ABSTRAK
Plasmolisis yaitu pergerakan air terjadi dari potensial air lebih tinggi ke potensial yang lebih rendah,
dari larutan dengan konsentrasi lebih rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi, dan dari larutan yang
lebih encer ke larutan yang lebih kental. Transpirasi tumbuhan adalah proses di mana mahluk hidup
kehilangan air melalui proses penguapan. Proses transpirasi umumnya terjadi pada bagian daun atau
stomata yang tertutup sampai terbuka perlahan. Adapun tujuan dari praktikum adalah menentukan
fakta tentang gejala plasmolisis, menunjuknn faktor penyebab plasmolisis, mendeskripsiikan peristiwa
plasmolisi. Metode yang dilakukan pada percobaan pertama yaitu, menyiapkan larutan sukrosa
dengan kadar yang berbeda yaitu, 0,14M, 0,16 M, 0,18 M, 0,20 M, 0,22 M, 0,24 M, dan 0,26 M.
Kemudaian menyayat daun dengan tipis, lalu masukan hasil sayatan yang tipis tadi kedalam cawan
petri yang berisi larutan dengan kadar yang berbeda,lalu diamkan selama 30 menit, setelah itu diamati
diabawah mikroskop. Metode yang kedua yaitu dilakukan dilapangan dengan mencari terlebih dahulu
daun yang akan diuji, kemudian panaskan kertas kobalt diatas spirtus setelah itu amati warna yang
berubah pada kertas kobalt, kemudian kertas kobalt disimpan pada permukaan bawah dan atas daun
jepitlah dengan lip bersamaan dengan stopwach lalu stelah selesai oleskan kutek pada permukaan
bawah daun dan atas daun dengan titpis, setelah itu daun petik kemudian lihatlah olesan tersebut
dibawah mikroskop. hasil pengamatan bahwa pada tabel pengamatan sel tersebut. Pada konsentrasi
0,14 M sel yang terplasmolisis 17% dan yang tidak terplasmolisis 83%, pada konsentrasi 0,16 M sel
yang terplasmolisis 80% dan yang tidak terplasmolisis 20%, pada konsentrasi 0,18 M sel yang
terplasmolisis 95% dan yang tidak terplasmolisis 5%, pada konsentrasi 0,20 M sel yang terplasmolisis
25% dan yang tidak terplasmolisis 75%, pada konsentrasi 0,22 M sel yang terplasmolisis 36% dan
yang tidak terplasmolisis 64%, pada konsentrasi 0,24 M sel yang terplasmolisis 42% dan yang tidak
terplasmolisis 58% dan pada konsentrasi 0,26 M sel yang terplasmolisis 96% dan yang tidak
terplasmolisis 4%. Dapat disimpulkan bahwa semakin tingginya konsentrasi larutan maka sel
terplasmolisisnya semakin banyak.
Tabel 1.
Tabel 2.
a. Terplasmolisis
1 0,14 M b. Tidak
b terplasmolisis
Sumber :
(Dok. Pribadi, 2018)
Perbesaran : 0.20
a. Terplasmolisis
2 0,16 M b b. Tidak
terplasmolisis
Sumber :
(Dok. Pribadi, 2018)
Perbesaran : 0.20
a
a. Terplasmolisis
3 0,18 M b. Tidak
terplasmolisis
b
Sumber :
(Dok. Pribadi, 2018)
Perbesaran : 10x0,25
a. Terplasmolisis
4 0,20 M b. Tidak
b terplasmolisis
Sumber :
(Dok. Pribadi, 2018)
Perbesaran : 10x0,25
a
a. Terplasmolisis
5 0,22 M b. Tidak
b
terplasmolisis
Sumber :
Dok. Pribadi, 2018)
Perbesaran : 40
a. Terplasmolisis
6 0,24 M b. Tidak
b terplasmolisis
Sumber :
(Dok. Pribadi, 2018)
Perbesaran : 10x0,25
a
b
a. Terplasmolisis
7 0,26 M b. Tidak
terplasmolisis
Sumber :
(Dok. Pribadi, 2018)
Perbesaran : 10x0,25
120
100
persen sel terplasmoisis
80
60
Grafik Hubungan Sel
Terplasmolisis Dan
40 Konsentrasi Sukrosa
20
0
0,14 0,16 0,18 0,20 0,22 0,24 0,26
konsentrasi sukrosa
Tabel 3.
