PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di zona khatulistiwa
(tropik) dan terkenal mempunyai kekayaan alam dengan beranekaragam jenis
tumbuhan, tetapi potensi ini belum seluruhnya dimanfaatkan sebagai bahan
industri khususnya tumbuhan berkasiat obat. Penggunaan tumbuhan sebagai
obat tradisional umumnya hanya didasarkan atas pengalaman atau warisan
tanpa mengetahui kandungan kimianya secara detail. Tumbuhan tersebut jika
ditelaah lebih lanjut mempunyai kandungan kimia aktif biologis, dengan
kekayaan tersebut pemerintah dan aparatur negara mengusahakan adanya
jurusan yang mampu memanfaatkan kekayaan tersebut. Salah satu jurusan
yang memanfaatkan kekayaan tersebut adalah jurusan Farmasi.
Farmasi adalah salah satu bidang profesi kesehatan yang merupakan
kombinasi dari ilmu kesehatan dan kimia, yang mempunyai tanggung jawab
memastikan efektifitas dan keamanan penggunaan obat. Di jurusan Farmasi
terdapat mata kuliah yang mampu mempelajari hal tesebut yaitu mata kuliah
Botani
Botani merupakan ilmu yang mempelajari tentang bahan alam khususnya
tumbuhan, hewan dan mineral yang berkhasiat sebagai obat. Agar suatu
tumbuhan dapat terus dilihat keberadaannya, maka tumbuhan menjadi
alternatif cara untuk melindungi keberadan tumbuhan. Maka dari itu kita
harus mempeljari struktur tumbuhan diantaranya Epidermis dan
modifikasinya.
Botani adalah ilmu yang mempelajari tentang tumbuhan, terkait dengan
klasifikasi (taksonomi), struktur (anatomi dan morfologi), dan fungsi
(fisiologi).Untuk lebih spesifikasinya maka ilmu botani ini disalurkan
memalui suatu percobaan tentang Plasmolisis(Randy wayne, 2009).
Plasmolisis adalah kondisi dimana suatu sel tumbuhan diletakkan dalam
larutan yang terkonsentrasi (hipertonik) akibat cairan yang ada didalam sel
keluar sel sehingga tekanan sel terus berkembang sampai disuatu titik dimana
membrane terlepas dari dinding sel (Salisburry and Rois, 1992)
Peristiwa plasmolisis ini terjadi jika sel dimasukkan kedalam
larutan yang hipertonis terhadap plasma sel, menyebabkan air merembes ke
luar dinding sel. Hal ini terjadi karena deficit tekanan difusi di dalam
suatu sel lebih rendah dari deficit tekanan difusi yang ada di sekitar sel,
sehingga air akan meninggalkan sel sampai deficit tekanan difusi di dalam dan
deficit tekanan difusi di luar sel sama besar.
(Dwijoseputro,1963)
Plasmolisis hanya terjadi pada kondisi ekstrim dan jarang terjadi di alam.
Biasanya terjadi secara sengaja di laboratorium dengan meletakkan sel pada
larutan bersalinitas tinggi atau larutan gula untuk menyebabkan eksosmosis,
seringkali menggunakan tanaman Elodea atau sel epidermal bawang yang
memiliki pigmen warna sehingga proses dapat diamati dengan jelas. (Buana,
dkk. 2011)
Pada praktikum kali ini kita akan mempelajari tentang plasmolisis,
sehingga nanti kita dapat mengetahui beberapa peristiwa plasmolisis dan zat
zat yang dapat menyebabkan hipertonik dan isotonis.
