Anda di halaman 1dari 12

PERILAKU AGONISTIK IKAN CUPANG (Betta splendens)

Sri Hidayati1, Rahmat taufiq2, Muhammad Asy’ari Zain3


Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Jalan A.H. Nasution No. 105, Cipadung, Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat 40614
email: hidayati.sri31@gmail.com

ABSTRAK Ikan cupang terbagi menjadi dua jenis yaitu ikan cupang hias dan adu. Perbedaan ini
terlihat jelas dari lebar sirip, warna dan ketebalan mulutnya. Ikan cupang hias jantan mempunyai
sirip lebar dan panjang (4-5cm), mulutnya tipis, berwarna tubuh terang dan berukuran 6-7 cm.
Sedangkan pada ikan cupang adu mempunyai sirip pendek (1-1,5 cm), warna tubuh lebih gelap,
tubuh berukuran 4-6 cm dan mulutnya tebal. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui
morfologi ikan cupang. Untuk mengetahui perilaku agonistik ikan cupang. Untuk mengetahui
perkelahian ikan cupang. Metode yang digunakan yaitu untuk mengamati morfologi dengan
mengamati bagian-bagian tubuh dari ikan cupang. Untuk pengamatan perilaku agonistik dengan
menggunakan cermin sehingga ikan cupang seolah melihat musuh. Untuk perkelahian yaiut dengan
cara menyatukan 2 ikan jantan dalam satu wadah maka akan terjadi perkelahian. Hasil yang didapat
yaitu Morfologi pada ikan cupang adu memiliki tubuh lebih pendek, beersirip pendek, mulut tebal,
warna tubuh gelap dan gigi runcing sedangkan ikan cupang hias tubuh lebih panjang, sirip lebar,
warna tubuh terang, dan mulut tipis. Pada ikan cupang hias memiliki sirip yang lebih panjang sekitar
4-5cm. Dan tubuh yang lebih panjang sekitar 6-7cm. Warna ikan hias lebih mencolok dan lebih
menarik dibanding dengan warna ikan adu. Respon prilaku cupang (Betta splendens) terhadap
cermin fornt treath dan side treath. Perilaku agonistik cupang (Betta splendens) dan penentuan
hierarki dengan ikan B indvidu dominan dan indivdu C merupakan submissive. Untuk posisi
kemenangan yaitu berturut-turut ikan B,D,A,C ini didasarkan pada skor dari tipe-tipe menyeranga
ikan.

Kata kunci : Agonistik, Betta splendens, morfologi, perkelahian.

I. PENDAHULUAN gelap, tubuh berukuran 4-6 cm dan

Ikan cupang terbagi menjadi dua jenis mulutnya tebal (Lucas, 1968).

yaitu ikan cupang hias dan adu. Perbedaan Secara umum morfologi yang dapat

ini terlihat jelas dari lebar sirip, warna dan ditemukan di ikan cupang yaitu mata,

ketebalan mulutnya. Ikan cupang hias mulut, bibir, operculum, sirip (dorsal,

jantan mempunyai sirip lebar dan panjang anal, caudal, pectoral, dan ventral) dan