Daun Permukaan Atas Jumlah Permukaan Bawah Jumlah
Stomata Stomata
Kel 1 20 28
Sumber : Sumber :
(Dok.Pribadi, 2018) (Dok.Pribadi, 2018)
Perbesaran : 40 Perbesaran : 40
97
Kel 2 - -
Sumber :
(Dok.Pribadi, 2018)
Perbesaran : 10
Kel 3 16 108
Sumber :
(Dok.Pribadi, 2018) Sumber :
Perbesaran : 40 (Dok.Pribadi, 2018)
Perbesaran : 10
120
100
jumlah stomata
80
60
Grafik Hubungan Antara
Jumlah Stomata Dengan
40
Kecepatan Transpirasi
20
0
30
25
50
waktu
Pada praktikum kali ini dalam putih menjadi biru dengan cara
mengetahui hubungan banyaknya stomata memanaskan menggunakan bunzzen atau
terhadap kecepatan transpirasi. Langkah lampu spirtus, usahakan jangan sampai
pertama yang kami lakukan adalah terbakar. Setelah berubah warna, kertas
mengubah warna kertas kobalt kloride dari kobalt tersebut di tempelkan pada daun
menggunakan penjepit, dan menghitung dan semakin dalam keadaan turgid.
waktu perubahan warna kertas kobalt Perubahan tekanan turgor yang
menjadi warna putih kembali. kegiatan ini menyebabkan pembukaan dan penutupan
dilakukan pengulangan sebanyak dua kali stomata terutama disebabkan oleh
yaitu pada daun permukaan atas (yang pengambilan dan kehilangan 5 ion kalium
terkena sinar matahari) dan daun (K) secara reversibel oleh sel penutup
permukaan bawah (yang tidak terkena (Campbell et al, 2003).
matahari). Selain itu, stomata terbuka terjadi
Dari hasil pengukuran laju karena pompa H+ - ATPase mengeluarkan
transpirasi pada bagian permukaan atas H+ dari sel penjaga. Di sel penjaga,
masing – masing daun. Untuk daun aktivitas H+-ATPase diregulasi positif
Spesies 1 dengan jumlah stomata 20 oleh cahaya dan auksin sedangkan Ca2+
memiliki laju transpirasinya sebesar 30 dan ABA sebagai regulator negatif.
detik, untuk daun spesies 2 memiliki Pengeluaran H+ menghiperpolarisasi
jumlah stomata 97 dengan laju membrane plasma dan menyebabkan
transpirasinya sebesar 25 detik, untuk daun penyerapan K+ melalui potassium channel.
spesies 3 memiliki jumlah stomata 108 Penyerapan K+ melalui potassium channel
dengan laju transpirasinya 60 detik, Hal menyebabkan asidifikasi pada apoplas dan
tersebut tidak sesuai dengan literatur membuat sel penjaga kehilangan H+.
Abidin (2007) bahwa laju transpirasi senyawa anionic yaitu malat yang dipecah
dipengaruhi oleh jumlah stomata, dimana dari pati mentransport NO3-, ion
semakin banyak jumlah stomata akan Clberfungsi sebagai sintesis gula. Ion-ion
meningkatkan laju transpirasinya. dan air yang ditransportasikan melalui
Stomata dibatasi oleh adanya sel aquaporin menuju sel penjaga dan
penjaga atau sel penutup (Rahayu, et al. menyebabkan turgor sehingga membuat
2015).Sel penutup adalah serat halus stomata terbuka. Pada saat stomata
selulosa pada dinding selnya yang tersusun tertutup, inhibisi H+-ATPase dan aktivasi
melingkar. Pola susunan ini dikenal channel anion menyebabkan depolarisasi
sebagai miselasi radial. Karena serat membran. Channel anion seperti rapid
selulosa ini relatif tidak elastis, maka jika channel (R-type) dan slow channel (S-
sel penutup menyerap air mengakibatkan type) memfasilitasi pengeluaran malat2-,
diameter tidak membesar melainkan Cl- dan NO3-. Pada waktu yang sama
memanjang , sehingga sel penutup akan terjadi pengeluaran K+ dan mengaktifkan
melengkung ke arah luar dan terbukalah depolarisasi membrane. Penurunan malat2-
porus atau celah stomata. Ketika sel di sel penjaga juga dipengaruhi oleh
penutup mengambil air melalui osmosis, konversi gluconeogenic malat menjadi
sel penutup akan membengkak dan pati. Pada stomata yang tertutup juga
semakin dalam keadaan turgid. Perubahan terjadi peningkatan konsentrasi Ca2+ dan
tekanan turgor yang menyebabkan menyebabkan pelepasan Ca2+ melalui
pembukaan dan penutupan stomata channel di membran plasma dan tonoplas.