Regnum : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Ordo : Commelinales
Famili : Commelinaceae
Genus : Rhoeo
Gambar 2.3.1 Daun Jadam
Spesies : Rhoeo discolor (Rhoe discolor)
b. Nama Lain
Bangka Bankaan (Fhiliphina), Sosongkokan (Indonesia), Oyster Plant
(Inggris), Adam en eva (Belanda). (Dalimartha, 2001)
c. Morfologi
Merupakan herba yang kuat dan berbatang tegak dengan tinggi dapat
mencapai 40-60 cm dan tidak bercabang. Batangnya Kasar, pendek, arah
tumbuh tegak lurus (erectus), warna coklat, Sifat batang basah (herbaceus),
berdasarkan panjang umurnya merupakan tumbuhan muda (annuus),
bentuk batang bulat (teres). sifat permukaan batang memperlihatkan bekas-
bekas daun.Merupakan daun tunggal, bangun daun seperti pedang
(ensiformis). ujung daun runcing (acutus), pangkal daun rata (truncatus)
memeluk batang, tepi daun rata (integer), panjang daun 25-30 cm, lebar 3-6
cm, daging daun tipis lunak (herbaceous). Permukaan daun licin suram
(laevis opacus), tulang daun sejajar (rectivernis).Permukaan atas daun
hijau, permukaan bawah daun merah kecoklatan. Bunganya Majemuk,
bentuk mangkok, tumbuh di ketiak daun, terbungkus kelopak seperti
kerang, benang sari silindris, bunga banyak, warna putih, kepaia putik
kuning, mahkota bentuk segitiga, tiga lembar, putih. Akarnya serabut,
kecoklatan. Tanaman ini mempunyai kuncup bunga sebagai bakal bunga
yang tumbuh di daerah ketiak daun.(Dalimartha,2001)
d. Kandungan Kimia
Daun dan batang mengandung kalsium oksalat dan lemak.Disamping
itu, daunnya mengandung asam format, tannin, dan saponin, sedang batang
mengandung amygdalin.Bunga mengandung saponin dan tannin.
(Dalimartha, 2001)
e. Khasiat dan Kegunaan
Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah bunga dan
daunnya. Pemakaian segar atau yang telah dikeringkan. Bunga dan daun
digunakan untuk pengobatan bronchitis akut dan kronis, batuk rejam,
influenza, panas dalam, perdarahan, seperti mimisan, tuberculosis kelenjar
limfe (scrufuluderma), dan disentri basiler.(Dalimartha,2001)
2.4 Uraian Bahan
2.4.1 Alkohol (Dirjen POM, 1979)
Nama Resmi : AETHANOLUM
Nama Lain : Etanol, Alkohol
Rumus Molekul : C2H6O
Rumus Struktur :
PEMBAHASAN
1.1. Hasil
Hasil pengamatan perendaman Rhoeo discolor
Gambar Hasil Pengamatan
No. Literatur
Sebelum Direndam Sesudah Direndam
Alkohol 70%
1.
(Askariyyun, 2012)
NaCL
2.
(Askariyyun, 2012)
Aquadest
3.
(Askariyyun, 2012)
KOH
4.
(Askariyyun, 2012)
1.2. Pembahasan
Telah kita ketahui bahwa plasmolisis adalah suatu proses lepasnya
protoplasma dari dinding sel yang diakibatkan keluarnya sebagian air dari
vakuola (Salisbury dan Ross, 1992). Untuk melihat peristiwa plasmolisis
dengan jelas maka dalam praktikum ini menggunakan tanaman yang cairan
selnya mengandung zat warna, tanaman yang digunakan yaitu Rhoe discolor
(Adam Hawa)
Pada percobaan yang dilakukan pertama-tama adalah menyiapkan 4
buah pot salap yang berisi larutan diantaranya Alkohol 70%, NaCL,
Aquadest dan KOH dan menyiapkan 4 sayatan daun bagian bawah dari Rhoe
discolor yang nantinya akan dimasukan kedalam masing-masing larutan
tersebut.