(4-5cm), mulutnya tipis, berwarna tubuh caudal penducale . Sirip anal terbagi

terang dan berukuran 6-7 cm. Sedangkan menjadi dua yaitu bagian anterior yang

pada ikan cupang adu mempunyai sirip lebih runcing dan bagian posterior yang

pendek (1-1,5 cm), warna tubuh lebih lebih lunak. Sirip digunakan untuk
mendorong air, membantu lokomosi ikan
dan menjaga keseimbangan tubuhnya merupakan perilaku mengibaskan ekor ke
(Chia, 2004). Warna tubuh cupang lawan. Circle merupakan perilaku
bervariasi, hal ini disebabkan perbedaan memutari lawan. Explore merupakan
kematangan gonad, faktor genetic, jenis perilaku menjelajah tanpa tujuan yang
kelamin dan faktor geografis. Warna jelas (Kikkawa, 1974).
cupang pada betina lebih cerah Ikan cupang merupakan hewan yang
dibandingkan dengan cupang jantan soliter atau hidup sendiri atau berpasang-
(Yustina, 2012). Operculum digunakan pasangan sehingga interaksi sosial antar
sebagai temapat keluar masuknya air cupang lain kecil hanya berupa matting
(Yustina, 2012). dan agonistik. Interaksi sosial ikan cupang
Sifat ikan cupang jantan yang mudah soliter karena perilaku agonistiknya yang
melakukan prilaku agonistik terhadap ikan tinggi dengan sesama ikan cupang jantan
cupang jantan lainnya yang bertujuan lainnya. Sehingga ikan cupang tidak dapat
untuk mempertahankan teritori dan disimpan di tempat yang sama (Todd,
merebutkan pasangan kawin sebagai 2008).
kebutuhan reproduksinya (Lynn, 2007). Dominance hierarchy merupakan
Perilaku agonistik pada cupang dapat ketika suatu organisme berinteraksi secara
dilakukan secara terlatih maupun instingtif agonistik untuk menghasilkan suatu
(dapat melakukannya tanpa perlu tingkatan didaerah yang sama. Individu
pembelajaran). Prilaku agonistik pada yang menang dalam perkelahian akan
cupang diantaranya approach, bite, chase, menguasai sumber daya di daerah yang
front threat, side threat, mouth to mouth diperebutkan (teritori). Prilaku agonistik
contact, flight, tail flagging, circle, explore dalam perebutan daerah teritori akan
(Kikkawa, 1974). Approach merupakan menghasilkan pengelompokan berdasarkan
prilaku mendekati hewan. Bite merupakan kemampuan dalam menguasai arena
perilaku menggigit biasanyapada bagian perkelahian yaitu individu dominan dan
sirip lawan. Chase merupakan perilaku individu submissive (Goldstein, 2001).
mengejar lawan. Front threat merupakan Individu dominan adalah individu yang
prilaku mengancam musuh dari depan. memenangkan perkelahian atau kuat
Mouth to mouth merupakan perilaku sehingga akan mendapatkan menguasai
cupang bertarung dengan mencengkeram sumber daya sekitar teritori. Sedangkan
mulut lawan. Flight merupakan perilaku individu submisive merupakan individu
cupang melarikan diri ketika mendapatkan yang kalah dalam perkelahian dan tidak
ancaman dari lawan. Tail flagging
mendapatkan teritori dan sumber daya termasuk kelompok ikan yang membuat
pada batasan tertentu (Ethan, 2001). gelembung udara pada saat ingin kawin.
Ikan cupang adu (Betta spendens) Untuk itu diperlukan tanaman air agar
merupakan anggota dari famili cupang dapat menempelkan gelembung
Anabantidae. Anabantidae merupakan udaranya. Meskipun cupang dewasa mau
satu-satunya famili yang mencakup menerima makanan kering dan mati,
seluruh ikan berlabirin. Betta splendens namun untuk memperoleh pertumbuhan
memiliki tubuh yang lonjong dengan maksimal dan warna yang cantik
bagian depan sedikit membulat dan sebaiknya ikan-ikan cupang ini hanya di
memipih pada bagian belakang. Mulutnya beri makanan hidup. Makanan hidup
dapat disembulkan dengan lubang mulut seperti cacing sutera, jentik-jentik nyamuk
terletak serong pada bagian depan kepala. dan kutu air sangat di sukai oleh ikan-ikan
Badan dan kepala bersisik kasar. Ikan cupang (Sugandy, 2002).
betina berwarna kusam, tetapi ikan jantan II. METODE
mempunyai warna metalik yang 2.1.Alat dan bahan
mengkilat. Ikan cupang jantan maupun Adapun alat dan bahan yang
betina memiliki sisik gurat sisi berjumlah digunakan pada praktikum kali ini
29-33 keping (Djuanda, 1981). diantaranya Betta splendens (ikan cupang
Ciri ikan cupang jantan matang gonad adu) 4 ekor, Aquarium (45x25x25 cm3)
adalah munculnya bintik bintik hitam yang berisi air, Cermin, Botol-botol kecil untuk
terdapat di sirip punggung jantan, pada menyimpan tiap individu cupang, Stop
tutup insangnyapun sudah ada garis watch, Alat untuk penanda (tagging),
vertikal warna kemerahan, terlihat sibuk misalnya tipp-ex.