terutama disebabkan oleh pengambilan dan kehilangan larutan di sel penjaga
kehilangan ion kalium (K) secara menyebabkan tekanan turgor menurun dan
reversibel oleh sel penutup (Haryanti dan stomata menutup (Golec dan Szarejko,
Meirina, 2011). 2013).Laju transpirasi pada tumbuhan
Sel penutup mengontrol diameter selain dipengaruhi oleh banyaknya jumlah
stomata dengan cara mengubah bentuk stomata pada daun juga dipengaruhi oleh
yang akan melebarkan dan menyempitkan adanya cahaya matahari, karena sinar
celah di antara kedua sel tersebut. Ketika matahari menyebabkan membukanya
sel penutup mengambil air melalui stomata dan gelap menyebabkan
osmosis, sel penutup akan membengkak menutupnya stomata. Jadi, jumlah stomata
pada daun mempengaruhi laju transpirasi penyerapan dari tanah. Hal tersebut
pada tumbuhan (Dwidjoseputro, 1994). menyebabkan devisit air dalam daun
kegiatan transpirasi dipengaruhi sehingga terjadi penyerapan yang besar,
banyak faktor, baik faktor dalam maupun pada malam hari terjadi sebaliknya. Jika
luar. Faktor dalam antara lain besar kandungan air tanah menurun sebagai
kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis akibat penyerapan oleh akar, gerakan air
lilin atau tidaknya permukaan daun, melalui tanah ke dalam akar menjadi
banyak sedikitnya bulu pada permukaan lambat. Hal ini cenderung untuk
daun, banyak sedikitnya stomata, bentuk meningkatkan defisit air pada daun dan
dan letak stomata (Salisbury&Ross.1992) menurunkan laju transpirasi lebih lanjut
dan faktor luar antara lain: (Loveless,1991).
1. Kelembaban 6. Pengaruh cahaya
Bila daun mempunyai kandungan air yang Transpirasi berhubungan langsung dengan
cukup dan stomata terbuka, maka laju intensitas cahaya. Semakin besar intensitas
transpirasi bergantung pada selisih antara cahaya semakin tinggi laju transpirasi.
konsentrasi molekul uap air di dalam Cahaya mempengaruhi laju transpirasi
rongga antar sel di daun dengan melalui dua cara yaitu sebagai berikut :
konsentrasi mulekul uap air di udara. a. Sehelai daun yang dikenai cahaya
2. Suhu matahari lansung akan mengabsorbsi
Kenaikan suhu dari 180 sampai 200 F energi radiasi. Hanya sebagian kecil
cenderung untuk meningkatkan penguapan energi tersebut yang digunakan dalam
air sebesar dua kali. Dalam hal ini akan fotosintesis, selebihnya diubah menjadi
sangat mempengaruhi tekanan turgor daun energi panas. Sebagian dari energi
dan secara otomatis mempengaruhi panas tersebut dilepaskan ke
pembukaan stomata. lingkungan, dan selebihnya
3. Cahaya meningkatkan suhu daun lebih tinggi
Cahaya memepengaruhi laju transpirasi daripada suhu udara disekitarnya.
melalui dua cara pertama cahaya akan Pemanasan tersebut meningkatkan
mempengaruhi suhu daun sehingga dapat transpirasi, karena suhu daun biasanya
mempengaruhi aktifitas transpirasi dan merupakan faktor terpenting yang
yang kedua dapat mempengaruhi mempengaruhi laju proses tersebut.
transpirasi melalui pengaruhnya terhadap Fakta yang menunjukkan bahwa daun
buka-tutupnya stomata. yang kena cahaya matahari mempunyai
4. Angin suhu yang lebih tinggi daripada suhu
Angin mempunyai pengaruh ganda yang udara memungkinkan laju transpirasi
cenderung saling bertentangan terhadap yang cepat, bahkan dalam udara yang
laju transpirasi. Angin menyapu uap air jenuh.
hasil transpirasi sehingga angin b. Cahaya dalam bentuk yang tidak
menurunkan kelembanan udara diatas lanGsung dapat pula mempengaruhi
stomata, sehingga meningkatkan transpirasi melalui pengaruhnya
kehilangan neto air. Namun jika angin terhadap buka tutupnya stomata. Pada
menyapu daun, maka akan mempengaruhi siang hari, Ketika ada cahaya matahari,
suhu daun. Suhu daun akan menurun dan stomata membuka karena meningkatnya
hal ini dapat menurunkan tingkat pencahayaan, dan cahaya meningkatkan
transpirasi. suhu daun sehungga air menguap lebih
5. Kandungan air tanah cepat. Naiknya suhu membuat udara
Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh mampu membawa lebih banyak
kandungan air tanah dan alju absorbsi air kelembaban, maka transpirasi
di akar. Pada siang hari biasanya air meningkat dan barangkali bukaan
ditranspirasikan lebih cepat dari pada stomata pun terpengaruh. Angin
membawa lebih banyak CO2 dan memberikan respons terhadap cahaya
mengusir uap air. Hal ini menyebabkan hanya melalui efek fotosintetik dari
penguapan dan penyerapan CO2 konsentrasi CO2 (Salisbury dan Ross,
meningkat, tapi agak kurang dari yang 1995).