Percobaan pertama perendaman Rhoe discolor pada larutan Alkohol
70% langkah pertama yang dilakukan yaitu mengambil sayatan Rhoe
discolor yang telah disayat tipis lalu diletakkan di atas objek glass dan
ditetesi air. Menurut Rukmana (1997) bahwa tanaman yang akan
diamati pada mikroskop, sampel haruslah diiris tipis agar di dapat sel yang
sesungguhnya, dan tujuan ditetesi air untuk menjaga lingkungan sel agar
tetap segar. Percobaan ini dilihat pada perbesaran mikroskop 10x. Setelah
terlihat cukup representatif sayatan tersebut dimasukkan ke dalam pot salap
yang berisi Alkohol 70% menggunakan pinset dan dibiarkan selama 30
menit. Setelah 30 menit sampel diletakkan kembali pada objek glass dan
dilihat pada mikroskop dengan perbesaran 10x. Setelah diamati terjadi
perubahan warna pada sampel yang sebelum direndam dan sesudah
direndam, setelah direndam terlihat jelas perubahan yang terjadi dimana
sampel kehilangan seluruh warna dan tersisa sedikit air. Menurut Dartius
(1991) sitoplasma akan mempunyai konsentrasi air yang sedikit sehingga sel
tidak berfungsi lagi. Dari peristiwa di atas dapat disimpulkan Alkohol
merupakan larutan dengan konsentrasi yang tinggi.
Percobaan kedua perendaman dilakukan pada larutan NaCl dimana
langkah pertama yang dilakukan yaitu mengambil sayatan Rhoe discolor
yang telah disayat tipis lalu diletakkan di atas objek glass dan ditetesi air.
Menurut Rukmana (1997) bahwa tanaman yang akan diamati pada
mikroskop, sampel haruslah diiris tipis agar didapat sel yang sesungguhnya,
dan tujuan ditetesi air untuk menjaga lingkungan sel agar tetap segar.
Percobaan ini dilihat pada perbesaran mikroskop 10x. Setelah terlihat cukup
representatif sayatan tersebut dimasukkan ke dalam pot salap yang berisi
NaCl menggunakan pinset dan dibiarkan selama 30 menit. Setelah 30 menit
sampel diletakkan kembali pada objek glass dan dilihat pada mikroskop
dengan perbesaran 10x. Setelah diamati terjadi perubahan warna pada
sampel yang sebelum direndam dan sesudah direndam, setelah direndam
terlihat jelas perubahan yang terjadi dimana sampel hampir kehilangan
seluruh warnanya, warna yang terlihat hanyalah bercak-bercak ungu dan
tersisa sedikit air. Menurut Dartius (1991) sitoplasma akan mempunyai
konsentrasi air yang sedikit sehingga sel tidak berfungsi lagi. Dari perubahan
di atas dapat disimpulkan NaCl merupakan larutan dengan konsentrasi agak
tinggi.
Percobaan ketiga perendaman Rhoe discolor pada Aquadest dimana
langkah pertama yang dilakukan yaitu mengambil sayatan Rhoe discolor
yang telah disayat tipis lalu diletakkan di atas objek glass dan ditetesi air.
Menurut Rukmana (1997) bahwa tanaman yang akan diamati pada
mikroskop, sampel haruslah diiris tipis agar didapat sel yang sesungguhnya,
dan tujuan ditetesi air untuk menjaga lingkungan sel agar tetap segar.
Percobaan ini dilihat pada perbesaran mikroskop10x. Setelah terlihat cukup
representatif sayatan tersebut dimasukkan ke dalam pot salap yang berisi
Aquadest dan dibiarkan selama 30 menit. Setelah 30 menit sampel
diletakkan kembali pada objek glass dan dilihat pada mikroskop dengan
perbesaran 10x. Setelah diamati terjadi perubahan warna pada sampel yang
sebelum direndam dan sesudah direndam, setelah direndam terlihat
perubahan yang terjadi dimana sampel hanya kehilangan sedikit warna.Dari
perubahan di atas dapat disimpulkan KOH merupakan larutan dengan
konsentrasi yang agak tinggi.