dalam mempersiapkan buih – buih 2.2.Prosedur
dipermukaan sebagai sarang tempat Untuk pengamatan morfologi
penetasan telur. Umur cupang yang siap Amatilah masing-masing individu ♂ ikan
untuk melakukan pemijahan yaitu sekitar 6 cupang adu. Kenali dan catat perbedaan
– 7 bulan dengan panjang 5 – 6 cm. induk fisik, antara lain warna tubuh, bentuk sirip
harus sehat, tidak cacat dan tidak (dada, punggung, perut, dubur, ekor) dan
berpenyakit. Sedangkan pada betina , ciri- ciri khas lainnya (mulut, operculum, gurat
ciri kematangan gonad dilihat dari sisi, bentuk tubuh) tiap individu ♂.
besarnya perut betina dan Pada sisi Untuk persiapan dan tagging
tubuhnya terdapat 2-3 garis vertikal Aquarium yang telah berisi air ± 3/4
berwarna kelabu. Umumnya ikan cupang bagian dibagi menjadi dua bagian oleh
sebuah cermin sekat pemisah sebagai individu cupang selama 15 menit. Catat
kompartemen (a) dan kompartemen (b), dan hitung semua perilaku yang tampak
dan tiap kompartemen diisi oleh seekor (frekuensi pemunculan untuk tiap perilaku
ikan Betta splendens yang telah yang berbeda).
diidentifikasi ciri-cirinya dan jika Untuk pengamatan ketiga Angkat
memungkinkan diberi penandaan pada individu cupang (a) dan (b) dari aquarium,
bagian toraks telebih dahulu. Beri kemudian masing-masing ikan disimpan
penamaan untuk setiap individu (misalnya dalam botol kaca kecil untuk
individu (a), individu b), individu (c), dst) diistirahatkan. Ulangi pengamatan I
berdasarkan ciri-ciri yang sudah dikenali. (percobaan pada cermin) pada individu
Ukur pula masing-masing luasan kedua ikan cupang lainnya, individu (c) dan (d)
kompartemen. masing-masing selama 10 menit.
Untuk pengamatan yang pertama Untuk pengamatan yang keempat
Pada salah satu kompartemen yang berisi Ulangi pengamatan II (percobaan perilaku
cermin (misalnya kompartemen (a)), amati antagonistik) pada individu cupang lainnya
perilaku individu Betta splendens (a) dan yaitu individu ikan (c) dan ikan (d).
catat semua perilaku yang tampak saat Berdasarkan hasil pengamatan dan
individu ikan (a) tersebut melihat pencatatan sementara, dapatkah anda
bayangannya sendiri di dalam cermin. menemukan individu yang memenangkan
Lakukan pengamatan I selama ± 10 menit. pertarungan (dominan) dan individu yang
Setelah selesai, lakukan hal yang sama kalah (submissive/subordinat)
dengan individu ikan (b) yang berada Untuk pengamatan yang kelima
dalam kompartemen (b) dengan cara Angkat kembali individu cupang (c) dan
membalikkan cermin kearah kompartemen (d) dari aquarium, kemudian masing-
(b) selama 10 menit. masing ikan disimpan dalam botol kaca
Untuk pengamatan yang kedua kecil untuk diistirahatkan selama 15 menit.
Setelah pengamatan I selesai, angkat Setelah itu lakukan pengamatan perilaku
dinding pemisah/cermin dari aquarium. antagonistik antara dua ikan cupang
Saat cermin diangkat dan tidak ada lagi dominan hasil pengamatan pertarungan I
pembatas diantara kedua kompartemen (a) dan II selama 15 menit. Dapatkah anda
dan (b) catatlah waktunya sebagai waktu menemukan diantara kedua ikan cupang
ke-0 (t = 0). Lakukan pengamatan segera tersebut individu yang paling dominan
setelah waktu ke-0 tersebut terhadap yang mampu mendominasi individu
perkelahian sebenarnya diantara kedua lainnya.
Untuk pengamatan yang keenam perilaku agonistik antara dua ikan cupang
Angkat kembali kedua individu cupang submissive/subordinat hasil pengamatan
pada pengamatan V dari aquarium, pertarungan I dan II selama 15 menit.
kemudian masing-masing ikan disimpan III. HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam botol kaca kecil untuk diistirahatkan 3.1.Pengamatan morfologi
kembali. Setelah itu lakukan pengamatan
No Foto Literatur Ciri-ciri
1 Ikan cupang adu Ikan cupang adu
(sebelum perkelahian) mempunyai sirip
pendek (1-1,5 cm)
warna tubuh
gelap, tubuh
berukuran4-6cm
dan mulutnya
(dokumen pribadi 2019)
tebal
Ikan cupang adu Setelah
(setelah perkelahian) mengalami
perkelahian warna
tubuh ikan cupang
menjadi pucat,
dan bagian tubuh
mengalami
(dokumen pribadi 2019)
kecacatan dab
pada bagain
kepala terdapat
bercak darah
2 Ikan cupang hias Ikan cupang hias
jantan mempunyai
sirip lebar dan
panjang (4-5cm)
mulutnya tipis,
dan berukuran 6-
(dokumen pribadi 2019) 7cm
4 Morfologi perbedaan jantan dan betina Ikan jantan
mempunyai sirip
punggung dan
sirip ekor lebih
panjang
dibandingkan
betina, ukuran
tubuh jantan lebih
kecil, warna tubuh
jantan lebih
menarik dan
indah. Ikan betina
mempunyai perut
lebih gemuk.