diduga, karena meningkatnya CO2
menyebabkan stomata menutup
sebagian. Bila daun dipanaskan oleh
sinar matahari dengan panas yang IV. KESIMPULAN
melabihi suhu udara, angin akan Berdasarkan hasil pengamatan dpat
menurunkan suhunya. Akibatnya, disimpulkan bhwa :
transpirasi menurun. Cahaya Plasmolisis yaitu pergerakan air
mempunyai hubungan langsung dengan terjadi dari potensial air lebih tinggi ke
proses fotosintesis dalam menghasilkan potensial yang lebih rendah, dari larutan
karbohidrat, untuk digunakan dalam dengan konsentrasi lebih rendah ke
proses respirasi sampai dihasilkan konsentrasi yang lebih tinggi, dan dari
energi dalam bentuk ATP. larutan yang lebih encer ke larutan yang
lebih kental. Pada konsentrasi 0,14 M sel
Yang dibutuhkan pada proses yang terplasmolisis 17% dan yang tidak
absorbsi dan transpirasi. terplasmolisis 83%, pada konsentrasi 0,16
Pengaruh cahaya diyakini mempunyai M sel yang terplasmolisis 80% dan yang
pengaruh tak lansung melalui penurunan tidak terplasmolisis 20%, pada konsentrasi
konsentrasi CO2 oleh fotosintesis. Tapi 0,18 M sel yang terplasmolisis 95% dan
baru baru ini, sejumlah kajian yang tidak terplasmolisis 5%, pada
memperlihatkan bahwa cahaya memiliki konsentrasi 0,20 M sel yang terplasmolisis
pengaruh kuat terhadap stomata, lepas dari 25% dan yang tidak terplasmolisis 75%,
peranannya dalam fotosintesis. Diduga, pada konsentrasi 0,22 M sel yang
cahaya bekerja di sel mesofil, yang lalu terplasmolisis 36% dan yang tidak
mengirim pesan pada sel penjaga. Atau, terplasmolisis 64%, pada konsentrasi 0,24
penerima cahaya terdapat di sel penjaga itu M sel yang terplasmolisis 42% dan yang
sendiri. tidak terplasmolisis 58% dan pada
Pada tingkat cahaya yang tinggi, konsentrasi 0,26 M sel yang terplasmolisis
stomata tanaman memberikan respons 96% dan yang tidak terplasmolisis 4%.
terhadap konsentrasi CO2 antar sel yang Dapat disimpulkan bahwa semakin
rendah. Stomata memberikan respons tingginya konsentrasi larutan maka sel
terhadap cahaya bahkan juga stomata pada terplasmolisisnya semakin banyak.
daun yang fotosintesisnya diturunkan Transpirasi tumbuhan adalah proses di
sampai nol dengan pemberian zat mana mahluk hidup kehilangan air melalui
penghambat (sianazin). Sharkey dan proses penguapan. Dari hasil pengukuran
Raschke berkesimpulan, pada cahaya
laju transpirasi pada bagian permukaan
rendah konsentrasi CO2 antar sel dapat
menjadi factor pengendali yang utama atas masing – masing daun. Untuk daun
pada tingkat cahaya tinggi, respons Spesies 1 dengan jumlah stomata 20
langsung terhadap cahaya dapat melebihi memiliki laju transpirasinya sebesar 30
kebutuhan CO2 untuk fotosintesis dan detik, untuk daun spesies 2 memiliki
menyebabkan peningkatan konsentrasi jumlah stomata 97 dengan laju
CO2 antar sel. Naiknya konsentrasi CO2
transpirasinya sebesar 25 detik, untuk daun
antar sel dapat diamati saat cahaya
ditingkatkan (karena stomata membuka), spesies 3 memiliki jumlah stomata 108
yang ternyata berlawanan sekali dengan dengan laju transpirasinya 60 detik.
yang diperkirakan jika stomata
International Journal of BioScience
V. DAFTAR PUSTAKA and Bio-Technology. Vol. 4 (4).