Percobaan terakhir perendaman pada larutan KOH langkah pertama
yang dilakukan yaitu mengambil sayatan Rhoe discolor yang telah disayat
tipis lalu diletakkan di atas objek glass dan ditetesi air. Menurut Rukmana
(1997) bahwa tanaman yang akan diamati pada mikroskop, sampel haruslah
diiris tipis agar didapat sel yang sesungguhnya, dan tujuan ditetesi air untuk
menjaga lingkungan sel agar tetap segar. Percobaan ini dilihat pada
perbesaran mikroskop 10x. Setelah terlihat cukup representatif sayatan
tersebut dimasukkan ke dalam pot salap yang berisi KOH menggunakan
pinset dan dibiarkan selama 30 menit. Setelah 30 menit sampel diletakkan
kembali pada objek glass dan dilihat pada mikroskop dengan perbesaran
10x. Setelah diamati terjadi perubahan warna pada sampel yang sebelum
direndam dan sesudah direndam, setelah direndam perubahan yang terjadi
sama seperti perubahan warna pada percobaan pertama yang menggunakan
Alkohol 70% dimana sampel kehilangan seluruh warna dan tersisa sedikit
air. Menurut Dartius (1991) sitoplasma akan mempunyai konsentrasi air
yang sedikit sehingga sel tidak berfungsi lagi.Dari perubahan di atas dapat
disimpulkan KOH merupakan larutan dengan konsentrasi yang tinggi.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Plasmolisis adalah kondisi dimana suatu sel tumbuhan diletakkan dalam
larutan yang terkonsentrasi (hipertonik) akibat cairan yang ada didalam sel
keluar sel sehingga tekanan sel terus berkembang sampai disuatu titik
dimana membrane terlepas dari dinding.
2. Larutan hipertonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut
lebih tinggi (tekanan osmotik yang lebih tinggi) dari pada yang lain
sehingga air bergerak ke luar sel. Larutan hipotonik adalah suatu larutan
dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan osmotik lebih rendah)
dari pada yang lain sehingga air bergerak ke dalam sel. Larutan isotonik
adalah suatu larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama
(tekanan osmotik yang sama) seperti larutan yang lain, sehingga tidak ada
pergerakan air.
3. Zat yang dapat memyebabkan terjadinya peristiwa hipertonik adalah zat
konzentrasi terlarut rendah sedangkan zat yang menyebabkan terjadinya
peristiwa isotonis adalah zat yang konsetrasi yang sama
5.2 Saran
5.2.1 Jurusan
Dapat memberikan dukungan bagi seluruh praktikan dalam hal tempat
agar praktikan dapat menjalankan praktikum dengan lebih maksimal, yaitu
dengan menambah fasilitas laboratorium agar praktikum dapat berjalan lebih
maksimal.
5.2.2 Asisten
Diharapkan agar kerjasama antara asisten dengan praktikan lebih
ditingkatkan dengan banyak member wawasan tentang determinasi, asisten
dan praktikan diharapkan tidak ada missed communication selama proses
praktikum agar hubungan antara asisten dengan praktikan tetap terjaga baik,
hubungan asisten dengan praktikan diharapkan selalu terjaga
keharmonisannya agar dapat tercipta suasana kerjasama yang baik.
5.2.3 Praktikan
Untuk praktikan diharapkan lebih banyak menguasai materi mengenai
sel tumbuhan ini dan diharpakan dapat tepat waktu dalam proses pelaksanaan
praktikum. Praktikan diharapkan akan mendapatkan hasil yang maksimal.
5.2.4 Laboratorium
Untuk lebih memfasilitasi alat yang akan digunakan untuk praktikum
agar para praktikan tidak mengalami kendala dalam melakukan praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Sutrian, Yayan Drs. 2004. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan Tentang Sel dan
Jaringan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Penyusun. 2018. Modul Praktikum Botani Dan Morfologi Taksonomi Dan Anatomi
Tumbuhan. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo
Widowati, S.2003. Prospek Tepung Sukun Untuk Berbagai Produk Makanan Olahan
Dalam Upaya Menunjang Divertifikasi Pangan. Bogor : Institut Pertanian
Bogor
Puti, Hika Citra.2009. Pengaruh Peningkatan Konsentrasi Ekstrak Etanol 96% Biji
Alpukat Terhadap Formulasi Sabun Padat Transparan. Skripsi.Jakarta :
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Zuhrotun, A.2007. Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Biji Alpukat Bentuk Bulat.
Bandung : Universitas Padjajaran
DIAGRAM ALIR
Perendaman bunga jadam (Rhoeo Discolor)
jadam
(Rhoe discolor)
HASIL
SKEMA KERJA
Alcohol
Digunakan untuk
sterilisasi pada
preparat