Untuk pengamatan yang pertama cerah dibandingkan dengan cupang jantan


yaitu pengamatan morfologi ikan cupang. (Yustina, 2012). Operculum digunakan
Ikan cupang adu berwarna ungu dengan sebagai temapat keluar masuknya air
sedikit aksen biru. Mempunyai sirip yang (Yustina, 2012).
tidak terlalu lebar, bibir yang tebal. Secara Ikan cupang adu (Betta spendens)
umum morfologi yang dapat ditemukan di merupakan anggota dari famili
ikan cupang yaitu mata, mulut, bibir, Anabantidae. Anabantidae merupakan
operculum, sirip (dorsal, anal, caudal, satu-satunya famili yang mencakup
pectoral, dan ventral) dan caudal seluruh ikan berlabirin. Betta splendens
penducale . Sirip anal terbagi menjadi dua memiliki tubuh yang lonjong dengan
yaitu bagian anterior yang lebih runcing bagian depan sedikit membulat dan
dan bagian posterior yang lebih lunak. memipih pada bagian belakang. Mulutnya
Sirip digunakan untuk mendorong air, dapat disembulkan dengan lubang mulut
membantu lokomosi ikan dan menjaga terletak serong pada bagian depan kepala.
keseimbangan tubuhnya (Chia, 2004). Badan dan kepala bersisik kasar. Ikan
Warna tubuh cupang bervariasi, hal ini betina berwarna kusam, tetapi ikan jantan
disebabkan perbedaan kematangan gonad, mempunyai warna metalik yang
faktor genetic, jenis kelamin dan faktor mengkilat. Ikan cupang jantan maupun
geografis. Warna cupang pada betina lebih
betina memiliki sisik gurat sisi berjumlah umumnya lebih gelap dan metalik
29-33 keping (Djuanda, 1981). (Djuandi, 2002).
Ikan cupang adu dan hias memiliki Ikan cupang hias memiliki ukuran
perbedaan morfologi dapat dilihat pada tubuh lebih panjang dari ikan cupang adu
panjang dan lebar sirip, ketebalan mulut, yaitu 6-7 cm dengan panjang sirip yang
panjang tubuh, warna tubuh, dan lebih panjang yaitu 4-5 cm dan warnanya
ketajaman gigi. Ikan cupang adu memiliki lebih terang dibandingkan dengan ikan
ukuran tubuh berkisar 4-6 cm dengan cupang adu. Sehingga biasanya ikan
panjang sirip 1-1,5 cm lebih pendek cupang hias digunakan untuk hewan
dibandingkan dengan ikan cupang hias peliharaan karena keindahannya. Mulut
bertujuan untuk mengurangi luas area dari ikan cupang hias lebih tipis
serangan, mengurangi beban, dibandingkan ikan cupang adu karena
mempermudah dan mengurangi perilaku mouth to mouth jarang dilakukan
pergerakan. Ikan cupang adu mulutnya saat melakukan perilaku agonistik.
lebih tebal karena termodifikasi bagian Perilaku agonistik pada ikan cupang hias
dari tubuh dari hasil latihan terus-menerus, umumnya lebih banyak melarikan diri
giginya yang tajam termodifikasi untuk (Sugandi, 2002).
melumpuhkan lawan.Ikan cupang adu
memiliki warna tubuh
3.2.Perilaku agonistik
Kelompok individu latensi Ap Bt Ch Ft St Mc Fi Tf Cl ex
5 A 10 7 - 3 2 4 14 - 15 2 -
B 10 16 - - 34 - 8 - 17 4 -
C 10 4 - - 1 - 1 - 10 2 -
D 10 9 - - 27 1 9 - 14 8 -
Jumlah rataan 9 - 0,75 16 1,25 8 - 14 4 -
Cermin yang diberikan pada salah satu sisi 1. Approach (Ap) : mendekat, berenang
akuarium sebagai stimulus bagi ikan untuk cepat kemudian berhenti di dekat
melakukan perilaku agonistik. Perilaku bayangannya / ikan lain
agonistik terjadi karena ikan melihat 2. Bite : menggigit lawan
bayangannya sendiri pada kaca dan tidak 3. Chase (Ch) : mengejar lawan yang
mengenali dirinya. Ikan cupang akan melarikan diri
menganggap bayangannya sebagai musuh 4. Frontal threat (FT) : mengancam dari
yang masuk ke daerah teritorinya (Foberg, depan dengan membuka operculum,
2003). Perilaku agonistik yang dominan dagu direndahkan dan melebarkan
dialakukan yaitu front treath karena ikan sirip dada saat berhadapan dengan
cupang mempunyai strategi penghindaran lawan
serangan dari lawan dengan memperkecil 5. Side Threat (ST) : mengancam dari
luasan badan yang akan diserang dengan pinggir dengan membuka operculum,
menyerang lurus. Penyerangan yang lurus dagu direndahkan kea rah lawan dan
ini luasan tubuh yang terekspos hanya semua sirip dikembangkan
bagian kepala dan luasannya lebih sempit 6. Mouth to mouth contact (MC) :
dibandingkan dengan luasan badan (Chia, Kontak mulut ke mulut yaitu dua
2004). Perilaku dominan kedua yaitu side individu akan saling mendorong,
treath karena ikan bertujuan untuk menarik, dan mencengkram dengan
menyerang secara tiba-tiba dari samping mulut
dan tidah mudah dijangkau oleh 7. Flight (Fl) : melarikan diri
penglihatan ikan. Penyerangan pada lawan 8. Tail flagging (TF) : mengibaskan ekor
yang lengah akan lebih efektif dan tidak 9. Circle (Cl) : bergerak memutar arah
menghabiskan tenaga (Chia, 2004). Dan setelah mendekati lawan
berikut adalah beberapa parameter perilaku 10. Explore (Ex) : menjelajah area tanpa
agonistic capung yang diketahui antara arah yang jelas
lain :

