Anda di halaman 1dari 2

Plasmolisis adalah kondisi dimana suatu sel tumbuhan diletakkan di larutan

garam terkonsentrasi (hipertonik). Akibatnya cairan yang ada di dalam sel


keluar dari sel, sehingga tekanan sel terus berkurang sampai di suatu titik
dimana membran sel terlepas dari dinding sel. Plasmolisis dapat mudah
diamati pada sel bawang merah ataupun daun Rhoe-discolor yang direndam
pada larutan sukrose dengan konsentrasi tertentu. Bagian yang diambil untuk
diamati yakni pada selaput tipis yang biasanya ada diantara umbi bawang
merah, atau pada sel selaput epidermis daun Rhoe-discolor, (Bambang,
2006).
Pergerakkan molekul air melalui membran semipermeable selalu dari larutan
hipotonis menuju larutan hipertonis sehingga perbandingan konsentrasi zat
terlarut kedua zat seimbang (isotonic). Pada saat sel diletakkan dalam air
suling , konsentrasi zat terlarut dalam sel hipertonik karena adanya garam
mineral, asam organik dan berbagai zat lain yang di kandung sel. Dengan
demikian air akan terus mengalir ke dalam sel sehingga konsentrasi larutan di
dalam sel dan di luar sel sama. Namun, membrane sel mempunyai
kemampuan yang terbatas untuk mengembang sehingga sel tersebut tidak
pecah. Pada sel tumbuhan hal ini dapat teratasi karena sel tumbuhan memiliki
dinding sel yang menahan sel mengembang lebih lanjut, (Fiktor Ferdinand,
2007).

Pada saat air di dalam sitoplasma maksimum, sel akan mengurangi


kandungan mineral garam dan zat-zat yang terdapat dalam sitoplasma. Hal ini
membuat konsentrasi dalam zat terlarut diluar sel sama besar dibandingkan
konsentrasi air di dalam sel. Pada sel Rhoeo discolor yang di tetesi air suling
sel menjadi membengkak karena air masuk melalui osmosis. Akan tetapi,
dindingnya yang lentur akan mengembang hanya sampai pada ukuran
tertentu sebelum dinding ini mengerahkan tekanan balik pada sel yang
melawan penyerapan air lebih lanjut. hal ini di sebabkan sel berada pada
kondisi paling sehat dalam lingkungan hipotonik dimana kecenderungan untuk
menyerap air secara terus-menerus akan diimbangi oleh dinding lentur yang
mendorong sel, (Jane B. Reech, 2003).

Sel yang telah mengalami plasmolisis dapat kembali ke keadaan semula.


Proses pengembalian dari kondisi terplasmolisis ke kondisi semula ini dikenal
dengan istilah deplasmolisis. Prinsip kerja dari deplasmolisis ini hampir sama
dengan plasmolisis. Tapi, konsentrasi larutan medium dibuat lebih hipotonis,
sehingga yang terjadi adalah cairan yang memenuhi ruang antara dinding sel
dengan membran sel bergerak ke luar, sedangkan air yang berada di luar
bergerak masuk kedalam dan dapat menembus membran sel karena
membran sel mengizinkan molekul-molekul air untuk masuk ke dalam.
Masuknya molekul-molekul air tersebut mengakibatkan ruang sitoplasma terisi
kembali dengan cairan sehingga membran sel kembali terdesak ke arah luar
sebagai akibat timbulnya tekanan turgor akibat gaya kohesi dan adhesi air
yang masuk. Akhir dari peristiwa ini adalah sel kembali ke keadaan semula,
(Elsa, 2009).
Osmosis adalah gerakan suatu materi, misalnya air melintasi suatu selaput
atau membran. Air selalu bergerak melewati membran ke arah sisi yang
mangandung jumlah materi terlarut paling banyak dan kadar air paling sedikit.
Osmosis adalah difusi melalui membran semipermeabel. Masuknya larutan ke
dalam sel-sel endodermis merupakan contoh proses osmosis. Dalam tubuh
organisme multiseluler, air bergera dari satu sel ke sel lainnya dengan leluasa.
Selain air, molekul-molekul yang berukuran kecil seperti O2 dan CO2 juga
mudah melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut akan berdifusi dari
daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses Osmosis
akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi membrane tersebut telah
mencapai keseimbangan. Osmosis juga dapat terjadi dari sitoplasma ke
organel-organel bermembran. Osmosis dapat dicegah dengan menggunakan
tekanan. Oleh karena itu, ahli fisiologi tanaman lebih suka menggunakan
istilah potensial osmotik yakni tekanan yang diperlukan untuk mencegah
osmosis. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada atau tidaknya plasmolisis menjadi
indikator dari ada atau tidaknya osmosis yang terjadi, (Ernawati, 2006).

DAFTAR PUSTAKA
Bambang, 2006, Biologi, Erlangga : Jakarta
Elsa, 2009, Anatomi Tumbuhan, Esis : Jakarta
Ernawati, 2006, BIOLOGI, Widya Utama : Jakarta
Fiktor Ferdinand P, 2007, Praktis Belajar Biologi, Visindo Media Persada :
Jakarta
Jane B. Reech, 2003, Campblle Edisi Kelima, Jakarta : Erlangga

Anda mungkin juga menyukai