a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang Ketertiban
Umum dan Ketentraman Masyarakat serta Linmas;
b. peningkatan Kapasitas sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
c. pelaksanaan kebijakan di bidang koordinasi dan
pembinaan teknis penyelenggaraan Ketertiban Umum
dan Ketentraman Masyarakat serta Linmas;
23
Pasal 49
(1) Ketentuan mengenai pembinaan Ketertiban Umum dan
Ketentraman Masyarakat serta Linmas oleh Bupati
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 48 berlaku secara
mutatis mutandis terhadap ketentuan pembinaan oleh
Kepala Pemerintah Negeri Adat.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melalui
kepala Satpol PP dan Perangkat Daerah yang membidangi
Pemerintahan Negeri/Kelurahan.
(3) Bupati dalam melaksanakan pembinaan Penyelenggaraan
Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat serta
Linmas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mendelegasikan sebagian pelaksanaannya kepada Camat
melalui Keputusan bupati.
Pasal 50
Pasal 51
BAB XIV
PELAPORAN
Pasal 52
Pasal 53
BAB XV
PENDANAAN
Pasal 54
BAB XVI
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 55
BAB XVII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 56
BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 57
Di tetapkan di Masohi
pada tanggal 14 Maret 2022
BUPATI MALUKU TENGAH,
ttd
TUASIKAL ABUA
Diundangkan di Masohi
pada tanggal 14 Maret 2022
SEKRETARIS DAERAH MALUKU TENGAH,
ttd
RAKIB SAHUBAWA
PENJELASAN
ATAS
TENTANG
I. PENJELASAN UMUM
1. Dasar Pemikiran
a. kejelasan tujuan;
b. kelembagaan atau pejabat pebentuk yang tepat;
c. kesesuaian antara jenis, hierarki dan materi muatan;
d. dapat dilaksanakan;
29
Pasal 2
Cukup jelas
Pasal 3
Cukup jelas
Pasal 4
Cukup jelas
30
Pasal 5
Cukup jelas
Pasal 6
Cukup jelas.
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
31
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelas
Pasal 25
Cukup jelas
Pasal 26
Cukup jelas
Pasal 27
Cukup jelas
Pasal 28
Cukup jelas
Pasal 29
Cukup jelas
Pasal 30
Cukup jelas
Pasal 31
Cukup jelas
Pasal 32
Cukup jelas
Pasal 33
Cukup jelas
Pasal 34
Cukup jelas
Pasal 35
Cukup jelas
Pasal 36
Cukup jelas
32
Pasal 37
Cukup jelas
Pasal 38
Cukup jelas
Pasal 39
Cukup jelas
Pasal 40
Cukup jelas
Pasal 41
Cukup jelas
Pasal 42
Cukup jelas
Pasal 43
Cukup jelas
Pasal 44
Cukup jelas
Pasal 45
Cukup jelas
Pasal 46
Cukup jelas
Pasal 47
Cukup jelas
Pasal 48
Cukup jelas
Pasal 49
Cukup jelas
Pasal 50
Cukup jelas
Pasal 51
Cukup jelas
Pasal 52
Cukup jelas
Pasal 53
Cukup jelas
33
Pasal 54
Cukup jelas
Pasal 55
Cukup jelas
Pasal 56
Cukup jelas
Pasal 57
Cukup jelas
34
35
LAMPIRAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN
MALUKU TENGAH
NOMOR
TENTANG
PENYELENGGARAAN KETERTIBAN UMUM
DAN KETENTERAMAN MASYARAKAT SERTA
PELINDUNGAN MASYARAKAT
BUPATI
Sekretaris Sekretaris
SATGAS LINMAS
KETERANGAN
Instruksi
Koordinasi
Administrasi
37