3.3.Perkelahian sesungguhnya
a. B vs C
individu latensi Ap Bt Ch Ft St Mc Fi Tf Cl ex
B 5 1 2 2 2 2 - 2 2 - -
C 5 2 - - - 3 - 4 1 3 -
Jumlah rataan 1,5 1 1 1,5 2,5 - 3 1,5 1,5 -

Pada pertarungan pertama yaitu menang dalam pertarungan hal ini


antara ikan cupang B dengan ikan cupang berdasarkan jumlah skor dari macam-
C didapatkan hasil yaitu ikan cupang B macam tipe penyerangan.

b. D vs A
individu latensi Ap Bt Ch Ft St Mc Fi Tf Cl ex
D 5 - 2 6 - 3 - - - - 3
A 5 2 - 1 - 2 - 6 2 - 1
Jumlah rataan 1 1 3,5 - 2,5 - 3 1 - 2

Untuk pertarungan kedua yaitu antara ikan


D dan ikan A yang dimenangkan oleh ikan
D. Ikan D terlihat lebih lincah dan agresif lawannya sering menghindar.
dalam menyerang, menyebabkan ikan
c. A vs C(kalah)
individu latensi Ap Bt Ch Ft St Mc Fi Tf Cl ex
A 5 3 2 5 3 3 - - 2 - 3
C 5 - - - - - - 5 1 3 -
Jumlah rataan 1,5 1 2,5 1,5 1,5 - 2,5 1,5 1,5 1,5

Pertarungan ketiga yaitu pertarungan antara iukan cupang yang kalah yaitu ikan cupang
A dan ikan cupang C yang dimenangkan oleh ikan cupang A
d. B vs D (menang)
individu latensi Ap Bt Ch Ft St Mc Fi Tf Cl ex
B 5 1 2 - - 5 8 - - - -
D 5 1 3 - - 1 8 - - - -
Jumlah rataan 1 2,5 - - 3 8 - - - -
WINNER : yang lebih panjang sekitar 4-5cm. Dan
1 = Individu B tubuh yang lebih panjang sekitar 6-7cm.
2 = individu D Warna ikan hias lebih mencolok dan
3 = individu A lebih menarik dibanding dengan warna
4 = individu C ikan adu.
Selanjutnya pertarungan antar 2. Respon prilaku cupang (Betta
pemenang atau individu dominan antara splendens) terhadap cermin fornt
ikan cupang B dengan D. Pertaarungan ini treath dan side treath.
dimenangkan oleh individu B yang sangat 3. Perilaku agonistik cupang (Betta
agresif yang menyebabkan individu D splendens) dan penentuan hierarki
mengalami kecacatan pada bagian kepala dengan ikan B indvidu dominan dan
sampai terdapat bercak darah. Analisis indivdu C merupakan submissive.
data ini mendapatkan individu dominansi Untuk posisi kemenangan yaitu
ikan cupang B dan submissive pada ikan berturut-turut ikan B,D,A,C ini
C. dominansi suatu individu akan didasarkan pada skor dari tipe-tipe
mempengaruhi pecking order yaitu system menyeranga ikan.
hirarki organisasi social. Semakin individu V. DAFTAR PUSTAKA
dominan semakin di hargai dan mudah Chia, D. (2004). Betta Club Singapore.
melakukan reproduksi, karena biasanya Retrieved Maret 16, 2017, from
betina akan memilih jantan yang lebih http://www.geocities.ws/dcbettabar
dominan. Selain itu, individu dominan racks/
akan mendapatkan sumber daya disekitar Djuanda, T. 2002. Dunia Ikan.
dan teritori yang diperebutkan (Rajecki, Penerbit Armico. Bandung
1988). Dzieweczynski, Teresa.L., Ryan,
IV. KESIMPULAN L.Earley., Tracie, M. Green.,
Kesimpulan dari percobaan ini William. J.Rowland. (2005).
antara lain: Audience Effect is Context
1. Morfologi pada ikan cupang adu Dependent in Siamese Fighting
memiliki tubuh lebih pendek, beersirip Fish (Betta splendens). Journal
pendek, mulut tebal, warna tubuh gelap Behavioural Ecology. 16 (6):1025-
dan gigi runcing sedangkan ikan cupang 1030
hias tubuh lebih panjang, sirip lebar, Ethan, C. A. (2001). Animal Behaviour.
warna tubuh terang, dan mulut tipis. Bystanders to contests between
Pada ikan cupang hias memiliki sirip conspecifics are primed for
increased aggression in male Dewey. (2016). Betta Splendens
fighting fish, 66 (1): 343-347. Siamese Fighting. [Online]
Foberg, A. (2003). The Siamese Fighting http://animaldiversity.org/accounts/
Fish (Betta splendens). Swedish: Betta_splendens/classification
Department of Pathology Faculty (Diakses pada tanggal 16 Maret
of Veterinary Medicine 2017, Pukul 20.00 WIB).
Goldstein, Robert. (2001). Bettas: Rachmawati, F. B. (2016). Journal of
Everything About History, Care, Aquaculture Management and
Nutrition, Handling, and Technology. PENGARUH
Behaviour. USA: Barron’s PEMBERIAN TEPUNG TESTIS
Educational Series. Hal 20 SAPI DENGAN DOSIS YANG
Introduction to Betta splendens. (2009). BERBEDA TERHADAP
Retrieved Maret 16, 2017, from KEBERHASILAN JANTANISASI
http://warnabetta.net/2009/06/intro PADA IKAN CUPANG (Betta
duction-to-betta-splendens.html sp.), 5 (1): 130-136.
Kikkawa, J & M, J. Thorne. (1974). Rajecki, D. (1988). Aggressive Behavior.
The Behaviour of Animals. Formation of leap orders in pairs of
London: John Murray LTD. male domestic chickens. , 14(6):
Lucas, G. A. (2008). A Study of Variation 425-436.
in The Siamese Fighting Fish,
Betta splendens, With Empiris on
Color Mutants and The Problem of
Sex Determination. Michigan :
University of Microfilms
Lynn, S.H., Egar, J. M., Walker, B. G.,
Sperry, T. S., Remenovsky, M.
(2007). Fish on Prozac: A Simple,
Noninvasive Phsiology Labolatory
Investigating The Mechanism of
Aggresive Behaviour in Betta
splendens. Advance in Psyological
Education. Vol 31, pp. 358-363
Myers, P., R, Espinosa., C, S., Parr, T.
Jones., G,S. Hammond., T, A.

Anda mungkin juga menyukai